Disusun Oleh :
Syarif Hidayatulloh
10.0018
PELABUHANRATU
2021
ASBABUN NUZUL QS.ALI IMRAN (103, 104, 110,112) DAN AL-ALAQ AYAT 1-5
Diriwayatkan oleh Ibu Ishaq dan Abusy Syaikh, yang bersumber dari Zaid bin Aslam
bahwa seorang Yahudi yang bernama Syas bin Qais lewat di hadapan kaum Aus dan
Khajraj yang sedang bercakap-cakap dengan riang gembira. Ia merasa benci dengan
keintiman mereka, padahal asalnya bermusuhan. Ia menyuruh seorang anak mudah anak
buahnya untuk ikut serta bercakap-cakap dengan mereka. Mulailah kaum Aus dan
Khajraj berselisih dan menyombongkan kegagahan masing-masing, sehingga tampillah
Aus bin Qaizhi dari golongan Aus dan Jabbar bin Shakhr dari golongan Khajraj saling
mencaci sehingga menimbulkan amarah kedua belah pihak. Berloncatanlah kedua
kelompok itu untuk berperang. Hal inni sampai kepada Rasulullah saw. sehingga beliau
segera datang dan memberi nasehat serta mendamaikan mereka. Mereka pun tunduk dan
taat.
Asbabun Nuzul:
Pada ayat 104 ini, Allah memerintahkan untuk menempuh jalan yang berbeda, yaitu
menempuh jalan yang luas dan lurus serta mengajak orang lain menempuh jalan
kebajikan dan makruf, dan mencegah mereka dari yang munkar yaitu dari yang nilai
buruk lagi di ingkari oleh akal sehat masyarakat.
Asbabun Nuzul:
Ayat 110 ini mengemukakan bahwa kewajiban berdakwah pada hakikatnya lahir dari
kedudukan umat ini sebagai sebaik-baik umat, umat terbaik itu adalah umat Muhammad
saw.
Asbabun Nuzul :
Tidak saja menderita kekalahan, mereka selalu diliputi kehinaan dan tidak ada lagi
kebanggaan akibat kekalahan itu di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka
berpegang pada dua hal, yaitu tali ajaran agama Allah dan tali perjanjian dengan manusia
di mana mereka akan aman selama perjanjian itu berlaku. Tetapi mereka melanggar,
sehingga mendapat murka dari Allah dan selalu diliputi kesengsaraan. Murka Allah
kepada mereka yang demikian itu, karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan
membunuh para nabi tanpa hak, padahal tidak ada alasan yang menyebabkan nabi pantas
dibunuh. Yang demikian itu, yaitu kekufuran dan pembunuhan yang terjadi, karena
mereka terus-menerus durhaka dan melampaui batas, banyak berbuat maksiat, memuja
dunia, serta mengubah isi kitab suci mereka.
Pada suatu ketika, datanglah malaikat jibril kepada beliau, malaikat itu berkata, “Iqra’
(bacalah)!” Beliau menjawab “Aku tidak pandai membaca.” Malaikat itu mendekap
beliau sehingga beliau merasa kepayahan. Kemudian malaikat itu kembali berkata,
“Bacalah!” Beliau menjawab lagi “Aku tidak bisa Membaca.” Setelah tiga kali Beliau
menjawab seperti itu, malaikat membacakan surah Al-Alaq 1-5.
Setelah selesai membacakan kelima ayat tersebut, malaikat jibril pun menghilang.
Tinggal lah beliau seorang diri dengan perasaan takut. Beliau langsung segera pulang
menemui istrinya, yakni Khadijah.
Beliau terlihat gugup sambil berkata, “Zammiluni, zammiluni (selimuti aku, selimuti
aku).” Setelah hilang rasa takut dan dinginnya, Khadijah meminta beliau untuk
menjelaskan kejadian yang Rasulullah saw alami. Setelah mendengar kisah yang dialami
beliau, Khadijah berkata kepada Rasululluah saw, ” Demi Allah, Allah tidak akan
mengecewakanmu selama-lamanya. Engkau adalah orang yang suka menghubungkan
kasih sayang dan memikul yang berat.
Khadijah segera mengajak Rasulullah untuk menemui Waraqah bin Naufal, paman
Khadijah. Dia adalah salah satu seorang pendeta nasrani yang sangat paham dengan kitab
injil. Setelah bertemu dengannya, Khadijah meminta Rasulullah saw untuk menjelaskan
kejadian yang sudah dialaminya tadi malam.
Setelah Rasulullah saw, selesai menjelaskan pengalamannya tadi malam, Waraqah
berkata, “inilah sebuah utusan, sebagaimana Allah swt pernah mengutus Nabi Musa a.s.
Semoga aku masih dikarunia hidup sampai saatnya engkau di usir dari kaum mu.”
Rasulullah saw pun bertanya, “Apakah mereka akan mengusir aku ?” Waraqah
menjawab, “Benar! belum pernah ada seorang nabi yang diberikan sebuah wahyu seperti
engkau, yang tidak di musuhi orang. Apabila aku masih mendapati engkau, pasti aku
akan menolong engkau sekuat-kuatnya.” (HR. Al-Bukhari, Bada’ ul Wahyi No.3)