Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PERBEDAAN ASURANSI KONVENSIONAL DAN ASURANSI SYARIAH

Melza Hepyliana
Program Studi Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Lampung
melzahepy@gmail.com

Abstract
Asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan non bank yang melayani
dan menghimpun dana masyarakat dalam rangka memberikan risiko perlindungan
akibat bencana, kecelakaan, atau kerugian lainnya. Perusahaan asuransi
memanfaatkan peluang kebutuhan pengendalian risiko. Saat ini bisnis keuangan di
dominasi oleh bisnis yang berbasis sistem bunga. Seiring perkembangan zaman,
penerapan sistem konvensional menjadi sangat memberatkan dan mahal hingga
akhirnya muncul alternatif sistem keuangan yang berbasis syariah untuk dapat
mengatasi masalah dalam bisnis keuangan. Studi ini bertujuan untuk
mendeskripsikan perbedaan asuransi syariah dan asuransi konvensional yang mana
kedua jenis asuransi tersebut berbeda dan menggunakan standar akuntansi yang
juga berbeda. Studi ini merupakan kajian literatur yang bersumber dari artikel,
jurnal, buku, dan informasi di internet terkait dengan tema studi.
Kata kunci: Asuransi Konvensional, Asuransi Syariah

1. LATAR BELAKANG
Globalisasi membawa Hampir semua hukum keperdataan
kemajuan pasar yang lebih modern memakai sistem ini dalam kegiatan
yang disebabkan oleh kemajuan asuransi, dan banyak menciptakan
ekonomi serta kemajuan ilmu masalah berupa keresahan dan
pengetahuan dan teknologi. Jika kita ketidakadilan pada nasabahnya.
melihat secara nyata akan terlihat
bahwa kemajuan yang kita rasakan Dalam menjalankan
justru masih mengalami kemunduran. kehidupan, manusia selalu
Dapat kita lihat pada pertumbuhan dihadapkan oleh berbagai macam
ekonomi yang tidak merata yang risiko. Asuransi adalah salah satu
hanya dinikmati oleh segelintir bentuk pengendalian risiko yang
masyarakat di dunia yang di dominasi dialihkan dari tertanggung ke pihak
oleh Negara Eropa dan Amerika penanggung. Risiko dalam asuransi
dengan sistem konvensionalnya dan adalah ketidakpastian akan terjadinya
terkadang memaksa negara-negara suatu peristiwa yang dapat
lain untuk ikut menerapkan sistem menimbulkan kerugian secara
ekonomi yang berbasis bunga. ekonomis. Dalam perkembangannya,
terdapat dua jenis asuransi yaitu

1
asuransi konvensional dan asuransi pertama di dunia yang disebut sebagai
syariah. Kedua jenis asuransi diatas Konstitusi Madinah (Amrin, 2006).
tidak terlalu berbeda jauh, hanya ada Asuransi syariah di Indonesia sendiri
beberapa hal yang bertolak belakang diawali pada tahun 1994 dan pada
dan perlu diadakan penyesuaian. saat itu PT Syarikat Takaful Indonesia
berdiri pada 24 Februari 1994 yang
Saat ini, asuransi dianggap dimotori oleh Ikatan Cendikiawan
sebagai kebutuhan hidup untuk Muslim Indonesia.
memberikan jaminan perlindungan
diri dari bencana atau kerugian yang Indonesia merupakan negara
akan menimpa. Beberapa orang dengan mayoritas penduduk
terlibat dalam praktik asuransi dengan beragama Islam, kegiatan asuransi
motif untuk mengalihkan beban syariah sudah dijalankan oleh
potensi kerugian kepada pihak yang beberapa perusahaan dengan
bersedia mengambil alih risiko. pendirian divisi syariah yang
Berbagai macam kajian telah menghasilkan produk-produk Syariah
dilakukan untuk mencari solusi, salah terus berkembang. Perkembangan ini
satunya dengan memakai prinsip- yang muncul di tengah kemarakan
prinsip syariah sesuai syariat Islam. produk konvensional yang
Kini, konsep syariah mulai banyak mengklaim menawarkan banyak
digunakan di berbagai kegiatan keuntungan namun malah banyak
ekonomi seperti perbankan, menyulitkan para nasabah titik hal ini
pembiayaan dan asuransi (Syafii, menjadikan alternatif bagi
2007). masyarakat pemeluk agama Islam
beralih menggunakan asuransi
Asuransi konvensional syariah yang sesuai dengan hukum
dimulai dari masyarakat Babilonia Islam. Asuransi syariah juga bisa
4.000-3.000 SM yang dikenal dengan digunakan oleh pemeluk agama lain
perjanjian Hammurabi, kemudian yang menganggap bahwa asuransi
pada tahun 1668 M di Coffe House syariah adil bagi mereka. Syariah
London berdirilah Lloyd of London adalah sebuah prinsip atau sistem
yang merupakan cikal bakal asuransi yang bersifat universal di mana dapat
konvensional (Amrin, 2006). dimanfaatkan oleh siapapun yang
Keberadaan asuransi di Indonesia berminat (Zainuddin, 2008).
adalah akibat dari berhasilnya bangsa
Belanda dalam masa penjajahan. Berdasarkan hal tersebut
Sejak zaman nabi asuransi syariah maka diperlukan kajian terkait
dikenal dengan sistem Al-aqilah, asuransi konvensional dan asuransi
yang merupakan suatu sistem syariah untuk mengetahui perbedaan
kebiasaan suku Arab sebelum antara keduanya yang selama ini
kedatangan islam yang kemudian menjadi acuan hidup dalam hukum
disahkan oleh Rasulullah sebagai perasuransian di Indonesia.
hukum islam dalam bentuk konstitusi

2
II. PERMASALAHAN dikumpulkan mencakup informasi
tentang prinsip-prinsip asuransi
Dalam studi ini, penulis konvensional dan syariah, perbedaan
menganalisis tentang perbedaan dalam pengelolaan risiko, dan aspek
konsep asuransi konvensional dan lain yang relevan.
asuransi syariah, perbedaan sumber
hukum asuransi konvensional dan 4. Analisis Komparatif: Data yang telah
asuransi syariah, perbedaan DPS, dikumpulkan kemudian dianalisis
perbedaan pengelolaan risiko dan secara komparatif untuk
perbedaan prinsip antara asuransi mengidentifikasi perbedaan antara
konvensional dan asuransi syariah. asuransi konvensional dan asuransi
syariah.
5. Penyusunan Jurnal: Hasil analisis
III. METODE PENELITIAN kemudian disusun dalam bentuk
Metode penelitian yang jurnal ilmiah yang sesuai dengan
digunakan dalam penyusunan jurnal struktur penulisan ilmiah yang
ini mengacu pada pendekatan studi berlaku. Jurnal ini mencakup latar
literatur dan analisis komparatif. belakang, permasalahan, metode
Penelitian ini didasarkan pada penelitian, hasil dan pembahasan,
analisis terhadap berbagai artikel, serta kesimpulan dan daftar pustaka.
buku, dan jurnal yang relevan Melalui pendekatan studi
dengan toik perbandingan asuransi literatur dan analisis komparatif yang
konvensional dan asuransi syariah. cermat, diharapkan jurnal ini dapat
Berikut adalah langkah-langkah yang memberikan pemahaman yang lebih
diambil dalam proses penelitian: baik mengenai perbedaan antara
1. Identifikasi Sumber Literatur: Tahap asuransi konvensional dan asuransi
awal penelitian melibatkan syariah serta implikasinya dalam
identifikasi sumber literatur yang konteks industri asuransi global.
relevan dengan topik perbandingan
asuransi konvensional dan asuransi
syariah. Sumber literatur tersebut IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
mencakup jurnal ilmiah, buku teks,
laporan riset, dan publikasi terkait Perbedaan antara asuransi
lainnya. konvensional dan asuransi syariah
dalam hal ini di kaji dalam tiga
2. Seleksi Literatur: Setelah bagian yakni perbedaan konsep,
mengidentifikasi sumber-sumber perbedaan sumber hukum, perbedaan
literatur yang potensial, dilakukan mengenai DPS, perbedaan
seleksi berdasarkan kriteria inklusi pengelolaan risiko, dan perbedaan
yang telah ditetapkan. Kriteria prinsip-prinsip.
inklusi meliputi relevansi topik,
kredibilitas sumber, dan tahun 4.1 Perbedaan Konsep
publikasi. Kata asuransi sendiri berasal
3. Pengumpulan Data: Data yang dari bahasa Belanda yaitu assurantie,
relevan dan penting dari literatur yang dalam hukum Belanda disebut
yang dipilih dikumpulkan untuk verzekering atau pertanggungan. Dari
dianalisis lebih lanjut. Data yang istilah itu muncul kemudian istilah
assuradeur atau penanggung,

3
greassureerde atau tertanggung. peserta asuransi syariah dan tidak
Dalam bahasa Inggris asuransi bertujuan komersiil.
diistilahkan incurance, penanggung
diistilahkan insurer dan tertanggung 4.2 Perbedaan Sumber Hukum
diistilahkan insured. Konsep dasar Asuransi konvensional
asuransi konvensional adalah jual beli didasari oleh pikiran manusia,
antara peserta dan perusahaan. falsafah, dan kebudayaan serta modus
Dalam KBBI kata “asuransi” operandinya berdasarkan hukum
adalah pertanggungan. Dalam UUU positif. Asuransi konvensional tidak
No. 2 Tahun 1992, asuransi adalah memiliki sumber hukum yang jelas
perjanjian antara dua pihak atau lebih bahkan cendurung tidak memiliki
dengan pihak penanggung kepastian dan kejelasan. Sedangkan
mengikatkan diri kepada tertanggung, sumber hukum asuransi syariah
dengan menerima premi asuransi, adalah Al-Quran, sunnah, ijma, qiyas,
untuk menerima penggantian kepada dan fatwa DSN MUI yang
tertanggung karena kerugian, menjadikan modus operandinyaselalu
kerusakan atau kehilangan sejalan dengan prinsip-prinsip
keuntungan yang di harapkan, atau syariah. Dalam segala penetapan
tanggung jawab hukum kepada pihak prinsip, praktik dan operasionalnya,
ketiga yang mungkin akan diderita asuransi syariah selalu menjadikan
tertanggung, yang timbul dari suatu Al-Quran, hadist, dan fiqih islam
peristiwa yang tidak pasti, atau untuk sebagai rujukan. Ini yang menjadikan
pembayaran yang didasarkan atas asuransi syariah memiliki kejelasan
meninggal atau hidupnya seseorang dan kepastian.
yang dipertanggungkan. Dengan 4.3 Perbedaan Mengenai DPS
demikian dapat diartikan bahwa (Dewan Pengawas Syariah)
konsep asuransi konvensional adalah
jual beli antara peserta dengan Asuransi konvensional tidak
perusahaan asuransi. memiliki dewan pengawas dalam
melaksanakan perencanaan, proses
Sementara itu, Dewan Syariah dan praktiknya. Asuransi
Nasional MUI menetapkan konvensional tidak memiliki wadah
pengertian asuransi syariah (ta’min, control independent yang bertugas
takaful, atau tadhamum) sebagai mengawasi kerberjalanan asuransi
usaha saling melindungi dan tolong hingga mudah terjadi perbuatan
menolong diantara sejumlah menyimpang baik secara dministrasi
orang/pihak melalui dana investasi maupun syariah. Sementara itu
dalam bentuk aset atau tabarru’ yang asuransi syariah memiliki DPS yang
memberikan pola pengembalian mengawasi kegiatan operasionalnya
untuk menghadapi risiko tertentu sehari hari agar selalu berjalan
melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan prinsip syariah.
dengan syariah (fatwa DSN MUI No.
21/DSN-MUI/X/2001 tentang 4.4 Perbedaan Pengelolaan Risiko
Pedoman Umum Asuransi Syariah). Pengelolaan risiko asuransi
Berdasarkan fatwa DSN MUI konvensional adalah transfer risiko
tersebut dapat diartikan bahwa (risk transfer) yaitu mentransfer atau
konsep asuransi syariah adlah memindahkan risiko peserta asuransi
kegiatan tolong menolong diantara ke perusahaan asuransi. Sedangkan

4
pengelolaan risiko asuransi syariah polis, maka penanggung
adalah berbagi risiko (risk sharing), berkewajiban mengembalikan posisi
yaitu risiko ditanggung bersama keuangan tertanggung seperti sesaat
sesama peserta asuransi. sebelum terjadi kerugian.
4.5 Perbedaan Prinsip-Prinsip d. Subrogation
Dalam pengelolaan asuransi Prinsip ini diatur dalam pasal 284
konvensional menggunakan beberapa KUHD yang berbunyi “apabila
prinsip yaitu: seseorang penanggung telah
membayar ganti rugi sepenuhnya
a. Insurable Interest kepada tertanggung, maka
yaitu prinsip yang menyatakan bahwa penanggung akan menggantikan
pihak-pihak yang ingin kedudukan tertanggung dalam segala
mengasuransikan harus mempunyai hal untuk menuntut pihak ketiga yang
hubungan keuangan dengan obyek telah menimbulkan kerugian terhadap
yang dipertanggungkan, sehingga tertanggung”.
menjadi sah menurut hukum yang e. Contribution (Kontribusi)
berlaku.
Prinsip ini berarti tertanggung
b. Utmost Good Faith (Kejujuran memiliki lebih dari satu polis atau
Sempurna) obyek pertanggungan yang sama,
Prinsip ini menyatakan bahwa maka dalam hal terjadi kerugian,
tertanggung yang ingin tertanggung tidak boleh menerima
mengasuransikan obyek ganti rugi melebihi jumlah kerugian.
pertanggungan harus mempunya f. Proximate Cause (Kausa Proksimal)
itikad yang sangat baik dalam
berasuransi. Prinsip ini menekankan bahwa harus
ada penyebab efektik dalam suatu
c. Indemnity kerugian.
Prinsip ini menyatakan bahwa dalam
hal terjadi kerugian yang dijamin

5
III. KESIMPULAN

Studi ini bertujuan untuk mengkaji yang memiliki banyak sekali


tentang perbedaan asuransi perbedaan mulai dari perbedaan
konvensional dan asuransi syariah. konsep, perbedaan sumber hukum,
Hasil kajian studi memberikan pengelolaan risiko, perbedaan dps
informasi mengenai asuransi dan perbedaan prinsip-prinsip
konvensional dan asuransi syariah dasarnya.

DAFTAR PUSTAKA
Azizah, I. M. U. K. (2019). Studi Komparasi Asuransi Syariah Dengan Asuransi
Konvensional. Al Yasini: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum Dan
Pendidikan, 4(1), 56-69.
Baroroh, H. (2022). Comparative efficiency analysis of sharia insurance and
conventional insurance in Indonesia. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 8(3),
3182-3188.
Puspitasari, N. (2011). Sejarah dan perkembangan asuransi islam serta
perbedaannya dengan asuransi konvensional. Jurnal Ekonomi Akuntansi
Dan Manajemen, 10(2).
Rosidah, N. H. (2010). Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah: Perbedaan
dalam Lingkup Akuntansi. Universitas Negeri Surabaya.
Ulansari, D. R., & Septiarini, D. F. (2020). A comparative study of the efficiency
of conventional and Sharia insurance in Indonesia. Jurnal Keuangan dan
Perbankan, 24(2), 202-213.
Winarno, S. H. (2015). Analisis Perbandingan Asuransi Syariah dan Asuransi
Konvensional. Moneter-Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 2(1).

Anda mungkin juga menyukai