Anda di halaman 1dari 9

Available online at http://prosiding.pnj.ac.

id
eISSN 2685-9319
Prosiding Seminar Nasional Teknik Mesin
Politeknik Negeri Jakarta (2021), p444-p452

PEMANFAATAN GAS LNG SISA SAMPLING


SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI LPG UNTUK
BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA
Mohammad Yuskie Amada1 , Isnanda Nuriskasari1*, dan Farhan Hilmyawan
Y.2,
1Program Studi Teknik Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Jakarta, Jl. Prof. G. A. Siwabessy,
Kampus UI, Depok, 16425
2
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur 75324

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan gas LNG (Liquefied Natural Gas) sisa sampling yang kurang
dimanfaatkan di PT Badak NGL. LNG merupakan gas alam cair yang komponennya didominasi oleh metana.
LNG bersifat mudah terbakar, sama halnya dengan LPG (Liquefied Petroleum Gas), sehingga pemanfaatan
sebagai bahan bakar merupakan hal yang dapat dilakukan. Dengan membandingkan gas LNG dengan LPG,
dari segi waktu pendidihan dan efisiensi termal, maka dapat diketahui efektivitas gas LNG terhadap LPG
sebagai bahan bakar rumah tangga. Tahapan penelitian ini meliputi penentuan kondisi operasi dan kapasitas
alat, pengisian gas LNG sisa sampling ke dalam pressure vessel, analisis komponen & nilai kalor bahan bakar,
dan pelaksanaan Water Boiling Test. Hasil dari pengujian ini adalah gas LNG membutuhkan waktu yang lebih
lama untuk mendidihkan air daripada LPG. Namun, dari segi efisiensi termal, gas LNG memiliki nilai efisiensi
termal sebesar 50,86%, lebih besar dibandingkan LPG yang sebesar 50,11%. Banyaknya gas LNG sisa
sampling yang dapat dimanfaatkan dengan tekanan discharge kompressor 7 kg/cm 2 di LNG Sample Point,
yaitu sebanyak 273,54 L dari 582 L gas sisa, yang mana tingkat pemanfaatannya mencapai 46,99%. Gas LNG
yang berhasil dimanfaatakan dalam satu tahun memiliki total energi sebesar 11.514.998,1 BTU dengan nilai
ekonomis mencapai USD 47,44 setara dengan Rp.679.039,59.

Kata-kata kunci: LNG, LPG, Water Boiling Test.

Abstract

This study aims to utilize LNG (Liquefied Natural Gas) gas left over from sampling process at PT Badak NGL.
LNG is liquefied natural gas whose component is dominated by methane. LNG is flammable, like LPG
(Liquefied Petroleum Gas), so it is possible to use it as a fuel. Comparing LNG gas with LPG, in terms of
boiling time and thermal efficiency, it can be seen the effectiveness as household fuel. The stages of research
is determining the operating conditions and capacity of equipment, filling the remaining LNG gas into the
pressure vessel, analyzing the components & calorific value of the fuel, and Water Boiling Test. The result of
this test is LNG takes a longer time to boil water than LPG. However, in terms of thermal efficiency, LNG gas
has a thermal efficiency value of 50.86%, higher than LPG which is 50.11%. The amount of residual LNG gas
that can be utilized with a compressor discharge pressure of 7 kg/cm2 at LNG Sample Point is 273.54 L of 582
L of residual gas, which is 46.99%. LNG gas that has been successfully stored has a total energy of
11,514,998.1 BTU with an economic value of USD 47.44 equivalent to Rp.679.039,59.

Keywords: LNG, LPG, Water Boiling Test.

444
eISSN 2685-9319
Mohammad Yuskie Amada, et al/Prosiding Semnas Mesin PNJ (2021)

1. PENDAHULUAN
Latar Belakang

Liquefied Natural Gas (LNG) adalah gas alam berwujud cair yang komponennya didominasi oleh methane
(CH4) sekitar 87% mol hingga 99% mol yang dicairkan sampai dengan temperatur -162oC pada tekanan 1
atm[1]. PT Badak NGL sebagai salah satu perusahaan yang memproduksi LNG, selalu menjaga spesifikasi LNG
sebagai bentuk Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA) terhadap produk LNG dengan cara
menganalisis komponen LNG yang dilakukan oleh Laboratory & Environment Control Section. Namun,
setelah analisis dilakukan, sisa sample LNG tersebut hanya akan dibuang ke lingkungan melalui flare.
Berdasarkan logbook yang dicatat pekerja shift Laboratorium PT Badak NGL, rekap volume gas LNG yang
tersisa untuk tanggal 21-24 Desember 2020 setiap shiftnya masih menyimpan rata-rata sekitar ±700 L gas LNG
yang tidak terpakai pada satu Skid (LNG Sample Point). Dengan adanya pembakaran gas sisa sampling pada
flare, timbulah gas emisi seperti gas karbon dioksida (CO 2). Hal ini merupakan termasuk permasalahan
lingkungan yang perlu diselesaikan. Disisi lain, gas LNG yang dibuang, juga tidak memiliki nilai ekonomis.
Padahal gas LNG tersebut memiliki potensi untuk dimanfaatkan, sehingga memiliki nilai ekonomis.
Salah satu alternatif pemanfaatan gas LNG sisa sampling adalah dengan menjadikan bahan bakar untuk
analisis flash point test sample lube oil di Laboratory & Environment Control Section, PT Badak NGL.
Penelitian ini telah dilakukan dengan hasil bahwa pemanfaatan gas LNG sisa sampling sebesar 97% untuk
sekali pemanfaatan dengan jangka waktu 166 hari kegiatan analisis [2]. Dengan jangka waktu pemanfaatan 166
hari tersebut, maka pada rentang waktu tersebut gas LNG sisa sampling tidak ada pemanfaatan lainnya dan
masih terbuang sia-sia. Saat ini gas LNG sisa sampling untuk sampling pengapalan masih menyisakan rata-rata
5300 L untuk pertahunnya. Sehingga perlu adanya pemanfaatan lebih lanjut agar gas LNG sisa sampling dapat
dimanfaatkan sepenuhya. Salah satu pemanfaatannya adalah dengan menjadikan gas LNG sisa sampling
sebagai bahan bakar rumah tangga.
Penggunaan bahan bakar rumah tangga merupakan bentuk pemenuhan energi. Di Indonesia LPG (Liquefied
Petroleum Gas) masih digunakan sebagai pilihan utama sebagai bahan bakar rumah tangga[3]. Namun jumlah
kebutuhan LPG tidak sebanding dengan jumlah produksi LPG di Indonesia. Dikutip dari lokadata.id (17
November 2020), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, bahwa
kebutuhan LPG di Indonesia pada tahun 2020 diperkirakan mencapai 8,81 juta ton, dan saat ini masih
mengimpor sebesar 77,6% kebutuhan LPG dalam negeri. Maka dari itu, hal tersebut yang menjadi perhatian
peneliti untuk memanfaatkan gas sisa sampling tersebut agar tidak terbuang sia-sia, sehingga gas sisa sampling
tersebut dapat memiliki nilai ekonomis. Untuk itu, dibutuhkan sebuah bejana tekan yang nantinya akan
digunakan untuk menampung gas sisa sampling tersebut.
Pada penelitian ini, dilakukan pemanfaatan gas LNG sisa sampling untuk bahan bakar dengan
mengkomparasikan gas LNG dengan LPG melalui Water Boiling Test. Water Boiling Test merupakan
pengujian berbasis laboratorium yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa efisien kompor menggunakan
bahan bakar untuk memanaskan air dalam panci masak dan jumlah emisi yang dihasilkan saat memasak[4]. Pada
umumnya, Water Boiling Test sering digunakan untuk menguji efisiensi dari kinerja suatu kompor. Namun,
pada penelitian ini, Water Boiling Test akan digunakan sebagai sarana pengujian dari bahan bakar gas LNG
sisa sampling dan LPG, dengan menggunakan media pembakaran atau kompor yang sama. Target yang ingin
didapat dari pengujian dan analisis tersebut adalah keefektivitasan gas LNG terhadap LPG dari parameter lama
waktu pendidihan dan efisiensi termal pada tekanan kerja dan massa air yang berbeda-beda.

Tujuan

1. Mengetahui banyak gas sisa sampling LNG yang dapat digunakan untuk pemanfaatannya sebagai
bahan bakar rumah tangga.
2. Mengetahui pengaruh perbedaan gas LNG sisa sampling dengan LPG terhadap lama waktu yang
dibutuhkan untuk mendidihkan air sebagai salah satu bentuk pemanfaatan kegiatan rumah tangga.
3. Mengetahui tingkat efisiensi termal (thermal efficiency) penggunaan Gas LNG sisa sampling terhadap
LPG untuk bahan bakar rumah tangga pada tekanan kerja dan massa air yang berbeda-beda.
4. Mengetahui jumlah energi yang dapat ditampung dan nilai ekonomis dari gas sisa sampling LNG yang
dapat ditampung oleh pressure vessel yang telah difabrikasi.

445
eISSN 2685-9319
Mohammad Yuskie Amada, et al/Prosiding Semnas Mesin PNJ (2021)

2. METODE PENELITIAN
Diagram Alir Penelitian

Berikut adalah diagram untuk pengerjaan Tugas Akhir yang ditampilkan pada gambar 1 berikut ini:

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

Langkah Pengerjaan

Proses pengerjaan penelitian ini akan dijabarkan ke dalam beberapa bagian sebagai berikut.

Pemilihan Bejana Tekan (Pressure Vessel)

Dalam mengerjakan penelitian ini, diperlukan suatu bejana (vessel) yang dapat menampung gas LNG sisa
sampling. Bejana ini harus kuat dalam menyimpan gas yang tentu saja memiliki tekanan. Sehingga
dirancanglah suatu bejanan tekan yang dapat menahan gas hidrokarbon bertekanan dengan spesifikasi pada
tabel 1 berikut:
Tabel 1. Spesifikasi Bejana Tekan
Pressure Vessel
Dimensi Ketahanan
Diameter Luar 30,48 cm Design Pressure 9 kg/cm2
Ketebalan 0,96 cm MAWP 59 kg/cm2
Tinggi 63 cm Pneumatic Test Pressure 10 kg/cm2
Volume 40,38 Liter Radiography RT 1
(atmosferik) Examination
Body/Shell Head
Material Pipe (Carbon Material Ellipsoidal Cap
Steel) (Carbon Steel)
Schedule 40 Schedule 40
Thickness 0,375” Thickness 0,375"

Proses Pengambilan Gas LNG Sisa Sampling

Proses pengambilan gas LNG berfokus pada pemanfaatan gas LNG sisa sampling di Skid LNG (LNG
Sample Point). Untuk proses pengambilannya, dilakukan secara tidak langsung di Skid LNG, melainkan
dengan bantuan dari boom vessel kecil yang terdapat pada gambar 2. Hal tersebut dilakukan karena untuk
membawa pressure vessel yang telah difabrikasi ke zona operasi kilang diperlukan administrasi dan safety yang
tervalidasi dari pihak dan lembaga yang tersertifikasi. Sehingga, hal yang dapat dilakukan adalah dengan
membawa boom vessel tersebut untuk diisi di Skid LNG, kemudian baru dilakukan pengisian secara natural
force dari boom vessel ke pressure vessel yang telah difabrikasi seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.
Pastikan terlebih dahulu untuk melakukan proses purging (pembilasan) pada Boom Vessel maupun Pressure
Vessel sebelum diisikan gas LNG sisa sampling.

446
eISSN 2685-9319
Mohammad Yuskie Amada, et al/Prosiding Semnas Mesin PNJ (2021)

Gambar 2. Proses Pengisian Gas LNG Sisa Sampling ke Boom Vessel di Skid LNG

Gambar 3. Proses Pengisian Gas LNG Sisa Sampling dari Boom Vessel ke Pressure Vessel

Analisis Komposisi & Nilai Kalor Bahan Bakar

Sebelum melakukan water boiling test, Gas LNG sisa sampling dan LPG akan terlebih dahulu dianalisis
menggunakan instrumen Gas Chromatography yang berada di Laboratorium PT Badak NGL. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui komposisi dan nilai kalor tinggi (High Heating Value) dari gas LNG sisa sampling maupun
LPG. Instrumen gas chromatograpy yang digunakan merupakan instrumen yang dimanufakturi oleh Agilent
Technology degan series 8890 GC System dan memiliki jenis detektor Thermal Conductivity Detector.

Water Boiling Test

Water Boiling Test (WBT) adalah pengujian berbasis laboratorium yang dapat digunakan untuk mengukur
seberapa efisien kompor menggunakan bahan bakar untuk memanaskan air dalam panci masak dan jumlah
emisi yang dihasilkan saat memasak. Water Boiling Test dikembangkan untuk menilai kinerja kompor dengan
cara yang terkontrol seperti kegiatan memasak pada umumnya[4]. Pada penelitian ini, hanya digunakan fase
dingin (cold phase).

Variabel Uji

Variabel uji atau variabel bebas yang akan dilakukan dalam pengujian bahan bakar gas LNG sisa sampling dan
LPG dengan metode water boiling test adalah sebagai berikut:
• Variabel Perbedaan Bahan Bakar, yaitu antara gas LNG sisa sampling dengan LPG.
• Variabel Perbedaan Tekanan Kerja, yaitu variasi 130, 150, 170, 190 mmH2O.
• Variabel Perbedaan jumlah air, yaitu variasi 1000, 1500, 2000 gram.

Perhitungan Termal Efisiensi

Efisiensi termal merupakan perbandingan antara nilai kalor yang diterima oleh suatu zat/sistem dengan nilai
kalor yang diberikan oleh suatu zat/sistem (sumber) yang lainnya [5]. Efisiensi termal menunjukkan ukuran
kinerja suatu proses dalam menggunakan panas yang diberikan dari sumber. Semakin tinggi nilai efisiensi
termalnya, maka energi yang diterima zat mendekati energi yang dikeluarkan oleh zat lain.

447
eISSN 2685-9319
Mohammad Yuskie Amada, et al/Prosiding Semnas Mesin PNJ (2021)

Heat Energy Input

Heat Energy Input adalah jumlah energi yang butuhkan untuk mendidihkan air. Heat Energy Input mengacu
pada jumlah panas yang dipasok oleh kompor kepada air. Hal ini dapat ditentukan dengan mengetahui jumlah
zat yang dipanaskan dengan persamaan:

𝑄𝑤 = (𝑄𝑆 + 𝑄𝐿 ) (1)

Sensible Heat

Panas sensibel (sensible heat) adalah energi yang dibutuhkan untuk mengubah suhu suatu zat tanpa
mengalami perubahan fasa. Sensible heat ditunjukkan dengan formula sebagai berikut:
𝑄𝑆 = 𝑚𝑤 × 𝐶𝑝 × (𝑇𝑓 − 𝑇𝑖 ) (2)

Latent Heat

Panas laten (latent heat) menunjukkan banyaknya energi yang diserap atau dilepaskan oleh suatu zat selama
perubahan keadaan fisiknya (fase) yang terjadi tanpa mengubah suhunya. Panas laten dapat dihitung dengan
menggunakan formula sebagai berikut:
𝑄𝐿 = ∆𝑚𝑤 × 𝐿𝑤 (3)

Heat Energy Output

Heat Energy Output menunjukkan jumlah energi dari bahan bakar yang dihasilkan dari pembakaran bahan
bakar pada kompor. Heat energy output dapat ditentukan dengan persamaaan sebagai berikut:
𝑄𝑓 = ∆𝑚𝑓 × 𝐻𝑉𝐹 (4)

Thermal efficiency

Efisiensi termal (Thermal efficiency) adalah perbandingan antara nilai kalor yang diterima oleh air dengan
nilai kalor yang terkandung dalam bahan bakar. Perhitungan efisiensi termal dilakukan dengan menggunakan
persamaan umum yang digunakan pada Water Boiling Test (WBT) sebagai berikut:
𝑄𝑠 +𝑄𝐿
𝜂𝑡𝑒𝑟𝑚𝑎𝑙 = × 100% (5)
𝑄𝑓

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Komposisi LNG dan LPG

Analisis kandungan bahan bakar dengan menggunakan Gas Chromatography bertujuan untuk mengetahui
komposisi dan nilai bakar pada gas LNG sisa sampling dan LPG. Prosedur ini dilakukan sebelum pelaksanaan
uji pembakaran bahan bakar (LNG dan LPG). Hasil analisis kandungan LNG tersaji pada tabel 2 dibawah ini:
Tabel 2. Hasil Analisis Kandungan dan Nilai HHV & LHV LNG
Komponen %mol
Nitrogen (N2) 0,016
Metana (CH4) 94,380
Etana (C2H6) 2,287
Propana (C3H8) 2,401
i-Butana (C4H10) 0,377
n-Butana (C4H10) 0,463
i-Pentana (C5H12) 0,068
n-Pentana (C5H12) 0,009
Heksana Plus (C6H14+) 0,000
Heating Value
Nilai HHV 1088,62 BTU/SCF

448
eISSN 2685-9319
Mohammad Yuskie Amada, et al/Prosiding Semnas Mesin PNJ (2021)

55.980,627 kJ/kg
982,47 BTU/SCF
Nilai LHV
50.521,918 kJ/kg
Sedangkan, untuk hasil analisis kandungan LPG, dijabarkan pada tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Analisis Kandungan dan Nilai HHV & LHV LPG
Komponen %mol
Nitrogen (N2) 0,000
Metana (CH4) 0,000
Etana (C2H6) 2,421
Propana (C3H8) 77,482
i-Butana (C4H10) 4,875
n-Butana (C4H10) 15,194
i-Pentana (C5H12) 0,026
n-Pentana (C5H12) 0,003
Heksana Plus (C6H14+) 0,000
Heating Value
2700,94 BTU/SCF
Nilai HHV
51.989,437 kJ/kg
2485,71 BTU/SCF
Nilai LHV
47.846,622 kJ/kg
Dari perhitungan tersebut, didapatkan nilai HHV & LHV pada LNG dan LPG dengan basis energi per
massa. Untuk LNG didapatkan nilai HHV sebesar 55.980,627 kJ/kg dan nilai LHV sebesar 50.521,918 kJ/kg.
Untuk LPG didapatkan nilai HHV sebesar 51.989,437 kJ/kg dan nilai LHV sebesar 47.846,622 kJ/kg.

Data Gas Sisa Sampling dan Pemanfaatannya

Proses pengambilan sampel untuk LNG terdapat pada Zona Operasi Kilang (Zone 1) yang dinamakan LNG
Skid (LNG Sample Point). LNG Skid merupakan tempat untuk melakukan proses sampling gas LNG. Secara
rutin, proses sampling akan dianalisis kandungannya, sebanyak sekali per delapan jam. Untuk waktu
pengambilan sampel LNG, dalam sehari dibagi menjadi 3 waktu kerja (shift), yaitu pada jam 07.30, 15.30, dan
23.30 WITA. Berdasarkan pengamatan langsung dan wawancara dengan pekerja shift Laboratorium & EC
Section PT Badak NGL, rekap volume gas LNG yang tersisa (tidak terpakai sebagai sample yang dibawa ke
Lab) untuk tanggal 25-31 Juli 2021 dalam satu shift memiliki rata-rata gas LNG sisa sampling sebesar 582 L
pada satu Skid LNG.
Pada tekanan atmospheric, pressure vessel tersebut dapat menampung gas hingga volume 40,38 L. Di Skid
LNG terdapat sebuah kompresor gas yang dapat menaikan tekanan aliran gas hingga 7 kg/cm2 (6,775 atm). Jika
menggunakan kompresor tersebut, maka gas sisa yang dapat ditampung ke pressure vessel akan semakin
banyak. Dengan persamaan gas ideal, banyaknya gas yang dapat ditampung ke pressure vessel sebagai berikut.
𝑃. 𝑉 = 𝑛. 𝑅. 𝑇 (6)
6,7749 𝑎𝑡𝑚 × 40,38 𝐿
𝑛2 = 𝐿.𝑎𝑡𝑚 = 11,00 𝑚𝑜𝑙 (7)
0,082057459 𝐾.𝑚𝑜𝑙 × 303 𝐾
𝐿.𝑎𝑡𝑚
11,00 𝑚𝑜𝑙 × 0,082057459 × 303 𝐾
𝐾.𝑚𝑜𝑙
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 1 𝑎𝑡𝑚
= 273,54 𝐿 (8)
Sehingga, untuk tingkat pemanfaatannya dapat dihitung dengan membandingkan gas LNG sisa sampling
yang dapat dimanfaatkan dengan volume gas LNG total sisa sampling sebagai berikut:
273,54 𝐿
𝜇𝑠𝑎𝑣𝑖𝑛𝑔 = × 100% = 46,99% (9)
582 𝐿
Dari perhitungan tersebut sebanyak 46,99% gas LNG sisa sampling yang dapat dimanfaatkan untuk
pemanfaatannya sebagai bahan bakar.

Pengaruh Perbedaan Tekanan Kerja dan Massa Air Bahan Bakar terhadap Waktu Pendidihan

Waktu pendidihan merupakan salah satu parameter yang penting untuk menunjukkan tingkat kecepatan
bahan bakar untuk mendidihkan zat (dalam percobaan ini air) dalam proses pembakaran. Dalam kegiatan
memasak, parameter waktu menunjukkan seberapa efisien proses memasak berlangsung. Dari uji coba
pembakaran yang telah dilakukan didapatkan hasil pada variasi tekanan kerja gas LNG dan LPG yang berbeda-
beda dan variasi massa air, maka didapatkan data yang tersaji pada grafik gambar 4 berikut ini.

449
eISSN 2685-9319
Mohammad Yuskie Amada, et al/Prosiding Semnas Mesin PNJ (2021)

Gambar 4. Grafik pengaruh tekanan kerja bahan bakar dan variasi massa air terhadap waktu pendidihan

Pada gambar 4 mengenai grafik pengaruh tekanan kerja gas LNG sisa sampling dan LPG dengan variasi
massa air terhadap waktu pendidihan, data menunjukkan bahwa semakin besar tekanan kerja gas, pada variasi
massa air yang sama maka waktu pendidihan akan semakin cepat. Hal ini juga ditunjukkan pada bahan bakar
LPG, yang mana semakin besar tekanan kerja gas, pada variasi massa air yang sama maka waktu pendidihan
juga akan semakin cepat.

Pengaruh Perbedaan Tekanan Kerja dan Massa Air Bahan Bakar terhadap Efisiensi Termal

Efisiensi termal merupakan perbandingan antara nilai kalor yang diterima oleh suatu zat/sistem dengan nilai
kalor yang diberikan oleh suatu zat/sistem (sumber) yang lainnya. Efisiensi termal menunjukkan ukuran kinerja
suatu proses dalam menggunakan panas yang diberikan dari sumber, dalam hal ini bahan bakar. Dengan
mengetahui jumlah kalor yang diterima oleh air dan jumlah kalor yang diberikan oleh bahan bakar, maka
efisiensi termal dari bahan bakar dapat diketahui. Parameter – parameter yang diperlukan untuk dapat
mengetahui nilai efisiensi termal dari suatu bahan bakar didapatkan melalui Water Boiling Test. Parameter
tersebut meliputi massa air awal, massa air akhir, temperatur air awal, temperatur air akhir, massa bahan bakar
awal, dan massa bahan bakar air. Dari parameter tersebut, kemudian akan dilakukan perhitungan mengenai
jumlah kalor yang diterima oleh air dan jumlah kalor yang diberikan dari bahan bakar. Jumlah kalor yang
diterima oleh air dihitung dengan menggunakan perhitungan panas sensibel dan panas laten air yang rumusnya
terletak pada sub-bab Perhitungan Termal Efisiensi. Dengan rumus yang sama, lakukan perhitungan efisiensi
termal terhadap variasi uji coba lainnya, sehingga diperoleh efisiensi termal dari keseluruhan data hasil
pembakaran LNG dan LPG dapat dirangkum pada grafik gambar 5 sebagai berikut:
Grafik Pengaruh Variasi Tekanan Kerja Bahan Bakar terhadap
Efisiensi Termal Rata-Rata
70
65
Efisiensi Termal [%]

60
55
50
LNG
45
40 LPG
35
30
120 130 140 150 160 170 180 190 200
Tekanan Kerja Gas [mmH2O]

450
eISSN 2685-9319
Mohammad Yuskie Amada, et al/Prosiding Semnas Mesin PNJ (2021)

Gambar 5. Grafik Pengaruh Variasi Tekanan Kerja Bahan Bakar terhadap Efisiensi Termal
Dari grafik pada gambar 5, diketahui bahwa rata-rata efisiensi termal dari LNG pada tekanan kerja yang
sama terhadap LPG, masih lebih rendah hanya pada tekanan kerja gas 170 mmH2O LNG memiliki nilai rata-
rata efisiensi termal diatas LPG. Hal ini menunjukkan bahwa LPG lebih efisien dalam hal mentransferkan
energi pembakaran terhadap air dibandingkan dengan LNG. Namun, untuk keseluruhan jika melibatkan nilai
rata-rata total efisiensi termal pada seluruh tekanan kerja maka didapatkan nilai perhitungan sebagai berikut:
41,25%+49,15%+61,25%+51,79%
𝜇𝑡𝑒𝑟𝑚𝑎𝑙 𝐿𝑁𝐺 = = 50,86% (6)
4
50,01%+49,35%+49,25%+51,81%
𝜇𝑡𝑒𝑟𝑚𝑎𝑙 𝐿𝑃𝐺 = = 50,11% (7)
4
Dari perhitungan tersebut, dapat diketahui keseluruhan nilai rata-rata efisiensi termal dari LNG lebih besar
daripada LPG. Hal ini menunjukkan bahwa LNG dapat bersaing dalam nilai efisiensi termal terhadap LPG
dengan pemanfaatannya sebagai substitusi LPG untuk bahan bakar rumah tangga.

Nilai Ekonomis Pemanfaatan Gas LNG Sisa Sampling

Pada pembahasan mengenai analisis kandungan gas LNG sisa sampling, didapatkan nilai HHV (High
Heating Value) untuk LNG, yaitu sebesar 1088,62 BTU/SCF. Pada sub-bab pemanfaatan gas LNG sisa
sampling, diketahui total volume yang dapat ditampung pada pressure vessel dengan gas LNG sisa sampling
pada tekanan 7 kg/cm2 adalah 273,54 L. Maka untuk jumlah energi yang dapat ditampung oleh pressure vessel
adalah dengan mengkalikan nilai HHV dengan total volume yang dapat ditampung.
𝐵𝑇𝑈 273,54 𝐿
𝐸𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 1088,62 𝑆𝐶𝐹 × 28,317 𝐿/𝑓𝑡 3 = 10.515,98 𝐵𝑇𝑈 (8)
Berdasarkan perhitungan diatas, total energi gas LNG sisa sampling yang ditampung oleh Pressure Vessel
dengan tekanan 7 kg/cm2 adalah 10.515,98 BTU dalam satu shift-nya. Sehingga, dalam waktu satu tahun maka
total energi yang bisa dimanfaatkan dapat dihitung sebagai berikut:
𝑠ℎ𝑖𝑓𝑡⁄ ℎ𝑎𝑟𝑖⁄
𝐸𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 10.515,98 𝐵𝑇𝑈 × 3 ℎ𝑎𝑟𝑖 × 365 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 = 11.514.998,1 𝐵𝑇𝑈 (9)
Berdasarkan perhitungan diatas, total energi gas LNG sisa sampling yang ditampung oleh Pressure Vessel
dengan tekanan 7 kg/cm2 selama satu tahun adalah sebesar 11.514.998,1 BTU. Setelah menghitung jumlah
energi gas LNG yang dapat disimpan dalam pressure vessel, maka nilai ekonomi dari gas LNG sisa sampling
dapat dihitung. Pada perhitungan nilai ekonomis gas LNG Sisa Sampling, hanya berfokus pada pemanfaatan
gas LNG sisa sampling, hal ini dikarenakan untuk fabrikasi pressure vessel yang digunakan untuk menampung
gas LNG sisa sampling, menggunakan bahan-bahan sisa (tidak terpakai) yang berada di Warehouse PT Badak
NGL dengan tetap memperhatikan faktor pemilihan material yang tepat. Berdasarkan laporan U.S. Energy
Information Administration, harga LNG rata-rata secara global pada tanggal 4 Agustus 2021 adalah 4,12
USD/MMBTU. Dengan diketahui harga jual LNG dan jumlah energi yang dapat disimpan pada pressure vessel,
maka nilai ekonomi dari gas LNG sisa sampling adalah 47,44 US Dollar, yang mana jika dikonversikan ke
mata uang rupiah setara dengan Rp. 679.039,59.

4. KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1) Banyaknya gas LNG sisa sampling yang dapat dimanfaatkan dengan menggunakan kompressor
dengan tekanan discharge kompressor 7 kg/cm2 di Skid LNG (LNG Sample Point), yaitu sebanyak
273,54 L dari 582 L gas sisa, yang mana tingkat pemanfaatannya sebesar 46,99%.
2) Gas LNG sisa sampling membutuhkan waktu yang lebih lama daripada LPG untuk mendidihkan
air pada variasi tekanan kerja gas dan variasi massa air yang berbeda-beda.
3) Gas LNG sisa sampling memiliki nilai rata-rata efisiensi termal total sebesar 50,86% dan
sedangkan LPG memiliki nilai rata-rata efisiensi termal total sebesar 50,11%. Sehingga dapat
diketahui keseluruhan nilai rata-rata efisiensi termal dari LNG lebih besar daripada LPG.
4) Jumlah energi yang dapat dimanfaatkan oleh pressure vessel dengan tekanan discharge
kompressor sebesar 7 kg/cm2 pada selama satu tahun adalah 11.514.998,1 BTU. Dengan jumlah
energi tersebut, nilai ekonomis dari gas LNG sisa sampling mencapai USD 47,44 dan Rp.
679.039,59.

451
eISSN 2685-9319
Mohammad Yuskie Amada, et al/Prosiding Semnas Mesin PNJ (2021)

REFERENSI
1. Mokhtab, Saeid. 2014. Handbook of Liquefied Natural Gas. Oxford: Gulf Professional Publishing
2. Adikurniawan, Rayyan Cahya. 2020. Pemanfaatan Gas Sisa Sampling LNG Sebagai Bahan Bakar Flash
Point Test Di Laboratorium Badak LNG. Bontang: LNG Academy
3. Hidayatullah, Taufiq dan Leoni Alvionita. 17 November 2020. Impor Gas Meningkat, Konsumsi LPG
Bersubsidi Masih Tinggi. Diakses pada tanggal 23 Februari 2021 di laman
https://lokadata.id/artikel/impor-gas-meningkat-konsumsi-lpg-bersubsidi-masih-tinggi.
4. Cooking Alliance. 2014. The Water Boiling Test Version 4.2.3. diakses dari
https://www.cleancookingalliance.org/technology-and-
fuels/testing/protocols.html#:~:text=The%20Water%20Boiling%20Test%20(WBT,of%20emissions%2
0produced%20while%20cooking. Diakses pada tanggal 10 Maret 2021.
5. Cengel & Boles. 2014. Thermodynamics: An Engineering Approach Eight Edition. New York: Mc-Graw
Hill Education

452

Anda mungkin juga menyukai