Anda di halaman 1dari 4

‫الر ِحٌ ِْم‬ َّ ِ‫ّٰللا‬

َّ ‫الرحْ مٰ ِن‬ ‫بِس ِْم ه‬ subhanahu wa ta’ala dengan selalu berusaha melaksanakan perintah-
perintah Allah serta menjauhi larangan-larangannya. Semoga ketakwaan
kita akan selalu terbawa sehingga dapat menghantarkan kita kelak saat
Khutbah Jumat: Menjalin Kerukunan Hidup di Indonesia dipanggil Allah dalam keadaan mati husnul khatimah, âmîn yâ rabbal
Khutbah I ‘âlamîn.

Jamaah Jum’at yang di muliyakan allah


َ ‫ِي أَد‬
‫َّب نَ ِبٌَّهُ ُم َح َّمدًا‬ ْ ‫ َو ُه َو الَّذ‬،ِ‫ّٰللا‬
‫ص ِام ِب َح ْب ِل ِ ه‬ ِ ْ ‫ي أ َ َم َرنَا ِب‬
َ ‫اْل ْع ِت‬ ِ ‫ ا َ ْل َح ْم ُد ِ ه‬،ِ‫ا َ ْل َح ْم ُد ِ هّلِل‬
ْ ‫ّلِل الَّ ِذ‬ Kita sebagai umat Islam yang berada di Indonesia sudah sepantasnya dan
‫سٌِّ َدنَا ُم َح َّمدًا‬َ ‫ َوأ َ ْش َه ُد أ َ َّن‬،ُ‫ّٰللاُ َوحْ َدهُ َْل ش َِرٌْكَ لَه‬ ‫ أ َ ْش َه ُد أ َ ْن َْل اِلَهَ إِ َّْل ه‬،ُ‫سنَ ت َؤ ْ ِد ٌْبَه‬ َ ْ‫ﷺ فَؤَح‬ seharusnya selalu bersyukur tiada kira kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Atas berkat rahmat-Nya lah kita diberikan kehidupan menjadi warga
‫ق ِه‬
،ِ‫ّٰللا‬ ِ ‫سٌِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َخٌ ِْر خ َْل‬َ ‫علَى‬ َ ‫س ِلّ ْم‬
َ ‫ص ِّل َو‬َ َ‫ اَلله ُهـ َّم ف‬،ُ‫ً بَ ْع َده‬ َّ ِ‫ي َْل نَب‬ ْ ‫س ْولُهُ الَّ ِذ‬ ُ ‫ع ْب ُدهُ َو َر‬ َ negara Indonesia yang kita cintai ini. Di negeri yang kita huni sekarang ini,
‫ أما بعد‬،‫صحْ بِ ِه َو َم ِن اتَّبَ َع ُه َداهُ إِلَى ٌَ ْو ِم ْال ِقٌَا َم ِة‬
َ ‫علَى آ ِل ِه َو‬
َ ‫َو‬ kita sebagai umat Muslim bebas melaksanakan ibadah dengan aman dan
nyaman, tidak ada larangan dari siapa pun. Hampir tidak ada daerah yang
tidak ada masjidnya. Adzan berkumandang keras di semua masjid dan
.‫ فَقَ ْد فَازَ ال ُمتَّقُ ْون‬،ِ‫ّٰللا‬ ِ ‫ أ ُ ْو‬،‫فٌا أٌها الحاضرون‬
‫ص ٌْنًِ نَ ْف ِس ًْ َو إٌَِّا ُكم بِت َ ْق َوى ه‬ mushala, tidak ada aturan negara yang melarang. Hari besar agama Islam
dihormati bahkan sampai meliburkan jam kerja kantor dan sekolah: hari
raya Idul Fitri, Idul Adha, peringatan Maulid Nabi, Isra’ dan Mu’raj, tahun
‫ّٰللاِ َج ِمٌعًا‬ َّ ‫َص ُموا بِ َح ْب ِل‬ ِ ‫ َوا ْعت‬،‫ّٰللا الرحمن الرحٌم‬ ‫ بسم ه‬،‫ّٰللا تعالى فً كتابه الكرٌم‬ ‫قال ه‬ baru Hijriah, dan lain sebagainya.
ْ َ ‫ف بٌَْنَ قُلُوبِ ُك ْم فَؤ‬
‫صبَحْ ت ُ ْم بِنِ ْع َمتِ ِه‬ َ َّ‫علَ ٌْ ُك ْم إِ ْذ ُك ْنت ُ ْم أ َ ْع َدا ًء فَؤَل‬ ِ َّ َ‫َو َْل تَفَ َّرقُوا َوا ْذ ُك ُروا نِ ْع َمت‬
َ ‫ّٰللا‬
Terdapat sinergi antara aturan agama dan negara. Belum lagi tentang
‫ّٰللاُ لَ ُك ْم آٌَاتِ ِه لَعَلَّ ُك ْم‬
َّ ‫ار فَؤ َ ْنقَ َذ ُك ْم ِم ْن َها َك َذلِكَ ٌُبٌَِّ ُن‬
ِ َّ‫شفَا ُح ْف َرةٍ ِمنَ الن‬
َ ‫علَى‬
َ ‫إِ ْخ َوانًا َو ُك ْنت ُ ْم‬ peribadatan haji di Makkah yang dimediatori oleh pemerintah, penentuan
َ‫ت َ ْهتَدُون‬ awal bulan Ramadhan, Syawal, dan lain-lain, hingga urusan menikah
dengan adanya KUA, undang-undang perkawinan, pengadilan agama dan
lain halnya. Semua ini kita akui atau tidak adalah sesuatu yang sangat
mendukung keberislaman kita di atas bumi pertiwi ini. Maka marilah kita
Jamaah Jum’at yang di muliyakan allah
ucapkan alhamdulillâhi rabbil ‘âlamîn.
Pada kesempatan yang mulia ini, yaitu di saat kita diberikan anugerah oleh
Hadirin…
Allah subhanahu wa ta’ala dapat menjalankan ibadah shalat Jumat, khatib
berwasiat kepada pribadi kami sendiri dan juga kepada para hadirin
Sudah menjadi fakta bahwa bangsa Indonesia ini adalah bangsa yang
sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan takwa kita kepada Allah
mempunyai penduduk majemuk, tidak hanya terdiri dari satu agama, satu
suku, dan satu ras saja, tapi multiagama, multisuku, dan multiras.
Sementara ini, alhamdulillah kita diberikan pertolongan oleh Allah Melalui akhlak Nabi-lah, Umar bin Khattab yang semula sangat memusuhi
subhanahu wa ta’ala untuk hidup yang relatif damai, rukun berdampingan Islam, Khalid bin Walid yang ganas melawan Islam, begitu pula Wahsyi,
tanpa ada perseteruan berarti. seorang budak yang membunuh paman Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬saat perang
Uhud, akhirnya juga masuk Islam di kemudian hari. Tak hanya itu, Umar bin
Perlu diketahui bahwa Rasulullah Muhammad ‫ ﷺ‬dalam menjalani Khattab juga menjadi mertua Rasulullah, juga menjadi amirul mu’minin,
kehidupannya baik di Makkah maupun di Madinah juga di tengah kondisi khalifah kedua setelah Rasulullah tiada. Khalid bin Walid di kemudian hari
sosial masyarakat yang majemuk. Mereka ada yang Muslim dan kafir. Di justru menjadi panglima perangnya umat Islam waktu itu.
Makkah, Rasulullah ‫ ﷺ‬dicemooh, dihina, diludahi, dilempari batu saat
shalat, dianggap berbohong, dituduh sebagai tukang sihir, dan lain Belum lagi Abu Thalib, paman Nabi yang secara lahiriah belum beriman
sebagainya, karena tidak ada perintah dari Allah, Rasulullah bertahan hingga wafat. Selama hidupnya, Abu Thalib justru sangat akrab, malam
dalam kondisi demikian selama 13 tahun, tanpa melawan. menjadi pelindung dakwah-dakwah Baginda Nabi Muhamamd ‫ﷺ‬. Hingga
ajal menjemput, tidak ada sejarahnya Nabi Muhammad membenci atau
Begitu pula saat di Madinah. Masyarakat Madinah juga tidak seratus memusuhi sang paman atas dasar kekafirannya. Paman beliau yang lain,
persen Muslim. Kabilah dan suku pun beragam. Semuanya bisa hidup Abu Lahab, diperangi bukan murni karena tidak iman kepada Allah,
berdampingan dengan Rasulullah. Bahkan, dalam kisah yang masyhur, saat melainkan karena ia memerangi Nabi Muhammad ‫ﷺ‬.
Rasulullah ‫ ﷺ‬kembali ke rahmatullah, ada satu pakaian zirah atau baju
perang milik Rasul yang masih digadaikan kepada seorang Yahudi. Artinya, Jamaah Jum’at yang di muliyakan allah
Rasulullah bisa berdampingan dengan mereka dalam urusan tatanan sosial Pada masa Rasulullah, terjadinya peperangan bukan murni karena
kemasyarakatan. Adapun urusan tauhid, sudah jelas bahwa Rasulullah perbedaan keyakinan. Buktinya, dalam konsep kewarganegaraan di
selalu mengajak mengesakan Allah subhanahu wa ta’ala, tidak hanyut atau antaranya dikenal dengan istilah kafir harbi yang menyerang keselamatan
terbawa dengan masyarakat sekitar, akan tetapi dalam ranah jiwa orang Muslim; ada pula kafir dzimmi yang wajib mendapat
berkehidupan dalam masyarakat, Rasulullah ketika berkuasa, tidak lantas perlindungan pemerintah lantaran taat pada aturan masyarakat yang
menumpas habis orang kafir yang ada. berlaku dan tidak melawan orang Islam. Kafir dzimmi layak mendapatkan
hak-hak jaminan keselamatan dari orang Muslim.
Ketika Rasulullah ‫ ﷺ‬ditawari malaikat untuk menimpakan gunung Uhud
kepada orang-orang yang membangkang, Rasulullah tidak berkenan. Kata Terjadinya perang Badar bukanlah berawal dari permusuhan Muslim dan
Rasul, barangkali nanti, apabila tidak orang tuanya yang masuk Islam, anak- non-Muslim, tapi kelompok Nabi Muhammad yang sedang ingin
anaknya kelak akan masuk Islam. Padahal, Rasulullah bisa saja berdoa mengambil hak-haknya yang dirampas kafir Quraisy di Nakhlah, tepatnya
sebagaimana doanya Nabi Nuh supaya umatnya tenggelam, atau tertimpa di dekat sumur Badr. Sekitar seribu pasukan kafir Makkah menyerang Nabi
bencana besar. Namun, beliau tidak melakukan hal tersebut. Muhammad yang tidak bersiap perang dengan jumlah teman
sekitar 312 orang saja dengan pasukan berkuda sekitar 2 orang. Karena
dari awal, kelompok Nabi Muhammad bukan dalam rangka siap perang. Jika kita menjaga Indonesia, secara otomatis kita sedang melindungi umat
Meskipun 1 lawan 3-4 orang, Allah memberikan kemenangan kepada Nabi Muslim se-Indonesia untuk bebas melaksanakan ajaran agamanya. Namun
Muhammad beserta para sahabatnya. apabila kita mudah tersulut emosi sesaat sehingga kita mudah terprovokasi
dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab, apabila terjadi perang
Berikutnya adalah perang Uhud. Perang Uhud tidak berawal murni dari saudara, yang rugi adalah kita semua. Kita tidak bisa bebas leluasa
sentimen agama, tapi karena kafir Makkah ingin membalas dendam menjalankan ibadah kita, semua diawasi, dikekang, ada jam malam dan
kekalahan yang mereka derita dalam perang Badar. lain sebagainya.
Belum lagi misalnya perang Khandaq, atau perang parit. Nabi Muhammad
‫ ﷺ‬berserta orang-orang Madinah mengalami embargo ekonomi, Kasus Papua belakangan ini, seharusnya memberikan pelajaran bagi kita,
kehidupan Madinah dibuat paceklik oleh orang kafir dari luar. Pada saat sekecil apa pun perbedaan pandangan, sebagai masyarakat sipil biasa,
orang Madinah akan diserang, atas usul Salman Al-Farisi, Nabi dan para jangan mudah melawan dengan jalan-jalan inkonstitusional. Mari kita
sahabat bergotong royong membuat parit, mengelilingi kota Madinah bersatu dalam bingkai keislaman kita yang terwadahi dengan wadah
dengan tujuan kuda perang yang dibawa musuh, ketika hendak masuk rumah bernama Indonesia.
Madinah, pasti akan terjun ke parit terlebih dahulu sehingga mudah
dikendalikan. Selain embargo, ada pula perang yang dipicu lantaran orang
kafir mengingkari janji perdamaian yang dibuat, dan lain sebagainya.
‫ َو َجعَلَنِ ًْ َوإٌَِّا ُك ْم بِ َما فِ ٌْ ِه ِمنَ ْاْلٌَاِت َوال ِذّ ْك ِر‬،‫آن ْالعَ ِظٌ ِْم‬ِ ‫ّٰللاُ ِل ًْ َولَ ُك ْم فًِ ْالقُ ْر‬
‫اركَ ه‬ َ َ‫ب‬
Artinya, peperangan yang terjadi pada masa Rasulullah tidak murni karena
‫ّٰللا‬
‫ بسم ه‬،‫الر ِجٌْم‬ َّ ‫ْطان‬
ِ ٌ‫ش‬ ِ ‫عوذُ بِ ِ ه‬
َّ ‫اّلِل ِمنَ ال‬ ُ ‫ أ‬.‫الر ِح ٌْ ُم‬
َّ ‫ف‬ُ ‫الرإُ ْو‬ َّ ‫اب‬ُ ‫ إِنَّهُ ُه َو البَ ُّر الت َّ َّو‬.‫ْال َح ِكٌ ِْم‬
sentimen agama. Dari segi keyakinan, Muslim di Indonesia memang harus
yakin seyakin-yakinnya bahwa Islam adalah agama yang benar. Namun, َ ‫) ِإ َّْل الَّذٌِنَ آ َمنُوا َو‬٢( ‫سانَ لَ ِفً ُخس ٍْر‬
‫ع ِملُوا‬ ِ ْ ‫) إِ َّن‬١( ‫ص ِر‬
َ ‫ال ْن‬ ْ ‫ َو ْال َع‬،‫الرحمن الرحٌم‬
ِ ّ ‫ص ْوا بِ ْال َح‬
dalam tataran sosial, kita perlu berinteraksi atau bermuamalah dengan ‫) ـ‬٣( ‫صب ِْر‬ َّ ‫ص ْوا بِال‬
َ ‫ق َوت ََوا‬ َ ‫ت َوت ََوا‬
ِ ‫صا ِل َحا‬
َّ ‫ال‬
baik kepada siapa saja, apa pun keyakinannya. Demikian lah yang
dicontohkan di masa Rasulullah.
‫اح ِمٌْنَ ـ‬ ّ ‫ار َح ْم َوأ َ ْنتَ أ َ ْر َح ُم‬
ِ ‫الر‬ ْ ‫َوقُ ْل َربّ ِ ا ْغ ِف ْر َو‬
Jamaah Jum’at yang di muliyakan allah
Dengan adanya contoh seperti ini hendaknya kita semua sebagai warga
negara Indonesia, mari, jangan mudah kita terprovokasi dengan sentimen-
sentimen keagamaan, suku maupun ras. Kita menjalankan syariat agama
kita di Indonesia terlindungi undang-undang, kita diberi kebebasan. Oleh
karena itu, marilah kita terus jaga Indonesia.
‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم‬‫شآء َو ْال ُم ْن َك ِر َواْلبَ ْغً ِ ٌَ ِع ُ‬ ‫ع ِن اْلفَحْ ِ‬
‫بى َوٌَ ْن َهى َ‬ ‫ْتآء ذِي اْلقُ ْر َ‬ ‫ان َوإٌِ ِ‬ ‫بِاْلعَ ْد ِل َواْ ِلحْ َ‬
‫س ِ‬
‫‪Khutbah II‬‬
‫ّٰللاِ أ َ ْكبَ ْر‬
‫لى نِعَ ِم ِه ٌَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر ِ ه‬
‫ع َ‬‫ّٰللاَ اْلعَ ِظٌ َْم ٌَ ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْش ُك ُر ْوهُ َ‬
‫ت َ َذ َّك ُر ْونَ َوا ْذ ُك ُروا ه‬

‫ّٰللاُ‬ ‫لى ت َْو ِف ٌْ ِق ِه َوا ِْمتِنَانِ ِه‪َ .‬وأ َ ْش َه ُد أ َ ْن ْلَ اِلَهَ ِإْلَّ ه‬
‫ّٰللاُ َو ه‬ ‫ع َ‬‫ش ْك ُر لَهُ َ‬‫سا ِن ِه َوال ُّ‬
‫لى ِإحْ َ‬
‫ع َ‬ ‫ا َ ْل َح ْم ُد ِ ه ِ‬
‫ّلِل َ‬
‫إلى ِرض َْوا ِن ِه‪ .‬اَلله ُهـ َّم‬
‫س ْولُهُ الدَّا ِعً َ‬ ‫ع ْب ُدهُ َو َر ُ‬ ‫س ٌِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َ‬
‫أن َ‬ ‫َوحْ َدهُ ْلَ ش َِرٌْكَ َلهُ َوأ َ ْش َه ُد َّ‬
‫س ِلّ ْم ت َ ْس ِل ٌْ ًما ِكثٌ ًْرا‬ ‫علَى ا َ ِل ِه َوأ َ ْ‬
‫ص َحا ِب ِه َو َ‬ ‫علَى َ‬
‫س ٌِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َ‬ ‫ص ِّل َ‬
‫َ‬

‫ّٰللاَ أ َ َم َر ُك ْم بِؤ َ ْم ٍر‬


‫ع َّما نَ َهى َوا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن ه‬
‫ّٰللا فِ ٌْ َما أ َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا َ‬ ‫أ َ َّما بَ ْع ُد فٌَا َ اٌَُّ َها النَّ ُ‬
‫اس اِتَّقُوا ه َ‬
‫لى النَّبِى‬ ‫ع َ‬ ‫صلُّ ْونَ َ‬ ‫بَ َدأ َ فِ ٌْ ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى بِ َمآل ئِ َكتِ ِه بِقُ ْد ِس ِه َوقَا َل ت َعاَلَى ِإ َّن ه‬
‫ّٰللاَ َو َمآلئِ َكتَهُ ٌُ َ‬
‫علَى آ ِل‬ ‫علَى َ‬
‫س ٌِّ ِدنَا ُم َح َّمدٍ‪َ ،‬و َ‬ ‫ص ِّل َ‬‫س ِلّ ُم ْوا ت َ ْس ِل ٌْ ًما‪ .‬اَلله ُهـ َّم َ‬ ‫صلُّ ْوا َ‬
‫علَ ٌْ ِه َو َ‬ ‫ٌآ اٌَُّ َها الَّ ِذٌْنَ آ َمنُ ْوا َ‬
‫اء‬ ‫ض اَلله ُهـ َّم َ‬
‫ع ِن اْل ُخ َلفَ ِ‬ ‫ار َ‬ ‫سلِكَ َو َمآلئِ َك ِة ْال ُمقَ َّربٌِْنَ َو ْ‬ ‫ع َلى ا َ ْنبٌِآئِكَ َو ُر ُ‬
‫س ٌِّدِنا َ ُم َح َّم ٍد َو َ‬
‫َ‬
‫ص َحابَ ِة َوالتَّابِ ِعٌْنَ َوت َابِ ِعً‬
‫ع ْن بَ ِقٌَّ ِة ال َّ‬ ‫عثْ َمان َو َ‬
‫ع ِلى َو َ‬ ‫ع َمر َو ُ‬ ‫الرا ِش ِدٌْنَ أَبِى بَ ْك ٍر َو ُ‬ ‫َّ‬
‫اح ِمٌْنَ‬ ‫عنَّا َم َع ُه ْم ِب َرحْ َمتِكَ ٌَا أ َ ْر َح َم َّ‬
‫الر ِ‬ ‫ض َ‬ ‫ان اِلَى ٌَ ْو ِم ال ِ ّدٌ ِْن َو ْ‬
‫ار َ‬ ‫س ٍ‬‫التَّا ِب ِعٌْنَ لَ ُه ْم ِب ِاحْ َ‬

‫ٌآء ِم ْن ُه ْم َواْْلَ ْم َوا ِ‬


‫ت‪،‬‬ ‫ت اَْلَحْ ِ‬‫ت َو ْال ُم ْس ِل ِمٌْنَ َو ْال ُم ْس ِل َما ِ‬ ‫اَلله ُهـ َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُمإْ ِمنٌِْنَ َو ْال ُمإْ ِمنَا ِ‬
‫ص ْر ِعبَادَكَ ْال ُم َو ِ ّحد ْ‬
‫ٌِن‪،‬‬ ‫ش ْركَ َو ْال ُم ْش ِر ِكٌْنَ َوا ْن ُ‬ ‫اَلله ُهـ َّم أ َ ِع َّز اْ ِل ْسالَ َم َو ْال ُم ْس ِل ِمٌْنَ َوأ َ ِذ َّل ال ِ ّ‬
‫اخذُ ْل َم ْن َخ َذ َل اْل ُم ْس ِل ِمٌْنَ َو َد ِ ّم ْر أ َ ْع َدائَكَ أ َ ْع َدا َء ال ِ ّدٌ ِْن َوأ َ ْع ِل‬ ‫ص َر ال ِ ّدٌْنَ َو ْ‬ ‫ص ْر َم ْن نَ َ‬ ‫َوا ْن ُ‬
‫س ْو َء اْل ِفت َِن َواْ ِلم َح ِن‪،‬‬ ‫الزْلَ ِز َل َو ُ‬ ‫عنَّا اْلبَالَ َء َواْ َلوبَا َء َو َّ‬ ‫َك ِل َماتِكَ إِلَى ٌَ ْو َم ال ِ ّدٌ ِْن‪ .‬اَلله ُهـ َّم ا ْدفَ ْع َ‬
‫سائِ ِر اْلب ُْل َد ِ‬
‫ان اْل ُم ْس ِل ِمٌْنَ عآ َّمةً ٌَا‬ ‫صةً َو َ‬‫ع ْن بَلَ ِدنَا اِ ْندُونِ ٌْ ِسٌَّا خَآ َّ‬ ‫ظ َه َر ِم ْن َها َو َما بَ َ‬
‫طنَ ‪َ ،‬‬ ‫َما َ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‪َ .‬ربَّنَا‬ ‫ع َذ َ‬ ‫سنَةً َوقِنَا َ‬ ‫سنَةً َوفِى اْ ِ‬
‫ْلخ َرةِ َح َ‬ ‫َربَّ اْلعَالَ ِمٌْنَ ‪َ .‬ربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْنٌَا َح َ‬
‫ّٰللاَ ٌَؤ ْ ُم ُر‬ ‫سنَا َوإِ ْن لَ ْم ت َ ْغ ِف ْر لَنَا َوت َْر َح ْمنَا لَنَ ُك ْون ََّن ِمنَ اْلخَا ِس ِرٌْنَ ‪ِ .‬عبَا َد ِ ه ِ‬
‫ّٰللا ! إِ َّن ه‬ ‫ظلَ ْمنَا ا َ ْنفُ َ‬
‫َ‬

Anda mungkin juga menyukai