Anda di halaman 1dari 4

Nama : Fernanda Dwi Nugraha

NIM : 66200005
Kelas : MJ.2A

LATIHAN/TUGAS
Kerjakanlah soal berikut dengan tepat.
1. Analisis sebuah kasus yang menggambarkan sewa ekonomi lengkapi dengan contoh kurva!
2. Besarnya permintaan terhadap dana modal yang akan dipergunakan untuk kepentingan
investasi sangat tergantung pada produktivitas dari dana modal itu. Jelaskan maksud dari
pernyataan tersebut disertai contoh kasus di Indonesia!
3. Tuan Fendi memiliki sebuah mobil dipergunakan untuk usaha Grab Car dengan seharga Rp
250.000.000 di mana dalam jangka waktu satu tahun dia mengeluarkan biaya operasi sebesar Rp
100.000.000. dari awal orang tersebut memang hanya berniat menggunakan angkot tersebut
hanya selama satu tahun. Oleh sebab itu, pada akhir tahun angkot tersebut akhirnya dijual
seharga Rp 200.000.000. Jika selama jangka waktu satu tahun itu semua pembayaran penumpang
yang diperoleh ialah sebesar RP 200.000.000, maka berapa tingkat pengembalian modal yang
diterima oleh tuan Fendi?
4. Analisis kelebihan beserta kelemahan dari teori suku bunga yang ada!
5. Ada tiga faktor penyebab perbedaan suku bunga. Jelaskan bagaimana nasabah mengatasi hal
tersebut!

Jawaban
1. Tanah merupakan faktor produksi yang keberadaannya tidak dapat diperbaharui., sehingga
dapat dikatakan bahwa penawarannya tidak dapat diubah jumlahnya. Salah satu hal yang bisa
dilakukan hanya dengan melakukan perbaikan terhadap mutu dari tanah tersebut. Misalnya yang
dapat dilakukan adalah dengan menyediakan pengairan (irigasi) yang cukup bagi sawah dan bisa
juga dengan membuat beberapa proyek pada tanah yang sering sekali digenangi air dengan
tujuan supaya bisa mencegah terjadinya banjir. Semakin tinggi jumlah permintaan akan tanah
tersebut, maka akan semakin tinggi juga sewa tanah yang harus dibayarkan. Permintaan terhadap
tanah sangat tergantung pada besarnya jumlah permintaan terhadap barang yang bisa dihasilkan
dari tanah itu sendiri. Berikut merupakan kurva penentuan sewa tanah :
Melalui gambar di atas dapat dilihat bahwa berdasar pada produksi yang seharusnya dicapai pada
tingkat harga itu, maka keinginan dari seorang petani dalam mempergunakan tanah tersebut ialah
yang tergambar pada D0 D0. Pada kondisi tersebut sewa tanah hanya sebesar R0. Apabila dalam
waktu yang relatif cepat ternyata permintaan dari luar negeri mengalami penambahan yang
sangat besar, maka harga jagung akan mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Hal ini
berdampak pada banyaknya orang yang akan menanam jagung. Kondisi tersebut menyebabkan
adanya pergeseran terhadap permintan tanah menjadi D1 D1. Dengan demikian dampaknya sewa
tanah pun juga akan mengalami kenaikan dari R0 menjadi R1. Apabila ada satu kondisi yang
tidak diinginkan terjadi, misalnya harga jagung mengalami penurunan yang sangat drastis, maka
permintaan atas tanah tersebut juga akan mengalami penurunan. Misalnya dari contoh di atas
permintaan tanah turun dari D0 D0 menjadi D2 D2, maka dampaknya sewa tanah juga akan
mengalami penurunan dari R0 menjadi R2.

2. Produktivitas modal dapat dihitung melalui penentuan besarnya pendapatan rata-rata tahunan
neto, yakni setelah dikurangi dengan penyusutan modal yang sudah dipergunakan. Hal itu dapat
dinyatakan sebagai persentase dari modal yang sudah ditanamkan. Dengan demikian
produktivitas modal itu disebut sebagai tingkat dari pengembalian modal (rate of returns).
Berikut merupakan contoh sederhana untuk menghitung tingkat dari pengembalian modal :

Jika ada seseorang yang mempunyai modal dia, membeli sebuah angkutan kota seharga Rp
100.000.000 di mana dalam jangka waktu satu tahun dia mengeluarkan biaya operasi sebesar Rp
25.000.000. dari awal orang tersebut memang hanya berniat menggunakan angkot tersebut hanya
selama satu tahun. Oleh sebab itu, pada akhir tahun angkot tersebut akhirnya dijual seharga Rp
75.000.000. Jika selama jangka waktu satu tahun itu semua pembayaran penumpang yang
diperoleh ialah sebesar RP 75.000.000, maka berapa tingkat pengembalian modal yang diterima
oleh orang tersebut?
Apabila modal dan biaya pengurusan angkutan kota itu ialah Rp 100.000.000 + Rp 25.000.000 =
Rp 125.000.000. Dari jumlah tersebut dia kembali mendapatkan Rp 75.000.000 di akhir tahun,
oleh karena itu pengeluaran neto jumlahnya Rp 125.000.000 – Rp 75.000.000 = Rp 50.000.000.
Sedangkan sewa sewa penumpang selama satu tahun Rp 75.000.000.
Dengan demikian pendapatan bersih dari pemilik modal itu ialah Rp 75.000.000 - Rp 50.000.000
= Rp 25.000.000. Dari data di atas, maka tingkat pengembalian dari angkot tersebut dapat
ditemukan melalui rumus berikut.
25.000.000 x 100 = 25%
100.000.000
3. Apabila modal dan biaya pengurusan Grab Car itu ialah Rp. 250.000.000 + Rp. 100.000.000 =
Rp. 350.000.000. Dari jumlah tersebut dia kembali mendapatkan Rp. 200.000.000 di akhir tahun,
oleh karena itu pengeluaran neto jumlahnya Rp. 350.000.000 – Rp. 200.000.000 = Rp.
150.000.000. Sedangkan sewa penumpang selama satu tahun Rp. 200.000.000.
Dengan demikian pendapatan bersih dari pemilik modal itu ialah Rp. 200.000.000 – 150.000.000
= Rp. 50.000.000. Dari data di atas, maka tingkat pengembalian dari Grab Car tersebut dapat
ditemukan melalui rumus berikut.

50.000.000 x 100 = 20%


250.000.000

4. Teori Suku Bunga Klasik


 Kelebihan
Bunga yang didapat saat investasi akan selalu naik dan makin tinggi.
 Kekurangan
Apabila bunga pada saat proses ekonomi semakin tinggi maka keinginan bagi
seseorang untuk melakukan investasi pada saham tersebut akan turun dan semakin
rendah.
Teori Suku Bunga Keynes
 Kelebihan
Dalam artian teori ini bahwa tingkat suku bunga sangat ditentukan oleh adanya
permintaan dan penawaran (ditentukan oleh suatu pasar uang). Dapat kita ketahui bahwa
suatu uang akan bisa mempengaruhi kegiatan ekonomi (GNP) suatu negara. Pada periode
jangka pendek kebijakan moneter yang dimiliki teori ini sangat baik untuk meningkatkan
produk nasional suatu negara.
 Kekurangan
Apabila dengan memegang surat berharga pada saat tingkat suku bunga naik
(harga mengalami penurunan), maka mereka akan rugi.
Teori Suku Bunga Hicks
 Kelebihan
Suku bunga ini berada di titik keseimbangan antara sektor moneter dan sektor rill.
 Kekurangan
Besarnya tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh bank juga sangat dipengaruhi
oleh besarnya cost of money. Tingkat suku bunga kredit yang ditetapkan untuk seluruh
nasabah harus labih besar dari jumlah cost of money dan biaya operasionalnya.
5. Jawabannya :
 Faktor perbedaan risiko
Bank akan memberikan bunga yang lebih rendah kepada usaha yang telah lama
berkembang serta memiliki resiko usaha yang rendah, begitu pula sebaliknya. Maka sebagai
nasabah yang sedang menempuh usaha baru atau belum lama dibidangnya akan mendapat bunga
yang tinggi dari bank. Maka dari itu alangkah baiknya untuk modal awal usaha itu berasal dari
modal pribadi setelah usaha nasabah telah berkembang lama dan sudah memiliki ekonomi yang
stabil nasabah dapat meminjam modal dari bank agar mendapatkan suku bunga yang rendah.
 Faktor Jangka Waktu Pinjaman
Apabila modal yang dipinjamkan semakin lama terbayar, maka akan semakin besar juga
tingkat bunga yang harus dibayarkan. Lama atau tidak nya meminjam ini tergantung dari apa
yang dibutuhkan nasabah, jika nasabah ingin memiliki sebuah kebebasan saat membayar nasabah
bisa meminjam modal kepada bank dengan jangka waktu yang lama tetapi dengan tingkatan
bunga tinggi, namun apabila nasabah tidak ingin memiliki tingkatan bunga yang tinggi maka ia
dapat meminjam modal dengan jangka waktu yang pendek.
 Faktor Biaya Administrasi Pinjaman
Pada faktor ini apabila jumlah dana yang di pinjamkan sangat berbeda akan tetapi biaya
adminstari yang didapat tidaklah jauh berbeda, sebagai contoh suatu perusahaan meminjam Rp
100.000.000 ataupun Rp 10.000.000, biaya administrasinya ialah sama. Maka diukur dari sudut
biaya administrasi untuk pinjaman per rupiah, pinjaman sebesar Rp 10.000.000 akan memakan
biaya yang lebih tinggi dari pinjaman sebesar Rp 100.000.000. maka bisa diartikan jumlah
pinjaman yang relatif lebih kecil dapat suku bunga yang lebih tinggi. Untuk mengatasi nya
nasabah dapat mengakumulasikan terlebih dahulu semua kebutuhan nya untuk jangka waktu
yang panjang agar dapat disesuaikan terlebih dahulu kepada jumlah yang ingin ia pinjam
setelahnya nasabah bisa meminjam modal kepada bank dengan jumlah yang tepat dan sesuai
agar nasabah tidak perlu meminjam lagi dan lagi. Hal ini diharapkan bisa mengurangi suku
bunga tinggi yang akan dimiliki nasabah.

Anda mungkin juga menyukai