Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan manusia mengakibatkan pembebasan senyawa ke


lingkungan. Pencemaran atmosfir memiliki pengaruh nyata dan segera
tampak pada manusia, jika masalah ini dibandingkan dengan pencemaran
untuk media lain. Perkembangan industry mempertinggi tingkat pengaruh
ini. Pada sisi lain perkembangan peralatan dan teknologi pengendalian
pencemaran udara semakin baik dan canggih. Penerapan system
pengendalian pencemaran selalu dikaitkan dengan biaya operasi, biaya
pemeliharaan dan biaya produksi.

Penurunan tingkat pencemaran udara diperlukan untuk


mempertahankan kualitas udara yang memenuhi persyaratan bagi makhluk
hidup di dalam biosfer, dan meningkatkan kesehatan masyarakat di daerah
industry maupun di daerah yang jauh dari industry. Upaya ini dikaitkan
pula dengan kenyamanan. Kegiatan manusia di kota-kota besar merupakan
bagian pada pencemaran atmosferik ini. Daya dukung biosfera terbatas
dalam kapasitas penyerapan senyawa-senyawa yang dibebaskan ke
lingkungan. Perlindungan lingkungan yang ditangani lewat pengendalian
pencemaran harus ditinjau secara bersama-sama untuk berbagai media
peralihan. Industry selalu dikaitkan dengan sumber pencemar, karena
industry merupakan kegiatan yang sangat tampak dalam pembebasab
berbaggai senyawa kimia kedalam lingkungan alam. Pemerintah telah
menerbitkan Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup.

1
B. Rumusan Masalah
1. Dari apa saja sumber bahan baku kayu di peroleh oleh CV. Mertanadi?
2. Bagaimana cara pengolahan kayu di CV. Mertanadi ?
3. Bagaimana cara penanganan limbah kayu di CV. Mertanadi?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui sistem pengolahan industry kayu CV. Mertanadi

2. Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui sumber bahan baku kayu di peroleh oleh CV.
Mertanadi
- Untuk mengetahui cara pengolahan kayu di CV. Mertanadi
- Untuk mengetahui cara penanganan limbah kayu di CV. Mertanadi

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
- Untuk menambah wawasan bagi mahasiswa jurusan kesehatan
lingkungan mengenai sistem pengolahan kayu di CV. Mertanadi
- Untuk mengetahui proses pengolahan kayu di CV. Mertanadi
2. Manfaat Praktis
- Sebagai pedoman bagi pekerja CV.Mertanadi agar lebih
memperhatikan kesehatan lingkungan di tempat kerjanya dan
menggunakan alat pelindung diri saat melakukan pekerjaan.

2
BAB II
HASIL

A. Gambaran Umum
CV. Mertanadi terletak di Jl.Perang lukluk Badung Bali. CV.
Mertanadi menjadi salah satu industri kayu dengan mengandalkan kayu yang
di kirim oleh surabaya. Dengan adanya industri kayu di daerah tersebut selain
menguntungkan warganya air yang akan di olah juga dapat menimbulkan
dampak yang dapat merugikan pada proses pengolahannya.
Untuk mengurangi dampak tersebut perlu diadakannya proses untuk
mencegah terjadinya gangguan saat pada proses pengolahan dengan cara
penyedotan limbah atau sisa-sisa serpihan kayu. Selain mengurangi gangguan
cara ini juga dapat meningkatkan proses bekerjanya CV. Mertanadi .

3
B. Struktur Organisasi

CV. MERTANADI

DIREKTUR

INTERNAL

AUDIT

KEPALA RISET &


PENGEMBANGAN

RISET PASAR KEPALA BAGIAN KONTRUKSI

BENGKEL BANGUNAN

BAGIAN UMUM
BAGIAN MESIN MANDOR

BENGKEL MEKANIK
BENGKEL LAS
PEMBORONG

C. BENGKEL
Mekanisme DINAMO
Kerja Instansi
BENGKEL UMUM

Kayu (dari Surabaya)

4
Di oven apabila kayu basah

Penggergajian /pemotongan kayu

Pembentukan dan penghalusan

Pembakaran limbah kayu/dijual

Pengiriman

D. Program Kerja Instansi


CV. Mertanadi memiliki program kerja sebagai berikut:
A. Meningkatkan produksi dalam pengolahan kayu untuk meningkatkan
ekonomi nasional.
B. Meningkatkan kesejahteraan warga dengan menghasilakan produk
kayu yang berkualitas
C. Melakukan pengolahan produksi kayu yang berkualitas dan
bermanfaat.

D. Masalah Yang Terjadi Pada Bekerja

Masalah yang dihadapi oleh CV. Mertanadi pada saat bekerja adalah
saat proses pengolahan kayu, pegawai yang kurang memerhatikan
kelesamatan kerjanya bisa saja membahayakan kelematannya, kejadian
masalah yang biasanya terjadi saat kerja adalah tidak menggunakannya alat

5
pelindung diri (APD), dan jari tangan yang kadang terkena atau bersentuhan
oleh amesin pemotong kayu, kurangnya pencahayaan dan udara masuk
maupun keluar bisa membahayakan kondisi pekerja.

6
BAB III

PEMBAHASAN

A. Sumber Bahan Baku

Bahan baku industri CV. Mertanadi biasanya di kirim dari Surabaya


dan bahan yang biasa di terima adalah pohon jati sebagai bahan untuk pengolahan
pembentukan.

Berdasarkan tipe gergaji utama yang digunakan industri ini adalah


band sawmill, pertimbangannya adalah menggunakan alat ini lebih efisien(lebih
menghasilkan tingkat rendemen yang tinggi), praktis , dan lebih mempersingkat
waktu dalam pembelahan atau proses produksi kayu. Alat gergajian yang
digunakan, antara lain : Circular saw, Band saw, dan Chain saw, namun yang
utama digunakan adalah band saw. Berdasarkan cara produksi, industri ini
menggunakan service sawmill. Berdasarkan fungsi, industri ini tergolong
resawing, karena industri ini menghasilkan bahan baku melalui industri yang
lain dan berdasarkan mobilitasnya industri CV. Mertanadi ini tergolong
permanen, hal ini karena lokasinya tidak berpindah-pindah.

B. Proses Pengolahan Kayu


1. Pembelahan kayu (resawing)

Pembelahan kayu disini termasuk pembelahan kedua, sebab menurut


pihak pengelola industri, bahan baku dibelah untuk ditentukan ukurannya.
Sesungguhnya mesin dari industri ini dapat digunakan untuk membelah log atau
dolok. Akan tetapi, bahan baku industri sudah berbentuk cant. Menurut
Dephutbun RI (1998), cant adalah blambangan yang berbentuk setengah,
sepertiga, dan seperampat yang diperoleh melalui pembelahan pertama.

7
2. Meratakan kayu bagian pinggir

Istilah meratakan kayu bagian pinggir ini dikenal oleh pihak pengelola
industri sebagai pembuatan siku atau menyikukan kayu. Perataan ini berguna
untuk memudahkan pembentukannya dalam proses produksi lanjutan. Dephutbun
RI (1998) menyatakan perataan sisi dan pemotongan ujung adalah pekerjaan yang
penting yang memerlukan petugas-petugas dengan pengetahuan yang baik tentang
kualitas kayu gergajian.

3. Proses lanjutan penggergajian kayu

Proses lanjutan ini berupa membuat produk, seperti pintu, kusen,


jendela, dan lain-lain. Pembuatan kusen ini melalui proses pemotongan dan
pembuatan ukurannya, pembuatan dudukan, sponing (lanjutan), pemasangan, dan
finishing.

Industri biasanya jarang membuat produk karena keterbatasan alat.


Oleh karena itu, industri ini mengutamakan pembelahan berbagai ukuran sortimen
sesuai dengan pesanan (order).

C. Cara Penangan Limbah Kayu

Limbah potongan kayu adalah sisa-sisa potongan kayu, seperti sisa


potongan kayu furniture yang sudah tidak terpakai lagi dan memiliki ukuran serta
bentuk yang bervariasi.

Limbah potongan kayu ini dapat ditemukan di sisa-sisa pembuatan


furniture. Biasanya limbah kayu ini berupa potongan dan serpihan. Limbah
potongan ini berupa papan-papan atau potongan-potongan kecil yang masih
dapat dilihat bentuknya. Sedangkan serpihan kayu merupakan sisa-sisa proses
pengolahan kayu baik pemotongan maupun penghalusan yang menghasilkan
bubuk-bubuk kayu. Saat ini, bubuk kayu telah banyak dimanfaatkan menjadi kayu
olahan seperti multipleks, blockboard, dupa dan sebagainya, sedangkan potongan

8
kayu yang tidak bisa di olahan biasanya masuk ke proses pembakaran agar tidak
mencemari lingkungan dan pemukiman, maka asap sisa pembakaran akan di isap
menggunakan mesin agar tidak terjadi hal yang di inginkan.

9
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari kunjungan kuliah instansi ke CV. Mertanadi, dapat ditarik
simpulan sebagai berikut:
1. sektor industry kayu/pulp memegang peranan sangat penting dalam
pergerak sector-sektor utama dalam produksi dan mampu membawa
perubahan mendasar dalam struktur ekonomi Indonesia.
2. Sisa bubuk kayu telah banyak dimanfaatkan menjadi kayu olahan seperti
multipleks, blockboard, dupa dan sebagainya
3. Bahan baku industri CV. Mertanadi biasanya di kirim dari Surabaya dan
bahan yang biasa di terima adalah pohon jati sebagai bahan untuk
pengolahan pembentukan.

B. Saran

Sektor industri penggergajian kayu adalah sektor yang mampu


menopang perekonomian Indonesia yakni adanya pemanfaatan limbah
produksi. Akan tetapi diperlukan adanya sosialisasi pemanfaatannya dalam
bentuk lain dan diadakan dana pemeliharaan alat-alat yang dimiliki industry
sehingga proses produksi tidak terhambat.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://m2indonesia.com/informasi/perusahaan/profil-perusahaan-mertanadi-
cv-badung-provinsi-bali.htm

https://rieko.wordpress.com/2009/03/17/pencemaran-udara-oleh-industri-
dan-penanggulangannya/

11
Lampiran

12

Anda mungkin juga menyukai