Anda di halaman 1dari 48

Catch-up Growth Pada Bayi dan Anak

(Catch-up growth dengan kemampuan kognitif)

M.K GIZ528 Gizi Pertumbuhan dan Perkembangan

Avliya Quratul Marjan


Nutrition Lecturer, UPN Veteran Jakarta
+62 85265211095
avliyaquratul@upnvj.ac.id
Bogor, 14 November 2022

1
Outline

1 1000 HPK dan Masalah Gizi Pre & Post Natal

2 Definisi Catch-up Growth (Kejar Tumbuh)

Efek Catch-up Growth terhadap kognitif


3 dan kesehatan

4 Penelitian Catch-up Growth dan Kemampuan


Kognitif Anak Indonesia (Analisis Data IFLS)
2
1000 HPK dan masalah gizi pre &
.
post natal

3
Pentingnya 1000 HPK dalam meningkatkan kualitas bangsa

Periode ini, terutama didalam kandungan, dimulainya pembentukan, pertumbuhan


dan perkembangan organ tubuh dan bila periode ini tidak dilalui dengan baik,
maka akan memberikan dampak yang bersifat permanen yaitu:

1. Kemampuan kognitif yang rendah


2. Risiko Penyakit Tidak Menular saat usia dewasa
3. Stunting pada anak dan usia dewasa 4
Perkembangan Janin Sejak Dalam Kandungan

Periode 0-8 minggu kehamilan:


pembentukan cikal bakal organ tubuh.

Minggu 9-akhir kehamilan :


pertumbuhan organ berlanjut.
Jantung, pankreas dan ginjal selesai
saat dalam kandungan.
Otak masih dapat berkembang
setelah janin dilahirkan.

0-2 tahun : perkembangan


penting berlanjut hingga 2 tahun
pertama kehidupan (1000 HPK).
5
Pentingnya masa kehamilan: terutama 8 minggu pertama kehamilan
8 Minggu pertama kehamilan
Paru-paru mulai terbentuk dan terus tumbuh merupakan periode paling kritis
pada minggu ke 3 kehamilan dan masih
berkembang setelah lahir.

Jantung mulai berkembang pada minggu


Ke-3 kehamilan dan mulai berdetak saat
minggu ke 5-6 hamil.

Otal : pada awal minggu ke 4 kehamilan,


mencapai puncaknya pada akhir kehamilan.
Setelah dilahirkan, otak dan fungsinya masih
tumbuh dan berkembang.

• Tulang, otot, hati dan pankreas mulai


pada minggu ke 4.
• Ginjal mulai dibentuk pada minggu ke
5-6 kehamilan.
6
Mengapa terjadi gangguan & hambatan pertumbuhan pada janin?

7
Dampak gangguan gizi pada 1000 HPK

9
Masalah Gizi Pre natal
Intrauterine Growth Restriction

IUGR atau Pembatasan pertumbuhan


intrauterin (IUGR) telah didefinisikan
sebagai laju pertumbuhan janin di
bawah normal dengan melihat potensi
pertumbuhan bayi sesuai dengan ras
dan jenis kelamin (Sharma et al., 2016).

Konsekuensi kesehatan yang buruk akibat


terjadinya IUGR tidak terbatas terjadi
pada masa bayi dan anak-anak karena
kondisi ini bisa terjadi sepanjang hidupnya
jika tidak diberikan intervensi yang tepat.
(Black and others 2013)

10
Masalah Gizi Pre natal

IUGR leads to stunting and Stunting


wasting, and an estimated
20% of stunted children in
LMICs were born SGA IUGR dan Catch-up
Wasting
(Black et al., 2013) SGA Growth
SGA infants had significantly
increased odds of stunting and
Underweight
underweight (Blake et al., 2016)

11
Masalah Gizi Pre natal
Intrauterine Growth Restriction

The thrifty phenotype hypothesis


proposes that the epidemiological
associations between poor fetal
and infant growth and the
subsequent development of type 2
diabetes and the metabolic syndrome
result from the effects of poor nutrition
in early life (Sharma et al., 2016).

12
Masalah Gizi Pre natal
Intrauterine Growth Restriction

Kondisi masalah gizi saat dalam janin


dan pada awal kehidupan juga
menentukan kemampuan kognitif anak di
kehidupan berikutnya.

Sehingga penting untuk mengejar


ketertinggalan anak agar tidak persisten
di sepanjang kehidupannya.

13
Masalah Gizi
Post natal

Postnatal normal growth :


Kondisi yang merupakan hasil
interaksi faktor endogen, hormone,
genetic, dan faktor eksogen dalam
mempengaruhi pertumbuhan
(Rappaport 2004).

Stunting Syndrome

• Linear growth failure


• Increase mortality dan
morbidity
• Intergenarational cycle

Gambar Stunting sindrom, mekanisme dan dampak


Kotak biru dan kotak putih menunjukkan faktor penyebab dan dampak pada tiap fase.
(Prendergast and Humphrey, 2014). 14
Masalah Gizi Post natal

Source: UNICEF. Improving Child Nutrition: The achievable


imperative for global progress. United Nations Children’s Fund; 2013 15
Catch Growth (Kejar Tumbuh)
Definisi, Efek Kejar Tumbuh Terhadap Kognitif dan Kesehatan Anak

16
Definisi Catch-up growth (kejar tumbuh) dari beberapa penelitian
Catch-up growth menggambarkan fase pertumbuhan cepat yang memungkinkan
seorang anak untuk mempercepat pertumbuhan sampai ia sepenuhnya pulih dari
kecepatan pertumbuhan genetiknya (Rappaport 2004).

Catch-up growth : Pertumbuhan cepat yang terjadi karena sebelumnya mengalami


hambatan pertumbuhan, dimana arah pertumbuhan lebih cepat dari pertumbuhan
normal (Fikawati dkk, 2017).

Catch-up growth dapat terjadi pada setiap tahap usia pertumbuhan hingga
anak menginjak usia belasan tahun, tetapi paling banyak penelitian menunjukkan
terjadi retardasi pertumbuhan intrauterin selama 1-2 tahun pertama kehidupan
(Campisi et al. 2018);Victora et al. 2000).

17
Catch up growth vs Growth spurt
Growth spurt adalah percepatan pertumbuhan
pascalahir yang merupakan bagian normal
Catch-up growth setelah melahirkan di definisikan dari pertumbuhan dan perkembangan anak
sebagai kecepatan pertumbuhan lebih besar yang terjadi beberapa bulan setelah lahir,
dari median berdasarkan usia dan jenis kelamin masa anak-anak hingga mencapai kematangan
tertentu setelah sebelumnya mengalami masa fisik (Kumanov and Agarwal 2016).
penghambatan pertumbuhan, yaitu berat atau
tinggi bayi lahir lebih rendah dibawah persentil
(Campisi et al. 2018). Periode growth spurt tidak terjadi sepanjang
waktu pertumbuhan karena hanya di waktu
tertentu saja yang berlangsung singkat serta
berbeda pada setiap anak
(Kumanov and Agarwal 2016).

18
Catch-up Growth
Un
cle
ar
Catch-up Catch-up growth memiliki definisi yang
growth berbeda-beda dalam beberapa literatur
(Cameron et., al, Lundeen et al., Leroy et al., dan Prentice et al.,)

ABSOLUTE VS RELATIVE

• ABSOLUTE : Peningkatan panjang badan absolut,


Parameter pengukuran : Kecepatan pertumbuhan tinggi badan (height velocity), perubahan
positif perbedaan tinggi badan menurut umur (Height age different/HAD)
(Campisi et al. 2018; Leroy et al. 2015a).

• RELATIVE : Perubahan pertumbuhan terhadap nilai rujukan populasi (TB/U dibandingkan dengan
distribusi tinggi badan populasi berdasarkan umur) ; standar deviasi (Z-skor) dari TB/U.
• Perubahan pada Z-skor tinggi badan menurut umur (TB/U) (Schott et al., 2013 ; Leroy 2015).
19
Catch-up Definition
We consider 5 definitions, including relative, absolute and threshold-based definition,
where definitions are ranked from weakest to strictest.

1. The child experienced an increase in HAZ between 2 and 5 years (a simple relative
definition).
2. The child experienced an increase in HAZ, such that by 5 years HAZ >=-2, i.e. the child
had ‘recovered from stunting’ (a relative definition with a commonly used cut-off point).
3. The child experienced a decrease in HAD, i.e. the cm deficit, between 2 and 5 years (an
absolute definition).
4. The child experienced a recovery from stunting (HAZ>=-2 at 5 years) and a decrease
in HAD (recovery from stunting and catch-up in absolute terms); and
5. The child experienced a recovery from stunting such that HAZ at 5 years fell within the
‘normal’ range of >=-1 (recovery from stunting with a stricter cut-off point)

(Desmond & Casale 2020)


21
Catch-up growth Anak Usia Dini
Intrauterine A Birth At 2-5 years of age Later Life

Intrauterine growth
restriction (IUGR) dan
Small Gestational Age
(SGA) Normal, Low Catch-up or Future Health
Birth Weight and catch-down and Cognition
Placental insufficiency Length. growth
Your Textat 2-5
Here
dan gangguan years
perkembangan otak

Tinggi badan dan status


gizi ibu saat hamil

22
“Catch-up Growth” and Stunting

Catch-up growth merupakan suatu fase


percepatan pertumbuhan untuk mengurangi
akumulasi defisit pertumbuhan tinggi badan Pada anak yang mengalami Catch-up
sebelumnya. Growth HAZ akan menyebabkan
pertumbuhan organ lain, termasuk
sistem syaraf terhambat karena energi
yang meningkat digunakan untuk mengejar
ketertinggalan pertumbuhan linier dengan
mengorbankan perkembangan organ lain.
Sebagian bayi yang mengalami stunting
dapat mengalami catch-up setelah usia 2
tahun hingga remaja sehingga pada usia
dewasa tidak mengalami stunting dengan
tujuan memutus rantai stunting pada anak.

23
(Achadi et al., 2020)
Stunting-Catch-up Growth

Growth stunting is one of the most


serious problems that is impending
child growth and development.
It is a state related to chronic
malnutrition and can contribute to
linear growth failure.

• It has both long term and short-term


consequences.
• Short term effects are developmental
delay and cognitive deficits.
• Long term effects are small constituti
onal size as an adult and obesity in ad
ulthood.

(Unicef 2013) ; (Desmond Casale 2017)

24
Penelitian terkait kejar tumbuh
terhadap kognitif dan kesehatan

25
Catch-up growth dan kemampuan kognitif
Catch-up growth setelah periode
Anak stunting saat usia dini
kekurangan gizi pada usia dini dapat
dapat mengalami percepatan
memperbaiki pertumbuhan linear,
pertumbuhan(catch-up
namun tidak demikian dengan organ
growth) kedua saat remaja.
lain.

Anak dengan BBLR,


memiliki riwayat IUGR Energi dalam tubuh diprioritaskan
atau SGA saat dalam Bayi yang mengalami catch-up untuk pertumbuhan tinggi badan,
janin berisiko memiliki growth setelah mengalami hambatan sedangkan organ lain mendapat
kemampuan kognitif lebih pertumbuhan sebelumnya berisiko energi lebih sedikit >> otak >>
rendah. mengalami penurunan fungsi kognitif menurun.
kognitif
26
Sumber: Achadi et al., 2020
Efek Kejar Tumbuh terhadap kognitif

Nugraha et al., 2019

27
Hasil :
• Anak-anak yang stunted pada usia 2 tahun yang kemudian mengalami kejar tumbuh
(catch-up growth), rata-rata memiliki hasil tes kognitif yang lebih tinggi dibandingkan dengan
anak yang mengalami stunted saat usia balita.

• Anak yang mengalami catch-up growth memiliki skor kognitif yang tidak jauh berbeda dengan
anak yang tidak mengalami catch-up (tetap stunting).

• Penelitian ini menyarankan bahwa pemberiann makan dan pengasuhan terbaik hingga usia 2 tahun
adalah kuncinya, dengan melakukan intervensi untuk mencegah deprivasi yang mempengaruhi
pertumbuhan linier dan fungsi kognitif.
Sumber: Casale , Desmond and Richter et al., 2020 28
Human Brain Development

Anak dengan periode awal kehidupan yang terhambat biasanya


organ tubuh tidak mendukung pada perubahan yang lebih baik,
kecuali fungsi kognitif karena plastisitas neurologis masih terjadi
(Thompson and Nelson n.d.2001);
hingga usia remaja. Achadi et al., 2020) 29
The effect of childhood stunting and wasting on adolescent cardiovascular diseases risk and education
al achievement in rural Uganda: a retrospective cohort study

Gershim Asiki a,b,c, Robert Newtonb,d, Lena Marionse, Anatoli Kamalib,f and Lars Smedmana, 2019

30
Asiki et al., 2019
Faktor yang berhubungan dengan risiko kardiovaskular

Anak yang mengalami stunted dari Anak perempuan memiliki rata-rata tekanan diastolik
awal hingga akhir pengamatan yang lebih tinggi daripada anak laki-laki
memiliki lama tahun menempuh
sekolah yang lebih pendek
dibandingkan anak normal

Anak wasted memiliki tekanan darah lebih


rendah dibandingkan anak normal

Kelompok anak yang sembuh dari wasting


Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa (recovered) memiliki tekanan darah rata-
faktor yang berhubungan dengan risiko rata yang lebih tinggi dibandingkan anak-
kardiovaskular dan lama tahun sekolah anak normal tetapi prestasi sekolah lebih
adalah faktor sosio-demografis, kebiasa rendah dibanding anak normal.
an makan, dan gaya hidup.

32

Asiki et al., 2019


Efek Catchup growth terhadap kondisi kesehatan

Catch-up growth Saat dewasa tidak terlihat perbedaan


Usia dini TB/U dan BB/U dengan indivudu lain

Risiko kelebihan gizi

Efek terhadap organ lain

Catch-up growth diperkirakan memberikan efek negatif terhadap status kesehatan saat usia dewasa.
Namun demikian, apakah efek negatif pada usia dewasa tersebut hanya diakibatkan karena catch-up
growth saja atau murni karena kekurangan gizi pada usia dini itu sendiri atau keduanya belum jelas.
34
Transgenerasi Penyakit Kronis
The Developmental Origins of Health and
Disease (DOHaD) :
Penyakit kronis saat dewasa dipengaruhi
paparan periode pre dan post natal.

Konsep Developmental Programming :


Stimulus pada periode sensitif perkembangan
akan memberikan dampak seumur hidup.

Konsep Missmatch :
Disparitas periode perkembangan mempengaruhi
risiko terhadap penyakit kronis.
Yaitu : Jantung koroner, DM tipe 2, Stroke,
Hiperkolesterolemia dan hipertensi

35
Sumber: Achadi et al., 2020
Penelitian
Catch-up growth dan kemampuan kognitif anak Indonesia
(Analisis data longitudinal IFLS 1997,2000, 2007 dan 2014)

Disertasi Avliya Quratul Marjan


FKM UI 2022

36
“State Of The Art” Penelitian
“State Of The Art”and Novelty

Catch up growth and Cognitive Development


Desain Penelitian
Desain dan sumber data Model kohor
Penelitian menggunakan data IFLS dengan dua model:
Observasional metode retospektif • Model 1 dimulai sejak anak usia 0-23 bulan pada tahun
dengan menggunakan data
1997 diamati hingga usia 10-12 tahun pada tahun 2007
longitudinal IFLS.
• Model 2 dimulai sejak anak usia 0-23 bulan pada tahun
1997 diamati hingga usia 17-19 tahun pada tahun 2014

Populasi Sampel
Data household tahun 1997,
• Sampel penelitian model 1 = 643 anak
populasi baduta usia 0-23 bulan
• Sampel penelitian model 2 = 515 anak
sebesar 1215 anak.

37
Klasifikasi anak kejar tumbuh
Tabel 4.1 Klasifikasi anak kejar tumbuh
Awal Pengamatan Perubahan status gizi Kategori Anak Kemampuan Kognitif
Tahun 1997 Tahun 2000 Kategori Anak Tahun 2007 Tahun 2014
0-23 bulan Usia 3-5 tahun Usia 10-12 tahun usia 17-19 tahun
Tidak stunted saat usia 3-5 tahun Tidak pernah stunted

Tidak Stunted Stunted saat usia 3-5 tahun. Tidak stunted kemudian
Terdapat penurunan pada nilai HAZ stunted usia 3-5 tahun
usia 3-5 tahun
Model 1 : Model 2:
Tidak stunted usia 3-5 tahun. Stunted kejar tumbuh Kemampuan kognitif Kemampuan kognitif
Stunted
Terdapat peningkatan pada nilai HAZ saat usia 10-12 tahun saat usia 17-19 tahun
usia 3-5 tahun
Tetap stunted pada usia 3-5 tahun Stunted tidak kejar
dan tidak terdapat perubahan pada tumbuh
nilai HAZ usia 3-5 tahun

(Modifikasi : Desmond, Casale & Ritcher 2020)

38
Kerangka Alur Penelitian

Tahun 1997 Tahun 2000 Tahun 2007 Tahun 2014


0-23 Bulan (3-5 tahun) Kognitif 10-12 tahun Kognitif 17-19 Tahun

Tidak Stunted
Tidak Skor kemampuan Skor kemampuan
stunted kognitif kognitif
Stunted

Stunted Kejar Tumbuh Skor kemampuan Skor kemampuan


kognitif kognitif
Tidak Kejar
Tumbuh
Ket : Kejar tumbuh yang digunakan adalah perubahan nilai z-skor HAZ >= -2 . 1Tidak pernah stunted z-skor HAZ >=-2 (tidak stunted-tidak stunted) ;
2Tidak stunted menjadi stunted usia 3-5 tahun (tidak stunted-stunted) ; 3Stunted kejar tumbuh z-skor HAZ usia 3-5 tahun >=-2 (stunted – tidak stunted);
4Stunted tidak kejar tumbuh : z-skor HAZ usia 3-5 tahun <-2 SD (stunted-stunted).

Gambar 4.1 Kerangka desain studi longitudinal (panel study) penelitian


39
Kerangka Analisis Data
0-23 bulan 3-5 tahun 10-12 tahun 17-19 tahun
(1997) (2000) (2007) (2014)

Lingkar Kepala
-Frekuensi konsumsi makan
ISPA dan Diare
-Kemampuan Kognitif
Kadar Hemoglobin

Variable data saat usia Faktor Sosial Ekonomi Rumah Tangga


balita (1997-2000) Faktor Orang Tua
- Pengeluaran total
Faktor Anak -Pendidikan Ayah dan Ibu
- Pendapatan
- Usia anak -Status Gizi Ayah dan Ibu
- Persen pangan
- Berat Badan -Pekerjaan Ayah dan Ibu
Faktor Lingkungan
- Tinggi Badan -Tempat tinggal
- Status Gizi -Sanitasi Rumah Tangga
-Stimulasi Psikososial (Fasilitas BAB dan air minum)
-Material rumah
Variabel data saat usia 0-23 bulan
- Lama pendidikan
Faktor Karakteristik Anak
-Jenis Kelamin - Status Merokok Ayah
- Imunisasi Anak -Durasi Pemberian ASI
-Berat Lahir

Gambar 4.2 Kerangka Alur Data Penelitian 40


Analisis Data Penelitian

Analisis Univariat Analisis Multivariat

Analisis deskriptif pada variabel dependen dan Analisis dengan menggunakan Generalized Linier
independen penelitian disajikan dalam distribusi Model (GLM) untuk mengetahui hubungan kejar
rata-rata dan persentase sesuai dengan data tumbuh balita dengan kemampuan kognitif saat
penelitian. usia 10-12 tahun dan 17-19 tahun yang dikontrol
oleh faktor lainnya.

Analisis Bivariat

Analisis hubungan menggunakan uji beda dan ANOVA


untuk melihat hubungan variabel independen yang
kategorik dan uji regresi linear untuk melihat hubungan
variabel independen yang numerik dengan
kemampuan kognitif anak saat usia 10-12 tahun dan
usia 17-19 tahun
41
Analisis Univariat : Kejar tumbuh usia balita
Tabel 5.1 Stunted dan Kejar Tumbuh Pada Anak Usia 0-23 bulan sampai usia 10-12
tahun dan usia 17-19 tahun (Model 1 dan Model 2)

Model 1 Model 2
Stunted dan Kejar Tumbuh Pengamatan 0-23 bulan s Pengamatan 0-23 bulan s/
/d 10-12 tahun d 17-19 tahun
n=643 % n=515 %
Status Stunted usia 0-23 bulan
Tidak stunted 389 60,5 314 60,9
Stunted (Z-skor TB/U <-2 SD) 254 39,5 201 39,0
Status Stunted usia 3-5 tahun
Tidak Stunted 362 56,3 277 53.8
Stunted (Z-skor TB/U <-2 SD) 281 43,7 237 46,1
Kejar tumbuh antara usia 0-23 bulan hingga usia 3-5 tahun
Tidak stunted 267 41,5 206 40,1
Stunted kejar tumbuh 95 14,7 71 13,8
Tidak stunted menjadi stunted 122 18,9 108 21,0
Stunted tidak kejar tumbuh 159 24,7 129 25,1
42
Persentase capaian kemampuan kognitif
Tabel 5.8 Persentase capaian kemampuan kognitif berdasarkan jawaban benar
Variabel Mean SD Min Mak 95% IK*
(%)
Persentase capaian kemampuan kognitif
71,93 17,5 0 100 70,57 – 73,28
10-12 tahun (n-643)
Persentase capaian kemampuan kognitif
64,12 20,8 0 100 62,31 – 65,93
17-19 tahun (n-515)

Persentase Capaian Kemampuan Kognitif Usia Persentase Capaian Kemampuan Kognitif


74,82 10-12 Tahun usia 17-19 tahun
72,76
70,88 67,74
67,29 63 62,46
60,73

Tidak stunted Stunted kejar Tidak stunted Stunted tidak kejar


tumbuh menjadi stunted tumbuh Tidak stunted Stunted kejar Tidak stunted Stunted tidak
usia 3-5 tahun tumbuh menjadi stunted kejar tumbuh
usia 3-5 tahun

43
Kemampuan kognitif usia 10-12 tahun dan 17-19 tahun

Kategori kemampuan kognitif berdasarkan rata-rata populasi penelitian

Kemampuan Kognitif Usia 10-12 tahun Kategori Kognitif Usia 17-19 tahun
(n=643) berdasarkan nilai rata-rata (n=515) berdasarkan nilai rata-rata

Dibawah
Dibawah rata-rata Diatas
Diatas rata-rata
rata-rata rata-rata 50.10 %
47.28% 49.90%
52.72%

44
Analisis Bivariat : Stunted dengan kemampuan kognitif
Tabel 5.9 Hubungan stunted usia dini dan kejar tumbuh dengan kemampuan kognitif anak usia 10-12 tahun
dan 17-19 tahun
Model 1 (n=643) Model 2 (n=515)

Variabel Rerata Kognitif Rerata Kognitif 1


SD p-value SD p-value
10-12 tahun 7-19 tahun

Status gizi TB/U usia 0-23 bulan


Tidak Stunted 12,5 2,8 0,025* 8,5 2,7 0,014*
Stunted 11,7 3,1 7,9 2,5
Status gizi TB/U usia 3-5 tahun
Tidak Stunted 12,6 2,7 0,001* 8,6 2,7 0,018*
Stunted 11,7 3,2 8,0 2,6
Kejar Tumbuh (Catch up Growth)
Tidak stunted (Ref) 12,7 2,8 Ref 8,8 2,6 Ref
Stunted kejar tumbuh 12,3 2,3 0,328 8,0 2,7 0,048*
Tidak stunted menjadi stunted 12,1 2,9 0,039* 8,1 2,9 0,033*
Stunted tidak kejar tumbuh 11,4 3,3 <0,001* 7,9 2,4 0,004*
45
Analisis Multivariat : Pengaruh kejar tumbuh dan faktor lainnya terhadap kema
mpuan kognitif
Kemampuan kognitif usia 17-19 tahun
Kemampuan kognitif usia 10-12 tahun
dipengaruhi oleh kejar tumbuh, karakteristik
dipengaruhi oleh kejar tumbuh, karakteristik
pendidikan dan pekerjaan ibu serta pendapatan rumah
anak dan interaksi antara anemia dan stunted
tangga
Karakteristik Model 1 kognitif usia 10-12 tahun* Karakteristik Model 2 hingga usia 17-19 tahun**
Β 95% IK p-value B 95% IK p-value
Kejar tumbuh Kognitif usia 10-12 tahun 0.214 0.066 – 0.362 0.005*
Kejar tumbuh
Tidak stunted Ref Tidak stunted Ref
Stunted kejar tumbuh -0.276 -1.217 – 0.585 0.306 Stunted kejar tumbuh -0.997 -1.792 – -0.202 0.020*
Tidak stunted menjadi stunte Tidak stunted menjadi stunted 0.546 -0.378 – 1.471 0.116
-0.881 -1.995 – 0.273 0.099
d
Stunted tidak kejar tumbuh -0.203 -0.953 – 0.542 0.327
Stunted tidak kejar tumbuh -1.716 -2.606 – -0.806 0.001*
Kadar hemoglobin 0.459 0.141 – 0.776 0.005*
Frek makanan pokok -0.620 -1.221 – 0.019 0.043*
Durasi menyusui 0.088 0.025 – 0.152 0.006*
Pendidikan ibu (SMA) 1.449 -0.049 – 2.949 0.048*
Lama tahun sekolah 0.565 0.198 – 0.932 0.003*
Pekerjaan ibu
Interaksi anemia dan stunted 1.836 -0.659 – 3.012 0.002*
1.448 0.181 – 2.714 0.025* (karyawan swasta)
usia 3-5 tahun
Pendapatan (kuintil 5) 0.894 -0.605 – 2.294 0.042*
46
Generalisasi Hasil Penelitian

Penelitian ini dapat Hasil analisis kekuatan penelitian


merepresentasikan hasil secara (power of test) :
nasional karena lokasi survei IFLS Model 1 anak usia 10-12 tahun :
sudah mencakup 13 provinsi yang 87.07%
tersebar di berbagai pulau di Model 2 anak usia 17-19 tahun :
Indonesia. 86.97%.

Penelitian ini dapat


menggambarkan kelompok
Penelitian ini dapat memberi anak yang mengalami
gambaran kemampuan kognitif perubahan status gizi TB/U saat
anak di Indonesia saat tahun usia dini baik yang mengalami
pengamatan. kejar tumbuh maupun yang
tidak

47
Pengaruh Kejar Tumbuh Terhadap Kemampuan Kognitif

Pada anak stunted, jumlah sel otak sejak masa kehamilan hingga usia 2
tahun tidak berkembang secara optimal

Anak mengalami kejar tumbuh : menyesuaikan kondisi tubuh, energi yang


masuk ke dalam tubuh dialokasikan untuk pertumbuhan linier.

Terhambatnya pertumbuhan linier dan stunting selama usia dini berdampak


negatif terhadap perkembangan neurokognitif anak.

Kondisi kejar tumbuh pada anak yang sebelumnya mengalami hambatan


pertumbuhan mengarah pada peningkatan perkembangan neurokognitif
(Leroy et al. 2020b).

48
Kesimpulan
Kelompok anak yang stunted tidak kejar tumbuh memiliki kemampuan kognitif yang lebih rendah saat
usia 10-12 tahun dan saat usia 17-19 tahun dibandingkan dengan anak stunted kejar tumbuh.

Kelompok anak yang mengalami stunted tidak kejar tumbuh berisiko memiliki kemampuan kognitif 1,7
poin lebih rendah saat usia 10-12 tahun dibandingkan anak yang tidak pernah stunted (p=0,001).

Kelompok anak yang mengalami stunted kejar tumbuh berisiko memiliki kemampuan kognitif 0,9 poin
lebih rendah saat usia 17-19 tahun dibandingkan anak yang tidak pernah stunted (p=0,020), namun
tetap dipengaruhi oleh kemampuan kognitif usia 10-12 tahun.

Durasi menyusui, kadar hemoglobin, lama tahun sekolah, dan interaksi variabel anemia dengan stunted
usia 3-5 tahun berhubungan signifikan dengan kemampuan kognitif anak usia 10-12 tahun.

Frekuensi makan pokok, pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan pendapatan rumah tangga berhubungan si
gnifikan dengan kemampuan kognitif anak saat usia 17-19 tahun.
49
Thank you

50

Anda mungkin juga menyukai