Anda di halaman 1dari 51

NERACA PEMBAYARAN D R .

PA L U P I L I N D I A S A R I
NERACA PEMBAYARAN (BOP)
Laporan keuangan berbagai transaksi ekonomi, baik berkenaan dengan barang, jasa maupun dana yang
dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain

Neraca pembayaran adalah catatan sistematis mengenai semua transaksi ekonomi antarpenduduk suatu
negara dengan negara-negara lain selama periode tertentu. Pengertian penduduk dalam hal ini meliputi
perorangan (individu), perusahaan, badan hukum, badan pemerintah, atau siapa saja yang tempat tinggal
utamanya di negara tersebut. Transaksi ekonomi berarti pertukaran nilai barang atau jasa ekonomi atau
pengalihan kekayaan penduduk suatu negara ke negara lain.
Kegunaan BOP
1. Untuk membukukan seluruh transaksi ekonomi internasional yang

terjadi antara penduduk dalam negeri dengan penduduk luar negeri

2. Untuk mengetahui struktur dan komposisi transaksi ekonomi

internasional suatu negara

3. Untuk mengetahui mitra utama suatu negara dalam hubungan

ekonomi internasional

4. Mengetahui posisi keuangan internasional suatu negara


4
Neraca pembayaran à catatan statistik mengenai
transaksi internasional suatu negara selama periode
waktu tertentu yang disajikan dalam bentuk
pencatatan double-entry.
Dasar-Dasar
Akuntansi Pada neraca pembayaran, setiap transaksi yang
Neraca mengakibatkan penerimaan dari negara lain dicatat
sebagai kredit dengan tanda positif.
Pembayaran
Sedangkan setiap transaksi yang mengakibatkan
pembayaran kepada negara lain dicatat sebagai debit
dengan tanda negatif.
Neraca pembayaran memiliki dua sisi, yaitu
kredit dan debet.
Kredit adalah transaksi yang menimbulkan
hak menerima pembayaran dari penduduk
negara lain.
Akuntansi Sementara sisi debet adalah transaksi yang
Neraca menimbulkan kewajiban membayar kepada

Pembayaran penduduk negara lain.


Semua transaksi kredit masuk dalam neraca
pembayaran dengan tanda positif (+).
Sedangkan transaksi debet masuk dengan
tanda negatif (-).
Transaksi Kredit Debit
Ekspor oleh Harland & Wolff ke perusahaan +£100 juta
Australia
(penyesuaian) Pengurangan liabilitas milik Bank -£100 juta
Inggris
Dasar-Dasar
Impor oleh Harland & Wolff dari Mitsubishi
Jepang
-£25 juta Akuntansi
(penyesuaian) Setoran dana diterima Mitsubishi +£25 juta Neraca
Pembayaran
Jepang melalui rekeningnya di Bank Inggris

Akuisisi oleh Aston Martin atas produsen suku -£50 juta


cadang mobil Jepang
(penyesuaian) Pembelian emas dari pemerintah +£50 juta
Inggris oleh Bank Mizuho, Jepang
Transaksi internasional suatu negara dapat
dikelompokkan menjadi tiga kategori utama:

1. Neraca Transaksi Berjalan; meliputi ekspor dan


impor barang & jasa.
Akun-Akun 2. Neraca Modal; meliputi seluruh pembelian dan
Utama penjualan aset seperti saham, obligasi, rekening
bank, real estate, dan bisnis.
Neraca
Pembayaran 3. Cadangan Devisa Negara; meliputi seluruh
pembelian dan penjualan aset cadangan
internasional seperti US$, valuta asing lainnya,
emas, dan Special Drawing Rights (SDR).
Pada dasarnya kita dapat membedakan tiga
macam pendekatan di dalam teori neraca
pembayaran, yakni
A) pendekatan elastisitas (elasticity approach),
3 PENDEKATAN
B) pendekatan absorpsi (absorption approach),
TEORI BOP
dan,
C) pendekatan moneter (monetary approach).
1. Pendekatan Elastisitas
Pendekatan elastisitas menunjuk pada proses penyesuaian neraca
pembayaran lewat perubahan yang terjadi di dalam harga relatif antara ekspor
dan impor (terms of trade), lewat perubahan yang dilakukan terhadap harga
valuta asing atau nilai tukar (exchange rate).

Pendekatan ini memusatkan analisanya pada neraca perdagangan yang


didefmisikan sebagai perbedaan antara nilai ekspor dan impor, dinyatakan
dalam mata uang domestik atau asing. Mekanisme penyesuaian yang dilihat
adalah mengenai pengaruh perubahan nilai tukar terhadap neraca
pembayaran. Pendekatan ini menekankan kepada penentuan kondisi yang
harus di penuhi agar suatu tindakan untuk merubah nilai tukar dapat
memberikan pengaruh positif kepada neraca pembayaran
J-Curve :

Dampak Nilai tukar


pada BOP
(Jk.Pendek dan Jk.
Panjang)
Lanjutan …
kondisi tersebut tergantung pada elastisitas permintaan dan penawaran untuk ekspor dan impor
bagi negara yang bersangkutan . Dari definisi neraca perdagangan, kita dapat menetapkan suatu
formula untuk menunjukkan pengaruh perubahan nilai tukar dengan jalan mendiferensiasikan
neraca perdagangan terhadap nilai tukar. Suatu versi dari formula tersebut dapat kita jumpai
dalam buku Heller, sebagai berikut
Marshall Lerner
dimana em adalah elastisitas permintaan, ex adalah elastisitas penawaran, B adalah neraca
perdagangan, r nilai tukar, bisa dinyatakan dalam bentuk harga valuta asing terhadap valuta
domestik, atau sebaliknya, x adalah ekspor dan M adalah impor.

Kondisi 'Marshall - Lerner'. Kondisi 'Marshall - Lerner' menyebutkan bahwa devaluasi dapat
memberikan pengaruh yang positif terhadap neraca pembayaran, bila jumlah dari elastisitas
permintaan terhadap ekspor dan impor lebih dari satu
Lanjutan …
Dari posisi keseimbangan, dimana Xo = Mo, formula di atas dapat disederhanakan menjadi,

sehingga untuk mendapatkan hasil yang positif pada B dengan menurunkan r (devaluasi),
persyaratan yang harus dipenuhi adalah; ex em Mengenai seberapa elastis diperlukan untuk
mendapat pengaruh yang diinginkan, ternyata menurut Kindelberger diperlukan elastisitas yang
jauh lebih besar dari satu, atau antara 4 dan 6.
Pendekatan Absorbsi
Sydney Alexander memperkenalkan pendekatan absorbsi (absortion approach) yang
mengatakan bahwa defisit neraca perdagangan bukan karena elastisitas yang rendah dan
juga bukan karena kegagalan dari devaluasi yang disebabkan inflasi dalam negeri yang
mengikuti, melainkan karena devaluasi itu sendiri tidak dapat dipercaya untuk dapat
meningkatkan pendapatan nasional di atas pengeluaran nasional.
Alexander menunjukkan bahwa kemampuan suatu tindakan devaluasi tergantung dari
pengaruh yang ditimbulkannya terhadap pendapatan dan pengeluaran atau daya absorpsi
seluruh masyarakat. Pendekatan ini menunjukkan pengaruh dari suatu devaluasi dengan
menggunakan persamaan pendapatan (income identity)
Menurut Alexander, devaluasi cenderung memperburuk neraca perdagangan karena dapat
menurunkan pendapatan riil dan daya serap riil (Halwani, 2005).
Sebagaimana biasanya nampak dalam analisa ekonomi makro, di dalam teori Keynes, yakni

Y = C + I + G + ( X- M);
di mana Y = pendapatan nasional, C = konsumsi total, I = invest- ment total, G = pengeluaran
Pemerintah, (X - M) = neraca perdagangan (pembayaran).

C + I + G dinamakan absorpsi (A),


sedangkan (X- M) neraca perdagangan,

neraca perdagangan dapat digambarkan sebagai, B = Y —A

Dari persamaan di atas dapat dikatakan bahwa pendapatan atau produksi domestik sama dengan
neraca perdagangan. Agar neraca perdagangan dapat diperbaiki oleh depresiasi atau devaluasi
mata uang domestik, maka pendapatan harus meningkat atau absorpsi domestik harus turun.
Dari persamaan ini dengan mudah dapat ditunjukkan bahwa suatu devaluasi dapat
mempengaruhi neraca perdagangan (B) lewat pengaruhnya pada pendapatan
masyarakat ( Y) dan absorpsi ( A), Lebih lanjut, Alexander menunjukkan pengaruh
devaluasi dengan menyatakan hubungan tersebut dalam bentuk perubahan dari
masing-masing unsur,
b = y - a.
Kemudian, dibedakan antara pengaruh yang tidak langsung dan yang langsung,
a = cy + d , dan
dengan demikian persamaan neraca pembayaran yang dinyatakan dalam bentuk
perubahan menjadi, b = (1 - c ) y - d, di mana c merupakan koefisien dari 'income
effect' dan d merupakan 'direct effect'
Alexander hanya mengatakan secara umum bahwa 'income effect'itu
biasanya positif, sedangkan efek 'terms of trade' biasanya negatif terhadap
neraca perdagangan. 'Direct effect' timbul dari pengaruh uang tersedia
(cash balance) yang positif, efek redistribusi yang tidak jelas tandanya,
serta berbagai pengaruh lain yang juga tidak jelas tandanya.
Pendekatan ini banyak mendatangkan kritik, terutama karena di dalam- nya
tidak diperhitungkan aspek moneter. Di samping itu,'direct effect' itu
tergantung pada elastisitas permintaan dan penawaran. Dalam tulisan se-
lanjutnya Alexander mengusulkan suatu penggabungan dari pendekatan
elastisitas dan absorpsi, dengan menunjukkan bahwa hasil yang dicapai
dalam pendekatan elastisitas merupakan pengaruh pendahuluan dari suatu
devaluasi, sedangkan pengaruh keseluruhannya menyangkut proses
multiplikasi
Pendekatan ini merupakan gabungan perubahan pendapatan, pengeluaran dan kurs untuk
memulihkan keseimbangan eksternal.

Absorpsi domestik merupakan pengeluaran barang-barang dan jasa domestik agregat, sehingga
suatu negara yang mengabsorpsi (mengonsumsi) lebih sedikit dari yang diproduksinya akan
mengalami surplus neraca perdagangan

Suatu negara yang mengonsumsi lebih banyak daripada yang diproduksinya, maka akan
mengalami defisit neraca perdagangan yang dapat diperbaiki dengan peningkatan pendapatan
dan pengurangan absorpsi
Pendekatan Moneter
Pendekatan monetaris adalah pendekatan yang menganggap bahwa neraca
pembayaran adalah fenomena moneter, dimana ada hubungan antara neraca
pembayaran suatu negara dan penawaran uang didalamnya (Chacoliades dalam
Adamu dan Otsede, 2009).
Sehingga dikatakan neraca pembayaran yang tidak seimbang merupakan refleksi dari
ketidakseimbangan pada pasar uang. Neraca pembayaran yang surplus merupakan
refleksi dari kelebihan penawaran uang, sedangkan defisit neraca pembayaran
merupakan refleksi dari kelebihan permintaan uang (Nopirin, 1990)
Pendekatan ini sangat kontras dengan pendekatan elastisitas dan absorpsi.
Pendekatan elastisitas dan absorpsi hanya merupakan teori mengenai neraca
perdagangan dengan meninggalkan akun-akun yang lain seperti pergerakan modal
diakun neraca modal (Kemp, 1975).
Pendekatan ini memungkinkan untuk mengevaluasi neraca pembayaran dengan
menggunakan rezim nilai tukar yang berbeda. Bisa menggunakan rezim nilai tukar
tetap (fixed exchange rate) ataupun rezim nilai tukar mengambang (floating
exchange rate).
Pendekatan moneter melihat proses ini dari neraca pembayaran, dan
mengatakan bahwa surplus dalam neraca pembayaran mencerminkan
adanya excess money supply. Atau secara umum neraca pembayaran
merupakan sarana penyesuaian sektor moneter, setiap kali terjadi
kegoncangan yang berasal dari unsur yang datang dari luar
Ketidak seimbangan neraca pembayaran memerlukan penyesuaian yang
menyangkut penggunaan devisa. Sehubungan dengan ini , pendekatan mo
- neter memusatkan perhatian pada perubahan cadangan devisa, dan
mendefinisikan
Neraca pembayaran sebagai perubahan neto dari cadangan devisa dari
Bank Sentral.
Neraca pembayaran dapat diturunkan dari model sektor moneter yang sangat
sederhana, yang menunjukkan suatu fungsi permintaan akan uang, definisi uang
beredar, dan kondisi untuk keseimbangan dalam sektor moneter, sebagai berikut :
Dimana Ms= penawaran uang, Md= permintaan uang, R= cadangan devisa (NFA), D= kredit domestik, Y=
pendapatan nasional, P= tingkat harga, dan i= tingkat suku bunga.

Persamaan pertama menjelaskan bahwa penawaran uang ditentukan oleh ketersediaan cadangan devisa
dan jumlah kredit domestik.

Sedangkan persamaan kedua menjelaskan bahwa permintaan uang merupakan fungsi dari pendapatan
nasional, tingkat inflasi dan tingkat suku bunga.

Dengan menggabungkan persamaan satu dan dua pada persamaan ketiga dan membuat cadangan devisa
menjadi variabel terikat, maka dapat dibuat persamaan baru sebagai berikut:

Persamaan ini merupakan dasar dari pendekatan monetaris terhadap neraca pembayaran. Persamaan ini
menunjukkan bahwa cadangan devisa (neraca pembayaran) merepresentasikan deviasi perkembangan
permintaan uang karena perkembangan kredit domestik dengan konsekuensi moneter pada neraca
pembayaran. Hal ini kemudian akan membawa pasar uang kembali dalam keseimbangan
Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa yang paling penting dari pendekatan
moneter adalah untuk menunjukkan bahwa ada suatu korelasi yang negatif antara
perkembangan kredit dalam negeri dan neraca pembayaran. Setiap kali penguasa
moneter menyediakan kredit yang meiebihi dari permintaan masyarakat, maka akan
berakibat negatif pada neraca pembayaran

Di samping itu, berbeda dengan pendekatan Keynes seperti dikemukakan sebelumnya,


peningkatan pendapatan (y) memberikan pengaruh yang positif. terhadap neraca
pembayaran, demikian pula perubahan bahan tingkat suku bunga (i) dan harga (P).
Dalam hal ini bisa puia ditunjukkan bahwa devaluasi memberikan pengaruh yang
positif terhadap neraca pembayaran, meskipun hanya dalam jangka pendek.
persamaan ini dapat ditunjukkan bahwa neraca pembayaran mem- punyai
korelasi positif dengan aliran modal neto, ekspor dan posisi neraca pembayaran
masa lalu, serta mempunyai korelasi negatif terhadap perubahan kredit
perbankan.
Formulasi Neraca Pembayaran
BOP = (X – M) + (CI – CO) +(FB)

Ket:
BOP = Neraca Pembayaran
X–M = Neraca transaksi berjalan yg merupakan selisih antara nilai ekspor
dan impor barang dan jasa.
CI-CO = Neraca transaksi modal yg merupakan selisih antara nilai
capital inflow dan capital outflow
FB = Neraca cadangan resmi negara.
Neraca Transaksi Berjalan

Neraca Transaksi Berjalan dibagi menjadi 4 sub-kategori:


◦ Perdagangan Barang
◦ Perdagangan Jasa
◦ Pendapatan Faktor
◦ Transfer Unilateral.

Perdagangan barang diwakili oleh ekspor dan impor barang berwujud. Misalnya: minyak,
gandum, pakaian, mobil/motor, komputer, dan sebagainya.
Perdagangan jasa meliputi pembayaran dan penerimaan atas jasa hukum, teknik, konsultasi
dan jasa teknik, royalti hak paten & kekayaan intelektual, premi asuransi, biaya pengiriman,
dan pengeluaran wisatawan.
Neraca Transaksi Berjalan
Perdagangan jasa sering disebut sebagai perdagangan tak tampak
(invisible trade).
Normalnya, konsep perdagangan hanya terbatas bahwa “harus ada
wujud fisiknya”. Namun semakin berkembangnya teknologi informasi
umat manusia, semakin mudah pula perdagangan yang kadang tak jelas
wujud fisiknya ini untuk dilakukan.
Contoh Amerika Serikat mengimpor jasa medis dari India
Neraca Transaksi Berjalan

Pendapatan faktor terdiri dari pembayaran dan penerimaan bunga, dividen, dan
pemasukan lain atas investasi asing yang telah dilakukan.

Contohnya, jika Indonesia terus menerus meminjam / mendapatkan pinjaman dana


dari negara lain / investor luar negeri, maka Indonesia harus membayar bunga dan
dividen yang semakin besar pada mereka. Akibatnya, defisit neraca perdagangan
akan semakin besar.
Neraca Transaksi Berjalan

Transfer unilateral adalah pembayaran ‘satu arah’ seperti hadiah, hibah dari pemerintah negara
lain atau swasta, bantuan luar negeri, dan ganti rugi.

Berbeda dari akun neraca pembayaran lainnya yang harus memiliki ‘lajur penyesuaian’, akun
transfer unilateral tidak memilikinya.

Caranya? Misalnya, negara yang memberi bantuan kepada negara lain dapat dipandang sebagai
pengimpor goodwill dari negara lain.

OPINI: semakin negatif selisih antara kredit dan debitnya, maka dipandang sebagai hal yang baik
dalam konteks bahwa negara tersebut ingin ‘memenangkan hati’ banyak negara.
Neraca Transaksi Berjalan

Saldo neraca transaksi berjalan cenderung sensitif terhadap perubahan kurs,


terutama berdampak pada ekspor dan impornya.
Misalnya, ketika mata uang Indonesia melemah terhadap US$ (dari Rp 12000 menjadi
Rp 13000 per US$) maka agregat nominal impor diekspektasikan akan menurun dan
agregat nominal ekspor akan meningkat; ceteris paribus.
Secara teori, dalam jangka panjang, perubahan kurs yang volatil akan membawa efek
positif terhadap neraca perdagangan. à motivasi pemerintah untuk mendorong
semakin terbukanya negara dan semua entitas usaha di dalamnya pada perdagangan
internasional.
Neraca Modal
Saldo neraca modal mengukur selisih antara (1) penjualan dengan (2)
pembelian aset suatu negara relatif terhadap negara lain.
Ekspor aset à penjualan aset à penerimaan modal à dicatat sebagai
kredit
Impor aset à pembelian aset à pengeluaran modal à dicatat sebagai
debit
Neraca Modal
Neraca modal dibagi menjadi 3 sub-kategori:
◦ Investasi Langsung
◦ Investasi Portofolio
◦ Investasi Lain-Lain
Investasi langsung terjadi ketika investor mengakuisisi kontrol bisnis tertentu di
negara lain.
Foreign Direct Investment (FDI) terjadi karena perusahaan berusaha mengambil
manfaat dari ketidaksempurnaan pasar, seperti upah tenaga kerja yang murah
dan/atau kebijakan proteksi pasar dari pemerintah negara tersebut.
Neraca Modal

Perusahaan melakukan investasi langsung ketika hasil investasi yang sudah dia
perhitungkan, ternyata akan melebihi biaya modalnya untuk berinvestasi.

Dalam banyak kasus, hasil investasinya besar karena faktor upah tenaga kerja
dan biaya bahan baku, perlakuan pajak yang istimewa, dan sebagainya. Namun,
muncul juga risiko valuta asing dan politik.
Neraca Modal

Investasi portofolio mewakili pembelian dan penjualan aset keuangan asing seperti
saham dan obligasi asing (surat berharga keuangan) yang tidak melibatkan akuisisi
atau pengambilalihan kendali perusahaan.

Alasan investasi portofolio internasional semakin besar adalah (1) relaksasi kendali
modal dan regulasi di berbagai negara, dan (2) keinginan investor sendiri untuk
diversifikasi risiko investasinya secara maksimal (kaitannya dengan korelasi rendah
antara sekuritas di satu negara dengan negara lain).
Neraca Modal
Investasi lain-lain meliputi deposito bank, investasi mata uang, kredit perdagangan,
dan semacamnya.
Cukup sensitif terhadap risiko perubahan suku bunga anntarnegara dan antisipasi
pada perubahan kurs.
Contoh: BI mengumumkan kenaikan suku bunga depositonya, maka investor lokal
maupun asing akan mempertimbangkan untuk memindah investasinya kepada
deposito bank daripada saham atau obligasi.
“Lebih baik ambil aset yang imbal hasilnya naik—meskipun sinyal risikonya naik,
namun risikonya tetap lebih rendah daripada risiko yang mereka ambil dengan
memegang saham atau obligasi.
Selisih Statistik & Saldo
Selisih statistik à mencerminkan transaksi yang diabaikan dan tidak tercatat;
kemungkinan besar karena sebagian besar transaksi dilakukan secara elektronik.

Ketika menghitung neraca pembayaran kumulatif--yang meliputi neraca transaksi


berjalan, neraca modal, dan selisih statistik--kita akan memperoleh saldo
keseluruhan atau saldo penyelesaian resmi.

Saldo keseluruhan merupakan indikasi kesenjangan neraca pembayaran yang harus


diakomodasi oleh transaksi cadangan devisa negara.
Cadangan Devisa Negara
Apabila negara melakukan pembayaran bersih kepada negara lain akibat defisit
neraca pembayaran, negara harus menguras aset cadangan resminya.

Sebaliknya jika terjadi surplus neraca pembayaran, maka negara cenderung


akan membayar utang luar negerinya, atau menambah aset cadangan
resminya.

Contohnya: emas, valuta asing, Special Drawing Rights (SDR), atau juga bisa
dengan mengajukan pinjaman dari luar negeri.
Identitas Neraca Pembayaran
Sepanjang akun-akun neraca pembayaran dicatat dengan benar, maka saldo gabungan antara
saldo neraca transaksi berjalan (BCA), saldo neraca modal (BKA), dan cadangan devisa negara
(BRA) harus nol.

BCA + BKA + BRA = 0

Berdasarkan rezim nilai tukar tetap, saldo gabungan pada neraca transaksi berjalan dan
neraca modal akan sama besarnya dengan perubahan cadangan devisa negara, tetapi dengan
tanda berlawanan.

BCA + BKA = -BRA


Identitas Neraca Pembayaran
Berdasarkan rezim nilai tukar fleksibel, bank sentral tiap negara tidak akan
mengintervensi pasar valuta asing. Tidak ada alasan untuk memelihara cadangan
devisa negara.
Sehingga surplus atau defisit neraca transaksi berjalan harus disesuaikan dengan
defisit atau surplus neraca modal.

BCA = -BKA
Transaksi Modal dan Finansial
NERACA PERDAGANGAN INDONESIA TOTAL
Periode : 2013-2018
(Nilai : Juta US$)

TREND(%) Jan-Feb* Perub.(%)


NO Uraian 2013 2014 2015 2016 2017
2013-2017 2017 2018 2018/2017
I EKSPOR 182.551,80 175.980,00 150.366,30 145.186,20 168.810,70 -3,43 26.015,20 28.650,20 10,13
-MIGAS 32.633,00 30.018,80 18.574,40 13.105,50 15.738,30 -20,45 2.469,80 2.714,50 9,91
- NON M I G A S 149.918,80 145.961,20 131.791,90 132.080,80 153.072,40 -0,58 23.545,40 25.935,70 10,15
II IMPOR 186.628,70 178.178,80 142.694,80 135.652,90 156.925,20 -6,01 23.322,40 29.522,20 26,58
-MIGAS 45.266,40 43.459,90 24.613,20 18.739,30 24.316,00 -18,81 4.301,20 4.519,80 5,08
- NON M I G A S 141.362,30 134.718,90 118.081,60 116.913,60 132.609,20 -2,66 19.021,20 25.002,40 31,44
III Total 369.180,50 354.158,80 293.061,10 280.839,10 325.735,90 -4,71 49.337,60 58.172,40 17,91
-MIGAS 77.899,40 73.478,70 43.187,50 31.844,80 40.054,30 -19,48 6.771,00 7.234,30 6,84
- NON M I G A S 291.281,10 280.680,10 249.873,50 248.994,30 285.681,60 -1,57 42.566,60 50.938,10 19,67
IV NERACA -4.076,90 -2.198,80 7.671,50 9.533,30 11.885,50 2.692,80 -872 -132,38
-MIGAS -12.633,30 -13.441,10 -6.038,80 -5.633,90 -8.577,70 -1.831,40 -1.805,30 1,43
- NON M I G A S 8.556,40 11.242,30 13.710,30 15.167,20 20.463,20 22,67 4.524,20 933,3 -79,37

Sumber: BPS, diolah Pusat Data dan Sistem Informasi, Kementerian Perdagangan

Keterangan:

*) Angka sementara
NERACA PERDAGANGAN INDONESIA
PERIODE JUNI 2016 – JUNI 2017
KOMPARATIF NERACA
PERDAGANGAN 35 NEGARA
PERIODE 2014 (US$)
Neraca Modal = transaksi Kapital + transaksi finansial
Neraca modal adalah lalu lintas modal; selisih aliran modal masuk dan modal keluar.

Di dalamnya mencatat transaksi aset finansial, transfer pembayaran, piutang maupun utang
internasional mencakup pencatatan FDI (Foreign Direct Investment) atau Penanaman Modal Asing
(PMA), investasi pembayaran dividen, cicilan utang, bunga atau utang, pembelian surat berharga,
saham, dan lain sebagainya.

Neraca Modal :

1. Modal Jangka Pendek adalah dana yang masuk atau keluar dalam/dari suatu negara dalam
bentuk aktiva yang sangat likuid atau mudah diuangkan, misalnya rekening bank atau deposito.

2. Modal Jangka Panjang adalah dana yang masuk atau keluar dalam/dari suatu Negara yang
diinvestasikan dalam bentuk asset yang kurang likuid, misalnya obligasi jangka panjang, atau
dalam bentuk modal fisik misalnya pabrik.
Aliran Modal
Capital inflow (Aliran Modal Masuk)

Ini merupakan aliran modal yang masuk ke dalam suatu negara (kredit);

Øinvestasi asing (FDI)

Øpembelian saham

ØObligasi

Øatau surat berharga lainnya.

Capital outflow (Aliran Modal Keluar)

Ini merupakan modal yang keluar dari suatu negara (debit);

Øinvestasi swasta/penduduk ke luar negeri (baik FDI maupun pembelian saham dan surat berharga lainnya),

Øpembayaran cicilan hutang luar negeri,

Øpembayaran bunga atas hutang luar negeri.


TRANSFER MODAL
Penghapusan hutang (debt forgiveness)

Debt assumption

Klaim luar biasa (extraordinary claim) yang terkait dengan asuransi non-jiwa

Hibah investasi

Transfer barang dan aset keuangan oleh migran yang memasuki atau meninggalkan suatu negara

Transfer dana dari penjualan atau akuisisi aset tetap


NON PRODUCED NON
FINANSIAL ASSETS
Hak atas sumber daya alam, seperti hak untuk menambang mineral atau untuk mengebor
minyak di lepas pantai

Kontrak

Sewa

Lisensi

Aset pemasaran

Paten

Merek dagang

Anda mungkin juga menyukai