Anda di halaman 1dari 28

FORMAT PELAKSANAAN BK DAN KONSEP TEKNOLOGI INFORMASI DAN

MEDIA DALAM BK

D
I
S
U
S
U
N

OLEH : KELOMPOK I

NAMA-NAMA KELOMPOK: 1. FENTI NURHAYATI LAIA


2. KARDIANUS LATURE
M.KULIAH : TEKNOLOGI INFORMASI DAN MEDIA BK
DOSEN PENGAMPU : SESILIANUS FAU, M.Th.,M.Pd

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(FKIP) UNIVERSITAS NIAS RAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmathidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“FormatPelaksanaan Bk Dan Konsep Teknologi Informasi Dan Media Dalam Bk” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kami pada mata
kuliah “Teknologi Informasi Dan Media Bk”. Selain itu,makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang “Teknologi Informasi Dan Media Dalam Bk”, untuk bisa mengetaui
permasalahan. bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari kata
sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran kami terima dengan sebaik baiknya demi perbaikan
makalah ini di masa yang akan datang.

Telukdalam, Maret 2023


Penyusun,

Kelompok I (Satu)
BAB II

PEMBAHASAN

A. Arah Layanan Bimbingan dan Konseling

Layanan BK merupakan pelayanan pengembangan pribadi individu seutuhnya. Pribadi

seutuhnya dilandasi dua kompetensi dasar, yaitu kemandirian dan pengendalian diri.

Kemandirian adalah kemampuan melaksanakan berbagai perilaku yang berguna bagi

diri sendiri dan lingkungan tanpa tergantung pada kondisi tertentu di luar diri sendiri.

Kemandirian dimaksud bercirikan kemampuan:

1. Memahami dan menerima diri sendiri secara positif dan dinamis;

2. Memahami dan menerima lingkungan secara positif dan dinamis;

3. Mengambil keputusan secara positif dan tepat;

4. Mengarahkan diri sendiri dengan arah keputusan yang telah diambil;

5. Mewujudkan diri sendiri sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimiliki.

Untuk menjaga agar kemandirian yang diharapkan itu terarah pada kondisi yang

positif diperlukan kemampuan pengendalian diri. Pengendalian diri mengarah pada

terjadinya hubungan positif antara diri sendiri dan kondisi di luar diri. Pengendalian diri

dapat terlaksana dengan praktik TMJ3, sebagai berikut:

Terimalah yang sedikit, yaitu pribadi yang mampu menerima sesuatu seadanya,

meskipun sedikit atau bahkan kurang menyenangkan dengan ikhlas dan rasa syukur.

Memaafkan yang menyulitkan, pribadi yang memaafkan kondisi atau perilaku orang

lain yang kurang menyenangkan atau dianggap salah.


Jangan membebani, pribadi yang tidak memberikan beban yang memberatkan orang

lain, dan sedapat mungkin justru memberikan keringanan.

Jangan merendahkan, pribadi yang tidak merugikan nama baik orang

lain, seperti merendahkan, menghina, mencela danbentuk tindakan dan ucapan

kebencian lainnya. Sedapat mungkin justru memberikan penghargaan dan memuji hal-

hal baik pada diri orang lain itu.

Jangan marah, pribadi yang meredam gejolak emosi terutama kemarahan yang muncul

pada dirinya. Emosi tersebut sedapat mungkin dikemas ke arah netral, kondisi nyaman

dan aman bagi dirinya dan orang lain.

a. Bidang-bidang Layanan Bimbingan dan Konseling

Untuk mencapai kemandirian dan pengendalian diri tersebut, maka Bimbingan dan konseling

(BK) di sekolah mem-fasilitasi perkembangan peserta didik dalam empat bidang layanan,

yaitu: pribadi, sosial, belajar, dan karir. Keempat bidang tersebut merupakan satu

kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta didik.

 Bidang Pribadi, merupakan suatu proses pemberian bantuan dari guru BK

atau konselor kepada peserta didik untuk memahami, menerima, mengarahkan,

mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung

jawab tentang aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan secara

optimal dan mencapai, kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupannya. Aspek

perkembangan peserta didik yang dikembangkan meliputi: Memahami potensi

diri dan memahami kelebihan dan kelemahannya, baik kondisi fisik maupun

psikis; mengembangkan potensi untuk mencapai kesuk sesan dalam

kehidupannya; menerima kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secara baik


 Bidang Sosial, adalah proses pemberian bantuan dari konselor atau guru BK

kepada peserta didik untuk memahami lingkungannya dan dapat

melakukan interaksi sosial secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu

mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri

dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga

mencapai kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya. Aspek

perkembangan peserta didik yang dikembangkan meliputi: Berempati terhadap

kondisi orang lain; memahami keragaman latar sosial budaya; menghormati dan

menghargai orang lain; menyesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku;

berinteraksi sosial yang efektif; bekerjasama dengan orang lain secara bertanggung

jawab; dan mengatasi konflik dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling

menguntungkan.

 Bidang Belajar, proses pemberian bantuan kepada peserta didik dalam

mengenali potensi diri untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar,

terampil merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi

ujian, memiliki Kebiasaan

belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai

kesuksesan, kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan

yang dikembangkan meliputi: menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami

berbagai hambatan belajar; memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif; memiliki

motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat; memiliki keterampilan belajar yang

efektif; memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya; dan

memiliki kesiapan menghadapi ujian.


 Bidang Karir, adalah proses pemberian bantuan oleh guru BK atau konselor

kepada peserta didik untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi,

aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara

rasional dan realistis berdasar informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia

di lingkungan hidupnya sehingga mencapai kesuksesan dalam kehidupannya.

Aspek perkembangan yang dikembangkan meliputi: Pengetahuan konsep diri yang

positif tentang karir; kematangan emosi dan fisik dalam membuat keputusan karir;

kesadaran pentingnya pencapaian prestasi untuk mendapatkan kesempatan karir;

kesadaran hubungan antara pekerjaan dan belajar; keterampilan untuk memahami

dan menggunakan informasi karir; kesadaran hubungan antara tanggung

jawab personal, kebiasaan bekerja yang baik dan kesempatan karir; kesadaran

tentang karir berhubungan dengan fungsi dan kebutuhan di masyarakat;

kesadaran tentang perbedaan pekerjaan dan perubahan peranlaki-laki dan

perempuan.

b. Konsep Dasar Format Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK)

Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik dalam memfasilitasi

individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku yang efektif,

pengembangan lingkungan, dan peningkatan fungsi atau manfaat individu dalam

lingkungannya. Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah bukan

semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang-undangan) atau

ketentuan dari atas, tetapi yang lebih penting adalah menyangkut mengenai upaya

memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut konseli, agar mampu mengembangkan
potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi,

intelektual, sosial, dan moral-spiritual) (Putri, 2019).

Konseling sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau

menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Pelayanan

bimbingan dan konseling mencakup kegiatan yang bersifat pemahaman, pencegahan,

perbaikan, dan pengentasan, serta pemeliharaan dan pengembangan. Pelayanan bimbingan

dan konseling dilaksanakan oleh guru bimbingan dan konseling sesuai dengan tugas

pokoknya dalam upaya membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional, dan khususnya

membantu peserta didik mencapai perkembangan diri yang optimal, mandiri, dan mampu

mengendalikan diri, serta sukses dalam kehidupannya.

Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan dalam berbagai format

kegiatan layanan. Adapun format tersebut, yaitu

 Format Klasikal dalam Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK)

Bimbingan klasikal merupakan bagian dari komponen pelayanan bimbingan atau

pelayanan dasar, yang mana bimbingan klasikal dapat diartikan sebagai suatu layanan

bimbingan yang dilakukan oleh pembimbing di dalam kelas (Rahman, 2008). Dalam

kegiatan ini pembimbing menyampaikan berbagai materi bimbingan melalui berbagai

pendekatan dan teknik yang dimaksudkan untuk membelajarkan pengetahuan atau

keterampilan kepada peserta didik, sehingga peserta didik dapat menggunakannya untuk

mencapai perkembangan yang optimal dalam bidang akademik, pribadi-sosial, dan karier.

Atas dasar inilah maka bimbingan klasikal juga didefinisikan sebagai pembelajaran tentang

perkembangan secara terstruktur dan sistematis yang dirancang untuk membantu siswa

mencapai kompetensi perkembangan yang diharapkan sesuai dengan taraf perkembangan


yang sedang dialami, karena sifatnya yang terstruktur dan sistematis, maka kegiatan

bimbingan dapat dan seharusnya berisikan materi kegiatan yang telah diprogramkan

terlebih dahulu secara jelas, baik dalam bentuk program besar (tahunan atau semesteran)

dan program kecil atau detail dalam bentuk satuan kegiatan (RPBK). Layanan bimbingan

klasikal memiliki beberapa ketentuan dalam pelaksanaannya, yaitu:

a. Menyampaikan informasi yang dapat berpengaruh terhadap tercapainya perkembangan

yang optimal seluruh aspek perkembangan dan tercapainya kemandirian peserta didik.

b. Materi bimbingan klasikal berkaitan erat dengan domain bimbingan dan konseling

yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karier serta aspek-aspek perkembangan

siswa.

c. Tugas guru bimbingan dan konseling menyelenggarakan untuk memandirikan peserta

didik atau konseli.

d. Bimbingan klasikal dilakukan melalui langkah-langkah tertentu.

Untuk itu, guru BK perlu menyiapkan perencanaan sebelum melaksanakan pembelajaran

kontekstual dalam layanan informasi format klasikal. Bentuk persiapan guru BK antara

lain yaitu penyiapan RPL, yang di dalamnya memuat media, teknik, materi, dan

sebagainya. Selain itu, guru BK juga perlu melaksanakan evaluasi, baik tertulis maupun

lisan. Hal ini terkait dengan komponen yang ada dalam pembelajaran kontekstual, sehingga

masing-masing komponen perlu terlaksana dengan baik.

 Format Kelompok dalam Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK)

Format kegiatan kelompok yaitu suatu format kegiatan bimbingan dan konseling yang

melayani sejumlah klien dalam bentuk kelompok melalui dinamika kelompok tersebut.

Misalnya seorang konselor mengarahkan atau membimbing klien dalam sejumlah


kelompok, yang ketika ada permasalahan di waktu itu maka diselesaikan melalui secara

kelompok, yang dibantu oleh seorang konselor yang sudah profesional. Prayitno (2008: 61)

menyatakan bahwa "Bimbingan kelompok adalah memanfaatkan dinamika untuk mencapai

tujuan-tujuan bimbingan dan konseling, bimbingan kelompok lebih menekankan suatu

upaya bimbingan kepada individu melalui kelompok". Tujuan konseling kelompok

meliputi:

a. Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak.

b. Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota kelompok.

c. Mengentaskan permasalahan-permasalahan kelompok.

Dalam kegiatan konseling kelompok, terdapat beberapa unsur sehingga kegiatan tersebut

disebut konseling kelompok. Adapun unsur-unsur yang ada dalam konseling kelompok,

yaitu:

a. Anggota kelompok, adalah individu normal yang mempunyai masalah dalam rentangan

penyesuaian yang masih dapat diatasi oleh pemimpin kelompok maupun anggota

kelompok yang lainnya.

b. Pemimpin kelompok, adalah seorang ahli yang memimpin jalannya kegiatan konseling

kelompok. Konseling kelompok dipimpin oleh seorang konselor atau psikolog yang

profesional dengan latihan khusus bekerja dengan kelompok.

c. Permasalahan yang dihadapi antar anggota konseling kelompok adalah sama.

d. Metode yang dilaksanakan dalam konseling kelompok berpusat pada proses kelompok

dan perasaan kelompok.

e. Interaksi antar anggota kelompok sangat penting dan tidak bisa di nomor duakan.
f. Kegiatan konseling kelompok dilaksanakan berdasar pada alam kesadaran masing-

masing anggota kelompok dan juga pemimpin kelompok.

g. Menekankan pada perasaan dan kebutuhan anggota.

h. Adanya dinamika kelompok antar anggota kelompok dalam kegiatan konseling

kelompok.

i. Ada unsur bantuan yang dilakukan oleh pemimpin kelompok.

 Format Individual dalam Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK)

Format kegiatan individual adalah suatu format kegiatan bimbingan dan konseling yang

melayani klien secara perorangan. Dalam format individual ini, seorang konselor hanya

menuntaskan pelayanan masalah yang dihadapi oleh seorang konselor tersebut.

Hal ini dikarenakan dengan format layanan individual inilah seorang konselor bisa

memberikan masukan-masukan, seperti memberikan masukan motivasi biar klien tersebut

bisa mandiri. Format layanan individual ini akan diaplikasikan ke dalam layanan

perorangan, yang mana seorang klien untuk menyelesaikan masalahnya diperlukan dengan

cara bertatap muka antara konselor dan klien. Oleh sebab itu, di sinilah perlu adanya

pemahaman konselor tentang pemahaman individu kliennya, yang mana pemahaman

individu merupakan awal dari kegiatan bimbingan dan konseling. Tanpa adanya

pemahaman terhadap individu, sangat sulit bagi guru pembimbing untuk memberikan

bantuan karena pada dasarnya bimbingan adalah bantuan dalam rangka pengembangan

pribadi. Adapun hal-hal yang perlu dipahami dari seorang individu dalam rangka

pelaksanaan bimbingan dan konseling, adalah sebagai berikut:

a. Identitas diri, yaitu berbagai aspek yang secara langsung menjadi keunikan pribadi.

b. Kondisi jasmaniah dan kesehatan.


c. Kapasitas atau kecakapan pribadi.

d. Sikap dan minat.

e. Watak dan temperamen.

f. Cita-cita sekolah dan pekerjaan.

g. Aktivitas sosial.

h. Hobi dan pengisian waktu luang.

i. Kelebihan atau keluarbiasaan dan kelainan-kelainan yang dimiliki.

j. Latar belakang keluarga siswa.

 Format Lapangan dalam Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK)

Format kegiatan lapangan yaitu kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani

kepentingan kliennya melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan. Misalnya, seorang

konselor itu harus berperan penting dalam mengarahkan dan membina kliennya untuk

membantu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi kliennya, ketika kliennya itu

berada di luar kelas atau di luar ruangan, konselor bisa menjumpai kliennya di lapangan

mana saja, supaya masalah klien tersebut bisa diketahui dan diselesaikan (Ernawati, 2020).

Dalam hal ini, kegiatan bimbingan konseling lapangan, bisa kita lakukan dengan cara

Praktik Lapangan Bimbingan dan Konseling Luar Sekolah, yang disebut dengan istilah

PLBK Luar Sekolah. Maksud dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan wawasan,

keterampilan, dan sikap dari siswa atau klien tersebut.

Oleh sebab itu, di sinilah konselor atau guru bisa memberikan bimbingan dan

konselingnya pada siswa atau kliennya tersebut. Manfaat PLBK Luar Sekolah bagi siswa

tersebut adalah untuk dapat mencegah dan mengatasi terjadinya masalah-masalah

pribadinya dalam bersosialisasi dengan siapa pun.


 Format Jarak Jauh dalam Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK)

Format kegiatan jarak jauh yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani

kepentingan siswa melalui media atau saluran jarak jauh, seperti surat dan sarana

elektronik. Pada saat sekarang, alat elektronik merupakan peminat terbanyak di seluruh

dunia dan mengalahkan surat sebagai alat kegiatan jarak jauh bimbingan dan konseling,

dan yang sering kita pakai sebagai alat elektronik penghubung dalam berkomunikasi

adalah, seperti internet dan telepon genggam. Internet merupakan hal yang sangat

dinikmati oleh orang dewasa, orang yang berusia lanjut, remaja, dan termasuk anak-anak.

Salah satu layanan format kegiatan jarak jauh bimbingan dan konseling sebagai

alat komunikasi antara konselor dengan konseli adalah sebagai berikut:

a. Layanan bimbingan dan konseling berbasis video conference. Video conference atau

konferensi video merupakan bagian dari dunia teleconference. Video conference dapat

diartikan sesuai dengan suku katanya, yaitu video=video, conference=konferensi, maka

video conference adalah konferensi video yang mana data yang ditransmisikan dalam

bentuk video atau audio visual. Video conference adalah telekomunikasi dengan

menggunakan audio dan video sehingga terjadi pertemuan di tempat yang berbeda-

beda.

b. Layanan bimbingan dan konseling berbasis telepon. Pada prinsipnya, kita hidup dalam

dunia yang selalu berkembang, istilah telepon tidak asing lagi terdengar di telinga kita.

Bahkan benda tersebut sudah menjamur ke pelosok-pelosok negeri sebagai alat

komunikasi canggih jarak jauh. Telepon juga merupakan pelayanan komunikasi yang

sangat bagus dalam aspek pelayanan bimbingan dan konseling, yang merupakan suatu

cara inovatif dalam mendukung suatu kegiatan layanan jarak jauh.


 Format Kolaboratif dalam Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK)

Format kegiatan pendekatan khusus atau kolaboratif yaitu format kegiatan bimbingan dan

konseling yang melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-

pihak yang dapat memberikan kemudahan atau masukan dan hal-hal yang bermanfaat

kepada peserta didik tersebut. Kolaboratif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sama

dengan kolaborasi. Jadi kolaborasi adalah suatu bentuk kerja sama, atau kompromi

beberapa elemen yang terkait baik individu, lembaga yang terkait di dalamnya.

1. Definisi Teknologi

Informasi Peranan teknologi informasi dalam semua aktivitas manusia saat ini sangat

besar. Berikut beberapa pengertian teknologi informasi menurut para ahli, antara lain:

Teknologi Informasi adalah studi atau peralatan elektronika, terutama komputer, untuk

menyimpan, menganalisa, dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata,

bilangan, dan gambar .

Teknologi Informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan

informasi dan melaksanakan tugastugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi .

Teknologi Informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (software & hardware)

yang digunakan untuk memproses atau menyimpan informasi, melainkan juga mencakup

teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi. Teknologi Informasi adalah segala

bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam

bentuk elektronis. Dengan demikian, teknologi informasi adalah seperangkat alat yang

merupakan gabungan dari teknologi komputer dan teknologi komunikasi.

2. Perkembangan Teknologi Informasi


Bahasa merupakan teknologi yang paling awal, karena pada awal sejarah, manusia

bertukar informasi melalui bahasa. Bahasa memungkinkan seseorang memahami

informasi yang disampaikan oleh orang lain. Tetapi bahasa yang disampaikan dari mulut

ke mulut hanya bertahan sebentar saja, yaitu hanya pada saat si pengirim menyampaikan

informasi melalui ucapannya saja. Setelah ucapan itu selesai, maka informasi yang

diterima si penerima akan dilupakan dan tidak bisa disimpan lama. Selain itu jangkauan

suara juga terbatas. Untuk jarak tertentu, meskipun masih terdengar, informasi yang

disampaikan lewat bahasa suara akan terdegradasi bahkan hilang sama sekali. Setelah itu

teknologi penyampaian informasi berkembang melalui gambar. Dengan gambar

jangkauan informasi bisa lebih jauh. Gambar ini bisa dibawa-bawa dan disampaikan

kepada orang lain. Selain itu informasi yang ada akan bertahan lebih lama. Beberapa

gambar peninggalan zaman purba masih ada sampai sekarang sehingga manusia sekarang

dapat (mencoba) memahami informasi yang ingin disampaikan pembuatnya.

Ditemukannya alfabet dan angka arabik memudahkan cara penyampaian informasi yang

lebih efisien dari cara yang sebelumnya. Suatu gambar yang mewakili suatu peristiwa

dibuat dengan kombinasi alfabet, atau dengan penulisan angka, seperti MCMXLIII diganti

dengan1943. Teknologi dengan alfabet ini memudahkan dalam penulisan informasi itu.

Kemudian, teknologi percetakan memungkinkan pengiriman informasi lebih cepat lagi.

Teknologi elektronik seperti radio, televisi, komputer mengakibatkan informasi menjadi

lebih cepat tersebar di area yang lebih luas dan lebih lama tersimpan.

3. Komputer Sebagai Perangkat Utama Teknologi Informasi

Komputer berasal dari bahasa Latin “computare” yang berarti menghitung. Dalam bahasa

Inggris, komputer berasal dari kata “to compute” yang artinya menghitung. Jadi komputer
dapat diartikan sebagai alat hitung atau mesin hitung. Seiring berkembangan teknologi,

penggunaan komputer tidak hanya terbatas sebagai mesin hitung, tetapi menjadi alat

pengolah data dan mampu mengerjakan berbagai proses data yang tersimpan dalam

memori dengan keterlibatan manusia yang minimum.

B. Urgensi Teknologi Informasi Dalam Bimbingan Dan Konseling

Teknologi informasi dan komunikasi merupakan elemen penting dalam

kehidupan, peran teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini memang

begitu besar. Teknologi informasi telah menjadi fasilitas bagi kegiatan berbagai sektor

kehidupan, dan telah menyentuh layanan bimbingan dan konseling. Teknologi informasi

dalam layanan bimbingan dan konseling masuk kepada dukungan system bimbingan dan

konseeling seebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu (siswa),

dilaksanakan melalui berbagai macam layanan..Layanan tersebut saat ini, pada saat

jaman semakin berkembang, tidak hanya dapat dilakukan dengan tatap muka secara

langsung, tapi juga bisa dengan memanfaatkan media atau teknologi informasi yang ada.

Tujuannya adalah tetap memberikan bimbingan dan konseling dengan cara-cara yang

lebih menarik,interaktif, dan tidak terbatas tempat, tetapi juga tetap memperhatikan azas-

azas dan kode etik dalam bimbingan dan konseling.

Dinamika kehidupan yang bergerak cepat,kebutuhan informasi saat itu

juga,membuat urgensi teknologi dan informasi dalam layanan bimbingan dan konseling

dibutuhkan karena dapat memudahkan hubungan komunikasi antara konselor dan

kliennya,sehingga pelayanan bimbingan dan konseling tidak lagi terbatas oleh ruang dan

waktu dan konseling dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Dunia konseling harus

bisa berkolaborasi dengan dunia teknologi dalam menghadapi dan mempertahankan


keberadaan bimbingan dan konseling. Agar bisa bertahan dan diterima oleh masyarakat,

maka bimbingan dan konseling harus dapat disajikan dalam bentuk yang efisien dan

efektif.

Salah satu penerapan teknologi informasi dalam BK diantaranya pada

penyelenggaraan dukungan sistem. Dukungan sistem dapat berupa sarana-prasarana,

sistem pendidikan, sistem pengajaran, visi-misi sekolah dan lain sebagainya. Berbicara

sarana-prasarana, memasuki dunia globalisasi dengan pesatnya teknologi dan luasnya

informasi menuntut dunia konseling untuk menyesuaikan dengan lingkungannya agar

memenuhi kebutuhan masyarakat luas.

Pada kenyataannya layanan bimbingan dan konseling sampai saat ini belum dapat

dikatakan materi, sehingga waktu yang diberikan tidak cukup untuk menyampaikan

materi bimbingan dan konseling ini. Dengan adanya ke urgentan teknologi informasi

dalam bimbingan dan konseling, maka disini kita dapat menggunakan media teknologi

informasi yang tersedia sebagai salah satu perangkat yang dapat digunakan untuk

melakukan proses bimbingan dan konseling.

Perkembangan Teknologi informasi sejatinya mempengaruhi perkembangan

bimbingan dan konseling juga. Hal ini bersifat mutlak,karena apabila bimbingan dan

konseling tidak bias mengikuti perkembangan teknologi informasi,maka pelayanan

bimbingan dan konseling akan tertinggal dan tidak bias mengikuti perkembangan jaman.

Sedangkan dalam hal ini,bimbingan dan konseling dituntut untuk bias mengimbangi

dinamika kehidupan individu yang terus berkembang.

Kedudukan teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling berada di dalam layanan

dukungan system. Ini berarti bahwa teknologi informasi menjadi salah satu sarana untuk
mendukung layanan bimbingtan dan konseling. Dengan teknologi informasi,seorang

konselor dapat berkreasi dalam memberikan layanan,sehingga siswa tidak merasa bosan.

Dengan teknologi jaringan tersebut tidak hanya mata kuliah atau bidang studi saja yang

bisa memanfaatkan teknologi tinggi ini, melainkan hampir sebagian besar proses belajar

mengajar termasuk Bimbingan dan Konseling.

Seperti kita ketahui bahwa saat ini BK belum dikatakan materi, sehingga tidak

semua sekolah di Indonesia memberikan jam yang cukup untuk materi BK ini, karena

berbagai alasan. Dengan demikian apakah dengan tidak tersedianya waktu yang cukup

peran Guru BK akan berhasil? Siapapun pasti akan menjawab tidak. Dengan argumen

apapun jika waktu yang tersedia tidak cukup atau tidak sesuai seperti yang diharapkan,

maka jangan harap apa yang disampaikan bisa mengenai sasarannya. Oleh karena itu

peranan teknolgi bisa menjawab kekurangan waktu tersebut.

Urgensi teknologi informasi dalam bimbingan konseling menuntut konselor untuk

dapat menguasai teknologi agar dapat memudahkan dalam pemberian pelayanan

konseling kepada kliennya. Memanfaatkan TI bagi seorang guru sudah semakin urgen

tampaknya, dan khusus bagi kita guru BK, banyak sekali kreasi yang dapat dibuat dalam

melayani konseli.

Dalam aplikasinya teknologi dan informasi ini lebih diarahkan untuk membantu

konseli dalam pemenuhan kebutuhan informasi terutama ketika seorang konseli ingin

melanjutkan studi ke jenjang selanjutnya. Kelebihan daripada ini, konseli lebih cepat

mengakses semua informasi yang ada dan tidak harus melakukan proses konseling secara

langsung.
Pemanfaatan teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling memberikan dampak

positif dan negative.

Dampak positifnya adalah semakin mudahnya interaksi antara konselor dengan

kliennya,yang tidak harus bertatap muka dalam pelaksanaan proses bimbingan dan

konseling. Teknologi informasi juga memudahkan klien untuk mendapatkan informasi

yang dia butuhkan pada saat itu juga. Jika konselor dan konseli sudah paham akan

manfaat dan pentingnya teknsologi informasi dalam menunjang proses layanan

bimbingan dan konseling, maka ke depannya bimbingan dan konseling akan menjadi

suatu bidang pendidikan yang inovatif dan efisien berkat kemajuan teknologi informasi

namun tetap tidak menghilangkan esensi dari layanan bimbingan dan konseling itu

sendiri.

C. FUNGSI DAN PERANAN TI DAN MEDIA DALAM BK

1. Fungsi Teknologi Informasi dalam Bimbingan Konseling

Teknologi informasi dalam bimbingan konseling memiliki beberapa fungsi, terutama

komputer dan internet. Diantaranya :

 Mempermudah konselor dalam menyusun, mencari dan juga mengolah data.

 Menjaga kerahasiaan suatu data, karena dengan teknologi memungkinkan untuk

menguncinya dan tidak sembarang orang dapat mengaksesnya.

 Membantu individu maupun kelompok untuk dapat berkomunikasi dengan lebih

mudah dan relatif murah dalam pelaksanaan konseling.

 Memberikan kesempatan kepada individu untuk berkomunikasi lebih baik dengan

menggunakan informasi yang mereka terima tanpa perlu bertemu secara fisik.
 Menjadikan teknologi informasi sebagai alat dalam suatu program kegiatan,

sehingga kegiatan tersebut lebih teratur dan terstruktur.

2. Peranan Teknologi Informasi dalam Bimbingan Konseling

Seperti kita ketahui bahwa saat ini bimbingan konseling belum dikatakan materi,

sehingga tidak semua sekolah di Indonesia memberikan jam yang cukup untuk materi

bimbingan konseing ini, karena berbagai alasan. Dengan demikian apakah dengan tidak

tersedianya waktu yang cukup peran guru bimbingan konseling akan berhasil? Siapapun

pasti akan menjawab tidak. Dengan argumen apapun jika waktu yang tersedia tidak

cukup atau tidak sesuai seperti yang diharapkan, maka jangan harap apa yang

disampaikan bisa mengenai sasarannya. Oleh karena itu peranan teknologi informasi bisa

menjawab kekurangan waktu tersebut. Aplikasi teknologi informasi dalam bimbingan

konseling adalah memberikan informasi kepada klien tentang apa yang dibutuhkannya.

Selain itu, sarana yang diberikan oleh teknologi informasi itu sendiri, memungkinkan

antar pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok lainnya dapat

bertukar pikiran.

Teknologi informasi pun dapat meningkatkan kinerja dan memungnkinkan

berbagai kegiatan untuk dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga pada

akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja konselor itu sendiri.

Sebagai salah satu profesi yang memberikan layanan sosial atau layanan kemanusiaan maka

secara sadar atau tidak keberadaan profesi bimbingan konseling berhadapan dengan

perubahan realitas baik yang menyangkut perubahan-perubahan pemikiran, persepsi,

demikian juga nilai-nilai. Perubahan yang terus menerus terjadi dalam kehidupan,

mendorong konselor perlu mengembangkan pemahaman, dan penerapannya dalam perilaku


serta keinginan untuk belajar, dengan diikuti kemampuan untuk membantu siswa memenuhi

kebutuhan yang serupa. Layanan Bimbingan dan Konseling menjadi sangat penting karena

langsung berhubungan langsung dengan siswa. Hubungan ini tentunya akan semakin

berkembang pada hubungan siswa dengan siswa lain, guru dan karyawan, orang tua /

keluarga, dan teman-teman lain di rumah. Selanjutnya bagaimana pengaruhnya dengan

pembelajarannya di sekolah, sosialisasi dengan teman, saudara baik di sekolah dan di rumah.

Dan tentu saja dengan prestasinya di bidang akademik dan non akademik.

Dukungan layanan ini dapat diperoleh dari tersedianya data yang akurat yang sepertinya

untuk saat ini sangat tepat apabila data tersebut didapatkan dari system komputasi. Agar bisa

bertahan dan diterima oleh masyarakat, maka bimbingan dan konseling harus dapat disajikan

dalam bentuk yang efisien dan efektif yatiu dengan menggunakan ICT atau dengan kata lain

harus melibatkan teknologi informasi, khususnya teknologi informasi dalam bimbingan dan

konseling.

Penggunaan ICT dalam konseling mengarah pada pengembangan media konseling.

Selain dapat dilakukan melalui tatap muka, konseling dapat dilakukan secara jarak jauh.

Beberapa diantaranya sebagai berikut.

1. Konseling melalui telepon

2. Konseling berbantuan computer

3. Konseling melalui internet

D. FUNGSI DAN PERANAN TI DAN MEDIA DALAM BK

1. Fungsi Teknologi Informasi dalam Bimbingan Konseling


Teknologi informasi dalam bimbingan konseling memiliki beberapa fungsi,

terutama komputer dan internet. Diantaranya :

o Mempermudah konselor dalam menyusun, mencari dan juga mengolah data.

o Menjaga kerahasiaan suatu data, karena dengan teknologi memungkinkan untuk

menguncinya dan tidak sembarang orang dapat mengaksesnya.

o Membantu individu maupun kelompok untuk dapat berkomunikasi dengan lebih

mudah dan relatif murah dalam pelaksanaan konseling.

o Memberikan kesempatan kepada individu untuk berkomunikasi lebih baik dengan

menggunakan informasi yang mereka terima tanpa perlu bertemu secara fisik.

o Menjadikan teknologi informasi sebagai alat dalam suatu program kegiatan,

sehingga kegiatan tersebut lebih teratur dan terstruktur.

2. Peranan Teknologi Informasi dalam Bimbingan Konseling

Seperti kita ketahui bahwa saat ini bimbingan konseling belum dikatakan materi,

sehingga tidak semua sekolah di Indonesia memberikan jam yang cukup untuk materi

bimbingan konseing ini, karena berbagai alasan. Dengan demikian apakah dengan

tidak tersedianya waktu yang cukup peran guru bimbingan konseling akan berhasil?

Siapapun pasti akan menjawab tidak. Dengan argumen apapun jika waktu yang

tersedia tidak cukup atau tidak sesuai seperti yang diharapkan, maka jangan harap apa

yang disampaikan bisa mengenai sasarannya. Oleh karena itu peranan teknologi

informasi bisa menjawab kekurangan waktu tersebut.

Aplikasi teknologi informasi dalam bimbingan konseling adalah memberikan

informasi kepada klien tentang apa yang dibutuhkannya. Selain itu, sarana yang

diberikan oleh teknologi informasi itu sendiri, memungkinkan antar pribadi atau
kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok lainnya dapat bertukar pikiran.

Teknologi informasi pun dapat meningkatkan kinerja dan memungnkinkan berbagai

kegiatan untuk dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga pada akhirnya

akan meningkatkan produktivitas kerja konselor itu sendiri.

Sebagai salah satu profesi yang memberikan layanan sosial atau layanan

kemanusiaan maka secara sadar atau tidak keberadaan profesi bimbingan konseling

berhadapan dengan perubahan realitas baik yang menyangkut perubahan-perubahan

pemikiran, persepsi, demikian juga nilai-nilai. Perubahan yang terus menerus terjadi

dalam kehidupan, mendorong konselor perlu mengembangkan pemahaman, dan

penerapannya dalam perilaku serta keinginan untuk belajar, dengan diikuti

kemampuan untuk membantu siswa memenuhi kebutuhan yang serupa. Layanan

Bimbingan dan Konseling menjadi sangat penting karena langsung berhubungan

langsung dengan siswa. Hubungan ini tentunya akan semakin berkembang pada

hubungan siswa dengan siswa lain, guru dan karyawan, orang tua / keluarga, dan

teman-teman lain di rumah. Selanjutnya bagaimana pengaruhnya dengan

pembelajarannya di sekolah, sosialisasi dengan teman, saudara baik di sekolah dan di

rumah. Dan tentu saja dengan prestasinya di bidang akademik dan non akademik.

Dukungan layanan ini dapat diperoleh dari tersedianya data yang akurat yang

sepertinya untuk saat ini sangat tepat apabila data tersebut didapatkan dari system

komputasi. Agar bisa bertahan dan diterima oleh masyarakat, maka bimbingan dan

konseling harus dapat disajikan dalam bentuk yang efisien dan efektif yatiu dengan

menggunakan ICT atau dengan kata lain harus melibatkan teknologi informasi,

khususnya teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling.


Penggunaan ICT dalam konseling mengarah pada pengembangan media

konseling. Selain dapat dilakukan melalui tatap muka, konseling dapat dilakukan

secara jarak jauh. Beberapa diantaranya sebagai berikut.

 Konseling melalui telepon

 Konseling berbantuan computer

 Konseling melalui internet

4. Manfaat TI Dalam Bimbingan Dan Konseling

Komputer merupakan salah satu media yang dapat dipergunakan oleh konselor

dalam proses konseling. Penggunaan komputer (internet) dapat dipergunakan untuk

membantu siswa dalam proses pilihan karir sampai pada tahap pengambilan keputusan

pilihan karir. Hal ini sangat memungkinkan, karena dengan membuka internet, maka

siswa akan dapat melihat banyak informasi atau data yang dibutuhkan untuk menentukan

pilihan studi lanjut atau pilihan karirnya.

5. Kelebihan Dan Kelemahan Tik Dalam Bk

a. Kelebihan Tik Dalam Bk

1. Pembelajaran dari mana dan kapan saja .

2. Bertambahnya Interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru .

3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas.

4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi.

5. Pelayanan melalui teknologi informasi mudah di akses

6. Tidak membutuhkan biaya transportasi

7. Mengurangi kesulitan jadwal yang berkaitan dengan program kelompok

8. Pelayanan melalui teknologi informasi bersifat semi anonym


9. Klien lebih mau terbuka berbicara tentang masalahnya karena ia tidak berkomunikasi

secara face to face, sehingga ia dapat lebih siap dan terbuka

10. Pelayanan melalui teknologi informasi dan komunikasi berbasis individu

11. Konselor dapat menyesuaikan kesiapan klien dalam mengambil tindakan yang

diperlukan, memotivasi diri, dan meningkatkan keterampilan kliennya

12. Pelayanan melalui teknologi informasi dan komunikasi formatnya harus memfasilitasi

konseling yang proaktif

b. Kelemahan Tik Dalam Bk.

1. Konselor tidak dapat memastikan bahwa kliennya benar-benar seruis atau tidak.

2. Informasi yang diterima dan diberitakan sangat terbatas, komunikasi satu arah.

3. Kegiatan konseling melalui teknologi informasi dapat menimbulkan jarak baik secara

fisik maupun psikis diantara konselor dan klien.

4. Belum terdapat data-data, fakta atau informasi yang objektif dari klien, sehingga

pemecahan

5. Media yang digunakan kurang sesuai dengan apa yang dibutuhkan kliennya.

6. Siswanya kurang menggunakan media yang disediakan kebanyakan langsung

bertemu atau tatap muka.

E. Analisis SWOT TIK Bimbingan dan Konseling


a. Tujuan

Tujuan Bimbingan dan Konseling menggunakan Teknologi Informasi kedalam melakukan


pelayanannya, yaitu :

 Easy to use ( mudah digunakan )


 Easy to manage ( mudah di atur )
 Simple ( tidak rumit )
 Dynamic ( Dinamis

b. Analisis SWOT TIK BK

o STRENGTHS (kekuatan)
 Mempermudah dalam melakukan kegiatan profesi bimbingan dan konseling
 Sangat mudah untuk diakses klien dalam melakukan konseling online. tidak ada batas ‘ruang’
dan ‘waktu’.
 Konselor dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan konseli.
 Tidak membutuhkan biaya transportasi yang sangatlah merepotkan
 Format dalam proses pelayanan pun menggunakan protokol yang terstruktur àkonseling à E-
therapy à memungkinkan tidak pernah bertatap mukanya antara konselor dan klien.
 Klien/Konseli dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber
melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet.
 Mengurangi kesulitan jadwal yang berkaitan dengan program kelompok
 Pelayanan melalui teknologi informasi bersifat semi anonim.
 Klien/ konseli lebih mau terbuka berbicara tentang masalahnya karena ia tidak
berkomunikasi secara face to face, sehingga ia dapat lebih siap dan terbuka .Pelayanan
bimbingan konseling pun lebih terpusat
 Pelayanan melalui teknologi informasi dan komunikasi berbasis individu bersifat pribadi
 Konselor dapat menyesuaikan kesiapan klien/ konseli dalam mengambil tindakan yang
diperlukan, memotivasi diri, dan meningkatkan keterampilan kliennya
 Klien/ konseli Lebih Mudah Berekspresi Tanpa Takut Intervensi Langsung

o WEAKNESES (kelemahan)
 Bimbingan dan konseling harus dapat disajikan dalam bentuk yang efisien dan efektifà
menggunakan TI.
 konselor harus memiliki skill yang siap menghadapi klien/konseli di dunia ICT ini.
 kesiapan dan adaptasi para konselor dalam penguasaan teknologi dalam melaksanakan
bimbingan dan konseling.
 Konselor tidak dapat memastikan bahwa klien/konselinya benar-benar seruis atau
tidak. - Tidak Dapat Melihat Ekspresi Mimik/ Ekspresi Nonverbal Klien/konselinya.
 Diperlukan perangkat khusus agar pelayanan bimbingan konseling melalui teknologi
informasi dapat terlaksana dan perangkat tersebut tidak murah, sehingga tidak samua
orang dapat memanfaatkannya.
 Informasi yang diterima dan diberitakan sangat terbatas, komunikasi satu arah,
klasifikasi dan eksplorasi tidak biasa segera dilakukan, sehingga ada kemungkinan
terjadi kesalahpahaman
 Kegiatan konseling melalui teknologi informasi dapat menimbulkan jarak baik secara
fisik maupun psikis diantara konselor dan klien.
 Belum terdapat data-data, fakta atau informasi yang objektif dari klien/konseli,
sehingga pemecahan masalah dengan teknik pendekatan ini pada akhirnya akan kabur.
 Permasalahan yang dihadapi oleh klien/konseli beraneka ragam dalam emosi sehingga
kadang-kadang konselor mengabaikan segi-segi yang penting dalam proses konseling.
 Dianggap oleh klien sebagai perampasan tanggung jawab, maka teknik pendekatan ini
kurang baik untuk di pergunakan.
 Kurang terdapat keamanannya karena dalam internet memang belum ada proteksi
yang cukup kuat untuk mengamankan data.

o OPPORTUNITIES (peluang)
1) Pelayanan melalui teknologi informasi dan komunikasi formatnya harus memfasilitasi konseling
yang proaktif
2) Setelah klien/konseli membuka komunikasi via teknologi informasi awal, maka konselor
berinisiatif untuk memulai suatu kontak berikutnya sehingga ia dapat menciptakan suatu taraf
terapis berupa dukungan sosial dan klien bertanggung jawab selama proses penyembuhannya
3) Konselor akan selalu menjadi idola klien apabila selalu up to date. Karena pada dasarnya
bimbingan adalah long life learning atau belajar sepanjang hayat.
4) Memberikan pelatihan internet kepada konselor untuk mendukung terwujudnya Cyber
Counseling dengan mengundang pakar yang ahli dibidangnya.
5) Memprogramkan mata kuliah komputer dan aplikasinya sejak dini kepada calon konselor dan
tidak menutup kemungkinan di masing-masing sekolah dasar atau menengah diupayakan mata
pelajaran tambahan tersebut.

o THREATS (ancaman)
1. Kompetensi yang dimiliki konselor dalam menghadapi dunia teknologi nampaknya masih jauh
àberakibat menjadi kultur shock antara teknologi dan kemampuan teknologi.
2. Konselor harus senantiasa menciptakan inovasi-inovasi baru dalam pelayanan bimbingan
konseling, tentunya ditunjang oleh kompetensi yang memadai mengenai teknologi informasi.
3. Etika untuk Konsultasi Online à mengacu pada hukum dan kode etik konsultasi online, yang
memberitahukan konseli tentang metode konseling juga menginformasikan proses konsultasi.
Untuk menghindari kemungkinan penipuan atau main-main dalam melakukan proses konseling,
maka dapat memperjelas identitas konselor atau konseli.
4. Penyediaan infrastruktur harus ditingkatkan, khususnya di Indonesia masih banyak tempat-
tempat terpencil yang belum terjamah oleh teknologi. Penyediaan perangkat teknologi
informasi adalah hal yang mutlak dalam konseling melalui teknologi informasi, sehingga
pelayanan bimbingan konseling akan berjalan efektif tanpa batas ruang dan waktu.
5. Terjadi penyelewengan penyelenggaraan BK secara online. Isu – isu etik dan legal TI dalam
pelayanan BK, seperti tentang pertimbangan etika untuk konsultasi secara online, kerahasiaan
dan tingkat keamanan dalam pelayanan BK online, tingkat keamanan e-counseling,
permasalahan bahasa dan budaya, dan kompetensi konselor dalam menggunakan TI dalam
melayani konseli.
6. Dalam pelayanan bimbingan konseling teknologi informasi digunakan apabila pelayanan
tersebut tidak memungkinkan untuk dilakukan secara langsung, jadi teknologi informasi dalam
bimbingan konseling hanya sebagai alternatif. Konselor dapat menggunakan komputer sebagai
alat bantu dalam menyusun, mencari dan mengolah data. Pelayanan konseling ditujukan untuk
memecahkan masalah dan kalau bisa mencegah timbulnya masalah, namun kesibukan klien dan
konselor sendiri terkadang malah menambah masalah.

F. Komputer Sebagai Sarana Kerja Bk

 Para pakar dibidang teknologi dan informasi memberikan kepada kita bebarapa pengertian
dan pendapat tentang komputer. Berikut ini beberapa pengertian dan pendapat tentang
komputer yang saya dapatkan:
 Widjadja Tunggal (1993) mengemukakan bahwa komputer adalah suatu mesin yang dapat
memanipulasi data dengan sendiri
 Fuori (Budiyanto dan Mauliana, 2010) berpendapat bahwa komputer adalah suatu alat
pemrosesan data yang dapat melakukan perhitungan besar dan cepat, termasuk
perhitungan aritmetika dan operasi logika tanpa campur tangan manusia.
 Menurut Bahari, dkk (2011) “Komputer adalah serangkaian ataupun sekelompok mesin
elektronik yang terdiri dari ribuan bahkan jutaan komponen yang dapat saling bekerja sama,
serta membentuk sebuah sistem kerja yang rapi dan teliti”.
 Menurut Gausel (Hurairah, 2009) ‘bidang yang telah banyak memanfaatkan jasa komputer
ialah bimbingan dan konseling pendidikan’.
Dari beberapa pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa komputer adalah
alat yang mampu melakukan proses penyimpanan dan pengolahan data informasi secara
lebih akurat dan cepat serta merupakan satu kesatuan komponen yang biasa disebut
perangkat keras (hardware) yang mempunyai fungsi masing – masing, bukan hanya
hardware saja yang berperan dalam menjalankan komputer tetapi perangkat lunak
(software) untuk membuat komputer dapat digunakan yang berupa aplikasi atau program.
Penggunaan fungsi komputer dipengaruhi oleh manusia sebagai pengguna fitur yang
terdapat pada komputer agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien yang biasa
disebut dengan brainware. Ketika salah satu antara software, hardware dan brainware yang
berkerja kurang baik maka hasil yang didapatkan dalam penggunaan komputer akan kurang
baik atau rusak. Jadi, software, hardware, dan brainware merupakan satu kesatuan yang
terintegrasi dalam menjalankan suatu teknologi komputer yang akan menentukan hasil dari
penggunaan komputer.

Penerapan Komputer Sebagai Sarana Multifungsi dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling
 Menurut Nurfitriyani (2011) peranan komputer telah banyak dikembangkan dalam dunia
bimbingan dan konseling. Muhammad Surya (2006 dalam Nurfitriyani, 2011)
mengemukakan bahwa sejalan dengan perkembangan teknologi komputer interaksi
antara konselor dengan individu yang dilayaninya (konseli) tidak hanya dilakukan melalui
hubungan tatap muka, tetapi dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual
(maya) melalui internet dalam bentuk cyber counseling.
 Komputer dapat membantu konselor dalam melakukan assesmen terhadap proses
konseling, seperti ITP (Inventori Tugas Perkembangan) dan ATP (Analisis Tugas
Perkembangan). Ada pula Computer Assisted Counseling (CAC), yaitu software atau
aplikasi konseling mandiri yang membantu konseli untuk mudah mendapatkan
penyelesaian masalah yang dialami meskipun tidak perlu bertemu dengan konselor.
Walaupun demikian, tetap saja konseling yang dilakukan secara face to face lebih
mengena dan CAC tidak dapat menggantikan fungsi dari konseling konvensional itu
sendiri, CAC hanya mengambil sedikit peran konseling konvensional agar bertambah
efektif dan efesien. Jika konseli berada dalam keadaan darurat dan tidak ada konselor
pada saat itu maka CAC dapat berperan dalam membantu konseli.
 Nurfitriyani (2011) kemudian memaparkan beberapa penerapan komputer sebagai
sarana kerja bimbingan dan konseling mulai dari tingkat sekolah dasar hingga ke
perguruan tinggi.
Penerapan Komputer Sebagai Sarana Kerja BK di Sekolah Dasar
Komputer sebagai sarana kerja Bimbingan Konseling pada jenjang Sekolah Dasar, dapat diterapkan
sebagai :
1. Pusat arsip data siswa
2. Informasi kasus atau presensi bimbingan
3. Alat penyelenggaraan konseling kelompok melalui proyektor.

Anda mungkin juga menyukai