Indika Nurul Aulia1, Andi Riska Amelia Saad2, Syabilla Afiya Azahra3, Asdiana
Syamsuddin4, Nabila Tryana Putri Herman5
Akuntansi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Makassar1,2,3,4,5
ABSTRACT
This research aims to identify and analyze the influence of the importance of financial transparency
in maintaining the stability of household relationships in order to prevent divorce. Financial
transparency is considered a key factor in building trust and healthy communication between
husband and wife. This research uses qualitative methods involving interviews with married couples
who have experience in managing household finances and have faced challenges related to financial
transparency. It is hoped that the research results will provide insight into the extent to which
financial transparency affects the stability of household relationships and provide recommendations
for preventing divorce through increasing financial transparency.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh pentingnya transparansi
finansial dalam menjaga kestabilan hubungan rumah tangga guna mencegah terjadinya perceraian.
Transparansi finansial dianggap sebagai faktor kunci dalam membangun kepercayaan dan
komunikasi yang sehat antara suami dan istri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
melibatkan wawancara dengan pasangan suami istri yang memiliki pengalaman dalam mengelola
keuangan rumah tangga dan telah menghadapi tantangan terkait transparansi finansial. Hasil
penelitian diharapkan dapat memberikan wawasan sejauh mana transparansi keuangan
mempengaruhi stabilitas hubungan rumah tangga dan memberikan rekomendasi pencegahan
perceraian melalui peningkatan transparansi keuangan.
PENDAHULUAN
Pernikahan dianggap sebagai salah satu institusi sosial yang paling fundamental dalam
masyarakat. Hubungan rumah tangga memiliki dampak yang mendalam pada kehidupan individu
dan komunitas secara keseluruhan. Namun, fenomena perceraian (divorce) menjadi tantangan serius
yang menghadang keberlanjutan hubungan pernikahan. Dalam beberapa dekade terakhir, tingkat
perceraian di berbagai belahan dunia telah meningkat secara signifikan, memunculkan kekhawatiran
akan stabilitas dan keberlanjutan hubungan rumah tangga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh pentingnya transparansi finansial dalam
menjaga hubungan rumah tangga dan mencegah terjadinya perceraian. Transparansi finansial dapat
diartikan sebagai keterbukaan dan kejelasan dalam hal keuangan antara pasangan suami istri. Dalam
konteks ini, keuangan menjadi salah satu faktor yang sering kali menjadi sumber konflik di dalam
rumah tangga, dan kurangnya transparansi dapat memperburuk masalah tersebut.
Pentingnya transparansi finansial dalam hubungan pernikahan seiring waktu semakin diakui
sebagai elemen kunci untuk membangun kepercayaan dan menghindari konflik yang mungkin
muncul. Keterbukaan finansial antara pasangan dapat menciptakan dasar yang kuat untuk kestabilan
hubungan rumah tangga. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana
tingkat transparansi finansial dapat mempengaruhi stabilitas pernikahan dan mencegah terjadinya
perceraian.
Dalam melihat tren perceraian, tidak dapat diabaikan bahwa masalah keuangan sering kali
menjadi pemicu pertengkaran di antara pasangan. Kekhawatiran akan manajemen keuangan, utang
bersama, atau ketidaksetaraan dalam kontribusi finansial dapat memicu ketegangan di dalam rumah
tangga. Oleh karena itu, menganalisis dampak positif dari transparansi finansial dapat memberikan
wawasan yang bernilai dalam upaya memahami dan mengatasi konflik keuangan dalam hubungan
pernikahan.
Studi-studi sebelumnya menunjukkan bahwa pasangan yang memiliki tingkat transparansi
finansial yang tinggi cenderung memiliki tingkat kepuasan pernikahan yang lebih tinggi dan lebih
sedikit konflik terkait keuangan. Dengan demikian, penting untuk mendalaminya lebih lanjut dan
melihat sejauh mana pengaruhnya dalam mencegah terjadinya perceraian. Selain itu, perlu juga
diidentifikasi faktor-faktor lain yang dapat memoderasi atau memperkuat hubungan antara
transparansi finansial dan stabilitas pernikahan.
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan penting dalam mengembangkan pandangan yang
lebih holistik tentang peran keuangan dalam keberlanjutan hubungan pernikahan. Dengan
memahami dan mengukur dampak transparansi finansial, dapat ditemukan strategi dan rekomendasi
untuk membantu pasangan mengelola keuangan mereka dengan lebih efektif dan mencegah
3 | Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan
terjadinya perceraian. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan yang
lebih baik tentang peran transparansi finansial dalam membangun dan menjaga hubungan rumah
tangga yang sehat.
TINJAUAN UMUM
Pengertian Perceraian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perceraian dan "cerai" berarti: pisah; putus hubungan
suami istri. Selanjutnya, kata "perceraian" mengandung arti noun (kata benda), yaitu perpisahan atau
perpecahan, dan kata "bercerai" mengandung arti verb (kata kerja), yaitu tidak bercampur lagi
(berhubungan, bersatu, dsb.) dan berhenti bersuami istri.
Pasal 38 UU No. 1 Tahun 1974 juga mengandung istilah "perceraian", yang menyatakan bahwa
"perceraian berarti putusnya perkawinan, yang mengakibatkan putusnya hubungan sebagai suami
istri." (R. Subekti & R. Tjitrosubido, 2014)
Subekti mengatakan bahwa perceraian adalah "penghapusan perkawinan dengan putusan hakim
atau tuntunan salah satu pihak dalam perkawinan itu". Oleh karena itu, menurut (R. Subekti & R.
Tjitrosubido, 2014), perceraian berarti perkawinan menjadi hapus karena perceraian.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa perceraian adalah suatu proses
hukum atau sosial di mana pasangan yang menikah mengakhiri hubungan mereka dan hidup terpisah
secara hukum. Ada banyak alasan untuk perceraian, termasuk konflik yang tidak dapat diselesaikan,
ketidakcocokan antara pasangan, atau perbedaan yang tidak dapat diselesaikan. Pengajuan dokumen
hukum ke pengadilan atau lembaga yang berwenang untuk mendapatkan pengakuan resmi bahwa
pernikahan telah berakhir adalah proses perceraian.
Alasan Perceraian
Sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 39 (2) UU Perkawinan, ada enam alasan yang dapat
digunakan sebagai dasar perceraian, baik talak maupun talak. Ini adalah alasan yang relevan: (R.
Subekti & R. Tjitrosubido, 2014)
a. Seorang pasangan atau pihak yang melakukan tindakan yang sulit disembuhkan, seperti
perzinahan, perjudian, kecanduan, dan minuman keras.
b. Selama dua tahun berturut-turut, salah satu pihak berpisah dari pihak lainnya tanpa persetujuan
pihak lain, tanpa alasan yang sah, atau karena sebab-sebab lain di luar kendalinya.
c. Setelah perkawinan, salah satu pihak atau pasangan diganjar hukuman penjara lima tahun, atau
lebih berat.
4 | Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan
d. Jika salah satu pasangan atau pihak memperlakukan pihak lain dengan kejam atau kejam, hal
itu akan membahayakan mereka.
e. Karena ketidakmampuannya dalam menunaikan tanggung jawabnya sebagai suami istri, maka
salah satu pihak atau pasangannya menderita sakit atau cacat jasmani.
f. Tidak ada kemungkinan suami dan istri akan hidup rukun lagi di rumah karena pertengkaran
dan pertengkaran yang terus menerus.
2) Cerai Gugat
Cerai gugat ialah ketika isteri mengajukan permohonan cerai ke pengadilan agama dan suami
termohon menyetujuinya, pengadilan mengabulkan permohonan cerai isteri.
martabat manusia. Paul Samuelson menyatakan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari
bagaimana masyarakat umum mengambil keputusan, baik tanpa menggunakan uang sama sekali atau
dengan menggunakan hari produksi yang bervariasi. Hal ini juga dapat diterapkan dalam berbagai
cara untuk memenuhi kebutuhan berbagai individu atau kelompok dalam masyarakat umum.
Menurut Albert L. Meyers, ilmu ekonomi adalah studi tentang kebutuhan dan keinginan
manusia; Kata pertama dalam definisi ini adalah “kebutuhan”, yang mengacu pada kebutuhan atau
keinginan manusia mengenai barang dan jasa yang sangat bervariasi dalam hal kuantitas dan kualitas.
J.L. Meij menjelaskan bahwa pengetahuan ekonomi adalah pengetahuan tentang usaha manusia
kearah kemakmuran, yang pada hakikatnya mengarahkan manusia mencapai kemakmuran.
(Rahmatullah et al., 2018)
tabungan tersebut tidak cukup untuk membeli apa pun yang kita inginkan. Kami siap menentukan
berapa banyak barang yang akan kami beli dan mengambil keputusan itu. Untuk mengambil
keputusan, kita harus mempertimbangkan keuntungan yang akan kita terima jika kita memiliki
sesuatu dan biaya yang harus kita bayar jika kita harus menjual harta benda kita atau memilih
sesuatu yang lain. (Rahmatullah et al., 2018)
Untuk mengatasi masalah kelangkaan, masyarakat harus mengalokasikan sumber daya
keuangan secara bertanggung jawab dan rasional demi kepentingan semua orang. Menggunakan
produk yang masih berfungsi dan mendaur ulang produk menjadi barang yang mempunyai nilai
tambah adalah dua cara untuk memerangi kelangkaan. Sumber daya alam dapat diatasi dengan
berbagai cara, namun untuk menjamin ketersediaannya di masa depan, manusia harus
memanfaatkannya dengan bijak.
Dari uraian di atas, transparansi dalam pengelolaan keuangan keluarga berarti pasangan
suami istri berbicara dan terbuka tentang cara mereka mengelola uang mereka; mereka bekerja
sama tentang pendapatan, pengeluaran, keinginan jangka panjang, surplus atau defisit, dan
mempersiapkan kebutuhan tak terduga.
Pentingnya Membangun Komunikasi dalam Pengeloaan Keuangan Keluarga
Pasangan dapat berbicara tentang banyak hal, tetapi pengelolaan keuangan keluarga adalah yang
paling penting. Sangat penting bagi mereka untuk saling memahami dan berkomunikasi dengan baik
tentang hal ini.
Meskipun sulit untuk berbicara tentang pengelolaan keuangan keluarga dengan baik, itu penting agar
keluarga harmonis. Berikut adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk membantu Anda
berbicara tentang masalah keuangan keluarga dengan baik. (Lubis & Kahfi, 2017)
a) Beri tahu pasangan tentang cara mereka melihat uang dan tujuan mereka dengannya
b) Tentukan tujuan keuangan mana yang paling penting untuk dipenuhi setelah mengetahui
pandangan keuangan masing-masing pasangan.
c) Buatlah rancangan untuk mencapai prioritas keuangan keluarga yang masuk akal dan dapat
dilaksanakan.
d) Berbicara tentang cara terbaik untuk mengelola kebutuhan sehari-hari, seperti menentukan siapa
yang bertanggung jawab untuk membayar cicilan bulanan.
e) Agar tidak perlu bertanya kepada pasangan berapa banyak yang mereka keluarkan, tentukan
berapa banyak yang dihabiskan masing-masing suami dan istri—misalnya, suami untuk bensin
dan rokok.
f) Tentukan bersama apakah pasangan ingin menggabungkan uang mereka dalam satu akun atau
memisahkannya.
g) Tentukan berapa persen dari penghasilan yang akan ditabung dan diinvestasikan untuk masa
depan, dengan pertimbangan lebih lanjut
h) Pengelolaan keuangan harus terus berkomunikasi untuk mengevaluasi rencana keuangan yang
telah dibuat dan mengubahnya.
membatasi akses mereka terhadap informasi tertentu. Akibatnya, konflik berkurang dan hubungan
lebih stabil karena akses mereka terhadap informasi ini berbeda setiap kali dibicarakan. (Jalil, 2019)
Berikut merupakan batasan-batasan transparansi yang harus diperhatikan dalam hubungan
suami istri; (Jamaluddin & Amalia, 2016)
a) Terkait Profesi dan Pekerjaan
Ada etika yang harus dipertimbangkan dalam hubungan suami-istri. Pasangan tidak harus
mengetahui apa yang terjadi di tempat kerja satu sama lain karena dapat menyebabkan konflik.
Namun, jawab pertanyaan dengan sopan.
b) Barang-barang Pribadi
Kedua belah pihak harus setuju bahwa barang-barang pribadi seperti buku harian, ponsel, dan
dompet dapat diakses karena dianggap pribadi.
c) Aib Masa lalu
Karena dapat menimbulkan kerenggangan dan konflik, pasangan tidak disarankan untuk
menceritakan aib masa lalu mereka.
METEDOLOGI
Pendekatan Penelitian
Metode kualitatif digunakan untuk melakukan penelitian menyeluruh terhadap ibu rumah
tangga di wilayah kota Makassar. Berbagai situasi dan latar belakang rumah tangga dibahas dalam
tinjauan ini. Ini juga mencakup berbagai tingkat transparansi finansial dan berbagai hasil hubungan
rumah tangga, seperti perceraian dan hubungan yang tetap utuh.
Jenis Penelitian
Untuk menentukan seberapa penting transparansi finansial dalam hubungan rumah tangga untuk
mencegah perceraian, penelitian ini akan bersifat empiris dan melibatkan pengumpulan data secara
langsung melalui survei dan observasi.
Sumber Data
Data awal yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga di wilayah Kota
Makassar yang memenuhi kriteria berikut:
1. Ibu rumah tangga dengan penghasilan tetap dan berhasil menjalankan hubungan rumah
tangganya;
2. Ibu rumah tangga yang tidak berpenghasilan sendiri dan tidak berhasil menjalankan hubungan
rumah tangganya.
9 | Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan
2. Sumber tertulis/informan
Dalam hal sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis termasuk buku
dan majalah ilmiah, arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi yang berkaitan dengan subjek
penelitian.
kepercayaan, dan memastikan semua anggota keluarga terlibat dalam pengambilan keputusan
keuangan agar rumah tangga berjalan harmonis dan sejahtera.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa stabilitas hubungan rumah tangga sangat dipengaruhi
oleh tingkat transparansi keuangan. Hubungan antara kelompok dengan tingkat transparansi yang
tinggi biasanya lebih stabil, sedangkan kelompok dengan tingkat transparansi yang rendah
menghadapi lebih banyak kesulitan. Penghasilan yang tidak tetap seperti sang suami membuat sang
istri merasa curiga dengan tidak transparannya suami dalam menangani keuangan mereka.
Kecurigaan sang istri ini membuat berujung pada seringnya terjadi pertengkaran dan perselisihan di
rumah tangga mereka. Dari segi ekonomi, perceraian karena alasan ini tidak selalu dapat dibenarkan
karena ada kemungkinan disebabkan oleh faktor lain, seperti pendapatannya yang tidak mencukupi,
kurangnya kepercayaan serta komunikasi yang efektif di antara pasangan. Sebaliknya dalam hukum
positif, istri terus-menerus merasa tersinggung dengan pengelolaan keuangan suaminya yang tidak
jelas karena tidak mempunyai sumber penghasilan sendiri, yang bertentangan dengan undang-
undang mengenai hak dan kewajiban suami-istri sebagai pasangan.
mereka harus mengorbankan kepentingan satu sama lain untuk mempertahankan kepentingan
mereka sendiri. Masalah juga disebabkan oleh kesalahan pengelolaan keuangan, seperti
kurangnya perencanaan. Transparansi keuangan dapat mempengaruhi stabilitas pernikahan.
Transparansi keuangan antara pasangan cenderung memperkuat hubungan dan mencegah
perceraian jika mereka dapat menangani masalah keuangan dengan baik.
2) Kontrol Diri
Studi menunjukkan bahwa kontrol diri dalam proses pengambilan keputusan sebelum
berperilaku sangat penting karena dapat mendorong perilaku seseorang untuk berhemat dan
menghindari pembelian implusif. Faktor psikologi seseorang menjadi penting untuk
mengendalikan diri dan mengelola keuangan dengan baik dengan menghindari pengeluaran
yang tidak terkontrol sebelum membuat keputusan keuangan. Pasangan dapat membeli sesuatu
karena mereka tidak memiliki kontrol. Namun, pasangan dapat menghindari melakukan
pembelian konsumtif jika mereka dapat mengontrol keinginan mereka dengan
mempertimbangkan kemungkinan kegagalan. Jika salah satu pasangan memiliki kontrol diri
yang buruk, kontribusi keuangan mereka mungkin tidak sama, dan transparansi keuangan
mungkin tidak secara otomatis menghasilkan stabilitas pernikahan. Sangat penting bagi
pasangan untuk memiliki dasar pendidikan untuk mempertimbangkan Jika tidak, transparansi
keuangan mungkin tidak membantu pernikahan tetap stabil. dan menyelesaikan perbedaan ini
dengan cara yang adil dan saling mendukung. (Rosa & Listiadi, 2020)
PENUTUP
Kesimpulan
Transparansi memegang peranan krusial dalam menjaga keselarasan dalam ikatan perkawinan
serta menghindari kemungkinan perceraian. Dengan terbukanya komunikasi mengenai keuangan,
pasangan dapat mengatur dan merencanakan keuangan mereka dengan lebih efisien, mengurangi
kemungkinan timbulnya konflik dan ketidakpuasan akibat ketidakjelasan. Melalui pendekatan ini,
terjalinlah rasa saling percaya yang lebih kuat, serta mampu menghindari ketidakseimbangan
kekuasaan, sehingga menguatkan hubungan emosional antar pasangan dan menciptakan lingkungan
rumah tangga yang stabil serta serasi. Kehadiran transparansi finansial yang tinggi juga berdampak
positif pada stabilitas hubungan rumah tangga, dimana pasangan yang memiliki tingkat transparansi
yang tinggi cenderung memiliki hubungan yang lebih kokoh, karena mampu bekerja sama dalam
mengelola keuangan, merencanakan masa depan, dan membangun kepercayaan satu sama lain. Oleh
13 | Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan
karena itu, mengedepankan transparansi finansial menjadi hal yang sangat penting bagi pasangan
dalam menjaga kelangsungan hubungan mereka.
Saran
Untuk menjaga keselarasan dalam hubungan pernikahan dan menghindari kemungkinan
perceraian, pasangan perlu mengutamakan transparansi finansial melalui komunikasi terbuka tentang
keuangan. Dengan saling berbagi informasi dan merencanakan keuangan bersama-sama, mereka
dapat mengelola uang dengan lebih efisien, mengurangi potensi konflik, serta memperkuat
kepercayaan di antara mereka. Pendekatan ini membantu mencegah terjadinya ketidakseimbangan
kekuasaan dan memperkokoh hubungan emosional pasangan, menciptakan suasana rumah tangga
yang stabil dan damai.
DAFTAR PUSTAKA
Jalil, A. (2019). Pengelolaan Keuangan Keluarga Sakinah. Al-Maqhasidi, 2(1), 67.
Jamaluddin, & Amalia, N. (2016). Buku Ajar Hukum Perkawinan (Faisal, Ed.). Unimal Press.
Lubis, & Kahfi, N. (2017). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Transparansi Pelaporan Keuangan.
Jurnal Jensi, 2.
R. Subekti, & R. Tjitrosubido. (2014). Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. PT. Balai Pustaka.
Rahmatullah, Inanna, & Mustari. (2018). Konsep Dasar ekonomi Pendekatan Nilai-Nilai Eco-
Culture. CV. Nur Lina.
Rosa, I., & Listiadi, A. (2020). Pengaruh Literasi Keuangan, Pendidikan Keuangan di Keluarga,
Teman Sebaya, dan Kontrol Diri Terhadap Manajemen Keuangan Pribadi. Jurnal Manajemen,
12(2), 245–246.
Suherman, M. (2014). Upaya Memelihara Akhlak Suami Istri; Prespektis Komunikasi antarpesona.
Jurnal Al-Mimbar, XIX(3), 295–315.
14 | Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan
LAMPIRAN
1. Wawancara dengan Narasumber yaitu Ibu Ani (Samaran)
Ibu Ani adalah seorang istri dan juga sebagai wanita karir yang sudah menikah kurang lebih
15 tahun dan beliau memiliki 2 orang anak. Ibu Ani saling berkomitmen untuk terbuka mengenai
keuangan dalam rumah tangga, beliau juga saling percaya satu sama lain sehingga membuat
hubungan mereka smakin erat dan mampu mengelola keuangan rumah tangga dengan baik.
Dokumentasi