No Soa
l
Dalam suatu percobaan, dilakukan evaluasi nilai PER secara in-vivo
menggunakan tikus percobaan. Tikus yang digunakan dalam percobaan ialah
tikus jantan dengan umur 21-23 hari dengan berat tidak lebih dari 10 g. Tikus
percobaan diberi campuran ransum dan air secara ad libitum
1
a. Bahan apa saja yang perlu ada dalam campuran ransum tikus percobaan?
b. Dalam penentuan PER, bahan apa yang menjadi protein referensi?
c. Tikus percobaan diberi ransum dan air secara ad libitum. Apa maksudnya?
d. Bagaimana rumus perhitungan PER?
Bacalah cuplikan abstrak berikut:
a. Bahan yang perlu ada dalam campuran ransum tikus percobaan yaitu
- Protein (10% dalam ransum)
- Minyak biji kapas
- Campuran mineral seperti NaCl, KI, KH2PO4, MgSO4, CaCO3, FeSO4, MnSO4,
ZnSO4, CuSO4, CuCl2
- Campuran vitamin seperti Vitamin A, D, E, Menadione, Kolin, Asam p-amino
benzoate, inositol, Niasin, Ca-Pantotenat, Riboflavin, Tiamin, piridoksin, Asam folat,
biotin, Vitamin B12, Glukosa
- Selulosa
- Air
- Kolesterol
- Sukrosa atau pati jagung
b. Dalam penentuan PER, bahan yang menjadi protein referensi yaitu kasein standart dari
ANRC (Animal Nutrition Research Council).
c. Tikus percobaan diberi ransum dan air secara ad libitum yang artinya tikus yang
digunakan untuk percobaan tersebut diberi keleluasaan untuk makan atau minum dan
jumlah yang tidak dibatasi.
d. Rumus perhitungan PER yaitu dengan membandingkan pertambahan berat badan tikus
percobaan (dalam gram) dengan Jumlah protein yang dikonsumsi (dalam gram).
PER = Pertambahan berat badan (g) / Jumlah protein yang dikonsumsi (g)
Perhitungan diatas harus dilakukan untuk tiap ekor tikus dan nilai rata-rata dhitung untuk tiap
grup. Namun apabila referensi menggunakan kasein buka dari ANRC maka nilai PER yang
diperoleh dari percobaan harus dikoreksi (distandarisasi) sebagai berikut :
Dapat PER sampel dapat pula dikoreksi dengan cara lain yaitu dihitung sebagai persentase
dari PER kasein disebut dengan PER relative dikarenakan PER tidak merupakan fungsi linear
maka persentase dari Nilai PER kasein tersebut dianggap sebagai persentase dari Nilai Gizi
kasein.
a. Metode Analisa protein yang digunakan pada cuplikan abstrak di atas adalah
- Waktu pegujian cepat (dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari 30 menit)
protein.
b. Hasil kadar protein pada ASI selama masa penyimpanan pada kondisi berbeda yaitu
rata- rata kandungan protein pada hari ke 0 sebesar 3,061 mg/ml. Sedangkan rata-rata
kandungan protein susu dengan perlakuan penyimpanan suhu 3-4 C pada hari ke-1
sampai hari ke-5 berturut-turut adalah 3,059 mg/ml, 3,018 mg/ml, 3,07 mg/ml, 3,063
mg/ml dan 3,065 mg/ml. Sedangkan hasil uji statistik yang dilakukan dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat pengaruh nyata lama penyimpanan terhadap kandungan protein
c. Prinsip Analisa protein dengan metode biuret yaitu didasarkan pada prinsip zat yang
mengandung dua atau lebih ikatan peptida dapat membentuk kompleks berwarna ungu
dengan garam Cu dalam larutan alkali.Metode biuret ini merupakan metode yang baik
ikatan peptida. Pengujian secara biuret ini sampel harus berupa larutan, jadi sampel
terlebih dahulu dibuat menjadi larutan. Sampel berupa padatan harus dihaluskan
terlebih dahulu dibuat menjadi larutan.Untuk hasil yang lebih baik maka menggunakan
kontrol positif dan kontrol negatif sebagai pembanding. Kontrol positif yang digunakan
yaitu putih telur karena telur mengandung protein sebesar 12,8% - 13,4%. Reaksi ini
positif protein dengan timbulnya warna ungu. Dari hasil analisis semua sampel
memberikan reaksi positif dengan warna ungu yang terbentuk berbanding langsung
konsentrasi protein semakin besar. Kontrol negatif memberikan warna biru yang
Terimakasih