Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 3

TUTON EVALUASI NILAI GIZI PANGAN

Nama : M. Yulian Firdaus


NIM : 045045457
SOAL TUGAS 3 PANG4325
EVALUASI NILAI GIZI PANGAN

Kerjakan soal – soal tersebut dengan tepat!

No Soa
l
Dalam suatu percobaan, dilakukan evaluasi nilai PER secara in-vivo
menggunakan tikus percobaan. Tikus yang digunakan dalam percobaan ialah
tikus jantan dengan umur 21-23 hari dengan berat tidak lebih dari 10 g. Tikus
percobaan diberi campuran ransum dan air secara ad libitum
1
a. Bahan apa saja yang perlu ada dalam campuran ransum tikus percobaan?
b. Dalam penentuan PER, bahan apa yang menjadi protein referensi?
c. Tikus percobaan diberi ransum dan air secara ad libitum. Apa maksudnya?
d. Bagaimana rumus perhitungan PER?
Bacalah cuplikan abstrak berikut:

ASI merupakan sumber nutrisi ideal dengan komposisi seimbang bagi


pertumbuhan dan perkembangan bayi. Untuk memenuhi gizi bayi, Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan agar bayi baru lahir diberikan ASI
eksklusif selama 6 bulan. Sulitnya bagi ibu-ibu yang mempunyai pekerjaan di
luar rumah karena keterbatasan waktu untuk melakukan bonding secara
langsung. ASI dengan suhu penyimpanan tertentu merupakan cara terbaik
untuk menjaga kualitas nutrisi. Penyimpanan ASI harus memperhatikan
kualitas nutrisi pada ASI, salah satunya adalah protein. Tujuan penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan pada suhu 3- 4°C
terhadap kandungan protein pada susu dianalisis menggunakan metode
biuret secara spektrofotometri. Penelitian ini menggunakan metode
eksperimen dengan teknik analisis kuantitatif. Parameter yang diukur adalah
2 variasi lama penyimpanan ASI 0 hari sebagai kontrol. Selanjutnya sampel
disimpan dalam lemari es dengan suhu 3-4oC selama 1 hari, 2 hari, 3 hari, 4
hari hingga 5 hari. Kemudian dianalisis kandungan proteinnya menggunakan
metode biuret secara spektrofotometri. Hasil penelitian, rata- rata kandungan
protein pada hari ke 0 sebesar 3,061 mg/ml. Sedangkan rata-rata kandungan
protein susu dengan perlakuan penyimpanan suhu 3-4oC pada hari ke-1
sampai hari ke-5 berturut-turut adalah 3,059 mg/ml, 3,018 mg/ml, 3,07 mg/ml,
3,063 mg/ml dan 3,065 mg/ml. Sedangkan hasil uji statistik yang dilakukan
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh nyata lama penyimpanan
terhadap kandungan protein pada susu.
Sumber: http://journal.unigres.ac.id/index.php/Sains/article/view/601/474

Jawab pertanyaan berikut berdasarkan cuplikan abstrak di atas:


a. Tentukan metode Analisa protein yang digunakan pada cuplikan abstrak
di atas!
b. Jelaskan bagaimana hasil kadar protein pada ASI selama masa
penyimpanan pada kondisi berbeda?
c. Jelaskan prinsip Analisa protein dengan metode biuret!
TUGAS 3 EVALUASI NILAI GIZI PANGAN

Nama : M. Yulian Firdaus


NIM 045045457
Prodi : Teknologi Pangan
Mata Kuliah : EVALUASI NILAI GIZI PANGAN

Selamat Malam Bapak/Ibu Tutor

Salam sehat dan sejahtera

Berikut jawaban tugas saya :

Jawaban Soal No. 1

a. Bahan yang perlu ada dalam campuran ransum tikus percobaan yaitu
- Protein (10% dalam ransum)
- Minyak biji kapas
- Campuran mineral seperti NaCl, KI, KH2PO4, MgSO4, CaCO3, FeSO4, MnSO4,
ZnSO4, CuSO4, CuCl2
- Campuran vitamin seperti Vitamin A, D, E, Menadione, Kolin, Asam p-amino
benzoate, inositol, Niasin, Ca-Pantotenat, Riboflavin, Tiamin, piridoksin, Asam folat,
biotin, Vitamin B12, Glukosa
- Selulosa
- Air
- Kolesterol
- Sukrosa atau pati jagung
b. Dalam penentuan PER, bahan yang menjadi protein referensi yaitu kasein standart dari
ANRC (Animal Nutrition Research Council).
c. Tikus percobaan diberi ransum dan air secara ad libitum yang artinya tikus yang
digunakan untuk percobaan tersebut diberi keleluasaan untuk makan atau minum dan
jumlah yang tidak dibatasi.
d. Rumus perhitungan PER yaitu dengan membandingkan pertambahan berat badan tikus
percobaan (dalam gram) dengan Jumlah protein yang dikonsumsi (dalam gram).

PER = Pertambahan berat badan (g) / Jumlah protein yang dikonsumsi (g)
Perhitungan diatas harus dilakukan untuk tiap ekor tikus dan nilai rata-rata dhitung untuk tiap
grup. Namun apabila referensi menggunakan kasein buka dari ANRC maka nilai PER yang
diperoleh dari percobaan harus dikoreksi (distandarisasi) sebagai berikut :

PER = ( 2,5 / PER kasein yang diperoleh )


PER sampel terkoreksi = (PER sampel yang diperoleh / PER kasein yang diperoleh) x 2,5

Dapat PER sampel dapat pula dikoreksi dengan cara lain yaitu dihitung sebagai persentase
dari PER kasein disebut dengan PER relative dikarenakan PER tidak merupakan fungsi linear
maka persentase dari Nilai PER kasein tersebut dianggap sebagai persentase dari Nilai Gizi
kasein.

Jawaban Soal No. 2

a. Metode Analisa protein yang digunakan pada cuplikan abstrak di atas adalah

menggunakan metode biuret secara spektrofotometri.

Keunggulan dari metode ini antara lain :

- Memerlukan biaya yang lebih murah dari pada metode Kjeldahl,

- Waktu pegujian cepat (dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari 30 menit)

- Metode ini merupakan metode yang paling sederhana untuk analisis

protein.
b. Hasil kadar protein pada ASI selama masa penyimpanan pada kondisi berbeda yaitu

rata- rata kandungan protein pada hari ke 0 sebesar 3,061 mg/ml. Sedangkan rata-rata

kandungan protein susu dengan perlakuan penyimpanan suhu 3-4 C pada hari ke-1

sampai hari ke-5 berturut-turut adalah 3,059 mg/ml, 3,018 mg/ml, 3,07 mg/ml, 3,063

mg/ml dan 3,065 mg/ml. Sedangkan hasil uji statistik yang dilakukan dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat pengaruh nyata lama penyimpanan terhadap kandungan protein

pada susu berdasarkan penelitian diatas.

c. Prinsip Analisa protein dengan metode biuret yaitu didasarkan pada prinsip zat yang

mengandung dua atau lebih ikatan peptida dapat membentuk kompleks berwarna ungu

dengan garam Cu dalam larutan alkali.Metode biuret ini merupakan metode yang baik

untuk menentukan kandungan larutan protein karena seluruh protein mengandung

ikatan peptida. Pengujian secara biuret ini sampel harus berupa larutan, jadi sampel

terlebih dahulu dibuat menjadi larutan. Sampel berupa padatan harus dihaluskan

terlebih dahulu dibuat menjadi larutan.Untuk hasil yang lebih baik maka menggunakan

kontrol positif dan kontrol negatif sebagai pembanding. Kontrol positif yang digunakan

yaitu putih telur karena telur mengandung protein sebesar 12,8% - 13,4%. Reaksi ini

positif protein dengan timbulnya warna ungu. Dari hasil analisis semua sampel

memberikan reaksi positif dengan warna ungu yang terbentuk berbanding langsung

dengan konsentrasi protein, dimana semakin meninggkat intensitas warnannya

konsentrasi protein semakin besar. Kontrol negatif memberikan warna biru yang

merupakan warna dari garam Cu.


Sumber :

- Made Astawan.Deddy Muchtadi.2023.Evalusi Nilai Gizi Pangan Edisi kedua.


Tangerang Selatan : Universitas Terbuka
- http://journal.unigres.ac.id/index.php/Sains/article/view/601/474
- https://core.ac.uk/download/pdf/237009171.pdf

Mohon dikoreksi apabila terdapat kesalahan

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai