Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH LINGKUNGAN PERKANTORAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Dalam sebuah perkantoran tingkat produktivitas pegawai yang tinggi
merupakan harapan semua organisasi atau perusahaan, dan lingkungan kantor
yang sesuai akan mendukung tercapainya tujuan tersebut. Kondisi lingkungan
kantor sangat berpengaruh terhadap naik turunnya produktivitas kerja pegawai.
Selain itu lingkungan kantor sedikit banyak akan mempengaruhi fisik maupun
psikologis pegawai ketika melakukan pekerjaannya. Oleh karena itu sebuah
kantor di tuntut untuk memiliki lingkungan kantor yang dapat membuat para
pegawai nyaman dan bersemangat dalam mengerjakan tugas-tugas perkantoran.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sterk (2005) menemukan
bahwa 83% pegawai sangat mengharapkan adanya pencahayaan yang tepat,
area kerja yang sesuai, serta temperatur udara yang nyaman. Berdasarkan
permasalahan tersebut penulis membuat makalah dengan judul
“LINGKUNGAN PERKANTORAN”.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1 Bagaimanakah lingkungan perkantoran yang sehat?
1.2.2 Bagaimanakah sistem pencahayaan yang baik di lingkungan perkantoran?
1.2.3 Faktor dan prinsip apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
warna?
1.2.4 Bagaimanakah kontrol suara yang efektif di lingkungan perkantoran?
1.2.5 Bagaimanakah kondisi udara yang baik di lingkungan perkantoran?
1.2.6 Bagaimanakah mengkondisikan penggunaan musik yang efektif di
lingkungan perkantoran?
1.2.7 Bagaimanakah konservasi energi di lingkungan perkantoran?
1.2.8 Bagaimanakah sistem keamanan yg baik di lingkungan perkantoran?
1.3 TUJUAN
1.3.1 Untuk mengetahui bagaimana lingkungan perkantoran yang sehat
1.3.2 Untuk mengetahui system pencahayaan yang baik di lingkungan
perkantoran
1.3.3 Untuk mengetahui faktor dan prinsip yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan warna pada lingkungan perkantoran
1.3.4 Untuk mengetahui kontrol suara yang efektif di lingkungan perkantoran
1.3.5 Untuk mengetahui skondisii udara yang baik di lingkungan perkantoran
1.3.6 Untuk mengetahui penggunaan musik yang baik dilingkungan kantor.
1.3.7 Untuk mengetahui konservasi energi yang baik pada lingkungan
perkantoran
1.3.8 Untuk mengetahui sistem keamanan yang baik pada lingkungan
perkantoran
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN

2.1 KAJIAN TEORI


 Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang
memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun
tidak langsung.
 Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan
sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora
dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan
kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana
menggunakan lingkungan fisik tersebut.
 Perkantoran adalah bangunan yang digunakan untuk pekerjaan administrasi
dan manajerial.

Contoh kasus
Lingkungan Perkantoran Rentan Bakteri TB

Kamis, 26 Pebruari 2009 10:23 WIB


JAKARTA-Tuberculosis (TB) kini tak hanya menjangkit di lingkungan kumuh
saja. Ia juga bisa menjangkit di lingkungan yang sekilas terlihat bersih, seperti
perkantoran. Hal ini disampaikan oleh pakar desain ramah lingkungan, Naning
S. Adiningsih Adiwoso. Ia mengungkapkan di lingkungan perkantoran saat ini
bahkan sekitar 70 persen udara telah tercemari bakteri TB. “Jadi, sekarang ini
untuk tertular TB bergantung pada daya tahan individu,” ujarnya di tengah
seminar Hospital Green Health Care, di RS. Persahabatan, Rawamangun, Jakarta
Timur, pekan lalu. Selain Demam Berdarah Dengue (DBD), DKI memang masih
menghadapi masalah penyebaran penyakit TB. Data Sudin Kesehatan Jaktim
menyebutkan sepanjang tahun 2008 jumlah pasien dengan gejala TB dari seluruh
rumah sakit di Jaktim sebanyak 6.952 orang. 2.217 orang diantaranya positif
terdiagnosis TB. Berdasar tingkat deteksi kasus (Case Detection Rate atau CDR)
per kecamatan, tercatat di Kecamatan Jatinegara CDR setinggi 93,99 persen,
Cakung 82 persen, Cipayung 76,87 persen, Ciracas 72,43 persen, Durensawit
51,63 persen. Sedangkan di Kramatjati CDR sebesar 48,26 persen, Makasar 42,45
persen, Matraman 38,95 persen, Pulogadung 33,31 persen, dan Pasar Rebo 29,33
persen. Tingkat deteksi kasus merupakan perbandingan antara jumlah kasus
gejala TB dengan jumlah kasus TB positif. Pada tahun 2007 tercatat jumlah kasus
TB di DKI secara kumulatif mencapai sekitar 14 ribu kasus. Data Survey Rumah
Tangga Kesehatan tahun 2004 menyebut TB sebagai penyebab kematian ketiga
setelah jantung dan penyakit saluran pernafasan. Ahli paru-paru dan pernafasan
RS.Persahabatan, Priyanti Z. Soepandi, membenarkan peringkat Indonesia
dalam infeksi TB berada di nomor tiga dunia. Data WHO memperkirakan setiap
tahun muncul 8,7 juta kasus TB baru dan 1,7 juta kematian terjadi akibat TB.
Kasus resistensi obat TB di Indonesia perlu mendapat perhatian. Ia menjelaskan
resistensi bakteri TB dapat terjadi pada lebih dari satu jenis obat. Hal ini semakin
menyulitkan langkah pemerintah untuk menurunkan angka penderita TB. Meski
pemerintah telah menggratiskan obat TB, namun tingkat penderita masih saja
tinggi. "Kendala penanganan TB tak hanya sebatas soal akses terhadap obat-
obatan", jelas Priyanti. Manajemen pengobatan oleh pasien dan dokter menjadi
faktor penting keberhasilan pengobatan. c87/pur.

2.2 LINGKUNGAN PERKANTORAN YANG SEHAT


2.2.1 Ergonomics
Lingkungan kantor sedikit banyak akan mempengaruhi fisik maupun
psikologis pegawai ketika melakukan pekerjaan. Oleh karena itu, sangat
penting bagi Manajer Administrasi untuk menciptakan lingkungan kerja yang
bisa membuat pegawainya bekerja secara efisien dan efektif, serta
meminimalkan kemungkinan pegawai mendapatkan cedera ketika melakukan
pekerjaannya. Oleh karena itu, dengan mempelajari Ergonimics, yang
didefinisikan oleh Odgers (2005) sebagai ilmu terapan yang digunakan untuk
mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tingkat kenyamanan, efisiensi,
dan keamanan dalam mendesain tempat kerja demi memuaskan kebutuhan
fisik dan psikologis pegawai di kantor. Lingkungan yang tidak sehat dan
nyaman akan menurunkan tingkat produktivitas maupun moral pegawai.
2.2.2 Smart Office
Tren teknologi masa kini memungkinkan dilakukannya integrasi beberapa
komponen lingkungan kantor, seperti pencahayaan, AC, maupun konservasi
energy melalui komputerisasi kantor, yang disebut smart office.
Beberapa fitur dari smart office menurut Burton, dkk (2000) antara lain:
 Small-zone areas dengan memasang system ini, kantyor hanya menyalakan system
yang terbatas pada area yang digunakan pegawai ketika mereka lembur maupun
bekerja pada hari minggu atau hari libur lainnya.
 Smart wired telecommunication system. Termasuk dalam system ini adalah
penggunaan telepon untuk berbagai fungsi, misalnya komunikasi data dan
suara, email, manajemen energi maupun perlindungan kebakaran.
2.2.3 Green office management
Dewasa ini semakin banyak perusahaan yang tertarik untuk
mengimplementasikan green office management untuk mengelola kantornya.
Perkantoran hijau (green office) adalah system manajemen lingkungan
(environmental management system/EMS) yang praktis dan sederhana dan
dikembangkan khusus untuk kondisi perkantoran. Upaya ini dilakukan untuk
membantu dan mendukung para manajer perkantoran untruk mendorong ke
gaya hidup operasioanal kantor yang lebih ramah lingkungan. Target
pelaksanaan kantor hijau meliputi, mengurangi konsumsi sumber daya alam
melalui perbaikan system manajemen lingkungan kantor, mempromosikan
praktik lestari melalui peningkatan kesadartahuan karyawan, dan
mempromosikan cara-cara mitigasi perubahan iklim lewat penghematan energi
dan pemakaian energi terbarukan.

2.3 SISTEM PENCAHAYAAN YANG BAIK DI LINGKUNGAN PERKANTORAN


McShane (1997) dalam Badru Munir (2007) mendeskripsikan bahwa 80% - 85%
informasi yang diterima pegawai di kantor menggunakan indera penglihatan
(mata), seperti membaca surat atau memeriksa tagihan pembayaran. Hal inilah
yang menjadikan kenyamanan visual bagi pegawai di kantor sangat penting
karena akan mempengaruhi produktivitas mereka. Apabila tingkat cahaya di
tempat kerja tidak sesuai maka akan mengakibatkan pegawai mengalami
ketegangan pada mata, sehingga berdampak terhadap penurunan motivasi
pegawai dan kinerja pegawai menurun. Oleh karena itu, sistem pencahayaan
yang efektif harus memperhitungkan kualitas dan kuantitas cahaya yang sesuai
denga tugas, ruangan, serta pegawai itu sendiri.
Pencahayaan di lingkungan kerja baru disebut efektif apa bila pegawai merasa
nyaman secara visual akibat pencahayaan yang seimbang. Badru Munir (2007)
menjelaskan, bahwa ada 4 jenis pencahayaan yang di gunakan di kantor, antara
lain:
1. Ambient lighting, yang digunakan untuk memberikan pencahayaan keseluruh
ruangan dan biasanya dipasang pada langit-langit ruang kantor. Biasanya lampu
jenis ini merupakan satu-satunya pencahayaan di ruangan tersebut.
2. Task lighting, yang digunakan untuk menerangi area kerja seorang pegawai,
misalnya meja kerja. Meskipun menawarkan lebih banyak kontrol bagi pegawai,
namun jenis cahaya ini jarng digunakan pada kaentor-kantor di Indonesia
karena alas an kepraktisan. Agar pencahayaan baik maka disarankan agar jenis
ini dapat dikombinasikan dengn ambient lighting, sehingga pekerjaan yang tidak
terlalau membutuhkan tinggat penerangan tinggi cukup menggunakannya;
sedangkan pekerjaa yang mmbutuhkan tingkat ketelitian tinggi akan
menggunakan task lighting.
3. Accent lighting, yang digunakan untuk memberikan cahaya pada area yang
dituju. Biasanya jenis lampu ini dirancang pada lorong sebuah kantor atau area
lain yang membutuhkan penerangan sehingga pegawai atau pengunjung tidak
tersesat.
4. Natural lighting, biasanya beerasal dari jendela, pintu kaca, dinding, serta
cahaya langit. Jenis cahaya ini akan memberikan dampak positif bagi pegawai,
namun cahaya ini tidak selalu tersedia apabila langit dalam keadaan mendung
atau gelap. Untuk itu, perusahaan perlu menggunakan sistem pentimpanan
cahaya materi (solar energy saving system) cahaya ijinis cahaya ini tetap dapat
digunakan. Cahaya ini juga tidak mampu menjangkau ke area kerja, dan pada
hari sangat terang, intensitas cahaya alami dapat mengakibatkan cahaya harus
dikontrol. Pegawai, yang area kerjanya menggunakan cahaya alami, harus
berada pada kondisi dimana cahaya datang dari bahu kirinya jika ia
menggunakan tangan kanan dan dari bahu kanan jika menggunakan tangan
kidal. Seharusnya karyawan tidak menghadap jendela pada posisi kerja normal.
Apabila cahaya alami digunakan untuk menerangi area kerja, perlu
dipertimbangkan dampak penggunaan temparatur udara terhadap ruangan
kerja. Karena cahaya alami menghasilkan panas, pendingin udara harus
digunakan-khususnya pada musim panas-untuk mengurangi efek panas
tersebut.
Sementara itu, Quible (2001) menyelakan ada 4 jenis cahaya yang dpat digunakan di
kantor, yaitu:
 Cahaya alami, yang berasal dari sinar matahari
 Cahaya Incandescent, dengan menggunakan tabung filament, cahaya ini paling
sering digunakan di rumah. Cahaya ini juga dapat digunakan secara efektif di
perkantoran, meskipun fluorescentlebih efisien. Cahaya incandescent kadang kala
digunakan untuk membuat panel cahaya tidak monoton dan untuk menarik
perhatian pada beberapa area. Cahaya ini paling tidak efektif jika dibandingkan
dengan energy yang dikonsumsi, meskipun biaya pemasangannya lebih murah
dibandingkan dengan cahaya fluorescent. Kelemahan yang lain adalah tidak
tahan lama, warna yang dihasilkan tidak alami, dan menghasilkan banyak
bayangan serta silau.
 Cahaya Fluorescent, menjadi jenis cahaya yang lain digunakan pada ruangan
perkantoran dengan tingkat terang yagn mirip dengan cahaya alami.
Meskipun pemasangan lebih mahal dibandingkan dengan incandescent, cahaya ini
mempunyai beberapa kelebihan:
- Memproduksi lebih sedikit padas dan silau
- Tabung fluorescent tahan sepuluh kali lebih lamadibandingkan
dengan incandescent
- Mengkonsumsi lebih sedikit listrik
- Keterangan yang diberikan lebih tersebar
- Cahaya fluorescent kira-kira lima kali lebih efisien dibandingkan dengan
cahaya incandescent.
 High Intensity discharge lamp, penggunaan cahaya ini pada perkantoran
adalah sesuatu yang baru. Lampu ini biasanya digunakan pada jalan raya dan
stadion olah raga, yang memberikan pencahayaan yang sangat efisien.
Kekurangannya adalah efeknya yang menyuilitkan untuk membedakan
beberapa warna.
Ada tiga parameter yang dapat digunakan dalam mengatur efektivitas pencahayaan
kantor:
1. Visiblity, pegawai harus dapat melihat degnan nyaman dan jelas
2. Fokus, pencahayaan harus dapat memusatkan perhatiannya dalam melaksanan
tugas yang diembannya.
3. Image, dengan memodifikasi tingkat pencahayaan, yang meliputi pemilihan jenis
lampu, jenis warna, serta intensitas cahaya akan membuat kesan yang berbeda
bagi pegawai.
2.3.1 Sistem Penerangan
Ada 5 jenis sistem penerangan yang dapat digunakan oleh organisasi, antara lain:
1. Direct, dengan mengarahkan cahaya 90-100% secara langsung ke area kerja,
sistem ini akan mengakibatkan munculnya silau dan bayangan karena hanya
sedikit cahaya yang tersebar. Kecuali cahaya berada dekat satu sama lain, area
kerja tidak akan mendapat cahaya yang sama.

Gambar 2.1 Direc


Sumber. Manajemen Perkantoran Modern
The Liang Gie
2. Semi direct, dengan pencahayaan semi direct 60-90%, cahaya diarahkan ke
bawah dan sisanya diarakhakn ke atas lalu dilpantulkan kembali ke bawah.
Sistem ini menghilangkan beberapa bayangan yang merupakan kelemahan
sistem direct.
Gambar 2.2 Semi direct
Sumber Manajemen Perkantoran Modern The Liang Gie
3. Indirect, sistem ini direkomendasikan untuk kebanyakan ruang kantor, karena
cahaya yang desebarkan mengurangi bayangan dan silau yang ditimbulknan
dari penerangan yang digunakan. Dengan sistem ini 90-100% cahaya pertama
diarahkan ke aatas dan kemudian menyebar dan memantul ke area kerja.

Gambar 2.3 Indirect


Sumber Manajemen Perkantoran Modern The Liang Gie
4. Semi indirect, sistem ini akan mengarahkan 60-90% cahaya ke atas dan kemudian
dilantulkan ke bawah dan sisanya juga diarakan ke area kerja. Meskipun sistem
ini menghasilkan jumlah cahaya yang lebih dengan tingkat watt yang sama
dengan indeirect, bayangan dan silau masih menajdi kendala bagi sistem semi
indirect.

Gambar 2.4 Semi Indirect


Sumber Manajemen Perkantoran Modern The Liang Gie
5. General Diffuse. Sistem ini mengarahkan 40-60% cahaya ke arah area kerja, dan
sisanya diarahkan ke bawah. Meskipun sistem ini menghasilakan lebih banyak
cahaya yang lebih dengan tingkat watt dengan semi indirect, bayangan dan silau
jubga lebanyak dari sistemsemiindirect.
2.3.2 Perawatan Sistem Pencahayaan
Semakin lama, lampu yang digunakan untuk memberikan cahaya mulai berkurang.
Penurunan cahaya lampu mulai terjadi pada kira-kira 100 jam penggunaan dan
pada beberapa situasi, kadang kala lebih efektif mengganti dengan lampu yang
baru, meskipun belum mati. Saat ini semakin banyak perusahaan menjalankan
program penggantian lampu secara berkala pada area yang ditentukan. Program
pembersihan atap dan bagian permanen lain pada perkantoran secara berkala
juga menjadi aspek penting dalam perawatn cahaya. Saat bagian tersebut
semakin kotor, permukaan memantulkan cahaya tidak lagi efektif yang tentunya
akan mengurangi keefektifan sistem penerangan. Kotoran atau debu ditambah
usia pemakaian lampu yang sudah tua akan mengurani sahaya hingga 50%.
2.3.3 Pencahayaan dan Layar Monitor
Untuk mendesain sistem penerangan yang efektif, keberadaan layar monitor akan
menambah tingkat kompleksitansi. Kurangnya perhatian pada pencahayaan
yang sesuai dimana layar monitor berada dapat mengaakibatkan ganguan yang
signifikan pada penglihatan karywan. Mendesain sistem penerangan pada
sekitar layar monitor, antara lain:
 Mengurangi silau dengan mengurnaig jumalah cahaya lampu aau cahaya alami
mengenai laar monitor
 Menggunakan layar monitor yang dapat diubah posisinya, sehingga bila cahaya
yang mengenai layar monitor dianggap terlalu berlebihan dan mengakibatkan
silau; pegawai akan menyesuaikan dengan menggeser layar monitor.
 Menyesuaikan tingkat kontras dan terang pada layar monitor untuk
meminimalakan silau.
 Menggunakan layar untuk mengurangi jumlah cahaya pada layar monitor.
 Meminimalkan jumah cahaya langsung mengarah ke bawah dan
memaksimalkan jumlah cahaya yang tidak langsung pada area computer.
 Menggunakan layar datar dari pada layar cembung.
Dari pembahasan diatas, berikut akan dibahas perbedaan penataan cahaya pada dua
ruangan utama di sebuah kantor :
1. Ruang rapat, ruang rapat menggunakan lampu fluorescent yang linear,
sedangkan yang terakhir menggunakan chandelier dengan cahaya yang terfusi.
Dengan cahaya yang tidak langsung dua ruangan terakhir akan menghasilakn
cahaya yang lembut. Penataan cahayaan yang baik telah fokus pada meja rapat
namun pencahayaan dari luar melalui jendela terlalu membuat fokus cahaya
menjadi pudar. Penataan cahaya yang terbaik adalah dengan pencahayaan yang
berimbang, tampak lebih elegan. Kondisi ini ditambah adanya kemungkinan
menggukan dua hingga tiga jenis lampu yang dapat dimatikan atau dihidupkan
sesuai dengan tingkat pencahayaan yang dibutuhkan perserta rapat.
2. Ruang lobby. Pada ruang lobby, kafetaria maupun ruang publik lain dibutuhkan
pencahayaan yang secara visual melegakan. Cahaya difokuskan pada resepsionis
yang siap menyambut pengunjung atau tamu dengan ruangan lebih lembut dan
nyaman.
Pencahayaan yang terbaik adalah penggunaan cahaya matahari membuat kesan
kantor lebih alami dan penggunaan lampu bercahaya tidak langsung akan dapat
memfokuskan perhatian pengunjung pada resepsionis dan panapan nama
perusahaan
2.4 PEMILIHAN WARNA
Warna adalah salah satu elemen dalam lingkungan perkantoran yang mempunyai
dampak penting bagi pegawai. Meskipun sebagaian besar pegawai sadar akan
dampak fisik warna, namun banyak yang tidak sadar akan dampak
psikologisnya baik positif maupun negativ pada produktivitasnya, kelelahan,
moral, tingkah laku, dan ketegangan (McShane, 1997). Warna pada perkantoran
tidak hanya mempunyai nilai estetika tetapi juga mempunyai nilai fungsi.
2.4.1 Faktor Pemilihan Warna
Beberapa faktor yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan
warna di kantor (Quible, 2001) antara lain:
a. Kombinasi warna. Kombinasi dari warna primer-kuning merah, biru-
menghasilkan warna sekunder. Contohnya, dengan mencampur warna merah
dan kuning akan dihasilkan warna oranye, mencampur warna kuning dan biru
menghasilkan warna hijau. Dua belas warna pada gambar tersebut memberikan
dasar koordinasi warna karena pilihan warna dipilih berdasarkan posisinya
pada bagan warna. Beberapa pilihan koordinasi warna yang digunakan adalah:
- Warna komplementer warna yang saling berlawanan pada bagan warna.
Contohnya, merah-hijau, kuning- violet dan biru-oranye.
- Warna split komplementer warna pada sisi dari warna komplementer
contohnya, biru-violet dan biru-violet adalah warna split komplementer darai
oranye.
- Warna triad tiga warna yang berjarak satu sama lain pada bagian warna. Warna
triad adalah oranye, hijau, violet, atau kuning-oranye, biru-hijau, dan merah-
violet.
b. Efek Cahaya pada Warna. Karena berbagai jenis cahaya buatan mempunyai
spektrum yang berbeda, sistem pencahayaan yang digunakan pada kantor juga
memiliki efek yangsignifikan terhadap pilihan warna. Sumber cahaya hanya
akan meningkatkan warna yang sesuai dengan spektrumnya.
c. Nilai Pemantulan Warna. Warna sering kali mempengaruhi mood. Warna sejuk-
biru, hijau dan volet – menghasilkan mood yang tenang melelahkan. Warna
hangat-merah, oranye, dan kuning – sebaiknya, menghasilkan kehangatan dan
keceriaan. Warna-warna natural seperti putih warna lembut memberikan
pengaruh ringan, sedangkan warna ungu gelap dan violet yang pucat sering kali
menghasilkan mood depresi, sementara abu-abu cenderung memiliki efek rasa
kantuk.
2.4.2 Prinsip dalam pemilihan warna
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan sebelum memulai proses perencanaan
memilih warna ruang kantor, yaitu :
a. Penutup lantai. Warna pada dinding dan atap hanya satu diantara beberapa aspek
yang berpengaruh dalam pemilihan warna pada ruang kantor. Warna yang
digunakan untuk menutup lantai juga sangat penting, dan menutuplantai
dengan karpet merupakan pilihan yang bagus. Beberapa manfaat dari
penggunaan karpet sebagai penutup lantai adalah:
 Karpet dapat digunakan sebagai pengontrol suara (peredam suara)
 Karpet lebih murah dalam perawatan dibandingkan penutuplantai lainnya
 Karpet jika dibandingkan dengan jenis penutu lantai lain, lebih nyaman dan
tidak terlalu melelahkan bagi pegawai yang berdiri lama atau dalam melakukan
pekerjaannya yang membutuhkan frekuensi beraktifitas yang relatif tinggi di
dalam kantor.
b. Penutup dinding. Karpet juga menjadi pilihan favorit untuk menutup dinding
karena nilai estetikanya serta kemampuannya untuk menyerap suara. Karpet
yang digunakan pada dinding harus memiliki tingkat ketahanan api yang tinggi.
Karpet dengan bahan busa dibelakangnya tidak direkomendasikan karena dapat
menimbulkan asap yang besar ketika terbakar.
c. Warna furnitur. Pemilihan warna furnitur yang akan digunakan dalam ruang
kantor juga harus disesuaikan dengan kedua hal tersebut diatas. Pemilihan
warna furnitur harus mempertimbangkan jangka waktu pemakaiannya. Ketika
memilih, nilai kekontrasan dan nilai pemantulan pada permukaan kerja harus
dipertimbangkan. Jika tidak, dikhawatirkan ketegangan mata pegawai dan
pelanggan yang mengunjungi kantor akan terjadi. Permukaan furnitur yang
memantulkan cahaya harus dihindari jika sistem pencahayaan yang akan
digunakan menghasilkan pencahayaan yang cukup besar.

2.5 KONTROL SUARA


Tingkat kebisingan pada kantor merupakan faktor lingkungan yang harus
dipertimbangkan untuk mengelola tingkat produktifitas pegawai yang
diinginkan. Apabila tingkat kebisingan melampaui batas yang tidak diinginkan,
beberapa gangguan fisik dan psikologis terhadap mereka akan terjadi. Misalnya,
tingkat kebisingan yang terus menerus berlangsung dapat mengakibatkan
kehilangan pendengaran sementara atau permanen bagi pegawai, disamping
mengakibatkan kelelahan fisik dan mentalk sehingga mengurangi produktivitas
mereka, serta dapat pula menimbulkan keresahan, gangguan, dan ketegangan
dengan meningkatkan tekanan darah serta metabolisme tubuh, dan dalam
waktu lama dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius.(shomer,
2000). Berikut adalah beberapa sumber kebisingan hasil dari penelitian Ayr,
Cirilli, Fato, dan Martellotta (2003):
Sumber kebisingan
Orang Telepon Suara dari HVAC Peralatan
berbicara Berbunyi Luar Systems* Kantor
kantor
Seluruh 31% 8% 11% 34% 16%
sampel
Ruang baca 47% 9% 14% 26% 4%
Kantor 7% 18% 21% 27% 27%
tunggal
Kantor tanpa 14% 33% 13% - 40%
AC
Kantor ber-AC 21% 10% 12% 41% 16%
*HVAC system : sistem pemanas dan AC

2.5.1 KONTROL SUARA PADA PERKANTORAN


Beberapa teknik dapat digunakan dalam mengontrol kebisingan pada ruang kantor
antara lain:
1. Kontruksi yang sesuai jumlah kebisingan pada perkantoran dapat dikontrol
dengan menggunakan teknik kontruksi bangunan yang efektif. Terdapat dua
suara yang akan merabat di udara, yaitu suara yang merambat melalui udara
(disebut suara udara) atau melalui struktur bangunan. Berikut adalah teknik
konstruksi yang direkomendasikan untuk mengurangi kebisingan yang tidak
diinginkan.
a. Memasang jaringan yang terhubung dengan jaringan utama dari sistem HVAC.
Hal ini diharapkan akan mengurangi tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh
sistem tersebut.
b. Penggunaan jendela dan pintu yang rapat dan memilki seal yang terbuat dari
karet, sehingga suara lebih dapat diredam dan tidak mudah keluar dari ruangan.
c. Membangunudara diam pada beberapa struktur bangunan, yaitudengan
menempatkan ruang berongga sehingga suara dapat teredam ke dalamnya. Hal
ini akan mengurangijumlah suara yang merambat dari suatu ruangan ke
ruangan lain.
d. Penggunaan material kontruksi yang dapat mengurangi kemungkinan terjadinya
getaran suara, sepeeti penggunaan kayu atau alumunium pada jendela yang
lebih empuk dibandingkan baja dan sebagainya.
2. Penggunaa material peredam suara. Peredaman suara diukur dengan
menggunakan NRC, yang kebanyakan materialnya mempunyai ukuran .50
sampai.95. nilai .50 berarti 50 persen suara diredam oleh material tersebut. Untuk
tujuan meredam suara, material dengan nilai di bawah .75 kurang efektif. Ada 3
kriteria yang dapat digunakan dalam memilih material yang mampu
menghasilkan peredaman suara yang optimal, antara lain :
a. Peredam yaitu tingkat suara yang dapat diredam oleh material. Tingkat
peredaman diukur oleh NRC
b. Pemantulan tingkat pemamtulan yang dimiliki material, yaitu suara yang
diserap dan dipantulkan kembali ke udara.
c. Isolasi tingkat material yang dapat menghalangi suara melewati material
tersebut. Isolasi suara dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti kepadatan dan
berat suara, serta ketebalan material yang akan diguanakan untuk meredam
suara.
Keseimbangan yang sesuai antara pemantulan dan penyerapan suara dibutuhkan
pada ruang kantor tertentu untuk membantu mengurangi keberadaan silent
voice pada area kerja. Apabila tingkat kebisingan diprediksikan akan meningkat,
peredaman harus ditingkatkan dan pemantulan dikurangi. Material dengan
struktur keras besi, gelas, maupun plastik akan memantulkan sebagian besar
sura jika dibandingkan dengan penggunaan material yang berkharakteristik
lebih lembut, misalnya kayu dan spon.
3. Alat peredam suara. Beberapa alat peredam suara sering digunakan untuk
mengontrol suara perkantoran. Alat peredam suara itu dapat diletakkan pada
beberapa mesin di perkantoran. Contohnya mesin tik manual atau printer.
4. Masking. Metode ini melibatkan pencampuran suara kantor dengan suara
rendah yang tidak mengganggu. Juga dikenal dengan white noise, masking
hamping sama suara yang terdengar ketika suara melewati lorong atau saluran.
2.5.2 kontrol suara pada kantor terbuka
Penggunaan open space memberikan tantangan baru pada kontrol kebisingan.
Jumlah material peredam suara yang besar mungkin digunakan karena
kebanyakan tembok permanen dihilangkan dalam penggunaan open space.

2.6 UDARA
Faktor lingkungan kantor lainnya yang dapat mempengaruhi kondisi fisik dan
psikologis pegawai adalah kondisi udara di dalam kantor. Jika diasumsikan
pegawai akan menghabiskan 90 persen jam kerjanya di dalam ruangan (kurang
lebih 2.500 jam per tahun), kualitas udara patut menjadi perhatian utama
Manajer Administrasi. Sebagian besar bangunan perkantoran saat ini memiliki
udara yang mengandung zat kimia dan biologi dari pada di luar ruangan. Hal
ini disebabkan olehoff-gas(bahan kimia yang dihasilkan oleh penuaan gedung
maupun beberapa alt perkantoran, misalnya furnitur serta penutup lantsi yanh
jarang dibersihkan). Kondisi inilah yang akan menimbulkan Sick Building
Syndrome (sindrom gedung sakit) dan menyebabkan pegawai permanen
mengalami kepusingan permanen jika mereka menghirupnya dalam waktu yang
relatif lama (Damato dan Richter,2003).
Beberapa faktor kualitas udara yang perlu diperhatikan adalah temperatur,
kelembaban, ventilasi, serta kebersihan udara.
2.6.1 Temperatur Udara
Tempatur ideal yang digunakan pada ruang kantor adalah Celcius, sehingga tubuh
pegawai tidak terkejut ketika memasuki ruang kantor. Apabila di luar kantor
sedang panas dengan temperatur 30◦ C, sebaiknya temperatur diatur 26◦ C, dan
apabila mperatur di luar sebesar 14◦ C, sebaiknya temperatur di dalam kantor
diatur pada tingkat 18◦ C. Di masa depan, energi matahari, tidak diragukanlagi
akan menjadi sumber pemanas utama dalam bangunan perkantoran di beberapa
bagian dunia. Tergantung pada lokasi geografi bangunan, energi matahari
mungkin dapat memberikan semua pemanasan yang dibutuhkan.
2.6.2 Tingkat Kelembaban Udara
Tingkat kelembaban udara dipengaruhi temperatur udara. Jika tingkat kelembabban
udara sesuai dengan skala yang direkomendasikan, maka temperatur pada
perkantoran dapat diturunkan pada musim dingin dan dinaikan pada musim
panas tanpa mengurangi kenyamanannya. Sistem air-conditioning untuk segala
musim akan melembabkan udara pada musim dingin, dan sebaliknya akan
mengurangi kelembaban udara pada musim panas. Menurut Quible (2001),
tingkat kelembaban udara antara 40-60% akan memaksimalkan kenyamanan
bagi pegawai di ruang kantor. Tingkat kelembaban optimum adalah sekitar 50%.

2.6.3 Sirkulasi Udara


Pada beberapa tempat kerja, terutama yang peralatannya menghasilkan panas,
harus disirkulasikan untuk menghasilkan kenyamanan. Tanpa sirkulasi udara,
temperatur udara sekitar akan meningkat dan keberadaan off-gas, seperti yang
dibahas sebelumnya, akan semakin menetap di tempat yang sama dan
mengakibatkan gangguan pernafasan serta gangguan fisik lainnya pada
pegawai. Tingkat pergantian uadara rata-rata yang cukup adalah 0,67 m per
menit per orang atau setara dengan 102 96 64 cm yang harus disirkulasikan
setiap menitnya untuk tiap karyawan pada area tertentu. Sirkulasi volume udara
yang lebih besar akan diperlukan apabila merokok diperbolehkan pada area
kerja. Sebagian besar AC.

2.6.4 Kebersihan Udara


Alat yang didesain untuk membersihkan udara dipasang pada beberapa bangunan
perkantoran guna membersihkan udara dari kuman, debu, dan kotoran.
Sebagian besar AC yang dipasarkan pada saat ini telah dilengkapi dengan alat
tersebut. Cahaya ultraviolet digunakan untuk membunuh kuman, serta filter
mekanik digunakan untuk membuang debu serta kotoran lain. Kebersihan udara
dan pemakaian energi listrik menjadi pertimbangan yang besar, karena
bangunan akan menjadi lebih kedap udara dan pemakaian energi listrik menjadi
lebih efisien. Apabila udara yang sama menetap pada ruangan yang sama, hal
itu akan menjadikannya tidak bersih dan tidak segar

2.7 MUSIK
Musik menghasilkan beberapa keuntungan, diantaranya
 membantu meningkatkan kepuasan kerja dan produktivitas pegawai
 menghilangkan rasa bosan dan monoton dalam melakukan pekerjaan kantor.
 Musik juga memeberikan efek menenangkan kelelahan mental da fisik serta
mengurangi ketegangan.
Musik juga mempunyai efek negatif terhadap tingkah laku karyawan, yaitu sering
kali membuat karyawan melakukan kesalahan dan ketidakhadiran dalam
bekerja. Beberapa alternatif dapat dipilih untuk menggunakan musik di ruang
kantor.
Tipe musik yang dimainkan akan mempengaruhi produktivitas karyawan.
Kesuksesan penggunaaan musik dipengaruhi
 Tipe musik yang diputar.
 Jenis pekerjaan juga menentukan musik mana yang harus diputar.
Bagi karyawan yang memerlukan konsentrasi tinggi sebaiknya menggunakan musik
yang lembut dan nyaman.
 Waktu yang digunakan untuk memutar musik juga harus dipertimbangkan.
Memutar musik yang menstimulasi akan menguntungkan secara psikologis
ketika efisiensi karyawan berada dibawah rata-rata sebagai akibat dari kelelahan
atau kebosanan. Kelelahan sering disadari dalam perjalanan dari pagi ke sore,
yaitu sebelum jam makan siang atau istirahat. Penelitian yang dilakukan
menunjukan bahwa musik yang diputar secara terus menerus akan berkurang
efektivitasnya karena karyawan tidak lagi sadar akan kehadiranya. Oleh karena
itu, sebaiknya program pemutaran musik sebaiknya program pemutaran musik
hanya diberikan dalam waktu yang pendek, misalnya 10-15 menit setiap jam,
sehingga karyawan menjadi sadar akan keberadaannya di kantor dan
diharapkan menjalankan tugasnya dengan baik.

2.8 KONSERVASI ENERGI


Menurut UU No. 30/2007 tentang energy dan PP No. 70/2009 tentang Konservasi
energy, definisi konservasi energy adalah upaya sistematis, terencana, dan
terpadu guna melestarikan sumber daya energy dalam negeri serta
meningkatkan efisiensi pemanfaatannya. Keberhasilan penggunaan energy
secara efisien sangat dipengaruhi oleh perilaku, kebiasaan, kedisiplinan dan
kesadaran akan hemat energy. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah
yang terencana dan terorganisasi di seluruh organisasi untuk melaksanakan
program penghematan energi. Program ini perlu mendapatkan komitmen dan
dukungan dari struktur manajemen paling atas perusahaan.
Program ini menurut Quible (2001) terdiri dari beberapa komponen, yaitu:
 Komite Konservasi Energi. Pembetukan komite konservasi energi, yang biasa
dikenal sebagai “ komite kantor hijau “, sering kali dibentuk oleh manajemen
perusahaan sebagai bentuk adanya komitmen dan dukungan manajemen
terhadap program tersebut. Aktivitas komite ini diantaranya melakukan
penelitian tentang penggunaan energi di kantor secara efisien dan merumuskan
tujuan yang ingin dicapai oleh program yang dimaksud. Agar berjalan dengan
efektif, komite ini harus memiliki wewenang untuk memastikan berjalannya
rekomendasi yang mereka berikan.
 Penelitian Efisiensi Energi. Sebelum rencana konservasi dijalankan, perlu
dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui area mana yang
penggunaan energinya berlebih, dan area mana yang perlu melalksanakan
penghematan energi beserta teknik yang direkomendasikan. Hasil penelitian ini
akan memberikan dasar bagi pengembangan tujuan konservasi, yaitu komponen
vital dari program konservasi energi.
 Pengembangan Tujuan Konservasi Energi. Setelah penelitian dilakukan, tujuan
konservasi dapat dikembangkan. Setelah disetujui oleh komite, segala sesuatu
harus dilakukan untuk memastikan pencapaian tujuan yang ingin dicapai.
Pengawasan periodik harus dilakukan untuk menentukan perkembangannya
dalam mencapai tujuan. Apabila terdapat departemen yang kurang berhasil
dalam mencapai tujuan penghemata energi yang telah diharapkan dapat
tercapai.
2.8.1 Teknik Konservasi Energi
Dengan usaha yang keras, banyak perusahaan telah berhasil mengurangikonsums
energinya antara 10 sampai 15 persen. Karena dampak keuanganya, konservasi
energy harus menjadi aktivitas degan prioritas utama perusahaan. Berikut
adalah beberapa teknik konservasi energi yang dapat dijalankan oleh
perusahaan (Rowh, 2004):
a. Penghematan energi pada system pencahayaan. Karena system pencahayaan
menggunakan 86% dari total energi yang digunakan (McShane, 2004), perhatian
khusus perlu diberikan dalam pemakaian lampu kantor. Berikut adalah
beberapa saran mengenai teknik konservasi energi yang dapat dilakukan:
 Menggunakan cahaya yang tepat – tidak lebih atau kurang dari yang
dibutuhkan – pada pekerjaan yang sedang dilakukan. System pencahayaan yang
memberilkan jumlah cahaya yang sama pada semua area kerja cenderung
menimbulkan pemborosan, sehingga penggunaan task lighting sangatlah tepat;
 Memberikan cahaya yang cukup pada area yang diberikan. Jika cahaya yang
diberikan lebih dari yang dibutuhkan, akan timbul panas yang berlebih dan
kerenanya membutuhkan pendinginan yang lebih, yang menambah konsumsi
area energi;
 Mensosialisasikan dan membudayakan mematikan lampu jika tidak
dibutuhkan;
 Penggunaan cahaya high intensity discharge lamp apabila dimungkinkan.
Penggunaan lampu ini menghabiskan energy yang lebih sedikit dibandingkan
alternative pencahayaan yang lain;
 Mempertimbangkan pemasangan system control cahaya otomatis untuk
membantu menghemat energi; Membersihkan lampu secara teratur , karena
lampu yang kotor akan mengurangi jumlah cahaya yang diberikan;
b. Penghematan energi pada system pemanas/pendingin. Energy yang digunakan
pada system pemanas/ pendingin juga mengkonsumsi jumlah energi listrik
yang cukup besar. Berikut adalah beberapa saran dalam penghematan energi:
 Mengurangi temperature kantor jika udara relatifdingin dan menaikannya jika
udara relatif panas. Ingat, temperatur udara di dalam ruangan yang ideal adalah
±3-4 ͦ C;
 Memastikan jendela dan pintu tertutup dengan rapat;
 Menggunakan panas yang dihasilkan oleh peralatan kantor, misalnya komputer
maupun mesin fotokopi pada kondisi lingkungan yang relative dingin;
 Menyesuaikan temperatur area kerja jika tidak digunakan;
 Mengurangi ventilasi pada saat bukan jam kerja;
 Mempertimbangkan pemasangan alat pengontrol yang memastikan efisiensi
penggunaan energi listrik;
 Memastikan alat pemanas dan pendingin dirawat dengan baik sehingga dapat
berfungsi sebagaimana mestinya;

2.9 SISTEM KEAMANAN KANTOR


Factor penting lain yang perlu diperhatikan oleh Manajer Administrasi adalah
tingkat keamanan. Semua bentuk usaha atau bisnis baik yang berskala besar
maupun kecil pasti membutuhkan perlindungan. Dengan adanya perlindungan,
perkantoran diharapkan dapat menghasilkan produk yang baik, efisien dan
menguntungkan tanpa adanya gangguan dari pihak manapun yang akan
merugikan perkantoran itu sendiri. Keamanan memiliki dua dimensi yaitu
keamanan barang barang fisik perusahaan dankeamanan informasi penting
(dokumen dan arsip) yang apabila hilang akan mempengaruhi jalannya aktivitas
perusahaan.
Berikut ini adalah saran– saran yang diberikan Rowh (2003) berkaitan dengan
keamanan kantor, yaitu:
1. Penggunaan shredder (penghancur dokumen kertas)
Beberapa arsip adalah dokumen yang tergolong penting akan berbahaya jika jatuh
ke tangan pihak yang tidak berkepentingan Untuk itu penggunaaan shredder
sangat dibutuhkan untuk menjaga tingkat keamanandata atau informasi di
kantor.
2. Penggunaan pengaman komputer, baik desktop maupun laptop.
Pengaman yang dapat digunakan pada peralatan tersebut adalah penggunaan meja
kompuer dengan pengaman, software yang menghalangi penggunaan computer
oleh orang yang tidak berkepentingan, hingga program bayangan yang akan
mampu mengirimkan ping kepada komputer yang lain.
3. Penggunaan pencatat waktu untuk mencegah pegawai “mencuri” waktu kerja.
4. Sistem keamanan yang terintegrasi.
5. Penggunaan password untuk mengakses data yang tersimpan di komputer.
Keamanan kerja para karyawan ini tergantung pada mesin dan peralatan produksi
yang digunakan perusahaan, maka ruang gerak yang disediakan untuk para
karyawan di dalam perusahaan juga akan berpengaruh. Ruang gerak yang
cukup serta keamanan penggunaan mesin dan peralatan produksi akan dapat
mengurangi tingkat kecelakaan kerja di dalam perusahaan.
Faktor yang menjadi penyebab terhadap turunnya tingkat keamanan kerja yang
harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan antara lain:
a. Tidak cukupnya ruang gerak yang diperlukan oleh para karyawan pada tempat
kerja karyawan yang bersangkutan.
b. Tidak kuatnya daya tahan dari lantai yang digunakan sebagai tempat pelaksanaan
proses produksi.
c. Tidak tersedianya alat pemadam kebakaran di dalam jumlah yang memadai.
d. Tempat kerja para karyawan perusahaan tersebut merupakan daerah bahaya.
e. Terdapatnya beberapa gangguan proses produksi yang dikarenakan oleh
rusaknya lantai pabrik.
Dengan demikian sistem pengamanan dan keamanan yang ada pada suatu
perkantoran, dalam hal ini Satpam, tidak saja bertugas untuk menangani
masalah kriminalitas, pencurian, perampokan, dan hal – hal lainnya, tetapi juga
untuk melakukan langkah – langkah Satpam itu sendiri. Misalnya cara memilih
kunci yang kuat di pintu depan, mengamankan jendela dari perampok atau
pencongkel, menyediakan alat pemadam kebakaran di tempat – tempat yang
berfungsi untuk menyimpan barang – barang yang mudah terbakar dan
menyediakan obat – obatan di kotak P3K yang aman.
Setiap perkantoran menentukan sendiri tingkat program satpam yang efektif yang
dikehendakinya dan program itu sendiri harus ekonomis. Perkantoran juga
harus menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan kegunaannya. Otak
operasi satpam ini adalah posko satpam, seiring perkembangan perkantoran,
satpam mengontrol semua pintu masuk ke dalam area kantor dengan
menggunakan peralatan canggih, seperti CCTV (Closed Circuit Television) atau
televise sirkuit tertutup, radio komunikasi, dan control pintu otomatis.
Sementara itu, di lingkungan, petugas satpam boleh dipersenjatai, memakai
pakaian seragam, member intruksi yang harus dipatuhi, dan menerima
tanggung jawab atas benda dan nyawa dengan pembatasan dari perkantoran,
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Secara umum
satpam berhak mengontrol, memimpin, menetapkan dan bertindak sebagai
hakim dalam memutuskan atau menyelesaikan perselisihan atau persoalan di
lingkungan perkantoran.
BAB 111
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
3.1.1 Unsur-unsur lingkungan perkantoran yang sehat meliputi:
a. Ergonomics
b. Smart office
c. Green office management
3.1.2 Sistem pencahayaan
Sistem pencahayaan yang efektif harus memperhitungkan kualitas dan kuantitas
cahaya yang sesuai denga tugas, ruangan, serta pegawai itu sendiri.
Pencahayaan yang terbaik adalah penggunaan cahaya matahari membuat kesan
kantor lebih alami.
3.1.3 Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan warna antara lain:
a. Factor pemilihan warna : Kombinasi warna, efek cahaya pada warna, nilai
pemantulan warna, dan dampak dari warna
b. Prinsip pemilihan warna : Penutup lantai, penutup dinding, dan warna furniture.
3.1.4 Kontrol suara
Penerapan sistem pengontrolan suara pada banyak perusahaan, dilakukan dengan
pendekatan sistem, dan menggunakan beberapa komponen seperti panel
penyerap kebisingan, penutup jendela, penutup lantai, dan sistem pembuat
suara.
3.1.5 Kondisi udara yang baik
Beberapa faktor kualitas udara yang perlu diperhatikan adalah temperatur,
kelembaban, ventilasi, serta kebersihan udara. Kontributor utama polusi udara
dalam kantor saat ini adalah tingkat kelembaban yang belebihan, ventilasi yang
tidak cukup, serta asap rokok.
3.1.6 Pengkondisian Musik yang efektif di lingkungan perkantoran
Factor yang menentukan musik mana yang harus diputar adalah jenis pekerjaan dan
waktu yang digunakan untuk memutar. Oleh karena itu, sebaiknya program
pemutaran musik sebaiknya program pemutaran musik hanya diberikan dalam
waktu yang pendek, sehingga karyawan menjadi sadar akan keberadaannya di
kantor dan diharapkan menjalankan tugasnya dengan baik.
3.1.7 Konservasi energy
Konservasi energy adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna
melestarikan sumber daya energy dalam negeri serta meningkatkan efisiensi
pemanfaatannya. Keberhasilan penggunaan energy secara efisien sangat
dipengaruhi oleh perilaku, kebiasaan, kedisiplinan dan kesadaran akan hemat
energy. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah yang terencana dan
terorganisasi di seluruh organisasi untuk melaksanakan program penghematan
energi.
3.1.8 Sistem keamanan
Keamanan memiliki dua dimensi yaitu keamanan barang barang fisik perusahaan
dan keamanan informasi penting (dokumen dan arsip) yang apabila hilang akan
mempengaruhi jalannya aktivitas perusahaan.
Dengan adanya perlindungan, perkantoran diharapkan dapat menghasilkan produk
yang baik, efisien dan menguntungkan tanpa adanya gangguan dari pihak
manapun yang akan merugikan perkantoran itu sendiri.

3.2 SARAN
a. Kondisi lingkungan perkantoran seharusnya didesain sebaik dan senyaman
mungkin baik dari segi pencahayaan, pemilihan warna ruang, penggunaan
musik, serta kondisi udara untuk meningkatkan produktivitas kerja para
pegawai yang ada di dalamnya.
b. Sebuah kantor dapat melakukan penghematan energy dengan cara
mengimplementasikanGreen Office Management dan mengurangi pemakain
pendingin atau AC.
c. Untuk bangunan perkantoran yang terdapat di area dengan cuaca bervariasi,
perlu dibangun sistem pengaturan udara yang terintegrasi untuk setiap musim,
sehingga kondisi udara di dalam kantor relatif konstan setiap harinya.
d. Untuk keamanan kantor perlu dibentuk satuan pengamanan serta semua area
perkantoran dilengkapi dengan peralatan canggih seperti CCTV (Closed Circuit
Television/ televise sirkuit tertutup), radio komunikasi, dan control pintu
otomatis.

DAFTAR PUSTAKA

S Sukoco, badri. (2007). Manajemen administrasi perkantoran modern.Jakarta.


erlangga

Anda mungkin juga menyukai