Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN PERKANTORAN

“LINGKUNGAN PERKANTORAN”

DOSEN PEMBIMBING:
Drs. H. ARPIZAL, M.Pd.

NAMA ANGGOTA:
1. VALENTINA (A1A117024)
2. JUNI ASEH (A1A117025)
3. ACHMAD RIZKI APRITARA (A1A117005)
4. RTS. WIDYA PERTMATA SARI (A1A117011)

KELAS:
REGULER 2017

PRODI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga makalah yang berjudul “Lingkungan
Perkantoran” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun berdasarkan
berbagai sumber yang relevan dengan materi yang disajikan dalam makalah ini. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan guna
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih, semoga makalah ini bermanfaat bagi kami
maupun bagi para  pembacanya.

Jambi, Februari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................i


DAFTAR ISI ...........................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 3
1.3 Tujuan Penulisan................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Lingkungan Fisik.................................................................. 4
B. Lingkungan Sosial atau Psikis.............................................. 6
C. Efesiensi Kerja...................................................................... 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...........................................................................12
B. Saran.....................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dalam sebuah perkantoran tingkat produktivitas pegawai yang tinggi merupakan


harapan semua organisasi atau perusahaan, dan lingkungan kantor yang sesuai akan
mendukung tercapainya tujuan tersebut. Kondisi lingkungan kantor sangat berpengaruh
terhadap naik turunnya produktivitas kerja pegawai. Pada umumnya perusahaan yang ingin
meningkatkan produktivitas pekerja agar perusahaan mereka berkembang salah satu upaya
yang dilakukan adalah dengan meningkatkan atau memperbaiki lingkungan kerja.  Hal ini
dimaksudkan agar dengan ada dan tersedianya fasilitas-fasilitas dalam lingkungan
perusahaan, pegawai dapat terpacu untuk meningkatkan produktivitas kerjanya. Selain itu,
lingkungan kantor sedikit banyak akan mempengaruhi fisik maupun psikologis pegawai
ketika melakukan pekerjaannya. Oleh karena itu, sebuah kantor dituntut untuk memiliki
lingkungan kantor yang dapat membuat para pegawai nyaman dan bersemangat dalam
mengerjakan tugas-tugas kantor.

B.     Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah antara lain:

1.      Apa saja lingkungan fisik kantor?

2.      Apa saja lingkungan sosial atau psikis kantor?

3.      Apa saja faktor-faktor efisiensi kerja?

C.    Tujuan dan Manfaat

Setelah mengetahui rumusan masalah tersebut maka akan di didapatkan tujuan dan
manfaatnya yaitu untuk memahami:

1.      Lingkungan fisik kantor

2.      Lingkungan sosial atau psikis kantor

3.      Faktor-faktor efisiensi kerja

3
BAB II
PEMBAHASAN

A.    LINGKUNGAN FISIK
1.      Pengertian Lingkungan Kerja Fisik
Lingkungan kerja fisik menurut Komarudin (2002) adalah keseluruhan atau setiap
aspek dari gejala fisik dan sosial-kultural yang mengelilingi atau mempengaruhi individu.
Lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat
mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya
penerangan, suhu udara, ruang gerak, keamanan, kebersihan, musik dan lain-lain.
Berdasarkan definisi tersebut dapat dinyatakan lingkungan kerja fisik adalah segala
sesuatu yang ada di sekitar karyawan bekerja yang mempengaruhi karyawan dalam
melaksanakan beban tugasnya. Masalah lingkungan kerja dalam suatu organisasi sangatlah
penting, dalam hal ini diperlukan adanya pengaturan maupun penataan faktor-faktor
lingkungan kerja fisik dalam penyelenggaraan aktivitas organisasi.

2.      Faktor-faktor Lingkungan Kerja Fisik


Menurut Badri Munir Sukoco terdapat beberapa faktor yang menjadikan lingkungan kerja
fisik di kantor menjadi lingkungan yang sehat yaitu dengan memahami konsep
pencahayaan, warna, suara, musik, pengondisian dara maupun keamanan yang ideal.
a.      Sistem Pencahayaan
McShane (1997) dalam buku Badri Munir Sukoco mendeskripsikan bahwa 80
hingga 85 persen informasi yang diterima pegawai kantor adalah menggunakan indra
penglihatan, seperti membaca surat atau memeriksa nota tagihan pembayaran. Hal ini yang
menjadi kenyamanan visual bagi pegawai di kantor sangat penting karena akan
mempengaruhi produktivitas mereka. Kelelahan pada mata pegawai akan meningkat apabila
tingkat cahaya di ttempat kerja tidak sesuai yang akan mengakibatkan pegawai mengalami
ketegangan pada matanya, sehingga mempengaruhi fisiknya. Hal ini berdampak terhadap
penurunan motivasi pegawai dan mengakibatkan kinerja pegawai menurun. Oleh karena itu,
sistem pencahayaan yang efektif harus memperhitungkan kualitas dan kuantitas cahaya yang
sesuai dengan tugas, ruangan serta pegawai itu sendiri. Keseimbangan cahaya sangat
penting. Pencahayaan di lingkungan kerja baru disebut efektif apabila pegawai merasa
nyaman secara visual akibat pencahayaan yang seimbang. Garris (2005) dalam buku Badri
Munir Sukoco memberikan aturan umum bahwa tingkat pencahayaaan pada area tugas yang
dibebankan kepada pegawai sebaiknya 2 hingga 3 kali pencahayaan sekitar, 5 kali lebih
terang dibandingkan ruangan kantor secara keseluruhan, dan 10 kali lebih terang dari
lingkungan kantor.
b.      Warna
Warna adalah salah satu elemen dalam lingkungan perkantoran yang mempunyai
dampak penting bagi pegawai. Meskipun sebagian besar pegawai sadar akan dampak fisik
warna, namun banyak yang tidak sadar akan dampak psikologinya baik positif maupun

4
negatif pada produktivitas, kelelahan, moral, tingkah laku dan ketegangan. Warna pada
perkantoran tidak hanya mempunyai nilai estetika tetapi juga mempunyai nilai fungsi.
c.       Kontrol Suara
Tingkat kebisingan pada kantor merupakan faktor lingkungan yang harus
dipertimbangkan untuk mengelola tingkat produktivitas pegawai yang diinginkan. Apabila
tingkat kebisingan melampaui batas yang tidak diinginkan, beberapa gangguan fisik dan
psikologis terhadap mereka akan terjadi. Misalnya, tingkat kebisingan yang terus menerus
berlangsung dapat mengakibatkan kehilangan pendengaran sementara atau permanen bagi
pegawai, disamping mengakibatkan kelelahan fisik dan mental sehingga mengurangi
produktivitas mereka, serta dapat pula menimbulkan keresahan, gangguan dan ketegangan
dengan meningkatnya tekanan darah serta metabolisme tubuh dan dalam waktu lama dapat
mengakibatkan masalah kesehatan yang serius. Tingkat suara diukur dengan satuan desibel,
dan suara terkecil yang dapat didengar manusia adalah nol desibel. Karena itu, suara dengan
intensitas lebih besar memiliki nilai lebih dari nol. Karena skala desibel berdasarkan
logaritma, peningkatan kecil pada nilai desibel berarti ganda pada suara nyata. Meskipun
desibel pada perkantoran adalah 90. dimana 50 desibel sering dipilih. Tingkat desibel 120
atau lebih dapat menyebabkan kehilangan pendegaran. Tujuan dari sistem kontrol suara
adalah untuk menghasilkan privasi dalam melakukan pembicaraan. Pembicaraan dengan
tingkat privasi tinggi akan dapat tercapai apabila kurang dari 5 persen pembicaraan yang
dilakukan dapat dipahami oleh orang disekitar area tersebut.
d.      Udara
Faktor lingkungan lainnya yang dapat mempengaruhi kondisi fisik dan psikologi
pegawai adalah kondisi udara di dalamkantor. Jika diasumsikan pegawai akan
menghabiskan 90 persen jam kerjanya didalam ruangan, kualitas udara patut menjadi
perhatian utama manajer administrasi. Sebagian besar bangunan perkantoran saat ini
memiliki udara yang mengandung lebih banyak zat kimia dan biologi dibandung di luar
ruangan. Hal ini disebabkan karena kurang terencana dan terpeliharanya sistem HVAC
sehingga sirkulasi udara di dalam kantor berkurang.
Beberapa faktor kualitas udara lain yang perlu diperhatikan adalah temperattur, kelembaban,
ventilasi, serta kebersihan udara. Kontributor utama polusi udara dalam ruangan yang
ditemukan pada kebanyakan bangunan kantor saat ini adalah tingkat kelembaban yang
berlebihan, ventilasi yang tidak cukup, serta asap rokok. Untuk bangunan perkantoran yang
terdapat di area dengan cuaca yang bervariasi, perlu dibangun sistem pengaturan udara yang
terintegrasi untuk setiap musim, sehingga kondisi udara di dalam kantor relatif konstan
setiap harinya.
e.       Musik
Musik menghasilkan beberapa keuntungan, diantaranya membantu meningkatkan
kepuasan kerja dan produktivitas kerja pegawai dengan menghilangkan rasa bosen dan
menonton dalam melakukan pekerjaan kantor. Musik juga memberikan efek menenangkan
kelelahan mental dan fisik serta mengurangi keteganga. Tipe musik yang dimainkan akan
mempengaruhi produktivitas karyawan.
f.       Konservasi Energi
Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh manajer administrasi saat ini adalah
kebutuhan akan penghematan energi. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah yang
5
terencana dan terkoordinasi diseluruh bagian organisasi untuk melaksanakan program
penghematan energi. Penghematan energi tersebut dilakukan baik pada sistem pencahayaan
maupun pemanas atau pendingin seperti mematikan lampu jika tidak diperlukan dan
menyesuaikan temperatur area kerja jika tidak digunakan.
g.      Keamanan Kantor
Faktor penting lain yang perlu diperhatikan oleh manajer administrasi adalah tingkat
keamanan kantor. Keamanan memiliki dua dimensi yaitu keamanan barang-barang fisik
perusahaaan dan keamanan informasi penting (dokumen dan arsip) apabila hilang akan
mempengaruhi jalannya aktivitas perusahaan. Apabila informasi penting perusahaan sampai
ke tangan pesaing, hal itu dapat mengurangi kemampuan perusahaan untuk tetap bersaing
dalam bisnis.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk menentukan kebutuhan akan keamanan yang
lebih adalah peralatan dan mesin kantor, terminal komputer, file data dan furnitur kantor.
Semakin berharga sesuatu bagi perusahaan, semakin penting mengapa keamanan harus
diberikan.

B.     LINGKUNGAN SOSIAL ATAU PSIKIS


Lingkungan sosial kantor adalah hubungan antar orang yang terlibat dalam sebuah
kantor. Lingkungan sosial kantor telah menujukkan pada hubungan antar orang yang terlibat
dalam kantor. Hubungan yang terjadi dalam sebuah kantor akan menentukan kelancaran
tugas untuk mencapai tujuan. Tata hubungan itu lazimnya dikenal dengan komunikasi
administrasi atau komunikasi organisasi. Baik organisasi besar, sedang, kecil atau virtual,
sharing informasi merupakan bagian dari dunia bisnis yang mengikat satu sama lain. Jika
kita masuk suatu organisasi, kita sedang memasuki rantai informasi. Apakah sebagai
manajer atau pegawai biasa, kita mempunyai informasi yang dibutuhkan orang lain untuk
melaksanakan tugas masing-masing. Dalam kenyataannya, komunikasi ibarat aliran darah
suatu organisasi, baik berupa komunikasi internal atau eksternal dalam bentuk komunikasi
formal atau informal.
Berdasarkan sasaran komunikasi dan tujuannya itu maka komunikasi dalam organisasi yang
terjadi dalam hubungan personil di lingkungan sosial kantor dapat dibedakan menjadi
beberapa macam berikut ini.
1.      Komunikasi Internal
Komunikasi internal merupakan bentuk pertukaran informasi dan ide di dalam
organisasi. Sebaggai pegawai, kita adalah orang yang pertama mendengar keluhan
pelanggan atau mengetahui keadaan di lapangan yang menyebabkan penjualan perusahaan
menurun. Informasi inilah yang dibutuhkan supervisor atau manajer kita dalam
melaksanakan tugasnya. Singkatnya, kita adalah contact point dalam jaringan komunikasi
internal maupun eksternal. Dan untuk menjamin keberlangsungan komunikasi internal yang
baik kita menggunakan:
a.      Jaringan Komunikasi Formal
Komunikasi ini dilakukan berdasarkan rentang atau struktur organisasi perusahaan,
baik berupa downward, upward, atau horizontal flow. Walaupun dalam kenyataannya

6
keberadaan struktur tersebut tidak akan dapat menghalangi seluruh komponen organisasi
berkomunikasi satu sama lain. 
b.      Jaringan Komunikasi Informal
Komunikasi ini terjadi dalam hubungan keseharian baik antarteman sejawat maupun
dengan bawahan. Komunikasi yang terjadi diantara seluruh bagian organisasi sebagai
perwujudan kebutuhan manusia sebagai insan sosial. Bahkan menurut penelitian komunikasi
yang terjadi di suatu organisasi 80% kurang lebih berlangsung dalam bentuk ini. Bahkan
perkembangan teknologi memungkinkan banyak eksekutif berusaha mendapatkan informasi
dari tangan pertama untuk memberikan tanggapan yang lebih cepat atas suatu masalah yang
terjadi di lapangan dalam jaringan komunikasi informal.
2.      Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal dilakukan untuk membawa informasi masuk atau keluar dari
organisasi guna mencapai tujuan organisasi, dan biasanya dilakukan dengan pelanggan
maupun masyarakat yang berhubungan dengan perusahaan. Misalnya, melakukan
korespondensi, melaporkan kinerja perusahaan kepada masyarakat, melakukan kegiatan
sosial dan kegiatan lainnya.
Selain komunikasi diatas ada beberapa alur dan hiararki komunikasi kantor lainnya yaitu:
1.      Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertikal yakni komunikasi dari atas kebawah atau dari bawah keatas adalah
komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan secara
timbal balik. Komunikasi keatas maksudnya komunikasi bawahan ke atasan, komunikasi ini
terjadi dari hirarki wewenang rendah ke hirarki wewenang lebih tinggi. Sebaliknya
komunikasi ke bawahan adalah dari wewenang tinggi ke hirarki wewenang lebih rendah.
2.      Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal adalah komunikasi secara mendatar, biasanya komuniakasi ini
dilakukan oleh antar anggota staf, sesama karyawan dan sebagainya. Komunikasi horizontal
pada umumnya bersifat pemberian informasi antara pimpinan satuan unit yang berhubungan
dengan pelaksanaan kebijaksanaan pimpinan sehingga tidak mengandung unsur perintah.
Dengan demikian komunikasi horizontal perlu di bagi perlaksanaan koordinasi.
3.      Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal adalah komunikasi silang yaitu komunikasi antara pimpinan seksi
dengan karyawan seksi lain. Komunikasi diagonal ini berlangsung antara karyawan pada
tingkat kedudukan yang berbeda pada tugas atau fungsi yang berbeda dan tidak mempunyai
wewenang langsung terhadap pihak lain.

C.    EFISIENSI PEKERJAAN KANTOR


1.      Definisi Efisien
Kata “efisien” berasal dari bahasa latin efficere yang berarti efficere yang berarti
menghasilkan, mengadakan, menjadikan. Efisiensi dapat dirumuskan menurut suatu

7
pengertian tertentu yaitu memaksimumkan perbandingan antara hasil bersih yang nyata
(imbangan akibat-akibat yang dikehendaki terhadap yang tidak dikehendaki) dengan
pengorbanan yang diberikan. Suatu tindakan dapat disebut efisien apabila mencapai hasil
yang maksimum dengan usaha tertentu yang diberikan. Atau apabila mencapai suatu tingkat
hasil tertentu dengan usaha terkecil yang mungkin diberikan.
Definisi efisiensi menurut para ahli, seperti dikemukakan  Gie (1997) dalam buku Qiqi
Yuliati dan A. Rusdiana menyatakan bahwa efisiensi adalah suatu pengertian tentang
perhubungam optimal; antara pendapatan dan pengeluaran, kerja keras dan hasilnya, modal
keuntungan, biaya dan kenikmata9tn,. yang ada kalanya juga disamakan dengan ketepatan
atau juga dirumuskan sebagai perbandingan terbaik antara pengeluaran dan penghasilan,
antara suatu usaha kerja dengan hasilnya, perbandingan ini dpat dilihat dari dua segi, yaitu: 
a.       Segi Hasil
Suatu pekerjaan dapat disebut efisien jika dengan usaha tertentu memberikan hasil yang
maksimal. Hasil yang dimaksud yaitu mengeai kualitas dan kuantitas yang diperoleh.
b.      Segi Usaha
Suatu pekerjaan dapat disebut efisien jika suatu hasil tertentu tercapai dengan usaha yang
minila. Usaha yang dimaksud mengandung tiga unsur yaitu waktu, biaya dan metode
bekerja.
Perbandingan terbaik antara usaha kerja dan hasilnya dalam setiap pekerjaan teruatama
ditentukan oleh bagaimana pekerjaan itu dilakukan. Jadi efisisen kerja pada umumnya
merupakan perwujudan dari cara-cara bekerja yang efisien, dilihat dari segi usaha yang
meliputi tiga unsur yaitu waktu, biaya dan metode kerja (tenaga tanpa sedikitpun), suatu
cara bekerja yamh efisien ialah cara yang dengan tanpa sedikitpun mengurangi  hasil yang
hendak dicapai yaitu :
1)      Cara yang termudah
2)      Cara yang teringan
3)      Cara yang tercepat
4)      Cara yang tersingkat
5)      Car yang termurah
Jadi efisiensi adalah perbandinganterbaik antara suatu kegiatan denga hasilnya.
Menurut definisi ini, efisiensi terdiri atas dua unsur kegiatan yaitu kegiatan dan hasil dari
kegiatan hasil tersebut. kedua unsur ini masing-masing dapat dijadikan pangkal untuk
mengembangkan. Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi
besarnya sumber/biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan.
2.      Asas-asas Efisiensi Pekerjaan Kantor
Didalam kantor, perlu diterapkan efisiensi pekerjaan supaya sesuatu agar sesuatu
dapat berjslsn lenih baik. untuk menscspsi tujusn itu. ada beberapa asas yang perlu
diterapkan. Asas-asas yang perlu diterapkan sebagai berikut.
a.       Asas perencanaan

8
Segala sesuatu kegiatan harus punya perencanaan, supaya bisa dijalankan dengan benar,
dapat di control dan juga dapat dievaluasi. sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal
(sebesar-besarnya). Perencanaan, berarti penetapan langkah-langkah tindakan yang
diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan deanga mengadakan perhitungan-perhitungan
secara matang dan pertimbangan yang sebaik-baiknya. perwujudan perencanaan pekerjaan
kantor itu warkat/berkas, pedoman tentang prosedur kantor dan penggunaannya, pedoman
dan perencanaan dan pengendalian formulir.
b.      Asas penyederhanaan
Penyederhanaan dilakukan denga tujuan supaya suatu pekerjaan menjadi lebih mudah atau
lebih ringan untuk dikerjakan. Asas ini meliputi pengunaannya cara-cara lebih mudah,
praktis dan tepat. Dalam pelaksanaan asas ini baisanya dilakukan penelitian tentang
pengguanan waktu dan gerak ( time and motion studi ) dan penelitian terhadap susunan
organisasi dan tata kerja (Organization and method). Dalam penelitian tersebut diadakan
pertimbangan-pertimbangan tentang langkah-langkah tindakan yang perlu dihapuskan atau
digabungkan dan hubungan-hubungan kerja dalam organisasi yang perlu dipersingkat
sehingga dpat merampingkan struktur organisasi.
c.       Asas penghematan
Pemakaian baiaya, bahan, benda, sedapat mungkin diusahakan tidak berlebihan, cukup
sesuai dengan yang ditintut atau dibutuhkan. penghematan berarti pencegahan penggunaan
material dan uang secara berlebihan, sehingga biaya pekerjaan tersebut tidak menjadi boros.
Asas ini meliputi penetapan pedoman tentang perhitungan biaya dan kemanfaatannya,
pedoman tentang perhitungan kebutuhan warkat, pedoman tentang neknisasi pekerjaan
kantor dan pengurusan mesin kantor, pedoaman tentang perhitungan formulir dan lan-lain.
d.      Asas penghapusan
Menghapus atau mentiadakan suatu kegiatab yang dianggap kurang perlu, sudah tentu yang
tidak punya dengan hasil yang hendak dicapai. dalam asas ini dilakukan perimbangan-
pertimbangan tentang kegiatan-kegiatan yang dianggap kurang perlu sehingga sebaliknya
dihapuskan atau ditiadakan.
e.       Asas penggabungan
Menggabungan atau menyatukan beberapa kegiatan yang memiliki persamaan dalam
kemungkinan bisa dikerjakan sekaligus atau bersamaan sehingga dapat menghemat waktu
da tenaga kerja. Asas ini mempertimbangkan langkah-langkah tindakan yang perlu
digabungkan sehingga lebih efisisen.
3.      Syarat, Sumber, dan Pedoman Efisiensi Kerja
a.      Syarat-Syarat Efisiensi Kerja
Pelaksana pekerjaan yang disebut effisiensi kerja ada syarat-syaratnya. Syarat-syarat itu
harus dipenuhi agar supaya efisiensi kerja tercapai.syarat-syarat  efisiensi kerja adalah :
1)      Pekerjaan yang dikerjakan berguna target dari hasil kerja tercapai sesuai dengan yang
ditetapkan.

9
2)      Dalam pelaksanaan harus ekonomis. Bersifat ekonomis dalam arti biaya, tenaga kerja,
bahan, waktu, peralatan, ruang dan lain-lain semua dipakai dengan setepat-tepatnya. Tidak
terjadi pemborosan.
3)      Pelaksanaan kerja dapat dipertanggungjawabkan.  Semua dapat
dipertanggungjawabkan dalam arti tidak akan terjadi hal-hal yang menyeleweng dari yang
telah di tetapkan.
4)      Ada pembagian kerja yang jelas. Dengan perhitungan tidak mungkin pekerjaan hanya
dikerjakan oleh seorang, maka pembagian kerja perlu dilakukan.
5)      Wewenang dan tanggung jawab harus sama. Yang dimaksud adalah wewenang dan
tanggung jwab dari pimpinan bersangkutan.
6)      Prosedur kerja harus peraktis. Pekerjaan yang dimaksud memang dapat dilaksanakan
dengan kancar dan tidak sulit.
b.      Sumber Efisiensi Kerja
Sunber efisiensi kerja adalah manusia karena dengan alat pikiran dan pengetahian yang ada,
manusia dapat menciptakan cara kerja yang efisien. sumber efisiensi kerja yang melekat
pada manusia hjdlam keadaan, keahlian dan disiplin.
1)      Kesadaran
Kesadaran terhadap arti dan makna efisiensi sangat menbantu usaha ke rah efisiensi kerja.
Kesadaran mendorong seseorang berkeinginan membangkitkan kehendak guna melakukan
sesuatu. Efisiensi kerja erat kaitannya dengan tingkah laku dan sikap hidup seseorang dapat
mengarah kepada perbuatan yang efisien atau sebaliknya. Oleh karena itu, penerapan
efisiensi kerja tifak dapat diharapkan timbul ketika seseorang, melainkan merupakan hasil
dari proses yang panjang. Kesadaran berbagai salah satu sumber efisiensi perlu secara terus
menerus dipupuk agar usaha dapat berhasil tanpa pemborosan tenaga, biaya dan waktu.
2)      Keahlian
Suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seorang ahli hasilnya kan lebih baik dan cepat dari
pada apabila pekerjaan tersebut dilakukan oleh oaring yang bukan ahlinya. Unsur keahlian
dalam efisiensi kerja melekat pada manusia, sama halnya dengan unsur kesadaran. Keahlian
manusia dibidang tertentu peril ditunjang dengan paralatan, agar efisiensi kerja yang akan
dicapai dapat lebih tinggi dari pada tanpa menggunakan alat. Sebab keahlian tanpa ditunjang
dpat menghasilkan yang terbaik.
3)      Disiplin
Disiplin erat hubungan dengan ksadaran, sebab disiplin timbul dari kesadaran. Kesadaran
belum memerlukan waktu lama adan agak sulit dilaksanakan, tatpi disiplin dapat tumbuh
dalam waktu yang singkat dan pada awalnya dapat dipaksakan dengan suatu aturan. Di
tempat kerja terdapat berbagai aturan yang menuntut adanya disiplin pegawai dengan
berbagai sanksinya. Usaha untuk menciptakan disiplin pada organisasi antara  lain
dilakukann melalui penyebaran tugas dan wewenang yang jelas, tata cara / tata kerja
( prosedur ) yang sederhana tetapi memadai yang dapat diketahui dan dapat dipahami oleh
setiap karyawan sehingga mereka bisa melaksanakan disiplin tersebut.
c.       Pedoman Efisinsi Kerja

10
Dalam rangka membantu menciptakan cara kerja yang efisien. diperlukan beberapa
pedoaman sebagai berikut:
1)      Mengubah pekerjaan rutimatau pekerjaan otak menjadi pekerjaan otomatis.
2)      Mengguanakan tangan untuk bekerja dengan tanpa bantuan mata
3)      Memiliki tempat tertentu untuk benda atau catatan
4)      Meyimpan benda yang benar-benar penting saja
5)      Bejerjalah menurut rencana untuk mencapai hasil
6)      Meyusun pekerjaan menurut rangkain kerja yang tepat
7)      Membiasakan mengambil keputusan sekrtika
8)      Mengguanakan catatan untuk membantu ingatan
9)      Menggunakan tenaga ahli atau pembantu untuk membantu menyelesaikan pekerjaan

11
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Lingkungan yang efektif yaitu lingkungan yang seimbang dalam arti mampu
meningkatkan elemen lingkungan sedangkan elemen yang lain mengecewakan akan
membuat hasil tidak sesuai dengan yang diharapkan. Pada banyak instansi, lingkungan
kantor tempat mereka bekerja akan berpengaruh lebih banyak daripada layout tempat kerja
mereka. Kecuali, beberapa elemen dasar manajemen, lingkungan kerja berpengaruh cukup
besar terhadap tingkat produktivitas karyawan dibandingkan faktor lainnya.
Untuk itu, pemahaman dan pengertian akan kebutuhan fisik dan psikologi karyawan yang
dapat dipenuhi dengan penciptaan lingkungan kerja yang kondusif, akan membantu pegawai
mencapai tingkat prokutivitas yang diinginkan 

B.     Saran
Sebagai mahasiswa Manajemen yang salah satunya prospeknya adalah bekerja di
lingkungan kantor tentunya penting bagi kita untuk mengetahui dan memahami lingkungan
kantor yang efektif seperti apa yang dibutuhkan sehingga akan mempengaruhi dalam
memudahkan dan melancarkan suatu pekerjaan kantor. Kemudian kritik dan saran yang
membangun juga kami perlukan demi perbaikan penyusunan makalah di masa yang akan
datang.

12
DAFTAR PUSTAKA 

Khoerul Umam. 2014. Manajemen Perkantoran. Bandung: Pustaka Setia.

Komarudin. 1993. Manajemen Kantor, Teori dan praktek, Bandung: Trigenda Karya.

Rusdiana, A. & Qiqi Yuliati Zaqiyah. 2014.Manajemen Perkantoran Modern Bandung:


Insan Komunika.

Sukoco, Badri Munir. 2007. Manajemen Administrasi Pekantoran Modern. Jakarta:


Erlangga.

The Liang Gie. 2000. Administrasi Perkantoran Modern, Yogyakarta: Penerbit Liberty.

13

Anda mungkin juga menyukai