Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

LINGKUNGAN KANTOR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia
Dosen Pengampu:

AZWAR, SE.MM

Disusun Oleh:

Kelompok 12

Hamidul Akbar (12240411856)

Laili Hidayati (12240423151)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita ucapkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang
telah melimpahkan rahmad dan karunianya kepada kita semua sehingga bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul Lingkungan kantor ini selesai tepat pada
waktunya. Shalawat berangkaikan salam tidak lupa pula kita hadiahkan kepada
junjungan alam yakni nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam yang mana
ialah yang membawa umat islam dari zaman kegelapan menuju zaman terang
benderang seperti yang kita rasakan saat sekarang ini.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Adminidtrasi Perkantoran. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan do’a saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Penulis memohon maaf jika terdapat
kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini, semoga makalah yang kami tulis ini
dapat bermanfaat. Demikian yang dapat penulis sampaikan, kami ucapkan
terimakasih.

Pekanbaru, 9 Sep 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................1
BAB II ................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ................................................................................................. 2
2.2 Macam-Macam Lingkungan Kantor ..................................................................3
2.3 Sistem Penerangan ..........................................................................................3
2.3.1 Perawatan Sistem Pencahayaan................................................................4
2.3.2 Pencahayaan dan Layar Monitor...............................................................5
2.4 Pemilihan Warna..............................................................................................6
2.5 Kontrol Suara ...................................................................................................8
2.5.1 Kontrol Suara Pada Perkantoran ...............................................................8
2.6 Udara............................................................................................................. 10
BAB III ............................................................................................................. 14
PENUTUP ........................................................................................................ 14
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 14
3.2 Saran ............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sebuah perkantoran tingkat produktivitas pegawai yang tinggi


merupakan harapan semua organisasi atau perusahaan, dan lingkungan kantor yang
sesuai akan mendukung tercapainya tujuan tersebut. Kondisi lingkungan kantor
sangat berpengaruh terhadap naik turunnya produktivitas kerja pegawai. Selain itu
lingkungan kantor sedikit banyak akan mempengaruhi fisik maupun psikologis
pegawai ketika melakukan pekerjaannya. Oleh karena itu sebuah kantor di tuntut
untuk memiliki lingkungan kantor yang dapat membuat para pegawai nyaman dan
bersemangat dalam mengerjakan tugas-tugas perkantoran. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sterk (2005) menemukan bahwa 83% pegawai
sangat mengharapkan adanya pencahayaan yang tepat, area kerja yang sesuai, serta
temperatur udara yang nyaman.

1.2 Rumusan Masalah

1. apa itu lingkungan perkantoran


2. sebutkan macam macam lingkungan perkantoran
3. sebutkan sistem penerangan, pemilihan warna, kontrol suara, pengendalian
udara dan keamanan kantor

1.3 Tujuan

1. untuk mengetahui apa itu lingkungan perkantoran


2. untuk mengetahui macam macam lingkungan perkantoran
3. untuk mengetahui sistem penerangan, pemilihan warna, kontrol suara,
pengendalian udara dan keamanan kantor .

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 pengertian lingkungan kantor

Lingkungan kantor dalam suatu perusahaan sangat penting untuk


diperhatikan manajemen. Meskipun lingkungan kantor tidak melaksanakan proses
produksi dalam suatu perusahaan,namun lingkungan kantor mempunyai pengaruh
lansung terhadap para karyawan yang melaksanakan proses produksi tersebut.
Lingkungan kantor adalah suasana dimana karyawan melakukan aktivitas setiap
harinya. Lingkungan kantor yang kondusif memberikan rasa aman dan
memungkinkan karyawan untuk dapat bekerja optimal. Jika karyawan menyenagi
lingkungan kantor dimana dia bekerja, maka karyawan tersebut akan betah ditempat
kerjanya, melakukan aktivitasnya sehingga waktu kerja dipergunakan secara
efektif. Sebaliknya lingkungan kantor yang tidak memadai akan dapat menurunkan
kinerja karyawan. Beberapa ahli mendifinisikan lingkungan kerja antaralain
sebagai berikut:

1. Menurut (Simanjuntak) lingkungan kantor dapat diartikan sebagai


keseluruhan alat perkakas yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana
seorang bekerja, metode kerjanya, sebagai pengaruh kerjanya baik sebagai
perorangan maupun sebagai kelompok. Sedangkan menurut
2. (Mardiana,) lingkungan kantor adalah lingkungan dimana pegawai
melakukan pekerjaannya sehari-hari.

Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan kantor


adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja/karyawan yang dapat
mempengaruhi kepuasan kerja karywan dalam melaksanakan pekerjaannya
sehingga akan diperoleh hasil kerja yang maksimal, dimana dalam lingkungan
kantor tersebut terdapat fasilitas kerja yang mendukung karyawan dalam
penyelesaian tugas yang bebankan kepada karyawan guna meningkatkan kerja
karyawan dalam suatu Perusahaan.

2
2.2 Macam-Macam Lingkungan Kantor

1. Lingkungan fisik kantor,adalah segala sesuatu yang secara fisik berada di


dalam lingkungan kantor. Lingkungan fisik kantor adalah segala sesuatu
yang secara fisik berada di dalam lingkungan kantor.
2. Lingkungan sosial kantor,adalah menunjukan kepada hubungan antarorang
yang terlibat dalam kantor

Lingkungan sosial kantor menunjukkan pada hubungan antarorang yang terlibat


di dalam kantor. Berdasarkan sasaran komunikasi dan tujuannya itu maka
komunikasi yang terjadi dalam hubungan personil di lingkungan sosial kantor
dapat dibedakan menjadi beberapa macam berikut ini.

a) Komunikasi formal, yaitu komunikasi yang dilakukan dalam situasi


formal, sehingga bahasa/istilah/ungkapan yang digunakan harus
merujuk pada kondisi formal.
b) Komunikasi informal, komunikasi ini terjadi dalam hubungan
keseharian baik antarteman sejawat maupun dengan bawahan.
c) Komunikasi internal, komunikasi ini terjadi dan melibatkan
personil-personil dalam lingkup satu kantor.
d) Komunikasi eksternal, komunikasi ini terjadi antarpihak
perusahaan/organisasi dengan pihak diluar lembaga kerja
perusahaan/organisasi tersebut.
e) Komunikasi vertikal, komunikasi ini menunjuk pada kedudukan
ataupun jabatan dalam organisasi.
f) Komunikasi horizontal, komunikasi ini terjadi antarteman sejawat
atau sesama pegawai.

2.3 Sistem Penerangan

Ada 5 jenis sistem penerangan yang dapat digunakan oleh organisasi, antara lain:

1. Direct, dengan mengarahkan cahaya 90-100% secara langsung ke area


kerja, sistem ini akan mengakibatkan munculnya silau dan bayangan karena

3
hanya sedikit cahaya yang tersebar. Kecuali cahaya berada dekat satu sama
lain, area kerja tidak akan mendapat cahaya yang sama.
2. Semi direct, dengan pencahayaan semi direct 60-90%, cahaya diarahkan ke
bawah dan sisanya diarakhakn ke atas lalu dilpantulkan kembali ke bawah.
Sistem ini menghilangkan beberapa bayangan yang merupakan kelemahan
sistem direct.
3. Indirect, sistem ini direkomendasikan untuk kebanyakan ruang kantor,
karena cahaya yang desebarkan mengurangi bayangan dan silau yang
ditimbulknan dari penerangan yang digunakan. Dengan sistem ini 90-100%
cahaya pertama diarahkan ke aatas dan kemudian menyebar dan memantul
ke area kerja.
4. Semi indirect, sistem ini akan mengarahkan 60-90% cahaya ke atas dan
kemudian dilantulkan ke bawah dan sisanya juga diarakan ke area kerja.
Meskipun sistem ini menghasilkan jumlah cahaya yang lebih dengan tingkat
watt yang sama dengan indeirect, bayangan dan silau masih menajdi
kendala bagi sistem semi indirect.
5. General Diffuse. Sistem ini mengarahkan 40-60% cahaya ke arah area kerja,
dan sisanya diarahkan ke bawah. Meskipun sistem ini menghasilakan lebih
banyak cahaya yang lebih dengan tingkat watt dengan semi indirect,
bayangan dan silau jubga lebanyak dari sistemsemiindirect.

2.3.1 Perawatan Sistem Pencahayaan


Semakin lama, lampu yang digunakan untuk memberikan cahaya mulai
berkurang. Penurunan cahaya lampu mulai terjadi pada kira-kira 100 jam
penggunaan dan pada beberapa situasi, kadang kala lebih efektif mengganti dengan
lampu yang baru, meskipun belum mati. Saat ini semakin banyak perusahaan
menjalankan program penggantian lampu secara berkala pada area yang ditentukan.
Program pembersihan atap dan bagian permanen lain pada perkantoran secara
berkala juga menjadi aspek penting dalam perawatn cahaya. Saat bagian tersebut
semakin kotor, permukaan memantulkan cahaya tidak lagi efektif yang tentunya
akan mengurangi keefektifan sistem penerangan. Kotoran atau debu ditambah usia
pemakaian lampu yang sudah tua akan mengurani sahaya hingga 50%.

4
2.3.2 Pencahayaan dan Layar Monitor
Untuk mendesain sistem penerangan yang efektif, keberadaan layar monitor
akan menambah tingkat kompleksitansi. Kurangnya perhatian pada pencahayaan
yang sesuai dimana layar monitor berada dapat mengaakibatkan ganguan yang
signifikan pada penglihatan karywan. Mendesain sistem penerangan pada sekitar
layar monitor, antara lain:

1. Mengurangi silau dengan mengurangi jumlah cahaya lampu aau cahaya


alami mengenai layar monitor
2. Menggunakan layar monitor yang dapat diubah posisinya, sehingga bila
cahaya yang mengenai layar monitor dianggap terlalu berlebihan dan
mengakibatkan silau; pegawai akan menyesuaikan dengan menggeser layar
monitor.
3. Menyesuaikan tingkat kontras dan terang pada layar monitor untuk
meminimalakan silau.
4. Menggunakan layar untuk mengurangi jumlah cahaya pada layar monitor.
5. Meminimalkan jumah cahaya langsung mengarah ke bawah dan
memaksimalkan jumlah cahaya yang tidak langsung pada area computer.
6. Menggunakan layar datar dari pada layar cembung.

Dari pembahasan diatas, berikut akan dibahas perbedaan penataan cahaya pada dua
ruangan utama di sebuah kantor:

1. Ruang rapat, ruang rapat menggunakan lampu fluorescent yang linear,


sedangkan yang terakhir menggunakan chandelier dengan cahaya yang
terfusi. Dengan cahaya yang tidak langsung dua ruangan terakhir akan
menghasilakn cahaya yang lembut. Penataan cahayaan yang baik telah
fokus pada meja rapat namun pencahayaan dari luar melalui jendela terlalu
membuat fokus cahaya menjadi pudar. Penataan cahaya yang terbaik adalah
dengan pencahayaan yang berimbang, tampak lebih elegan. Kondisi ini
ditambah adanya kemungkinan menggukan dua hingga tiga jenis lampu
yang dapat dimatikan atau dihidupkan sesuai dengan tingkat pencahayaan
yang dibutuhkan perserta rapat.

5
2. Ruang lobby. Pada ruang lobby, kafetaria maupun ruang publik lain
dibutuhkan pencahayaan yang secara visual melegakan. Cahaya difokuskan
pada resepsionis yang siap menyambut pengunjung atau tamu dengan
ruangan lebih lembut dan nyaman. Pencahayaan yang terbaik adalah
penggunaan cahaya matahari membuat kesan kantor lebih alami dan
penggunaan lampu bercahaya tidak langsung akan dapat memfokuskan
perhatian pengunjung pada resepsionis dan panapan nama Perusahaan

2.4 Pemilihan Warna

Warna adalah salah satu elemen dalam lingkungan perkantoran yang


mempunyai dampak penting bagi pegawai. Meskipun sebagaian besar pegawai
sadar akan dampak fisik warna, namun banyak yang tidak sadar akan dampak
psikologisnya baik positif maupun negativ pada produktivitasnya, kelelahan, moral,
tingkah laku, dan ketegangan (McShane, 1997). Warna pada perkantoran tidak
hanya mempunyai nilai estetika tetapi juga mempunyai nilai fungsi.

2.4.1 Faktor Pemilihan Warna

Beberapa faktor yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan
warna di kantor (Quible, 2001) antara lain:

a. Kombinasi warna. Kombinasi dari warna primer-kuning merah, biru-


menghasilkan warna sekunder. Contohnya, dengan mencampur warna merah dan
kuning akan dihasilkan warna oranye, mencampur warna kuning dan biru
menghasilkan warna hijau. Dua belas warna pada gambar tersebut memberikan
dasar koordinasi warna karena pilihan warna dipilih berdasarkan posisinya pada
bagan warna. Beberapa pilihan koordinasi warna yang digunakan adalah:

1. Warna komplementer warna yang saling berlawanan pada bagan warna.


Contohnya, merah-hijau, kuning- violet dan biru-oranye.
2. Warna split komplementer warna pada sisi dari warna komplementer
contohnya, biru-violet dan biru-violet adalah warna split komplementer
darai oranye.

6
3. Warna triad tiga warna yang berjarak satu sama lain pada bagian warna.
Warna triad adalah oranye, hijau, violet, atau kuning-oranye, biru-hijau, dan
merah-violet.

b. Efek Cahaya pada Warna. Karena berbagai jenis cahaya buatan mempunyai
spektrum yang berbeda, sistem pencahayaan yang digunakan pada kantor juga
memiliki efek yangsignifikan terhadap pilihan warna. Sumber cahaya hanya akan
meningkatkan warna yang sesuai dengan spektrumnya.

c. Nilai Pemantulan Warna. Warna sering kali mempengaruhi mood. Warna sejuk-
biru, hijau dan volet – menghasilkan mood yang tenang melelahkan. Warna hangat-
merah, oranye, dan kuning – sebaiknya, menghasilkan kehangatan dan keceriaan.
Warna-warna natural seperti putih warna lembut memberikan pengaruh ringan,
sedangkan warna ungu gelap dan violet yang pucat sering kali menghasilkan mood
depresi, sementara abu-abu cenderung memiliki efek rasa kantuk.

2.4.2 Prinsip dalam pemilihan warna

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan sebelum memulai proses perencanaan


memilih warna ruang kantor, yaitu :

a. Penutup lantai. Warna pada dinding dan atap hanya satu diantara beberapa aspek
yang berpengaruh dalam pemilihan warna pada ruang kantor. Warna yang
digunakan untuk menutup lantai juga sangat penting, dan menutuplantai dengan
karpet merupakan pilihan yang bagus. Beberapa manfaat dari penggunaan karpet
sebagai penutup lantai adalah:

1. Karpet dapat digunakan sebagai pengontrol suara (peredam suara)


2. Karpet lebih murah dalam perawatan dibandingkan penutuplantai lainnya
3. Karpet jika dibandingkan dengan jenis penutu lantai lain, lebih nyaman dan
tidak terlalu melelahkan bagi pegawai yang berdiri lama atau dalam
melakukan pekerjaannya yang membutuhkan frekuensi beraktifitas yang
relatif tinggi di dalam kantor.

b. Penutup dinding. Karpet juga menjadi pilihan favorit untuk menutup dinding
karena nilai estetikanya serta kemampuannya untuk menyerap suara. Karpet yang
digunakan pada dinding harus memiliki tingkat ketahanan api yang tinggi. Karpet

7
dengan bahan busa dibelakangnya tidak direkomendasikan karena dapat
menimbulkan asap yang besar ketika terbakar.

c. Warna furnitur. Pemilihan warna furnitur yang akan digunakan dalam ruang
kantor juga harus disesuaikan dengan kedua hal tersebut diatas. Pemilihan warna
furnitur harus mempertimbangkan jangka waktu pemakaiannya. Ketika memilih,
nilai kekontrasan dan nilai pemantulan pada permukaan kerja harus
dipertimbangkan. Jika tidak, dikhawatirkan ketegangan mata pegawai dan
pelanggan yang mengunjungi kantor akan terjadi. Permukaan furnitur yang
memantulkan cahaya harus dihindari jika sistem pencahayaan yang akan digunakan
menghasilkan pencahayaan yang cukup besar.

2.5 Kontrol Suara

Tingkat kebisingan pada kantor merupakan faktor lingkungan yang harus


dipertimbangkan untuk mengelola tingkat produktifitas pegawai yang diinginkan.
Apabila tingkat kebisingan melampaui batas yang tidak diinginkan, beberapa
gangguan fisik dan psikologis terhadap mereka akan terjadi. Misalnya, tingkat
kebisingan yang terus menerus berlangsung dapat mengakibatkan kehilangan
pendengaran sementara atau permanen bagi pegawai, disamping mengakibatkan
kelelahan fisik dan mentalk sehingga mengurangi produktivitas mereka, serta dapat
pula menimbulkan keresahan, gangguan, dan ketegangan dengan meningkatkan
tekanan darah serta metabolisme tubuh, dan dalam waktu lama dapat
mengakibatkan masalah kesehatan yang serius. (shomer, 2000).

2.5.1 Kontrol Suara Pada Perkantoran


Beberapa teknik dapat digunakan dalam mengontrol kebisingan pada ruang kantor
antara lain:

a) Kontruksi yang sesuai jumlah kebisingan pada perkantoran dapat dikontrol


dengan menggunakan teknik kontruksi bangunan yang efektif. Terdapat dua
suara yang akan merabat di udara, yaitu suara yang merambat melalui udara
(disebut suara udara) atau melalui struktur bangunan. Berikut adalah teknik

8
konstruksi yang direkomendasikan untuk mengurangi kebisingan yang tidak
diinginkan.
1. Memasang jaringan yang terhubung dengan jaringan utama dari sistem
HVAC. Hal ini diharapkan akan mengurangi tingkat kebisingan yang
dihasilkan oleh sistem tersebut.
2. Penggunaan jendela dan pintu yang rapat dan memilki seal yang terbuat dari
karet, sehingga suara lebih dapat diredam dan tidak mudah keluar dari
ruangan.
3. Membangunudara diam pada beberapa struktur bangunan, yaitudengan
menempatkan ruang berongga sehingga suara dapat teredam ke dalamnya.
Hal ini akan mengurangijumlah suara yang merambat dari suatu ruangan ke
ruangan lain.
4. Penggunaan material kontruksi yang dapat mengurangi kemungkinan
terjadinya getaran suara, sepeeti penggunaan kayu atau alumunium pada
jendela yang lebih empuk dibandingkan baja dan sebagainya.
b) Penggunaa material peredam suara. Peredaman suara diukur dengan
menggunakan NRC,
yang kebanyakan materialnya mempunyai ukuran .50 sampai.95. nilai .50 berarti
50 persen suara diredam oleh material tersebut. Untuk tujuan meredam suara,
material dengan nilai di bawah .75 kurang efektif. Ada 3 kriteria yang dapat
digunakan dalam memilih material yang mampu menghasilkan peredaman suara
yang optimal, antara lain:

Peredam yaitu tingkat suara yang dapat diredam oleh material. Tingkat peredaman
diukur oleh NRC

1. Pemantulan tingkat pemamtulan yang dimiliki material, yaitu suara yang


diserap dan dipantulkan kembali ke udara.
2. Isolasi tingkat material yang dapat menghalangi suara melewati material
tersebut. Isolasi suara dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti kepadatan dan
berat suara, serta ketebalan material yang akan diguanakan untuk meredam
suara.
3. Keseimbangan yang sesuai antara pemantulan dan penyerapan suara
dibutuhkan pada ruang kantor tertentu untuk membantu mengurangi

9
keberadaan silent voice pada area kerja. Apabila tingkat kebisingan
diprediksikan akan meningkat, peredaman harus ditingkatkan dan
pemantulan dikurangi. Material dengan struktur keras besi, gelas, maupun
plastik akan memantulkan sebagian besar sura jika dibandingkan dengan
penggunaan material yang berkharakteristik lebih lembut, misalnya kayu
dan spon.
4. Alat peredam suara. Beberapa alat peredam suara sering digunakan untuk
mengontrol suara perkantoran. Alat peredam suara itu dapat diletakkan pada
beberapa mesin di perkantoran. Contohnya mesin tik manual atau printer.
5. Masking. Metode ini melibatkan pencampuran suara kantor dengan suara
rendah yang tidak mengganggu. Juga dikenal dengan white noise, masking
hamping sama suara yang terdengar ketika suara melewati lorong atau
saluran.

c). kontrol suara pada kantor terbuka


Penggunaan open space memberikan tantangan baru pada kontrol kebisingan.
Jumlah material peredam suara yang besar mungkin digunakan karena kebanyakan
tembok permanen dihilangkan dalam penggunaan open space.

2.6 Udara

Faktor lingkungan kantor lainnya yang dapat mempengaruhi kondisi fisik dan
psikologis pegawai adalah kondisi udara di dalam kantor. Jika diasumsikan pegawai
akan menghabiskan 90 persen jam kerjanya di dalam ruangan (kurang lebih 2.500
jam per tahun), kualitas udara patut menjadi perhatian utama Manajer Administrasi.
Sebagian besar bangunan perkantoran saat ini memiliki udara yang mengandung
zat kimia dan biologi dari pada di luar ruangan. Hal ini disebabkan olehoff-
gas(bahan kimia yang dihasilkan oleh penuaan gedung maupun beberapa alt
perkantoran, misalnya furnitur serta penutup lantsi yanh jarang dibersihkan).
Kondisi inilah yang akan menimbulkan Sick Building Syndrome (sindrom gedung
sakit) dan menyebabkan pegawai permanen mengalami kepusingan permanen jika
mereka menghirupnya dalam waktu yang relatif lama (Damato dan Richter,2003).

10
Beberapa faktor kualitas udara yang perlu diperhatikan adalah temperatur,
kelembaban, ventilasi, serta kebersihan udara.

a) Temperatur Udara
Tempatur ideal yang digunakan pada ruang kantor adalah Celcius, sehingga
tubuh pegawai tidak terkejut ketika memasuki ruang kantor. Apabila di luar kantor
sedang panas dengan temperatur 30◦ C, sebaiknya temperatur diatur 26◦ C, dan
apabila mperatur di luar sebesar 14◦ C, sebaiknya temperatur di dalam kantor diatur
pada tingkat 18◦ C. Di masa depan, energi matahari, tidak diragukanlagi akan
menjadi sumber pemanas utama dalam bangunan perkantoran di beberapa bagian
dunia. Tergantung pada lokasi geografi bangunan, energi matahari mungkin dapat
memberikan semua pemanasan yang dibutuhkan.
b) Tingkat Kelembaban Udara
Tingkat kelembaban udara dipengaruhi temperatur udara. Jika tingkat
kelembabban udara sesuai dengan skala yang direkomendasikan, maka temperatur
pada perkantoran dapat diturunkan pada musim dingin dan dinaikan pada musim
panas tanpa mengurangi kenyamanannya. Sistem air-conditioning untuk segala
musim akan melembabkan udara pada musim dingin, dan sebaliknya akan
mengurangi kelembaban udara pada musim panas. Menurut Quible (2001), tingkat
kelembaban udara antara 40-60% akan memaksimalkan kenyamanan bagi pegawai
di ruang kantor. Tingkat kelembaban optimum adalah sekitar 50%.
c) Sirkulasi Udara
Pada beberapa tempat kerja, terutama yang peralatannya menghasilkan
panas, harus disirkulasikan untuk menghasilkan kenyamanan. Tanpa sirkulasi
udara, temperatur udara sekitar akan meningkat dan keberadaan off-gas, seperti
yang dibahas sebelumnya, akan semakin menetap di tempat yang sama dan
mengakibatkan gangguan pernafasan serta gangguan fisik lainnya pada pegawai.
Tingkat pergantian uadara rata-rata yang cukup adalah 0,67 m per menit per orang
atau setara dengan 102 96 64 cm yang harus disirkulasikan setiap menitnya untuk
tiap karyawan pada area tertentu. Sirkulasi volume udara yang lebih besar akan
diperlukan apabila merokok diperbolehkan pada area kerja. Sebagian besar AC.
d) Kebersihan Udara

11
Alat yang didesain untuk membersihkan udara dipasang pada beberapa
bangunan perkantoran guna membersihkan udara dari kuman, debu, dan kotoran.
Sebagian besar AC yang dipasarkan pada saat ini telah dilengkapi dengan alat
tersebut. Cahaya ultraviolet digunakan untuk membunuh kuman, serta filter
mekanik digunakan untuk membuang debu serta kotoran lain. Kebersihan udara
dan pemakaian energi listrik menjadi pertimbangan yang besar, karena bangunan
akan menjadi lebih kedap udara dan pemakaian energi listrik menjadi lebih efisien.
Apabila udara yang sama menetap pada ruangan yang sama, hal itu akan
menjadikannya tidak bersih dan tidak segar.

2.7 Keamanan Kantor


Faktor penting lain yang perlu diperhatikan oleh manajer administrasi
adalah tingkat keamanan kantor. Keamanan memiliki dua dimensi; keamanan
barang-barang fisik perusahaan dan keamanan informasi penting (dokument dan
arsip) yang apabila hilang akan mempengaruhi jalannya aktivitas perusahaan.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk menentukan kebutuhan akan
keamanan yang lebih adalah peralatan dan mesin kantor, terminal komputer, file
data, dan furniture kantor semakin berharga sesuatu bagi perusahaan, semakin
penting mengapa keamanan harus diberikan. Berikut ini adalah beberapa saran yang
diberikan Rowh (2003) berkaitan dengan keamanan di kantor, yaitu:
1. Penggunaan shedder (penghancur dokumen kertas). Seperti kita ketahui
bersama, penggunaan mesin tax atau komputer dengan printer maupun
mesin fotokopi akan menghasilkan dokumen atau arsip dengan media
kertas.
2. Penggunaan pengaman komputer, baik desktop maupun laptop. Pengaman
yang dapat digunakan pada peralatan tersebut adalah penggunaan meja
komputer dengan pengaman, software yang menghalangi penggunaan
komputer oleh orang yang tidak berkepentingan, hingga program bayangan
yang akan mampu mengirimkan ping kepada komputer yang lain.
3. Penggunaan pencatat waktu untuk mencegah pegawai mencuri waktu kerja.
Dengan menyediakan kartu yang tepat, jadwal dan struktur yang jelas akan
menjadikan pegawai relatif sulit untuk mangkir dari tempat kerja.

12
4. Sistem keamanan yang terintegrasi. Setelah peristiwa bom WTC (atau lebih
dikenal 9-11), sebagian besar perusahaan mengintegrasikan sistem
keamanannya dengan data personalia yang relatif lengkap, sehingga
tindakan kriminal akan lebih dini dapat ditangani.
5. Untuk mengakses data yang tersimpan di komputer biasanya digunakan
password. Untuk memaksimalkan keamanan, password harus diganti secara
berkala.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Lingkungan yang efektif adalah lingkungan yang seimbang dalam arti


meningkatkan satu elemen lingkungan sedangkan elemen yang lain mengecewakan
akan membuat hasil tidak sesuai dengan yang diharapkan. Pada banyak instansi,
lingkungan tempat mereka bekerja akan berpengaruh lebih banyak dari pada layout
tempat kerja mereka. Kecuali beberapa elemen dasar menejemen, lingkungan kerja
berpengaruh cukup besar terhadap tingkat produktivitas karyawan dibendingkan
faktor lainnya.

Untuk itu, pemahaman dan pengertian akan kebutuhan fisik dan psikologi
karyawan yang dapat dipenuhi dengan penciptaan lingkungan kerja yang kondusif,
akan membantu pegawai mencapai tingkat prokutivitas yang diinginkan.

3.2 Saran

Demikianlah makalah sederhana ini kami susun semoga dapat bermanfaat


bagi penyususn dan khususnya pembaca pada umumnya. Akhirnya kami merasa
kerendahan hati sebagai manusi mempunyai kekurangan. Oleh sebab itu kritik dan
saran kami terima demikian kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga niat baik
kita diridhoi oleh Allah SWT. dan segala kekurangan yang terdapat di makalah kami
ini kami mohon maaf dan kami ambil sebgai pembelajaran untuk memperbaiki di
kemudian hari.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://khurotulainblog.blogspot.com/2017/05/lingkungan-kantor.html

Sukooo, Gadri M. 2005. Manajemen Administrai Perkantoran Modern.


Jakarta:Erlangga.

Widiyanti, Ninik dan Perkantoran Modern. (Erlangga, Jakarta, 2005) hal. 207-224

15

Anda mungkin juga menyukai