LINGKUNGAN KANTOR
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia
Dosen Pengampu:
AZWAR, SE.MM
Disusun Oleh:
Kelompok 12
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita ucapkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang
telah melimpahkan rahmad dan karunianya kepada kita semua sehingga bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul Lingkungan kantor ini selesai tepat pada
waktunya. Shalawat berangkaikan salam tidak lupa pula kita hadiahkan kepada
junjungan alam yakni nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam yang mana
ialah yang membawa umat islam dari zaman kegelapan menuju zaman terang
benderang seperti yang kita rasakan saat sekarang ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Adminidtrasi Perkantoran. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan do’a saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Penulis memohon maaf jika terdapat
kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini, semoga makalah yang kami tulis ini
dapat bermanfaat. Demikian yang dapat penulis sampaikan, kami ucapkan
terimakasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2 Macam-Macam Lingkungan Kantor
Ada 5 jenis sistem penerangan yang dapat digunakan oleh organisasi, antara lain:
3
hanya sedikit cahaya yang tersebar. Kecuali cahaya berada dekat satu sama
lain, area kerja tidak akan mendapat cahaya yang sama.
2. Semi direct, dengan pencahayaan semi direct 60-90%, cahaya diarahkan ke
bawah dan sisanya diarakhakn ke atas lalu dilpantulkan kembali ke bawah.
Sistem ini menghilangkan beberapa bayangan yang merupakan kelemahan
sistem direct.
3. Indirect, sistem ini direkomendasikan untuk kebanyakan ruang kantor,
karena cahaya yang desebarkan mengurangi bayangan dan silau yang
ditimbulknan dari penerangan yang digunakan. Dengan sistem ini 90-100%
cahaya pertama diarahkan ke aatas dan kemudian menyebar dan memantul
ke area kerja.
4. Semi indirect, sistem ini akan mengarahkan 60-90% cahaya ke atas dan
kemudian dilantulkan ke bawah dan sisanya juga diarakan ke area kerja.
Meskipun sistem ini menghasilkan jumlah cahaya yang lebih dengan tingkat
watt yang sama dengan indeirect, bayangan dan silau masih menajdi
kendala bagi sistem semi indirect.
5. General Diffuse. Sistem ini mengarahkan 40-60% cahaya ke arah area kerja,
dan sisanya diarahkan ke bawah. Meskipun sistem ini menghasilakan lebih
banyak cahaya yang lebih dengan tingkat watt dengan semi indirect,
bayangan dan silau jubga lebanyak dari sistemsemiindirect.
4
2.3.2 Pencahayaan dan Layar Monitor
Untuk mendesain sistem penerangan yang efektif, keberadaan layar monitor
akan menambah tingkat kompleksitansi. Kurangnya perhatian pada pencahayaan
yang sesuai dimana layar monitor berada dapat mengaakibatkan ganguan yang
signifikan pada penglihatan karywan. Mendesain sistem penerangan pada sekitar
layar monitor, antara lain:
Dari pembahasan diatas, berikut akan dibahas perbedaan penataan cahaya pada dua
ruangan utama di sebuah kantor:
5
2. Ruang lobby. Pada ruang lobby, kafetaria maupun ruang publik lain
dibutuhkan pencahayaan yang secara visual melegakan. Cahaya difokuskan
pada resepsionis yang siap menyambut pengunjung atau tamu dengan
ruangan lebih lembut dan nyaman. Pencahayaan yang terbaik adalah
penggunaan cahaya matahari membuat kesan kantor lebih alami dan
penggunaan lampu bercahaya tidak langsung akan dapat memfokuskan
perhatian pengunjung pada resepsionis dan panapan nama Perusahaan
Beberapa faktor yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan
warna di kantor (Quible, 2001) antara lain:
6
3. Warna triad tiga warna yang berjarak satu sama lain pada bagian warna.
Warna triad adalah oranye, hijau, violet, atau kuning-oranye, biru-hijau, dan
merah-violet.
b. Efek Cahaya pada Warna. Karena berbagai jenis cahaya buatan mempunyai
spektrum yang berbeda, sistem pencahayaan yang digunakan pada kantor juga
memiliki efek yangsignifikan terhadap pilihan warna. Sumber cahaya hanya akan
meningkatkan warna yang sesuai dengan spektrumnya.
c. Nilai Pemantulan Warna. Warna sering kali mempengaruhi mood. Warna sejuk-
biru, hijau dan volet – menghasilkan mood yang tenang melelahkan. Warna hangat-
merah, oranye, dan kuning – sebaiknya, menghasilkan kehangatan dan keceriaan.
Warna-warna natural seperti putih warna lembut memberikan pengaruh ringan,
sedangkan warna ungu gelap dan violet yang pucat sering kali menghasilkan mood
depresi, sementara abu-abu cenderung memiliki efek rasa kantuk.
a. Penutup lantai. Warna pada dinding dan atap hanya satu diantara beberapa aspek
yang berpengaruh dalam pemilihan warna pada ruang kantor. Warna yang
digunakan untuk menutup lantai juga sangat penting, dan menutuplantai dengan
karpet merupakan pilihan yang bagus. Beberapa manfaat dari penggunaan karpet
sebagai penutup lantai adalah:
b. Penutup dinding. Karpet juga menjadi pilihan favorit untuk menutup dinding
karena nilai estetikanya serta kemampuannya untuk menyerap suara. Karpet yang
digunakan pada dinding harus memiliki tingkat ketahanan api yang tinggi. Karpet
7
dengan bahan busa dibelakangnya tidak direkomendasikan karena dapat
menimbulkan asap yang besar ketika terbakar.
c. Warna furnitur. Pemilihan warna furnitur yang akan digunakan dalam ruang
kantor juga harus disesuaikan dengan kedua hal tersebut diatas. Pemilihan warna
furnitur harus mempertimbangkan jangka waktu pemakaiannya. Ketika memilih,
nilai kekontrasan dan nilai pemantulan pada permukaan kerja harus
dipertimbangkan. Jika tidak, dikhawatirkan ketegangan mata pegawai dan
pelanggan yang mengunjungi kantor akan terjadi. Permukaan furnitur yang
memantulkan cahaya harus dihindari jika sistem pencahayaan yang akan digunakan
menghasilkan pencahayaan yang cukup besar.
8
konstruksi yang direkomendasikan untuk mengurangi kebisingan yang tidak
diinginkan.
1. Memasang jaringan yang terhubung dengan jaringan utama dari sistem
HVAC. Hal ini diharapkan akan mengurangi tingkat kebisingan yang
dihasilkan oleh sistem tersebut.
2. Penggunaan jendela dan pintu yang rapat dan memilki seal yang terbuat dari
karet, sehingga suara lebih dapat diredam dan tidak mudah keluar dari
ruangan.
3. Membangunudara diam pada beberapa struktur bangunan, yaitudengan
menempatkan ruang berongga sehingga suara dapat teredam ke dalamnya.
Hal ini akan mengurangijumlah suara yang merambat dari suatu ruangan ke
ruangan lain.
4. Penggunaan material kontruksi yang dapat mengurangi kemungkinan
terjadinya getaran suara, sepeeti penggunaan kayu atau alumunium pada
jendela yang lebih empuk dibandingkan baja dan sebagainya.
b) Penggunaa material peredam suara. Peredaman suara diukur dengan
menggunakan NRC,
yang kebanyakan materialnya mempunyai ukuran .50 sampai.95. nilai .50 berarti
50 persen suara diredam oleh material tersebut. Untuk tujuan meredam suara,
material dengan nilai di bawah .75 kurang efektif. Ada 3 kriteria yang dapat
digunakan dalam memilih material yang mampu menghasilkan peredaman suara
yang optimal, antara lain:
Peredam yaitu tingkat suara yang dapat diredam oleh material. Tingkat peredaman
diukur oleh NRC
9
keberadaan silent voice pada area kerja. Apabila tingkat kebisingan
diprediksikan akan meningkat, peredaman harus ditingkatkan dan
pemantulan dikurangi. Material dengan struktur keras besi, gelas, maupun
plastik akan memantulkan sebagian besar sura jika dibandingkan dengan
penggunaan material yang berkharakteristik lebih lembut, misalnya kayu
dan spon.
4. Alat peredam suara. Beberapa alat peredam suara sering digunakan untuk
mengontrol suara perkantoran. Alat peredam suara itu dapat diletakkan pada
beberapa mesin di perkantoran. Contohnya mesin tik manual atau printer.
5. Masking. Metode ini melibatkan pencampuran suara kantor dengan suara
rendah yang tidak mengganggu. Juga dikenal dengan white noise, masking
hamping sama suara yang terdengar ketika suara melewati lorong atau
saluran.
2.6 Udara
Faktor lingkungan kantor lainnya yang dapat mempengaruhi kondisi fisik dan
psikologis pegawai adalah kondisi udara di dalam kantor. Jika diasumsikan pegawai
akan menghabiskan 90 persen jam kerjanya di dalam ruangan (kurang lebih 2.500
jam per tahun), kualitas udara patut menjadi perhatian utama Manajer Administrasi.
Sebagian besar bangunan perkantoran saat ini memiliki udara yang mengandung
zat kimia dan biologi dari pada di luar ruangan. Hal ini disebabkan olehoff-
gas(bahan kimia yang dihasilkan oleh penuaan gedung maupun beberapa alt
perkantoran, misalnya furnitur serta penutup lantsi yanh jarang dibersihkan).
Kondisi inilah yang akan menimbulkan Sick Building Syndrome (sindrom gedung
sakit) dan menyebabkan pegawai permanen mengalami kepusingan permanen jika
mereka menghirupnya dalam waktu yang relatif lama (Damato dan Richter,2003).
10
Beberapa faktor kualitas udara yang perlu diperhatikan adalah temperatur,
kelembaban, ventilasi, serta kebersihan udara.
a) Temperatur Udara
Tempatur ideal yang digunakan pada ruang kantor adalah Celcius, sehingga
tubuh pegawai tidak terkejut ketika memasuki ruang kantor. Apabila di luar kantor
sedang panas dengan temperatur 30◦ C, sebaiknya temperatur diatur 26◦ C, dan
apabila mperatur di luar sebesar 14◦ C, sebaiknya temperatur di dalam kantor diatur
pada tingkat 18◦ C. Di masa depan, energi matahari, tidak diragukanlagi akan
menjadi sumber pemanas utama dalam bangunan perkantoran di beberapa bagian
dunia. Tergantung pada lokasi geografi bangunan, energi matahari mungkin dapat
memberikan semua pemanasan yang dibutuhkan.
b) Tingkat Kelembaban Udara
Tingkat kelembaban udara dipengaruhi temperatur udara. Jika tingkat
kelembabban udara sesuai dengan skala yang direkomendasikan, maka temperatur
pada perkantoran dapat diturunkan pada musim dingin dan dinaikan pada musim
panas tanpa mengurangi kenyamanannya. Sistem air-conditioning untuk segala
musim akan melembabkan udara pada musim dingin, dan sebaliknya akan
mengurangi kelembaban udara pada musim panas. Menurut Quible (2001), tingkat
kelembaban udara antara 40-60% akan memaksimalkan kenyamanan bagi pegawai
di ruang kantor. Tingkat kelembaban optimum adalah sekitar 50%.
c) Sirkulasi Udara
Pada beberapa tempat kerja, terutama yang peralatannya menghasilkan
panas, harus disirkulasikan untuk menghasilkan kenyamanan. Tanpa sirkulasi
udara, temperatur udara sekitar akan meningkat dan keberadaan off-gas, seperti
yang dibahas sebelumnya, akan semakin menetap di tempat yang sama dan
mengakibatkan gangguan pernafasan serta gangguan fisik lainnya pada pegawai.
Tingkat pergantian uadara rata-rata yang cukup adalah 0,67 m per menit per orang
atau setara dengan 102 96 64 cm yang harus disirkulasikan setiap menitnya untuk
tiap karyawan pada area tertentu. Sirkulasi volume udara yang lebih besar akan
diperlukan apabila merokok diperbolehkan pada area kerja. Sebagian besar AC.
d) Kebersihan Udara
11
Alat yang didesain untuk membersihkan udara dipasang pada beberapa
bangunan perkantoran guna membersihkan udara dari kuman, debu, dan kotoran.
Sebagian besar AC yang dipasarkan pada saat ini telah dilengkapi dengan alat
tersebut. Cahaya ultraviolet digunakan untuk membunuh kuman, serta filter
mekanik digunakan untuk membuang debu serta kotoran lain. Kebersihan udara
dan pemakaian energi listrik menjadi pertimbangan yang besar, karena bangunan
akan menjadi lebih kedap udara dan pemakaian energi listrik menjadi lebih efisien.
Apabila udara yang sama menetap pada ruangan yang sama, hal itu akan
menjadikannya tidak bersih dan tidak segar.
12
4. Sistem keamanan yang terintegrasi. Setelah peristiwa bom WTC (atau lebih
dikenal 9-11), sebagian besar perusahaan mengintegrasikan sistem
keamanannya dengan data personalia yang relatif lengkap, sehingga
tindakan kriminal akan lebih dini dapat ditangani.
5. Untuk mengakses data yang tersimpan di komputer biasanya digunakan
password. Untuk memaksimalkan keamanan, password harus diganti secara
berkala.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk itu, pemahaman dan pengertian akan kebutuhan fisik dan psikologi
karyawan yang dapat dipenuhi dengan penciptaan lingkungan kerja yang kondusif,
akan membantu pegawai mencapai tingkat prokutivitas yang diinginkan.
3.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
https://khurotulainblog.blogspot.com/2017/05/lingkungan-kantor.html
Widiyanti, Ninik dan Perkantoran Modern. (Erlangga, Jakarta, 2005) hal. 207-224
15