Anda di halaman 1dari 45

Sexually Transmitted

Infections: SIFILIS
Kespro B | Home Group 2
Home Group 2

2106632882 2106634244 2106634345

Choirunnisaa
Melia Syahputri S. Najwa Amellia
Wardhani

2106752855 2106708103 2106636142

Restiana Pramesti Sabrina


Sabila Qoyyimah
Dewi Nurrahmawati

2306340846 2106752880 2106637321

Zahra Putri
V. I. Permana Yustica Salsabila
Prasetya
SIFILIS
Sifilis (raja singa) merupakan infeksi yang
bersifat sistemik maupun kronis dan disebabkan
oleh bakteri berbentuk spiral yang disebut
Treponema Pallidum (T. Pallidum), dan secara
umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sifilis
kongenital dan sifilis acquired/ yang didapat
(Gossman, 2022).
01

ETIOLOGI
SIFILIS
Sifilis atau Raja Singa adalah suatu IMS (infeksi menular seksual) yang disebabkan oleh
bakteri Treponema pallidum.

Desai & Xiao, (2019)


👩 Bakteri gram negatif berselubung.
👩 Parasit obligat yang artinya hanya dapat
hidup jika berada di inangnya.
👩 Kelompok spirochetes (berbentuk spiral;
mirip lanting) dengan bentuk ramping,
memanjang, diselubungi oleh filamen
protein.
👩 Bergeraknya menggunakan endoflagella
dengan cara memutar (spinning).
02

TRANSMISI
SIFILIS
Adanya kontak dengan lesi terbuka di permukaan kulit atau mukosa pada penderita dapat dengan mudah menularkan
bakteri penyebab sifilis, kemudian berkembang biak dalam tubuh, menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah,
sehingga menyebabkan kerusakan pada organ-organ tubuh (Hidayati, 2022)

Desai & Xiao, (2019)


❖ Acquired Syphilis
→ Kerusakan organ vital (gagal
jantung, stroke), gangguan neurologis
(kebingungan, demensia, dan kejang),
kehamilan bermasalah, dan
meningkatkan risiko HIV (WHO, 2021).
❖ Congenital Syphilis
→ Keguguran, lahir prematur, berat
badan lahir rendah, hingga kematian
pada janin (Darmawan, 2020).
03

EPIDEMIOLOGI
SIFILIS
Ada peningkatan terhadap penyakit sifilis dalam beberapa tahun ke belakang

WHO (2023)
7,1 juta orang dewasa yang berusia antara 15-49
tahun telah tertular penyakit sifilis. Sebanyak 7,5%
penderita dengan MLM mengalami sifilis
dibandingkan 0,5% total laki-laki di populasi umum. KEMENKES (2023)
Peningkatan dari 12 ribuan kasus
Men Loving Men

ke hampir 21 ribuan kasus


Gay | Homo

dengan rata-rata peningkatan per


tahun mencapai 17.000 - 20.000
kasus. Terjadi selama 5 tahun
belakangan dari 2016-2022.
04

PATOFISIOLOGI
SIFILIS
Perjalanan dan Fase Sifilis

Calgary Guide, (2021)


05

FAKTOR RISIKO
SIFILIS
PERILAKU EPIDEMIOLOGIS
● Aktivitas seksual tanpa hambatan ● Infeksi sifilis sebelumnya atau infeksi menular
yang melibatkan kontak dengan seksual/IMS melalui darah lainnya.
mukosa mulut, genital, atau anal. ● Pernah mengalami penyakit HIV.
● Memiliki banyak pasangan ● Kelompok penduduk dan/atau masyarakat yang
seksual dan bergonta-ganti. mengalami prevalensi sifilis tinggi (dan STBBI lainnya).
● Kontak seksual dengan penderita ● Pernah mengalami tunawisma dan/atau keterlibatan di
sifilis atau IMS lainnya yang jalanan.
diketahui. ● Stigma dan diskriminasi pada penderita ketika hendak
● Penggunaan narkoba, termasuk ke pelayanan kesehatan.
chemsex (seks menggunakan ● Terbatasnya akses terhadap pelayanan kesehatan
napza untuk kenikmatan). karena pandangan buruk.

Public Health Agency of Canada, (2023)


06

MANIFESTASI
KLINIS
SIFILIS
Manifestasi Klinis Sifilis:
Tahap Primer

Muncul “Chancre” → 3 hingga 6 minggu setelah inokulasi (dapat disertai limfadenopati regional)

- Tanpa rasa sakit dan tidak nyeri dengan dasar yang bersih di tempat inokulasi T pallidum
- Berukuran beberapa mm hingga cm

Dapat menghilang dalam waktu 4 hingga 6 minggu tanpa pengobatan

(Ramchandani, 2023)
Manifestasi Klinis Sifilis:
Tahap Sekunder
Manifestasi klinis sifilis sekunder bervariasi dan biasanya muncul antara 4 hingga 10 minggu setelah munculnya chancre.
- Ruam, yang dapat berupa makula, papular, makulopapular, pustular, atau bersisik, dan menyebar ke seluruh kulit atau
terlokalisasi pada area tertentu
- Kondilomata lata, yang merupakan lesi seperti kutil yang lembab
- Bercak mukosa di orofaring
- Alopesia bercak-bercak
- Lues maligna, yang muncul dengan lesi ulserasi pada kulit → jarang terjadi
Gejala sistemik termasuk limfadenopati difus, kelelahan, sakit kepala, mialgia, artralgia atau demam ringan, atau kombinasi
dari gejala-gejala ini.

Umumnya hilang dalam waktu 2 sampai 6 minggu

(Ramchandani, 2023)
Manifestasi Klinis Sifilis:
Tahap Laten dan Tersier
Laten Tersier

2 tahun atau lebih setelah infeksi awal Muncul 3-20 tahun setelah infeksi awal.

Gumma (lesi kronis dan destruktif yang mengenai organ tubuh mana
Tidak adanya tanda atau gejala
pun, terutama kulit, tulang, hati, selaput lendir).

Tidak menular secara seksual, tetapi Kardiovaskular: Aneurisma, insufisiensi katup jantung, gagal jantung,
dapat menular ke janin melalui plasenta aortitis.

Diagnosis didasarkan pada tes antibodi Neurosifilis: Paresis umum (perubahan kepribadian dari ringan
treponemal spesifik yang positif dengan menjadi psikotik, tremor, kemunduran fisik dan mental), tabes
CSF normal dan tidak adanya dorsalis (ataksia, arefleksia, parestesia, nyeri petir, kerusakan sendi),
manifestasi klinis. gangguan bicara.

Sepanjang hidup atau perkembangan ke


Kronis (tanpa pengobatan), kemungkinan fatal
tahap akhir

(Lewis et al., 2014)


Sifilis Tersier

(Lewis et al., 2014)


07

KOMPLIKASI
SIFILIS
Penebalan selaput otak yang tidak merata pada
pasien Neurosifilis.

Komplikasi Sifilis
Neuro Sifilis
● Ketika sifilis tidak diobati dengan baik, maka Treponema pallidum dapat
menyerang sistem saraf pusat dan terdapat pada cairan serebrospinal
(CSF).
● Pada pemeriksaan CSF, jumlah WBC sebesar 20 sel/µL atau lebih
besar, konsentrasi protein lebih besar dari 40 mg/dL, serta hasil tes
Venereal Disease Research Laboratory (VDRL) CSF yang reaktif.
● Neuro Sifilis paling sering terjadi pada tahap sifilis tersier, tetapi dapat
juga terjadi pada setiap tahap infeksi sifilis.
Pasien Neurosifilis yang diobati dengan penisilin dan

● Ditandai dengan adanya disfungsi saraf kranial, stroke, dan perubahan ART.

status mental. (Lasso, et al., 2009; CDC, 2021)


Komplikasi Sifilis
Okular Sifilis
● Ketika sifilis tidak diobati dengan baik, maka Treponema pallidum
juga dapat menyerang mata bagian uvea. Uvea adalah bagian mata
yang berada di bawah sklera.
● Okular Sifilis dapat menyebabkan penurunan ketajaman penglihatan
termasuk kebutaan permanen.
● Kehilangan penglihatan dan ketajaman penglihatan yang
memburuk.
● Ditandai dengan adanya mata merah, sakit mata, sensitivitas Kondisi pasien Okular Sifilis yang diobati dengan penisilin.

terhadap cahaya (fotofobia), gerakan mata yang tidak normal, (CDC, 2021; Terronte, et al., 2022)
penglihatan kabur atau kehilangan penglihatan, benjolan atau bintik
di area mata, luka kecil pada kelopak mata.
Komplikasi Sifilis
Oto Sifilis
● Ketika sifilis tidak diobati dengan baik, maka Treponema pallidum juga dapat menyerang sistem koklea
vestibular, dan biasanya disertai dengan gangguan pendengaran sensorineural, tinnitus, atau vertigo
(ketidakseimbangan dan ketidakstabilan gaya berjalan).
● Gangguan pendengaran dapat terjadi pada satu telinga atau keduanya secara tiba-tiba dan berkembang
dengan cepat.

Sifilis Kongenital
● Ibu hamil dengan sifilis dapat menularkan penyakit ini ke janin melalui plasenta ke tubuh janin, terutama
jika penyakit ini tidak ditangani dan terjadi pada usia kehamilan 14 – 27 minggu.
● Sebanyak 40% perempuan yang tertular sifilis pada awal kehamilan dan tidak segera mencari pengobatan
telah mengalami keguguran .
(Klossner, 2010; Witt, et al., 2023; CDC, 2022)
08

TATALAKSANA
SIFILIS
Manajemen Tatalaksana Farmakologi
Nama Keterangan KontraIndikasi Efek samping Dosis
Penicillin G Benzathine Obat semua tahap sifilis hipersensitivitas Reaksi herxheimer dewasa 1,2-2,4 ml/unit
(jarisch) seperti demam, dan anak 25.000-50.000
takikardia, dan hipotensi. unit/kg

V 1x/hari, jika durasi laten


lambat 3x/minggu

Doksisiklin (ADOXA) Obat untuk alergi pensilin hipersensitivitas bakteriostatik. Dosis dewasa 100-200
doksisiklin atau tetrasiklin, mg/day dan anak > 8
kehamilan, gigi tahun 2.2 mg/kg/day
berkembang pada anak

Erythromycin Obat untuk alergi pensilin hipersensitivitas bakteriostatik Dosis dewasa 250-500
dan rekomendasi ibu eritromisin, lovastatin, mg dan anak 30- 50
hamil pimozide, simvastatin mg/kg/day

Tetrasiklin HCl Obat untuk alergi pensilin Hipersensitivitas tetrasiklin - Dosis 500mg 4x/2 minggu
(achromycin V) sebelum makan

(Hinkle, 2018; Lewis dkk., 2014; White dkk, 2013; Kizior, 2023; Lemone dkk., 2017)
Lampiran Dosis
(Grace, 2003)
(Carter, 2018)
Brown, 2003 (https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2003/0715/p283.html )
Manajemen Tatalaksana Non-Farmakologi

Pemeriksaan Darah & Tes


Pemeriksaan CSF Konseling
Serologi

Peran perawat untuk Evaluasi tiap 6 bulan secara Tidak melakukan aktivitas
menghindari resistensi obat berulang selama minimal 3 seksual, kondom lateks, dan
tahun hubungan monogami.

(Hinkle, 2018; Lewis dkk., 2014; White dkk, 2013; Kizior, 2023; Lemone dkk., 2017)
09

PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
SIFILIS
Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Tanyakan adanya gejala yang berhubungan dengan sifilis, seperti lesi kulit, ruam, nyeri, dan demam.
2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Tanyakan adanya riwayat infeksi menular seksual.
3. Riwayat Seksual
Tanyakan tentang jumlah pasangan seksual dan penggunaan kondom.
4. Pemeriksaan Fisik
● Pemeriksaan kesadaran dan tanda-tanda vital
● Inspeksi adanya lesi kulit dan ruam
● Pemeriksaan genital untuk melihat adanya lesi pada organ genital
Pemeriksaan Diagnostik

Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

Tes Antibodi Fluoresen (DFA) Tes Non-treponemal

Tes Venereal Disease Research Laboratory (VDRL)


dan rapid plasma reagin circle test (RPR-CT)
Tes Serologis

Tes Treponemal
fluorescent treponemal antibody absorption test
(FTA-ABS) dan uji mikrogen aglutinasi Treponema
Pallidum (MHA-TP)
(Lewis dkk., 2014 & Marcivitch, 2005)
Pemeriksaan Diagnostik

Dark Field Microscopy Radiografi Temuan Histologis

Mengetahui keberadaan T. Pallidum


dengan pengambilan aspirasi kelenjar
Penebalan proliferatif
getah bening/ lesi yang diperiksa endotel dan fibroblastik
dengan mikroskopis dalam pewarnaan konsentris menandakan
imunofluoresen di bidang gelap ada sifilis. Pada chancre
(Lemon dkk., 2017) primer, leukosit
polimorfonuklear dan
makrofag menelan
treponema
(Waseem, 2022)

(Camps, 2021)

CT scan leher aksial dengan


kontras IV sekitar 17 hari setelah
timbulnya gejala= pembesaran
tonsil palatina kanan
Pemeriksaan Lanjutan

Tes CSF Hitung Darah Lengkap Tes Fungsi hati

Tes HIV IMS lain Tes PCR

(Waseem, 2022)
10

ASUHAN
KEPERAWATAN
SIFILIS
Diagnosis Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Hipertermia b.d. respons Setelah dilakukan Intervensi Manajemen Hipertermia


terhadap proses infeksi Keperawatan, maka diharapkan
Observasi
sifilis termoregulasi membaik dengan ● Identifikasi penyebab hipertermia, yaitu
respons terhadap proses infeksi sifilis
kriteria hasil, yaitu:
● Monitor suhu tubuh
● Takikardia menurun ● Monitor output urine
Terapeutik
● Takipnea menurun
● Gunakan pakaian yang longgar
● Suhu tubuh membaik ● Berikan cairan oral
Edukasi
● Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
● Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu

(SDKI, 2017; SLKI, 2022; SIKI, 2018)


Diagnosis Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Gangguan Integritas Kulit Setelah dilakukan Intervensi Perawatan Integritas Kulit


b.d. lesi dan ulserasi kulit Keperawatan, maka diharapkan
Observasi
sifilis integritas kulit dan jaringan ● Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit,
yaitu lesi dan ulserasi kulit sifilis
meningkat dengan kriteria hasil,
Terapeutik
yaitu: ● Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah baring
● Hindari produk berbahan dasar alkohol pada
● Kerusakan kulit menurun
kulit kering
● Nyeri menurun Edukasi
● Anjurkan minum air yang cukup
● Kemerahan menurun
● Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
● Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur

(SDKI, 2017; SLKI, 2022; SIKI, 2018)


Diagnosis Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Nyeri Kronis b.d. Setelah dilakukan Intervensi Manajemen Nyeri


komplikasi sistemik Keperawatan, maka diharapkan
Observasi
tingkat nyeri menurun dan ● Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
kontrol nyeri meningkat dengan
● Identifikasi skala nyeri
kriteria hasil, yaitu: ● Identifikasi respons nyeri non verbal
● Identifikasi faktor yang memperberat dan
● Keluhan nyeri menurun
memperingan nyeri
dan dapat terkontrol Terapeutik
● Berikan teknik nonfarmakologis untuk
● Tidak meringis
mengurangi rasa nyeri, seperti hipnosis
Edukasi
● Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
● Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
● Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

(SDKI, 2017; SLKI, 2022; SIKI, 2018)


Diagnosis Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Gangguan Citra Tubuh Setelah dilakukan Intervensi Promosi Citra Tubuh


b.d. perubahan pada kulit Keperawatan, maka diharapkan
Observasi
karena adanya lesi dan citra tubuh membaik dengan ● Identifikasi perubahan citra tubuh
● Monitor apakah pasien bisa melihat bagian
ulserasi kulit sifilis kriteria hasil, yaitu:
tubuh yang berubah
● Perasaan negatif tentang Terapeutik
● Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
perubahan pada kulit
● Diskusikan perbedaan penampilan fisik
menurun terhadap harga diri
● Diskusikan cara mengembangkan harapan
● Kekhawatiran pada
citra tubuh secara realistis
penolakan orang lain ● Diskusikan persepsi pasien dan keluarga
tentang perubahan citra tubuh
menurun
Edukasi
● Hubungan sosial ● Anjurkan mengungkapkan gambaran diri
sendiri terhadap citra tubuh
membaik
● Anjurkan mengikuti kelompok pendukung

(SDKI, 2017; SLKI, 2022; SIKI, 2018)


11

PERAN PERAWAT
DALAM KONSELING
GENETIK
Konseling Genetik
Konseling genetik adalah suatu konseling yang dilakukan untuk memberikan informasi mengenai
riwayat keluarga kepada individu dan keluarga dengan masalah kesehatan genetik yang sedang atau
mungkin terjadi. Pada kasus sifilis, perawat memiliki beberapa peran, yaitu:
● Memberikan edukasi mengenai penyakit menular seksual dan cara pencegahannya
● Memberikan informasi mengenai penyakit sifilis
● Memberikan pelayanan antenatal untuk mencegah sifilis kongenital

(Lowdermilk et al., 2016)


Referensi
Carter, E., Nevin, W., Hedley, L. (2018). Syphilis: Diagnosis and management options. The Pharmaceutical Journal. 300 (7911).
https://pharmaceuticaljournal.com/article/ld/syphilis-diagnosis-and-management-options
Darmawan, H., Purwoko I., Devi, M. (2020). Sifilis Pada Kehamilan. Sriwijaya Journal of Medicine, Vol 3(1), 73-83, DOI: 10.32539/SJM.v3i1.7
Gossman, M. E. T. A. M. A. A. S. W. L. W. (2022). Syphilis. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing
Grace, C. (2003). Medical Management Of Infectious Disease. Marcel Denkeer, Inc.
Hidayati, N. (2022). Faktor Risiko Koinfeksi Sifilis dan HIV/AIDS. https://unair.ac.id/faktorrisiko-koinfeksi-sifilis-dan-hiv-aids/
Hinkle, J., Cheever, K. (2018). Brunner & Suddarth’s Textbook of Medical Surgical Nursing. 14th Ed. Wolters Kluwer.
Lewis, S., Dirksen, S., Heitkemper, M. Bucherm, L., Harding, M. (2014). Medical Surgical Nursing Assessment and Management of Clinical Problems. 9th Ed. Elsevier Mosby.
Lowdermilk, D. L., Perry, S. E., Cashion, K., & Alden, K. R. (2016). Maternity & Women’s Health Care (11th ed.). St. Louis: Elsevier.
Kizior, R., Hodgon, K. (2023). Saunders Nursing Drug handbook. Elsevier. Marcivitch, H. (2005). Black’s Medical Dictionary. 41st Ed. A & C Black: London
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2022). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
Waseem, M. (2022, December 12). Pediatric syphilis workup. Approach Considerations, Serologic Testing, Direct Examination.
https://emedicine.medscape.com/article/969023-workup?form=fpf#c1
White, L., Duncan, G., Baumle, W. (2013). Medical Surgical Nursing an Integrated Approach. 3rd Ed. Interactive Software Included
World Health Organization. (2021). Syphilis. Geneva: World Health Organization
Ramchandani, M. S., Cannon, C. A., & Marra, C. M. (2023). syphilis. Infectious Disease Clinics of North America, 37(2), 195-222. https://doi.org/10.1016/j.idc.2023.02.006
Peeling, R. W., Mabey, D., Chen, X., & Garcia, P. J. (2023). syphilis. The Lancet (British Edition), 402(10398), 336-346. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(22)02348-0
Sadoghi, B., Stary, G., & Wolf, P. (2023). syphilis. Journal Der Deutschen Dermatologischen Gesellschaft, 21(5), 504-517. https://doi.org/10.1111/ddg.14999
Terima Kasih
Chen, W., Luo, H., Zeng, L. et al. (2022). A suite of PCR-LwCas13a assays for

Q&A
detection and genotyping of Treponema pallidum in clinical samples. Nat Commun
13, 4671. https://doi.org/10.1038/s41467-022-32250-y

FIKOH:
Alat yang digunakan untuk pemeriksaan PCR pada sifilis? PCR-LwCas13a
Jawab: Choirunnisaa Wardhani
Pemeriksaan PCR mempunyai nilai potensi yang besar untuk diagnosis sifilis primer. Keuntungan dari PCR real-time
adalah kemampuannya mendeteksi patogen secara langsung. PCR real-time mendeteksi gen pola Treponema pallidum,
yang merupakan gen spesifik Treponema pallidum, dan tidak ada reaksi silang dengan non Treponema.
Q&A
ASYIF:
Kongenital sifilis sudah sejak lahir dan diturunkan dari ibu. Kongenital sifilis juga keguguran 40%, 60 %
selamat. kekira apakah pengobatannya akan sama dengan orang dewasa?

Jawab: (Zahput & Sabila)


Farmakologi anak dan dewasa sama yaitu penisilin melalui intravena atau IM. Sedangkan untuk radang
mata bisa diberikan obat tetes kortikosteroid dan atropin. Terbukti dalam penelitian adanya
peningkatan kesembuhan pada bayi usia 3 bulan dari berkurangnya manifestasi klinis sifilis
kongenital. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6378924/

(Siagian & Rinawati, 2003)


TIARA:
Q&A
Kongenital, apakah ada rekomendasi khusus bagi bumil untuk mencegah penularan ke bayi. Apa pengobatan buat bayi yang terkena
sifilis, apakah penisilin diberikan ke ibunya?
● Lakukan pemeriksaan laboratorium dengan pengambilan sampel darah pada ibu hamil harus dilakukan sedini mungkin pada usia
kehamilan 1-13 minggu sehingga penanganannya dapat segera dilakukan untuk mengurangi risiko penularan, kecacatan bahkan
kematian pada janin.
● Jika udah kedeteksi sifilis, ibunya minum antibiotik penisilin.
● Bayi baru lahir, bayi, dan anak-anak yang terinfeksi diberikan penisilin secara intravena atau intramuskular. Tetes kortikosteroid
dan atropin dapat diberikan untuk radang mata.

PRINSIP
PENGOBATANNYA
GINII

https://www.msdmanuals.com/home/children-s-health-issues/learning-and-developmental-disorders/definition-of-developmental-disorders
https://www.cdc.gov/std/syphilis/CTApreg.htm
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2410/sifilis-pada-bayi-dan-anak-sifilis-kongenital
Q&A
TIARA:
Hubungan tes fungsi hati dengan sifilis?
Jawab: (Najwa & Resti)
Tes fungsi hati dilakukan untuk mendeteksi adanya Hepatitis Sifilis.
Hepatitis sifilis merupakan manifestasi sifilis yang jarang terjadi dengan insiden 0,2-38%. Sifilis, umumnya
dikenal sebagai “peniru hebat”, sebenarnya dapat menyerang organ tubuh mana pun. Hepatitis sifilis, juga
disebut "jaundice luetic," adalah manifestasi sifilis langka yang menandakan penyebaran spirochete ke
hati. Dikatakan hepatitis sifilis ketika terjadi peningkatan enzim hati (Salim, Farhan, & Surani, 2023).
Tes fungsi hati akan mengukur enzim, protein, dan zat yang diproduksi oleh hati dan dipengaruhi oleh
kerusakan hati. Hepatitis Sifilis biasanya ditandai dengan kadar alkali fosfatase yang sangat tinggi.
Beberapa anak penderita sifilis kongenital memiliki fungsi hati yang tidak normal, sehingga dibutuhkan
tes fungsi hati untuk mendiagnosis Hepatitis Sifilis.
Salim, S., Farhan, R., & Surani, A. (2023). Syphilitic Hepatitis: A Rare Cause of Elevated Liver Function Tests. Cureus, 15(1), e34312. https://doi.org/10.7759/cureus.34312
Waseem, M. (2023). Pediatric Syphilis. https://emedicine.medscape.com/article/969023-workup#c9

Anda mungkin juga menyukai