Makalah Gabungan
Makalah Gabungan
BAB I..................................................................................................................................3
1.1 Umum...................................................................................................................3
1.2 Maksud dan Tujuan..............................................................................................5
1.3 Ruang Lingkup dan Tata Urut..............................................................................5
BAB II.................................................................................................................................8
DASAR PEMIKIRAN..........................................................................................................8
2.1 Landasan Idiil.......................................................................................................9
2.2 Landasan Konstitusional....................................................................................10
2.3 Landasan Konseptual........................................................................................11
2.4 Landasan Visional..............................................................................................11
2.5 Landasan Operasional.......................................................................................12
BAB III..............................................................................................................................18
KONDISI SAAT INI...........................................................................................................18
3.1 Kurangnya Pemahaman Taruna Tentang Persustar dan Perkalemdiklat..............18
3.2 Minimnya Pengetahuan Taruna akan Kondisi di Masyarakat................................18
3.3 Menurunnya Kepedulian Sosial Taruna..................................................................19
3.4 Menurunnya Keimanan dan Ketakwaan Taruna....................................................19
BAB IV..............................................................................................................................20
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI.................................................................20
4.1 Minimnya Sosialisasi Persustar dan Perkalemdiklat oleh Taruna..........................20
4.2 Minimnya Interaksi Taruna dengan Masyarakat.....................................................20
4.3 Kurangnya Rasa Empati.........................................................................................21
4.4 Menurunnya Tingkat Keimanan Dan Ketaqwaan Taruna.......................................21
BAB V...............................................................................................................................22
KONDISI YANG DIHARAPKAN.......................................................................................22
5.1 Taruna Memahami Persustar dan Perkalemdiklat Polri.........................................22
5.2 Taruna Mampu Memahami Kondisi Masyarakat....................................................22
5.3 Meningkatnya Jiwa Sosial Taruna..........................................................................23
5.4 Meningkatnya Keimanan dan Ketaqwaan Taruna..................................................23
BAB VI..............................................................................................................................24
UPAYA YANG DILAKUKAN.............................................................................................24
6.1 Sosialisasi Persustar atau Perkalemdiklat kepada Taruna.....................................24
1
6.2 Kegiatan Seminar Bersama Masyarakat Akademisi……………….........................24
6.3 Bakti Sosial.............................................................................................................25
6.4 Digital Preaching.....................................................................................................25
BAB VII.............................................................................................................................26
PENUTUP........................................................................................................................26
7.1 Kesimpulan........................................................................................................26
7.2 Saran..................................................................................................................26
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Umum
Indonesia Emas adalah mimpi pemerintah untuk mewujudkan Indonesia
yang mampu bersaing dengan banyak negara maju. Indonesia diharapkan sudah
menyelesaikan berbagai masalah dasar, seperti kemiskinan. Tahun dipilih karena
bertepatan dengan 100 tahun kemerdekaan Indonesia. Salah satu indikator yang
ingin dicapai adalah, masuknya Indonesia menjadi tujuh kekuatan ekonomi
terbesar di dunia dalam 26 tahun mendatang. Kunci dari keberhasilan besar
Indonesia ini ditandai dengan keberadaan generasi milenial sebagai penduduk
produktif. Generasi milenial ini dianggap penentu sukses atau tidaknya mimpi
tersebut diwujudkan. Indonesia Emas adalah impian para generasi muda di
Indonesia untuk membentuk negara dan bangsa yang mampu bersaing dengan
bangsa lainnya, serta bisa menyelesaikan masalah-masalah yang mendasar di
Tanah Air, seperti korupsi dan kemiskinan. Indonesia Emas diprediksi akan
terjadi pada 100 tahun kemerdekaan Indonesia, yaitu pada tahun . Untuk
menjadikan Indonesia emas, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu
kualitas Sumber Daya Manusia, terutama pemuda Indonesia. Pemuda Indonesia
memiliki peran penting sebagai generasi penerus bangsa yang bisa menjadi
pemimpin Indonesia dan bisa mengambil keputusan yang tepat demi
pertumbuhan ekonomi dan kemajuan negara Indonesia.
Adapun visi dari Indonesia Emas antara lain sebagai berikut :
3
harus memperkuat perlindungan dan pemenuhan hak manusia di
lndonesia maupun dunia.
4
6) Kekuatan Maritim Dunia. Indonesia merupakan negara yang
memiliki wilayah lautan yang luas, dari Sabang hingga Merauke sehingga
sudah menjadi impian bahwa di masa datang Indonesia akan mampu
menjadi negara dengan kekuatan maritim yang dipandang di dunia.
Untuk mencapai impian itu, Indonesia harus memiliki kekuatan militer
yang memadai untuk melindungi kepentingan nasional.
a. Bab I Pendahuluan.
Bab ini berisi tentang penjelasan singkat tentang peran Resimen
Korps Taruna, kebutuhan teknologi dalam kehidupan Taruna, dan adanya
degradasi moral yang harus diatasi oleh Resimen Korps Taruna.
5
c. Bab III Kondisi Resimen Korps Taruna Saat Ini.
Bab ini berisi tentang keadaan yang berpengaruh terhadap kondisi
Resimen Korps Taruna dalam meningkatkan kemampuan Taruna untuk
mengatasi degradasi moral di era globalisasi.
6
BAB II
DASAR PEMIKIRAN
Moral adalah perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok sosial.
Moral sendiri berarti tata cara, kebiasaan, dan adat. Perilaku moral dikendalikan
konsep konsep moral atau peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi
anggota suatu budaya.1
Di dalam bahasa Indonesia, kata tentang moral diterjemahkan dengan
“aturan kesusilaan” ataupun suatu istilah yang digunakan untuk menentukan
sebuah batas-batas dari sifat peran lain, kehendak, pendapat atau batasan
perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik maupun buruk.
Kata 'moral' sering disamakan dengan kata 'etika', karena kedua kata tersebut
sama-sama mempunyai arti kebiasaan, adat. Moral itu sendiri dapat diartikan
sebagai nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang
atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Di samping itu, terdapat kata
yang berhubungan dengan moral yang merupakan kata berimbuhan yang
berasal dari kata 'moral', yaitu 'moralitas'. 'Moralitas' adalah sifat moral atau
keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk. Jadi,
Moralitas suatu perbuatan artinya segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya
perbuatan tersebut.
Istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan
yang memiliki nilai positif.2 Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral
artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif dalam pandangan
manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh
manusia. Moral secara eksplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan
1
Alim Sumarno, “Perkembangan Moral Peserta Didik,” Kompasiana, 24 Juni 2015,
https://www.kompasiana.com/kamedunt/551804f3a333117107b663d1/perkembangan-moral-
peserta-didik
2
Pebby Pebrianti, “Etika Profesi dan Hukum Keseh,”Online Learning, 5 Oktober 2021,
https://onlinelearning.uhamka.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=107182
7
proses sosialisasi individu. Tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses
sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak
orang yang memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang
sempit.3 Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia
harus memiliki moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai
kemutlakan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap
moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat. Moral adalah perbuatan,
tingkah laku atau ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia. Apabila
yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di
masyarakat tersebut dan dapat diterima serta
menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral
yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya dan agama.
Setiap budaya memiliki standar moral yang berbeda-beda sesuai
dengan sistem nilai yang berlaku dan telah terbangun sejak lama.
8
tingkah laku diharapkan dapat mewujudkan sosok Taruna yang memiliki sifat
yang diinginkan oleh masyarakat. Sebagai output, nantinya Taruna memiliki
hubungan dan kerjasama yang baik dengan masyarakat sehingga mewujudkan
kewibawaan sebagai perwira yang mampu membawa perubahan positif kepada
sekitarnya dan membawa kemampuan yang dimiliki di satuan wilayahnya.
Sehingga makalah ini dibuat untuk menjawab tantangan di era Globalisasi ini
dengan memperbaiki lunturnya nilai karakter dan tingkah perilaku.
9
bertanggung jawab, pemerintah memandang perlu penguatan pendidikan
karakter. Maka atas dasar pertimbangan tersebut, pada tanggal 6 September
2017, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden
(Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.
5
Pierre Lavender, “Wawasan Nusantara”, mediaindonesia, 20 Juni 2022,
https://mediaindonesia.com/humaniora/500641/wawasan-nusantara-fungsi-tujuan-dan-makna-
bagi-bangsa-indonesia
10
6
Indonesia Emas adalah suatu upaya dalam membangun generasi emas
yang dimana adalah sebuah konsep penerapan untuk menyiapkan suatu
generasi penerus bangsa Indonesia pada 100 tahun emas Indonesia merdeka
antara tahun 1945 sampai tahun . Namun masih sangatlah di sayangkan visi
yang sangat baik ini masih berbentuk opini yang dimana belum terdapat kerja
atau karya nyata untuk membuktikan akan adanya Indonesia emas pada tahun
nanti. Pada hakekanya yang menjadi PR besar dalam mewujudkan impian ini
adalah pemuda, sebagai generasi dan penerus bangsa. Kondisi masa kinipun
sangatlah mengkhawatirkan, dimana pemuda sebagian besar hanya sibuk
dengan urusan smartphonenya masing-masing dan terjebak dalam sifat
individualisnya yang telah tertanam kuat pada pikiran mereka.
11
untuk mendapatkan sejumlah keuntungan yang bahkan lebih dari kata
cukup dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Oleh karena itu
kontribusi pemuda dan peran pemerintah dalam menggapai sebuah
impian agar tercapainya Indonesia emas pada tahun ini haruslah bisa
berjalan dengan selaras agar tidak terjadinya ketimpangan sosial yang
terjadi antara para pemuda dengan pemerintah yang mampu menghambat
proses tercapainya Indonesia emas , terutama dalam upaya peningkatan
produksi lokal agar mampu bersaing dengan produk luar negeri dalam
ketatnya daya saing di dunia global saat ini, sehingga negara Indonesia
mampu untuk menunjukkan bahwa produk Indonesia tidaklah kalah
bagusnya dibanding produk non lokal lainnya yang telah banyak beredar
di negeri ini baik itu dari segi kualitas maupun segi kuantitasnya.
12
mampu mencapai atau meraih kemerdekaannya. Dan perlu diingat lagi
bahwasannya itu merupakan gerakan-gerakan para pemudanya yang
memiliki jiwa semangat yang luar biasa.
Oleh karena itu kita sebagai pemuda yang sudah bisa menikmati
kemerdekaan tanpa harus seperti pemuda zaman dahulu yang rela
berkorban nyawanya hanya demi kerdekaan harusnya bisa membuat
Indonesia ini bisa lebih bersinar lagi di mata dunia, terutama dibidang
peningkatan produk lokalnya agar mampu bersaing dengan produk non
lokal yang bisa dibilang produknya lebih baik dibanding produk lokal
sehingga produk lokal pun memiliki daya tarik yang sedikit. Namun perlu di
ingat bahwasanya peran pemerintah pun disini juga sangat menentukan
nasib akan tercapai atau tidaknya impian Indonesia emas ini, dan kita
sebagai pemuda sangatlah dipacu agar bisa berpikir kreatif dan mampu
berkontribusi agar mampu membuat produk lokal negeri ini bisa bersaing
di saat semakin ketatnya daya saing global pada saat ini sehingga negara
Indonesia mampu meningkatkan kualitas produknya sehingga memiliki
dampak yang baik dan positif demi kesejahteraan masyarakatnya.
13
baik dan buruk tentang perbuatan dan kelakuan (akhlak). Menurut Lillie,
kata moral berasal dari mores (Bahasa Latin) yang berarti tata cara dalam
kehidupan atau adat istiadat (Baduningsih, 2004:24). Huky (dalam
Daroeso, 1986:22) memahami pengertian moral dengan tiga acara:
14
moral yang merupakan tanda kehancuran suatu bangsa diantaranya
meningkatnya kekerasan pada remaja, penggunaan kata-kata yang
memburuk, pengaruh peer group atau rekan kelompok yang kuat dalam
tindak kekerasan, meningkatnya penggunaan narkoba, alkohol dan seks
bebas, kaburnya batasan moral baik dan buruk, menurunnya etos kerja,
rendahnya rasa hormat kepada guru dan orang tua, rendahnya rasa
tanggung jawab individu dan warga negara, membudayanya ketidak
jujuran, adanya saling curiga, dan kebencian di antara sesama.
15
system ”.9 Dunia modern dilandasi oleh perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, semakin mengaburkan batas negara secara ekonomis serta
makin maraknya norma dan nilai-nilai universal yang dijadikan acuan
masyarakat internasional. Manusia telah menjadi “cyberspace” yang
dimanfaatkan dalam ranah individu hingga Negara, bahkan dunia global
yang borderless, mampu menembus semua belahan masyarakat di
seluruh penjuru dunia. Realitas ini mendesak semua lini masyarakat
untuk segera tanggap melakukan redefinisi situasi dan mengambil suatu
sikap agar tidak larut dalam gelombang yang sangat sulit diprediksi
arusnya. Dalam merespon perkembangan ini sumber daya manusia
menjadi penting sebagai agent of change ketika harus menyesuaikan
dengan dunia luar. (j, Winardi, 2008, Management of Change.10
9
Brigjen Pol Teddy Minahasa Putra, S.H., S.I.K., “Mewujudkan Kemandirian Bangsa dapat
Memperkokoh Ketahanan Nasional”, Lemhanas, 30 Desember 2017,
https://www.lemhannas.go.id/images/Publikasi_Humas/Jurnal/Jurnal_Edisi_32_Desember_2017.pdf
10
Muhammad Arifin, “STRATEGI MANAJEMEN PERUBAHAN DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN DI
PERGURUAN TINGGI”, 1 Maret 2017, Medianeliti,
https://media.neliti.com/media/publications/54881-ID-strategi-manajemen-perubahan-dalam-
menin.pdf
16
BAB III
KONDISI SAAT INI
17
3.3 Menurunnya Kepedulian Sosial Taruna
Kepedulian sosial adalah perasaan bertanggung jawab atas kesulitan
yang dihadapi oleh orang lain. Hal ini merupakan nilai penting harus dimiliki oleh
semua orang karena sejatinya manusia adalah makhluk sosial yang tidak pernah
bisa hidup sendiri. Namun seiring dengan perkembangan zaman, di era
globalisasi ini tingkat kepedulian sosial terus mengalami degradasi.
18
BAB IV
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Dibalik terjadinya kondisi saat ini di Resimen Korps Taruna Akademi TNI &
Polri terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penurunan sikap
perilaku atau degradasi moral Taruna.
19
4.3 Kurangnya Rasa Empati
Fenomena yang banyak terjadi saat ini, banyak menggambarkan
mengenai menurunnya rasa empati taruna. Empati merupakan suatu keadaan
dimana seseorang dapat merasakan perasaan, pikiran, dan keadaan dari orang
lain. Empati sendiri mempengaruhi nilai-nilai sosial dari antara satu individu
dengan individu lainnya, sehingga dengan adanya rasa empati dari masing-
masing pribadi individu akan meningkatkan nilai sosial dari masyarakat. Nilai dan
sikap empati yang rendah juga akan mempengaruhi moralitas dan kualitas diri
dari setiap Taruna. Kurangnya rasa empati dari para Taruna berpengaruh pada
degradasi moral Taruna sebagai calon Perwira TNI-POLRI.
20
BAB V
KONDISI YANG DIHARAPKAN
21
5.3 Meningkatnya Jiwa Sosial Taruna
Pengamalan persustar dan perkalemdiklat polri dalam kehidupan Taruna
diharapkan dapat membentuk sosok Taruna yang ideal dan siap mendukung
Indonesia emas di tahun . Sosok perwira di masa yang akan datang diharapkan
bisa menjadi pengayom dan pelindung masyarakat sehingga amatlah penting
untuk menjalin hubungan yang baik dengan seluruh lapisan elemen masyarakat.
Jiwa sosial menjadikan kunci utama agar hal tersebut dapat tercapai, penanaman
sifat tersebut haruslah sejak dini ditanamkan oleh setiap Taruna yaitu dengan
mengoptimalisasian setiap kegiatan Taruna yang berhubungan dengan
masyarakat sehingga membangun Taruna yang berjiwa sosial tinggi .Sosok
Taruna yang berjiwa sosial tinggi sekarang berarti menciptakan para petinggi
polri dan TNI yang dicintai oleh seluruh masyarakat Indonesia sehingga
tumbuhnya kepercayaan yang tinggi dari masyarakat terhadap institusi polri dan
tni. Hal tersebut menjadi modal besar bagi TNI dan Polri sehingga bisa
membantu negara Indonesia menjadi Indonesia emas di tahun.
22
BAB VI
UPAYA YANG DILAKUKAN
Upaya atau biasa disebut dengan usaha menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia atau biasa disingkat dengan KBBI memiliki arti untuk mencapai suatu
maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar. Dari beberapa bab
sebelumnya dijelaskan bahwa kondisi saat ini yang terjadi di kehidupan Taruna
dan kondisi yang diharapkan kedepannya. Fungsi dan tujuan dari upaya inilah
yang mampu merubah kondisi saat ini menjadi kondisi yang diharapkan.
Untuk mencapai kondisi yang diharapkan ini, Resimen Korps Taruna
Akademi TNI & Polri mencoba mewujudkannya dengan optimalisasi indoktrinasi
kepada para taruna yang diharapkan dapat menekan angka terjadinya degradasi
moral yang terjadi di kalangan Taruna. Program ini terdiri dari 4 program yaitu;
24
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa era globalisasi
merupakan dampak utama terjadinya degradasi moral pada Taruna Akademi TNI
dan Taruna Akademi Kepolisian. Melihat kondisi yang terjadi saat ini di lingkup
Resimen Korps Taruna baik Akademi TNI maupun Akademi Kepolisian yaitu
kurangnya pemahaman Taruna tentang Persustar (Peraturan Khusus Taruna)
atau Perkalemdiklat (Peraturan Kepala Lembaga Pendidikan dan Latihan) karena
minimnya pendalaman oleh Taruna itu sendiri, pandangan Taruna terhadap nilai-
nilai moral yang ada di masyarakat secara umum yang kurang dipahami oleh
Taruna itu sendiri dikarenakan kurangnya pengetahuan dan wawasan oleh
Taruna, turunnya tingkat kepedulian sosial karena Taruna cenderung apatis dan
egois, serta penggunaan teknologi digital yang belum maksimal dikarenakan
terbatasnya penggunaan teknologi digital pada Taruna. Sehingga dalam
mengatasi hal tersebut diperlukan adanya perbaikan serta peningkatan moral
Taruna melalui program yang diajukan oleh Resimen Korps Taruna dengan
dasar penggoptimalisasian indoktrinasi kepada Taruna. Diharapkan program
tersebut dapat diterapkan dan berjalan dengan baik sehingga memberikan
dampak sesuai dengan yang diharapkan. Dalam mengatasi permasalahan
degradasi moral melalui program yang diajukan oleh Resimen Korps Taruna
tersebut tentunya memerlukan pengawasan dan pengendalian kemudian
dievaluasi untuk memastikan program-program tersebut dapat berjalan sesuai
dengan tujuan dan sasaran yang diharapkan.
7.2 Saran
Ditujukan kepada lembaga, diperlukan adanya evaluasi terhadap
kebijakan yang telah ditetapkan dengan cara mengawasi program dari Resimen
Korps Taruna baik di Akademi TNI ataupun Akademi Kepolisian. Evaluasi
tersebut dapat dilakukan dengan menyelaraskan kebijakan yang ada di lembaga
25
dengan program yang dijalankan oleh Resimen Korps Taruna. Dengan ini
harapannya lembaga dan Resimen Korps Taruna bekerja sama dalam mencapai
tujuan tersebut. Program-program yang telah diajukan oleh Resimen Korps
Taruna tidak akan berjalan sebagaimana mestinya tanpa adanya dukungan dari
lembaga dan partisipasi dari para Taruna.
26
DAFTAR PUSTAKA
27