NAMA KELOMPOK 1:
KELAS : X.MIPA 5
GURU : ERNA FITRAINI, S.PD.
Segala puji bagi Tuhan semesta alam, sehingga kami kelompok 1 dapat membuat
makalah yang berisi “Sistem Pembayaran dan Uang ”. Adapun tujuan dari makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan Ibu Erna Fitraini, S.Pd. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan perihal sistem pembayaran dan uang di
Indonesia.
Kami berterimakasih kepada Ibu Erna Fitraini, S.Pd. yang telah memberikan tugas
ini sebagai sarana menambah wawasan kami. Kami juga berterima kasih kepada semua
pihak yang membagi sebagian pengetahuannya yang menjadi sumber makalah ini.
Kami hanyalah manusia, sehingga makalah ini jauh dari kata sempurna. Kami berharap
akan kritik dan saran untuk memperkaya informasi yang terdapat dalam makalah ini. Kami
minta maaf jika ada kesalahan dan kepada Allah SWT kami mohon ampun.
Penyusun
KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
1.3 TUJUAN.................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 3
2.1 TEORI PEMBAGIAN KEKUASAAN NEGARA............................................... 3
2.1.1 PEMBAGIAN KEKUASAAN MENURUT JOHN LOCKE............................... 3
2.1.2 PEMBAGIAN KEKUASAAN MENURUT BARON DE MONTESQUIEU...... 3
2.1.3 PEMBAGIAN KEKUASAAN MENURUT ARTHUR MASS........................... 4
2.2 PRINSIP PEMBAGIAN KEKUASAAN DI INDONESIA.................................. 4
2.2.1 NEGARA KESATUAN DENGAN SISTEM SENTRALISTIK.......................... 5
2.2.2 NEGARA KESATUAN DENGAN SISTEM DESENTRALISTIK.................... 5
2.3 KONSEP PEMBAGIAN KEKUASAAN DI INDONESIA................................. 6
2.3.1 PEMBAGIAN KEKUASAAN SECARA HORIZONTAL.................................. 7
2.3.2 PEMBAGIAN KEKUASAAN SECARA VERTIKAL........................................ 7
2.4 MACAM-MACAM KEKUASAAN NEGARA DI INDONESIA....................... 7
2.4.1 LEMBAGA KEKUASAAN EKSEKUTIF........................................................... 8
2.4.2 LEMBAGA KEKUASAAN LEGISLATIF.......................................................... 9
2.4.2.1 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR)........................................................ 10
2.4.2.2 DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD)........................................................ 10
2.4.3 LEMBAGA KEKUASAAN YUDIKATIF........................................................... 11
2.4.3.1 MAHKAMAH AGUNG (MA)............................................................................. 11
2.4.3.2 MAHKAMAH KONSTITUSI (MK).................................................................... 12
2.4.3.3 KOMISI YUDISIAL (KY).................................................................................... 13
2.4.4 LEMBAGA KEKUASAAN KONSTITUTIF....................................................... 13
iii | S I S T E M
PEMBAYARAN DAN UANG
GURU : ERNA FITRAINI, S.PD.
BAB I
PENDAHULUAN
Setelah amandemen UUD 1945 usai reformasi 1998, terdapat penambahan dan
pengurangan lembaga negara dalam pembagian kekuasaan. Susunannya sebagai berikut:
1. Eksekutif oleh Presiden
2. Legislatif oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah
(DPD)
3. Yudikatif oleh Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi (MK), dan
Komisi Yudisial (KY)
4. Konstitutif oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
5. Eksaminatif oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
6. Moneter oleh Bank Indonesia (BI)
Presiden (dan Wakil Presiden) dipilih secara langsung oleh rakyat dalam
suatu pemilihan umum yang diselenggarakan oleh badan terkait, serta menjabat selama 5
tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama untuk satu kali masa
jabatan. Sebelum adanya perubahan terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) dalam periode waktu 5 tahun dan setelahnya dapat terpilih
lagi (tanpa batas).
Mahkamah Konstitusi terdiri dari sembilan orang hakim konstitusi (tiga orang
diajukan DPR, tiga orang diajukan Presiden, tiga orang diajukan MA). Adaun tugas dan
wewenang MK, antara lain:
2.4.3.3 Komisi Yudisial (KY)
Komisi Yudisial atau KY adalah lembaga yang dibentuk berdasarkan Undang-
Undang Dasar Tahun 1945 yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan
mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan,
keleluhuran martabat, serta perilaku hakim. Komisi Yudisial merupakan lembaga negara
yang bersifat mandiri dan dalam pelaksanaan wewenangnya bebas dari campur tangan atau
pengaruh kekuasaan lainnya.
Komposisi keanggotaan Komisi Yudisial terdiri atas dua mantan hakim, dua orang
praktisi hukum, dua orang akademis hukum, dan satu anggota masyarakat dimana
anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh presiden dengan persetujuan DPR.
Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) terdiri dari DPR dan DPD.
Adapun tugas dan wewenang MPR setelah amandemen, yaitu sebagaimana ditegaskan
Pasal 3 Undang-Undang Dasar Tahun 1945 menyatakan bahwa “MPR berwenang
mengubah dan mentapkan UUD, MPR melantik presiden dan/atau wakil presiden, MPR
dapat memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden dalam masa jabatannya menurut
UUD.”
Apabila ketua Mahkamah Agung berhalangan, sumpah atau janji anggota BPK
dipandu Oleh wakil ketua Mahkamah Agung. Keanggotaan BPK dipilih oleh DPR dengan
Menurut UU No. 23, Bank Indonesia merupakan lembaga Negara yang independen
dan bebas dari campur tangan pemerintah Negara, kecuali undang-undang. Bank Indonesia
sebagai lembaga independen ini memiliki kewenangan untuk melaksanakan kebijakan
moneter dan mengawasi bank-bank lainnya di Indonesia.
Bank Indonesia (BI) adalah bank sentral Republik Indonesia sesuai Pasal
23D Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD) dan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia. Sebelum seluruh sahamnya dibeli oleh
Pemerintah Indonesia, Bank ini awalnya bernama De Javasche Bank (DJB) yang didirikan
berdasarkan Oktroi pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Sebagai bank sentral, BI
mempunyai tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua dimensi, yaitu kestabilan nilai mata
uang terhadap barang dan jasa domestik (inflasi), serta kestabilan terhadap mata uang
negara lain (kurs).[4]
Untuk mencapai tujuan tersebut BI didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga
bidang tugasnya. Ketiga tugas ini adalah:
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran; serta
3. Mengatur dan mengawasi perbankan (tugas ini masih berlaku pasca-
UU OJK namun difokuskan pada aspek makroprudensial dalam rangka
menjaga stabilitas sistem keuangan di Indonesia).
Ketiga tugas tersebut dijalankan secara terintegrasi agar tujuan mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien. Setelah tugas
mengatur dan mengawasi perbankan secara mikroprudensial dialihkan kepada Otoritas Jasa
Keuangan, tugas BI dalam mengatur dan mengawasi perbankan tetap berlaku, namun
difokuskan pada aspek makroprudensial sistem perbankan.
BI juga menjadi satu-satunya lembaga yang memiliki hak untuk
mengedarkan uang di Indonesia. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya BI
dipimpin oleh Dewan Gubernur yang diketuai oleh seorang Gubernur Bank Indonesia.
3.1 KESIMPULAN
- Teori-teori mengenai pembagian kekuasaan negara antara lain, teori John
Locke, Teori Trias Politica, dan teori Capital Division Of Powers dan Areal
Division Of Powers
- Prinsip pembagian kekuasaan di Indonesia menggunakan prinsip sentralisasi
dan desentralisasi
- Konsep pembagian kekuasaan di Indonesia dibentuk secara horizontal dan
vertical.
- Macam-macam kekuasaan negara di Indonesia, antara lain kekuasaan
eksekutif, legislatif, yudikatif, konstitutif, eksaminatif, dan moneter.
3.2 SARAN
- Sebaiknya seluruh masyarakat menjalankan peran dalam penyelenggaraan
pemerintahan dalam upaya memajukan negara.
- Sebaiknya, kita sebagai generasi penerus bangsa, mampu berperan aktif dalam
penyelenggaraan pemerintahan dengan mengetahui dan memahami pembagian
kekuasaan negara Republik Indonesia