Anda di halaman 1dari 58

TUGAS 2 TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH

NAMA : RIRIN SETIA NINGSI PAMUNGKASIH

NIM : 859789618

JURUSAN : S1-PGSD

UPBJJ PALEMBANG

UNIVERSITAS TERBUKA

2023
Jurnal Pendidikan
e-ISSN: 2443-3586 | p-ISSN: 1411-1942
Website http://jurnal.ut.ac.id/index.php/jp

Open access under CC BY NC SA Vol. 24, No. 1, 2023, 1 - 12


Copyright © 2022, the author(s) DOI: 10.33830/jp.v24i1.3237.2023

Tantangan Pembelajaran Tematik Daring Dengan Model


Website Berbasis Youtube di Sekolah Dasar

Yusuf Rendi Wibowo1*, Andi Prastowo1


1Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Indonesia
*Corresponding Author: 21204082001@uin-suka.ac.id

Abstract: The purpose of this study is to reveal the challenges faced in online learning using a website
model through Youtube. This is because during distance learning from home, students at the MI / SD
level do a lot of online learning so that efforts are needed to make policies or solutions that can solve
the challenges that occur. Qualitative is chosen as the approach that the researcher applies, while the
method used is descriptive. The data collection technique used is by conducting interviews with class
IV teachers and grade IV students of SD IT Baitul Muslim Way Jepara. The results of the study found
that the challenges of learning the website model through Youtube were felt, namely: 1) Unstable
internet network quality, 2) prices and quota usage, 3) infrastructure facilities were not supportive,
4) power outages that interfered with the quality of the internet network, 5) Difficulty of monitoring
during the learning process. Some solutions that may be able to reduce these challenges are internet
quota subsidies to educators and students by working with the provider, Youtube is used to deliver
material only, for assignments it can be through Whatsapp or Google Classroom only, and the last
solution if you don't want there to be challenges as explained, it is better to apply PTMT (limited face-
to-face meetings).

Keywords: elementary school, obstacles, website model, youtube.

Abstrak: Tujuan dilakukannya penelitian ini ialah untuk mengungkapkan tantangan-tantangan


yang dihadapi dalam pembelajaran online menggunakan model website melalui youtube. Hal ini
dikarenakan selama pembelajaran jarak jauh dari rumah, peserta didik dalam jenjang MI/SD
banyak melakukan pembelajaran secara daring sehingga butuh upaya pengambilan kebijakan atau
solusi yang bisa menyelesaikan tantangan yang terjadi. Kualitatif dipilih sebagai pendekatan yang
peneliti terapkan, sedangkan metode yang diguanakan ialah deskriptif. Teknik pengambilan data
yang digunakan yaitu dengan melakukan wawancara pada guru kelas IV dan murid kelas IV SD IT
Baitul Muslim Way Jepara. Hasil dari penelitian didapatkan bahwa tantangan pembelajaran model
website melalui youtube yang dirasakan yaitu: 1) Kualitas jaringan internet yang tidak stabil, 2)
harga dan penggunaan kuota, 3) fasilitas sarana prasaran kurang mendukung, 4) pemadaman
listrik yang mengganggu kualitas jaringan internet, 5) Sulitnya pemantaun saat proses
pembelajaran dilakukan. Beberapa solusi yang mungkin bisa mengurangi tantangan tersebut ialah
subsidi kuota internet ke pendidik dan peserta didik dengan cara bekerja sama dengan pihak
provider, youtube digunakan untuk menyampaikan materi saja, untuk penugasan bisa melalui
Whatsapp atau Google Classroom saja, dan solusi yang terakhir jika tidak ingin ada tantangan-
tantangan seperti halnya yang sudah dijelaskan maka lebih baik terapkan PTMT (pertemuan tatap
muka terbatas).

Kata Kunci: model website, MI/SD, tantangan, youtube.

Jurnal Pendidikan, Vol. 24, No. 1, 2023 1


PENDAHULUAN

Indonesia tengah diterpa pandemi Covid-19 dan sudah berjalan dua tahun
lamanya, sejak awal tahun 2020 sampai sekarang di tahun 2022. Penyebaran virus ini
berakibat dibanyak dimensi kehidupan, baik ekonomi, sosial, politik, budaya, maupun
pendidikan (Prasetya et al, 2021). Pandemi tersebut berdampak pada sistem
pembelajaran yang dilakukan, yang mulanya pembelajaran dilakukan secara langsung
serta konvensional, namun saat virus ini mewabah, pembelajaran dilaksanakan tanpa
interaksi langsung untuk mencegah penularan Covid-19 terjadi kepada peserta didik,
pendidik dan seluruh warga sekolah (Gusty et al., 2020; Krishnapatria, 2020)
Selaras dengan hal tersebut, dampak pembelajaran online menurut penelitian
sebelumnya adalah guru tidak dapat melihat secara langsung kegiatan proses belajar
mengajar, serta tidak dapat memastikan apakah peserta didik menyimak dengan baik atau
membuka review materi pendidik, dalam kegiatan belajar MI/SD dijelaskan berlandaskan
hasil penelitian lain bahwa kegiatan belajar online pada MI/SD dapat dilaksanakan secara
kondusif jika ada kolaborasi yang baik antara pendidik, peserta didik dan orang tua/wali
serta kegiatan menuntut ilmu harus dilakukan dengan pemantauan dan bimbingan (Dewi,
2020: Churiyah et al., 2020; Nashir & Laili, 2021).
Pembelajaran online adalah pembelajaran yang berlangsung secara online atau
melalui jaringan guru-siswa yang tidak berlangsung secara tatap muka (Pohan, 2020).
Belajar secara online selama pandemi mengharuskan guru, murid, serta orang tua/wali
untuk mengetahui tentang teknologi dan menggunakan semua kemutakhiran teknologi ini
untuk mendukung pembelajaran yang optimal (Hety, 2020). Pembelajaran online
tentunya memiliki keuntungan dan tantangannya sendiri apabila dikomparasikan dengan
pembelajaran langsung di kelas. Salah satu manfaat belajar secara online ialah
membangun jiwa mandiri serta tanggung jawab atas kewajiban siswa ( Intania & Sutama,
2020; Yulianti & Sulistiyawati, 2020).
Senada dengan hasil penelitian terdahulu, ia juga menyatakan bahwa kegiatan
belajar secara online telah menciptakan kejenuhan pada peserta didik dan tidak tertarik
untuk belajar karena kenyataan bahwa mereka diberi pekerjaan rumah yang begitu
banyak menjadikan murid malas dalam menyelesaikan pekerjaan rumah dan juga menjadi
tantangan untuk menggambarkan guru melakukan penilaian (Putria et al., 2020).
Kekurangan pembelajaran berbasis website bagi siswa adalah siswa merasa terasing dari
latihan dan tidak adanya komunikasi dinamis dari murid dan orang tua. Artinya, orang
tua/wali mudah kesal saat mengajari anaknya karena sulit dipahami anak dalam proses
pembelajaran online ( Sapta et al., 2021; Yuliani et al., 2020)
Salah satu cara untuk menghilangkan kejenuhan peserta didik dan pendidik saat
kegiatan belajar tengah berlangsung adalah menggunakan model pembelajaran yang
menerapkan kemajuan teknologi yaitu model pembelajaran pada website, sebagai bahan
ajar dalam format elektronik yang menjadikan kegiatan menuntut ilmu memiliki daya
tarik lebih serta bisa diakses tidak terhalang oleh ruang dan waktu. Pendayagunaan TIK
sebagaimana ditunjukkan oleh Permendikbud No.22 tahun 2016 menjadi salah satu
standar proses yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar (Najuah
et al., 2020). Menggunakan teknologi untuk proses pembelajaran dengan menggunakan
website saat ini yang dapat berupa smartphone, dimana smartphone tersebut dapat
digunakan untuk mengakses youtube baik melalui browser maupun dengan Aplikasi
YouTube yang dapat diunduh dan diinstal dari Playstore atau Appstore, yang pastinya
praktis untuk pencarian informasi utamanya di ranah pendidikan dari aplikasi serta web
(Mukti & Anggraeni, 2020).
Pada kegiatan belajar secara online sekarang, alat bantu pembelajaran Youtube
berupa video pendidikan amat bermanfaat dalam kegiatan belajar dikarenakan tak

2 Jurnal Pendidikan, Vol. 24, No. 1, 2023


memerlukan pertemuan langsung untuk memberikan materi kepada peserta didik. Cara
menjangkau peserta didik dengan video pembelajaran, pendidik cukup membagikan link
youtube sehingga peserta didik dapat dengan mudah mengaksesnya (Wulandari et al.,
2021).
Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model website tidak
selalu berjalan mulus dalam pengaplikasiannya pada saat pandemi Covid-19 (Churiyah et
al, 2020; Wiswanti & Belaga, 2020). Semua model pembelajaran dipastikan memiliki
tantangan-tantangan pada saat proses penggunaannya, begitu juga dengan model website
dengan media youtube ini. Peneliti sudah melakukan observasi dan wawancara,
didapatkan data bahwa pada kelas IV SD IT Baitul Muslim Way Jepara terdapat tantangan
dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model website berbantuan Youtube. Tantangan
ini didapatkan peneliti baik itu tantangan yang dihadapi pendidik maupun peserta didik.
Tantangan dalam pelaksanaan pembelajaran model website berbantuan Youtube
contohnya seperti terbatasnya penggunaan smartphone serta kuota. Kegiatan belajar
menjadi kurang bermakna serta minat belajar peserta didik turun dapat disebabkan oleh
hal tersebut (Fadia & Fitri, 2021).
Tabel 1 menunjukan data hasil belajar peserta didik kelas IV SD IT Baitul Muslim
Way Jepara yang peneliti dapatkan dari pihak sekolah saat menerapkan model website
berbantuan Youtube tersebut.

Tabel 1. Nilai Rata-Rata PH IPA Kelas IV SD IT Baitul Muslim Way Jepara


No. Nilai Banyaknya Siswa Jumlah Nilai
1. 50 3 150
2 55 11 605
3. 60 14 840
4. 65 27 1755
5 70 9 630
6 75 6 450
7 80 3 240
8 85 5 425
9 90 3 270
10 95 4 380
11 100 3 300
Jumlah Siswa 88
Jumlah Nilai 6064
Rata-Rata 68,90
Keterangan:
Jumlah Nilai = 6064 Rata-Rata = 68,90
Nilai Tertinggi = 100 KKM = 70
Nilai Terendah = 50

Berdasarkan data hasil belajar IPA Kelas IV SD IT Baitul Muslim dengan


menggunakan model website berbantuan youtube yang didapat dari pihak sekolah
tersebut, terdapat rata-rata nilai dari pada peserta didik yang tergolong rendah karena
masih terdapat cukup banyak peserta didik yang mendapatkan nilai PH IPA dibawah KKM
yaitu dengan rata-rata 68,90. Hal ini menjadi sebuah pertanyaan, apakah dengan
menggunakan model website berbantuan youtube terdapat kendala dalam
pelaksanaannya. Lebih lanjut peneliti mencoba mencari apa yang menjadi penyebab hal
itu terjadi.
Pengajar dan pembelajar mengalami masalah ketika menerapkan belajar secara
online (Wahyudi et al., 2021). Pembelajaran online tidak mempermudah kegiatan belajar,
melainkan mempersulit pendidik dan peserta didik SDN 79/VII Kasiro Batang Asai untuk
belajar. Lemahnya kegiatan belajar online dikarenakan fasilitas yang kurang, jaringan

Jurnal Pendidikan, Vol. 24, No. 1, 2023 3


internet yang buruk dan pendidik yang tidak mahir dalam menggunakan internet,
menyebabkan kegiatan belajar menjadi tidak efisien dan terkelola dengan buruk pada saat
kegiatan belajar secara online, serta kuota yang mahal juga menjadi tantangan yang
dialami baik dari pendidik maupun peserta didik (Abroto et al, 2021). Penelitian lain
mengungkapkan tantangan dalam pembelajaran daring yaitu terdapat pedserta didik yang
tidak mempunyai smartphone, ada pula peserta didik yang mempunyai smartphone
namun tidak mendukung untuk pembelajaran daring karena smartphone yang sudah
usang terlebih lagi ada juga yang tertantangan dengan sinyal dalam pengiriman tugas,
peserta didik yang lain beberapa tidak memiliki smartphone sehingga harus meminjam
baik dengan teman atau tetanngganya, serta orang tua yang mempunyai smartphone
namun pada saat siang hari dimana kegiatan pembelajaran daring berlangsung mereka
pergi bekerja yang secara otomatis tidak bisa mendampingi anak dalam belajar
(Anugrahana, 2020). Adapun penelitian lain mengatakan ada dua tantangan besar yang
mengganggu dalam pembelajaran daring hal itu adalah masalah jaringan dan kuota yang
belum mencukupi (Firdaus, 2020; Jamaluddin et al., 2020; Qurrotaini et al., 2020).

METODE PENELITIAN

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif untuk digunakan pada penelitian ini.


Kualitatif merupakan riset yang menelaah atau menjelaskan kasus atau fenomena yang
terjadi di lapangan, individu atau kelompok bisa melakukannya agar mendapatkan data
sesuai dengan realitas yang ada. Selanjutnya, metode deskriptif dipilih dalam penelitian ini,
penelitian yang dimaksudkan adalah dengan mengkaji fenomena, keadaan, suasana,
kejadian atau faktor lainnya, data yang didapatkan disajikan berupa karya ilmiah
(Sugiyono, 2017). Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber data untuk menguji
kredibilitas dari data yang didapat. Penelitian ini dilakukan pada semester genap
2021/2022. Lokasi penelitian ini yaitu di SD IT Baitul Muslim Way Jepara. Penelitian ini
mendeskripsikan tentang tantangan model website melalui youtube di kelas IV SD IT Baitul
Muslim Way Jepara. Subjek pada penelitian ini ialah pendidik kelas IV serta peserta didik
kelas IV SD IT Baitul Muslim Way Jepara. Observasi dan wawancara menjadi teknik
penelitian yang digunakan oleh peneliti. Informan yang diwawancarai yaitu Bapak F.A,
Bapak A.M dan Ibu A.S dengan 20 pertanyaan dengan durasi wawancara masing-masing
informan 30 menit. Untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan ada beberapa tahap
yang harus dilakukan yaitu dengan cara memaparkan informasi yang didapat, mengurangi
data yang tidak perlu, serta membuat kesimpulan sesuai dengan data atau informasi yang
diterima (Sugiyono, 2017).

Tabel 2. Informan dalam Wawancara


No. Inisial Nama Status Jenis Kelamin
1. A.M Guru Kelas Pria
2. A.S Guru Kelas Wanita
3. F.A Guru Kelas Pria

Peneliti menggunakan triangulasi sumber data untuk mengumpulkan informasi


yang dibutuhkan. Terdapat beberapa aspek yang dinilai penting untuk mendapatkan data
hasil wawancara sehingga data yang dikumpulkan dapat terukur serta tidak keluar dari
jalur dari apa yang ingin peneliti cari dan buktikan. Peneliti menggunakan aspek yang
digunakan oleh peneliti sebelumnya (Abroto et al., 2021). Aspek tersebut yaitu penerapan
sistem belajar daring serta penerapan model pembelajaran berbasis youtube.

2 Jurnal Pendidikan, Vol. 24, No. 1, 2023


Tabel 3. Kisi-Kisi Wawancara Pendidik
No. Aspek Pertanyaan
1. Penerapan 1. Apakah dengan adanya pandemi Covid-19 yang belum berakhir
sistem ini menjadi kendala terhadap pendidikan yang ada di SD IT
belajar Baitul Muslim? (Berikan alasan)
daring 2. Apakah di SD IT Baitul Muslim sudah memanfaatkan teknologi
dalam pembelajaranya?
3. Bagaimana sistem pembelajaran daring di SD IT Baitul Muslim
berlangsung?
4. Apakah kondisi sarana prasarana sistem pembelajaran daring di
SD IT Baitul Muslim mendukung?
7. Bagaimana kualitas sinyal di lingkungan SD IT Baitul Muslim?
9. Apakah dalam pembelajaran daring di lingkungan SD IT Baitul
Muslim sering terkendala oleh masalah pemadaman listrik?
2. Penerapan 5. Bagaimana penggunaan model website melalui Youtube di SD IT
model Baitul Muslim?
pembelajaran 6. Bagaimana respons peserta didik saat pembelajaran dibantu
berbasis dengan media video youtube?
youtube 8. Kesulitan seperti apa yang pendidik alami pada saat melakukan
pembelajaran daring menggunakan model website khususnya
melalui video Youtube di SD IT Baitul Muslim?
10. Apakah penggunaan kuota menjadi kendala saat pembelajaran
daring khusunya model website & mobile learning?

Tabel 4. Kisi-Kisi Wawancara Peserta Didik


No. Aspek Pertanyaan
1. Penerapan sistem 1. Apakah peserta didik merasa kesulitan belajar dengan
belajar daring adanya pandemi covid-19?
2. Apakah peserta didik merasa kesulitan dalam
pembelajaran daring?
3. Apakah peserta didik bosan dalam pembelajaran daring?
4. Apakah peserta didik malas dalam melakukan
pembelajaran daring?
6. Apakah peserta didik bisa mengikuti pembelajaran?
7. Apakah peserta didik paham materi yang disampaikan
pendidik?
11. Apakah peserta didik terkendala HP/Laptop dalam
pembelajaran daring?
12. Apakah peserta didik punya lebih dari 1 HP/Laptop?
13. Apakah peserta didik terkendala pemadaman listrik saat
pembelajaran daring?
14. Apakah peserta didik terkendala oleh kuota dalam
pembelajaran daring?
15. Apakah peserta didik bisa menggunakan sarana
pembelajaran daring (HP/Laptop) tanpa bantuan orang
tua?
2. Penerapan model 8. Apakah peserta didik suka dengan materi berbentuk
pembelajaran video youtube?
berbasis youtube 5. Apakah peserta didik terkendala jaringan/sinyal dalam
pembelajaran daring menggunakan model pembelajaran
berbasis youtube?
9. Apakah peserta didik bisa memahami pembelajaran
dengan bentuk video yotube?
10. Apakah peserta didik memperhatikan pendidik dalam
proses pembelajaran?

Jurnal Pendidikan, Vol. 24, No. 1, 2023 3


TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Kegiatan belajar berbasis web yang diterapkan pada SD IT Baitul Muslim Way
Jepara menghadapi beberapa tantangan, tantangan tersebut dapat dikelompokan menjadi
dua yaitu tantangan dari guru dan siswa.

Tantangan yang Dialami Pendidik


Dalam implementasi pada kegiatan belajar online SD IT Baitul Muslim Way Jepara
melalui youtube, model website pasti akan menciptakan sesuatu yang baru pada kegiatan
belajar, yang biasanya diterapkan secara langsung kemudian diubah menjadi sistem
online, yang tentunya menimbulkan masalah untuk SD/MI. Mulai dari jaringan internet
yang tidak mendukung, peserta didik yang belum mempunyai handphone, pendidik yang
belum mahir dalam berinternet, dll. Penelitian ini menargetkan pada pendidik kelas IV ibu
AS, bapak FA, bapak AM serta seluruh siswa kelas IV SD IT Baitul Muslim Way Jepara.
Berdasarakan dari respon pendidik yang hal ini diungkapkan oleh bapak FA beliau
mengatakan “Kami di daerah yang menjadi tantangan adalah Kualitas sinyal yang belum
merata juga dengan ada beberapa kasus peserta didik harus bergantian menggunakan
gadget dengan kakak/adik sehingga pembelajaran tidak maksimal.” Hal ini berarti sinyal
menjadi salah satu tantangan yang cukup menjadi tantangan dalam proses pelaksanaan
model website melalui youtube.
Lalu, beliau juga mangatakan “Tentu jika berbicara sarana dan prasarana belum
semaksimal yang diharapkan terutama pada jaringan sinyal dan kemampuan guru dalam
mendesain pembelajaran melalui video.” Hal ini berarti sarana dan prasana belum
maksimal dalam penggunaannya dan menjadi salah satu tantangan dalam pelaksanaan
model website melalui youtube.
Kemudian, respon dari bapak AM mengatakan “Ya, kuota menjadi salah satu
tantangan bagi peserta didik maupun pendidik, karena memang di Way Jepara sinyal yang
bisa dibilang paling stabil adalah Telkomsel. Dan sejalan dengan sinyal yang stabil harga
kuota data pun bisa dikatakan lebih mahal dari provider lain.” Hal ini dapat dipahami
bahwa untuk mendapatkan sinyal yang bagus diperlukan kuota dari provider telkomsel
yang notabene memiliki harga yang cukup mahal, ini menjadi salah satu tantangan yang
dialami dalam pembelajaran model website melalui youtube di SD IT Baitul muslim Way
Jepara.
Selanjutnya, respon dari ibu AS mengatakan “Ketika kami pendidik menggunakan
model website ini, memang dirasakan sangat membantu dalam memberikan materi
kepada peserta didik, namun di sisi lain kami tidak bisa memantau secara langsung dalam
pembelajarannya, itu menjadikan kelemahan dan tantangan ketika menggunakan model
ini.” Dari pernyataan ibu AS tersebut pendidik kesulitan dalam memantau peserta
didiknya dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara yang sudah dipaparkan dapat disimpulkan
bahwasanya tantangan yang dialami oleh pendidik itu berupa yang pertama adalah sinyal,
sinyal ini menjadi salah satu faktor yang sangat menghambat Dalam proses pelaksanaan
model website melalui YouTube di SD IT Baitul muslim Way Jepara. Yang kedua tantangan
yang dirasakan oleh pendidik yaitu sarana prasarana yang belum maksimal SDIT Baitul
muslim Way Jepara seperti ada beberapa guru yang belum memiliki HP/laptop yang
memadai pembelajaran sehingga guru kesulitan dalam mendesain video untuk
melaksanakan model website melalui YouTube. Tantangan yang ketiga yaitu adalah biaya
kuota yang cukup mahal untuk mendapatkan sinyal Yang baik, Hal ini sangat menghambat
Dalam proses pembelajaran model website melalui YouTube. Tantangan yang keempat
yaitu sulitnya pemantauan pembelajaran peserta didik dikarenakan pendidik tidak
langsung melihat bagaimana pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik, kurang
maksimalnya pemantauan saat pembelajaran menggunakan youtube, Pembelajaran tidak

4 Jurnal Pendidikan, Vol. 24, No. 1, 2023


efektif jika pendidik tidak memiliki kendali atas kelangsungan proses pembelajaran,
apalagi jika pembelajaran dilakukan secara online.

Tantangan yang dialami Peserta Didik


Siswa juga mengalami tantangan karena belum terbiasa dengan pembelajaran
online, tantangan yang dialami oleh guru atau pendidik tentunya siswa kelas IV juga
merasakannya terutama ketidakstabilan pada jaringan internet karena sekolah terletak di
daerah perdesaan, permasalahan berikutnya yang dirasakan oleh murid adalah bahwa
tentunya tidak semua siswa kelas IV memiliki handphone, hal ini bisa jadi masalah dalam
kegiatan belajar, serta minimnya ilmu mengenai penggunaan bisa menghambat
kelangsungan belajar mengajar.
Proses pembelajaran dengan sistem online model website melalui youtube di SD IT
Baitul Muslim Way Jepara khususnya kelas IV dan guru-guru yang menjadi subyek
penelitian ini tentunya akan menemui beberapa permasalahan yang telah disebutkan di
atas, yang menjadi tantangan untuk pelaksanaan belajar mengajar, masalah yang dialami
murid pada kegiatan belajar online, seperti masih adanya murid yang tidak mempunyai
smartphone, jaringan yang tidak baik, keterbatasan kuota untuk mengakses youtube,
lokasi sekolah yang terletak di daerah perdesaan. Untuk mengetahui informasi secara
komprehensif, data dipaparkan pada Gambar 1.

90%
80%
70% 78%

60%
60% 61%
50% 57%
40%
30%
20%
10%
0%
Jaringan internet Kuota terbatas Pemadaman listrik Fasilitas kurang
tidak stabil mendukung

Gambar 1. Tantangan yang dialami oleh Siswa SD IT Baitul Muslim Way Jepara

Berdasarkan Gambar 1 dapat diketahui beberapa tantangan dalam pembelajaran


dengan menggunakan model website melalui youtube, di SD IT Baitul Muslim Way Jepara
mulai dari jaringan internet yang tidak stabil ada 78% yang mengalami hal tersebut, ada
juga siswa yang mengelukan kuota yang terbatas dan biaya pembelian kuotanya yaitu
60%, tantangan ketika terjadi pemadaman listrik yaitu 61%, dan tantangan fasilitas
kurang mendukung sebanyak 57% Tantangan terbesar yang pertama kali ditemui siswa
adalah Internet yang tidak terlalu kuat dikarenakan sekolah terletak di perdesaan. Hal
tersebut menjadi tantangan terbesar yang ditemui peserta didik ketika melakukan
pembelajaran model web melalui youtube.
Tantangan kedua yang dialami siswa adalah kuota internet yang terbatas. 83%
murid mengalami tantangan tersebut yang berakibat sebagian murid tidak dapat
mengikuti proses pembelajaran, karena tantangan yang ada tersebut menghambat murid
untuk memperoleh materi dari guru yang menggunakan youtube dalam kegiatan belajar,
tentu hal ini menjadi tantangan dalam menguasai ilmu pengetahuan yang disampaikan
pengajar kepada murid. Tantangan ketiga yang dirasakan oleh peserta didik adalah masih
seringnya pemadaman listrik bergilir di Way Jepara. Listrik sangat berpengaruh dalam

Jurnal Pendidikan, Vol. 24, No. 1, 2023 5


teknologi manusia sekarang, utamanya di ranah pendidikan dimana seluruh bagian baik
pendidik dan peserta didik dituntut untuk memiliki smartphone/laptop sedangkan
smartphone/laptop memerlukan listrik untuk menghidupkannya, dan karena tantangan
listrik ini, sinyal provider juga ikut terganggu. Kemudian tantangan yang terakhir
dirasakan oleh peserta didik adalah fasilitas yang kurang mendukung. Karena tidak
seluruh peserta didik memiliki perangkat yang mendukung, murid yang belum memiliki
perangkat yang mendukung dihimbau untuk bergabung dengan teman yang sudah
memiliki perangkat yang mendukung, selain itu peserta didik memiliki tantangan pada
kegiatan belajar dikarenakan belum terbiasa dalam belajar dengan menerapkan model
website melalui youtube, lalu dengan adanya tantangan jaringan yang tidak stabil yang
dipengaruhi oleh lokasi tempat tinggal yang berada di pedesaan, serta tantangan yang
lainnya.
Tantangan-tantangan tersebut harus diatasi oleh pihak sekolah maupun peserta
didik. Keterbatasan kuota yang dirasakan oleh pendidik maupun peserta didik wajib
diantisipasi baik dari sekolah atau dari orang tua/wali peserta didik. Berbagai cara yang
bisa dilakukan untuk mengantisispasi tantangan tersebut seperti dengan menggunakan
dan mengupload video dengan ukuran tidak terlalu membebani penggunaan kuota peserta
didik dan pendidik. Lalu, menyediakan kuota dengan harga yang terjangkau atau jika bisa
dengan biaya nol rupiah (gratis) (Hayati, 2021). Tantangan terbesar yang dihadapi siswa
di atas adalah ketidakstabilan internet. Hal tersebut menjadi masalah untuk siswa,
keadaan fasilitas pembelajaran online tidak memungkinkan di lingkungan perdesaan
karena kurangnya perangkat yang mendukung, kurangnya penguasaan internet oleh
siswa, meskipun secara bertahap akan meningkat seiring penggunaan model website
melalui. Hal tersebut linier terhadap penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya yang
menjelaskan kekurangan menggunakan Youtube sebagai media pendidikan adalah tidak
seluruh peserta didik dan pendidik memiliki akses ke situs youtube serta dalam
mengakses situs youtube membutuhkan kuota internet, yang dimana kuota tersebut
dikenakan biaya tambahan (Latifah & Prastowo, 2020). Tantangan lain dalam
menggunakan media pembelajaran YouTube adalah jaringan internet yang terkadang
lambat, sehingga peserta didik kurang nyaman, mereka harus menunggu lama untuk
memutar video. Hal lain yang menjadi tantangan pada kegiatan belajar mengajar secara
online yaitu orang tua/wali yang gaptek menjadi tantangan tersendiri.
Tuntutan pendidikan tidak hanya membuat siswa menjadi pembelajar pasif, tetapi
sebaliknya, pembelajaran yang berpusat pada pembelajar memungkinkan peserta untuk
mengeksplorasi berbagai pengetahuan melalui teknologi saat ini. Siswa harus memiliki
empat kompetensi yaitu kreatif, komunikatif, berpikir kritis, dan kumulatif. Kurangnya
kepekaan pada lingkungan sekitar serta penurunan kualitas dari pembelajaran tatap muka
diakibatkan karena penggunaan smartphone (Ajizah & Munawir, 2021). Kelemahan dari
teknologi berakibat anjloknya kualitas dari interaksi langsung di kalangan remaja.
Seharusnya tujuan diciptakannya teknologi ialah untuk mempermudah segala sesuatu
yang dibutuhkan oleh manusia, penguasaan teknologi oleh manusia seharusnya bisa
berkembang serta memiliki daya guna yang maksimal, manusia tidak boleh dikuasai oleh
teknologi (Ajizah & Munawir, 2021).
Kekurangan menggunakan Youtube sebagai media pendidikan adalah tidak seluruh
peserta didik dan pendidik memiliki akses ke situs youtube serta dalam mengakses situs
youtube membutuhkan kuota internet, yang dimana kuota tersebut dikenakan biaya
tambahan. Tantangan lain dalam menggunakan media pembelajaran YouTube adalah
jaringan internet yang terkadang lambat, sehingga peserta didik kurang nyaman, mereka
harus menunggu lama untuk memutar video, serta kelemahan yang lain dari model
website melalui youtube adalah kita tidak dapat mengawasi proses belajar peserta didik
secara langsung apakah peserta didik sedang membuka dan memperhatikan bahan ajar
yang sudah pendidik upload di situs Youtube (Baihaqi et al., 2020).

6 Jurnal Pendidikan, Vol. 24, No. 1, 2023


Setelah diketahui tantangan-tantangan yang terjadi, ada beberapa solusi atau
usulan yang menjadi inovasi untuk dijadikan bahan pertimbangan pihak sekolah dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar yaitu dengan menyiapkan sebuah inovasi dalam
kegiatan belajar online supaya tujuan pembelajaran dapat terpenuhi sesuai dengan
harapan. Seperti, subsidi kuota internet ke pendidik dan peserta didik dengan cara bekerja
sama dengan pihak provider, youtube digunakan untuk menyampaikan materi saja, untuk
penugasan bisa melalui Whatsapp atau Google Classroom saja, dan solusi yang terakhir jika
tidak ingin ada tantangan-tantangan seperti halnya yang sudah dijelaskan maka lebih baik
terapkan PTMT (pertemuan tatap muka terbatas).
Model pembelajaran website merupakan kegiatan belajar mengajar yang
memanfaatkan halaman website untuk bertukar informasi dan data antar komputer. Ini
adalah keberhasilan dari penggunaan electronic learning (Triana et al., 2020). Website
adalah sebuah sistem di internet yang memungkinkan siapa saja untuk memberikan
informasi. Dengan menggunakan teknologi ini, informasi dapat diakses 24 jam sehari atau
setiap saat (Almahasess et al., 2021). Semakin matang proses pembelajaran maka semakin
mudah pula siswa mengaksesnya melalui ponselnya masing-masing. Dengan kecanggihan
teknologi, segalanya menjadi lebih mudah, dengan satu tangan yaitu dengan ponsel pintar
(Sofiasyari et al., 2019).
Youtube merupakan website yang memiliki layanan sharing video, mengupload,
serta menonton video, video tersebut dapat berupa bahan ajar yang bersifat dinamis dan
efektif (Alwehaibi, 2015). Youtube dapat dimanfaatkan oleh pendidik untuk membantu
dalam memberikan pengetahuan berupa materi pelajaran pada murid SD, karakteristik
peserta didik SD/MI yang suka bermain, mengamati segala hal dengan melalui visual, suka
bergerak dan mudah dalam menirukan sesuatu dirasa cocok dengan model website
melalui Youtube. Menurut Piaget, masa perkembangan pada anak usia 7 hingga 11 tahun
merupakan fase operasional, mereka dapat berpikir secara logis dan konkrit. Media ajar
bergaya video termasuk media audiovisual, yang meliputi gambar dan suara sekaligus
yang mempermudah pemahaman murid terhadap pelajaran yang disampaikan, karena
mengoptimalkan fungsi indera visual dan pendengarannya (Lukman et al., 2019).
Perkembangan dan kepopuleran Youtube membuat website ini merambah pada ranah
pendidikan, Maret 2009 Youtube secara resmi menerapkan layanan yang khusus untuk
membagikan video pendidikan pada www.youtube.com/edu, pendidik dan peserta didik
menyambut baik akan al tersebut (Suwarno, 2017). Karakter peserta didik yang mandiri
dan kreatif dapat terbentuk dengan digunakannya Youtube sebagai media perspustakaan
online berbentuk video pembelajaran yang diberikan secara gratis (Nurjanah & Prastowo,
2021).

KESIMPULAN

Untuk mengurangi semakin menyebarnya Covid-19 pada lingkungan SD/MI,


SD IT Baitul Muslim Way Jepara melaksanakan pembelajaran online dengan
menerapkan model website melalui Youtube sebagai solusi dalam kegiatan belajar
mengajar. Dalam penelitian ini, penulis menemukan bahwasanya pendidik dan
peserta didik memiliki tantangan dalam merealisasikan pembelajaran model website
berbasis youtube. Pembelajaran online efektif untuk memperkecil risiko tertularnya
Covid-19, namun pembelajaran online tetap memiliki tantangan bagi guru dan
peserta didik di SD IT Baitul Muslim Way Jepara dalam pelaksanaan pembelajaran.
Adapun tantangan pembelajaran model website berbasis youtube yang dirasakan
yaitu: (1) Kualitas jaringan internet yang tidak stabil, (2) harga dan penggunaan
kuota, (3) fasilitas sarana prasaran kurang mendukung, (4) pemadaman listrik yang
mengganggu kualitas jaringan internet, dan (5) Sulitnya pemantaun saat proses

Jurnal Pendidikan, Vol. 24, No. 1, 2023 7


pembelajaran dilakukan. Beberapa solusi yang mungkin bisa mengurangi tantangan
tersebut ialah subsidi kuota internet ke pendidik dan peserta didik dengan cara
bekerja sama dengan pihak provider, youtube digunakan untuk menyampaikan
materi saja, untuk penugasan bisa melalui Whatsapp atau Google Classroom saja, dan
solusi yang terakhir jika tidak ingin ada tantangan-tantangan seperti halnya yang
sudah dijelaskan maka lebih baik terapkan PTMT (pertemuan tatap muka terbatas).
Batasan dalam penelitian hanya berfokus pada tantangan tantangan yang
timbul pada pembelajaran di kelas IV PAI. Penlitian ini berfokus dengan media
pembelajaran berbasis website menggunakan youtube. Kelas yang digunakan untuk
penelitian adalah kela IV SD IT Baitul Muslim Way jepara. Dengan tambahan
narasumber wali kelas IV yaitu Bapak F.A, Bapak A.M dan Ibu A.S. Penelitian lebih
lanjut mengenai tantangan dalam pembelajaran daring diharapkan bisa dilaksanakan
dengan model pembelajaran yang lain, serta diharapakan menjadi rujukan terbaru
yang belum pernah dilakukan penelitian.

REFERENSI

Abroto, A., Prastowo, A., & Anantama, R. (2021). Analisis Hambatan Proses
Pembelajaran Daring dengan Menggunakan Aplikasi Whatsapp di Sekolah
Dasar. Jurnal Basicedu, 5(3), 1632–1638.
Ajizah, I., & Munawir, M. (2021). Urgensi teknologi pendidikan: Analisis kelebihan dan
kekurangan teknologi pendidikan di era revolusi industri 4.0. ISTIGHNA: Jurnal
Pendidikan Dan Pemikiran Islam, 4(1), 25–36.
Almahasees, Z., Mohsen, K., & Amin, M. O. (2021, May). Faculty’s and students’
perceptions of online learning during COVID-19. In Frontiers in Education (Vol.
6, p. 638470). Frontiers Media SA.
Alwehaibi, H. O. (2015). The impact of using Youtube in EFL classroom on enhancing
EFL students’ content learning. Journal of College Teaching & Learning (TLC),
12(2), 121–126.
Anugrahana, A. (2020). Hambatan, solusi dan harapan: Pembelajaran daring selama
masa pandemi covid-19 oleh guru sekolah dasar. Scholaria: Jurnal Pendidikan
Dan Kebudayaan, 10(3), 282–289.
Baihaqi, A., Mufarroha, A., & Imani, A. I. T. (2020). Youtube sebagai media
pembelajaran pendidikan agama islam efektif di smk nurul yaqin sampang.
EDUSIANA: Jurnal Manajemen Dan Pendidikan Islam, 7(1), 74–88.
Churiyah, M., Sholikhan, S., Filianti, F., & Sakdiyyah, D. A. (2020). Indonesia education
readiness conducting distance learning in Covid-19 pandemic
situation. International Journal of Multicultural and Multireligious
Understanding, 7(6), 491-507.
Dewi, W. A. F. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran
Daring Di Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 55–61.
Fadia, S., & Fitri, N. (2021). Problematika Kualitas Pendidikan di Indonesia. Jurnal
Pendidikan Tambusai, 5(1), 1617–1620.
Firdaus, F. (2020). Implementasi Dan Hambatan Pada Pembelajaran Daring Di Masa
Pandemi Covid 19. Utile: Jurnal Kependidikan, 6(2), 220–225.
Gusty, S., Nurmiati, N., Muliana, M., Sulaiman, O. K., Ginantra, N. L. W. S. R., Manuhutu,
M. A., Sudarso, A., Leuwol, N. V., Apriza, A., & Sahabuddin, A. A. (2020). Belajar
Mandiri: Pembelajaran Daring Di Tengah Pandemi Covid-19. Yayasan Kita
Menulis.
Hayati, Y. (2021). Pembelajaran Daring Bervariasi Di Masa Covid-19 Untuk

8 Jurnal Pendidikan, Vol. 24, No. 1, 2023


Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik Smpn 4 Mataram. TEACHING: Jurnal
Inovasi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, 1(1), 36–42.
Hety, A. F. L. (2020). Kesiapan Guru Dalam Pembelajaran Daring (Dalam Jaringan) Di
Sd Negeri Ngipik Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung (Doctoral
Dissertation, Skripsi, Universitas Muhammadiyah Magelang).
Intania, E. V., & Sutama, S. (2020). The role of character education in learning during
the COVID-19 pandemic. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, 13(2), 129-136.
Jamaluddin, D., Ratnasih, T., Gunawan, H., & Paujiah, E. (2020). Pembelajaran Daring
Masa Pandemik Covid-19 Pada Calon Guru: Hambatan, Solusi Dan Proyeksi. LP2M.
Krishnapatria, K. (2020). From ‘Lockdown’to letdown: Students’ perception of e-
learning amid the COVID-19 outbreak. ELT in Focus, 3(1), 1-8.
Latifah, A., & Prastowo, A. (2020). Analisis Pembelajaran Daring Model Website Dan
M-Learning Melalui Youtube Pada Mata Pelajaran PAI Kelas 2 Sd/Mi. Limas
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 1(01), 69–78.
Lukman, A., Hayati, D. K., & Hakim, N. (2019). Pengembangan video animasi berbasis
kearifan lokal pada pembelajaran ipa kelas v di sekolah dasar. Elementary:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 5(2), 153–166.
Najuah, N., Lukitoyo, P. S., & Wirianti, W. (2020). Modul Elektronik: Prosedur
Penyusunan Dan Aplikasinya. Yayasan Kita Menulis.
Mukti, W. M., & Anggraeni, Z. D. (2020). Media pembelajaran fisika berbasis web
menggunakan Google sites pada materi listrik statis. FKIP e-Proceeding, 5(1),
51-59.
Nashir, M., & Laili, R. N. (2021). English teachers’ perception toward the switch from
offline to online teaching during lockdown in the midst of COVID-19
outbreak. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(2), 250-260.
Nurjanah, M., & Prastowo, A. (2021). Utilizing Youtube as a Material for ICT Learning
at Elementary School during the Covid-19 Pandemic. Primary: Jurnal Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, 10 (5), 1132–1141.
Pohan, A. E. (2020). Konsep Pembelajaran Daring Berbasis Pendekatan Ilmiah. Sarnu
Untung.
Prasetya, A., Nurdin, M. F., & Gunawan, W. (2021). Perubahan Sosial Masyarakat
dalam Perspektif Sosiologi Talcott Parsons di Era New Normal. Sosietas, 11(1),
929-939.
Putria, H., Maula, L. H., & Uswatun, D. A. (2020). Analisis Proses Pembelajaran Dalam
Jaringan (Daring) Masa Pandemi Covid-19 Pada Guru Sekolah Dasar. Jurnal
Basicedu, 4(4), 861–870.
Qurrotaini, L., Khusnussyifa, N., Sundi, V. H., & Nurmalia, L. (2020). Analisis Faktor
Hambatan Penerapan IPS SD pada Pembelajaran Daring. Prosiding Seminar
Nasional Penelitian LPPM UMJ, 1(1).
Sapta, A., Hamid, A., & Syahputra, E. (2021). Model Pembelajaran Daring Dengan
Pendampingan Orang Tua. Aksioma: Jurnal Program Studi Pendidikan
Matematika2, 10(3), 1432–1443.
Sofiasyari, I., Atmaja, H. T., & Suhandini, P. (2019). Pentingnya pendidikan karakter
pada siswa sekolah dasar di era 4.0. In Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana
(PROSNAMPAS) (Vol. 2, No. 1, pp. 734-743).
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Alfabeta.
Suwarno, M. (2017). Potensi youtube sebagai sumber belajar matematika. Pi:
Mathematics Education Journal, 1(1), 1–7.
Triana, D. D., Sabarini, S. S., & Yudha, R. P. (2020). Pembelajaran & Penilaian Literasi
Gerak Berbasis Web. Deepublish.
Wahyudi, C., Sirait, S., Rahmadani, E., Sapta, A., & Saragih, S. R. D. (2021). Efektivitas

Jurnal Pendidikan, Vol. 24, No. 1, 2023 9


Pembelajaran Daring Melalui Whatsapp Group Terhadap Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematis Siswa. Jurnal Pena Edukasi, 8(1), 1–6.
Wiswanti, C., & Belaga, S. Y. (2020). Integrasi Nilai Keislaman Dalam Proses
Pembelajaran Di Era Mooc (E-Learning) Melalui Strategi Pre-Post Rules. Jurnal
Pendidikan Islam, 11(1), 86-99.
Wulandari, A. R., Masturi, M., & Fakhriyah, F. (2021). Pengaruh media pembelajaran
berbasis youtube terhadap hasil belajar IPA siswa di sekolah dasar. Edukatif:
Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(6), 3779–3785.
Yuliani, M., Simarmata, J., Susanti, S. S., Mahawati, E., Sudra, R. I., Dwiyanto, H., Irawan,
E., Ardiana, D. P. Y., Muttaqin, M., & Yuniwati, I. (2020). Pembelajaran Daring
Untuk Pendidikan: Teori Dan Penerapan. Yayasan Kita Menulis.
Yulianti, T., & Sulistiyawati, A. (2020, March). The Blended Learning for Student’s
Character Building. In International Conference on Progressive Education (ICOPE
2019) (pp. 56-60). Atlantis Press.

10 Jurnal Pendidikan, Vol. 24, No. 1, 2023


Vol. 1, No. 1, Oktober 2017, 1-7

POTENSI YOUTUBE SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATEMATIKA

Muji Suwarno
Pendidikan Matematika, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang
mujisuwarno93@gmail.com

Abstrak: Perkembangan tekhnologi dan informasi yang semakin maju membuat teknologi
berbasis komputer dapat diaplikasikan dalam dunia pendidikan. Pemanfaatan teknologi
komputer dijadikan sebagai media pembelajaran ataupun sumber belajar. Bahkan sudah banyak
sumber belajar yang beredar secara online berbentuk e-learning. Sebagian besar materi pada E-
learning berupa teks sehingga sulit dipahami siswa dalam mempelajari matematika karena
materi matematika terdapat penjelasan langkah-langkah dalam menyelesaikan permasalahan
matematika. Untuk itu, sumber belajar berupa video merupakan salah satu alternatif untuk
menggantikan media berbentuk teks. Video pembelajaran yang sudah dibuat dapat diunggah
pada situs video-sharing seperti Youtube. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat potensi
Youtube sebagai sumber belajar matematika siswa. Penelitian menggunakan pendekatan
kualitatif deskriptif dengan peneliti sebagai instrument utama. Peneliti menganalisis sumber
belajar matematika yang diunggah beberapa saluran di Youtube dan mengadakan wawancara
kepada guru pelajaran matematika dan siswa SMA tentang pendapat Youtube sebagai sumber
belajar matematika. Hasil penelitian menunjukan terdapat saluran Youtube yang menyediakan
sumber belajar matematika untuk dipelajari siswa sudah cukup baik dijadikan sumber belajar
siswa. Berdasarkan wawancara dengan guru matematika dan siswa, Youtube bisa menjadi
sumber belajar matematika yang potensial, namun ada beberapa sisi positif serta negatif yang
perlu diperhatikan.
Kata Kunci. Matematika, Youtube, Sumber Belajar

Pendahuluan masalah dalam matematika yang jika


Data pada tahun 2012 ditulis berupa teks akan manghabiskan
menunjukan bahwa 22% populasi berlembar-lembar halaman. Dengan
masyarakat di Indonesia merupakan menggunakan video, hal itu dapat
pengguna internet dan diperkirakan diringkas hanya dalam beberapa detik
semakin berkembang sitiap tahunnya video (Vieira, dkk, 2014). Berdasarkan
(Permatasari, 2013). Hal ini dapat hal tersebut, e-learning dalam
dimanfaatkan dalam dunia pendidikan pembelajaran matematika sebagainya
dengan memanfaatkan pembelajaran berupa video. Video pembelajaran dapat
secara online. Pembelajaran secara online diunggah di internet agar dapat menjadi
dapat membuat siswa lebih mandiri sumber belajar matematika yang dapat
(Delen, dkk, 2014). Untuk itu, diperlukan dipelajari siswa secara online.
sumber belajar secara online yang berupa Salah satu penyedia website
e-learning. E-learning memiliki banyak video-sharing yang mengizinkan
keunggulan dibandingkan metode pengguna untuk mengunggah, menonton,
pembelajaran tradisional (Ojeaga & dan berbagi video adalah Youtube
Igbinedion, 2012). Dalam pembelajaran (Alwehaibi, 2015). Fleck dkk (2014)
matematika, materi yang diajarkan bukan menyatakan Youtube merupakan tempat
hanya berupa pengetahuan, namun juga dimana setiap pengguna dapat berbagi
ada penjelasan tiap langkah penyelesaian video secara gratis dan disaksikan jutaan

Pi: Mathematics Education Journal


http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 1
Vol. 1, No. 1, Oktober 2017, 1-7

penonton setiap hari. Sejak diluncurkan yang ada di Youtube yang membahas
tahun 2005 kepopuleran Youtube tentang materi-materi pelajaran
(www.youtube.com) semakin meroket matematika. Analisis berdasarkan
sebagai website video-sharing. Pada akhir indikator-indikator angket yang sudah
lima tahun pertama setelah diluncurkan, dibuat sebagai intrumen pendukung
Youtube menerima lebih dari 2 miliar tentang isi video yang memuat
penonton setiap hari dan pengguna pembelajaran matematika yang diunggah
mengunggah lebih dari 35 jam video pada saluran-saluran di Youtube. Saluran
setiap menit (Snelson, 2011). Banyak yang menjadi subyek penelitian ini
penelitian yang membuktikan bahwa adalah “Ituition Indo”, “Agus
Youtube berguna untuk berbagai Nggermanto”, dan “Pembelajaran
spesialisasi (Sorensen, dkk, 2014). Matematika Lengkap Dan Urut”. Dalam
Youtube bermanfaat untuk berbagai penelitian ini juga akan diadakan
disiplin ilmu seperti perawatan, wawancara kepada 5 guru matematika
pembelajaran Bahasa inggris sebagai dan 10 siswa SMA/SMK/MA sebagai
Bahasa ansing dan masih banyak lagi triangulasi data dan mengetahui potensi
(June, dkk, 2014). Penggunaan Youtube Youtube sebagai sumber belajar
dalam dunia pendidikan bukanlah hal matematika bagi siswa.
yang baru. Menurut Fleck, dkk (2014)
Youtube sebagai alat pendidikan Hasil dan Pembahasan
melahirkan perhatian yang besar untuk Analisis Saluran “Ituition Indo”
menciptakan praktek-praktek pendidikan Ituition Indo merupakan salah
terbaik. Pada Maret 2009, Youtube satu saluran di Youtube yang
mengumumkan peluncuran Youtube Edu mengunggah video pembelajaran
yang merupakan koleksi teroganisir dari matematika. Ituition Indo dapat diakses
saluran yang dihasilkan oleh sekolah dan melalui Internet dengan link
perguruan tinggi. Pada akhir tahun https://www.youtube.com/user/iTuitionin
pertama lebih dari 300 sekolah dan do. Intuition Indo tidak hanya
perguruan tinggi mengunggah lebih dari mengunggah video pembelajaran
65000 video lectures, berita, dan matematika namun juga pembelajaran
kehidupan di sekolah. Hal ini hanyalah fisika. Sistematika dan pengaturan
sedikit dari nilai potensial Youtube di penempatan video pada saluran ini sudah
bidang pendidikan (Snelson, 2011). baik. Video dikategorikan sesuai dengan
Tujuan penelitian ini adalah untuk bab atau pokok bahasan yang akan
menganalisis potensi Youtube sebagai dijelaskan. Sayangnya, saluran ini hanya
sumber belajar matematika bagi siswa mengunggah 3 pokok bahasan yaitu (1)
SMA/MA/SMK serta mengeksplorasi bentuk pangkat, akar, dan logaritma, (2)
bagaimana cara menjadikan Youtube fungsi dan persamaan kuadrat, dan (3)
sebagai sumber belajar matematika. sistem persamaan linier dua variabel.
Saluran Ituition Indo sepertinya tidak
Metode Penelitian mengunggah lagi video pembelajaran
Penelitian ini menggunakan pendekatan matematika. Video terakhir diunggah
kualitatif deskriptif. Peneliti sebagai pada tahun 2012, sehingga materi yang
instrumen utama akan mendeskripsikan disampaikan pada video berdasarkan
serta mengeksplorasi tentang Youtube kurikulum KTSP.
sebagai sumber belajar matematika. Pada setiap bab terdiri dari
Peneliti menganalisis saluran-saluran beberapa video dimana tiap video berisi

Pi: Mathematics Education Journal


http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 2
Vol. 1, No. 1, Oktober 2017, 1-7

penjelasan materi serta contoh pengerjaan pada saluran ini kurang baik. Video tidak
soal dari tiap sub bab pada bab yang ditata dengan baik disesuaikan dengan
menjadi pembahasan. Video sudah sesuai kategori-kategori tertentu, sehingga untuk
dan sistematis sehingga memudahkan mencari video pembelajaran yang sesuai
siswa untuk belajar dari video yang dengan kebutuhan siswa akan sulit.
diunggah tersebut. Isi dari tiap video Sebagian video yang diunggah saluran
yaitu penjelasan guru tentang materi Agus Nggermanto adalah pembelajaran
pembelajaran matematika dengan matematika SD. Video tersebut berisi
menggunakan komputer disertai suara cara-cara kreatif mengajarkan anak dalam
oleh guru. Berikut bentuk salah satu pembelajaran berhitung. Video
video yang diunggah Ituition Indo. pembelajaran yang ditujukan untuk siswa
SMA hanya sedikit. Agus Nggermanto
hanya mengunggah materi sub bab-sub
bab tertentu saja dan tidak lengkap. Tidak
ada lanjutan dari materi yang sudah
dijelaskan pada video tersebut. Agus
Nggermanto sudah mengunggah lebih
dari dua ribu video sehingga siswa akan
mengalami kesulitan jika siswa ingin
mengetahui video materi yang diinginkan
ada di saluran ini atau tidak. Selain itu,
video pembelajaran bagi siswa SMA
sederajat adalah tentang penjelasan
Gambar 1. Video yang diunggah oleh Ituition pengerjaan suatu soal. Guru memberikan
Indo suatu soal yang merupakan materi yang
Konten video yang diunggah masuk sebagai bahan Ujian Nasional dan
Intuition Indo sudah cukup baik sebagai guru menjelaskan bagaimana cara mudah
sumber belajar siswa. Kualitas gambar mengerjakan soal tersebut.
yang ditampilkan pada video sudah jelas. Isi dari tiap video yaitu penjelasan
Suara guru menjelaskan pun sudah jelas. guru tentang materi pembelajaran
Cara penjelasan guru sudah baik dengan matematika dengan menggunakan kertas
memberikan warna yang berbeda pada putih dan menggunakan spidol berwarna
tiap tulisan memudahkan siswa untuk untuk menjelaskan pembelajaran disertai
memahami materi pembelajaran yang suara oleh guru. Berikut bentuk salah satu
diajarkan. video yang diunggah Agus Nggermanto.

Analisis Saluran “Agus Nggermanto”


Agus Nggermanto merupakan
salah satu saluran di Youtube yang
mengunggah video khusus untuk
pembelajaran matematika. Saluran Agus
Nggermanto dapat diakses melalui
Internet dengan link
https://www.youtube.com/user/agusyes.
Saluran Agus Nggermanto menyediakan
konten-konten pembelajaran matematika Gambar 2. Video yang diungguh oleh Agus
dari SD sampai SMA. Penataan video Nggermanto

Pi: Mathematics Education Journal


http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 3
Vol. 1, No. 1, Oktober 2017, 1-7

Konten video yang diunggah subbab-subbab pada materi tersebut


Agus Nggermanto sudah cukup baik sehingga memudahkan siswa untuk
sebagai sumber belajar siswa. Kualitas mempelajari suatu materi secara
gambar yang ditampilkan pada video keseluruhan. Sayangnya, materi yang
sudah jelas, namun jika dibandingkan diunggah Saluran Pembelajaran
dengan video yang diunggah Ituition Matematika Lengkap Dan Urut hanya
Indo, kualitas gambar pada video Ituition materi matematika peminatan MIPA
Indo lebih baik. Suara guru menjelaskan yaitu materi (1) eksponen dan logaritma,
juga sudah jelas. Cara penjelasan guru dan (2) polinomial. Ada kemungkinan
sudah baik dengan memberikan warna saluran Saluran Pembelajaran
yang berbeda pada tiap tulisan Matematika Lengkap Dan Urut akan
memudahkan siswa untuk memahami mengunggah video lagi karena saluran ini
materi pembelajaran yang diajarkan. masih tergolong baru.
Isi dari tiap video yaitu penjelasan
Analisis Saluran “Pembelajaran guru tentang materi pembelajaran
Matematika Lengkap Dan Urut” matematika dengan menggunakan kertas
Saluran Pembelajaran Matematika bergaris yang sudah ditulis menggunakan
Lengkap Dan Urut merupakan salah satu bolpoin sebelumnya. Dari materi yang
saluran yang khusus mengunggah video sudah ditulis sebelumnya, guru
pembelajaran matematika. Saluran ini menjelaskan materi pembelajaran disertai
dapat diakses dengan link suara oleh guru. Berikut bentuk salah satu
https://www.youtube.com/channel/UC0cJ video yang diunggah Saluran
fLNZWqaQbEC4PDL0JwA. Pembelajaran Matematika Lengkap Dan
Dibandingkan dengan saluran Ituition Urut.
Indo dan Agus Nggermanto, saluran
Pembelajaran Matematika Lengkap Dan
Urut masih tergolong saluran baru.
Saluran ini mengunggah video
pertamanya pada bulan Agustus 2016.
Sehingga materi yang disajikan
merupakan materi terbaru yang sesuai
dengan kurikulum 2013. Pengunggahan
video yang dilakukan Saluran
Pembelajaran Matematika Lengkap Dan
Urut rapi dan berurutan. Tiap bab materi
yang diunggah oleh Saluran
Pembelajaran Matematika Lengkap Dan Gambar 3. Video yang diungguh oleh
Pembelajaran Matematika Lengkap Dan Urut
Urut diawali dengan pendahuluan materi.
Pendahuluan berisi tentang peta konsep Konten video yang diunggah
materi yang disuguhkan pada bab Pembelajaran Matematika Lengkap Dan
tersebut serta subbab-subbab pada materi Urut sudah cukup baik sebagai sumber
tersebut. Video selanjutnya adalah sub belajar siswa. Kualitas gambar yang
bab pertama dari bab tersebut dan ditampilkan paling bagus diantara saluran
seterusnya hingga semua materi yang dibahas pada penelitian ini. Suara
tersampaikan. Judul video juga guru menjelaskan juga sudah jelas. Cara
menegaskan untuk melihat deskripsi penjelasan guru sudah baik meskipun
video yang berisi semua link video dari konten materi sudah ditulis terlebih

Pi: Mathematics Education Journal


http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 4
Vol. 1, No. 1, Oktober 2017, 1-7

dahulu. Sistematika penjelasan materi ditampilkan secara otomatis, (8) terdapat


juga sudah baik. pilihan menyimpan video di situs
Youtube (dengan menambahkan pada
Analisis Youtube Sebagai Sumber "Favorit" atau "Add to Playlist"), atau
Belajar Matematika menyalin URL video dari kotak navigasi
Youtube sebagai sumber belajar dan menggunakannya untuk membuat
sudah banyak digunakan banyak sekolah link sehingga lebih mudah untuk
dan perguruan tinggi di luar negeri digunakan di kelas, (9) pengguna juga
(Snelson, 2011). Berdasarkan analisis dapat mengakses informasi tambahan
yang sudah dijelaskan pada beberapa tentang menonton video dan fungsi
saluran Youtube di atas, video materi Youtube lain dengan mengklik link
pembelajaran matematika yang ada di "Bantuan".
Youtube bisa menjadi sumber belajar Berdasarkan analisis saluran-
baik. Namun, kekurangan dari saluran- saluran di Youtube, Youtube memiliki
saluran tersebut adalah tidak semua potensi sebagai sumber belajar
materi pembelajaran matematika lengkap matematika yang baik. Untuk
pada satu saluran. Untuk mencari materi memastikan hal tersebut, diadakan
yang diharapkan oleh siswa, siswa perlu wawancara dengan guru matematika dan
mencari di mesin pencari Youtube untuk siswa SMA. Semua guru matematika
menemukan video pembelajaran yang yang menjadi partisipan dalam penelitian
sesuai dengan yang diharapkan. ini tidak pernah menggunakan Youtube
Untuk menggunakan Youtube sebagai sumber belajar matematika.
sebagai sumber belajar secara optimal Sedangkan 3 dari 10 siswa yang menjadi
menurut Burke dan Snyder (2008) dapat partisipan pernah menggunakan Youtube
menggunakan beberapa langkah yaitu (1) sebagai sumber belajar matematika.
pergi ke www.youtube.com pada internet Namun, sebenarnya partisipan yang
browser, (2) pada bagian pencarian yang pernah menggunakan Youtube sebagai
ada di bagian atas ketikan kata kunci, sumber belajar matematika tidak sengaja
judul atau istilah untuk mencari video menemukan video pembelajaran
yang dikehendaki, (3) klik tombol “cari”, matematika di Youtube. Mereka mencari
(4) layar pada internet browser akan cara suatu materi di mesin pencari
muncul daftar judul video beserta Google, kemudian mendapati video di
screenshot video yang tersedia dan Youtube yang sesuai dengan keinginan
memenuhi kriteria kata kunci yang telah siswa.
dimasukan, (5) pilih video yang terlihat Guru matematika juga
sesuai dengan subyek yang diinginkan berkomentar tentang penggunaan
dengan mengklik screenshot video. Youtube sebagai sumber belajar
Video yang dipilih akan dimainkan, (6) di matematika. Ada dampak positif dan
bagian bawah layar video, terdapat dampak negatif jika menggunakan
pilihan untuk berhenti, mundur, Youtube sebagai sumber belajar siswa.
mampercepat, memperbesar video, Dampak positif penggunaan Youtube
mengatur volume suara. Ada juga timer sebagai sumber belajar siswa yaitu (1)
yang menampilkan panjang video, (7) lebih menarik bagi siswa karena berupa
setelah video selesai diputar, terdapat video dibandingkan sumber belajar
pilihan untuk meneruskan video lain atau berupa teks dan (2) jika siswa lelah
menonton lagi. Judul dan screenshot dari belajar matematika, siswa dapat beralih
video lain dengan isi yang serupa juga untuk refreshing dengan melihat video-

Pi: Mathematics Education Journal


http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 5
Vol. 1, No. 1, Oktober 2017, 1-7

video hiburan yang ada di Youtube. merupakan sumber belajar matematika


Sedangkan dampak negatif Youtube yang potensial meskipun ada beberapa
sebagai sumber belajar siswa yaitu (1) dampat negatif. Saran dari penelitian ini
Video yang tidak sesuai dengan adalah ada praktisi pendidikan
pembelajaran dapat mengalihkan siswa matematika yang membuat saluran di
saat mempelajari materi matematika di Youtube khusus untuk pembelajaran
Youtube dan (2) tidak cocok bagi siswa matematika yang berisi pembelajaran
yang “kuno”. Guru matematika yang lengkap dan sistematis berdasarkan
menjadi subyek penelitian ini kurikulum 2013. Informasi tentang
menyarankan untuk dikembangkan suatu saluran tersebut dapat disebarluaskan
saluran Youtube yang berisi kepada guru dan siswa agar dapat
pembelajaran matematika yang lengkap menggunakan video yang ada pada
dan sistematis berdasarkan kurikulum saluran Youtube tersebut sebagai sumber
yang berlaku saat ini. Dengan adanya belajar matematika.
saluran seperti itu, guru dapat mengunduh
video yang ada pada saluran tersebut dan Daftar Rujukan
membagikannya kepada siswa sehingga Alwehaibi, H.O. 2015. The Impact of
dapat mengurangi dampak negatif UsingYouTube In EFL Classroom
penggunaan Youtube. on Enhancing EFL Students'
Siswa yang menjadi partisipan Content Learning., Journal of
dalam penelitian ini berpendapat jika College Teaching & Learning,
Youtube bisa menjadi sumber belajar 12(2), 121-126.
matematika yang baik jika ada arahan Burke, S. C., & Snyder, S. L. 2008.
dari guru video mana saja yang dapat YouTube: An Innovative Learning
digunakan sebagai sumber belajar siswa. Resource for College Health
Siswa merasa kebingungan dengan Education Courses., International
banyaknya video yang ada di Youtube. Electronic Journal of Health
Terkadang, siswa juga menemukan judul Education, 11, 39-46
video yang diinginkan siswa, namun isi Delent, E., Liew, J., & Willson, V. 2014.
video tersebut tidak sesuai dengan judul Effects of Interactivity and
video. Peran guru sangat diperlukan Instructional Scaffolding on
dalam penggunaan Youtube sebagai Learning: Selfregulation in Online
sumber belajar. Guru dapat memilah Video-based Environments.,
video dan memberitahu kepada siswa Computers & Education, 78, 312-
video yang dapat digunakan sebagai 320.
sumber belajar siswa. Fleck, B.K.B., Beckman, L.M., Stern,
J.L., & Hussey H.D. 2014.
Kesimpulan YouTube in the Classroom: Helpful
Berdasarkan hasil dan Tips and Student Perceptions, The
pembahasan dapat disimpulkan bahwa Journal of Effective Teaching,
saluran-saluran Youtube yang 14(3), 21-37.
menyediakan pembelajaran matematika June, S, Yaacob, A., & Kheng, Y.K.
dapat dijadikan sumber belajar yang baik 2014. Assessing The Use Of
bagi siswa. Namun, dari semua saluran Youtube Videos And Interactive
yang menjadi subyek penelitian, tidak ada Activities As A Critical Thinking
saluran yang menjadi sumber belajar Stimulator For Tertiary Students:
matematika secara lengkap. Youtube

Pi: Mathematics Education Journal


http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 6
Vol. 1, No. 1, Oktober 2017, 1-7

An Action Research, International Snelson, C. 2011. YouTube across the


Education Studies, 7(8), 56-67. Disciplines: A Review of the
Ojeaga I. J., & Igbinedion, V. I. 2012. Literature, MERLOT Journal of
Potentials of E-learning as a Study Online Learning and Teaching,
Tool in Business Education in 7(1), 158-169.
Nigerian Schools, International Sorenson, J. A., Pusz, M. D., & Brietzke,
Education Studies, 5(5), 218-215. S. E. 2014. Youtube As An
Permatasari, H.P., Harlena, S., Erlangga, Information Source For Pediatric
D., & Chandra, R. 2013. Effect of Adenotonsillectomy And Ear Tube
Social Media on Website Surgery, International Journal of
Popularity: Differences between Pediatric Otorhinolaryngology, 78,
Public and Private Universities in 65-70.
Indonesia, World of Computer Vieira, I., Lopes, A.P., & Soares, F. 2014.
Science and Information The Potential Benefits Of Using
Technology Journal (WCSIT), 3(2), Videos In Higher Education,
32-37. Proceedings of EDULEARN14
Conference, 750-756.

Pi: Mathematics Education Journal


http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 7
ISTIGHNA, Vol. 4, No 1, Januari 2021 P-ISSN 1979-2824 E-ISSN 2655-8459
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Imroatul Ajizah
Urgensi Teknologi Pendidikan : Analisis Kelebihan dan Kekurangan Teknologi
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0

URGENSI TEKNOLOGI PENDIDIKAN : ANALISIS KELEBIHAN DAN


KEKURANGAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DI ERA REVOLUSI
INDUSTRI 4.0

Imroatul Ajizah
imroatul.ajizah1509@gmail.com
UIN Sunan Ampel Surabaya

Abstract: Technology has penetrated various sides of human life, including in the
field of education. Technology in education offers a variety of systematic ways to
conceptualize planning, implementation, and evaluation in the educational
process. In other words, educational technology helps learning using modern
learning techniques. This study uses a research library research method by
looking for references related to the title. The findings of this study are that the
application of appropriate and ethically appropriate technology can improve
performance and learning outcomes that have an impact on improving the quality
of education. The author assesses that it is very important to apply technology in
the field of education as a facilitator to facilitate all educational processes, so that
educational needs can be met effectively and efficiently. Sophisticated technology
does not necessarily have a positive impact, but also has a negative impact. So it
is necessary to consider in selecting technology and finding solutions related to
the use of educational technology so that it can function optimally.

Keywords: Urgency; Education technology; Quality of Education

Abstrak: Teknologi telah merambah ke berbagai sisi kehidupan manusia,


termasuk juga dalam bidang pendidikan. Teknologi di bidang pendidikan
menawarkan berbagai cara yang sistematis untuk mengkonseptualisasi
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam proses pendidikan. Dengan kata
lain, teknologi pendidikan membantu pembelajaran menggunakan teknik
pembelajaran modern. Penelitian ini menggunakan metode penelitian library
research dengan cara mencari referensi-referensi terkait dengan judul. Hasil
temuan dari kajian ini adalah penerapan teknologi yang tepat dan sesuai etika
mampu meningkatkan kinerja serta hasil pembelajaran yang berimbas pada
meningkatnya mutu pendidikan. Penulis menilai penting sekali untuk menerapkan
teknologi di bidang pendidikan sebagai fasilitator untuk mempermudah segala
proses pendidikan, sehingga kebutuhan pendidikan dapat terpenuhi secara efektif
dan efisien. Canggihnya teknologi tidak serta merta memberikan dampak positif
saja, namun juga memberikan dampak negatif. Sehingga perlu melakukan
pertimbangan dalam pemilihan teknologi serta mencari solusi terkait penggunaan
teknologi pendidikan agar dapat berfungsi secara maksimal.

Kata Kunci: Urgensi; Teknologi Pendidikan; Mutu Pendidikan

Peer reviewed under reponsibility of STIT ISLAMIC VILLAGE.


© 2018 STIT ISLAMIC VILLAGE, All right reserved, This is an open access article under 25
the CC BY SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
ISTIGHNA, Vol. 4, No 1, Januari 2021 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Imroatul Ajizah
Urgensi Teknologi Pendidikan : Analisis Kelebihan dan Kekurangan Teknologi
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0

A. PENDAHULUAN
Teknologi dan ilmu pengetahuan menjadi hal yang menarik untuk
diperbincangkan di kalangan akademisi maupun praktisi. Hal ini dikarenakan
perkembangan teknologi sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang
semakin maju. Teknologi dapat dikatakan sebagai katalisator dari dinamisnya
perkembangan zaman, sehingga membantu tumbuh kembangnya ilmu
pengetahuan. Sebaliknya, dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi
semakin menunjukkan kecanggihannya.
Kemajuan teknologi memiliki pengaruh yang cukup luas di setiap lini
kehidupan manusia, termasuk juga dalam bidang pendidikan. Mengutip pendapat
Malik Fadjar, seorang pakar pendidikan, dalam artikel yang ditulis oleh Hendra
Suwardana bahwa hakikat mengelola sekolah atau perguruan tinggi adalah
mengelola masa depan, sehingga tugas lembaga pendidikan tidak hanya
memelihara dan melestarikan tradisi masyarakat saja, namun harus
mempresentasikan pola pendidikan yang mampu menjawab tantangan global.
Karena globalisasi adalah realitas yang dinamis.1 Melihat kenyataan seperti itu,
pendidikan harus melakukan berbagai inovasi pada sistem pendidikan agar
mencapai efektifitas serta keberhasilan dalam proses pendidikan. Mulai dari
pendidik, peserta didik, pembuat kebijakan, dan kurikulum yang semua itu
disatukan menjadi sebuah sistem yang disebut teknologi pendidikan.2
Teknologi pendidikan menawarkan berbagai cara yang sistematis untuk
mengkonseptualisasi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam proses
pendidikan. Dengan kata lain, teknologi pendidikan membantu pembelajaran
dengan menggunakan teknik pembelajaran modern.3 Tidak ada istilah tunggal
dalam mendefinisikan teknologi pendidikan. Keragaman ini menyebabkan
perbedaan persepsi diantara guru bidang sosial dan teknis terkait teknologi
pendidikan, dimana pendefinisian konsep teknologi pendidikan disesuaikan
dengan kebutuhan masing-masing bidang.
Dalam perkembangannya, teknologi mengubah pendidikan konvensional
menjadi non konvensional atau modern. Awal dari teknologi pendidikan adalah
dibuatnya ilustrasi gambar di buku teks, berkembang menjadi media visual berupa
proyeksi slide sederhana atau overhead proyektor yang kemudian dikombinasikan
dengan audio sebelum kemudian muncul komputer, internet, dan berbagai aplikasi
jejaring hingga saat ini.4
Perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan memiliki banyak sisi
positif, namun tidak luput dari sisi negatif. Perlunya seorang tenaga ahli dan dan
sumber daya manusia yang mumpuni untuk mengelola teknologi dengan tepat

1
Hendra Suwardana, “Revolusi Industri 4. 0 Berbasis Revolusi Mental,” Jati Unik :
Jurnal Ilmiah Teknik dan Manajemen Industri 1, no. 2 (April 18, 2018), 102–110.
2
Amin Akbar and Nia Noviani, “Tantangan Dan Solusi Dalam Perkembangan Teknologi
Pendidikan Di Indonesia,” Prosiding Seminar Nasional Program Pascasarjana Universitas Pgri
Palembang 0, no. 0 (July 2, 2019)
3
Lazar Stošić, “The Importance Of Educational Technology In Teaching,” International
Journal of Cognitive Research in Science, Engineering and Education (IJCRSEE) 3, no. 1 (June
20, 2015), 111.
4
Yuberti, Dinamika Teknologi Pendidikan (Lampung : LP2M IAIN Raden Intan
Lampung, 2015), 70.

26
ISTIGHNA, Vol. 4, No 1, Januari 2021 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Imroatul Ajizah
Urgensi Teknologi Pendidikan : Analisis Kelebihan dan Kekurangan Teknologi
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0

menjadi sebuah media atau alat untuk meningkatkan mutu pendidikan sangat
penting dilakukan. Pembuatan teknologi untuk pendidikan harus
mempertimbangkan nilai-nilai edukasi dan etika dalam menggunakan teknologi
sehingga fungsi dari teknologi pendidikan dapat dimanfaatkan oleh pendidikan
semaksimal mungkin.
Oleh karena itu, artikel ini akan membahas pentingnya penggunaan
teknologi pendidikan dalam pembelajaran sebagai solusi meningkatkan mutu
pendidikan. Artikel ini secara spesifik akan membahas konsep teknologi
pendidikan sebagai dasar untuk memahami urgensi penggunaan teknologi dalam
bidang pendidikan yang kemudian dihubungkan dengan kebutuhan keterampilan
di era 21 dimana Pada Era Revolusi Industri 4.0 ini dibutuhkan empat
keterampilan, yaitu berpikir kreatif, komunikatif, berpikir kritis, dan kolaboratif.
Untuk mendapatkan analisis yang komprehensif terkait pentingnya teknologi
pendidikan, artikel ini mengangkat beberapa isu terkait teknologi sebagai bahan
analisis kelebihan dan kekurangan teknologi pendidikan dalam penerapannya di
lapangan.

B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian library research atau
studi literatur. Pengumpulan data dilakukan peneliti dengan menelusuri beberapa
database, seperti moraref, Garba Rujukan Digital (Garuda), google scholar, dan
sejenisnya. Untuk mendapatkan referensi yang dituju, peneliti menggunakan
beberapa kata kunci, seperti teknologi pendidikan, kebutuhan pendidikan era
industri 4.0, dan kelebihan dan kekurangan teknologi. Dari berbagai kata kunci
tersebut, peneliti mencari sumber-sumber data yang relevan dengan judul
penelitian ini.

C. HASIL PENELITIAN
1. Konsep Dasar Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan memiliki berbagai definisi. Teknologi Pendidikan
sebagai bidang akademik dapat dianggap sebagai ilmu desain atau sebagai objek
penelitian yang membahas terkait pengajaran, pembelajaran, dan organisasi sosial.
Sebagai praktik, teknologi pendidikan mengacu pada pemanfaatan teknologi
dalam kegiatan pembelajaran.5
Adapun beberapa definisi tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Menurut Internatioal Technology Education Assosiation, Teknologi
Pendidikan merupakan pengajaran dengan menggunakan alat dengan
tujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran.
b. Menurut AECT tahun 1980 mendefinisikan teknologi pendidikan
merupakan proses yang kompleks dan terinterigrasi yang melibatkan
orang, ide, dan organisasi untuk menganalisis suatu masalah,

5
Ronghuai Huang, J. Michael Spector, and Junfeng Yang, Educational Technology: A
Primer for the 21st Century, Lecture Notes in Educational Technology (Singapore: Springer
Singapore, 2019).

27
ISTIGHNA, Vol. 4, No 1, Januari 2021 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Imroatul Ajizah
Urgensi Teknologi Pendidikan : Analisis Kelebihan dan Kekurangan Teknologi
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0

merencanakan, mengimplementasi, mengevaluasi, serta mengelola solusi


dari masalah-masalah tersebut.
c. Teknologi pendidikan mengacu pada prosedur, alat, strategi, dan proses
untuk meningkatkan pengalaman belajar, baik di lingkungan pendidikan
formal maupun informal. Penggunaan teknologi pendidikan berawal dari
penggunaan alat-alat sederhana yang kemudian berkembang pesat sampi
saat ini.6
d. Menurut Hackbarth, teknologi pendidikan merupakan konsep
multidimensional yang meliputi proses sistematis yang melibatkan
penerapan berbagai pengetahuan sebagai upaya mencari solusi dalam
permasalahan-permasalahan belajar mengajar.7
e. Menurut AECT tahun 2008 yang dikutip oleh Yohanes Vianey Sayangan,
definisi teknologi pendidikan merupakan sebuah studi dan etika praktik
untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan
menciptakan, menggunakan, manajemen proses teknologi dengan tepat,
dan sumber daya.8
Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi
pendidikan merupakan sebuah sistem yang melibatkan proses yang kompleks dan
terintegrasi dalam pendidikan, meliputi pengembangan, impelementasi, dan
evaluasi yang melibatkan orang, ide, atau organisasi dengan tujuan meningkatkan
kinerja pendidikan dan hasil pembelajaran. Dengan teknologi pendidikan, tugas
belajar-mengajar dapat lebih efisien, serta komunikasi antara pendidik dan peserta
didik dapat lebih efektif.
Dengan begitu, cakupan teknologi pendidikan tidak terbatas pada alat
audio visual serta perangkat keras dan lunak, namun memiliki cakupan yang lebih
luas. Cakupan tersebut antara lain:
a. Sebuah ilmu pengetahuan dari penggunaan teknologi di bidang pendidikan
dimana tujuan pendidikan dapat tercapai;
b. Mekanisasi proses pendidikan pada tiga fase pengetahuan manusia, yaitu
pelestarian, transmisi, dan pengembangan pengetahuan;
c. Upaya menggunakan teknologi yang dikembangkan dengan menggunakan
prinsip-prinsip ilmiah untuk membuat pendidikan yang produktif dan
bermakna.9
Pada artikel yang ditulis oleh Diana Ariani mencantumkan ruang lingkup
teknologi pendidikan berdasarkan definisi AECT, antara lain:

6
Ronghuai Huang, J. Michael Spector, and Junfeng Yang, “Introduction to Educational
Technology,” in Educational Technology: A Primer for the 21st Century, ed. Ronghuai Huang, J.
Michael Spector, and Junfeng Yang, Lecture Notes in Educational Technology (Singapore:
Springer, 2019), 3–31.
7
Akbar and Noviani, “Tantangan Dan Solusi Dalam Perkembangan Teknologi
Pendidikan Di Indonesia.”
8
Yohanes Vianey Sayangan, “Analisis Insterpretasi Term Teknologi Dalam Konteksnya
Dengan Teknologi Pendidikan Dan Teknologi Dalam Proses Pembelajaran,” Jurnal Ilmiah
Pendidikan Citra Bakti 4, no. 1 (Maret 28, 2017), 18.
9
Niradhar Dey, Journal Concept and Scope of Educational Technology (India:Indira
Gandhi National Open University, 2017), 7.

28
ISTIGHNA, Vol. 4, No 1, Januari 2021 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Imroatul Ajizah
Urgensi Teknologi Pendidikan : Analisis Kelebihan dan Kekurangan Teknologi
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0

a. Perencanaan, meliputi desain sistem pembelajaran, desain pesan, strategi


pembelajaran, dan karakteristik pembelajar
b. Pengembangan, meliputi teknologi cetak, audiovisual, teknologi berbasis
komputer, dan teknologi terpadu
c. Pemanfaatan, meliputi pemenfaatan media, difusi inovasi, implementasi,
kebijakan dan regulasi
d. Pengelolaan, meluputi manajemen proyek, manajemen sumber,
manajemen sistem penyampaian, dan manajemen informasi
e. Penilaian, meliputi analisis masalah, pengukuran acuan patokan, evaluasi
formatif, dan evaluasi sumatif.10
Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa cakupan atau
ruang lingkup teknologi pendidikan sangatlah luas sebagaimana luasnya
pemahaman terkait konsep pendidikan.
Niradhar Dey juga menjelaskan dalam tulisannya terkait karakteristik
teknologi pendidikan yang berhubungan erat dengan konsep teknologi
pendidikan. Karakteristik tersebut antara lain:
a. Disiplin ilmu modern. Teknologi merupakan ilmu yang dinamis dan selalu
berkembang sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan.
b. Berdasarkan kemajuan ilmiah. Teknologi berkembang dengan pesat
sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan.
c. Meningkatkan sistem pendidikan. Teknologi pendidikan menemukan
masalah di bidang pendidikan, kemudian menemukan solusi, yang
akhirnya bertujuan untuk memperbaiki sistem pendidikan.
d. Manajemen kelas yang efektif. Dengan adanya teknologi mampu membuat
pembelajaran menjadi efektif dan efisien.
e. Media komunikasi massa. Teknologi berpotensi memperikan beragam
pendidikan dan pelatihan kepada massa dalam jumlah yang besar dengan
beragam latar belakang dan pendidikan.
2. Kebutuhan Pendidikan Era Revolusi Industri 4.0 dan hubungannya dengan
teknologi pendidikan
Revolusi industri berjalan dengan dilandasi revolusi mental dimana dalam
paradigma ini terdapat perubahan besar dalam struktur mental yang terbangun atas
tiga hal yaitu cara berpikir, meyakini dan cara bersikap. Revolusi industri
mengharuskan inovasi di bidang pendidikan dimana pada era ini diperlukan
literasi baru dengan menggunakan analisis data yang mengaitkan kemampuan
komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis, dan kreatif.11 Dengan empat kemampuan
tersebut, diharapkan peserta didik mampu membaca peluang dan tantangan di era
saat ini.
Kemampuan berkomunikasi sangat dibutuhkan oleh peserta didik untuk
menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Komunikasi dapat mempengaruhi
kemampuan memproses informasi, kesulitan mengintegrasikan pikiran dan
ucapan, dan kesulitan beradaptasi dengan lingkungan. Peran teknologi adalah

10
Diana Ariani, “Aktualisasi Profesi Teknologi Pendidikan Di Indonesia,” Indonesian
Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 5, no. 1 (April 10, 2017), 5.
11
Suwardana, “Revolusi Industri 4. 0 Berbasis Revolusi Mental.”

29
ISTIGHNA, Vol. 4, No 1, Januari 2021 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Imroatul Ajizah
Urgensi Teknologi Pendidikan : Analisis Kelebihan dan Kekurangan Teknologi
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0

untuk membangun kemampuan berkomunikasi peserta didik dengan orang lain


menjadi lebih baik.
Selain itu, kemampuan berkolaborasi juga diperlukan oleh peserta didik.
Dengan berkolaborasi, wawasan dan pengetahuan akan semakin luas. Kolaborasi
dalam sebuah pembelajaran dilakukan melalui berbagai interaksi dimana proses
interaksi merupakan bagian penting dari sebuah pembelajaran.12 Peran teknologi
dalam membentuk kemampuan kolaborasi peserta didik adalah tidak adanya batas
ruang dan waktu pada peserta didik dalam berinteraksi dan berkolaborasi satu
sama lain. Hal ini sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Anwaril Hamidy
dan Dyah Purboningsih terkait pembalajaran kolaboratif berbasis online pada
perkuliahan filsafat menunjukkan bahwa penggunaan teknologi berbasis online ini
mampu meningkatkan kemampuan berpikir serta lebih partisipatif dalam
menuliskan pemikirannya di jejaring online.13
Kemampuan lain yang dibutuhkan oleh peserta didik adalah kemampuan
berpikir kritis. Dengan berpikir kritis, peserta didik ditantang membaca berbagai
masalah dan dampaknya terhadap lingkungan sosial serta mengenali tantangan
adalah langkah awal untuk perkembangan.14 Untuk menunbuhkan kemampuan
berpikir kritis para peserta didik harus memiliki motivasi. Disinilah peran dari
sebuah teknologi, yaitu untuk membantu menumbuhkan motivasi belajar pada
peserta didik. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Septiana Sari dan Kristian
Handoyo Sugiarto menunjukkan bahwa penggunaan multimedia pada
pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan motivasi belajar dan berpikir
kritis peserta didik.15
Kemampuan yang juga dibutuhkan oleh peserta didik di abad 21 ini adalah
kemampuan berpikir kreatif. Penelitian yang dilakukan oleh Wafik Khoiri,
Rochmad, dan Adi Nur Cahyono menunjukkan bahwa kemampuan berpikir
kreatif siswa dalam pembelajaran berbasis masalah yang dibantu dengan
menggunakan multimedia pada pembelajaran matematika, seperti media power
point lebih baik dari pada kemampuan kreatif siswa dengan menggunakan
ekspositori.16

D. PEMBAHASAN
Beragam definisi pendidikan mengindikasikan luasnya pemahaman di
kalangan akademisi maupun praktisi terkait penerapan terknologi tersebut pada

12
Anwaril Hamidy and Dyah Purboningsih, “Pembelajaran Kolaboratif Berbasis Online
Dalam Perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika,” PRISMA, Prosiding Seminar Nasional
Matematika (February 1, 2016), 139.
13
Ibid., 143.
14
Larry W. Riggs and Sandra Hellyer-Riggs, “Development and Motivation in/for
Critical Thinking,” Journal of College Teaching & Learning 11, no. 1 (2014), 1–8.
15
Dwi Septiana Sari And Kristian Handoyo Sugiyarto, “Pengembangan Multimedia
Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa,”
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA 1, No. 2 (October 4, 2015), 165.
16
Wafik Khoiri, Rochmad Rochmad, and Adi Nur Cahyono, “Problem Based Learning
Berbantuan Multimedia Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kreatif,” Unnes Journal of Mathematics Education 2, no. 1 (March 21, 2013),120.

30
ISTIGHNA, Vol. 4, No 1, Januari 2021 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Imroatul Ajizah
Urgensi Teknologi Pendidikan : Analisis Kelebihan dan Kekurangan Teknologi
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0

bidang pendidikan. Luasnya definisi teknologi pendidikan mengindikasikan luas


pula ruang lingkupnya.
Di era revolusi industri 4.0, kebutuhan pendidikan tidak hanya menjadikan
peserta didik sebagai passive learner, namun sebaliknya, pembelajaran berpusat
pada siswa dimana siswa diberi kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai
macam ilmu pengetahuan secara mandiri melalui beragam teknologi yang
berkembang saat ini. Di era ini, peserta didik harus dibekali dengan empat
kemampuan, yaitu kreatif, komunikatif, berpikir kritis, dan kolaboratif. Sehingga
peran teknologi sangat penting untuk menunjang kemampuan tersebut.
Kreatif. Pembelajaran berbasis teknologi dapat menjadikan pembelajaran
menjadi lebih menyenangkan, seperti penggunaan animasi dalam pembelajaran,
media power point, atau media audio visual. Selain kreativitas dalam menyajikan
pembelajaran, penggunaan teknologi memungkinkan peserta didik untuk
menciptakan suatu proyek atau karya terkait pembelajaran yang kemudian karya
tersebut dapat termediasi oleh adanya platform digital. Ini menujukkan bahwa
teknologi mampu menjadi wadah bagi peserta didik untuk mengekspresikan
kreativitas yang mereka miliki. Hal ini juga menimbulkan sisi positif sebagai
pemerataan kesempatan berkarya kepada seluruh peserta didik tanpa mengenal
bagaimana latar belakangnya.
Komunikatif. Dengan adanya teknologi pendidikan, komunikasi menjadi
lebih mudah, baik komunikasi antara pendidik dan peserta didik maupun peserta
didik dengan peserta didik. Tentunya hal ini mampu meningkatkan keterampilan
berkomunikasi peserta didik. Bahkan peserta didik yang memiliki kepribadian
introvert dapat terfasilitasi dengan adanya teknologi dalam pendidikan. Hal ini
dibuktikan dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Elian, Triyono, dan
Yuliati. Mereka mengembangkan media yang diberi nama letter sharing untuk
meningkatkan keterampilan berkomunikasi bagi peserta didik introvert sehingga
mereka dapat mengekspresikan pendapat mereka melalui tulisan. Hasil penelitian
mengungkapkan bahwa media letter sharing mampu meningkatkan keterampilan
berkomunikasi peserta didik introvert.17
Berpikir kritis. Pembelajaran berbasis teknologi dapat membangkitkan
semangat peserta didik, sehingga motivasi belajar mereka meningkat. Jika
motivasi mereka meningkat, maka pendidik dapat mendorong peserta didik untuk
berpikir kritis terhadap suatu masalah. Mereka harus menyadari bahwa mereka
memiliki kapasitas untuk dapat berpikir kritis sehingga mampu memecahkan
berbagai masalah yang sedang terjadi. Pendidik dapat menggunakan strategi
pembelajaran Problem Based Learning untuk membiasakan peserta didik
melakukan problem solving. Selain itu, teknologi juga mampu membantu mereka
dalam menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dengan mencari sumber
informasi melalui internet. Bahkan saat ini semakin banyak masyarakat modern

17
Elian Iwi Afifah, Triyono Triyono, and Yuliati Hotifah, “Pengembangan Media Letter
Sharing Untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa Introvert,” Jurnal Kajian
Bimbingan dan Konseling 1, no. 1 (2016), 27.

31
ISTIGHNA, Vol. 4, No 1, Januari 2021 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Imroatul Ajizah
Urgensi Teknologi Pendidikan : Analisis Kelebihan dan Kekurangan Teknologi
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0

yang lebih mengandalkan mesin pencari di internet dari pada layanan


perpustakaan.18
Kolaboratif. Kemampuan yang lain adalah kolaborasi. Untuk melatih skill
ini, guru memiliki berbagai alternatif strategi pembelajaran berbasis teknologi.
Salah satu contohnya adalah pembalajaran kolaboratif berbasis online pada
perkuliahan filsafat yang dijelaskan sebelumnya. Di era sekarang, teknologi
membantu peserta didik dalam hal berkolaborasi tanpa dibatasi oleh ruang dan
waktu.19 Sehingga dapat disimpulkan bahwa teknologi mampu membantu
menumbuhkan keterampilan kolaborasi pada peserta didik.
Selain beberapa manfaat teknologi di atas, sebuah penelitian yang
dilakukan oleh Fezile Ozdamli menunjukkan bahwa calon guru merasa lebih
percaya diri dalam mengajar ketika menggunakan media pembelajaran internet.20
Teknologi juga mampu membantu peserta didik untuk memahami pembelajaran
yang sedang berlangsung. Hal ini dikarenakan penggunaan teknologi dalam
pembelajaran mampu melibatkan pengalaman multisensorik anak yang dapat
mengakomodir berbagai tipe belajar anak dengan beragam strategi pembelajaran
berbasis teknologi.
Sebagaimana teori kontruktivisme yang menyatakan bahwa peserta didik
harus membangun sebuah ilmu berdasarkan pengalamannya, maka teknologi
dalam pendidikan menjadi sesuatu yang penting untuk membantu mendapatkan
pengalaman tersebut. Apalagi sejak munculnya teknologi kabel optic dan web
browser, arus informasi semakin tidak terkendali dan menyebabkan ledakan
informasi digital. Melalui mesin pencari, seseorang dengan mudah mencari bahan
referensi yang dibutuhkan peserta didik dengan biaya yang sangat murah.21
Teknologi menjadi media bagi para peserta didik untuk mencari sumber
referensi dan mengeksplorasi pengetahuan dan informasi yang mereka butuhkan.
Banyak aplikasi berbasis online yang menawarkan beragam informasi yang
mudah diakses oleh peserta didik, seperti surat kabar online, e-book, dan artikel-
artikel ilmiah dimana semua itu dapat membantu proses pembelajaran peserta
didik.
Lebih luas lagi, teknologi mampu membantu mempermudah pekerjaan di
sektor pendidikan. Seperti adanya sistem pelayanan melalui e-mail, siakad,
pendaftaran online, dan pelayanan berbasis web. Sistem ini membuat segala
pekerjaan menjadi efisien karena sistem digitalisasi mempercepat proses
pelayanan, sehingga berjalannya sebuah pendidikan dapat maksimal. Selain
mempermudah pelayanan karena berbasis online, hal ini juga memudahkan

18
Agus Santoso, “Media Literacy Siswa Muslim Surabaya dalam Penggunaan Internet,”
Jurnal Komunikasi Islam 5, no. 1 (June 4, 2015), 85.
19
Hamidy and Purboningsih, “Pembelajaran Kolaboratif Berbasis Online Dalam
Perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika.”, 140.
20
Fezile Ozdamli, “Attitudes and Opinions of Special Education Candidate Teachers
Regarding Digital Technology,” World Journal on Educational Technology: Current Issues 9, no.
4 (2017), 198.
21
Afandi Afandi, Tulus Junanto, and Rachmi Afriani, “Implementasi Digital-Age
Literacy Dalam Pendidikan Abad 21 Di Indonesia,” Prosiding SNPS (Seminar Nasional
Pendidikan Sains) 3, no. 0 (2016), 113.

32
ISTIGHNA, Vol. 4, No 1, Januari 2021 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Imroatul Ajizah
Urgensi Teknologi Pendidikan : Analisis Kelebihan dan Kekurangan Teknologi
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0

koordinasi sistem pendidikan secara meyeluruh melalui media sosial berbasis


teknologi.
Selain itu, proses evaluasi pembelajaran yang dilakukan baik oleh sekolah
maupun guru dapat dikerjakan dengan mudah. Seperti pengolahan data nilai.
Pengolahan nilai dapat dilakukan guru dengan menggunakan aplikasi Pengolahan
Nilai Akademik Berbasis Web. Dalam penelitian yang dilakukan Sari susanti,
aplikasi ini efektif digunakan oleh guru untuk mempermudah guru dalam proses
mengolah nilai dan peserta didik juga dengan mudah mengetahui nilainya.22
Meskipun banyak kelebihan dari sebuah teknologi dalam penerapannya di
bidang pendidikan, tidak menutup kemungkinan adanya kekurangan atau sisi
negatif dari sebuah teknologi.
Salah satu contoh sisi negatif tersebut adalah penggunaan internet sebagai
sumber informasi yang luas dan belum tentu kredibilitasnya. Keadaan ini
dikarenakan canggihnya teknologi memberikan kesempatan kepada siapapun
untuk dapat menulis di internet, baik itu berita benar atau berita bohong. Sehingga
diperlukan sumber daya manusia yang mampu untuk membaca dan memilah
sebuah informasi. Selain mengetahui cara menggunakan dan memanfaatkan
teknologi, yang juga perlu diperhatikan adalah kualitas sumber daya manusia
dalam penggunaan teknologi tersebut. Hal ini dilakukan agar mutu pendidikan
tetap terjaga.
Sisi kekurangan dari teknologi juga berdampak pada turunnya kualitas
interaksi secara tatap muka di kalangan remaja. Penelitian yang dilakukan oleh
Muclis Aziz dan Nurainiah menunjukkan bahwa penggunaan handphone
menyebabkan remaja kurang peka terhadap lingkungan dan menurunkan kualitas
pertemuan secara langsung.23 Padahal teknologi harusnya diciptakan untuk
membantu pekerjaan masusia sehingga manusia harusnya menguasai teknologi
agar teknologi dapat berkembang dan bermanfaat dengan maksimal, bukan malah
manusia yang dikuasai oleh teknologi.
Selain itu, Yohannes Marryono Jamun dalam artikelnya yang berjudul
Dampak Teknologi Terhadap Pendidikan juga menuturkan bahwa teknologi
memberikan peluang terjadinya tindakan kriminal di dunia pendidikan, seperti
pencurian dokumen penting dan tatanan pendidikan yang dirahasiakan oleh
sebuah lembaga.24
Solusi untuk menangani kekurangan dari teknologi pendidikan salah
satunya adalah dibekalinya peserta didik dengan kemampuan literasi. Di era
digital saat ini, kemampuan literasi tidak hanya sebatas kemampuan membaca,
menulis, dan menganalisis, namun ada beberapa komponen. Menurut NCREL &

22
Sari Susanti, Erfian Junianto, and Rizal Rachman, “Implementasi Framework Laravel
Pada Aplikasi Pengolah Nilai Akademik Berbasis Web,” Jurnal Informatika 4, no. 1 (April 15,
2017), 108.
23
Muchlis Aziz and Nurainiah Nurainiah, “Pengaruh Penggunaan Handphone Terhadap
Interaksi Sosial Remaja Di Desa Dayah Meunara Kecamatan Kutamakmur Kabupaten Aceh
Utara,” Jurnal AL-IJTIMAIYYAH: Media Kajian Pengembangan Masyarakat Islam 4, no. 2
(December 10, 2018), 38.
24
Yohannes Marryono Jamun, “Dampak Teknologi Terhadap Pendidikan,” Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan Missio 10, no. 1 (January 28, 2018), 51.

33
ISTIGHNA, Vol. 4, No 1, Januari 2021 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Imroatul Ajizah
Urgensi Teknologi Pendidikan : Analisis Kelebihan dan Kekurangan Teknologi
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0

Metiri Group yang dikutip oleh menyatakan komponen-komponen tersebut antara


lain:
1. Literasi dasar. Kemampuan dalam berbahasa dan matematis.
2. Literasi sains. Kemampuan memahami konsep sains.
3. Literasi teknologi. Kemampuan mengetahui teknologi dan cara
menggunakannya dengan efektif dan efisiem.
4. Literasi ekonomi. Pengetahuan tentang masalah ekonomi
5. Literasi visual. Pengetahuan menggunakan dan menghasilkan gambar dan
video
6. Literasi informasi. Kemampuan mengolah informasi dari berbagai sumber.
7. Literasi multikultural. Kemampuan mengapresiasi dan menghargai
perbedaan.25
Setelah kita menganalisis kelebihan dan kekurangan dari teknologi
pendidikan, maka penulis memiliki kesimpulan bahwa teknologi sangat penting
untuk diterapkan di bidang pendidikan. Kekurangan dari teknologi pendidikan
dapat diatasi dengan berbagai solusi, salah satunya adalah dengan membekali
peserta didik untuk memiliki kemampuan literasi digital, sehingga mereka mampu
memanfaatkan teknologi dengan maksimal dan meminimalisir terjadinya penyalah
gunaan teknologi. Tentunya teknologi sebagai suatu sistem dapat mempermudah
dan memberikan efektivitas serta efisiensi bagi proses pendidikan.

E. KESIMPULAN
Dari uraian di atas, kita dapat mengambil sebuah kesimpulan terkait sisi
positif dari teknologi pendidikan antara lain : (1)Teknologi mampu membantu
manusia menjadi lebih baik; (2) Teknologi mampu menunjang kebutuhan
keterampilan abad 21, yaitu kreatif, komunikatif, berpikir kritis, dan kolaboratif
dimana empat kemampuan tersebut sangat dibutuhkan untuk melahirkan peserta
didik menjadi sumber daya manusia yang berkualitas yang siap bersaing dan
menjawab tantangan global; (3) Teknologi menjadi wadah kreativitas peserta
didik; (4) Teknologi mampu meningkatkan sistem pendidikan dan mutu
pelayanan; (5) Teknologi mampu meningkatkan motivasi peserta didik untuk
berpikir kritis; (6) teknologi mampu membantu dalam proses perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan.
Disamping kelebihan yang dimiliki oleh teknologi, terdapat pula beberapa
kekurangan, yaitu penggunaan internet sebagai sumber informasi yang luas dan
belum tentu kredibilitasnya, menurunkan kemampuan komunikasi oral,
memberikan peluang terjadinya tindakan kriminal di dunia pendidikan.
Meskipun terdapat beberapa kekurangan teknologi di lapangan, namun
penulis menyimpulkan bahwa teknologi menjadi sangat penting untuk diterapkan
di bidang pendidikan, sebagai suatu sistem yang dapat meningkatkan kinerja serta

25
Afandi, Junanto, and Afriani, “Implementasi Digital-Age Literacy Dalam Pendidikan
Abad 21 Di Indonesia.”,116.

34
ISTIGHNA, Vol. 4, No 1, Januari 2021 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Imroatul Ajizah
Urgensi Teknologi Pendidikan : Analisis Kelebihan dan Kekurangan Teknologi
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0

hasil belajar, sehingga mampu menghasilkan sumber daya manusia yang


berkualitas dan berdaya saing.

REFERENSI
Afandi, Tulus Junanto, and Rachmi Afriani. “Implementasi Digital-Age Literacy
Dalam Pendidikan Abad 21 Di Indonesia,” Prosiding SNPS (Seminar
Nasional Pendidikan Sains) 3, no. 0 (2016), 113-120.
Afifah, Elian Iwi, Triyono Triyono, and Yuliati Hotifah. “Pengembangan Media
Letter Sharing Untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa
Introvert,” Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling 1, no. 1 (2016), 27–
32.
Akbar, Amin and Nia Noviani. “Tantangan Dan Solusi Dalam Perkembangan
Teknologi Pendidikan Di Indonesia,” Prosiding Seminar Nasional
Program Pascasarjana Universitas Pgri Palembang, no. 0 (July 2, 2019),
18-25.
Ariani, Diana. “Aktualisasi Profesi Teknologi Pendidikan Di Indonesia.”
Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 5,
no. 1 (April 10, 2017), 1-9.
Muchlis Aziz and Nurainiah Nurainiah, “Pengaruh Penggunaan Handphone
Terhadap Interaksi Sosial Remaja Di Desa Dayah Meunara Kecamatan
Kutamakmur Kabupaten Aceh Utara,” Jurnal AL-IJTIMAIYYAH: Media
Kajian Pengembangan Masyarakat Islam 4, no. 2 (December 10, 2018),
18-39.
Dey, Niradhar. Journal Concept and Scope of Educational Technology.
India:Indira Gandhi National Open University. 2017.
Hamidy, Anwaril and Dyah Purboningsih. “Pembelajaran Kolaboratif Berbasis
Online Dalam Perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika,” PRISMA,
Prosiding Seminar Nasional Matematika (February 1, 2016), 138-144.
Huang, Ronghuai Huang, J. Michael Spector, and Junfeng Yang. “Introduction to
Educational Technology,” in Educational Technology: A Primer for the
21st Century, ed. Ronghuai Huang, J. Michael Spector, and Junfeng Yang,
Lecture Notes in Educational Technology (Singapore: Springer, 2019).
Huang, Ronghuai Huang, J. Michael Spector, and Junfeng Yang, Educational
Technology: A Primer for the 21st Century, Lecture Notes in Educational
Technology (Singapore: Springer Singapore, 2019).
Jamun, Yohannes Marryono. “Dampak Teknologi Terhadap Pendidikan,” Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan Missio 10, no. 1 (January 28, 2018).
Khoiri, Wafik, Rochmad Rochmad, and Adi Nur Cahyono. “Problem Based
Learning Berbantuan Multimedia Dalam Pembelajaran Matematika Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif,” Unnes Journal of
Mathematics Education 2, no. 1 (March 21, 2013).

35
ISTIGHNA, Vol. 4, No 1, Januari 2021 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Imroatul Ajizah
Urgensi Teknologi Pendidikan : Analisis Kelebihan dan Kekurangan Teknologi
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0

Ozdamli, Fezile. “Attitudes and Opinions of Special Education Candidate


Teachers Regarding Digital Technology,” World Journal on Educational
Technology: Current Issues 9, no. 4 (2017), 191-200.
Riggs, Larry W. and Sandra Hellyer-Riggs. “Development and Motivation in/for
Critical Thinking,” Journal of College Teaching & Learning 11, no. 1
(2014), 1–8.
Santoso, Agus. “Media Literacy Siswa Muslim Surabaya dalam Penggunaan
Internet.” Jurnal Komunikasi Islam 5, no. 1 (June 4, 2015), 83–97.
Sari, Dwi Septiana And Kristian Handoyo Sugiyarto. “Pengembangan Multimedia
Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa,” Jurnal Inovasi Pendidikan IPA 1, No.
2 (October 4, 2015), 153-156.
Sayangan, Yohanes Vianey. “Analisis Insterpretasi Term Teknologi Dalam
Konteksnya Dengan Teknologi Pendidikan Dan Teknologi Dalam Proses
Pembelajaran.” Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti 4, no. 1 (Maret 28,
2017), 14-24.
Stošić, Lazar. “The Importance Of Educational Technology In Teaching,”
International Journal of Cognitive Research in Science, Engineering and
Education (IJCRSEE) 3, no. 1 (June 20, 2015): 111–114.
Susanti, Sari, Erfian Junianto, and Rizal Rachman. “Implementasi Framework
Laravel Pada Aplikasi Pengolah Nilai Akademik Berbasis Web,” Jurnal
Informatika 4, no. 1 (April 15, 2017), 108-117.
Suwardana, Hendra. “Revolusi Industri 4. 0 Berbasis Revolusi Mental,” Jati
Unik : Jurnal Ilmiah Teknik dan Manajemen Industri 1, no. 2 (April 18,
2018): 102–110.
Yuberti. Dinamika Teknologi Pendidikan. Lampung : LP2M IAIN Raden Intan
Lampung. 2015.

36
EDUSIANA: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam
||Volume||07||No||1||Hal|| 74-88 ||2020||
Available online at: http://journal.stainim.ac.id/index.php/edusiana |P-ISSN: 2355-2743; E-ISSN: 2549-3612||

YOUTUBE SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN


AGAMA ISLAM EFEKTIF DI SMK NURUL YAQIN SAMPANG
Achmad Baihaqi
email: abaihaqi853@gmail.com

Amaliya Mufarroha
email: Lia.mu0101@gmail.com

A. Ilham Tsabit Imani


email: aelhamlegion@gmail.com

UIN Sunan Ampel Surabaya


Jl. Ahmad Yani No.117, Jemur Wonosari, Kec. Wonocolo, Kota SBY, Jawa Timur 60237

Article History: Abstrak: Youtube merupakan suatu program, untuk alat bantu,
Dikirim: manipulasi dan menyampaikan informasi. Tujuan dari penelitian ini
10 April 2020 adalah untuk mengetahui dampak dari penerapan Youtube sebagai
media pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang efektif. Penelitian
Direvisi: ini menggunakan desain kualitatif dengan setting lokasi adalah SMK
15 April 2020
Nurul Yaqin Sampang. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
Diterima:
adalah dengan melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi. Serta
30 April 2020 teknik analisis yang digunakan adalah reduksi data dengan
membandingkan hasil wawanacara dengan data yang lain. Adapun hasil
Korespondensi dari penelitian ini adalah: (1) Proses pembelajaran Pendidikan Agama
Penulis: Islam dapat lebih mempermudahkan dalam mencari informasi,
HP / WA manipulasi, pengelolaan dan transfer ilmu atau pemindahan informasi;
082334892584 (2) Mengembangkan keterampilan dalam bidang TIK untuk kelancaran
proses belajar; (3) Meningkatkan profesional guru dalam penggunaan
media Youtube khususnya dalam pelajaran PAI, dan (4) Mengubah
sekolah menjadi institusi pembelajaran kreatif dan dinamis sehingga
siswa termotivasi, selalu ingin tahu dalam pembelajaran PAI.
Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik salah
satunya media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Aplikasi youtube sebagai pendukung pembelajaran, merupakan media
yang sangat efektif dalam pembelajaran PAI di era teknologi secara
umum, dan khususnya di SMK Nurul Yaqin Sampang.

Kata Kunci: Youtube, Media Pembelajaran; Pendidikan Agama


Islam

Abstract: Youtube is a program, for tools, manipulation and convey


information. The purpose of this study was to determine the impact
of the application of Youtube as an effective medium of Islamic

Achmad Baihaqi
Edusiana: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam; Volume 07, No.01 Maret 2020
P a g e | 75
Religious Education learning. This study uses a qualitative design
with a location setting is SMK Nurul Yaqin Sampang. Data
collection techniques in this study is to conduct observations,
interviews and documentation. And the analysis technique used is
data reduction by comparing the results of interviews with other data.
The results of this study are: (1) The learning process of Islamic
Religious Education can make it easier to find information,
manipulate, manage and transfer knowledge or transfer information;
(2) Developing skills in the field of ICT for the smooth learning
process; (3) Improving teacher professionalism in the use of Youtube
media, especially in PAI lessons, and (4) Changing schools into
creative and dynamic learning institutions so that students are
motivated, always curious about PAI learning. Effective learning
requires good planning, one of which is the media that will be used
in the learning process. YouTube application as a supporter of
learning, is a very effective media in learning PAI in the era of
technology in general, and especially in SMK Nurul Yaqin
Sampang.

Keywords: Youtube, Learning Media; Islamic education

PENDAHULUAN
Dunia saat ini telah memasuki era revolusi industri 4.0. 1 Salah satu dampak
perubahan di era ini banyaknya satuan pendidikan yang telah menerapkan teknologi digital
dalam proses pembelajaran.2 Teknologi digital menjadi media pembelejaran yang berperan
penting untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan peserta didik.3 Di era teknologi
informasi, Media Youtube sudah menjadi bagian dari kemajuan teknologi informatika saat ini,
apalagi dalam dunia akademik. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses
belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan dan
sesuai dengan kemajuan zaman.
Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk
dapat mengembangkan keterampilan dalam membuat media pembelajaran yang akan
digunakannya apabila medianya belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan
dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran. Dalam komunikasi pembelajaran,
media pembelajaran sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efektifitas pencapaian tujuan

1
Ahmad Hasyim Fauzan, “Pola Pembinaan Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) Sebagai Upaya Peningkatkan
Kemampuan Membaca Al-Quran”, Ar-Risalah, Vol. 8, No. 1 (April 2015), 27 77).
2
Irwandani Et Al. 2019. “Interactive Multimedia Lectora Inspire Based On Problem Based Learning :
Development In The Optical Equipment.” IOP Conference Series: Journal Of Physics.
3
Das, Suman Kumar. 2016. “Design And Methodology Of Line Follower Automated Guided Vehicle-A
Review.” 2(10): 9–13.
Achmad Baihaqi
Edusiana: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam; Volume 07 No. 01 Maret 2020
P a g e | 76
pembelajaran (Tejo Nurseto, 2012).
Dengan menggunakan media, interaksi antara guru dan siswa tidak lagi hanya
dilakukan melalui hubungan tatap muka. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus
berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam
lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui media youtube dengan menggunakan
komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya pembelajaran
berbasis media youtube, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan
internet. Istilah lain yang makin poluper saat ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran
dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya media youtube.4
(Isniatun Munawaroh, 2010).
Keberadaan media dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
memiliki arti yang cukup penting. Mengingat selama ini hasil dari pembelajaran PAI dinilai
masih kurang. Karena para guru kurang memperhatikan komponen-komponen lain yang dapat
membantu proses pembelajaran, di antaranya metode mengajar yang digunakan masih
monoton, tanpa menggunakan media yang dapat memberikan gambaran lebih konkrit tentang
materi yang disampaikan, sehingga seringkali tujuan dari pembelajaran belum bisa tercapai
dengan maksimal.
Beradaptasi dengan era teknologi, kegiatan pembelajaran dituntut mengurangi
penggunaan metode ceramah dan dapat diperkaya penggunaan media pembelajaran salah
satunya dengan menggunakan media youtube. Lebih- lebih pada kegiatan pembelajaran saat ini
yang menekankan pada keterampilan proses dan active learning, maka kiranya peranan media
pembelajaran, menjadi semakin penting (Tejo Nurseto, 2012).
Ketertarikan dalam penelitian ini karena peneliti melihat peserta didik yang guru hadapi
saat ini merupakan generasi internet. Generasi internet yang dimaksud adalah peserta didik aktif
menggunakan media sosial seperti whatsaap, Instagram dan YouTube. Sehingga untuk
mengimbangi hal tersubut para guru Pendidikan agama islam dituntut untuk menyiapkan
pembelajaran yang menarik. Pada penelitian ini peneliti melihat YouTube sangat tepat untuk
dijadikan media pembelajaran dalam membantu peserta didik aktif belajar di dalam kelas.
Beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh I. W. Iwantara, I W. Sadia, I
K. Suma dengan judul Pengaruh Penggunaan Media Video Youtube Dalam Pembelajaran Ipa
Terhadap Motivasi Belajar Dan Pemahaman Konsep Siswa, e-Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA (Volume 4 Tahun 2014). Tujuan dari

4
Munawaroh, Isniatun. "Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Menumbuhkan Kreativitas dan
Kemandirian Belajar."Universitas Negeri Yogyakarta (2010).
Achmad Baihaqi
Edusiana: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam; Volume 07 No. 01 Maret 2020
P a g e | 77
penelitian ini ingin melihat bagaimana YouTube sebagai media pembelajaran IPA terhadap
motivasi belajara dan pemahaman konsep siswa. Setelah dilakukan penelitian ternyata
didaptkan hasil bahwa media YouTube dipercaya untuk memotivasi siswa di dalam belajar dan
dapat membantu siswa dalam memahami konsep belajar. Selain penelitian terdahulu di atas
ditemukan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Eribka Ruthellia, David Mariam Sondakh,
Stefi Harilama, dengan judul Pengaruh Konten Vlog dalam Youtube terhadap Pembentukan
Sikap Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam
Ratulangi, e-journal “Acta Diurna” Volume VI. No. 1. Tahun 2017. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui konten vlog YouTube terhadap pembentukan sikap mahasiswa,
Adapun hasil penelitian yang diperoleh dinyatakan bahwa konten YouTube akan berpengaruh
terhadap sikap mahasiswa jika mahasiswa gemar menontonnya. Adapun dari gemarnya
mahasiswa menonton YouTube sehingga tidak jarang membuat mahasiswa terpengaruh untuk
membuat vlog yag serupa dengan apa yang telah ditontonnya dan diidolakannya.
Dari kedua penelitian di atas tentu saja memiliki perbedaan, perbedaan tersebut terletak
pada tujuan penelitian. Pada penelitian ini tujuan yang paling penting adalah bagaimana media
YouTube dapat membuat pembelajaran di kelas aktif dan efektif sehingga tujuan pembelajaran
tercapai.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat kualitatif. Instrumen penelitian
pada metode kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Metode penelitian menghasilkan data
dengan cara menganalisis dengan kata-kata dan bukan bersifat kuantitas atau jumlah. Data
yang dihasilkanpun dalam penelitian kualitatif ini tidak memerlukan analisis statistika
(perhitungan) seperti yang ada dalam penelitian kuantitatif.5
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan melakukan observasi,
wawancara dan dokumentasi. Serta teknik analisis yang digunakan adalah reduksi data
dengan membandingkan hasil wawanacara dengan data yang lain. Lokasi yang digunakan
untuk penelitian ini adalah SMK Nurul Yaqin Sampang. Analisis data diarahkan pada
reduksi data, sintesisasi, triangulasi dan perpanjangan keikutsertaan sebagai pengecekan
keabsahan data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan oleh guru sebagai alat bantu
mengajar. Dalam interaksi pembelajaran, guru menyampaikan pesan ajaran berupa materi

5
Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methode). Bandung: Alfabeta. 2013
Achmad Baihaqi
Edusiana: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam; Volume 07 No. 01 Maret 2020
P a g e | 78
pembelajaran kepada siswa6 Media pembelajaran meliputi alat pengajaran, yang terdiri dari
antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, gambar bingkai
(slide), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Media yang digunakan dalam
pembelajaran dapat dipilih oleh pendidik untuk menunjang pembelajaran yang dilaksanakan
pada hari tersebut. Media yang digunakan sebaiknya sesuai dengan materi yang akan
disampaikan sehingga media berfungsi dengan tepat.7
Manfaat media pembelajaran yaitu: 1) Dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa
karena pengajaran akan lebih menarik perhatian mereka, 2) Makna bahan pengajaran akan
menjadi lebih jelas sehingga dapat dipahami siswa dan memungkinkan terjadinya
penguasaan serta pencapaian tujuan pengajaran, 3) Metode mengajar akan lebih bervariasi,
tidak semata-mata didasarkan atas komunikasi verbal melalui kata-kata 4) Siswa lebih
banyak melakukan aktivitas selama kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan tetapi juga
8
mengamati, mendemonstrasikan, melakukan langsung, dan memerankan. Media
pengajaran ini meliputi perangkat keras Hardware dan perangkat lunak Softwer. Hardware
adalah alat-alat yang mengantar pesan seperti LCD Projector, komputer radio dan
sebagainya. Sedangkan software adalah isi program yang mengandung pesan seperti
informasi yang terdapat pada file atau buku atau bahan cetak lainnya.9
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
berbasis teknologi dan informasi adalah alat perantara teknologi berupa (hardware, software,
useware) yang digunakan untuk memperoleh, mengirimkan, mengolah, menafsirkan,
menyimpan, mengorganisasikan, dan menggunakan data secara bermakna untuk
memperoleh informasi yang berkualitas yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Analisis media sosial YouTube sebagai media pembelajaran PAI, Menurut hemat peneliti
media YouTube layak diterapkan sebagai media pembelajaran di dalam kelas khususnya
materi PAI. Sebab di zaman yang serba digital ini kita sangat mudah mengakses dan
mengambil informasi yang kita butuhkan di dalam kehidupan sehari-hari. Begitu pula
dengan materi terkait pembelajaran PAI, jika kita ingin mengaksesnya dan mencarinya tentu
hal itu akan mudah ditemuka.
Beikut hasil wawancara tentang penggunaan media YouTube
Tabel 1 Paparan Data Hasil Wawancara

6
Arif S Sadiman, dkk, Media Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008. 27.
7
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Grafindo, 2011) 4.
8
Nana Sudjana dan Ahmad Rifai, Media Pengajaran, Bandung: PT. Sinar Baru, 1997, 8
9
Guntur Cahyono, “Pemanfaatan Media YouTube Dakwah Ustadz Adi Hidayat dalam Pengembangan Materi
Fikih Madrasah Ibtidaiyah”, At-Tarbawi, Vol. 4, No.1 (Januari-Juni, 2019), 67.
Achmad Baihaqi
Edusiana: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam; Volume 07 No. 01 Maret 2020
P a g e | 79
Indikator Dampak
No. Keterangan
Penggunaan YouTube
Subjek merasa mudah dalam mengembangkan
segala keingintahuannya tentang pengetahuan,
1. Efek Kognitif dengan YouTube mereka merasa mudah dan
banyak mengambil informasi dan menambah
pengetahuan kognitifnya.
Subjek merasa senang dan terhibur serta merasa
puas setelah pengetahuan yang ia inginkan
2. Efek Afektif
terpenuhi dan secara mudah dapat diakses dan
dipelajari.
Subjek mampu mengambil hikmah dan
mengambil kesimpulan tentang apa yang telah
dilihatnya dan didapatkan dari YouTube serta
3. Integritas Sosial
terkadang merasa termotivasi untuk mengikuti
dan mengaplikasikannya ke dalam kehidupan
bermasyarakat
Subjek mampu mengendalikan diri dan mau
4. Integritas Pribadi memperbaiki diri terkait dengan kekurangan
yang ia miliki
Subjek terkadang terlalu senang dan lupa diri
5. Efek Negatif tentang tugasnya karena merasa sudah nyaman
ketika menggunakan YouTube

Dari kesimpulan hasil wawancara di atas dapat kita ketahui bahwa tugas guru di
dalam menggunakan ketika telah memutuskan media YouTube sebagai media pembelajaran
adalah benar-benar memperhatikan kegiatan murid. Kemudian sebelum melaksanakan
pembelajaran sebaiknya guru melakukan dan membuat langkah-langkah pembelajaran agar
pembelajaran di dalam kelas tercapai dan tidak hanya bersifat main-main. Peran guru ketika
menggunakan media pembelajaran tetap menjadi komponen penting di dalam kegiatan
pembelajaran. Menurut oemar hamalik pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, prosedur, yang saling
mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran.10
Analisis strategi guru di dalam mengambil materi pelajaran yang bersumber dari YouTube
agar dapat digunakan di dalam kelas. Berikut paparan data tentang strategi guru di dalam
mengambil materi.
KARAKTERISTIK MEDIA TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI (TIK)
“Kegiatan pembelajaran yang menekankan pada kompetensi-kompetensi yang terkait
dengan keterampilan proses, peran media pembelajaran menjadi semakin
penting. Pembelajaran yang dirancang secara baik dan kreatif dengan memanfaatkan
teknologi multimedia, dalam batas-batas tertentu akan dapat memperbesar kemungkinan
siswa untuk belajar lebih banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik, dan
meningkatkan kualitas pembelajaran.”

10
Yusuf, Sanjaya, Perencanaan & Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. 2008). 4.
Achmad Baihaqi
Edusiana: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam; Volume 07 No. 01 Maret 2020
P a g e | 80
“Setiap jenis media memiliki karakteristik masing-masing dan menampilkan fungsi
tertentu dalam menunjang keberhasilan proses belajar peserta didik. Agar peran sumber dan
media belajar tersebut menunjukkan pada suatu jenis media tertentu, maka pada media-
media belajar itu perlu diklasifikasikan menurut suatu metode tertentu sesuai dengan sifat
dan fungsinya terhadap pembelajaran. Pengelompokkan itu penting untuk memudahkan para
pendidik dalam memahami sifat media dan dalam menentukan media yang cocok untuk
pembelajaran atau topik pembelajaran tertentu.”
“Dari contoh pengelompokan yang dilakukan oleh Scharmm, kita dapat melihat media
menurut karakteristik ekonomisnya, lingkup sasarannya yang dapat diliput, dan kemudahan
kontrol pemakai. Jadi antara klasifikasi media, karakteristik media dan pemilihan media
merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran.”
“Karakteristik media pembelajaran dapat dilihat menurut kemampuan membangkitkan
rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan, maupun penciuman atau
kesesuaiannya dengan tingkatan hierarki belajar. Untuk tujuan praktis karakteristik beberapa
jenis media yang lazim digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.”
“Dalam pengertian teknologi pendidikan, media atau bahan sebagai sumber belajar
merupakan komponen dari sistem instrusional di samping pesan, orang, teknik dan peralatan.
Dari usaha penantaan yang timbul yaitu pengelompokan atau klasifikasi menurut kesamaan
atau karakteristiknya. Karakteristik media ini sebagaimana dikemukakan oleh Kemp (1975)
merupakan dasar pemilihan media sesuai dengan situasi belajar tertentu.”
“Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik tertentu, yang dikaitkan atau
dilihat dari berbagai segi. Misalnya, Schramm melihat karakteristik media dari segi
ekonomisnya, lingkup sasaran yang dapat diliput, dan kemudahan kontrolnya oleh.
Karakteristik media juga dapat dilihat menurut kemampuannya membangkitkan rangsangan
seluruh alat indera. Dalam hal ini, pengetahuan mengenai karakteristik media pembelajaran
sangat penting artinya untuk pengelompokan dan pemilihan media.11 “Istilah multimedia
muncul pertama kali di awal 1990 melalui media masa. Istilah ini dipakai untuk nnenyatukan
teknologi digital dan analog dibidang entertainment, publishing, communications,
marketing, advertising, dan juga commercial. Multimedia merupakan penggabungan dua
kata "multi" dan "media". Multi berarti "banyak" sedangkan media atau bentuk jamaknya
berarti medium.”
“Vaughan (2004) menjelaskan bahwa multimedia adalah sennbarang kombinasi
yang terdiri atas teks, seni grafik, bunyi,animasi dan video yang diterima oleh pengguna

11
Arif S Sadiman, dkk, Media pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), 27.
Achmad Baihaqi
Edusiana: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam; Volume 07 No. 01 Maret 2020
P a g e | 81
melalui hardware komputer. Sejalan dengan hal di atas, Heinich et al (2005)
menyatakan bahwa multimedia merupakan penggabungan atau pengintegrasian dua
atau lebih format media yang berpadu seperti teks,grafik,animasi, dan video untuk
membentuk aturan informasi ke dalam sistem konnputer (Supriatna, 2007).”
“Setiap jenis media pembelajaran memiliki karakteristiknya yang khas, yang dikaitkan
atau dilihat dari berbagai segi (misalnya dari segi ekonomisnya, lingkup sasaran yang dapat
diliput, dan kemudahan kontrolnya oleh pemakai, menurut kemampuannya membangkitkan
rangsangan seluruh alat indera, dan petunjuk penggunaannya untuk mengatasi kondisi
pembelajaran). Secara umum media pembelajaran memiliki tiga karakteristik atau ciri
yaitu:”
1. “Ciri Fiksatif, yang menggambarkan kemampuan media untuk merekam, menyimpan,
melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek”
2. “Ciri Manipulatif, yaitu kamampuan media untuk mentransformasi suatu obyek, kejadian
atau proses dalam mengatasi masalah ruang dan waktu dan,”
3. “Ciri Distributif, yang menggambarkan kemampuan media mentransportasikan obyek
atau kejadian melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian itu disajikan kepada sejumlah
besar siswa, di berbagai tempat, dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai
kejadian tersebut.”
Karakteristik media pembelajaran menjadi empat kelompok berdasarkan teknologi,
yaitu: media hasil teknologi cetak, media hasil teknologi audio-visual, media hasil teknologi
berdasarkan komputer, dan media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. Masing-
masing kelompok media tersebut memiliki karakteristik yang khas dan berbeda satu dengan
yang lainnya.”
1. “Media visual, yaitu jenis media yang digunakan hanya mengandalkan indera
penglihatan peserta didik semata-mata, sehingga pengalaman belajar yang diterima
peserta didik sangat tergantung pada kemampuan penglihatannya seperti buku, jurnal,
poster, globe bumi, peta, foto, alam sekitar dan sebagainya.”
2. “Media audio adalah jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan hanya
melibatkan indera pendengaran peserta didik. Pengalaman belajar yang akan didapatkan
adalah dengan mengandalkan indera kemampuan pendengaran.”
3. “Media audio-visual, adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran
dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau
kegiatan. Pesan dan informasi yang dapat disalurkan melalui media ini dapat berupa
pesan verbal dan nonverbal yang mengandalkan bail< penlihatan maupun pendengaran.”
4. “Multimedia, yaitu media yang melibatkan jenis media untuk merangsang semua
Achmad Baihaqi
Edusiana: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam; Volume 07 No. 01 Maret 2020
P a g e | 82
indera dalam satu kegiatan pembelajaran. Multimedia lebih ditekankan pada
penggunaan berbagai media berbasis TIK dan komputer.”12

STRATEGI GURU DALAM MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN


Media adalah perantara atau pengant ar. Sedangkan menurut Wilbur Schraman
meyebutkan bahwa media adalah sebuah teknologi pembawa pesan yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan instruksional. Dan NEA (National Education Association)
juga mengatakan bahwa media ialah sarana komunikasi dalam bentuk cetak, pandang,
maupun dengar, termasuk teknologi perangkat kerasnya.13 Di zaman yang serba modern ini
kita ketahui bahwa segala sesuatu menjadi instan setelah seseorang mengenal internet.
Segala sesuatu mudah kita ketahui hanya dengan menggunakan mesin pencari google yang
sangat lengkap dan mudah di dalam mengaksesnya. Demikian di dalam proses pembelajaran
tidak jarang para guru menggunakan media berbasis internet di dalam melakukan pengajaran
di dalam kelas.
Pada proses belajar mengajar sebaiknya guru benar-benar memperhatikan bagaimana
strategi dalam penggunaan media, karena tujuan yang paling penting di dalam penggunaan
media adalah murid dapat mencapai tujuan pembelajaran. Adapun di dalam penggunaan
media menurut Lomeeti, Reeves, dan Bybee harus dilihat dari tiga hal, pertama seberapa
lama waktu yang dibutuhkan di dalam mengakses situs internet, kedua isi media, sebaiknya
guru memperhatikan dan memilih media dengan cara yang tepat agar pesan yang
disampaikan dapat dikomunikasikan dengan baik, ketiga bagaimana peserta didik dapat
menerima media tersebut. 14 Dari pengertian di atas dapat kita pahami bahwa dalam
menggunakan media berbasis internet adalah langkah awal sebagai strategi pembelajaran
adalah bagaimana guru melihat tingkat efektivitas waktu dengan media, kemudian seberapa
layak media tersebut digunakan dan yang terakhir adalah bagaimana respon peserta didik di
dalam menerima media tersebut.
Pemilihan media berbasis internet merupakan strategi guru dalam membantu peserta
didik mencapai tujuan pembelajaran. Sebab media pembelajaran yang paling canggih adalah
media yang dapat menyampaikan lima bentuk informasi berupa gambar, garis, simbol, suara
dan gerakan. Media yang mencakup kelima informasi tersebut adalah gambar film (hidup),
dan televisi (video) akan tetapi tidak semua jenis film dan televisi mengandung informasi

12
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2011.
13
Ulin Nuha, Ragam Metodologi & Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Diva Press, 2016), 250.
14
Thea Rahmani, 2016, Penggunaan Media Sosial Sebagai Penguasaan Dasar-Dasar Fotografi Ponsel,
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, hal. 22.
Achmad Baihaqi
Edusiana: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam; Volume 07 No. 01 Maret 2020
P a g e | 83
15
yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Peran guru ketika menggunakan media
pembelajaran tetap menjadi komponen penting di dalam kegiatan pembelajaran. Menurut
oemar hamalik pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, prosedur, yang saling mempengaruhi dalam
mencapai tujuan pembelajaran.16
Agar tujuan pembelajaran benar-benar tercapai sebaiknya, baik guru maupun siswa
diharapkan memiliki kesenjangan apa yang harus dicapai, apa yang harus dilakukan untuk
mewujudkan pencapaian tersebut, materi apa yang harus disampaikan, dan bagaimana
penyampaiannya.17
Hal tersebut di atas merupakan sebuah permasalahan yang harus dipikir secara
matang oleh guru mata pelajaran. Ketika guru paham dengan apa yang akan disampaikan
dan tau bagaimana cara menyampaikan materi maka apapun jenis media yang digunakan
tidak akan menjadi penghambat proses penyampaian materi. Mengapa sebuah media dapat
dikatakan menjadi penghambat proses penyampaian materi, sebab peranan media tidak akan
terlihat bila penggunaanya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan.
Dari tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan maka strategi guru dalam
menggunakan media YouTube merupakan strategi pengoptimalan pembelajaran di dalam
kelas.Penggunaan media youtube akan sangat membantu guru dalam proses belajar
mengajar. Sebab selain guru dapat langsung menggunakan media YouTube di dalam kelas,
peserta didik juga bisa melanjutkan pembelajaran di rumah dengan melihat kembali
YouTube yang telah guru berikan di dalam kelas.
Strategi penggunaan YouTube yang dimaksud dalam penulisan ini adalah salah satu
contoh model pembelajaran di dalam kelas dalam mencapai tujuan pembelajaran. Maka
dengan ini dalam penerapan suatu model pembelajaran tetap harus berdasarkan teori belajar.
Terlepas dari apapun jenis medianya dan model pembelajaran yang digunakan hal
penting lainnya yang sebaiknya diperhatikan oleh guru adalah dalam pemilihan media
hendaknya dilengkapi pertimbangan pada kriteria pemilihan media yang logis dan benar.
Kriteria-kriteria yang menjadi fokus di sini antara lain karakteristik siswa, tujuan
pembelajaran, bahan ajar, karakteristik medianya itu sendiri dan sifat pemanfaatan media.18

15
Yusufhadi Miarso. Menyemai Benih Tekhnologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group. 2004.
16
Yusuf, Sanjaya, Perencanaan & Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. 2008). 4
17
Husniyatus Salamah Zainiyati, 2017: 107). Husniyatus Salamah Zainiyati, Pengembangan Media
Pembelajaran Berbasis ICT (Konsep dan Aplikasi pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam), Edisi
Pertama, (Jakarta: Kencana, 2017), 107.
18
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Referensi GP Press Group. 2013. 47
Achmad Baihaqi
Edusiana: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam; Volume 07 No. 01 Maret 2020
P a g e | 84

Faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan media YouTube berbasis


Blended Learning
Pemilihan media YouTube merupakan salah satu media yang cocok dalam penerapan
proses belajar mengajar. Adapun keuntungan guru di dalam penggunaan media YouTube
adalah YouTube sebagai sumber instruksional yang baik, sebagai sumber alat motivasi
mengajar yang dapat melibatkan peserta didik dan gaya belajar yang modern, sebagai
sumber pembelajar yang gratis dalam pertimbangan anggaran pendidikan, melalui YouTube
proses belajar mengajar online lebih praktis hanya dengan menyisipkan URL video di situs
YouTube yang akan dipilih. Pengguna dapat menaccount untuk ditampilkan di depan
kelas.19
Di samping kita ketahui keuntungan guru dalam penggunaan media YouTube
seorang guru juga perlu mengetahui kelemahan atau dampak negatif dari YouTube salah
satu diantara dampak negatif tersebut adalah banyak konten YouTube yang seharusnya
menjadi konsumsi orang dewasa yang banyak digemari juga oleh anak-anak di bawah umur.
Dampak tersebut apabila tidak ada pengawasan dari orang tua atau guru akan mengakibatkan
anak tumbuh dewasa sebelum waktunya.
Dari dampak negatif penggunaan YouTube oleh anak-anak maka kami merasa perlu
di dalam menggunakan media pembelajaran YouTube kami gunakan pendekatan blended
learning tujuan ini tidak lain untuk mengajak orang tua ikut terlibat dalam materi yang
diajarkan guru di sekolah sehingga orang tua bisa mengetahui apa yang sedang dipelajari
oleh anaknya. Karena selain peserta didik dapat belajar menggunakan YouTube di kelas para
peserta didik bisa mengulang kembali pelajaran tadi di rumah.
Manfaat lain dari penggunaan media YouTube berbasis Blended Learning adalah
pembelajar dapat memilih materi pembelajaran berdasarkan minatnya sendiri, sehingga
belajar menjadi menyenangkan, tidak membosankan, penuh motivasi, semangat dan menarik
perhatian.20 Meski demikian guru di dalam kelas tetap harus membimbing dan mengarahkan
peserta didik dalam memilih konten yang sesuai dengan materi pembelajaran.
Dari beberapa manfaat penggunaan YouTube ditemukan adanya kelemahan di dalam
mengimplementasikannya, yakni ketika guru kurang terampil dalam mengintegrasikan
komputer dengan pembelajaran hal tersebut akan bersifat monoton dan kurang berkembang.
Kemudian media yang dibutuhkan sangat beragam sehingga sulit diterapakn apabila sarana

19
Burke & Snyder. YouTube: An Innovative Learning Resource for College Health Education Courses.
International Electronic Journal of Health Education. 2008. 11:39-46
20
Husamah, Pembelajaran Bauran (Blended Learning, (Malang: Prestasi Pustaka,2014). 1.
Achmad Baihaqi
Edusiana: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam; Volume 07 No. 01 Maret 2020
P a g e | 85
dan prasarana kurang memadai. Kurang meratanya fasilitas komputer dan akses internet
untuk peserta didik sehingga menyulitkan peserta didik dalam melakukan pembelajaran via
online. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan tekhnologi.21
Tabel 2 analisis straegi pengambilan materi dan penggunaan YouTube
Strategi Pengambilan
No. Keterangan
Materi dan Penggunaan YouTube
Untuk mencari konten YouTube langkah
Menyesuaikan materi dengan pertama adalah kita menuju dan membuka
1.
konten YouTube google kemudian kita buka link YouTube dan
tuliskan kata kunci yang akan kita cari.
Ketika telah mendapatkan video yang kita
inginkan kita dapat mendownload video dari
YouTube sehingga ketika proses pembelajaran
2. Pengaplikasian di dalam kelas
kita dapat menggunakannya secara online atau
offline

Memiliki dan memastikan di tempat mengajar


terdapat sinyal internet dan memastikan kuota
internet mencukupi ketika memutar video, atau
3. Akses Internet
guru dapat memilih menonton offline dengan
cara mendowload video sebelum
dilaksanakannya pembelajaran

Dari kesimpulan di atas strategi pengambilan materi dan penggunaan YouTube di dalam
kelas sekilas memang terlihat mudah, akan tetapi sebagai guru yang memilih media
YouTube sebagai media pembelajaran harus benar-benar memperhatikan kenyamanan
peserta didik ketika di dalam kelas, sehingga tidak ada kendala setelah dilaksanakannya
pembelajaran dengan menggunakan media YouTube.
Penggunaan teknologi pengajaran hendaknya bersifat nyaman ketika digunakan dan
memiliki akses yang cepat dan cepat bagi pendidik. Ini semua ada pada akses internet
YouTube yang menawarkan bentuk strategi pengajaran yang sangat inovatif untuk
digunakan oleh.22
Analisis selanjutnya peneliti lakukan dengan melakukan observasi atau pengamatan
terhadap guru dan peserta didik tentang bagaimana kendala yang dihadapi dan bagaimana
proses pembelajaran di dalam kelas.
Tabel 3 Hasil Observasi
Uraian Catatan Lapangan
Pertemuan ke-
Pengamat
Peserta didik mendengarkan Peserta didik memperhatikan
Pertemuan ke-1
arahan guru dengan baik. guru dengan cukup serius.

21
Rusman, Kurniawan deni dan Riyana Cepi. Pembelajaran Berbasis Tekhnologi Informasi dan Komunikasi,
(Jakarta: PT Rajagrafindo, 2013). 250.
22
Burke & Snyder. YouTube: An Innovative Learning Resource for College Health Education Courses.
International Electronic Journal of Health Education. 2008. 11:39-46.
Achmad Baihaqi
Edusiana: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam; Volume 07 No. 01 Maret 2020
P a g e | 86
Peserta didik mengikuti Peserta didik aktif berdiskusi
kegiatan diskusi di dalam dengan kelompoknya di
kelas dengan sangat baik. dalam kelas.
Peserta didik aktif bertanya Rasa ingin tahu siswa sangat
Pertemuan ke-2 tentang hal-hal yang belum tinggi.
diketahui.
Peserta didik belum dapat Peserta didik kurang percaya
menyelesaikan masalah diri dalam menyampaikan
secara individu. pendapat di dalam kelas.
Peserta didik kurang antusias Peserta didik mengikuti
dalam menjawab pertanyaan kegiatan pembelajaran di
Pertemuan ke-3 guru. dalam kelas dengan sedikit
ramai.

Guru hanya menggunakan Peserta didik ketika di 25


Metode ceramah dan sesekali menit pertama masih antusias
Bermain game dan mendengarkan

Setelah melakukan pengamatan peneliti juga melakukan wawancara bersama guru terkait
kendal yang dihadapi guru ketika harus melakukan media YouTube sebagai media
pembelajaran di dalam kelas.
Tabel 4 Analisis Kendala Yang Dialami Guru PAI
No. Kendala yang dialami Guru Keterangan
Pembelajaran PAI hanya memiliki jatah 20 jam
selama satu minggu sehingga ketika guru
1. Alokasi Waktu memutuskan menggunakan media YouTube
seringkalai guru merasa waswas tentang materi
yang akan disampaikan tidak sampai akhir
Ketika akan menggunakan media YouTube di
dalam kelas pasti akan membutuhkan proyektor,
hal ini menjadi terkendalanya pembelajaran
bahkan rencana yang telah di susun secara
2. Sarana matang bisa tidak terealisasikan seperti ketika
proyektor sedang digunakan oleh guru materi
lain secara mendadak atau ketika listrik mati.
Hal ini membuat guru merasa takut dan tidak
berani akan menghadapi kendala tersebut.
Jaringan internet memang menjadi kendala yang
dialami oleh siapapun yang menggunakan
3. Koneksi jaringan internet internet. Hal ini membuat peserta didik merasa
tidak nyaman karena menunggu pemutaran
video yang terlalu lama.
Peserta didik dapat menjadi kendala ketika
mereka sibuk bermain sendiri dan tidak
4. Peserta didik
mendengarkan perintah guru bahkan terkadang
acuh dan sibuk sendiri dengan tontonan lainnya.

Kendala diatas merupakan hal-hal yang dialami guru PAI ketika akan dan yang telah
menggunakan media YouTube. Kendala di atas merupakan kehawatiran guru sehingga hal
tersebut dapat mengurungkan niat guru untuk menggunakan media YouTube. Akan tetapi
jika seorang guru tidak berani mengambil langkah dan membiarkan pembelajaran di dalam

Achmad Baihaqi
Edusiana: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam; Volume 07 No. 01 Maret 2020
P a g e | 87
kelas tetap dengan gaya konvensional maka secara otomatis minat peserta didik ketika akan
menerima materi PAI cenderung bosan dan meremehkan.

SIMPULAN
Dampak penggunaan media YouTube terhadap seseorang diantaranya dapat
menambah pengetahuan, dapat menambah motivasi belajar dan hidup bermasyarakat dengan
baik. Akan tetapi ketika media YouTube dipilih sebagai media pembelajaran maka tugas
guru adalah menjadi pembimbing dan benar-benar mengarahkan peserta didik untuk fokus
ke dalam materi pembelajaran. Kemudian hal yang penting daripada itu untuk mencapai
tujuan pembelajaran seorang guru harus benar-benar menyiapkan materi dan media yang
akan disampaikan kepada peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Hasyim Fauzan, “Pola Pembinaan Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) Sebagai Upaya
Peningkatkan Kemampuan Membaca Al-Quran”, Ar-Risalah, Vol. 8, No. 1 (April
2015), 27.

Anwar, Chairul, Antomi Saregar, Uswatun Hasanah, And Widayanti Widayanti. 2018.
“The Effectiveness Of Islamic Religious Education In The Universities: The
Effects On The Students’ Characters In The Era Of Industry 4.0.” Tadris: Jurnal
Keguruan Dan Ilmu Tarbiyah 3(1): 77.

Arif S Sadiman, dkk, Media pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008. 27.

Arsyad, A. Media Pembelajaran, edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2002.

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2011.

Burke & Snyder. YouTube: An Innovative Learning Resource for College Health Education
Courses. International Electronic Journal of Health Education. 2008. 11:39-46

Das, Suman Kumar. 2016. “Design And Methodology Of Line Follower Automated
Guided Vehicle-A Review.” 2(10): 9–13.

Guntur Cahyono, “Pemanfaatan Media YouTube Dakwah Ustadz Adi Hidayat dalam
Pengembangan Materi Fikih Madrasah Ibtidaiyah”, At-Tarbawi, Vol. 4, No.1
(Januari-Juni, 2019), 67.

Husamah, Pembelajaran Bauran (Blended Learning, (Malang: Prestasi Pustaka,2014).

Achmad Baihaqi
Edusiana: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam; Volume 07 No. 01 Maret 2020
P a g e | 88
Husniyatus Salamah Zainiyati, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT (Konsep
dan Aplikasi pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam), Edisi Pertama, (Jakarta:
Kencana, 2017), 107.

Irwandani Et Al. 2019. “Interactive Multimedia Lectora Inspire Based On Problem Based
Learning : Development In The Optical Equipment.” IOP Conference Series:
Journal Of Physics.

Moleong, Lexi. J. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta. PT. Rosdakarya. 2006

Munawaroh, Isniatun. "Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk


Menumbuhkan Kreativitas dan Kemandirian Belajar."Universitas Negeri Yogyakarta
(2010).

Nana Sudjana dan Ahmad Rifai, Media Pengajaran, Bandung: PT. Sinar Baru, 1997, 8

Nurseto, Tejo. "Membuat media pembelajaran yang menarik."Jurnal Ekonomi & Pendidikan
8.1 2012

Sadiman Arief S. Dr. M.Sc. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2008.

Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methode). Bandung: Alfabeta. 2013

Thea Rahmani, 2016, Penggunaan Media Sosial Sebagai Penguasaan Dasar-Dasar Fotografi
Ponsel, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, hal. 22.

Ulin Nuha, Ragam Metodologi & Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Diva
Press, 2016), 250.

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Referensi GP Press Group. 2013.

Yusuf, Sanjaya, Perencanaan & Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenadamedia


Group. 2008).

Yusufhadi Miarso. Menyemai Benih Tekhnologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media


Group. 2004

Achmad Baihaqi
Edusiana: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam; Volume 07 No. 01 Maret 2020
No Kutipan “Temuan dan Bahasan” Sumber kutipan pada referensi asli
pada Jurnal
1 - Tuntutan pendidikan tidak hanya - Di era revolusi industri 4.0,
membuat siswa menjadi kebutuhan pendidikan tidak hanya
pembelajar pasif, tetapi menjadikan peserta didik sebagai
sebaliknya, pembelajaran yang passive learner, namun sebaliknya,
berpusat pada pembelajar pembelajaran berpusat pada siswa
memungkinkan peserta untuk dimana siswa diberi kesempatan
mengeksplorasi berbagai untuk mengeksplorasi berbagai
pengetahuan melalui teknologi macam ilmu pengetahuan secara
saat ini. Siswa harus memiliki mandiri melalui beragam teknologi
empat kompetensi yaitu kreatif, yang berkembang saat ini. Di era
komunikatif, berpikir kritis, dan ini, peserta didik harus dibekali
kumulatif. Kurangnya kepekaan dengan empat kemampuan, yaitu
pada lingkungan sekitar serta kreatif, komunikatif, berpikir kritis,
penurunan kualitas dari dan kolaboratif. Sehingga peran
pembelajaran tatap muka teknologi sangat penting untuk
diakibatkan karena penggunaan menunjang kemampuan tersebut.
smartphone (Ajizah & Munawir, - Sisi kekurangan dari teknologi juga
2021). berdampak pada turunnya kualitas
- Kelemahan dari teknologi interaksi secara tatap muka di
berakibat anjloknya kualitas dari kalangan remaja. Penelitian yang
interaksi langsung di kalangan dilakukan oleh Muclis Aziz dan
remaja. Seharusnya tujuan Nurainiah menunjukkan bahwa
diciptakannya teknologi ialah penggunaan handphone
untuk mempermudah segala menyebabkan remaja kurang peka
sesuatu yang dibutuhkan oleh terhadap lingkungan dan
manusia, penguasaan teknologi menurunkan kualitas pertemuan
oleh manusia seharusnya bisa secara langsung.23 Padahal
berkembang serta memiliki daya teknologi harusnya diciptakan
guna yang maksimal, manusia untuk membantu pekerjaan masusia
tidak boleh dikuasai oleh sehingga manusia harusnya
menguasai teknologi agar teknologi
teknologi (Ajizah & Munawir, dapat berkembang dan bermanfaat
2021). dengan maksimal, bukan malah
manusia yang dikuasai oleh
teknologi.
2 Perkembangan dan kepopuleran Youtube Pada Maret 2009, Youtube mengumumkan
membuat website ini merambah pada peluncuran Youtube Edu yang merupakan
ranah pendidikan, Maret 2009 Youtube koleksi teroganisir dari saluran yang
secara resmi menerapkan layanan yang dihasilkan oleh sekolah dan perguruan
khusus untuk membagikan video tinggi.
pendidikan pada www.youtube.com/edu,
pendidik dan peserta didik menyambut
baik akan al tersebut (Suwarno, 2017).
3 Kekurangan menggunakan Youtube Dari beberapa manfaat penggunaan
sebagai media pendidikan adalah tidak YouTube ditemukan adanya kelemahan di
seluruh peserta didik dan pendidik dalam mengimplementasikannya, yakni
memiliki akses ke situs youtube serta ketika guru kurang terampil dalam
dalam mengakses situs youtube mengintegrasikan komputer dengan
membutuhkan kuota internet, yang pembelajaran hal tersebut akan bersifat
dimana kuota tersebut dikenakan biaya monoton dan kurang berkembang.
tambahan. Tantangan lain dalam Kemudian media yang dibutuhkan sangat
menggunakan media pembelajaran beragam sehingga sulit diterapakan apabila
YouTube adalah jaringan internet yang sarana dan prasarana kurang memadai.
terkadang lambat, sehingga peserta didik Kurang meratanya fasilitas komputer dan
kurang nyaman, mereka harus akses internet untuk peserta didik sehingga
menunggu lama untuk memutar video, menyulitkan peserta didik dalam
serta kelemahan yang lain dari model melakukan pembelajaran via online.
website melalui youtube adalah kita Kurangnya pengetahuan masyarakat
tidak dapat mengawasi proses belajar terhadap penggunaan tekhnologi. Dari
peserta didik secara langsung apakah kesimpulan di atas strategi pengambilan
peserta didik sedang membuka dan materi dan penggunaan YouTube di dalam
memperhatikan bahan ajar yang sudah kelas sekilas memang terlihat mudah, akan
pendidik upload di situs Youtube tetapi sebagai guru yang memilih media
(Baihaqi et al., 2020). YouTube sebagai media pembelajaran
harus benar-benar memperhatikan
kenyamanan peserta didik ketika di dalam
kelas, sehingga tidak ada kendala setelah
dilaksanakannya pembelajaran dengan
menggunakan media YouTube.
Penggunaan teknologi pengajaran
hendaknya bersifat nyaman ketika
digunakan dan memiliki akses yang cepat
dan cepat bagi pendidik. Ini semua ada
pada akses internet YouTube yang
menawarkan bentuk strategi pengajaran
yang sangat inovatif untuk digunakan.
KUTIPAN 1

Kutipan pada Jurnal


Sumber Asli Referensi (Ajizah, I., & Munawir, M. (2021). Urgensi teknologi pendidikan:
Analisis kelebihan dan kekurangan teknologi pendidikan di era revolusi industri 4.0.
ISTIGHNA: Jurnal Pendidikan Dan Pemikiran Islam, 4(1), 25–36.)
KUTIPAN 2

Kutipan pada Jurnal


Sumber Asli Referensi (Suwarno, M. (2017). Potensi youtube sebagai sumber belajar
matematika. Pi: Mathematics Education Journal, 1(1), 1–7.)
KUTIPAN 3

Kutipan pada Jurnal


Sumber Asli Referensi (Baihaqi, A., Mufarroha, A., & Imani, A. I. T. (2020). Youtube
sebagai media pembelajaran pendidikan agama islam efektif di smk nurul yaqin
sampang. EDUSIANA: Jurnal Manajemen Dan Pendidikan Islam, 7(1), 74–88.)

Anda mungkin juga menyukai