NIM : 859789618
JURUSAN : S1-PGSD
UPBJJ PALEMBANG
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
Jurnal Pendidikan
e-ISSN: 2443-3586 | p-ISSN: 1411-1942
Website http://jurnal.ut.ac.id/index.php/jp
Abstract: The purpose of this study is to reveal the challenges faced in online learning using a website
model through Youtube. This is because during distance learning from home, students at the MI / SD
level do a lot of online learning so that efforts are needed to make policies or solutions that can solve
the challenges that occur. Qualitative is chosen as the approach that the researcher applies, while the
method used is descriptive. The data collection technique used is by conducting interviews with class
IV teachers and grade IV students of SD IT Baitul Muslim Way Jepara. The results of the study found
that the challenges of learning the website model through Youtube were felt, namely: 1) Unstable
internet network quality, 2) prices and quota usage, 3) infrastructure facilities were not supportive,
4) power outages that interfered with the quality of the internet network, 5) Difficulty of monitoring
during the learning process. Some solutions that may be able to reduce these challenges are internet
quota subsidies to educators and students by working with the provider, Youtube is used to deliver
material only, for assignments it can be through Whatsapp or Google Classroom only, and the last
solution if you don't want there to be challenges as explained, it is better to apply PTMT (limited face-
to-face meetings).
Indonesia tengah diterpa pandemi Covid-19 dan sudah berjalan dua tahun
lamanya, sejak awal tahun 2020 sampai sekarang di tahun 2022. Penyebaran virus ini
berakibat dibanyak dimensi kehidupan, baik ekonomi, sosial, politik, budaya, maupun
pendidikan (Prasetya et al, 2021). Pandemi tersebut berdampak pada sistem
pembelajaran yang dilakukan, yang mulanya pembelajaran dilakukan secara langsung
serta konvensional, namun saat virus ini mewabah, pembelajaran dilaksanakan tanpa
interaksi langsung untuk mencegah penularan Covid-19 terjadi kepada peserta didik,
pendidik dan seluruh warga sekolah (Gusty et al., 2020; Krishnapatria, 2020)
Selaras dengan hal tersebut, dampak pembelajaran online menurut penelitian
sebelumnya adalah guru tidak dapat melihat secara langsung kegiatan proses belajar
mengajar, serta tidak dapat memastikan apakah peserta didik menyimak dengan baik atau
membuka review materi pendidik, dalam kegiatan belajar MI/SD dijelaskan berlandaskan
hasil penelitian lain bahwa kegiatan belajar online pada MI/SD dapat dilaksanakan secara
kondusif jika ada kolaborasi yang baik antara pendidik, peserta didik dan orang tua/wali
serta kegiatan menuntut ilmu harus dilakukan dengan pemantauan dan bimbingan (Dewi,
2020: Churiyah et al., 2020; Nashir & Laili, 2021).
Pembelajaran online adalah pembelajaran yang berlangsung secara online atau
melalui jaringan guru-siswa yang tidak berlangsung secara tatap muka (Pohan, 2020).
Belajar secara online selama pandemi mengharuskan guru, murid, serta orang tua/wali
untuk mengetahui tentang teknologi dan menggunakan semua kemutakhiran teknologi ini
untuk mendukung pembelajaran yang optimal (Hety, 2020). Pembelajaran online
tentunya memiliki keuntungan dan tantangannya sendiri apabila dikomparasikan dengan
pembelajaran langsung di kelas. Salah satu manfaat belajar secara online ialah
membangun jiwa mandiri serta tanggung jawab atas kewajiban siswa ( Intania & Sutama,
2020; Yulianti & Sulistiyawati, 2020).
Senada dengan hasil penelitian terdahulu, ia juga menyatakan bahwa kegiatan
belajar secara online telah menciptakan kejenuhan pada peserta didik dan tidak tertarik
untuk belajar karena kenyataan bahwa mereka diberi pekerjaan rumah yang begitu
banyak menjadikan murid malas dalam menyelesaikan pekerjaan rumah dan juga menjadi
tantangan untuk menggambarkan guru melakukan penilaian (Putria et al., 2020).
Kekurangan pembelajaran berbasis website bagi siswa adalah siswa merasa terasing dari
latihan dan tidak adanya komunikasi dinamis dari murid dan orang tua. Artinya, orang
tua/wali mudah kesal saat mengajari anaknya karena sulit dipahami anak dalam proses
pembelajaran online ( Sapta et al., 2021; Yuliani et al., 2020)
Salah satu cara untuk menghilangkan kejenuhan peserta didik dan pendidik saat
kegiatan belajar tengah berlangsung adalah menggunakan model pembelajaran yang
menerapkan kemajuan teknologi yaitu model pembelajaran pada website, sebagai bahan
ajar dalam format elektronik yang menjadikan kegiatan menuntut ilmu memiliki daya
tarik lebih serta bisa diakses tidak terhalang oleh ruang dan waktu. Pendayagunaan TIK
sebagaimana ditunjukkan oleh Permendikbud No.22 tahun 2016 menjadi salah satu
standar proses yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar (Najuah
et al., 2020). Menggunakan teknologi untuk proses pembelajaran dengan menggunakan
website saat ini yang dapat berupa smartphone, dimana smartphone tersebut dapat
digunakan untuk mengakses youtube baik melalui browser maupun dengan Aplikasi
YouTube yang dapat diunduh dan diinstal dari Playstore atau Appstore, yang pastinya
praktis untuk pencarian informasi utamanya di ranah pendidikan dari aplikasi serta web
(Mukti & Anggraeni, 2020).
Pada kegiatan belajar secara online sekarang, alat bantu pembelajaran Youtube
berupa video pendidikan amat bermanfaat dalam kegiatan belajar dikarenakan tak
METODE PENELITIAN
Kegiatan belajar berbasis web yang diterapkan pada SD IT Baitul Muslim Way
Jepara menghadapi beberapa tantangan, tantangan tersebut dapat dikelompokan menjadi
dua yaitu tantangan dari guru dan siswa.
90%
80%
70% 78%
60%
60% 61%
50% 57%
40%
30%
20%
10%
0%
Jaringan internet Kuota terbatas Pemadaman listrik Fasilitas kurang
tidak stabil mendukung
Gambar 1. Tantangan yang dialami oleh Siswa SD IT Baitul Muslim Way Jepara
KESIMPULAN
REFERENSI
Abroto, A., Prastowo, A., & Anantama, R. (2021). Analisis Hambatan Proses
Pembelajaran Daring dengan Menggunakan Aplikasi Whatsapp di Sekolah
Dasar. Jurnal Basicedu, 5(3), 1632–1638.
Ajizah, I., & Munawir, M. (2021). Urgensi teknologi pendidikan: Analisis kelebihan dan
kekurangan teknologi pendidikan di era revolusi industri 4.0. ISTIGHNA: Jurnal
Pendidikan Dan Pemikiran Islam, 4(1), 25–36.
Almahasees, Z., Mohsen, K., & Amin, M. O. (2021, May). Faculty’s and students’
perceptions of online learning during COVID-19. In Frontiers in Education (Vol.
6, p. 638470). Frontiers Media SA.
Alwehaibi, H. O. (2015). The impact of using Youtube in EFL classroom on enhancing
EFL students’ content learning. Journal of College Teaching & Learning (TLC),
12(2), 121–126.
Anugrahana, A. (2020). Hambatan, solusi dan harapan: Pembelajaran daring selama
masa pandemi covid-19 oleh guru sekolah dasar. Scholaria: Jurnal Pendidikan
Dan Kebudayaan, 10(3), 282–289.
Baihaqi, A., Mufarroha, A., & Imani, A. I. T. (2020). Youtube sebagai media
pembelajaran pendidikan agama islam efektif di smk nurul yaqin sampang.
EDUSIANA: Jurnal Manajemen Dan Pendidikan Islam, 7(1), 74–88.
Churiyah, M., Sholikhan, S., Filianti, F., & Sakdiyyah, D. A. (2020). Indonesia education
readiness conducting distance learning in Covid-19 pandemic
situation. International Journal of Multicultural and Multireligious
Understanding, 7(6), 491-507.
Dewi, W. A. F. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran
Daring Di Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 55–61.
Fadia, S., & Fitri, N. (2021). Problematika Kualitas Pendidikan di Indonesia. Jurnal
Pendidikan Tambusai, 5(1), 1617–1620.
Firdaus, F. (2020). Implementasi Dan Hambatan Pada Pembelajaran Daring Di Masa
Pandemi Covid 19. Utile: Jurnal Kependidikan, 6(2), 220–225.
Gusty, S., Nurmiati, N., Muliana, M., Sulaiman, O. K., Ginantra, N. L. W. S. R., Manuhutu,
M. A., Sudarso, A., Leuwol, N. V., Apriza, A., & Sahabuddin, A. A. (2020). Belajar
Mandiri: Pembelajaran Daring Di Tengah Pandemi Covid-19. Yayasan Kita
Menulis.
Hayati, Y. (2021). Pembelajaran Daring Bervariasi Di Masa Covid-19 Untuk
Muji Suwarno
Pendidikan Matematika, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang
mujisuwarno93@gmail.com
Abstrak: Perkembangan tekhnologi dan informasi yang semakin maju membuat teknologi
berbasis komputer dapat diaplikasikan dalam dunia pendidikan. Pemanfaatan teknologi
komputer dijadikan sebagai media pembelajaran ataupun sumber belajar. Bahkan sudah banyak
sumber belajar yang beredar secara online berbentuk e-learning. Sebagian besar materi pada E-
learning berupa teks sehingga sulit dipahami siswa dalam mempelajari matematika karena
materi matematika terdapat penjelasan langkah-langkah dalam menyelesaikan permasalahan
matematika. Untuk itu, sumber belajar berupa video merupakan salah satu alternatif untuk
menggantikan media berbentuk teks. Video pembelajaran yang sudah dibuat dapat diunggah
pada situs video-sharing seperti Youtube. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat potensi
Youtube sebagai sumber belajar matematika siswa. Penelitian menggunakan pendekatan
kualitatif deskriptif dengan peneliti sebagai instrument utama. Peneliti menganalisis sumber
belajar matematika yang diunggah beberapa saluran di Youtube dan mengadakan wawancara
kepada guru pelajaran matematika dan siswa SMA tentang pendapat Youtube sebagai sumber
belajar matematika. Hasil penelitian menunjukan terdapat saluran Youtube yang menyediakan
sumber belajar matematika untuk dipelajari siswa sudah cukup baik dijadikan sumber belajar
siswa. Berdasarkan wawancara dengan guru matematika dan siswa, Youtube bisa menjadi
sumber belajar matematika yang potensial, namun ada beberapa sisi positif serta negatif yang
perlu diperhatikan.
Kata Kunci. Matematika, Youtube, Sumber Belajar
penonton setiap hari. Sejak diluncurkan yang ada di Youtube yang membahas
tahun 2005 kepopuleran Youtube tentang materi-materi pelajaran
(www.youtube.com) semakin meroket matematika. Analisis berdasarkan
sebagai website video-sharing. Pada akhir indikator-indikator angket yang sudah
lima tahun pertama setelah diluncurkan, dibuat sebagai intrumen pendukung
Youtube menerima lebih dari 2 miliar tentang isi video yang memuat
penonton setiap hari dan pengguna pembelajaran matematika yang diunggah
mengunggah lebih dari 35 jam video pada saluran-saluran di Youtube. Saluran
setiap menit (Snelson, 2011). Banyak yang menjadi subyek penelitian ini
penelitian yang membuktikan bahwa adalah “Ituition Indo”, “Agus
Youtube berguna untuk berbagai Nggermanto”, dan “Pembelajaran
spesialisasi (Sorensen, dkk, 2014). Matematika Lengkap Dan Urut”. Dalam
Youtube bermanfaat untuk berbagai penelitian ini juga akan diadakan
disiplin ilmu seperti perawatan, wawancara kepada 5 guru matematika
pembelajaran Bahasa inggris sebagai dan 10 siswa SMA/SMK/MA sebagai
Bahasa ansing dan masih banyak lagi triangulasi data dan mengetahui potensi
(June, dkk, 2014). Penggunaan Youtube Youtube sebagai sumber belajar
dalam dunia pendidikan bukanlah hal matematika bagi siswa.
yang baru. Menurut Fleck, dkk (2014)
Youtube sebagai alat pendidikan Hasil dan Pembahasan
melahirkan perhatian yang besar untuk Analisis Saluran “Ituition Indo”
menciptakan praktek-praktek pendidikan Ituition Indo merupakan salah
terbaik. Pada Maret 2009, Youtube satu saluran di Youtube yang
mengumumkan peluncuran Youtube Edu mengunggah video pembelajaran
yang merupakan koleksi teroganisir dari matematika. Ituition Indo dapat diakses
saluran yang dihasilkan oleh sekolah dan melalui Internet dengan link
perguruan tinggi. Pada akhir tahun https://www.youtube.com/user/iTuitionin
pertama lebih dari 300 sekolah dan do. Intuition Indo tidak hanya
perguruan tinggi mengunggah lebih dari mengunggah video pembelajaran
65000 video lectures, berita, dan matematika namun juga pembelajaran
kehidupan di sekolah. Hal ini hanyalah fisika. Sistematika dan pengaturan
sedikit dari nilai potensial Youtube di penempatan video pada saluran ini sudah
bidang pendidikan (Snelson, 2011). baik. Video dikategorikan sesuai dengan
Tujuan penelitian ini adalah untuk bab atau pokok bahasan yang akan
menganalisis potensi Youtube sebagai dijelaskan. Sayangnya, saluran ini hanya
sumber belajar matematika bagi siswa mengunggah 3 pokok bahasan yaitu (1)
SMA/MA/SMK serta mengeksplorasi bentuk pangkat, akar, dan logaritma, (2)
bagaimana cara menjadikan Youtube fungsi dan persamaan kuadrat, dan (3)
sebagai sumber belajar matematika. sistem persamaan linier dua variabel.
Saluran Ituition Indo sepertinya tidak
Metode Penelitian mengunggah lagi video pembelajaran
Penelitian ini menggunakan pendekatan matematika. Video terakhir diunggah
kualitatif deskriptif. Peneliti sebagai pada tahun 2012, sehingga materi yang
instrumen utama akan mendeskripsikan disampaikan pada video berdasarkan
serta mengeksplorasi tentang Youtube kurikulum KTSP.
sebagai sumber belajar matematika. Pada setiap bab terdiri dari
Peneliti menganalisis saluran-saluran beberapa video dimana tiap video berisi
penjelasan materi serta contoh pengerjaan pada saluran ini kurang baik. Video tidak
soal dari tiap sub bab pada bab yang ditata dengan baik disesuaikan dengan
menjadi pembahasan. Video sudah sesuai kategori-kategori tertentu, sehingga untuk
dan sistematis sehingga memudahkan mencari video pembelajaran yang sesuai
siswa untuk belajar dari video yang dengan kebutuhan siswa akan sulit.
diunggah tersebut. Isi dari tiap video Sebagian video yang diunggah saluran
yaitu penjelasan guru tentang materi Agus Nggermanto adalah pembelajaran
pembelajaran matematika dengan matematika SD. Video tersebut berisi
menggunakan komputer disertai suara cara-cara kreatif mengajarkan anak dalam
oleh guru. Berikut bentuk salah satu pembelajaran berhitung. Video
video yang diunggah Ituition Indo. pembelajaran yang ditujukan untuk siswa
SMA hanya sedikit. Agus Nggermanto
hanya mengunggah materi sub bab-sub
bab tertentu saja dan tidak lengkap. Tidak
ada lanjutan dari materi yang sudah
dijelaskan pada video tersebut. Agus
Nggermanto sudah mengunggah lebih
dari dua ribu video sehingga siswa akan
mengalami kesulitan jika siswa ingin
mengetahui video materi yang diinginkan
ada di saluran ini atau tidak. Selain itu,
video pembelajaran bagi siswa SMA
sederajat adalah tentang penjelasan
Gambar 1. Video yang diunggah oleh Ituition pengerjaan suatu soal. Guru memberikan
Indo suatu soal yang merupakan materi yang
Konten video yang diunggah masuk sebagai bahan Ujian Nasional dan
Intuition Indo sudah cukup baik sebagai guru menjelaskan bagaimana cara mudah
sumber belajar siswa. Kualitas gambar mengerjakan soal tersebut.
yang ditampilkan pada video sudah jelas. Isi dari tiap video yaitu penjelasan
Suara guru menjelaskan pun sudah jelas. guru tentang materi pembelajaran
Cara penjelasan guru sudah baik dengan matematika dengan menggunakan kertas
memberikan warna yang berbeda pada putih dan menggunakan spidol berwarna
tiap tulisan memudahkan siswa untuk untuk menjelaskan pembelajaran disertai
memahami materi pembelajaran yang suara oleh guru. Berikut bentuk salah satu
diajarkan. video yang diunggah Agus Nggermanto.
Imroatul Ajizah
imroatul.ajizah1509@gmail.com
UIN Sunan Ampel Surabaya
Abstract: Technology has penetrated various sides of human life, including in the
field of education. Technology in education offers a variety of systematic ways to
conceptualize planning, implementation, and evaluation in the educational
process. In other words, educational technology helps learning using modern
learning techniques. This study uses a research library research method by
looking for references related to the title. The findings of this study are that the
application of appropriate and ethically appropriate technology can improve
performance and learning outcomes that have an impact on improving the quality
of education. The author assesses that it is very important to apply technology in
the field of education as a facilitator to facilitate all educational processes, so that
educational needs can be met effectively and efficiently. Sophisticated technology
does not necessarily have a positive impact, but also has a negative impact. So it
is necessary to consider in selecting technology and finding solutions related to
the use of educational technology so that it can function optimally.
A. PENDAHULUAN
Teknologi dan ilmu pengetahuan menjadi hal yang menarik untuk
diperbincangkan di kalangan akademisi maupun praktisi. Hal ini dikarenakan
perkembangan teknologi sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang
semakin maju. Teknologi dapat dikatakan sebagai katalisator dari dinamisnya
perkembangan zaman, sehingga membantu tumbuh kembangnya ilmu
pengetahuan. Sebaliknya, dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi
semakin menunjukkan kecanggihannya.
Kemajuan teknologi memiliki pengaruh yang cukup luas di setiap lini
kehidupan manusia, termasuk juga dalam bidang pendidikan. Mengutip pendapat
Malik Fadjar, seorang pakar pendidikan, dalam artikel yang ditulis oleh Hendra
Suwardana bahwa hakikat mengelola sekolah atau perguruan tinggi adalah
mengelola masa depan, sehingga tugas lembaga pendidikan tidak hanya
memelihara dan melestarikan tradisi masyarakat saja, namun harus
mempresentasikan pola pendidikan yang mampu menjawab tantangan global.
Karena globalisasi adalah realitas yang dinamis.1 Melihat kenyataan seperti itu,
pendidikan harus melakukan berbagai inovasi pada sistem pendidikan agar
mencapai efektifitas serta keberhasilan dalam proses pendidikan. Mulai dari
pendidik, peserta didik, pembuat kebijakan, dan kurikulum yang semua itu
disatukan menjadi sebuah sistem yang disebut teknologi pendidikan.2
Teknologi pendidikan menawarkan berbagai cara yang sistematis untuk
mengkonseptualisasi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam proses
pendidikan. Dengan kata lain, teknologi pendidikan membantu pembelajaran
dengan menggunakan teknik pembelajaran modern.3 Tidak ada istilah tunggal
dalam mendefinisikan teknologi pendidikan. Keragaman ini menyebabkan
perbedaan persepsi diantara guru bidang sosial dan teknis terkait teknologi
pendidikan, dimana pendefinisian konsep teknologi pendidikan disesuaikan
dengan kebutuhan masing-masing bidang.
Dalam perkembangannya, teknologi mengubah pendidikan konvensional
menjadi non konvensional atau modern. Awal dari teknologi pendidikan adalah
dibuatnya ilustrasi gambar di buku teks, berkembang menjadi media visual berupa
proyeksi slide sederhana atau overhead proyektor yang kemudian dikombinasikan
dengan audio sebelum kemudian muncul komputer, internet, dan berbagai aplikasi
jejaring hingga saat ini.4
Perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan memiliki banyak sisi
positif, namun tidak luput dari sisi negatif. Perlunya seorang tenaga ahli dan dan
sumber daya manusia yang mumpuni untuk mengelola teknologi dengan tepat
1
Hendra Suwardana, “Revolusi Industri 4. 0 Berbasis Revolusi Mental,” Jati Unik :
Jurnal Ilmiah Teknik dan Manajemen Industri 1, no. 2 (April 18, 2018), 102–110.
2
Amin Akbar and Nia Noviani, “Tantangan Dan Solusi Dalam Perkembangan Teknologi
Pendidikan Di Indonesia,” Prosiding Seminar Nasional Program Pascasarjana Universitas Pgri
Palembang 0, no. 0 (July 2, 2019)
3
Lazar Stošić, “The Importance Of Educational Technology In Teaching,” International
Journal of Cognitive Research in Science, Engineering and Education (IJCRSEE) 3, no. 1 (June
20, 2015), 111.
4
Yuberti, Dinamika Teknologi Pendidikan (Lampung : LP2M IAIN Raden Intan
Lampung, 2015), 70.
26
ISTIGHNA, Vol. 4, No 1, Januari 2021 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Imroatul Ajizah
Urgensi Teknologi Pendidikan : Analisis Kelebihan dan Kekurangan Teknologi
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0
menjadi sebuah media atau alat untuk meningkatkan mutu pendidikan sangat
penting dilakukan. Pembuatan teknologi untuk pendidikan harus
mempertimbangkan nilai-nilai edukasi dan etika dalam menggunakan teknologi
sehingga fungsi dari teknologi pendidikan dapat dimanfaatkan oleh pendidikan
semaksimal mungkin.
Oleh karena itu, artikel ini akan membahas pentingnya penggunaan
teknologi pendidikan dalam pembelajaran sebagai solusi meningkatkan mutu
pendidikan. Artikel ini secara spesifik akan membahas konsep teknologi
pendidikan sebagai dasar untuk memahami urgensi penggunaan teknologi dalam
bidang pendidikan yang kemudian dihubungkan dengan kebutuhan keterampilan
di era 21 dimana Pada Era Revolusi Industri 4.0 ini dibutuhkan empat
keterampilan, yaitu berpikir kreatif, komunikatif, berpikir kritis, dan kolaboratif.
Untuk mendapatkan analisis yang komprehensif terkait pentingnya teknologi
pendidikan, artikel ini mengangkat beberapa isu terkait teknologi sebagai bahan
analisis kelebihan dan kekurangan teknologi pendidikan dalam penerapannya di
lapangan.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian library research atau
studi literatur. Pengumpulan data dilakukan peneliti dengan menelusuri beberapa
database, seperti moraref, Garba Rujukan Digital (Garuda), google scholar, dan
sejenisnya. Untuk mendapatkan referensi yang dituju, peneliti menggunakan
beberapa kata kunci, seperti teknologi pendidikan, kebutuhan pendidikan era
industri 4.0, dan kelebihan dan kekurangan teknologi. Dari berbagai kata kunci
tersebut, peneliti mencari sumber-sumber data yang relevan dengan judul
penelitian ini.
C. HASIL PENELITIAN
1. Konsep Dasar Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan memiliki berbagai definisi. Teknologi Pendidikan
sebagai bidang akademik dapat dianggap sebagai ilmu desain atau sebagai objek
penelitian yang membahas terkait pengajaran, pembelajaran, dan organisasi sosial.
Sebagai praktik, teknologi pendidikan mengacu pada pemanfaatan teknologi
dalam kegiatan pembelajaran.5
Adapun beberapa definisi tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Menurut Internatioal Technology Education Assosiation, Teknologi
Pendidikan merupakan pengajaran dengan menggunakan alat dengan
tujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran.
b. Menurut AECT tahun 1980 mendefinisikan teknologi pendidikan
merupakan proses yang kompleks dan terinterigrasi yang melibatkan
orang, ide, dan organisasi untuk menganalisis suatu masalah,
5
Ronghuai Huang, J. Michael Spector, and Junfeng Yang, Educational Technology: A
Primer for the 21st Century, Lecture Notes in Educational Technology (Singapore: Springer
Singapore, 2019).
27
ISTIGHNA, Vol. 4, No 1, Januari 2021 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Imroatul Ajizah
Urgensi Teknologi Pendidikan : Analisis Kelebihan dan Kekurangan Teknologi
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0
6
Ronghuai Huang, J. Michael Spector, and Junfeng Yang, “Introduction to Educational
Technology,” in Educational Technology: A Primer for the 21st Century, ed. Ronghuai Huang, J.
Michael Spector, and Junfeng Yang, Lecture Notes in Educational Technology (Singapore:
Springer, 2019), 3–31.
7
Akbar and Noviani, “Tantangan Dan Solusi Dalam Perkembangan Teknologi
Pendidikan Di Indonesia.”
8
Yohanes Vianey Sayangan, “Analisis Insterpretasi Term Teknologi Dalam Konteksnya
Dengan Teknologi Pendidikan Dan Teknologi Dalam Proses Pembelajaran,” Jurnal Ilmiah
Pendidikan Citra Bakti 4, no. 1 (Maret 28, 2017), 18.
9
Niradhar Dey, Journal Concept and Scope of Educational Technology (India:Indira
Gandhi National Open University, 2017), 7.
28
ISTIGHNA, Vol. 4, No 1, Januari 2021 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Imroatul Ajizah
Urgensi Teknologi Pendidikan : Analisis Kelebihan dan Kekurangan Teknologi
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0
10
Diana Ariani, “Aktualisasi Profesi Teknologi Pendidikan Di Indonesia,” Indonesian
Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 5, no. 1 (April 10, 2017), 5.
11
Suwardana, “Revolusi Industri 4. 0 Berbasis Revolusi Mental.”
29
ISTIGHNA, Vol. 4, No 1, Januari 2021 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Imroatul Ajizah
Urgensi Teknologi Pendidikan : Analisis Kelebihan dan Kekurangan Teknologi
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0
D. PEMBAHASAN
Beragam definisi pendidikan mengindikasikan luasnya pemahaman di
kalangan akademisi maupun praktisi terkait penerapan terknologi tersebut pada
12
Anwaril Hamidy and Dyah Purboningsih, “Pembelajaran Kolaboratif Berbasis Online
Dalam Perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika,” PRISMA, Prosiding Seminar Nasional
Matematika (February 1, 2016), 139.
13
Ibid., 143.
14
Larry W. Riggs and Sandra Hellyer-Riggs, “Development and Motivation in/for
Critical Thinking,” Journal of College Teaching & Learning 11, no. 1 (2014), 1–8.
15
Dwi Septiana Sari And Kristian Handoyo Sugiyarto, “Pengembangan Multimedia
Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa,”
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA 1, No. 2 (October 4, 2015), 165.
16
Wafik Khoiri, Rochmad Rochmad, and Adi Nur Cahyono, “Problem Based Learning
Berbantuan Multimedia Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kreatif,” Unnes Journal of Mathematics Education 2, no. 1 (March 21, 2013),120.
30
ISTIGHNA, Vol. 4, No 1, Januari 2021 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Imroatul Ajizah
Urgensi Teknologi Pendidikan : Analisis Kelebihan dan Kekurangan Teknologi
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0
17
Elian Iwi Afifah, Triyono Triyono, and Yuliati Hotifah, “Pengembangan Media Letter
Sharing Untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa Introvert,” Jurnal Kajian
Bimbingan dan Konseling 1, no. 1 (2016), 27.
31
ISTIGHNA, Vol. 4, No 1, Januari 2021 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Imroatul Ajizah
Urgensi Teknologi Pendidikan : Analisis Kelebihan dan Kekurangan Teknologi
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0
18
Agus Santoso, “Media Literacy Siswa Muslim Surabaya dalam Penggunaan Internet,”
Jurnal Komunikasi Islam 5, no. 1 (June 4, 2015), 85.
19
Hamidy and Purboningsih, “Pembelajaran Kolaboratif Berbasis Online Dalam
Perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika.”, 140.
20
Fezile Ozdamli, “Attitudes and Opinions of Special Education Candidate Teachers
Regarding Digital Technology,” World Journal on Educational Technology: Current Issues 9, no.
4 (2017), 198.
21
Afandi Afandi, Tulus Junanto, and Rachmi Afriani, “Implementasi Digital-Age
Literacy Dalam Pendidikan Abad 21 Di Indonesia,” Prosiding SNPS (Seminar Nasional
Pendidikan Sains) 3, no. 0 (2016), 113.
32
ISTIGHNA, Vol. 4, No 1, Januari 2021 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Imroatul Ajizah
Urgensi Teknologi Pendidikan : Analisis Kelebihan dan Kekurangan Teknologi
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0
22
Sari Susanti, Erfian Junianto, and Rizal Rachman, “Implementasi Framework Laravel
Pada Aplikasi Pengolah Nilai Akademik Berbasis Web,” Jurnal Informatika 4, no. 1 (April 15,
2017), 108.
23
Muchlis Aziz and Nurainiah Nurainiah, “Pengaruh Penggunaan Handphone Terhadap
Interaksi Sosial Remaja Di Desa Dayah Meunara Kecamatan Kutamakmur Kabupaten Aceh
Utara,” Jurnal AL-IJTIMAIYYAH: Media Kajian Pengembangan Masyarakat Islam 4, no. 2
(December 10, 2018), 38.
24
Yohannes Marryono Jamun, “Dampak Teknologi Terhadap Pendidikan,” Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan Missio 10, no. 1 (January 28, 2018), 51.
33
ISTIGHNA, Vol. 4, No 1, Januari 2021 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Imroatul Ajizah
Urgensi Teknologi Pendidikan : Analisis Kelebihan dan Kekurangan Teknologi
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0
E. KESIMPULAN
Dari uraian di atas, kita dapat mengambil sebuah kesimpulan terkait sisi
positif dari teknologi pendidikan antara lain : (1)Teknologi mampu membantu
manusia menjadi lebih baik; (2) Teknologi mampu menunjang kebutuhan
keterampilan abad 21, yaitu kreatif, komunikatif, berpikir kritis, dan kolaboratif
dimana empat kemampuan tersebut sangat dibutuhkan untuk melahirkan peserta
didik menjadi sumber daya manusia yang berkualitas yang siap bersaing dan
menjawab tantangan global; (3) Teknologi menjadi wadah kreativitas peserta
didik; (4) Teknologi mampu meningkatkan sistem pendidikan dan mutu
pelayanan; (5) Teknologi mampu meningkatkan motivasi peserta didik untuk
berpikir kritis; (6) teknologi mampu membantu dalam proses perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan.
Disamping kelebihan yang dimiliki oleh teknologi, terdapat pula beberapa
kekurangan, yaitu penggunaan internet sebagai sumber informasi yang luas dan
belum tentu kredibilitasnya, menurunkan kemampuan komunikasi oral,
memberikan peluang terjadinya tindakan kriminal di dunia pendidikan.
Meskipun terdapat beberapa kekurangan teknologi di lapangan, namun
penulis menyimpulkan bahwa teknologi menjadi sangat penting untuk diterapkan
di bidang pendidikan, sebagai suatu sistem yang dapat meningkatkan kinerja serta
25
Afandi, Junanto, and Afriani, “Implementasi Digital-Age Literacy Dalam Pendidikan
Abad 21 Di Indonesia.”,116.
34
ISTIGHNA, Vol. 4, No 1, Januari 2021 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Imroatul Ajizah
Urgensi Teknologi Pendidikan : Analisis Kelebihan dan Kekurangan Teknologi
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0
REFERENSI
Afandi, Tulus Junanto, and Rachmi Afriani. “Implementasi Digital-Age Literacy
Dalam Pendidikan Abad 21 Di Indonesia,” Prosiding SNPS (Seminar
Nasional Pendidikan Sains) 3, no. 0 (2016), 113-120.
Afifah, Elian Iwi, Triyono Triyono, and Yuliati Hotifah. “Pengembangan Media
Letter Sharing Untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa
Introvert,” Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling 1, no. 1 (2016), 27–
32.
Akbar, Amin and Nia Noviani. “Tantangan Dan Solusi Dalam Perkembangan
Teknologi Pendidikan Di Indonesia,” Prosiding Seminar Nasional
Program Pascasarjana Universitas Pgri Palembang, no. 0 (July 2, 2019),
18-25.
Ariani, Diana. “Aktualisasi Profesi Teknologi Pendidikan Di Indonesia.”
Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 5,
no. 1 (April 10, 2017), 1-9.
Muchlis Aziz and Nurainiah Nurainiah, “Pengaruh Penggunaan Handphone
Terhadap Interaksi Sosial Remaja Di Desa Dayah Meunara Kecamatan
Kutamakmur Kabupaten Aceh Utara,” Jurnal AL-IJTIMAIYYAH: Media
Kajian Pengembangan Masyarakat Islam 4, no. 2 (December 10, 2018),
18-39.
Dey, Niradhar. Journal Concept and Scope of Educational Technology.
India:Indira Gandhi National Open University. 2017.
Hamidy, Anwaril and Dyah Purboningsih. “Pembelajaran Kolaboratif Berbasis
Online Dalam Perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika,” PRISMA,
Prosiding Seminar Nasional Matematika (February 1, 2016), 138-144.
Huang, Ronghuai Huang, J. Michael Spector, and Junfeng Yang. “Introduction to
Educational Technology,” in Educational Technology: A Primer for the
21st Century, ed. Ronghuai Huang, J. Michael Spector, and Junfeng Yang,
Lecture Notes in Educational Technology (Singapore: Springer, 2019).
Huang, Ronghuai Huang, J. Michael Spector, and Junfeng Yang, Educational
Technology: A Primer for the 21st Century, Lecture Notes in Educational
Technology (Singapore: Springer Singapore, 2019).
Jamun, Yohannes Marryono. “Dampak Teknologi Terhadap Pendidikan,” Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan Missio 10, no. 1 (January 28, 2018).
Khoiri, Wafik, Rochmad Rochmad, and Adi Nur Cahyono. “Problem Based
Learning Berbantuan Multimedia Dalam Pembelajaran Matematika Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif,” Unnes Journal of
Mathematics Education 2, no. 1 (March 21, 2013).
35
ISTIGHNA, Vol. 4, No 1, Januari 2021 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Imroatul Ajizah
Urgensi Teknologi Pendidikan : Analisis Kelebihan dan Kekurangan Teknologi
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0
36
EDUSIANA: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam
||Volume||07||No||1||Hal|| 74-88 ||2020||
Available online at: http://journal.stainim.ac.id/index.php/edusiana |P-ISSN: 2355-2743; E-ISSN: 2549-3612||
Amaliya Mufarroha
email: Lia.mu0101@gmail.com
Article History: Abstrak: Youtube merupakan suatu program, untuk alat bantu,
Dikirim: manipulasi dan menyampaikan informasi. Tujuan dari penelitian ini
10 April 2020 adalah untuk mengetahui dampak dari penerapan Youtube sebagai
media pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang efektif. Penelitian
Direvisi: ini menggunakan desain kualitatif dengan setting lokasi adalah SMK
15 April 2020
Nurul Yaqin Sampang. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
Diterima:
adalah dengan melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi. Serta
30 April 2020 teknik analisis yang digunakan adalah reduksi data dengan
membandingkan hasil wawanacara dengan data yang lain. Adapun hasil
Korespondensi dari penelitian ini adalah: (1) Proses pembelajaran Pendidikan Agama
Penulis: Islam dapat lebih mempermudahkan dalam mencari informasi,
HP / WA manipulasi, pengelolaan dan transfer ilmu atau pemindahan informasi;
082334892584 (2) Mengembangkan keterampilan dalam bidang TIK untuk kelancaran
proses belajar; (3) Meningkatkan profesional guru dalam penggunaan
media Youtube khususnya dalam pelajaran PAI, dan (4) Mengubah
sekolah menjadi institusi pembelajaran kreatif dan dinamis sehingga
siswa termotivasi, selalu ingin tahu dalam pembelajaran PAI.
Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik salah
satunya media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Aplikasi youtube sebagai pendukung pembelajaran, merupakan media
yang sangat efektif dalam pembelajaran PAI di era teknologi secara
umum, dan khususnya di SMK Nurul Yaqin Sampang.
Achmad Baihaqi
Edusiana: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam; Volume 07, No.01 Maret 2020
P a g e | 75
Religious Education learning. This study uses a qualitative design
with a location setting is SMK Nurul Yaqin Sampang. Data
collection techniques in this study is to conduct observations,
interviews and documentation. And the analysis technique used is
data reduction by comparing the results of interviews with other data.
The results of this study are: (1) The learning process of Islamic
Religious Education can make it easier to find information,
manipulate, manage and transfer knowledge or transfer information;
(2) Developing skills in the field of ICT for the smooth learning
process; (3) Improving teacher professionalism in the use of Youtube
media, especially in PAI lessons, and (4) Changing schools into
creative and dynamic learning institutions so that students are
motivated, always curious about PAI learning. Effective learning
requires good planning, one of which is the media that will be used
in the learning process. YouTube application as a supporter of
learning, is a very effective media in learning PAI in the era of
technology in general, and especially in SMK Nurul Yaqin
Sampang.
PENDAHULUAN
Dunia saat ini telah memasuki era revolusi industri 4.0. 1 Salah satu dampak
perubahan di era ini banyaknya satuan pendidikan yang telah menerapkan teknologi digital
dalam proses pembelajaran.2 Teknologi digital menjadi media pembelejaran yang berperan
penting untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan peserta didik.3 Di era teknologi
informasi, Media Youtube sudah menjadi bagian dari kemajuan teknologi informatika saat ini,
apalagi dalam dunia akademik. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses
belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan dan
sesuai dengan kemajuan zaman.
Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk
dapat mengembangkan keterampilan dalam membuat media pembelajaran yang akan
digunakannya apabila medianya belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan
dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran. Dalam komunikasi pembelajaran,
media pembelajaran sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efektifitas pencapaian tujuan
1
Ahmad Hasyim Fauzan, “Pola Pembinaan Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) Sebagai Upaya Peningkatkan
Kemampuan Membaca Al-Quran”, Ar-Risalah, Vol. 8, No. 1 (April 2015), 27 77).
2
Irwandani Et Al. 2019. “Interactive Multimedia Lectora Inspire Based On Problem Based Learning :
Development In The Optical Equipment.” IOP Conference Series: Journal Of Physics.
3
Das, Suman Kumar. 2016. “Design And Methodology Of Line Follower Automated Guided Vehicle-A
Review.” 2(10): 9–13.
Achmad Baihaqi
Edusiana: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam; Volume 07 No. 01 Maret 2020
P a g e | 76
pembelajaran (Tejo Nurseto, 2012).
Dengan menggunakan media, interaksi antara guru dan siswa tidak lagi hanya
dilakukan melalui hubungan tatap muka. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus
berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam
lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui media youtube dengan menggunakan
komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya pembelajaran
berbasis media youtube, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan
internet. Istilah lain yang makin poluper saat ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran
dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya media youtube.4
(Isniatun Munawaroh, 2010).
Keberadaan media dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
memiliki arti yang cukup penting. Mengingat selama ini hasil dari pembelajaran PAI dinilai
masih kurang. Karena para guru kurang memperhatikan komponen-komponen lain yang dapat
membantu proses pembelajaran, di antaranya metode mengajar yang digunakan masih
monoton, tanpa menggunakan media yang dapat memberikan gambaran lebih konkrit tentang
materi yang disampaikan, sehingga seringkali tujuan dari pembelajaran belum bisa tercapai
dengan maksimal.
Beradaptasi dengan era teknologi, kegiatan pembelajaran dituntut mengurangi
penggunaan metode ceramah dan dapat diperkaya penggunaan media pembelajaran salah
satunya dengan menggunakan media youtube. Lebih- lebih pada kegiatan pembelajaran saat ini
yang menekankan pada keterampilan proses dan active learning, maka kiranya peranan media
pembelajaran, menjadi semakin penting (Tejo Nurseto, 2012).
Ketertarikan dalam penelitian ini karena peneliti melihat peserta didik yang guru hadapi
saat ini merupakan generasi internet. Generasi internet yang dimaksud adalah peserta didik aktif
menggunakan media sosial seperti whatsaap, Instagram dan YouTube. Sehingga untuk
mengimbangi hal tersubut para guru Pendidikan agama islam dituntut untuk menyiapkan
pembelajaran yang menarik. Pada penelitian ini peneliti melihat YouTube sangat tepat untuk
dijadikan media pembelajaran dalam membantu peserta didik aktif belajar di dalam kelas.
Beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh I. W. Iwantara, I W. Sadia, I
K. Suma dengan judul Pengaruh Penggunaan Media Video Youtube Dalam Pembelajaran Ipa
Terhadap Motivasi Belajar Dan Pemahaman Konsep Siswa, e-Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA (Volume 4 Tahun 2014). Tujuan dari
4
Munawaroh, Isniatun. "Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Menumbuhkan Kreativitas dan
Kemandirian Belajar."Universitas Negeri Yogyakarta (2010).
Achmad Baihaqi
Edusiana: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam; Volume 07 No. 01 Maret 2020
P a g e | 77
penelitian ini ingin melihat bagaimana YouTube sebagai media pembelajaran IPA terhadap
motivasi belajara dan pemahaman konsep siswa. Setelah dilakukan penelitian ternyata
didaptkan hasil bahwa media YouTube dipercaya untuk memotivasi siswa di dalam belajar dan
dapat membantu siswa dalam memahami konsep belajar. Selain penelitian terdahulu di atas
ditemukan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Eribka Ruthellia, David Mariam Sondakh,
Stefi Harilama, dengan judul Pengaruh Konten Vlog dalam Youtube terhadap Pembentukan
Sikap Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam
Ratulangi, e-journal “Acta Diurna” Volume VI. No. 1. Tahun 2017. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui konten vlog YouTube terhadap pembentukan sikap mahasiswa,
Adapun hasil penelitian yang diperoleh dinyatakan bahwa konten YouTube akan berpengaruh
terhadap sikap mahasiswa jika mahasiswa gemar menontonnya. Adapun dari gemarnya
mahasiswa menonton YouTube sehingga tidak jarang membuat mahasiswa terpengaruh untuk
membuat vlog yag serupa dengan apa yang telah ditontonnya dan diidolakannya.
Dari kedua penelitian di atas tentu saja memiliki perbedaan, perbedaan tersebut terletak
pada tujuan penelitian. Pada penelitian ini tujuan yang paling penting adalah bagaimana media
YouTube dapat membuat pembelajaran di kelas aktif dan efektif sehingga tujuan pembelajaran
tercapai.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat kualitatif. Instrumen penelitian
pada metode kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Metode penelitian menghasilkan data
dengan cara menganalisis dengan kata-kata dan bukan bersifat kuantitas atau jumlah. Data
yang dihasilkanpun dalam penelitian kualitatif ini tidak memerlukan analisis statistika
(perhitungan) seperti yang ada dalam penelitian kuantitatif.5
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan melakukan observasi,
wawancara dan dokumentasi. Serta teknik analisis yang digunakan adalah reduksi data
dengan membandingkan hasil wawanacara dengan data yang lain. Lokasi yang digunakan
untuk penelitian ini adalah SMK Nurul Yaqin Sampang. Analisis data diarahkan pada
reduksi data, sintesisasi, triangulasi dan perpanjangan keikutsertaan sebagai pengecekan
keabsahan data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan oleh guru sebagai alat bantu
mengajar. Dalam interaksi pembelajaran, guru menyampaikan pesan ajaran berupa materi
5
Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methode). Bandung: Alfabeta. 2013
Achmad Baihaqi
Edusiana: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam; Volume 07 No. 01 Maret 2020
P a g e | 78
pembelajaran kepada siswa6 Media pembelajaran meliputi alat pengajaran, yang terdiri dari
antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, gambar bingkai
(slide), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Media yang digunakan dalam
pembelajaran dapat dipilih oleh pendidik untuk menunjang pembelajaran yang dilaksanakan
pada hari tersebut. Media yang digunakan sebaiknya sesuai dengan materi yang akan
disampaikan sehingga media berfungsi dengan tepat.7
Manfaat media pembelajaran yaitu: 1) Dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa
karena pengajaran akan lebih menarik perhatian mereka, 2) Makna bahan pengajaran akan
menjadi lebih jelas sehingga dapat dipahami siswa dan memungkinkan terjadinya
penguasaan serta pencapaian tujuan pengajaran, 3) Metode mengajar akan lebih bervariasi,
tidak semata-mata didasarkan atas komunikasi verbal melalui kata-kata 4) Siswa lebih
banyak melakukan aktivitas selama kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan tetapi juga
8
mengamati, mendemonstrasikan, melakukan langsung, dan memerankan. Media
pengajaran ini meliputi perangkat keras Hardware dan perangkat lunak Softwer. Hardware
adalah alat-alat yang mengantar pesan seperti LCD Projector, komputer radio dan
sebagainya. Sedangkan software adalah isi program yang mengandung pesan seperti
informasi yang terdapat pada file atau buku atau bahan cetak lainnya.9
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
berbasis teknologi dan informasi adalah alat perantara teknologi berupa (hardware, software,
useware) yang digunakan untuk memperoleh, mengirimkan, mengolah, menafsirkan,
menyimpan, mengorganisasikan, dan menggunakan data secara bermakna untuk
memperoleh informasi yang berkualitas yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Analisis media sosial YouTube sebagai media pembelajaran PAI, Menurut hemat peneliti
media YouTube layak diterapkan sebagai media pembelajaran di dalam kelas khususnya
materi PAI. Sebab di zaman yang serba digital ini kita sangat mudah mengakses dan
mengambil informasi yang kita butuhkan di dalam kehidupan sehari-hari. Begitu pula
dengan materi terkait pembelajaran PAI, jika kita ingin mengaksesnya dan mencarinya tentu
hal itu akan mudah ditemuka.
Beikut hasil wawancara tentang penggunaan media YouTube
Tabel 1 Paparan Data Hasil Wawancara
6
Arif S Sadiman, dkk, Media Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008. 27.
7
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Grafindo, 2011) 4.
8
Nana Sudjana dan Ahmad Rifai, Media Pengajaran, Bandung: PT. Sinar Baru, 1997, 8
9
Guntur Cahyono, “Pemanfaatan Media YouTube Dakwah Ustadz Adi Hidayat dalam Pengembangan Materi
Fikih Madrasah Ibtidaiyah”, At-Tarbawi, Vol. 4, No.1 (Januari-Juni, 2019), 67.
Achmad Baihaqi
Edusiana: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam; Volume 07 No. 01 Maret 2020
P a g e | 79
Indikator Dampak
No. Keterangan
Penggunaan YouTube
Subjek merasa mudah dalam mengembangkan
segala keingintahuannya tentang pengetahuan,
1. Efek Kognitif dengan YouTube mereka merasa mudah dan
banyak mengambil informasi dan menambah
pengetahuan kognitifnya.
Subjek merasa senang dan terhibur serta merasa
puas setelah pengetahuan yang ia inginkan
2. Efek Afektif
terpenuhi dan secara mudah dapat diakses dan
dipelajari.
Subjek mampu mengambil hikmah dan
mengambil kesimpulan tentang apa yang telah
dilihatnya dan didapatkan dari YouTube serta
3. Integritas Sosial
terkadang merasa termotivasi untuk mengikuti
dan mengaplikasikannya ke dalam kehidupan
bermasyarakat
Subjek mampu mengendalikan diri dan mau
4. Integritas Pribadi memperbaiki diri terkait dengan kekurangan
yang ia miliki
Subjek terkadang terlalu senang dan lupa diri
5. Efek Negatif tentang tugasnya karena merasa sudah nyaman
ketika menggunakan YouTube
Dari kesimpulan hasil wawancara di atas dapat kita ketahui bahwa tugas guru di
dalam menggunakan ketika telah memutuskan media YouTube sebagai media pembelajaran
adalah benar-benar memperhatikan kegiatan murid. Kemudian sebelum melaksanakan
pembelajaran sebaiknya guru melakukan dan membuat langkah-langkah pembelajaran agar
pembelajaran di dalam kelas tercapai dan tidak hanya bersifat main-main. Peran guru ketika
menggunakan media pembelajaran tetap menjadi komponen penting di dalam kegiatan
pembelajaran. Menurut oemar hamalik pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, prosedur, yang saling
mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran.10
Analisis strategi guru di dalam mengambil materi pelajaran yang bersumber dari YouTube
agar dapat digunakan di dalam kelas. Berikut paparan data tentang strategi guru di dalam
mengambil materi.
KARAKTERISTIK MEDIA TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI (TIK)
“Kegiatan pembelajaran yang menekankan pada kompetensi-kompetensi yang terkait
dengan keterampilan proses, peran media pembelajaran menjadi semakin
penting. Pembelajaran yang dirancang secara baik dan kreatif dengan memanfaatkan
teknologi multimedia, dalam batas-batas tertentu akan dapat memperbesar kemungkinan
siswa untuk belajar lebih banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik, dan
meningkatkan kualitas pembelajaran.”
10
Yusuf, Sanjaya, Perencanaan & Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. 2008). 4.
Achmad Baihaqi
Edusiana: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam; Volume 07 No. 01 Maret 2020
P a g e | 80
“Setiap jenis media memiliki karakteristik masing-masing dan menampilkan fungsi
tertentu dalam menunjang keberhasilan proses belajar peserta didik. Agar peran sumber dan
media belajar tersebut menunjukkan pada suatu jenis media tertentu, maka pada media-
media belajar itu perlu diklasifikasikan menurut suatu metode tertentu sesuai dengan sifat
dan fungsinya terhadap pembelajaran. Pengelompokkan itu penting untuk memudahkan para
pendidik dalam memahami sifat media dan dalam menentukan media yang cocok untuk
pembelajaran atau topik pembelajaran tertentu.”
“Dari contoh pengelompokan yang dilakukan oleh Scharmm, kita dapat melihat media
menurut karakteristik ekonomisnya, lingkup sasarannya yang dapat diliput, dan kemudahan
kontrol pemakai. Jadi antara klasifikasi media, karakteristik media dan pemilihan media
merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran.”
“Karakteristik media pembelajaran dapat dilihat menurut kemampuan membangkitkan
rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan, maupun penciuman atau
kesesuaiannya dengan tingkatan hierarki belajar. Untuk tujuan praktis karakteristik beberapa
jenis media yang lazim digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.”
“Dalam pengertian teknologi pendidikan, media atau bahan sebagai sumber belajar
merupakan komponen dari sistem instrusional di samping pesan, orang, teknik dan peralatan.
Dari usaha penantaan yang timbul yaitu pengelompokan atau klasifikasi menurut kesamaan
atau karakteristiknya. Karakteristik media ini sebagaimana dikemukakan oleh Kemp (1975)
merupakan dasar pemilihan media sesuai dengan situasi belajar tertentu.”
“Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik tertentu, yang dikaitkan atau
dilihat dari berbagai segi. Misalnya, Schramm melihat karakteristik media dari segi
ekonomisnya, lingkup sasaran yang dapat diliput, dan kemudahan kontrolnya oleh.
Karakteristik media juga dapat dilihat menurut kemampuannya membangkitkan rangsangan
seluruh alat indera. Dalam hal ini, pengetahuan mengenai karakteristik media pembelajaran
sangat penting artinya untuk pengelompokan dan pemilihan media.11 “Istilah multimedia
muncul pertama kali di awal 1990 melalui media masa. Istilah ini dipakai untuk nnenyatukan
teknologi digital dan analog dibidang entertainment, publishing, communications,
marketing, advertising, dan juga commercial. Multimedia merupakan penggabungan dua
kata "multi" dan "media". Multi berarti "banyak" sedangkan media atau bentuk jamaknya
berarti medium.”
“Vaughan (2004) menjelaskan bahwa multimedia adalah sennbarang kombinasi
yang terdiri atas teks, seni grafik, bunyi,animasi dan video yang diterima oleh pengguna
11
Arif S Sadiman, dkk, Media pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), 27.
Achmad Baihaqi
Edusiana: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam; Volume 07 No. 01 Maret 2020
P a g e | 81
melalui hardware komputer. Sejalan dengan hal di atas, Heinich et al (2005)
menyatakan bahwa multimedia merupakan penggabungan atau pengintegrasian dua
atau lebih format media yang berpadu seperti teks,grafik,animasi, dan video untuk
membentuk aturan informasi ke dalam sistem konnputer (Supriatna, 2007).”
“Setiap jenis media pembelajaran memiliki karakteristiknya yang khas, yang dikaitkan
atau dilihat dari berbagai segi (misalnya dari segi ekonomisnya, lingkup sasaran yang dapat
diliput, dan kemudahan kontrolnya oleh pemakai, menurut kemampuannya membangkitkan
rangsangan seluruh alat indera, dan petunjuk penggunaannya untuk mengatasi kondisi
pembelajaran). Secara umum media pembelajaran memiliki tiga karakteristik atau ciri
yaitu:”
1. “Ciri Fiksatif, yang menggambarkan kemampuan media untuk merekam, menyimpan,
melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek”
2. “Ciri Manipulatif, yaitu kamampuan media untuk mentransformasi suatu obyek, kejadian
atau proses dalam mengatasi masalah ruang dan waktu dan,”
3. “Ciri Distributif, yang menggambarkan kemampuan media mentransportasikan obyek
atau kejadian melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian itu disajikan kepada sejumlah
besar siswa, di berbagai tempat, dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai
kejadian tersebut.”
Karakteristik media pembelajaran menjadi empat kelompok berdasarkan teknologi,
yaitu: media hasil teknologi cetak, media hasil teknologi audio-visual, media hasil teknologi
berdasarkan komputer, dan media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. Masing-
masing kelompok media tersebut memiliki karakteristik yang khas dan berbeda satu dengan
yang lainnya.”
1. “Media visual, yaitu jenis media yang digunakan hanya mengandalkan indera
penglihatan peserta didik semata-mata, sehingga pengalaman belajar yang diterima
peserta didik sangat tergantung pada kemampuan penglihatannya seperti buku, jurnal,
poster, globe bumi, peta, foto, alam sekitar dan sebagainya.”
2. “Media audio adalah jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan hanya
melibatkan indera pendengaran peserta didik. Pengalaman belajar yang akan didapatkan
adalah dengan mengandalkan indera kemampuan pendengaran.”
3. “Media audio-visual, adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran
dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau
kegiatan. Pesan dan informasi yang dapat disalurkan melalui media ini dapat berupa
pesan verbal dan nonverbal yang mengandalkan bail< penlihatan maupun pendengaran.”
4. “Multimedia, yaitu media yang melibatkan jenis media untuk merangsang semua
Achmad Baihaqi
Edusiana: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam; Volume 07 No. 01 Maret 2020
P a g e | 82
indera dalam satu kegiatan pembelajaran. Multimedia lebih ditekankan pada
penggunaan berbagai media berbasis TIK dan komputer.”12
12
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2011.
13
Ulin Nuha, Ragam Metodologi & Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Diva Press, 2016), 250.
14
Thea Rahmani, 2016, Penggunaan Media Sosial Sebagai Penguasaan Dasar-Dasar Fotografi Ponsel,
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, hal. 22.
Achmad Baihaqi
Edusiana: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam; Volume 07 No. 01 Maret 2020
P a g e | 83
15
yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Peran guru ketika menggunakan media
pembelajaran tetap menjadi komponen penting di dalam kegiatan pembelajaran. Menurut
oemar hamalik pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, prosedur, yang saling mempengaruhi dalam
mencapai tujuan pembelajaran.16
Agar tujuan pembelajaran benar-benar tercapai sebaiknya, baik guru maupun siswa
diharapkan memiliki kesenjangan apa yang harus dicapai, apa yang harus dilakukan untuk
mewujudkan pencapaian tersebut, materi apa yang harus disampaikan, dan bagaimana
penyampaiannya.17
Hal tersebut di atas merupakan sebuah permasalahan yang harus dipikir secara
matang oleh guru mata pelajaran. Ketika guru paham dengan apa yang akan disampaikan
dan tau bagaimana cara menyampaikan materi maka apapun jenis media yang digunakan
tidak akan menjadi penghambat proses penyampaian materi. Mengapa sebuah media dapat
dikatakan menjadi penghambat proses penyampaian materi, sebab peranan media tidak akan
terlihat bila penggunaanya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan.
Dari tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan maka strategi guru dalam
menggunakan media YouTube merupakan strategi pengoptimalan pembelajaran di dalam
kelas.Penggunaan media youtube akan sangat membantu guru dalam proses belajar
mengajar. Sebab selain guru dapat langsung menggunakan media YouTube di dalam kelas,
peserta didik juga bisa melanjutkan pembelajaran di rumah dengan melihat kembali
YouTube yang telah guru berikan di dalam kelas.
Strategi penggunaan YouTube yang dimaksud dalam penulisan ini adalah salah satu
contoh model pembelajaran di dalam kelas dalam mencapai tujuan pembelajaran. Maka
dengan ini dalam penerapan suatu model pembelajaran tetap harus berdasarkan teori belajar.
Terlepas dari apapun jenis medianya dan model pembelajaran yang digunakan hal
penting lainnya yang sebaiknya diperhatikan oleh guru adalah dalam pemilihan media
hendaknya dilengkapi pertimbangan pada kriteria pemilihan media yang logis dan benar.
Kriteria-kriteria yang menjadi fokus di sini antara lain karakteristik siswa, tujuan
pembelajaran, bahan ajar, karakteristik medianya itu sendiri dan sifat pemanfaatan media.18
15
Yusufhadi Miarso. Menyemai Benih Tekhnologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group. 2004.
16
Yusuf, Sanjaya, Perencanaan & Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. 2008). 4
17
Husniyatus Salamah Zainiyati, 2017: 107). Husniyatus Salamah Zainiyati, Pengembangan Media
Pembelajaran Berbasis ICT (Konsep dan Aplikasi pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam), Edisi
Pertama, (Jakarta: Kencana, 2017), 107.
18
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Referensi GP Press Group. 2013. 47
Achmad Baihaqi
Edusiana: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam; Volume 07 No. 01 Maret 2020
P a g e | 84
19
Burke & Snyder. YouTube: An Innovative Learning Resource for College Health Education Courses.
International Electronic Journal of Health Education. 2008. 11:39-46
20
Husamah, Pembelajaran Bauran (Blended Learning, (Malang: Prestasi Pustaka,2014). 1.
Achmad Baihaqi
Edusiana: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam; Volume 07 No. 01 Maret 2020
P a g e | 85
dan prasarana kurang memadai. Kurang meratanya fasilitas komputer dan akses internet
untuk peserta didik sehingga menyulitkan peserta didik dalam melakukan pembelajaran via
online. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan tekhnologi.21
Tabel 2 analisis straegi pengambilan materi dan penggunaan YouTube
Strategi Pengambilan
No. Keterangan
Materi dan Penggunaan YouTube
Untuk mencari konten YouTube langkah
Menyesuaikan materi dengan pertama adalah kita menuju dan membuka
1.
konten YouTube google kemudian kita buka link YouTube dan
tuliskan kata kunci yang akan kita cari.
Ketika telah mendapatkan video yang kita
inginkan kita dapat mendownload video dari
YouTube sehingga ketika proses pembelajaran
2. Pengaplikasian di dalam kelas
kita dapat menggunakannya secara online atau
offline
Dari kesimpulan di atas strategi pengambilan materi dan penggunaan YouTube di dalam
kelas sekilas memang terlihat mudah, akan tetapi sebagai guru yang memilih media
YouTube sebagai media pembelajaran harus benar-benar memperhatikan kenyamanan
peserta didik ketika di dalam kelas, sehingga tidak ada kendala setelah dilaksanakannya
pembelajaran dengan menggunakan media YouTube.
Penggunaan teknologi pengajaran hendaknya bersifat nyaman ketika digunakan dan
memiliki akses yang cepat dan cepat bagi pendidik. Ini semua ada pada akses internet
YouTube yang menawarkan bentuk strategi pengajaran yang sangat inovatif untuk
digunakan oleh.22
Analisis selanjutnya peneliti lakukan dengan melakukan observasi atau pengamatan
terhadap guru dan peserta didik tentang bagaimana kendala yang dihadapi dan bagaimana
proses pembelajaran di dalam kelas.
Tabel 3 Hasil Observasi
Uraian Catatan Lapangan
Pertemuan ke-
Pengamat
Peserta didik mendengarkan Peserta didik memperhatikan
Pertemuan ke-1
arahan guru dengan baik. guru dengan cukup serius.
21
Rusman, Kurniawan deni dan Riyana Cepi. Pembelajaran Berbasis Tekhnologi Informasi dan Komunikasi,
(Jakarta: PT Rajagrafindo, 2013). 250.
22
Burke & Snyder. YouTube: An Innovative Learning Resource for College Health Education Courses.
International Electronic Journal of Health Education. 2008. 11:39-46.
Achmad Baihaqi
Edusiana: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam; Volume 07 No. 01 Maret 2020
P a g e | 86
Peserta didik mengikuti Peserta didik aktif berdiskusi
kegiatan diskusi di dalam dengan kelompoknya di
kelas dengan sangat baik. dalam kelas.
Peserta didik aktif bertanya Rasa ingin tahu siswa sangat
Pertemuan ke-2 tentang hal-hal yang belum tinggi.
diketahui.
Peserta didik belum dapat Peserta didik kurang percaya
menyelesaikan masalah diri dalam menyampaikan
secara individu. pendapat di dalam kelas.
Peserta didik kurang antusias Peserta didik mengikuti
dalam menjawab pertanyaan kegiatan pembelajaran di
Pertemuan ke-3 guru. dalam kelas dengan sedikit
ramai.
Setelah melakukan pengamatan peneliti juga melakukan wawancara bersama guru terkait
kendal yang dihadapi guru ketika harus melakukan media YouTube sebagai media
pembelajaran di dalam kelas.
Tabel 4 Analisis Kendala Yang Dialami Guru PAI
No. Kendala yang dialami Guru Keterangan
Pembelajaran PAI hanya memiliki jatah 20 jam
selama satu minggu sehingga ketika guru
1. Alokasi Waktu memutuskan menggunakan media YouTube
seringkalai guru merasa waswas tentang materi
yang akan disampaikan tidak sampai akhir
Ketika akan menggunakan media YouTube di
dalam kelas pasti akan membutuhkan proyektor,
hal ini menjadi terkendalanya pembelajaran
bahkan rencana yang telah di susun secara
2. Sarana matang bisa tidak terealisasikan seperti ketika
proyektor sedang digunakan oleh guru materi
lain secara mendadak atau ketika listrik mati.
Hal ini membuat guru merasa takut dan tidak
berani akan menghadapi kendala tersebut.
Jaringan internet memang menjadi kendala yang
dialami oleh siapapun yang menggunakan
3. Koneksi jaringan internet internet. Hal ini membuat peserta didik merasa
tidak nyaman karena menunggu pemutaran
video yang terlalu lama.
Peserta didik dapat menjadi kendala ketika
mereka sibuk bermain sendiri dan tidak
4. Peserta didik
mendengarkan perintah guru bahkan terkadang
acuh dan sibuk sendiri dengan tontonan lainnya.
Kendala diatas merupakan hal-hal yang dialami guru PAI ketika akan dan yang telah
menggunakan media YouTube. Kendala di atas merupakan kehawatiran guru sehingga hal
tersebut dapat mengurungkan niat guru untuk menggunakan media YouTube. Akan tetapi
jika seorang guru tidak berani mengambil langkah dan membiarkan pembelajaran di dalam
Achmad Baihaqi
Edusiana: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam; Volume 07 No. 01 Maret 2020
P a g e | 87
kelas tetap dengan gaya konvensional maka secara otomatis minat peserta didik ketika akan
menerima materi PAI cenderung bosan dan meremehkan.
SIMPULAN
Dampak penggunaan media YouTube terhadap seseorang diantaranya dapat
menambah pengetahuan, dapat menambah motivasi belajar dan hidup bermasyarakat dengan
baik. Akan tetapi ketika media YouTube dipilih sebagai media pembelajaran maka tugas
guru adalah menjadi pembimbing dan benar-benar mengarahkan peserta didik untuk fokus
ke dalam materi pembelajaran. Kemudian hal yang penting daripada itu untuk mencapai
tujuan pembelajaran seorang guru harus benar-benar menyiapkan materi dan media yang
akan disampaikan kepada peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Hasyim Fauzan, “Pola Pembinaan Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) Sebagai Upaya
Peningkatkan Kemampuan Membaca Al-Quran”, Ar-Risalah, Vol. 8, No. 1 (April
2015), 27.
Anwar, Chairul, Antomi Saregar, Uswatun Hasanah, And Widayanti Widayanti. 2018.
“The Effectiveness Of Islamic Religious Education In The Universities: The
Effects On The Students’ Characters In The Era Of Industry 4.0.” Tadris: Jurnal
Keguruan Dan Ilmu Tarbiyah 3(1): 77.
Arif S Sadiman, dkk, Media pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008. 27.
Arsyad, A. Media Pembelajaran, edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2002.
Burke & Snyder. YouTube: An Innovative Learning Resource for College Health Education
Courses. International Electronic Journal of Health Education. 2008. 11:39-46
Das, Suman Kumar. 2016. “Design And Methodology Of Line Follower Automated
Guided Vehicle-A Review.” 2(10): 9–13.
Guntur Cahyono, “Pemanfaatan Media YouTube Dakwah Ustadz Adi Hidayat dalam
Pengembangan Materi Fikih Madrasah Ibtidaiyah”, At-Tarbawi, Vol. 4, No.1
(Januari-Juni, 2019), 67.
Achmad Baihaqi
Edusiana: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam; Volume 07 No. 01 Maret 2020
P a g e | 88
Husniyatus Salamah Zainiyati, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT (Konsep
dan Aplikasi pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam), Edisi Pertama, (Jakarta:
Kencana, 2017), 107.
Irwandani Et Al. 2019. “Interactive Multimedia Lectora Inspire Based On Problem Based
Learning : Development In The Optical Equipment.” IOP Conference Series:
Journal Of Physics.
Nana Sudjana dan Ahmad Rifai, Media Pengajaran, Bandung: PT. Sinar Baru, 1997, 8
Nurseto, Tejo. "Membuat media pembelajaran yang menarik."Jurnal Ekonomi & Pendidikan
8.1 2012
Sadiman Arief S. Dr. M.Sc. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2008.
Thea Rahmani, 2016, Penggunaan Media Sosial Sebagai Penguasaan Dasar-Dasar Fotografi
Ponsel, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, hal. 22.
Ulin Nuha, Ragam Metodologi & Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Diva
Press, 2016), 250.
Achmad Baihaqi
Edusiana: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam; Volume 07 No. 01 Maret 2020
No Kutipan “Temuan dan Bahasan” Sumber kutipan pada referensi asli
pada Jurnal
1 - Tuntutan pendidikan tidak hanya - Di era revolusi industri 4.0,
membuat siswa menjadi kebutuhan pendidikan tidak hanya
pembelajar pasif, tetapi menjadikan peserta didik sebagai
sebaliknya, pembelajaran yang passive learner, namun sebaliknya,
berpusat pada pembelajar pembelajaran berpusat pada siswa
memungkinkan peserta untuk dimana siswa diberi kesempatan
mengeksplorasi berbagai untuk mengeksplorasi berbagai
pengetahuan melalui teknologi macam ilmu pengetahuan secara
saat ini. Siswa harus memiliki mandiri melalui beragam teknologi
empat kompetensi yaitu kreatif, yang berkembang saat ini. Di era
komunikatif, berpikir kritis, dan ini, peserta didik harus dibekali
kumulatif. Kurangnya kepekaan dengan empat kemampuan, yaitu
pada lingkungan sekitar serta kreatif, komunikatif, berpikir kritis,
penurunan kualitas dari dan kolaboratif. Sehingga peran
pembelajaran tatap muka teknologi sangat penting untuk
diakibatkan karena penggunaan menunjang kemampuan tersebut.
smartphone (Ajizah & Munawir, - Sisi kekurangan dari teknologi juga
2021). berdampak pada turunnya kualitas
- Kelemahan dari teknologi interaksi secara tatap muka di
berakibat anjloknya kualitas dari kalangan remaja. Penelitian yang
interaksi langsung di kalangan dilakukan oleh Muclis Aziz dan
remaja. Seharusnya tujuan Nurainiah menunjukkan bahwa
diciptakannya teknologi ialah penggunaan handphone
untuk mempermudah segala menyebabkan remaja kurang peka
sesuatu yang dibutuhkan oleh terhadap lingkungan dan
manusia, penguasaan teknologi menurunkan kualitas pertemuan
oleh manusia seharusnya bisa secara langsung.23 Padahal
berkembang serta memiliki daya teknologi harusnya diciptakan
guna yang maksimal, manusia untuk membantu pekerjaan masusia
tidak boleh dikuasai oleh sehingga manusia harusnya
menguasai teknologi agar teknologi
teknologi (Ajizah & Munawir, dapat berkembang dan bermanfaat
2021). dengan maksimal, bukan malah
manusia yang dikuasai oleh
teknologi.
2 Perkembangan dan kepopuleran Youtube Pada Maret 2009, Youtube mengumumkan
membuat website ini merambah pada peluncuran Youtube Edu yang merupakan
ranah pendidikan, Maret 2009 Youtube koleksi teroganisir dari saluran yang
secara resmi menerapkan layanan yang dihasilkan oleh sekolah dan perguruan
khusus untuk membagikan video tinggi.
pendidikan pada www.youtube.com/edu,
pendidik dan peserta didik menyambut
baik akan al tersebut (Suwarno, 2017).
3 Kekurangan menggunakan Youtube Dari beberapa manfaat penggunaan
sebagai media pendidikan adalah tidak YouTube ditemukan adanya kelemahan di
seluruh peserta didik dan pendidik dalam mengimplementasikannya, yakni
memiliki akses ke situs youtube serta ketika guru kurang terampil dalam
dalam mengakses situs youtube mengintegrasikan komputer dengan
membutuhkan kuota internet, yang pembelajaran hal tersebut akan bersifat
dimana kuota tersebut dikenakan biaya monoton dan kurang berkembang.
tambahan. Tantangan lain dalam Kemudian media yang dibutuhkan sangat
menggunakan media pembelajaran beragam sehingga sulit diterapakan apabila
YouTube adalah jaringan internet yang sarana dan prasarana kurang memadai.
terkadang lambat, sehingga peserta didik Kurang meratanya fasilitas komputer dan
kurang nyaman, mereka harus akses internet untuk peserta didik sehingga
menunggu lama untuk memutar video, menyulitkan peserta didik dalam
serta kelemahan yang lain dari model melakukan pembelajaran via online.
website melalui youtube adalah kita Kurangnya pengetahuan masyarakat
tidak dapat mengawasi proses belajar terhadap penggunaan tekhnologi. Dari
peserta didik secara langsung apakah kesimpulan di atas strategi pengambilan
peserta didik sedang membuka dan materi dan penggunaan YouTube di dalam
memperhatikan bahan ajar yang sudah kelas sekilas memang terlihat mudah, akan
pendidik upload di situs Youtube tetapi sebagai guru yang memilih media
(Baihaqi et al., 2020). YouTube sebagai media pembelajaran
harus benar-benar memperhatikan
kenyamanan peserta didik ketika di dalam
kelas, sehingga tidak ada kendala setelah
dilaksanakannya pembelajaran dengan
menggunakan media YouTube.
Penggunaan teknologi pengajaran
hendaknya bersifat nyaman ketika
digunakan dan memiliki akses yang cepat
dan cepat bagi pendidik. Ini semua ada
pada akses internet YouTube yang
menawarkan bentuk strategi pengajaran
yang sangat inovatif untuk digunakan.
KUTIPAN 1