ILMU KOMUNIKASI
Nim : 2370233011
Prodi:KPI
Menurut Larry L. Barker, bahasa memiliki tiga fungsi: penamaan, merujuk pada
usahamengidentifikasi objek, tindakan, atau orang dengan menyebut namanya sehingga
dapatdirujuk dalam komunikasi; interkasi, meneka nkan berbagai gagasan dan emosi yang
dapatmengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebing ungan; transmisi
informasi,melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain. Bahasa dapat men
ghubungkanmasa lalu, masa kini dan masa depan.Book mengemukakan, agar komunikasi
berhasil, setidakny a bahasa harus memenuhi tiga fungs,yaitu: untuk mengenal dunia sekitar;
berhubungan dengan orang lain; da n untuk menciptakankoherensi dalam kehidupan
kita.KETERBATASAN BAHASAKeterbatan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili
objekKatakata pada dasarnya bersifat parsial, tidak melukiskan sesuatu secara eksak. Oleh
karenaitu kita sulit menamai s uatu objek.Kualitas seseorang atau sesuatu yang ingin kita
ungkapkan sebenarnya tidak sesederhana itu.Baik o rang, benda atau peristiwa sebenarnya
sulit untuk kita kategorikan sebagai baik atauburuk. Kesulitan menggun akan kata yang tepat
juga dialami ketika ingin mengungkapkanperasaan. Pesan verbal biasanya lebih lazim kit a
gunakan untuk menerangkan sesuatu yangbersifat factual-deskriptif-rasional.Katakata bersifat
ambigu dan kontekstualKata-kata bersifat ambigu, karena katakata merepresentasikan
persepsi dan interpretasi orang-orang, yang menganut latarbelakang sosial budaya yang
berbeda-beda. Katakata selalu,sering, setiap orang, semua orang dan dengan teratur,
sebenarnya bersifat ambigu.Katakata bersifat kontekstual sebenarnya mengisyaratkan bahwa
aturanaturan baku dalamberbahasa tidaklah mutlak. Misalnya, katakata sifat seperti adil
menjadi keadilan; cantikmenjadi kecantikan. Namun prinsip ini tidak berlaku untuk kata s ifat
malu; malu menjadi rasamalu bukan kemaluan.Kata-
kata mengandung bias budayaBahasa terikat oleh konteks budaya. Menurut Hipotesis Sapir-
Whorf, sebenarnya setiap bahasamenunjukkan suatu dunia simbolik yang khas, yang
melukiskan realitas pikir an, pengalamanbatin dan kebutuhan pemakainya. Jadi bahasa yang
berbeda sebenarnya mempengaruhipema kainya untuk berpikir, melihat lingkungan dan alam
semestadi sekitarnya dengan caraberbeda dan perilaku sec ara berbeda pula. Hipotesis yang
dikemukakan Benjamin Lee Whorfmenegaskan bahwa (1) tanpa bahasa kita tidak dapat
berpikir; (2) bahasa mempengaruhipersepsi; dan (3) bahasa mempengaruhi pola berpikir.
Ketika kita menggunakan bahasa daerah, sifat bahasa daerah yang berlapis-lapis itu
memaksakitasadar atau tidak- untuk memandang orang di hadapan kita dengan kategori
tertentu.