Anda di halaman 1dari 15

Analisis Penerapan Etika Bisnis di PT.

Dian Swastatika Sentosa Tbk

Anisa Tri Purnamasari/202111114/F

Progam Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Muria Kudus

PENDAHULUAN

Di era saat ini, etika tidak lagi hanya sekedar aksesori dalam dunia bisnis,
namun telah menjadi landasan fundamental dalam operasional dan pengambilan
keputusan. Etika adalah nilai suatu moral yang mempengaruhi tingkah laku
seseorang. Definisi tersebut menunjukkan bahwa pelaku usaha tidak bisa lepas
dari yang namanya moral dijunjungnya. Melanggar aturan, mengurangi
kesejahteraan organisasi, menggunakan karyawan secara tidak adil, berbuat
menyimpang dalam sebuah hubungan kemitraan, melakukan kebohongan atau
tidak jujur, dan lain sebagainya, merupakan contoh bisnis yang tidak etis.
Fenomena tersebut atau kejadian-kejadian tersebut menunjukkan masih adanya
instansi-instansi di Indonesia bahkan di dunia yang beroperasi tanpa adanya etika
suatu bisnis. Dan kejadian tersebut akan dapat menimbulkan berbagai dampak
yang negatif, seperti eksploitasi pekerja, ketidaknyamanan dalam bekerja, dan
hilangnya kepercayaan masyarakat.

“Keadilan” adalah landasan utama aturan bisnis yang beretika dan harus
dijunjung tinggi. Apabila suatu usaha melakukan kegiatan yang bertentangan
dengan prinsip keadilan, maka perlu menjauhkan diri dari usaha tersebut. Contoh
tindakan ilegal termasuk monopoli, ilegalitas, nepotisme, dan manipulasi. Prinsip
sebuah etika bisnis dapat mempengaruhi nilai, tingkah laku norma atau perilaku
karyawan secara keseluruhannya di lingkungan suatu perusahaan tersebut. Penting
untuk membangun sebuah hubungan dan lingkungan yang sehat, positif dengan
konsumen, pelaku kerja sama dan pemegang saham, dan di lingkungan luar
perusahaan demi kenyamnan bersama. Etika berbisnis adalah pedoman atau
pegangan, pilar dan prinsip utama bagi sebuah perusahaan, yaitu untuk
membentuk suatu citra moral atau nama baik serta membangun perusahaan yang
bertanggung jawab.

PT. Swastashika Sentosa Tbk., yaitu sebuah perusahaan di Indonesia yang


beroperasi di bidang industri jasa konstruksi dan infrastruktur. Perusahaan ini
adalah perusahaan yang beroperasi di lingkungan masyarakat yang menghargai
norma-norma etika dalam berbisnis yang tinggi, PT. Swastashika mempunyai
tanggung jawab yang besar untuk menerapkan suatu aturan dan etika bisnis dalam
seluruh aspek aktivitasnya di dalam perusahaan. Implementasi etika suatu bisnis
tersebut dapat memberikan beberapa dampak yang signifikan terhadap
kesejahteraan suatu lingkungan organisasi, hubungan sosial, dan kinerja di suatu
perusahaan. Dalam menerapkan etika bisnisnya, PT Swastashika berpedoman
pada nilai-nilai yang telah ditetapkan sebagai dasar suatu pengambilan keputusan
dan tindakan diperusahaan. Faktor-faktor ini dapat memperkuat integritas dan rasa
tanggung jawab yang baik dalam segala tindakan dan keputusan di suatu
perusahaan. Oleh karena itu, PT. Swastashika menjaga hubungan baiknya dengan
masyarakat dan ikut serta dalam pengembangannya, yaitu dengan selalu
memperhatikan kepentingan perusahaan.

Dalam kasus ini, penelitian ini berfokus pada etika bisnis yang digunakan
oleh PT. Dian Swastasika Sentosa Tbk. dalam mencapai tujuan serta menanamkan
norma-norma utama perusahaan. Pada pendahuluan, penulis memberikan
gambaran bagaimana penerapan etika bisnis dalam operasional bisnis PT. Dian
Swastasika Sentosa Tbk., yaitu dengan paham akan pentingnya beretika dalam
berbisnis di suatu operasional perusahaan, yaitu bisa dengan melihat bagaimana
perusahaan mengupayakan untuk memastikan bahwa apa yang diambil yaitu
keputusan dan tindakan yang diambil dipandu oleh norma-norma dalam etika
yang telah ditetapkan.

TELAAH PUSTAKA

Moralitas dikaitkan dengan norma dan aturan-aturan hidup yang baik. Di


jaman saat ini, beretika dalam berbisnis telah menjadi topik yang sangat penting,
bahkan sudah menyentuh setiap aspek dunia bisnis modern. Etika bisnis
menempati tempat sentral dalam bisnis di era sekarang ini atau bisnis modern.
Etika saat ini bukanlah suatu hal yang sederhana. Beretika bisnis ini merupakan
topik penting dalam dunia bisnis saat ini. Topik ini seringkali menimbulkan dan
menimbulkan situasi canggung dalam berbagai suasana. Etika dalam berbisnis
merupakan suatu cabang dimana membahas tentang benar atau salahnya moralitas
dalam konteks bisnis. Fokusnya adalah pada standar etika serta kekuasaan yang
digunakan dalam kebijakan, peraturan, dan perilaku perusahaan.

Etika sendiri merupakan sebuah ilmu yang mempelajari standar moral


suatu pribadi individu dan standar moral sosial. Standar etika ini berkaitan dengan
hal-hal yang kami yakini memiliki sanksi, dengan didasarkan pada penilaian yang
baik dan tidaknya, dimana melampaui kepentingan pribadi, didasarkan pada
pemikiran objektif serta kepekaan. Pelanggaran-pelanggaran tersebut terkait
dengan perasaan bersalah serta rasa malu. Etika dalam bisnis dapat dimaknai
sebagai suatu proses dimana menentukan apa yang benar dan yang salah,
digunakan untuk dapat menentukan gimana sikap yang harus diputuskan atau
diambil ketika melakukan sesuatu yang benar. Etika dalam berbisnis ini juga
dapat mempelajari perilaku rasa bertanggung jawab dan kapitalis. Dimana hal
tersebut artinya etika bisnis adalah kebiasaan atau ksesharian dan budaya yang
berkaitan dengan kegiatan bisnis (Abdhul, 2021).

Etika di dalam bisnis merupakan studi tentang bagaimana standar etika


pribadi diterapkan pada keseharian dan tujuan dalam berbisnis (Sutrisna, 2010).
(Irham Fahmi, 2013) mendefinisikan suatu etika berbisnis sebagai aturan atau
pedoman yang menentukan dapat atau tidaknya suatu perusahaan dalam
bertindak. Peraturan tersebut bisa saja berasal dari aturan baik tertulis maupun
tidak. Jikalau suatu perusahaan melanggar peraturan tersebut, maka perusahaan
tersebut akan terkena dampak atau akibatnya. Etika sinematik merupakan etika
yang menyangkut penentuan benar atau tidaknya suatu tindakan berdasarkan
tujuan, hasil, dan sasarannya.target hasil atau kondisi optimal dapat dicapai
(Sutrisna , 2010).
Etika hedonisme yaitu merupakan suatu prinsip pengambilan keputusan
yang didasarkan pada rasa kepuasan pribadi yang maksimal. Dalam konsep
tersebut, manusia harus mencari kenikmatan, kesenangan, atau kegembiraan,
sekaligus menghindari rasa sakit dan ketidaknyamanan. Pencarian kesenangan
dianggap sebagai sifat manusia dan etika hedonisme mendukung hal tersebut.
Etika hedonistik menekankan bahwa perbuatan yang baik adalah yang
mendatangkan suatu manfaat dan keuntungan.

Bertens (2013) berpendapat bahwa utilitarianisme yaitu suatu tingkah laku


yang baik karena menciptakan sebuah manfaat, tetapi manfaat tersebut harus
meluas, serta tidak serta merta hanya pada orang-orang tertentu akan tetapi juga
kterhadap lingkungan luar. Teori tersebut menyatakan bahwa moralitas itu hal
relatif. Faisal Badroen juga berpendapat, dimana masalahan yang selalu muncul
dalam praktik utilitarianisme adalah sifat egoisme, yaitu mengutamakan
kepentingan pribadi dan menghilangkan interaksi dengan lingkungan di luar. Para
pengambil keputusan ini seringkali tidak memperhatikan faktor dalam jangka
panjang sehingga mendorong mereka yang hanya menggunakan kriteria mereka
sendiri (Fahmi, 2013).

Deontologi sebagaimana diteorikan Keraf menegaskan bahwa perbuatan


baik tidak dihormati dan diperbolehkan karenana akibat niat baik dari suatu
tindakan perilaku, tetapi melainkan atas dasar tingkah laku itu sendiri (dalam
Fahmi, 2013). Mencermati adab dalam berbisnis memerlukan sebuah keyakinan
akan perbedaan antara perbuatan baik dan perbuatan buruk, yang selalu
berdampak pada aspek lainnya (Rahimaji, 2019). Pemahaman etis atau tidaknya
suatu tingkah laku seseorang tersebut dapat ditentukan dari nilai dan etika pribadi
serta faktor sosial (dalam Nur & Fikri, 2022).

Pada penelitian sebelumnya, terdapat analisis kasus, yaitu analisis dalam


kejadian di PT. Garuda Indonesia dan PT. Sriwijaya Air dilakukan. Dalam
kejadian tersebut, terjadi kasus rangkap jabatan yang dilakukan oleh seorang
Direktur Utama PT. Garuda Indonesia yang juga menjabat sebagai Komisaris
Utama pada PT. Sriwijaya Air. Rangkap jabatan yang dilakukan tersebut akan
dapat membuat rugi dalam persaingan suatu usaha di perusahaan, karena PT.
Garuda Indonesia mampu mengatur bisnis yang dijalankan oleh PT. Sriwijaya Air
jelas menjadi saingannya. Pernyataan seperti ini merupakan pernyataan yang
sangat tidak etis, karena persaingan dalam dunia bisnis antara keduanya tidak
terjadi secara sehat dan menyimpang, dan pada akhirnya dpat menimbulkan
sebuah kerugian bagi pihak individu maupun pihak lain.

Dalam konteks etika berbisnis, penting untuk memahami kualitas nilai dan
kebijakan perusahaan, mengetahui konsep umum dan standar moral dalam
berbisnis. Etika bisnis juga membahas bagaimana berperilaku secara bertanggung
jawab dan bernorma. Etika bisnis ini bertujuan untuk mencapai tujuan dan
mencegah skandal bisnis yang timbul karena kurangnya peran pengawasan yang
signifikan dalam sistem tata kelola di perusahaan.

Dalam penelitian terdahulunya Nurvita (2020), analisis pada studi kasus


Asuransi Jiwasraya yang menunjukkan bahwa kasus tersebut disebabkan oleh
tindakan manajemennya yang diambil oleh investor atau pemegang saham.
Akhirnya pihak manajemen perusahhaan melakukan investasi yang akhirnya
menimbulkan kerugian sebesar Rp. 27,2 triliun. Akan tetapi investasi tersebut
memang bukan berasal dari pertimbangan dan analisa yang baik, namun berasal
dari kepentingan manajemen perusahaan yang ingin berkinerja dengan baik dan
membawa perusahaan keluar dari masa kesulitan terhadap keuangannya. Hal
tersebut kemudian pada akhirnya malah memperburuk keadaan yaitu kesulitan
keuangan perusahaan.

Pengertian Etika Bisnis

Etika dalam berbisnis serta suatu kajian mendalam tentang suatu nilai yang
benar dan tidaknya. Kasus ini berfokus pada standar dalam beretika yang
diterapkan dalam kebijakan, dan perilaku di suatu perusahaan. Perusahaan
merupakan suatu struktur dasar di mana lingkungan luar menggabungkan
beberapa hal seperti sumber daya yang langka, tenaga kerja, modal dan teknologi
tersebut menjadi barang yang berguna, dan perusahaan juga menyediakan sarana
untuk distribusi barang dalam bentuk produk kepada konsumen, pekerja gaji,
investor, dan keuntungan pemerintah serta pemangku kepentingan lainnya.

Tujuan dan Ruang Lingkup Etika Bisnis

Terdapat beberapa tujuan utama dan ruang lingkup dalam etika berbisnis:

1. Etika dalam berbisnis yaitu etika profesi yang mengacu pada banyaknya prinsip
dan kondisi serta aturan diberbagai persoalan yang berkaitan dengan praktik bisnis
yang beretika baik dalam suatu perusahaan. Ruang lingkup etika bisnis ini
biasanya ditujukan kepada para pemangku kepentingan dan sering disebut dengan
perilaku bisnis yang beretika baik dan biasa juga disebut dengan etika bisnis
manajemen suatu di perusahaan.

2. Menginformasikan kepada masyarakat, konsumen, pekerja/pegawai dan


masyarakat umum yang mempunyai aset publik seperti hidup tentang hak dan
kepentingannya yang tidak dilanggar oleh kegiatan usaha siapapun itu. Tujuan
serta ruang lingkup dalam etika bisnis menyangkut hak konsumen dan hak
karyawan di suatu lingkungan.

3. Di dalam suatu etika di suatu bisnis juga tentang sistem perekonomian yang
dimana menentukan baik atau tidaknya suatu praktik dala berbisnis. Di suatu
bidang ketiga tersebut, etika berbisnis ini sangat menekankan pentingnya
kerangka politik dan hukum untuk praktik bisnis yang baik, khususnya peraturan
bisnis dan peran efektif pemerintah dalam memastikan kepatuhan terhadap aturan
bisnis di suatu perusahaan yang dijalankan.

Peran Etika Bisnis di Suatu Perusahaan

• Suatu etika dalam berbisnis harus menjadi pedoman dalam beraktivitas di suatu
lingkungan dan juga harus menjadi pedoman bagi badan usaha. Yaitu dalam
tindakan apa yang tepat, benar dan dapat dipraktekkan dalam suatu bisnis agar
bermanfaat bagi semua pihak lingkungan yang berkepentingan.
• Etika bisnis di dalam tindakan seorang pengusaha tentu saja layanan purna jual
merupakan salah satu bentuk nilai komersial atau etika yang diterapkan
perusahaan untuk mempertahankan usahnya termasuk untuk konsumennya.

• Etika bisnis juga merupakan sebuah persyaratan utama bagi keberlangsungan


dan konsistensi dalam suatu bisnis. Loyalitas konsumen ini dapat membantu
sebuah bisnis itu akan bertahan bertahan.

• Etika bisnis yaitu merupakan kekuasaan untuk mengendalikan suatu kelompok


atau individu. Pelaku ekonomi ini mengadopsi kebiasaan etis atau budaya
berdasarkan pemahaman kehidupan.

Tujuan Etika Bisnis

1. Melanggar hukum dan pidana yang terjadi selama bekerja.

2. Menghindari suatu tindakan yang bertentangan dengan ketentuan aturan


undang-undang di suatu lingkungan.

3. Menghindari suatu tindakan atau perilaku yang dapat merusak nama baik atau
citra perusahaan, karena hal tersebut sangatlah penting untuk suatu individu atau
kelompok di suatu lingkungan.

Etika dalam bisnis sangat penting karena dapat berdampak pada sebuah identitas
bisnis yang beretika, ciri-ciri etika dalam berbisnis yaitu:

1. Jangan bersikap negatif terhadap siapapun .

2. Melaksanakan kegiatan dengan sepenuhnya mematuhi peraturan dan standar


yang berlaku.

3. Jauhi peraturan hukum serupa.

4. Hindari perilaku yang mengutamakan kesuksesan citra atau komersil.

5. Prinsip yang kokoh dan prinsip yang kokoh dalam keagenan komersial

METODE PENELITIAN
Di dalam penelitian yang dilakukan ini, yaitu menggunakan metode
dengan pendekatan kualitatif serta pendekatan dari tinjauan beberapa literatur
yang dimana mencakup tinjauan atau laporan public serta file yang terkait etika
bisnis yang tertulis pada website di suatu perusahaan tersebut. Tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk menerapkan adab dalam berbisnis di dalam sebuah tata
kelola manajemen, yaitu di perusahaan PT. Dian Swastasika Sentosa Tbk. yang
kehilangan uang dan reputasi perusahaan di dalam etika dalam berbisnisnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Perusahaan PT. Dian Swastasika Sentosa Tbk

PT. Dian Swaistika Sentosa Tbk (Perusahaan) adalah perusahaan terbatas


berdasarkan hukum Indonesia, yang dibentuk melalui Memorandum Asosiasi
nomor 6 pada tanggal 2 Agustus tahun 1996. Perusahaan atau kantor pusatnya
terletak di Jakarta Pusat, di Sinar Mas Land Plaza, tepatnya di lantai 2, lantai 27,
di Jalan M.H. Thamrin nomor 51. Perusahaan ini mempunyai fokus pada bidang
pembangkit listrik & uap, perdagangan batu bara, pertambangan serta sektor
infrastruktur dan multimedia di Indonesia.

Perusahaan PT. Dian Swatatika telah memulai operasi komersial pada


tanggal 1 Januari tahun 1998 serta telah memiliki empat kompleks pembangkit
listrik dan uap yang tersebar di daerah Tangerang, Serang, dan Karawang. Anak
perusahaan ini mengelola IPP PLTU Sumsel-5, IPP PLTU Kendari-3, dan IPP
PLTU Kalteng-1. Melalui PT DSSP Power Sumsel, perseroan mengoperasikan
IPP PLTU Sumsel-5 dengan kapasitas 300 MW di Musi Banyuasin, Sumatera
Selatan. Pada tahun 2018, IPP PLTU Sumsel, yaitu mengalami pertumbuhan pada
pengiriman faktor sebesar 17,4% berbanding dengan tahun sebelumnya.

Melalui anak usahanya atau anak perusahaannya PT Dian Swastatika


Power Kendari dan PT SKS Electric Kalimantan, perseroan ikut serta dalam
pengembangan dua proyek PLTU IPP: Kendari-3 di Konawe Selatan, Sulawesi
Tenggara dengan kapasitas 2 x 50 MW dan Kalteng-1 di Gunung Mas,
Kalimantan Tengah dengan kapasitas 2x100 MW. Untuk memastikan
keselamatan operasional tersebut, perusahaan menggunakan layanan dari pihak
ketiga untuk dapat memeriksa beberapa peralatan pembangkit listrik. Pihak
pemerintahpun sedang mempertimbangkan rencana elektrifikasi 35.000 MW
untuk meningkatkan konsumsi listrik. Dari total tersebut kapasitas listrik sebesar
56,4 GW RUPTL PLN 2019, diperkirakan sekitar 47,8% atau 27,1 GW akan
berasal dari pembangkit listrik tenaga batubara. Perusahaan sedang berupaya
untuk menciptakan sebuah sinergi antara industri batu bara dan industri pasokan
listrik serta bersedia berinvestasi pada proyeknya yang menguntungkan bagi pihak
perusahaan.

Visi & Misi Perusahaan

Visi perusahaan: Bersinergi dan infrastruktur terkemuka di Indonesia.

Misi perusahaan: Menciptakan pertumbuhan berbisnis yang berkelanjutan dengan


memberikan solusi terbaik kepada pelanggan.

Nilai perusahaan: Komitmen, Inovasi, Sikap dan perilaku etis, Perbaikan


Berkelanjutan, dan Loyalitas perusahaan.

Perusahaan yang bertanggung jawab :

1. Melaksanakan kebijakan perusahaan dan peraturan yang telah ditetapkan.

2. Memenuhi kebutuhan para karyawan atyau pekerja, yaitu dengan membayar


upah telah ditetapkan dengan kontrak kerja atau peraturan perusahaan yang
telah ditetapkan.

3. Menjelaskan pengetahuan, keterampilan, pengetahuan dan sikap pegawai untuk


meningkatkan kinerja perusahaan dalam bekerja.

Hak pekerja :

1. Setelah para karyawan bekerja, pekerja berhak mendapat upah/bayaran yang


telah ditentukan atau disepakati.
2. Penggunaan hak pemanenan yang telah ditentukan oleh perusahaan di dalam
peraturan perusahaan.

3. Manfaat jasa kesehatan perusahaan.

4. Dapatkan jaminan pekerjaan sosial sebagai hak istimewa.

5. Menjelaskan, pengetahuan, keterampilan, sikap, perilaku, dan adab berdasarkan


potensi yang dimiliki.

6. Berhak memberikan nasihat atau rekomendasi kepada perusahaan atas dasar


kritik dan saran karyawan terhadap perusahannya.

7. Berhak menyampaikan suatu pendapat pengaduan, kritik dan saran melalui


saluran atau pelayanan yang telah dibuat dan ditentukan oleh suatu perusahaan
tersebut.

8. Mempunyai hak mendapatkan perlindungan kesehatan serta jaminan


keselamatan dalam bekerja untuk diterima.

9. Berhak melaporkan apabila terdapat ketidaksesuaian atau penyimpangan di


dalam instansi

10. Mempunyai hak untuk mengundurkan diri atau resign sesuai peraturan

Kewajiban Pekerja di Suatu Perusahaan:

1. Dapat menjaga perlindungan instansi, nama baik perusahaan serta


memperhatikan kepentingan perusahaan.

2. Mempunyai etos kerja yang tinggi, sopan dan santun dalam bertindak, adab
perilaku dan menjaga integritas diri dalam bekerja.

3. Memakai atau mengenakan baju sesuai peraturan, memakai KTP dan seragam
sesuai peraturan yang berlaku.

4. Berusaha menjamin kebersihan, ketertiban, keselamatan, keamanan serta


kesehatan di tempat kerja dan melaporkan segala bentuk sesuatu yang dapat
menimbulkan bahaya akan kesehatan dan keselamatan dalam bekerja di
tempat kerja atau instansi.

5. Menyelesaikan tugas yang diberikan dengan sepenuh hati dan mengikuti


petunjuk serta perintah atasan.

6. Memelihara harta kekayaan perusahaan serta bertanggungjawab pada akhir


masa kontrak kerja.

7. Penggunaan bahan, peralatan, dan alat kerja secara efektif dan ekonomis.

Komitmen Perusahaan Atas Etika Berbisnis:

Perusahaan PT. Dian Swaistika Sentosa Tbk (DSS) telah mempunyai pedoman
menerapkan etika berbisnisnya dalam seluruh aspek operasionalnya. Hal ini dapat
dicapainya perusahaan dengan:

 Kode etik: Ini adalah panduan yang mengandung bakat etika usaha yang harus
diikuti oleh seluruh karyawan, termasuk direktur, komisaris, manajemen, dan
lain-lain.
 Politik Anti Penggunaan Kekuatan: Perusahaan DSS memiliki politik yang
sangat ketat untuk mencegat dan menghadapi segala bentuk kelelahan
termasuk korupsi suap.

• Kebijakan dalam pelaporan pelanggaran: Karyawan perusahaan DSS diwajibkan


untuk melaporkan setiap penyimpangan pelanggaran di dalam etika bisnis yang
mereka temui di perusahaan.

• Pelatihan dalam Etika Bisnis: Perusahaan DSS ini secara rutin telah mengadakan
pelatihan etika bisnis bagi karyawannya untuk pelatihan dan rutinitas agar
lancarnya jalannya manjemen di perusahaan.

Contoh Penerapan Etika Bisnis pada Perusahaan:


• Hubungan Pemangku Kepentingan: Perusahaan DSS telah memelihara
hubungan yang lebih privasi dan adil dengan seluruh pemangku kepentingan,
termasuk pelanggan, pemasok, karyawan, dan yang terlibat lainnya.

• Pengelolaan di Ruang Lingkup: Di sebuah perusahaan yaitu DSS selalu


berkomitmen melakukan dan mengelola lingkungan instansinya dengan baik dan
bertanggung jawab demi kenyamanan bersamanya dan terjalannya aktivitas
manjemennya.

Tantangan Terkait Implementasi Eika Bisnis Pada Perusahaan:

• Persaingan di dunia bisnis yang ketat antar dunia dapat menyebabkan


perusahaan menerapkan skema atau aturan yang tidak etis.

• Budaya perusahaan yang tidak ditentukan oleh etika bisnis suatu perusahaan.

Upaya Implementasi Etika Bisnis Perusahaan:

Yaitu dengan memperkuat sosialisasi dan praktik etika bisnis pada


perusahaan, memperkuat pengendalian hukum, kode etik, aturan yang etis dan
menciptakan budaya di dalam perusahaan yang mendukung etika perusahaan.

Sistem Notifikasi Pelanggaran di PT. Dian Swastika Sentosa Tbk

Di dalam PT. Dian Swastasika terdapat mekanisme ditetapkan oleh


perusahaan untuk menerima laporan insiden atau kejadian yang mungkin
mengindikasikan praktik yang dilarang atau tidak etis. Beberapa contoh tanda
pelanggaran antara lain perbuatan tercela, ketidakjujuran, pelanggaran hukum,
perlindungan dana, penyuapan pihak yang melenceng, pelanggaran kode etik,
penguasaan kekuasaan, kontak seksual dan perilaku lainnya yang terjadi di dalam
perusahaan. Fungsi system tersebut bertujuan untuk menciptakan lingkungan
kerja yang efisien, nyaman, teratur dan menjaga reputasi perusahaan dalam
menjamin kelangsungan bisnis dalam jangka panjang. Begitupun dengan fokus
dan tujuan pada struktur perusahaan yang baik, dan sehat.

Di 2018, sistem notifikasi diperbarui oleh Departemen Audit Internal


perseroan serta anak perusahaannya. Laporan tersebut didorong dengan bukti dan
informasi yang akurat, dapat disampaikan kepada unit audit internal manajemen.
Perusahaan telah menerapkan kebijakan atau aturan untuk mengelola identitas
laporan dan status pelaporan ketenagakerjaan. Pelaporannya akan diatur oleh
Kepala Departemen Audit Internal berkoordinasi langsung dengan Direktur
Jenderal. Serta selain itu, Unit Audit Internal yang menyelidiki pelaporan telah
diterimanya serta memberikan rekomendasi tindak lanjut terhadap Pemimpin dan
CEO terkait pelanggaran kebijakan pada perusahaannya.

KESIMPULAN

1. Perusahaan PT. Dian Swastatika Sentosa telah mengembangkan prinsip-prinsip


etika berbisnis melalui peraturan perusahaan yang mengandung nilai-nilai etika
dan terus memperbaruinya dengan berkembangan perusahaan aturan hukum yang
ditetapkan.

2. Perusahaan PT. Dian Swastatika Sentosa melindungi privasi karyawan serta


informasi rahasia lainnya dengan memastikan sistem perlindungan data yang kuat.

3. Perusahaan secara aktif terlibat dalam penghapusan insiden, penggelapan,


penipuan dan pengambilan keuntungan dengan menerapkan komite audit internal,
audit eksternal dan whistleblowing sebagai mekanisme pelaporan pelanggaran
yang terjadi.

SARAN

Dari hasil penelitian penulis, beberapa rekomendasi penulis adalah sebagai berikut
dibawah ini:

1. Perusahaan PT. Dian Swastatika Sentosa telah dapat meningkatkan suatu


manfaat manajemen etika bisnis dengan meningkatkan intensitasnya,
Menggunakan contoh frekuensi sebelumnya dimana dari waktu setiap 2 tahun
menjadi setiap tahun. Dan hal tersebut akan meningkatkan forum komunikasi dan
informasi antara manajemen dan karyawannya, serta menciptakan sinergi yang
lebih baik di dalam perusahannya.

2. Manajer perusahaan PT. Dian Swastatika Sentosa harus menghormati


kerahasiaan untuk memastikan bahwa karyawannya sudah memahami dan
mematuhi kebijakan atau aturan perusahaan. Dimana hal ini telah dilakukan
melalui sosialisasi menyeluruh dan pemahaman menyeluruh dari seluruh
karyawan sebagai rutinitas perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Bahri, S., & Cahyani, F. A. (2017). Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap

Corporate Financial Performance Dengan Corporate Social


Responsibility Disclosure Sebagai Variabel I Ntervening (Studi
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei). Ekonika
: Jurnal ekonomi universitas kadiri, 1(2), 117–142.
https://doi.org/10.30737/ekonika.v1i2.11

Danial, E dan Warsiah, Warsiah. 2009. Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung:

Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.

Etika, P., Tanggung Jawab Sosial, dan, Suprapto, Y., & Alvina, J. (2023).

Peran Etika, Keberlanjutan, dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


dalam Bisnis Internasional. SEIKO : Journal of Management &
Business, 6(1), 598–606. https://doi.org/10.37531/sejaman.v6i1.3966

Hapzi, A. 2020. Modul Business Ethics & Good Governance. Universitas Mercu

Buana. Jakarta.

Kaplan, Robert S dan Norton David P. 1996. Balanced Scorecard: Menerapkan

Strategi Menjadi Aksi. Jakarta: Erlangga.

Keraf, A. Sonny. Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya. Yogyakarta: Pustaka

Filsafat Nugroho, M.A. 2012. "Konsep Teori dan Tinjauan Kasus Etika
Bisnis PT Dirgantara Indonesia (1960-2007)". Jurnal Economia. Vol.8,
No.1

Keraf, Sonny. 1998. Etika Bisnis: Tuntutan dan Relevansinya. Yogyakarta:

Kanisius

Nazir, Mohammad. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Panggabean, H. P. (2019). Penerapan Etika Hukum Bisnis Dalam Sistem

Peradilan Indonesia. Jala Permata Aksara.

Peraturan Perusahaan PT. Dian Swastatika Sentosa Tbk, 2015

Pratiwi, A. A., & Kurniawan, T. (2022). Peranan Etika Bisnis Dalam Perusahaan

Maspion The Role Of Business Ethics In Maspion Company. 1(2), 89–94.

Rahmania, N. (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Masyarakat

Dalam Memilih Asuransi Berbasis Syariah Di Kota Makassar.


Salim, H. S. (2003). Hukum Kontrak. Sinar Grafika.

Sopiah, Siti, and Kisanda Midisen. "Analisis Strategi Marketing Live Shopee

Ditinjau Dari Etika Bisnis Islam." Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam 10.01
(2024): 598-605.

Velasquez, Manuel, G. 2005. Etika Bisnis Konsep dan Kasus. Yogyakarta: AND

Anda mungkin juga menyukai