Anda di halaman 1dari 3

Perubahan-perubahan di dalam masyarakat dapat mengenai nilai sosial, pola-pola

perilaku, organisasi susunan, lembaga-lembaga kemasyarakatan lapisan-lapisan dalam


masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial. Oleh karena luasnya bidang dimana
terjadinya perubahan-perubahan tersebut. Perubahan-perubahan sosial merupakan bentuk
perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang
mempengaruhi pola sistem sosialnya, sehingga termasuk ke dalam nilai-nilai, sikap-sikap dan
pola peri kelakuan di antara kelompok masyarakat.

Dalam teori perubahan dalam masyarakat terjadi berbedaan antara perubahan-


perubahan sosial dan perubahan kebudayaan. Perbedaan tersebut bergantung terhadap adanya
perbedaan definisi antara pengertian tentang masyarakat dan tentang kebudayaan. Perbedaan
definisi yang diselesaikan secara tegas akan menghasilkan titik terang antara perubahan-
perubahan sosial dan kebudayaan dengan jelas. Proses pelaksanaan pembangunan dilakukan
dengan prinsip-prinsip penyelenggaraan pembangunan pedesaan serta didasarkan pada
prinsip community development, yaitu mengusahakan peningkatan rasa kesadaran, rasa
tanggung jawab dan kemampuan melalui perubahan sikap mental masyarakat desa untuk
membangun. Proses pembangunan meliputi 2 hal, yaitu:

1. Proses peningkatan dinamika dan pembangunan masyarakat yaitu dengan


meningkatkan rasa kesadaran dan tanggung jawab.
2. Proses pendayagunaan potensi pedesaan seperti potensi manusia dan sosial
yang akan meningkatkan taraf hidup masyarakat pedesaan dan seterusnya.

Perilaku individu dipengaruhi oleh sikap yang senantiasa selalu berhubungan dengan
obyek tertentu, dengan demikian jika seseorang mempunyai sikap positif maka memiliki
kecenderungan untuk melakukan suatu tindak obyek sikap tersebut sangat besar
dibandingkan dengan yang bersifat negatif. Masalah mental dalam melaksanakan kegiatan
pembangunan memiliki peran yang penting, sebab masalah mental memiliki peran dalam
hambatan pembangunan. Pembangunan akan berjalan dengan baik ketika dijalankan dengan
kesiapan mental masyarakat untuk melaksanakan pembangunan.

Mentalitas pembangunan merupakan kewajiban sebagai suatu syarat nilai kebudayaan


yang berorientasi ke masa depan, sifat hemat, hasrat untuk eksplorasi dan inovasi, pandangan
hidup yang menilai tinggi achiementi karya, disiplin dan bertanggung jawab. Usaha untuk
mengubah dan membina metalitas baru harus dijalankan secara serentak dengan
pembangunan itu sendiri, sehingga menjadi suatu usaha penunjang pembangunan yang
penting. Usaha yang bersamaan ini dapat menjadi sikap mental yang mempengaruhi
perubahan-perubahan akibat tercapainya tingkat kesejahteraan masyarakat.

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan pada dasarnya tampak terlihat mulai dari
merencanakannya, kemudian dalam hal pengambilan keputusan pelaksanaan dan tahap
pengawasan serta menilai hasil-hasil pembangunan dan juga memelihara hasil yang telah
dicapai. Dengan penyaluran aspirasi dan inspirasi masyarakat yang dilakukan dengan rapat-
rapat ataupun pertemuan pada akhirnya terwujud dalam suatu keputusan, yang selanjutnya
akan dijabarkan melalui program (Lumintang, 2015).

Perubahan-perubahan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat dapat dipastikan


akan selalu terjadi, adanya dinamika perubahan sosial yang terjadi di masyarakat umumnya
dipengaruhi oleh faktor penyebab, faktor pendorong, dan faktor penghambat yang pada
hasilnya akan memberikan dampak perubahan sosial dalam masyarakat. Dampak dari proses
perubahan sosial ini kemudian menjadi faktor dari perubahan kondisi pada masyarakat,
perubahan yang dilakukan juga memiliki kemungkinan untuk terjadinya dampak sosial dan
kegagalan pada pembangunan yang dilakukan. Dampak sosial dimaknai sebagai dampak
yang mencakup semua konsekuensi sosial dan budaya atas suatu kelompok manusia tertentu
yang berakibat pada setiap tindakan publik atau swasta yang mengubah cara-cara bagaimana
individu menjalani kehidupan, bekerja, bermain, serta berhubungan satu sama lain. Tujuan
dari penilaian dampak sosial adalah untuk mewujudkan suatu lingkungan biofisik dan kondisi
manusia yang berkelanjutan dan layak (Firdausi, 2018).

Pembangunan yang bertindak sebagai proses perbaikan berkesinambungan pada


masyarakat untuk mendapatkan kehidupan yang layak dapat dicapai dengan upaya yang
terencana dengan sadar. Pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 114 Tahun 2014
(Permendagri, 2014) tentang Pedoman Pembangunan Desa disebutkan bahwa, perencanaan
pembangunan desa merupakan tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa
dengan melihatkan Badan Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat lainnya secara
partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa untuk mencapai tujuan
pembangunan desa.

Dampak dari pembangunan desa dapat meningkatnya frekuensi interaksi antar


masyarakat sehingga menjadi nilai dalam mempererat hubungan, terjadinya penghematan
waktu tempuh perjalanan, serta mendukung kegiatan masyarakat dalam beraktivitas maupun
kegiatan sosial lainnya (Mastuti et al., 2021).

Anda mungkin juga menyukai