Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bagi suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,
pengaruh globalisasi terhadap negara tersebut akan berdampak pada
kebijakan ekonomi yang diambil. Perubahan terhadap nilai tukar mata
uang,

banyaknya

investasi

yang

dilakukan

oleh

investor

asing,

perkembangan ekspor dan impor, dan sebagainya merupakan beberapa


faktor yang mendukung dinamika perekonomian bagi negara yang
menganut sistem perekonomian terbuka tersebut. Namun disisi lain,
pembangunan

perekonomian

mengandalkan
unggulan

di

suatu

dan mengeksploitasi

saja,

melainkan

harus

negara

berbagai

tidak

hanya

wilayah dan sektor

diperhatikan

keberlangsungan

(sustainability) dari wilayah dan sektor unggulan tersebut. Di sisi lain,


hasil-hasil

pembangunan

harus

dapat

dinikmati

oleh

seluruh

masyarakat sehingga pembangunan harus melibatkan sisi sosial di


dalam pencapaian targetnya.
Berdasarkan

kondisi

menyangkut

tiga

pertumbuhan
lingkungan

di

atas,

maka

hal, yaitu

pembangunan

pembangunan

suatu

negara

ekonomi

dengan

ekonomi yang menjadi target sasaran, pembangunan


dengan

targetnya

adalah keberlangsungan

lingkungan, dan pembangunan sosial dengan target mensejahterakan


masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, maka salah satu faktor yang
juga berperan penting di dalam menopang dan mendukung ke tiga
aspek pembangunan tersebut adalah dukungan infrastruktur.
Pembangunan infrastruktur sangat penting di dalam menunjang seluruh
aspek dan kegiatan dari pembangunan. Pada masa pemerintahan orde
baru, pembangunan infrastruktur

mulai

dilakukan

secara

bertahap
1

Dampak Aspek Sosial Dalam Pembangunan Infrastruktur

dan

berkesinambungan

dan

termasuk sektor pembangunan yang

dibiayai cukup besar. Yang paling menonjol di masa orde baru


dalam pembangunan
ketenaga listrikan
listrik

masuk

infrastruktur

atau

yang lebih

desa. Namun

adalah
dikenal

di

pembangunan jalan dan


dengan

pembangunan

visinya,

infrastruktur

yaitu
mulai

mengalami hambatan saat krisis ekonomi. Saat Indonesia mengalami


krisis ekonomi, pembangunan infrastruktur mulai mengalami hambatan
pembiayaan

karena

beberapa

komponen

input

produksi

untuk

pembangunan infrastruktur kebanyakan berasal dari komponen impor


(import content).
Aspek sosial merupakan kajian yang perlu dan harus dilakukan dalam
setiap tahap proses pelaksanaan pembangunan. Karena pembangunan
harus dipandang sebagai suatu aktifitas. yang menyeluruh, yang pada
hakikatnya

adalah

dari

masyarakat,

oleh

masyarakat

dan

untuk

masyarakat dalam mewujudkan kehidupan yang layak, berkeadilan dan


bersejahtera.
Aspek ini meliputi :
1.

Pemahaman

dan

pengertian

sosial

terhadap

pentingnya

pembangunan.
2. Analisis terhadap dampak sosial dari pembangunan, terutama yang
menyangkut keuntungan dan kerugian sosial.
3.

Partisipasi sosial dalam pembangunan.

Analisis sosial diperlukan untuk dampak sosial yang akan muncul dengan
berbagai pendekatan diantaranya kebijakan publik, partisipasi planning,
maka akan diperoleh analisis yang biasa membantu memperkecil resiko
sosial. Resiko sosial yang mungkin timbul akibat sebuah pembangunan
antara lain : hilangnya tanah, rumah, mata pencarian hidup, relokasi dan
lain-lain. Dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi saat ini
seperti otonomi daerah, reformasi, perubahan top down menjadi bottom
2

Dampak Aspek Sosial Dalam Pembangunan Infrastruktur

up approach maka resiko ini harus dikaji secara komperensif dan terpadu
mengakibatkan banyak pihak terutama yang terkena langsung dan pihakpihak yang memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan
tersebut.

1.2.
1.

Tujuan dan Kegunaan


Tujuan penulisan makalah

Untuk

infrastruktur.
Untuk mengidentifikasi peningkatan pengetahuan sosial masyarakat

dalam pembangunan
Untuk
mengidentifikasi

infrastruktur berkelanjutan
Untuk mengidentifikasi laju perkembangan dalam berbagai sektor

mengidentifikasi

aspek

sosial

pemahaman

dalam

prinsip

pembangunan

pembangunan

pembangunan.
2.

Kegunaan penulisan makalah


Sebagai bahan pembelajaran dalam berbagai aspek sosial untuk
menentukan pembangunan
Untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi dilingkungan
sosial
Untuk meningkatkan pola pikir masyarakat dalam memandang
kebutuhan infrastruktur.

Dampak Aspek Sosial Dalam Pembangunan Infrastruktur

BAB II
PEMBAHASAN
Analisis sosial dalam hal ini mencakup dua dimensi: (1) analisis potensi
modal sosial untuk implementasi pembangunan; (2) analisis dampak
sosial dari implementasi pembangunan. Sebelum menguraikan dua
dimensi analisis sosial dimaksud, terlebih dahulu diuraikan konsep dan
kerangka sistem sosial dalam konteks pembangunan.
1. Sistem Sosial-Budaya dalam Konteks Pembangunan
Bila kita memandang kehidupan manusia sebagai sebuah sistem, maka
setidaknya terdapat empat aspek yang harus diperhatikan di dalam
sistem kehidupan manusia tersebut. Keempat aspek tersebut adalah: (1)
aspek

kehidupan

biologis;

(2)

aspek

kehidupan

kepribadian

atau

psikologis; (3) aspek kehidupan kemasyarakatan atau aspek sosial; (4)


aspek kehidupan kultural atau aspek budaya (Parsons, 1950). Masingmasing aspek merupakan subsistem dari sistem yang lebih besar yakni
sistem kehidupan manusia.
2. Pola Kebudayaan, Struktur Sosial dan Pembangunan

Dampak Aspek Sosial Dalam Pembangunan Infrastruktur

Pembangunan adalah suatu proses perubahan terencana. Artinya, tanpa


dibangunpun, sebuah masyarakat sebenarnya pasti akan berubah, pasti
akan berkembang. Hanya saja, perubahan tersebut akan berlangsung
tanpa terencana, ia akan berlangsung sesuai dinamika internal dan respon
eksternal dari masyarakat itu sendiri. Dengan pembangunan, perubahan
suatu masyarakat didesain dalam suatu skenario, dengan arah perubahan
yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Secara sosial budaya, dengan demikian, pembangunan dapat diartikan
sebagai proses mengubah pola kebudayaan dan struktur sosial suatu
masyarakat, sesuai kehendak dari pihak yang mendesain pembangunan
tersebut. Lazimnya, selama ini, pihak yang mendesain pembangunan
adalah negara, atau tepatnya rezim yang berkuasa. Dengan demikian,
akan diubah ke arah mana pola kebudayaan dan struktur sosial suatu
masyarakat, sangat dipengaruhi oleh paradigma dan teori pembangunan
apa yang dianut oleh suatu negara.

3. Modal Sosial dalam Pembangunan


Modal sosial telah semakin disadari urgensinya dalam pembangunan pada
dekade terakhir. Menurut Fukuyama (2001), perkembangan ekonomi
berkelanjutan

pada

berbagai

negara

ternyata

berkorelasi

dengan

kebajikan sosial dalam masyarakatnya. Kebajikan sosial dalam bentuk


kejujuran, sifat amanah dan dan dapat dipercaya menjadi prakondisi bagi
berkembangnya tatanan yang mendukung manifestasi etos kerja dari
kelompok enterpreneurship dalam menumbuhkan ekonomi.
Terkait dengan proposisi di atas, konsep modal sosial menjadi sesuatu
yang relevan. Konsep ini pertama kali dikemukakan oleh Coleman (1988),
yang

memfokuskannya

pada

sumberdaya

yang

muncul

(emerging

resources) dari hasil hubungan/interaksi antar orang yang memungkinkan


pencapaian

tujuan

bersama.

Menurut

Coleman,

faktor-faktor

yang

mendukung munculnya modal sosial di balik interaksi antar individu


adalah

oblogasi

(obligations),

ekspektasi

(expectations)

dan

saling

kepercayaan (trustworthiness). Bahwa, modal sosial muncul bila terdapat


5

Dampak Aspek Sosial Dalam Pembangunan Infrastruktur

saling kepercayaan antar individu dalam berinteraksi, sedemikian rupa


sehingga satu individu dapat menjamin tindakan individu lainnya untuk
tidak keluar dari kepercayaan yang diberikan, dan pada gilirannya dapat
mengekspektasi perilaku individu tersebut selanjutnya. Faktor lain adalah
bekerjanya saluran informasi (information channell) yang menjamin basis
yang sama dalam bertindak. Faktor ketiga yang dikemukakan Coleman
adalah bekerjanya norma-norma dan sanksi yang efektif. Interaksi antar
individu akan menghasilkan modal sosial bila bekerja sebuah norma yang
dipatuhi bersama dan terdapat sanksi yang efektif terhadap pelanggaran
atas norma tersebut.
4. Analisis Potensi Modal Sosial dalam Pembangunan
Untuk menganalisis potensi modal sosial, telah dikembangkan sebuah
instrumen yang disebut SOCAT atau Social Capital Assesment Tools
(Krishna dan Shrader, 2002). Prinsip dasar dari SOCAT adalah: (1) ia
mencakupi berbagai dimensi modal sosial (kognitif versus struktural;
horizontal versus vertikal;

homogen versus heterogen;

formal versus

informal); (2) ia mengintegrasikan metode kuantitatif dan kualitatif.


Terdapat tiga fokus analisis potensi modal sosial SOCAT yakni: (1) profil
komunitas (community profile), (2) surveri rumah tangga (household
survey) dan (3) profil organisasi (organizational profile).
5. Analisis Dampak Pembangunan terhadap Sistem Sosial Budaya
Dengan mengacu kepada paradigma dan teori pembangunan versi
modernisasi, yang selama lebih dari tiga puluh tahun dianut oleh
Indonesia, perubahan pada kondisi sosial-budaya sebenarnya bukanlah
sekedar tampak dari kegiatan pembangunan, melainkan ia adalah target
perubahan dari pembangunan itu sendiri. Ia adalah subyek yang otomatis
menjadi target dari pembangunan. Ia adalah entitas yang memang
menjadi bagian dari rencana pembangunan yang didesain. Ia bukanlah
sekedar dampak.
Wacana tentang dampak sosial-budaya dari kegiatan pembangunan
muncul, itu karena sering terjadi perubahan sosial-budaya diluar dari yang
direncanakan. Seringnya terjadi pembangunan fisik infrastruktur-fasilitas
6

Dampak Aspek Sosial Dalam Pembangunan Infrastruktur

yang hanya memikirkan dan merencanakan pembangunan fisik itu sendiri


tanpa mengantisipasi perubahan sosial-budaya apa yang kemungkinan
terjadi akibat perubahan fisik tersebut. Bahkan dampak tersebut bukan
hanya

muncul

setelah

proyek

pembangunan

fisik

selesai,

setelah

bangunan fisik berfungsi, tetapi juga ketika proses pembangunan itu


sendiri sementara berlangsung.
Dengan demikian, khusus untuk pembangunan fisik infrastruktur dan
fasilitas, dampak sosial budayanya akan dapat diidentifikasi bila ia dilihat
sebagai rangkaian sejumlah tahapan proses pembangunan. Tahapantahapan tersebut dapat diidentifikasi atas: (1) tahapan perencanaan (pra
implementasi); (2) tahapan pelaksanaan (proses implementasi); (3)
tahapan pemamfaatan (pasca implementasi).
6. Pendugaan Dampak Sosial Budaya Kegiatan Pembangunan
Dampak sosial budaya kegiatan pembangunan bukanlah hal yang mudah
diduga. Ini disebabkan karena ruang sosial-budaya itu sendiri bukanlah
ruang yang hampa udara, bukanlah ruang yang statis. Ia memiliki isi dan
ia sifatnya dinamis. Hal yang pada suatu saat dianggap melanggar norma
dan nilai secara ekstrim suatu masyarakat, pada saat lain sudah bisa
ditolerir oleh masyarakat bersangkutan. Begitu pula sebaliknya. Suatu
dampak yang sebelumnya tidak dipersoalkan oleh masyarakat, pada saat
lainnya justeru menjadi masalah signifikan. Terdapat relativitas waktu
yang harus diperhatikan didalam menduga dampak.
7. Prinsip Dasar Penanganan Dampak Sosial-Budaya
Prinsip pertama

dalam penaganan

dampak

sosial-budaya

kegiatan

pembangunan adalah prinsip pencegahan. Apapun dampak sosial-budaya


yang dibayangkan akan muncul harus secara dini dicegah. Bila tidak,
akumulasi ketegangan, kecemburuan sosial dan potensi konflik akan
tumbuh secara perlahan dan meledak dalam bentuk dampak yang sangat
besar.

Dampak Aspek Sosial Dalam Pembangunan Infrastruktur

8. Aspek Sosial
Merupakan kajian yang perlu dan harus dilakukan dalam setiap proses
pembangunan, meliputi :
a. Pemahaman

dan

pengertian

social

terhadap

pembangunan

merupakan usaha untuk memberikan informasi tentang pembangunan


kepada masyarakat menggali informasi tentang pembangunan dari
masyarakat.
b. Analisis dari dampak social dari pembangunan. Analisis ini diperlukan
untuk mengetahui dampak social yang akan muncul. Resiko social
sebuah pembangunan yang perlu dihindari antara lain : hilangnya
tanah, rumah, dan pekarangan masyarakat terkena pembangunan.
Hilangnya mata pencarian hidup, dan resiko teknis dari pelaksanaan
pembangunan terhadap masyarakat disekitar pembangunan tersebut.
Tujuan dari analisis adalah meminilisasi dampak social yang akan
timbul di kemudia hari.
c.

Partisipasi sosisal terhadap pembangunan merupakan kajian social


yang melibatkan peran dari masyarakat terhadap pembangunan
setelah selesai. Masyarakat dengan kesadarannya akan melihat
pentingnya proyek ini bagi kelangsungan hidupnya, kelangsungan
pemerintah daerah, dan kelangsungan jalannya roda perekonomian
masyarakat baik secara mikro maupun makro.

d. Partisipasi social terhadap pembangunan merupakan kajian social


yang melibatkan peran dari masyarakat terhadap pembangunan
setelah selesai dan lebih dominant ke unsure kemitraan (Partnetship).
Setelah

analisis

ini

diperoleh,

maka

perlu

disosialisasikan

dan

melibatkan masyarakat dalam proses pemeliharaan pembangunan,


baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
9. Prasarana Social Ekonomi
Prasarana adalah alat (mungkin tempat) yang paling utama dalam
kegiatan sosial atau kegiatan ekonomi.

Dampak Aspek Sosial Dalam Pembangunan Infrastruktur

Dalam meningkatkan perkembangan kegiatan social dan ekonomi ,


prasarana (infrastructure) merupakan hal yang penting. Pembangunan
tidak dapat berjalan dengan lancar jika prasarana tidak baik. Jadi
prasarana

tidak

dapat

dianggap

sebagai

foktor

potensial

dalam

menentukan masa depan dari perkembangan suatu wilayah perkotaan


dan perdesaan.
Tiap aspek kehidupan social dan tiap sector dari kehidupan ekonomi
mempunyai prasaran sendiri, yang merupakan satuan terbesar dan alat
utama dalam berbagai kegiatan. Dengan demikian, dalam mensukseskan
pembangunan tiap lembaga kehidupan social dan tiap sector kehidupan
ekonomi harus memperhatikan prasarananya.
Nurske memberikan beberapa cirri-ciri bagi prasarana ekonomi :
a.

Menyediakan pelayanan yang merupakan dasar bagi tiap kapasitas


produksi.

b.

Instalasi yang besar dan mahal.

c.

Tidak dapat diimpor dari luar negeri.

Dalam hal prasarana ini haynes mengatakan : pertama, modal (barang


modal) dapat dianggap prasarana, jika merupakan sumber ekonomi
luaran (eksternal) dan jika unitnya besar : kedua, perlengkapannya pun
dianggap prasarana. Dalam pengembangan wilayah terdapat 2 macam
kebijaksanaan regional, yaitu :
a. Kebijaksanaan regional yang langsung, yaitu pemerintah mengatur
pengembangan regional dengan langsung membatasi (atau mengambil
alih) kegiatan ekonomi.
b. Kebijaksanaan
membuat

regional

serangkaian

yang

tidak

peraturan

langsung,
dan

ikut

yaitu

pemerintah

mengatur

tanpa

mempengaruhi ekonomi dan tanggung jawab swasta.


10. Dimensi Cultural dan Modal Sosial yang Terabaikan : Wajah Mentalitas
Indonesia
Realitas pembangunan memperhatikan bahwa dimensi kultural cenderung
diabaikan, diambil alih oleh ekonomi dan politik. Yang disebut terakhir
bahkan mendominasi interpretasi terhadap hampir semua problem
9

Dampak Aspek Sosial Dalam Pembangunan Infrastruktur

bangsa termaksud dalam hal menterjemahkan determinal kegagalan atau


keberhasilan pembangunan.
Jika dibsarikan dari berbagi wacana yang mengemukakan selama ini
bekaitan dengan pertanyaan mengapa Indonesia selalu terpuruk?, intinya
senantiasa merujuk ke tindakan Orde Baru yang refresif. Selama 32 tahun
berkuasa. Pemikiran ini sampai setidaknya tahun 2005, masih kuat
mendiminasi. Hampir semua pihak mengamini postulasi ini : kalngan
politisi, para pengamat pembangunandan insan pers. Ini tampaknya suatu
bentuk cara pandang linier yang sekedar mengulangi situasi di awal tahun
1970-anyang beradu lantang menimpahkan segala kesalahan pada Orde
Lama. Spektrumnya juga sama dengan keadaan tahun 1950-1960-an
yang menimpahkan semua persoalan pada penjajahan Belanda yang baru
saja angkat kaki.
Tentu saja pengaruh suatu jaman pemerintahan yang refresif, ada dan
memang kuat. Tetapi menenpatkan dimensi rezim sebagai satu-satunya
determinan keterpurukan terasa sangat berlebihan, tolol, malas, dan naif.

11.

Konsep Dasar Pembangunan Prasarana Perkotaan Terpadu

Perencanaan dan pembangunan prasarana kota yang dilaksanakansecara


sektoral dan terpusat seringkali menimbulkan masalah didaerah, apabila
keseimbangan dan perhatian antara satu program dengan program
lainnya kurang dikendalikan secara terarah. Sulitnya pengendalian
pembangunan di daerah seringkalijuga disebabkan karena kondisi dan
besarnya sumber dana yang dialokasikan oleh masing-masing sektor
didaerah berbeda-beda dan tidak terintegrasi satu sama lain. Hal ini
berarti bahwa sektor yang kuat sumber dananya akan lebih tinggi
intensitas

pembangunannya

dibandingkan

sektor-sektor

yang

kecil

dananya. Hal ini mengakibatkan timbulkan ketidakseimbangan alokasi


sumber

dana

antara

program

sector

yang

berakibat

menyulitkan

keterpaduan program pembangunan prasarana kota tersebut.


Persoalan lain yang timbul akibat perencanaan dan pembangunan secara
sektoral dan terpusat ini adalah pada tahap operasi dan pemeliharaannya.
10

Dampak Aspek Sosial Dalam Pembangunan Infrastruktur

Seringkali pemerintah didaerah tidak siap dalam menerima tanggung


jawab operasi dan pemeliharaannya karena kurang dilibatkan padasaat
perencanaan dan penyusunan program maupun dalam implementasi
pembangunan prasarana kota yang mengarahkan pada keterpaduan
program antar sector.
Upaya

memadukan

berbagai

program

dan

proyek

pembangunan

prasarana perkotaan itu sangat penting dengan pertimbangan / latar


belakang sebagai berikut :
a. Laju pertumbuhan penduduk di perkotaan sangat tinggi (3-40%) jauh
lebih tinggi dari laju perdesaan (1,2%) per tahun.
b.

Sekitar 65% dari pertumbuhan penduduk nasional akan terjadi di


wilayah perkotaan.

c.

Sebagai
perkotaan,

akibat
maka

dari

tingginya

implikasinya

laju

pertumbuhan

terhadap

tuntutan

penduduk

peenyediaan

prasarana kota akan semakin meningkat pula.


d. Dalam

upaya

memecahkan

persoalan-persoalan

tersebut

maka

dituntut adanya keterpaduan dalam penyusunan rencana dan program


berbagai sector dalam pembangunan kota. Pengalaman menunjukan
bahwa pembangunan yang dilakukan secara sektoral dan terpusat
justru seringkali menimbulkan banyak persoalan baru di daerah.
Pembangunan

yang

dilakukan

sector

seringkali

menimbulkan

persoalan bagi sector B, dan seterusnya.


Oleh karena itu, pada saat memasuki awal Repelita IV, pemerintah telah
memperkenalkan

suatu

pendekatan

baru

didalam

menangani

pembangunan prasarana kota di Indonesia. Pendekatan tersebut dikenal


dengan program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu (P3KT) yang
dalam bahasa inggris dikenal dengan Integrated Urban Infrastructure
Development Programen.
Hal ini seringkali menimbulkan berbagai persoalan, sbb :
1)

Persoalan fisik kota

2)

Persoalan keuangan

3)

Persoalan kelembagaan

11

Dampak Aspek Sosial Dalam Pembangunan Infrastruktur

12. Usaha Kecil dan Menengah dalam Infrastruktur Sosial


Untuk membantu usaha kecil dan menengah (UKM) diperlukan aspek
infrsstruktur sosial dan infrastruktur fisik. Prasarana sosial yang diperlukan
UKM adalah kemudahan perizinan sertifikat tanah untuk jaminan kredit
perbankan, perlindungan dari berbagi pungutan liar, kepastian hukum,
keamanan berusaha. Sementara itu, prasarana fisik yang diperlukan
antara lain telekomunikasi, transportasi, dan energi.
Undang-undang UKM sedang diamandemen dengan rencana memasukkan
pembentukan dewan usaha kecil yang diketuai oleh presiden. Dengan
demikian,

ada

keseriusan

dalam

membantu

tumbuh

dan

berkembangannya UKM yang selalu dikatakan mampu bertahan dari


krisis.
Ada beberapa negara yang telah memiliki kesiapan dan keterpaduan
program dalam menumbuhkan UKM. Ketika sesorang akan berusaha,
perizinan, pelatihan, sehingga permodalan sudah disiapkan. Dengan
demikian padaawal berusaha sudah menciptakan iklim yang baik.
Sementara untuk kondisi di Indonesia, perizinan dan modal menjadi salah
satu kendala tersendiri. Seorang calon pengusaha harus memiliki dana
sendiri untuk memulai usahanya karena tidak akan mendapat akses ke
perbankan. perizinan juga menjadi persoalan lain, jiak saja perizinan
mudah dan kepastian lokasi berusah, tidak akan ada PKL atau pedagang
informal.
13. Mencari Solusi Untuk Kebutuhan Infrastruktur
Pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan
umum, yang dianggap masih sangat kontroversi serta cenderung lebih
menguntungkan pihak penguasa dan pemilik modal besar dibandingkan
dengan masyarakat kecil. Saat ini dibanjiri oleh berbagai proyek properti
dalam skala besar, tetapi sangat kering dalam pembangunan infrastruktur
kotanya.

Dampaknya,

Jakarta

semakin

padat

dengan

kekumuhan.

Lalulintas yang amburadul, terjadinya genangan air dan kemacetan jika


hujan turun, serta masalah banjir yang tidak pernah tuntas diatasi.
Kemiskinan infrastruktur telah menambah beban biaya hidup warga

12

Dampak Aspek Sosial Dalam Pembangunan Infrastruktur

akibat berbagai kerusakan dan tidak berfungsimya sistem pelayanan


infrastruktur untuk kehidupan yang layak di perkotaan.
Belajar

dari

berbagai

kegaglan

atau

penundaan

beberapa

proyek

pembangunan infrastruktur di Jakarta, seperti banjir kanal timur (BKT)


yangtelah 30 tahun direncanakan, penataan bantaran sungai untuk
mengatasi masalah banjir, pembangunan rumah susun yang tidak pernah
mencapai target, serta kasus bangun rumah dan warung di jalur jalan
tol jakarta (JORR) memberikan pelajaran bahwa persoalan lahan atau
tanah adalah wilayah sensitif yang dapat membawa dampak kontroversi
dan negatif dalam berbagai persoalan yang terkait dengan masyarakat di
dalamnya.
Peningkatan nilai lahan yang semakin mahal sebagai dampak pesatnya
pertambahan

penduduk

telah mendorong

terjadinya

penyimpangan

(deviasi) pada tata ruang kota, antara lain perubahan tata guna lahan,
pengalihan (konversi) fungsi jalan, peningkatan pemakaian laham ilegal,
dan penurunan ruang terbuka hijau (RHT). Penyimpangan tata ruang ini
terjadi secara legal baik yang difasilitasi oleh pemerintah maupun ilegal
yang dilakukan masyarakat dan swasta.
Dampak penyimpangan dan alih fungsi lahan akan menjadi beban kota
untuk mempersiapkan infrastruktur pendukungnya. Target perencanaan
wilayah pelayanan

telah

berubah fungsi sehingga

kebutuhan

dan

jenisinfrastrukturnya turut berubah. Perubahan ini akan berdampak


terhadap komponen biaya ganti rugi dan biaya investasi serta siapa yang
harus bertanggung jawab untuk membangunnya.
Tingginya

arus

urbanisasi

dan

kecenderungan

terjadinya

pola

pembangunan permukinan yang horizontal akan semakin mendorong


tingginya nilai ganti rugi lahan yang harus dikleluarkan oleh pemerintah
jika harus membangun jaringan infrastruktur kotanya.
Jika mengacu pada kemampuan keuangan, sangat sulit dibayangkan
akibat faktor keterbatasan dna dan tingginya kompleksitas persoalan kota
disertai tuntutan, harus menyediakan infrastruktur yang memadai untuk
berbagai kepentingan investasi. Kontroversi untuk siapa kita membangun

13

Dampak Aspek Sosial Dalam Pembangunan Infrastruktur

selalu

menjadi

bahan

perdebatan.

Sementara

sistem

administrasi

pertanahan tidak pernah dibenahi secara optimal.


Sebagai

kepentingan

sebagian

masyarakat

tanpa

pembatasan,

dikhawatirkan akan menimbulkan terjadinya penafsiran secara luas antara


pemerintah dan masyarakat. Jika penafsiran kepentingan umum ini tetap
tidak jelas, akan muncul berbagai aspek penafsiran tentang hakikat
kepemilikan tanah dan tujuan pemanfaatannya, antara lain :

Aspek pandangan tentang arti tanah itu untuk apa?


Aspek penguasaan, tanah itu untuk siapa, hak apa yang melekat

didalamnya, dan bagaimana pelepasan hak itu bisa terjadi


Aspek manajerial, bagaimana mekanisme pengelolahan tanah di
perkotaan dilakukan, pemanfaatannya untuk apa, investasi atau

konservasi
Aspek politik, siapa yang menentukan hak atas tanah, siapa yang
menentukan pola pengelolaannya, bila ada konflik bagaimana proses
pengambilan keputusan perihal kasus tanah tersebut.

Harus

diakui

untuk

sepenuhnya

mengimplementasikan

bagi

pembangunan infrastruktur kota masih mempunyai kendala. Masalah


utama yang harus dipecahkan, terletak dari kekosongan terhadap strategi
pembangunan perkotaan. Tata ruang kota yang menjadi acuan untuk
pembangunan infrastruktur kota jarang dijadikan sebagai bahan rujukan
bersama. Penyusunan rencana kota cenderung tak banyak melibatkan
masyarakat

atau

kurang

aspiratif

sehingga

kota

kehilangan

visi

pengembangannya. Faktor lain yang harus dibenahi adalah lemahnya


kesiapan kelembangaan dan tumpang tindihnya kepentingan masingmasing instansi.
Selain itu, kepemimpinan dalam pengelolaan infrastruktur kota menjadi
sangat penting. Kata kunci untuk penuntasan kebutuhan infrastruktur
jakarta adalah apakah pembangunannya akan membantu memecahkan
persoalan

sosial

manusianya,

ekonomi

atau

hanya

masyarakat

hingga

masalah

hak

asasi

menambah

beban

baru

dengan

cara

meminggirkan mereka.
14

Dampak Aspek Sosial Dalam Pembangunan Infrastruktur

BAB III
PENUTUP
3.1.

KESIMPULAN

Aspek sosial merupakan kajian yang perlu da harus dilakukan dalam

setiap tahap proses pelaksanaan pembangunan.


Prasarana sosial ekonomi merupakan prasarana yang paling utama

dalam meningkatkan perkembangan kegiatan ekonomi atau sosial,


Dimensi kultural dan modal sosial yang terabaikan yang diambil oleh

dimensi ekonomi dan politik.


Konsep dasar pembangunan prasarana perkotaan terpadu yang dilatar
belakangi oleh pemikiran untuk menerapkan suatu pendekatan baru di
dalam penyusunan program pembangunan prasarana kota.

3.2.

SARAN

Perencana harus memahami bahwa dalam penyiapan suatu rencana


komprehensif harus ada peran serta masyarakat dan instansi-instansi
terkait.
15

Dampak Aspek Sosial Dalam Pembangunan Infrastruktur

Perencana harus mempunyai suatu daya cipta yang aktif dalam

pembangunan
Pendekatan pembangunan tentang perancangan fisik harus dilihat

sebagai suatu sistem sosial


Program pembangunan seyogyanya dilakukan dengan melibatkan
masyarakat sebagai pelaku sosial

Daftar Pustaka
Analisis Sosial Dalam Pengelolaan Pembangunan
http://salga.xtgem.com/files/ANALIS2.TXT
aspek-sosial-dalam-pembangunan.html
http://anca45-kumpulan-makalah.blogspot.com/2011/12/
Perumusan Strategi Pembangunan dan Pembiayaan Infrastruktur
http://air.bappenas.go.id/main/doc/pdf
Tata Cara Kajian Dampak Sosial
http://www.rekompakjrf.org/download

16

Dampak Aspek Sosial Dalam Pembangunan Infrastruktur

Anda mungkin juga menyukai