Anda di halaman 1dari 7

T1.

P3

Nama :Isra

Nim : A1G122049

Kelas : 4B

ARGUMENTASI KIRITIS IMPLEMENTASI TEORI TEORI BELAJAR DI


PEMBELAJARAN SD

Mata Pelajaran Mate-Matika


Teori Belajar Behavioristik
Matematika merupakan ilmu yang pasti, dikenal
dengan istilah “Quen Of Sience” yang mempunyai arti
bahwa matematika ialah ratunya.Tetapi Banyak orang
berpendapat bahwa matematika itu pelajaran yang sulit
untuk di pelajari karena pelajaran matematika banyak
rumus, teorema dan sebagainya. Hal demikian
mempengaruhi siswa generasi selanjutnya yang akan
terpengaruh dengan berpendapat yang sama mengenai
matematika. Secara tidak langsung mereka membuat
Permasalahan pengaruh yang negatif yang belum dicoba terlebih
dahulu. Padahal belajar matematika itu mudah dan
menyenangkan jika ada ke inginan yang kuat untuk
mempelajarinya. Seharusnya di sini bukan mata
pelajaran matematika itu sendiri yang susah tetapi di sini
cara mengajarkan matematika itu yang kurang tepat.
Berdasarkan permasalahan di atas mari kita
bersama- sama mengidentifikasi cara pengajaran
matematika dengan tepat dengan menggunakan metode
apa dan juga pendekatan apa yang akan di gunakan serta
Teori belajar apa yang cocok dalam pembelajaran
matematika ini.

Menurut Thorndike (Budiningsih, 2005: 21) belajar


adalah proses interaksi antara stimulus dan respon.
Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang
terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan atau
hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera.
Sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan peserta
didik ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran,
perasaan, atau gerakan/tindakan.
Teori behaviorisme adalah proses perubahan perilaku
sebagai akibat dan interaksi antara interaksi stimulus dan
respon. Belajar adalah kontrol instrumental dari
lingkungan Apakah seseorang belajar tergantung pada
faktor-faktor yang disediakan oleh lingkungan (Yuberti,
Konsep
2014:28).
Pandangan tentang belajar menurut aliran tingkah laku
(behavioristik), tidak lain adalah perubahan dalam
tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antarastimulus
dan respon. Atau dengan kata lain, belajar adalah
perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya
untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai
hasil interaksi antara stimulus dan respon.
Menurut Wahyu (2013) Para ahli yang banyak berkarya
dalam aliran ini antara lain; Thorndike, (1911);Wathson,
(1963); Hull, (1943); dan Skinner, (1968).
Hubungan Teori behavioristik dengan pembelajaran
matematika

Teori behavioristik, khususnya teori belajar Thorndike,


memiliki hubungan yang erat dengan pembelajaran
matematika. Teori Thorndike menekankan pentingnya
latihan, percobaan, dan pengulangan dalam proses
belajar. Konsep dasar dari teori ini adalah bahwa siswa
belajar melalui stimulus dan respons, di mana mereka
mencoba berbagai strategi atau solusi untuk mencapai
tujuan tertentu.
Dalam pembelajaran matematika, penerapan teori
behavioristik seperti teori Thorndike dapat membantu
siswa dalam memahami konsep-konsep matematika yang
abstrak. Dengan memberikan latihan yang berulang-
ulang, siswa memiliki kesempatan untuk menguasai
keterampilan matematika dan memperdalam pemahaman
mereka terhadap konsep-konsep tersebut.
Selain itu, model pembelajaran "trial and error" yang
terkait dengan teori behavioristik dapat digunakan dalam
pembelajaran matematika. Siswa diberi kesempatan
untuk mencoba berbagai pendekatan dalam
menyelesaikan masalah matematika dan belajar dari
kesalahan yang mereka buat. Dengan demikian, mereka
dapat mengembangkan keterampilan pemecahan
masalah dan meningkatkan pemahaman mereka terhadap
konsep matematika.
Secara keseluruhan, teori behavioristik, terutama teori
belajar Thorndike, dapat menjadi landasan yang kuat
dalam merancang strategi pembelajaran yang efektif
dalam konteks pembelajaran matematika.
Dalam pembelajaran ini saya memilih menggunakan
teori behavioristik yang dikemukakan oleh teori
thorndike menggunakan pendekatan behaviorisme dan
juga teknik drill and practice serta menggunakan model
trial and error.
Pendekatan behaviorisme dalam pembelajaran
matematika mengukur, mengamati, dan menghasilkan
perilaku melalui tanggapan peserta didik terhadap
rangsangan. Pendidik menggunakan stimulus yang dapat
diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif tentang
perilaku di bawah kondisi yang diinginkan.
Teknik pembelajaran Drill and Practice adalah teknik
Faktual
yang ada dalam teori behavioristik di mana siswa
diberikan materi yang sama berulang kali hingga mereka
mencapai penguasaan. Ini melibatkan pemberian
pertanyaan serupa kepada siswa untuk dijawab atau
aktivitas yang harus dilakukan, dengan persentase
tertentu dari respons atau tindakan yang benar yang akan
menggerakkan siswa ke tingkat kesulitan berikutnya.

Model pembelajaran yang digunakan dalam konteks ini


model trial and error. Model ini adalah model
pembelajaran berbasis teori belajar Thorndike, yang
menekankan pada latihan dan percobaan siswa untuk
meningkatkan pemahaman konsep matematika.
Di dalam pembelajaran ini menurut saya yang relevan
dengan teori behavioristik adalah menggunakan model
pembelajaran trial and error. Dimana sintaks model trial
Prosedural
and error adalah sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi Masalah atau Skill yang Ingin
Dilatih
Pada sintaks ini, guru akan menentukan dengan jelas
permasalahan atau skill yang ingin dilatih melalui
metode trial error. Guru akan memfokuskan pada satu
permasalahan. Misalnya, permasalahan dalam
konteks pembelajaran, pengembangan produk, atau
mencari solusi yang lebih efisien
2) Mempersiapkan Diri
Sebelum memulai percobaan, Guru memastikan
persiapan pembelajaran peserta didik dengan baik.
Guru menyediakan waktu yang cukup, sumber daya
yang diperlukan, dan fasilitas yang mendukung untuk
melakukan eksperimen dengan efektif.
3) Mencoba dan Mengalami Kesalahan
Langkah selanjutnya adalah Guru membimbing
peserta didik memulai percobaan. Melalui percobaan,
siswa akan mengalami kesalahan atau kegagalan yang
akan menjadi peluang untuk memperdalam
pemahaman tentang permasalahan yang sedang
mereka hadapi.
4) Menganalisis Hasil
Setelah mencoba dan mengalami kesalahan, Guru
membimbing siswa mlakukan analisis mendalam
terhadap hasil yang diperoleh. Tujuannya adalah
untuk menentukan cara-cara yang dapat
meningkatkan solusi yang sudah ada.
5) Mengulangi Proses
Berdasarkan analisis hasil, peserta didik buat
perubahan pada solusi yang telah ada, dan melakukan
latihan ulang. Proses ini dapat diulangi beberapa kali
untuk terus meningkatkan kualitas solusi yang
dikembangkan.
6) Menjadikan Kesalahan sebagai Pembelajaran
Pada sintaks terakhir ini siswa penting untuk melihat
kesalahan sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh.
Kesalahan peserta didik yang dialami selama proses
trial error seharusnya dianggap sebagai hambatan,
melainkan sebagai langkah-langkah yang
membimbing untuk mengembangkan kemampuan
dan pengetahuan peserta didik.
Teori behaviorisme adalah proses perubahan perilaku
sebagai akibat dan interaksi antara interaksi stimulus dan
respon.Tokoh dalam teori ini adalah Thorndike, (1911);
Wathson, (1963); Hull, (1943); dan Skinner, (1968). Di
dalam pembelajaran ini saya menggunakan teori
behavioristik sesuai dengan tokoh teori Thorndike
menggunakan pendekatan behaviorisme dan teknik drill
and practice serta menggunakan model pembelajaran
trial and error. Hubungan matematika dan teori
behavioristik terletak pada pembelajaran matematika
Generalisasi
yang menggunakan teori behavioristik sebagai landasan.
Teori behavioristik melihat pembelajaran sebagai
perubahan dalam tingkat, frekuensi kemunculan atau
bentuk perilaku atau respon yang terjadi sebagai sebuah
fungsi dari faktor-faktor lingkungan.
Teori behavioristik, terutama teori belajar Thorndike,
dapat menjadi landasan yang kuat dalam merancang
strategi pembelajaran yang efektif dalam konteks
pembelajaran matematika.
DAFTAR PUSTAKA

Firliani, F., Ibad, N., Nauval, D. H., & Nurhikmayati, I. (2019, October). Teori
Throndike Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran Matematika.
In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan (Vol. 1, pp. 823-838).

Mytra, P., Asrafiani, A., Budi, A., Hardiana, H., & Irmayanti, I. (2022).
Implementasi Teori Belajar Behavioristik dalam Pembelajaran
Matematika. JTMT: Journal Tadris Matematika, 3(2), 45-54.

Maslaha, M. (2022). Implementasi Teori Belajar Dalam Pembelajaran Matematika


Melalui Model Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS). Journal of
Matematics In Teaching and Learning, 1(1), 22-27.

Rohmasari, D. N. (2019). Penerapan Teori Belajar Behavior dalam Pembelajaran


Matematika Keuangan.

Anda mungkin juga menyukai