Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN TUGAS KULIAH DR.

SARI
MODUL INFEKSI DAN IMUNOLOGI

DISUSUN OLEH :
Nur Fikri Abdilah
I1011201087

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2024
1. Terdapat dua jenis respon imun yaitu sistem imun bawaan dan adaptif.
Respon imun ini mencakup berbagai sel sebagai pemeran utamanya. Berikut
ini adalah sel imun yang berperan dalam menghubungkan kedua respon ini,
yaitu : sel dendritik.
Penjelasan :

Sumber : slide ppt halaman 12


sel imun bawaan memiliki : neutrofil, eosinofil, basofil, dan monosit, sedangkan sel imun
adaptif memiliki sel B dan sel T. Sel dendritik yang berperan sebagai penghubung antara
respon imun bawaan dan imunitas adaptif merupakan sel imun yang berperan dalam
interaksi antara kedua respon tersebut.

2. Komponen sel imun yang terutama berperan dalam fagositosis pada infeksi
bakteri adalah : sel makrofag
Penjelasan :

Sumber : slide ppt halaman 8

Gambar di atas menjelaskan enam langkah dalam mekanisme fagositosis


bakteri oleh makrofag:
1. Aktivasi makrofag menyebabkan pelepasan sitokin proinflamasi
seperti TNF-α, IL-1, dan IL-6.
2. Terjadi kemotaksis, yaitu pergerakan fagosit menuju tempat infeksi
sebagai respons terhadap faktor-faktor inflamasi pada jaringan.
3. Fagositosis terjadi, diikuti dengan proses perbaikan jaringan.
4. Makrofag berperan sebagai efektor dengan melepaskan faktor toksik
dan TNF protease.
5. Makrofag mempresentasikan antigen dengan melepaskan sitokin
inflamasi seperti TNF-α, yang merupakan penginduksi kuat GM-
CSF.
6. Proses imunomodulasi terjadi, di mana interleukin-10 (IL-10)
berperan sebagai sitokin anti-inflamasi yang membantu mengatur
peradangan dan menjaga homeostasis sel. Ini membantu melindungi
tubuh dari respons imun yang berlebihan.

3. Sel B dapat berfungsi sebagai sel plasma setelah dilakukan aktivasi dan
melepaskan antibodi dalam perannya pada respon imun humoral. Antibodi
dapat berperan sebagai berikut, yaitu : Netralisasi antigen yang masuk ke
dalam tubuh, pada respon imun humoral
Penjelasan :
Antibodi dapat berperan sebagai berikut:

- Netralisasi antigen yang masuk ke dalam tubuh, pada respon imun


humoral.
- Membantu fagositosis dengan memfasilitasi pengikatan antigen pada sel
fagosit.
- Memfasilitasi penghancuran patogen dengan aktivasi sistem
komplemen.
- Meningkatkan opsonisasi patogen, mempermudah fagositosis oleh sel
fagosit.
- Membantu aktivasi sel sitotoksik untuk melawan sel yang terinfeksi.
- Menyebabkan penggumpalan atau aglutinasi patogen untuk
memfasilitasi penghapusan oleh fagosit atau menghambat kemampuan
patogen untuk bergerak dan berkembang biak.
- Ini adalah beberapa peran penting dari antibodi dalam respons imun
humoral

4. Pemanfaatan sistem imun pada bidang klinis salah satunya adalah pada
penentuan biomarker berdasarkan sitokin yang diproduksi maupun sel imun
yang dapat dideteksi pada berbagai sediaan. Pada sel kanker, sel imun yang
dapat dimanfaatkan sebagai faktor prognosis adalah : limfosit sitotoksik
Penjelasan :

Sumber: slide ppt halaman 15


Pada beberapa kasus kanker, keberadaan dan aktivitas limfosit regulator
dapat menjadi faktor prognostik yang penting. Limfosit regulator dapat
menghambat respons imun terhadap sel kanker, sehingga tingkat aktivitas
mereka dapat memengaruhi perkembangan penyakit dan respons terhadap
terapi.

5. Pada tahapan perkembangannya, organ berikut merupakan tempat produksi


dan perkembangan sel limfosit B, yaitu : sumsum tulang
Penjelasan :
Sumber: slide ppt halaman 3
Slide tersebut menjelaskan, bahwa Tempat produksi dan perkembangan sel
limfosit B adalah sumsum tulang.

6. Enzim yang dihasilkan oleh sel sitotoksik yang berperan dalam


menyebabkan lisis sel targetnya, salah : Interlekuin
Penjelasan :
Enzim yang dihasilkan oleh sel sitotoksik yang berperan dalam
menyebabkan lisis sel targetnya adalah perforin, bukan interleukin. Oleh
karena itu, pernyataan yang salah adalah: Interlekuin
Sumber: Eryati D. Imunologi dan Infeksi. Elvira D. Padang, Sumatera
Barat: Universitas Andalas, 2006. 55 p.

7. Dalam perkembangan vaksin, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan


terkait dengan sistem imun secara fisiologis. Untuk pengembangan vaksin
terapeutik pada penyakit yang disebabkan oleh virus onkogenik, contohnya
pengembangan vaksin untuk HPV dalam terapi kanker serviks, diperlukan
hal berikut ini, yaitu : semua benar
Penjelasan :
Opsi A: Benar. Resistensi imun adaptif adalah respons kanker terhadap
upaya sistem kekebalan tubuh untuk menyerangnya, yang dapat dihambat
dengan menggunakan antibodi penghambat PD-1 atau PD-L1.
Opsi B: Benar. Respon imun adaptif melibatkan respon imun humoral,
termasuk produksi antibodi, yang penting dalam melawan virus dan
pengembangan vaksin.
Opsi C: Benar. Pemanfaatan immune checkpoint inhibitor, seperti dalam
kasus pengobatan kanker akibat virus seperti HPV, dapat membantu
mengaktifkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker.
Opsi D: Benar. Respon imun innate, termasuk penguatan makrofag,
memainkan peran penting dalam aktivasi respon imun adaptif melalui
interaksi dengan sel T helper, yang membutuhkan epitope MHC kelas II
untuk memicu respon imun adaptif yang tepat.
Sumber :
1. Ribas A. Adaptive immune resistance: how cancer protects from
immune attack. Cancer discovery. 2015 Sep 1;5(9):915-9.
2. Eryati D. Imunologi dan Infeksi. Elvira D. Padang, Sumatera Barat:
Universitas Andalas, 2006. 55 p.
3. Rastogi I, Jeon D, Moseman JE, Muralidhar A, Potluri HK, McNeel
DG. Role of B cells as antigen presenting cells. Frontiers in
immunology. 2022 Sep 8;13:954936.

8. Terdapat dua mekanisme kerja dari makrofag dalam proses inflamasi, yaitu
M1 yang bersifat proinflamasi dan M2 yang bersifat anti inflamasi.
Mekanisme ini bergantung pada sitokin yang mempengaruhinya. Sitokin
yang berperan menstimulus makrofag berkembang menjadi M2 adalah : IL-
4
Penjelasan :

Sitokin yang berperan menstimulasi makrofag untuk berkembang menjadi


M2 adalah IL-4. IL-4 adalah sitokin yang diproduksi oleh sel T dan sel
lainnya, dan memiliki peran kunci dalam merangsang diferensiasi makrofag
ke dalam fenotipe M2. Makrofag M2 memiliki sifat anti-inflamasi dan
terlibat dalam proses pemulihan jaringan, modulasi respons imun, dan
menghambat inflamasi berlebihan. IL-4 membantu mengarahkan respons
imun ke arah yang mempromosikan penyembuhan dan pemulihan dengan
meredam respon inflamasi yang berlebihan yang dapat merusak jaringan.

IL-4 mendorong diferensiasi makrofag ke dalam fenotipe M2 dengan


mengaktifkan jalur sinyal tertentu dalam sel. Makrofag M2 yang dihasilkan
memiliki kemampuan untuk meredakan inflamasi dan mendorong proses
penyembuhan dan pemulihan.
Sumber: Slide ppt halaman 9 & Lee CH, Choi EY. Macrophages and
inflammation. Journal of Rheumatic Diseases. 2018;25(1):11-8.

Anda mungkin juga menyukai