Anda di halaman 1dari 4

Langkah 5 : Memformulasikan tujuan

pembelajaran.
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang peran radiologi dalam
analisis tumbuh kembang

Analisa dental age (usia dental)

 usia dental atau yang biasa juga disebut dengan usia biologis adalah perhitungan
usia yang dihitung dengan menilai pertumbuhan dan perkembangan manusia.
 Usia dental dipakai untuk menunjukkan pertumbuhan seseorang sudah
mencapai suatu tahapan tertentu.

Usia dental dapat diprediksi dengan menggunakan dua metode yaitu


:

1. waktu erupsi gigi di dalam


mulut

2. maturasi gigi

 Erupsi gigi geligi adalah gerakan gigi menuju ke dataran oklusal, dimulai
sejak pembentukan akar gigi.
 Waktu erupsi merupakan indeks maturasi klinis.
 Terdapat tiga bentuk usia biologis yaitu :

1. berdasarkan perkembangan tulang (skeletal age)

2. perkembangan seksual (sexual age)

3. gigi geligi (dental age).

Analisa dental age (usia dental) seseorang dapat ditentukan dengan menggunakan analisa
radiografi yaitu dengan memperhatikan/melihat tahap pertumbuhan gigi geligi
pada radiograf.

Beberapa metode yang dapat digunakan untuk melihat dental age (usia dental)
yaitu

1. metode demirjian : melalui 7 gigi permanen rahang bawah kiri dengan 8 tahapan
2. metode nola : 10 tahapan dan mengabaikan molar 3
3. metode gustavon : Merupakan metode penentuan usia berdasarkan
perubahan makrostruktural gigi geligi.
4. metode kvaal : metode estimasi usia yang dikombinasikan dengan
pengukuran radiologi dan morfologi yang dapat digunakan pada orang dewasa.
5. metode haris and norje : Pertumbuhan molar ketiga dan memberikan lima
tahap
perkembangan akar molar ketiga dengan sesuai rata-rata usia
6. Metode Schour and Massler : Menggambarkan 21 langkah kronologis dari 4
bulan hingga 21 tahun dan terdapat table tentang gambaran pertumbuhan
7. metode Van Heerden : menilai perkembangan akar mesial molar ketiga
untuk menentukan
usia.

Analisa Usia Skletal

Pemanfaatan ilmu radiografi untuk melakukan analisa terhadap pertumbuhan


dan perkembangan sesorang berdasarkan tahap pertumbuhan pada tulang/skeletal

Beberapa metode analisa yang dpat digunakan adalah :

1. Analisa Hand wrist : Analisa tahap pertumbuhan dan perkembangan


berdasarkan tahap kalsifikasi pada hand-wrist
2. Analisa pada cervical vertebrae : Analisa tahap pertumbuhan dan
perkembangan berdasarkan tahap kalsifikasi pada tulang cervical vertebrae

Kedua metode ini dapat digunakan untuk memperoleh data tentang usia skeletal
yang nantinya dapat dibandingkan dengan usia kronologis

Analisa dan evaluasi dalam perawatan ortodonti tahap pertumbuhan


dan perkembangan

Pemanfaatan ilmu radiografi untuk melakukan analisa terhadap perawatan ortodonti


baik sebelum, selama dan pasca perawatan ortodonti

Dalam analisa ortodonti dapat menggunakan radiograf sefalo metri maupun


panoramic
(melihat gambaran umum).

Analisis sefalometri dapat memberikan informasi tentang :

 Keadaan pertumbuhan dan perkembangan kranio fasial


 Melihat adanya kelainan kraniofasial
 Mempelajari tipe fasial
 Analisis fungsional
 Menentukan rencana perawatan ortodonti
 Evaluasi hasil perawatan ortodonti

Gambar Analisa tumbuh kembang pada sefalometri dalam perawatan


Analisa Kelainan tumbuh kembang

• Pemanfaatan ilmu radiografi untuk melohat adanya kelainan pertumbuhan


dan
perkembangan

pada kraniofasial

Beberapa kelainan kraniofasial yang dapat dianalisa menggunakan radiograf yaitu :

• Cleft Lip and Palate

• Crouzon Syndrome

• Hemifacial Microsomia

• Treacher Collins syndrome

• Cleidocranial Dysplasia

• Hemifacial Hyperplasia

• Segmental Odontomaxillary Dysplasia

Pemanfaatan foto periapikal untuk melihat cleft palate

Pemanfaatan foto CT atau CBCT untuk melihat cleft


2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang proteksi radiasi
PROTEKSI ALAT
• Salah satu upaya untuk melindungi pekerja radiasi serta masyarakat umum
dari ancamanbahaya radiasi dapat dilakukan dengan cara memakai pesawat
radiografi yang memenuhi
persyaratan keamanan radiasi sebagai
berikut:
a) Tabung pesawat ronsen harus mampu menahan radiasi sehingga radiasi yang
menembusnya tidak melebihi 100 mRad per jam pada jarak 1 meter dari
fokus pada tegangan maksimum
b) Filter radiasi harus terpasang pada setiap tabung pesawat ronsen.
c) Diafragma berkas radiasi pada suatu pesawat harus berfungsi dengan baik.
Ketebalan diafragma minimal setara dengan 2 mm Pb. Posisi berkas
sinar diafragma harus berhimpit dengan berkas radiasi.
d) Tabir fluorskopi harus mengandung gelas timbale dengan ketebalan yang
setara dengan 2 mm Pb untuk pesawat ronsen berkapasitas maksimum
100
KV atau 2,5 mm Pb untuk pesawat ronsen berkapasitas maksimum 150 KV.

Anda mungkin juga menyukai