Anda di halaman 1dari 14

KONSEP EKONOMI ISLAM

Disusun Oleh:

1. Nuregi Eka Aidheni (2308016031)


2. Muhammad Alparezi (2308016029)
3. Sri Wahyuningsih (2308016022)
4. Milda Tri Anjelina (2308016051)

Fakultas Hukum
Universitas Mulawarman
2023
Kata Pengantar

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha esa atas rahmat-
Nya yang telah dilimpahkan kepada Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Konsep Ekonomi Islam” yang merupakan salah satu tugas
Pendidikan Agama Islam pada semester pertama.
Dalam menyelesaikan makalah ini, Tim Penulis telah banyak mendapat
bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini Tim
Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Irma Suriyani, S.Ag, M.Ag. selaku Dosen mata kuliah Pendidikan
Agama Islam Universitas Mulawarman yang telah memberikan tugas
mengenai “Konsep Ekonomi Islam” ini sehingga pengetahuan Penulis
dalam penulisan makalah ini makin bertambah dan hal itu sangat
bermanfaat bagi Penulis.
2. Pihak-pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu yang telah
turut membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik
dalam waktu yang tepat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, namun demikian telah memberikan manfaat bagi Tim Penulis.
Akhir kata Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kritik dan saran yang bersifat membangun akan Penulis terima dengan senang hati.

Samarinda, 22 Agustus 2023

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar................................................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................................ii
BAB 1............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................................2
BAB 2............................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
2.1 Pengertian Ekonomi Islam.......................................................................................3
2.2 Landasan Ekonomi Islam.........................................................................................3
2.3 Sejarah Ekonomi Islam............................................................................................4
2.4 Jenis-jenis ekonomi islam........................................................................................5
2.5 Ciri dan Karakteristik Ekonomi Islam...................................................................6
2.6 Tujuan Ekonomi Islam.............................................................................................7
2.7 Perbandingan Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional................................8
BAB 3............................................................................................................................9
PENUTUP.....................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................9
3.2 Saran.............................................................................................................................9
Daftar Pustaka..............................................................................................................10

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Di tengah kekacauan dan resesi perekonomian global yang semakin


bergejolak, hal tersebut memunculkan gagasan untuk membentuk sistem
perekonomian yang kuat dan mampu bertahan di tengah gejolak arus
globalisasi perekonomian. Keterpurukan ekonomi ini tercermin dari semakin
banyaknya lembaga ekonomi dan keuangan yang kolaps atau bangkrut di
sejumlah negara yang menganut sistem perekonomian tradisional. Ada hal
menarik yang perlu kita cermati, situasi justru menunjukkan sebaliknya di
tengah kondisi perekonomian global yang stagnan, sebenarnya ekonomi
syariah semakin menunjukkan eksistensinya bahkan berkembang cukup pesat.
Hal ini terlihat dari semakin banyaknya organisasi ekonomi di berbagai
bidang, baik komersial maupun keuangan, yang beroperasi berdasarkan
hukum Syariah Islam.
Ekonomi Islam muncul sebagai suatu disiplin ilmu, setelah melalui
serangkaian perjuangan panjang, yang awalnya menimbulkan pesimisme
terhadap penerapan ekonomi Islam dalam kehidupan masyarakat di masa lalu.
Ciptakan visi bahwa ada keselarasan antara agama dan ilmu pengetahuan.
Para ekonom Barat mulai mengakui keberadaan ekonomi Islam sebagai ilmu
ekonomi yang membawa kebaruan dalam perekonomian global. Ekonomi
Islam dapat menjadi sistem ekonomi alternatif yang mampu menjamin
kesejahteraan seluruh masyarakat dunia melalui pengelolaan perekonomian,
di samping sistem ekonomi kapitalis dan sosialisme terbukti tidak mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Bank-bank syariah di Indonesia, baik Bank Usaha Syariah atau BUS,
Unit Usaha Syariah (UUS), atau Bank Perkreditan Rakyat Syariah atau BPRS,
berada di bawah naungan undang-undang Perbankan (UU No. Oktober 1998).
Hingga akhir tahun 1998, jumlah kantor perbankan syariah secara
nasional di Indonesia berjumlah 78 kantor, termasuk 1 kantor bank umum dan
77 kantor BPR. Dari segi kualitas perbankan, lebih banyak BPR dibandingkan
bank umum yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil. BPR beroperasi
berdasarkan prinsip bagi hasil yang biasa dikenal dengan BPR Syariah. Bank
umum yang secara tegas mengaku sebagai bank syariah adalah Bank
Muamalat Indonesia. Perkembangan bank berdasarkan prinsip syariah masih
sangat terbatas dibandingkan dengan bank konvensional. Lembaga keuangan
syariah di Indonesia khususnya pada sektor perbankan syariah mulai
berkembang sejak tahun 1999.
Faktanya, laju pertumbuhan sektor usaha berbasis syariah terus
meningkat dan berkembang sangat pesat. Bank syariah, asuransi syariah, dan

1
lembaga keuangan syariah lainnya sendiri saat ini sedang mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Hal ini menarik untuk
mendalami lebih dalam sistem perekonomian yang dibangun berdasarkan nilai
dan prinsip syariah. Sebuah sistem ekonomi yang, dalam beberapa dekade
terakhir, semakin memperhatikan tren ekonomi berdasarkan hukum Syariah
dan dapat menjadi solusi dan penyeimbang terhadap perlambatan dan stagnasi
perekonomian global.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah:
1. Apa definisiekonomi Islam?
2. Bagaimana praktik ekonomi Islam?
3. Bagaimana karakteristik ekonomi Islam?
4. Bagaimana prinsip ekonomi Islam
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah:
1. Apa definisiekonomi Islam?
2. Bagaimana praktik ekonomi Islam?
3. Bagaimana karakteristik ekonomi Islam?
4. Bagaimana prinsip ekonomi Islam
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah:
1. Apa definisiekonomi Islam?
2. Bagaimana praktik ekonomi Islam?
3. Bagaimana karakteristik ekonomi Islam?
4. Bagaimana prinsip ekonomi Islam
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah:
1. Apa definisiekonomi Islam?
2. Bagaimana praktik ekonomi Islam?
3. Bagaimana karakteristik ekonomi Islam?
4. Bagaimana prinsip ekonomi Islam
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah:
1. Apa definisiekonomi Islam?
2. Bagaimana praktik ekonomi Islam?
3. Bagaimana karakteristik ekonomi Islam?
4. Bagaimana prinsip ekonomi Islam
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah:
1. Apa definisiekonomi Islam?
2. Bagaimana praktik ekonomi Islam?

2
3. Bagaimana karakteristik ekonomi Islam?
4. Bagaimana prinsip ekonomi Islam
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah:
1. Apa definisiekonomi Islam?
2. Bagaimana praktik ekonomi Islam?
3. Bagaimana karakteristik ekonomi Islam?
4. Bagaimana prinsip ekonomi Islam
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah:

1. Apa definisi ekonomi Islam?


2. Landasan ekonomi Islam
3. Bagaimana sejarah ekonomi Islam?
4. Bagaimana jenis-jenis ekonomi islam?
5. Bagaimana ciri serta karakteristik ekonomi Islam?
6. Apa tujuan dari ekonomi Islam?
7. Apakah terdapat perbedaan diantara ekonomi islam dan konvensional?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi ekonomi islam.
2. Untuk mengetahui landasan ekonomi islam.
3. Untuk mengetahui sejarah ekonomi islam.
4. Untuk mengetahui jenis ekonomi islam.
5. Untuk mengetahui ciri serta karakteristik ekonomi islam.
6. Untuk mengetahui tujuan ekonomi islam.
7. Untuk mengetahui perbandingan antara ekonomi islam dan konvensional.

3
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ekonomi Islam


Secara epistemologis, ekonomi Islam terbagi menjadi dua cabang, yang
pertama adalah ekonomi Islam normatif, yaitu ilmu yang mempelajari hukum Syariah
Islam tentang masalah harta benda. Kedua, ekonomi Islam positif, yaitu kajian
konsep Islam yang berkaitan dengan masalah harta benda, khususnya yang berkaitan
dengan produksi barang dan jasa.
Ekonomi Islam adalah ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia
yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid
sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.
Beberapa ahli mendefinisikan ekonomi Islam sebagai ilmu yang mempelajari
tingkah laku manusia dengan tujuan pemuas kebutuhan melalui pemuasan kebutuhan
yang terbatas dalam kerangka syariah. Namun, kerugian dari definisi ini adalah
terciptanya konsep yang tidak konsisten dan tidak universal. Karena definisi ini
mendorong seseorang untuk jatuh ke dalam perangkap praduga apakah masih baik
atau buruk untuk setuju.
Dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa ekonomi Islam merupakan
ilmu yang mempelajari perilaku perekonomian masyarakat, diatur oleh kaidah agama
Islam dan berlandaskan tauhid. Perekonomian Islam juga mempunyai sistem
perekonomian yang berdasarkan syariat Islam dan prinsipnya berbeda dengan sistem
perekonomian lainnya.

2.2 Landasan Ekonomi Islam

Dalam pembahasan ekonomi tradisional, seluruh aktivitas yang didasarkan


pada perilaku individu sebenarnya terjadi pada setiap unit ekonomi. Karena tidak ada
batasan yang berlaku dalam syariah, maka perilaku setiap individu dalam unit
ekonomi akan bertindak dan berperilaku sesuai norma atau aturan sesuai
persepsinya masing-masing. Sedangkan ekonomi Islam berbasis syariah. Jika
dicermati lebih dalam, maka basis ekonomi syariah terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
basis tetap dan basis tidak tetap.

1. Basis tetap berafiliasi dengan yayasan-yayasan Islam besar. Atau dapat


diumpamakan dengan seperangkat prinsip ekonomi yang diambil dari Nash
Al-Qur'an dan Sunnah dan wajib diikuti oleh umat Islam setiap saat. Landasan
ini tidak dapat diubah dengan cara apa pun. Adapun landasan tersebut
diantaranya:

4
a. Pokok bahwa harta pada hakikatnya adalah milik Allah Subhanahu Wa
Ta’ala, dan manusia hanya diperbolehkan untuk memanfaatkan dan
mengelolanya. Seperti terdapat dalam Al-Qur`an ( ‫وهلل ما في السموات و‬
‫ )الألرض‬yang artinya “Dan hanya kepunyaan Allah lah apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi”.
b. Pokok bahwa harta pada hakikatnya adalah milik Allah Subhanahu Wa
Ta’ala, dan manusia hanya diperbolehkan untuk memanfaatkan dan
mengelolanya. Seperti terdapat dalam Al-Qur`an ( ‫وهلل ما في السموات و‬
‫ )الألرض‬yang artinya “Dan hanya kepunyaan Allah lah apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi”.
c. Pokok bahwa harta pada hakikatnya adalah milik Allah Subhanahu Wa
Ta’ala, dan manusia hanya diperbolehkan untuk memanfaatkan dan
mengelolanya. Seperti terdapat dalam Al-Qur`an ( ‫وهلل ما في السموات و‬
‫ )الألرض‬yang artinya “Dan hanya kepunyaan Allah lah apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi”.

2. Basis tidak tetap dan berkaitan dengan aplikasi. Yaitu penyelesaian


permasalahan ekonomi yang diambil dari berdasarkan hasil ijtihad para ulama
sesuai dengan dalil yang diambil dari Al-qur`an dan Sunah. Seperti penjelasan
tentang jenis mu`amalah yang teradap unsur riba, penjelasan tentang upah
minimum pekerja, dan batasan keadilan sosial atau keseimbangan ekonomi
diantara individu muslim. Semua kesimpulan yang diambil para ulama ini
bukan bersifat tetap dan bisa terjadi perbedaan pendapat atau sesuai dengan
situasi dan kondisi.

2.3 Sejarah Ekonomi Islam

Penerapan ekonomi Islam dimulai pada zaman Nabi Muhammad SAW. Hingga
kemudian dikembangkan dari masa ke masa oleh para cendekiawan dan intelektual
Islam hingga mengalami kejayaan dan kegagalannya. Nabi Muhammad SAW adalah
seorang pedagang yang terampil dan jujur yang membawa barang-barang Khadijah
dari Mekkah ke Syam.
Ekonomi Islam pada mulanya sederhana, prinsipnya hanya diturunkan dari
wahyu Alquran dan ijtihad Nabi Muhammad SAW. Setelah kematiannya, Abu Bakar
terus mempraktikkan ekonomi Islam dan menekankan pembayaran zakat tepat waktu.
Praktek ekonomi Islam pada masa Omer menekankan administrasi Baitul Mali yang
dirampas dari negara-negara taklukan dan pajak administrasi tanah (Kharaj). Pada
masa Ustman, ia memutuskan untuk tidak mengambil gaji dari jabatannya.
Sebaliknya, dia menyimpan uangnya untuk investasi pemerintah. Pada masa Ali bin
Abi Thalib, pajak bagi pemilik hutan sekitar 4.000 dirham dan gubernur Kufah, Ibnu
Abbas, memberikan izin untuk mengambil sayuran sebagai zakat untuk digunakan

5
sebagai rempah-rempah. Di dalam industri, Ali percaya dalam memberikan uang
kepada orang-orang berdasarkan kemampuan mereka.
Kemudian salah satu sebab kemunduran ekonomi Islam adalah dengan
ditutupnya pintu Ijtihad. Dengan ditutupnya pintu ijtihad sekitar abad ke lima
Hijriyah maka mulai terasa kemunduran umat Islam hampir disemua bidang
umumnya dan bidang ekonomi pada khususnya. Kemunduran ini terasa dengan
ketidakmampuan umat Muslim menjawab permasalahan baru yang berkembang saat
itu, sehingga penyelesaian masalahnya dikembalikan pada pendapat ulama terdahulu.
Padahal bisa jadi pendapat ulama terdahulu tidak sesuai jika diterapkan pada masa
dan zaman yang berbeda.

Kemudian tradisi pemikiran yang berkembang pada awal masa Islam tidak
berlanjut sampai sekarang karena mundurnya umat Muslim. Kemunduran ini
sebagian disebabkan karena musuh dari luar, sebagian lagi disebabkan oleh sikap
umat Muslim sendiri. Umat Muslim tenggelam lama dalam tidur nyenyaknya.
Kegaiatan berfikir terhenti sehingga umat Muslim mengalami kemerosotan disegala
bidang, mulai dari politik, teknologi, ilmu pengetahuan, social, seni, kebudayaan
hingga pada bidang ekonomi. Lama kelamaan peradaban Muslim terdengar lagi
gaungnya untuk jangka waktu yang lama.

Joseph Schumpeter, mengatakan dalam buku magnum-opus miliknya


menyatakan adanya great gap dalam sejarah pemikiran ekonomi selama 500 tahun,
yaitu masa yang dikenal sebagai dark ages. Masa kegelapan Barat itu sebenarnya
merupakan masa kegemilangan umat Muslim, suatu hal yang berusaha ditutup-tutupi
oleh Barat karena pemikiran ekonom Muslim pada masa inilah yang kemudian
banyak di curi oleh para ekonom Barat.

Adapun proses pencurian terjadi dalam berbagai bentuk. Pada abad ke 11 dan
12 Masehi, sejumlah pemikir Barat seperti Constantine de African, Adelard of Beath
melakukan perjalanan ke timur tengah, mereka belajar bahasa Arab dan melakukan
study serta membawa ilmu-ilmu baru ke Eropa, contohnya Leaonardo Fibonacci atau
Leonardo of Pissa, belajar di Baougi, Al-Jazair pada abad ke 12 M. Ia juga belajar
aritmatika dan matematika dari Ulama Muslim Al-Khowajizmi ( 780-850 M )
sekembalinya dari sana ia menulis buku Liberabaci pada 1202 M.

2.4 Jenis-jenis ekonomi islam

Syirkah Salah satu jenis Muamalah adalah Syirka. Syirka berarti kerjasama,
kemitraan atau asosiasi dalam arti bahasa. Dalam kegiatan ekonomi praktis, Syirkah

6
adalah perusahaan yang menggabungkan sumber daya yang dimilikinya untuk
mencapai tujuan bersama. Sumber daya yang relevan dapat berupa modal, know-how,
bahan baku dan jaringan serta dapat dilakukan oleh dua orang atau lebih. Dalam ilmu
ekonomi tradisional, pengaturan ini sering disebut sebagai joint venture. Tidak ada
perbedaan yang hakiki dalam akad ini, kecuali bahwa perusahaan dalam ekonomi
Islam tidak boleh melanggar syariah dan peraturan pemerintah, seperti misalnya.
Bermitra dengan kartel narkoba, jual beli miras atau barang yang dilarang agama.

Mudharabah adalah kerja sama pengikatan akad antara dua pihak yaitu
penanam modal (Sahib al-Mal) dan pedagang (Mudharib). Bagi sebagian orang, akad
mudharabah disebut juga dengan bagi hasil. Untuk tujuan ini, ditentukan berapa
persentase keuntungan yang diterima kedua belah pihak .

Akad jual beli (bai' al murabahah) adalah suatu akad yang mengikat penjual
dan pembeli pada peralihan hak antara penjual dan pembeli. Ayat Al-Quran tentang
Jual Beli,Mengharapkan pahala (penghasilan bisnis) dari Tuhanmu bukanlah dosa.
Setelah meninggalkan Arafah, kita mengingat Allah di Masy'arilharam. Dan ingatlah
(menyebutkan Allah) bagaimana Dia menunjukkan kepadamu; dan sebelum itu Anda
adalah salah satu yang terhilang. (Al-Quran:al-Baqarah:198)

2.5 Ciri dan Karakteristik Ekonomi Islam

Ciri-ciri ekonomi Islam tentunya mempunyai ciri khas tersendiri


dibandingkan dengan ekonomi konvensional pada umumnya. Ada pula yang
menganjurkan prinsip ekonomi ketuhanan yang menekankan bahwa segala bentuk
materi berasal dari Allah SWT.
Ciri-ciri ekonomi syariah bisa disebut juga ekonomi menengah atau dicapai
dengan menyeimbangkan berbagai aspek dunia dan masa depan. Ciri khas ekonomi
syariah juga adalah pemerataan, yaitu menunjukkan aspek kesetaraan kepada semua
pihak yang terlibat dalam kegiatan perekonomiannya.

Ada beberapa ciri dasar yang membedakan sistem ekonomi Islam dengan
sistem ekonomi lainnya. Beberapa karakteristik tersebut adalah:

1. Atribut multitype. Dalam sistem kapitalis, aturan umum mengenai kepemilikan


berlaku sebagai milik pribadi atau private property. Sedangkan dalam Islam
berlaku prinsip kepemilikan ganda, yaitu pengakuan atas berbagai bentuk
kepemilikan, baik milik pribadi, negara, atau campuran.
2. Kebasan bertindak (freedom of action/business). Kebebasan bertindak setiap
individu akan menciptakan mekanisme pasar dalam perekonomian. Oleh karena
itu, mekanisme pasar sangat diperlukan dalam Islam, asalkan tidak terjadi distorsi

7
(proses otokratis). Proses distorsi dikurangi dengan menghargai nilai keadilan.
Penegakan nilai keadilan dalam perekonomian harus melalui pelarangan segala
bentuk mafsadah (sesuatu yang bersifat merusak), riba (yang diperoleh secara
tidak adil), gharar (ketidakpastian), tadlis (penipuan) dan maisir (permainan
untung-untungan). Negara mempunyai kewajiban untuk menghilangkan atau
setidaknya mengurangi distorsi pasar ini. Oleh karena itu, negara berperan
sebagai penengah dalam interaksi (mu'amalah) para pelaku ekonomi agar tidak
melanggar syariah.
3. Keadilan sosial. Dalam Islam, pemerintah bertanggung jawab untuk menjamin
terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat dan menciptakan keseimbangan sosial
antara si kaya dan si miskin. Semua sistem ekonomi mempunyai tujuan yang
sama: menciptakan sistem ekonomi yang berkeadilan. Sistem yang baik adalah
sistem yang secara tegas dan konsisten menerapkan prinsip-prinsip keadilan.
Dalam Islam, keadilan diartikan sebagai musyawarah (antaradiminkum) dan salah
satu pihak tidak merugikan pihak lain (latazlimuna wa la tuzlamun). Islam
menganut sistem mekanisme pasar, namun tidak semuanya tunduk pada
mekanisme harga. Karena tidak semua distorsi yang timbul dalam perekonomian
dapat diselesaikan secara tuntas, Islam membolehkan adanya intervensi, baik dari
segi harga maupun pasar.

2.6 Tujuan Ekonomi Islam

Tujuan ekonomi Islam adalah untuk menciptakan sistem ekonomi yang sesuai
dengan ajaran Islam dengan prinsip keadilan, keseimbangan, dan utilitas. Beberapa
tujuan Ekonomi Islam yang dapat ditemukan di hasil pencarian adalah:

1. Kesejahteraan ekonomi dengan menjunjung tinggi moral persaudaraan dan


keadilan
2. Distribusi yang merata
3. menciptakan ekonomi masyarakat yang lebih baik
4. Keseimbangan hidup di dunia dan status di akhirat dengan menyembah Allah
di atas segalanya. Tujuan tersebut menunjukkan bahwa ekonomi Islam
berusaha untuk menciptakan sistem ekonomi yang adil, adil dan
berkelanjutan. Ekonomi Islam juga menekankan pentingnya kesejahteraan
ekonomi bagi masyarakat secara keseluruhan, dengan mempertimbangkan
standar dan nilai moral Islam. Selain itu, tujuan ekonomi Islam juga
mencakup aspek spiritual yaitu menyeimbangkan dunia dan akhirat serta
mengutamakan ibadah kepada Allah.

8
2.7 Perbandingan Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional

Terdapat perbedaan paradigma yang mendasari ekonomi konvensional dan


paradigma yang mendasari ekonomi Islam. Keduanya tidak mungkin dan tidak akan
pernah mungkin untuk di kompromikan, karena masing-masingnya didasarkan atas
pandangan dunia yang berbeda. Ekonomi konvensional melihat ilmu sebagai sesuatu
yang sekuler (berorientasi hanya pada kehidupan dunia kini dan disini), dan sama
sekali tidak memasukkan Tuhan serta tanggung jawab manusia kepada Tuhan di
akhirat dalam bangun pemikirannya. Oleh karena itu ekonomi konvesional menjadi
bebas nilai (posivistik). Sementara itu, ekonomi Islam justru dibangun atas, atau
paling tidak diwarnai oleh prinsip-prinsip religius (berorientasi pada kehidupan
dunia-kini dan disini- dan sekaligus kehidupan akhirat-nanti dan disana.)
Permasalahn mendasar yang menjadi pembeda antara ekonomi islam dan
konvensional yaitu:
1. Permaslahan kepentingan
Menurut pendapat ekonomi Kapitalis kepentingan individu
diutamakan diatas kepentingan umum. Maka dalam ekonomi setiap
individu bebas bersaing untuk mendapatkan keuntungan tanpa ada batasan
tertentu. Begitu juga dalam kepemilikan dan pemakaian harta benda.
Sedangkan dalam ekonomi Islam tidak menitik beratkan kepada salah
satu kepentingan dengan mengesampingkan lainnya. Menurut Islam
kepentingan individu maupun kepentingan umum harus saling
melengkapi. Dengan sama-sama diperhatikan segi maslahat yang ada pada
keduanya, hingga Islam disebut ideologi moderat.

2. Kebeasan berekonomi dan campur tangan negara


Menurut ekonomi Kapitalis setiap individu bebas melakukan semua
aktivitas perekonomian untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-
banyaknya tanpa ada batasan apapun yang melarangnya. Negara sama
sekali tidak berhak ikut campur dalam permasalahan perekonomian yang
sedang berlangsung.
Berbeda dengan Islam, bahwa setiap orang mempunyai kebebasan
dalam menjalankan aktifitas perekonomian degan memperhatikan batasan-
batasan yang diatur oleh syariah dan tidak merugikan orang lain. Dilain
pihak Negara juga punya andil untuk mengatur segala jenis perekonomian
yang terjadi selama campur tangan terebut tidak merugikan salah satu dari
anggota masyarakat .

9
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ekonomi Islam berbeda dengan kapitalisme, sosialisme, dan negara
kesejahteraan. Ini berbeda dengan kapitalisme karena Islam menolak eksploitasi
pekerja miskin oleh pemilik kapitalis dan melarang akumulasi kekayaan. Selain itu,
dalam pandangan Islam, berhemat merupakan kebutuhan hidup dan anjuran
berdimensi religius yang penerapannya dalam etika dan moralitas. Ekonomi Islam
pada hakekatnya adalah perwujudan nilai-nilai Islam dalam tindakan manusia.
Kehidupan manusia sebagai bagian dari perwujudan kesejahteraan manusia di dunia
dan di masa yang akan datang. Eksistensi ekonomi Islam tidak lain adalah
terwujudnya kesejahteraan manusia.Menurut para ahli, tujuan tersebut dapat
dijabarkan dengan tiga pertanyaan pokok, yaitu pertama mewujudkan pertumbuhan
ekonomi negara, kedua mewujudkan kesejahteraan. keberadaan negara. orang dan
ketiga mekanisme untuk menghasilkan distribusi kekayaan yang adil.

3.2 Saran
Agar dapat melakukan aktivitas keuangan sesuai petunjuk Allah SWT,
seorang muslim harus mengetahui beberapa dasar-dasar aktivitas keuangan menurut
ajaran Islam.

10
Daftar Pustaka

Al-Qur’an Al-Karim
Admin. (2021, November 27). Prinsip Ekonomi Islam dan Konsep Islam dalam
Membasmi Kemiskinan. Retrieved from https://feb.umsu.ac.id:
https://feb.umsu.ac.id/prinsip-ekonomi-islam-dan-konsep-islam-dalam-
membasmi-kemiskinan/
Hafidhuddin, D. (2003). Islam Aplikatif. Jakarta: Gema Insani.
Humas, T. (2022, Desember 31). Pengertian Ekonomi Islam dan Sistem Ekonomi
Islam. Retrieved from an-nur.ac.id: https://an-nur.ac.id/pengertian-ekonomi-
islam-dan-sistem-ekonomi-islam/

11

Anda mungkin juga menyukai