Anda di halaman 1dari 19

PERENCANAAN

PROGRAM PROMOSI KESEHATAN

Disusun oleh:

MUNIFATUS SA’ADAH, SKM


NIP. 197908122014072002

UPTD PUSKESMAS RAWA PITU


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULANG BAWANG
TAHUN 2024
2
Rawa Pitu, 20 Januari 2024

Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Rawa Pitu

Arnan Jaya, SKM., M.Kes


NIP. 197309131993021001

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan evaluasi program
Promosi Kesehatan tepat pada waktunya.
Saya berharap semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca.
Saya menyadari bahwa lapioran ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan
agar kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.
Akhir kata, saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal hingga akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.

Rawa Pitu, 20 Januari 2024

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................iii

iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv

BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Identifikasi Masalah....................................................................3
C. Rumusan Masalah.......................................................................3
D. Ruang Lingkup.............................................................................3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................4

A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat..............................................4

B. Indikator PHBS Rumah Tangga...............................................5

C. Indikator PHBS Sekolah............................................................6

D. Indikator PHBS Tempat Kerja.................................................7

E. Indikator PHBS Sarana Kesehatan...........................................8

F. Indikator PHBS Tempat Umum................................................9

BAB III. HASIL DAN ANALISIS...............................................................11

A. Analisis........................................................................................11

B. Tabel Formulir RUK..................................................................12

BAB IV. PENUTUP.....................................................................................13


A. Kesimpulan................................................................................13
B. Saran...........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Promosi kesehatan adalah suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui pembelajaran diri agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai sosial budaya
setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Kemenkes, 2011).
Promosi kesehatan adalah suatu proses pemberdayaan masyarakat agar dapat
berperilaku memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya. Pelayanan
kesehatan sebaik apapun tidak akan memiliki dampak terhadap meningkatnya kesehatan.
Masalah kesehatan di masyarakat disebabkan oleh tiga faktor yaitu bibit penyakit,
lingkungan yang menyebabkan timbulnya bibit penyakit dan perilaku manusia yang tidak
peduli akan lingkungan sekitar. Promosi kesehatan oleh puskesmas dilaksanakan agar
masyarakat dapat berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai bentuk pemecahan
masalah kesehatan yang berpotensi mengancam kesehatan. Petugas kesehatan harus
menjadi teladan bagi pasien, keluarga dan masyarakat untuk melakukan PHBS (Depkes
RI, 2011).
PHBS adalah perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota
keluarga dapat menolong dirinya sendiri dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan
kesehatan di masyarakat sebagai wujud keberdayaan masyarakat yang sadar dan mampu
mempraktekan PHBS (Depkes RI, 2011). Semua anggota keluarga wajib ber-PHBS agar
keluarga dapat hidup sehat di lingkungan yang mereka ciptakan sendiri. Penyakit terbesar
yang ada di puskesmas Beteleme yang berkaitan dengan PHBS pada tahun 2015 yaitu
Diare sebesar 650 dan gastritis sebesar 947 kejadian (Profil Puskesmas Beteleme, 2015).
Indikator PHBS yang ditetapkan oleh Pusat Promosi Kesehatan Kementerian
Kesehatan mencakup 10 indikator, yang meliputi: persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan, penimbangan bayi dan balita, pemberian ASI eksklusif, penggunaan air bersih,
cuci tangan dengan air bersih dan sabun, pemberantasan jentik nyamuk, pemakaian
jamban sehat, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari,
tidak merokok dalam rumah (Riskesdas, 2013). Petugas kesehatan harus mampu untuk
merubah perilaku masyarakat sesuai indikator PHBS untuk mengurangi penyakit yang
terjadi di masyarakat. Saefudin (2010) mengatakan kematian yang paling banyak terjadi
adalah kematian ibu dan anak. Oleh karena itu ada 3 indikator PHBS yang paling penting
untuk masyarakat khususnya tentang kesehatan ibu dan anak yaitu persalinan ditolong

1
oleh tenaga kesehatan, penimbangan bayi dan balita dan pemberian ASI eksklusif. Ketiga
indikator tersebut sangat berkaitan erat dan berada di lingkup yang sama.
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (2012) angka kematian ibu
di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 dengan salah satu penyebab adalah
persalinan yang tidak ditolong oleh tenaga kesehatan sedangkan di lokasi penelitian
sendiri, di Wilayah Morowali Utara) angka kematian ibu sebesar 265 per 100.000.
Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (2013), dimana kondisi tersebut
belum mencapati target dari MDGs, target angka kematian ibu menurut MDGs 102 per
100.000.
Dalam memengaruhi perilaku kesehatan masyarakat, perlu beberapa usaha dalam
melakukan promosi kesehatan. Dimana dalam penyampaian infomasi dari promosi
kesehatan tersebut harus efektif, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan
seseorang sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Cara penyampaian
informasi kesehatan yang dianggap efektif itu salah satunya adalah melalui media
promosi kesehatan.
Media promosi kesehatan merupakan suatu sarana dan upaya untuk menampilkan
informasi atau pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator dengan sasaran berupa
peningkatan pengetahuan untuk mengubah perilaku kesehatan yang lebih baik. Media
yang biasa digunakan dalam promosi kesehatan dapat berupa media visual, audio,
maupun audio visual. Contoh dari media audio visual berupa video yang dapat disiarkan
melalui televisi maupun smartphone. Pada media audio contohnya seperti pesan-pesan
yang dapat didengar dari radio. Sedangkan media visual berupa media cetak yang dapat
dipasang di tempat umum, contohnya poster, booklet, flipchart, slide, majalah, dan leaflet.
Media leaflet adalah selembar kertas yang disajikan dalam bentuk lipatan berisikan
tulisan mengenai sebuah masalah yang ditujukan kepada suatu sasaran tertentu. Leaflet
disajikan dengan desain dan ilustrasi yang menarik serta menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti banyak orang.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Gani pada tahun 2014 mengenai perbedaan
efektivitas leaflet dan poster dalam pencegahan HIV/AIDS didapatkan bahwa media
leaflet lebih efektif dibandingkan dengan media poster. Media leaflet dipilih sebagai
media promosi kesehatan karena memiliki nilai praktis yang mudah untuk dibawa
kemana saja, misalnya dapat dimasukkan ke dalam dompet, selain itu juga dapat dibaca
kapan saja jika mereka ingin membaca kembali.

2
Media video merupakan kumpulan gambar dalam sebuah frame yang diproyeksikan
melalui proyektor dengan mekanisme tertentu sehingga menghasilkan gambar yang
tampak bergerak. Suatu penelitian mengenai Efektivitas Penggunaan Media Leaflet, Buku
Saku, dan Video untuk Meningkatkan Pengetahuan Pemberian Makanan Pendamping Air
Susu (MP ASI) di Desa Kenep, Kecamatan Sukoharjo oleh Ismawati tahun 2018, media
yang paling efektif dari ketiga itu dalam meningkatkan pengetahuan adalah video. Video
memiliki daya tarik tersendiri dalam menjabarkan sebuah informasi melalui gambar yang
bergerak dan suara. Sehingga media video dipilih sebagai media promosi kesehatan
karena video lebih efisiensi dalam penyaluran informasi secara lebih menyeluruh,
terutama dengan adanya media sosial di smartphone video dapat dibagikan dan dapat
ditonton oleh banyak orang.

B. Identifikasi Masalah
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang PHBS
2. Belum tercpainya indikator tatanan sehat

C. Rumusan Masalah
1. Apa yang menyebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang PHBS?
2. Apa ynag menyebabkan tidak tercapainya indikator tatanan sehat?

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup program promosi sesehatan adalah semua tatanan yang ada di wilayah
kerja Puskesmas Rawa Pitu yaitu seluruh masyarakat, rumah, sekolah, dan institusi
lainnya.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


PHBS merupakan kependekan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Sedangkan pengertian PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena
kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri
sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah perilaku atau tindakan mengupayakan
kebersihan dan kesehatan dari kemauan diri sendiri dan menularkannya kepada orang
lain. Perilaku ini meliputi menjaga kebersihan dan kesehatan diri sehingga berdampak
pada kesehatan orang lain dan lingkungan sekitar.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk
menularkan pengalaman mengenai perilaku hidup sehat melalui individu, kelompok
ataupun masyarakat luas dengan jalur – jalur komunikasi sebagai media berbagi
informasi. Ada berbagai informasi yang dapat dibagikan seperti materi edukasi guna
menambah pengetahuan serta meningkatkan sikap dan perilaku terkait cara hidup yang
bersih dan sehat.
PHBS adalah sebuah rekayasa sosial yang bertujuan menjadikan sebanyak mungkin
anggota masyarakat sebagai agen perubahan agar mampu meningkatkan kualitas perilaku
sehari – hari dengan tujuan hidup bersih dan sehat.
Terdapat langkah – langkah berupa edukasi melalui pendekatan pemuka atau
pimpinan masyarakat, pembinaan suasana dan juga pemberdayaan masyarakat dengan
tujuan kemampuan mengenal dan tahu masalah kesehatan yang ada di sekitar; terutama
pada tingkatan rumah tangga sebagai awal untuk memperbaiki pola dan gaya hidup agar
lebih sehat.
Tujuan utama dari gerakan PHBS adalah meningkatkan kualitas kesehatan melalui
proses penyadartahuan yang menjadi awal dari kontribusi individu – individu dalam
menjalani perilaku kehidupan sehari – hari yang bersih dan sehat. Manfaat PHBS yang
paling utama adalah terciptanya masyarakat yang sadar kesehatan dan memiliki bekal
pengetahuan dan kesadaran untuk menjalani perilaku hidup yang menjaga kebersihan dan
memenuhi standar kesehatan.
Manfaat PHBS adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mau menjalankan
hidup bersih dan sehat. Hal tersebut agar masyarakat bisa mencegah dan

4
menanggulangi masalah kesehatan. Selain itu, dengan menerapkan PHBS masyarakat
mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan meningkatkan kualitas hidup..

B. Indikator PHBS Rumah Tangga


Salah satu tatanan PHBS yang utama adalah PHBS rumah tangga yang bertujuan
memberdayakan anggota sebuah rumah tangga untuk tahu, mau dan mampu menjalankan
perilaku kehidupan yang bersih dan sehat serta memiliki peran yang aktif pada gerakan di
tingkat masyarakat. Tujuan utama dari tatanan PHBS di tingkat rumah tangga adalah
tercapainya rumah tangga yang sehat.
Terdapat beberapa indikator PHBS pada tingkatan rumah tangga yang dapat dijadikan
acuan untuk mengenali keberhasilan dari praktik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada
tingkatan rumah tangga. Berikut ini 10 indikator PHBS pada tingkatan rumah tangga :
1. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan.
Persalinan yang mendapat pertolongan dari pihak tenaga kesehatan baik itu
dokter, bidan ataupun paramedis memiliki standar dalam penggunaan peralatan yang
bersih, steril dan juga aman. Langkah tersebut dapat mencegah infeksi dan bahaya
lain yang beresiko bagi keselamatan ibu dan bayi yang dilahirkan.
2. Pemberian ASI eksklusif
Kesadaran mengenai pentingnya ASI bagi anak di usia 0 hingga 6 bulan menjadi
bagian penting dari indikator keberhasilan praktek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
pada tingkat rumah tangga.
3. Menimbang bayi dan balita secara berkala
Praktek tersebut dapat memudahkan pemantauan pertumbuhan bayi. Penimbangan
dapat dilakukan di Posyandu sejak bayi berusia 1 bulan hingga 5 tahun. Posyandu
dapat menjadi tempat memantau pertumbuhan anak dan menyediakan kelengkapan
imunisasi. Penimbangan secara teratur juga dapat memudahkan deteksi dini kasus gizi
buruk.
4. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
Praktek ini merupakan langkah yang berkaitan dengan kebersihan diri sekaligus
langkah pencegahan penularan berbagai jenis penyakit berkat tangan yang bersih dan
bebas dari kuman.
5. Menggunakan air bersih
Air bersih merupakan kebutuhan dasar untuk menjalani hidup sehat.

5
6. Menggunakan jamban sehat
Jamban merupakan infrastruktur sanitasi penting yang berkaitan dengan unit
pembuangan kotoran dan air untuk keperluan pembersihan.
7. Memberantas jentik nyamuk
Nyamuk merupakan vektor berbagai jenis penyakit dan memutus siklus hidup
makhluk tersebut menjadi bagian penting dalam pencegahan berbagai penyakit.
8. Konsumsi buah dan sayur
Buah dan sayur dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral serta serat yang
dibutuhkan tubuh untuk tumbuh optimal dan sehat.
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Aktivitas fisik dapat berupa kegiatan olahraga ataupun aktivitas bekerja yang
melibatkan gerakan dan keluarnya tenaga.
10. Tidak merokok di dalam rumah
Perokok aktif dapat menjadi sumber berbagai penyakit dan masalah kesehatan
bagi perokok pasif. Berhenti merokok atau setidaknya tidak merokok di dalam rumah
dapat menghindarkan keluarga dari berbagai masalah kesehatan.
Menerapkan PHBS di rumah tangga tentu akan menciptakan keluarga sehat dan
mampu meminimalisir masalah kesehatan. Manfaat PHBS di rumah tangga antara lain,
setiap anggota keluarga mampu meningkatkan kesejahteraan dan tidak mudah terkena
penyakit, rumah tangga sehat mampu meningkatkan produktivitas anggota rumah tangga
dan manfaat PHBS rumah tangga selanjutnya adalah anggota keluarga terbiasa untuk
menerapkan pola hidup sehat dan anak dapat tumbuh sehat dan tercukupi gizi.

C. Indikator PHBS Sekolah


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah adalah sekumpulan perilaku
yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah
penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan sehat. Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai
PHBS di sekolah yaitu :
1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4. Olahraga yang teratur dan terukur

6
5. Memberantas jentik nyamuk
6. Tidak merokok di sekolah
7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan
8. Melakukan kerja bakti bersama warga lingkungan sekolah untuk menciptakan
lingkungan yang sehat.
Mengingat jumlah anak di indonesia rata-rata 30% dari total penduduk Indonesia
dan usia sekolah merupakan masa keemasan untuk menanamkan nilai-nilai perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga berpotensi sebagai agen perubahaan untuk
mempromosikan PHBS, baik dilingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Jika tiap
sekolah memiliki 20 kader kesehatan saja maka ada 5 juta kader kesehatan yang dapat
membantu terlaksananya dua strategi utama Departemen Kesehatan
Munculnya sebagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (usia 6-
10), ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai
PHBS disekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pedekatan
usaha kesehatan Sekolah (UKS).
Manfaat PHBS di Sekolah mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan
sehat, meningkatkan proses belajar mengajar dan para siswa, guru hingga masyarakat
lingkungan sekolah menjadi sehat.

D. Indikator PHBS Tempat Kerja


Penerapan PHBS di tempat kerja diperlukan untuk menjaga, memelihara dan
mempertahankan kesehatan pekerja agar tetap sehat dan produktif. Tempat Kerja
(kantor, pabrik dan lain-lain); adalah kondisi lingkungan tempat kerja yang meliputi
kondisi fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikososial; dll. Penerapan PHBS di
tempat kerja diperlukan untuk menjaga, memelihara dan mempertahankan kesehatan
pekerja agar tetap sehat dan produktif.
Menyadari pentingnya penerapan PHBS ditempat kerja dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dalam hal ini adalah pada seluruh
karyawan di tempat kerja maka perlu dilakukan sosialisasi yang sistematis dan
massive.
Tujuan PHBS di Tempat Kerja, antara lain :
1. Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja.
2. Menurunkan angka absensi tenaga kerja.
3. Menurunkan angka penyakit akibat kerja dan lingkungan kerja.

7
4. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat, medukung dan aman.
5. Membantu berkembangnya gaya kerja dan gaya hidup yang sehat.
6. Memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan kerja dan
masayarakat.

Manfaat dari penerapan PHBS; yaitu : setiap pekerja meningkat kesehatannya dan
tidak mudah sakit, produktivitas pekerja akan meningkat yang berdampak pada
peningkatan penghasilan pekerja dan ekonomi keluarga. Selain utu, pengeluaran biaya
rumah tangga hanya ditujukan untuk peningkatan taraf hidup bukan untuk biaya
pengobatan akibat sakit. Sedangkan manfat bagi perusahaan antara lain : dengan
meningkatnya produktivitas kerja yang berdampak positif terhadap pencapaian target
dan tujuan, menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan, serta meningkatnya
citra tempat kerja yang positif. Indikator PHBS di Tatanan Tempat Kerja, yaitu:
1. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan.
2. Tidak merokok/ada kebijakan dilarang merokok
3. Olah raga yang teratur/aktivitas fisik
4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah
buang air besar
5. Menggunakan jamban sehat saat buang air kecil dan besar
6. Membuang sampah di tempat sampah
7. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja
8. Mengkonsumsi makanan dan minuman sehat
9. Bebas NAPZA (Narkotika, Obat-obatan, Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya)
10. Tidak meludah sembarang tempat

E. Indikator PHBS Sarana Kesehatan


PHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat
pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat dan berperan aktif dalam mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat.
Tujuan PHBS di institusi Kesehatan:
1. Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di institusi kesehatan.
2. Mencegah terjadinya penularan penyakit di insti¬tusi kesehatan.
3. Menciptakan Institusi kesehatan yang sehat.

8
Manfaat PHBS di Institusi Kesehatan
1. Bagi Pasien/Keluarga Pasien/Pengunjung :
a. Memperoleh pelayanan kesehatan di institusi kesehatan yang sehat.
b. Terhindar dari penularan penyakit.
c. Mempercepat proses penyembuhan penyakit dan
d. Peningkatan kesehatan pasien.
2. Bagi Institusi Kesehatan :
a. Mencegah terjadinya penularan penyakit di institusi kesehatan.
b. Meningkatkan citra institusi kesehatan yang baik sebagai tempat untuk
memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan kesehatan bagi masyarakat.
3. Bagi Pemerintah Daerah :
a. Peningkatan persentase Institusi Kesehatan Sehat menunjukkan kinerja dan
citra Pemerintah Kabupaten/Kota yang baik.
b. Kabupaten/Kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam
pembinaan PHBS di Institusi Kesehatan.
Indikator PHBS di Institusi Kesehatan semua PHBS diharapkan dilakukan di
Institusi Kesehatan. Namun demikian, institusi kesehatan teiah masuk kategori Institusi
Kesehatan Sehat, bila pasien, masyarakat pengunjungdan petugas di institusi kesehatan ;
1. Menggunakan air bersih,
2. Menggunakan jamban.
3. Membuang sampan patla tempatnya,
4. Tidak merokok di institusi kesehatan.
5. Tidak meludah sembarangan.
6. Memberantas jentik nyamuk.

F. Indikator PHBS Tempat Umum


PHBS di Tempat – tempat Umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat
pengunjung dan pengelola tempat – tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk
mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat – tempat Umum
Sehat.
Tempat – tempat Umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta,
atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana
pariwisata, transportasi, sarana ibadah, sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan
sarana sosial lainnya.

9
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Tempat
– Tempat Umum yaitu :
1. Menggunakan air bersih
2. Menggunakan jamban
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Tidak merokok di tempat umum
5. Tidak meludah sembarangan
6. Memberantas jentik nyamuk
7. Mencuci tangan pakai sabun
Manfaat PHBS di masyarakat adalah masyarakat mampu menciptakan lingkungan
yang sehat, mencegah penyebaran penyakit, masyarakat memanfaatkan pelayanan
fasilitas kesehatan dan mampu mengembangkan kesehatan yang bersumber dari
masyarakat.

10
BAB III
ANALISIS

A. Analisis
1. Identifikasi Masalah

N INDIKATOR TARGET CAPAIAN MASALAH


O

1 Pengkjian PHBS 100% 85% Kurangnya pengetahuan masyarakat


tentang PHBS

2 Belum tercpainya indikator 75% 50% Belum tercapainya indiaktor tatanan


tatanan sehat sehat

2. Prioritas Masalah

NO MASALAH U S G TOTAL

1 Kurangnya pengetahuan masyarakat 5 5 4 14


tentang PHBS

2 Belum tercpainya indikator tatanan sehat 4 4 4 12

a. Analisis Prioritas Masalah

NO PRIORITAS PENYEBAB ALTENATIF PEMECAHAN

11
PEMECAHAN MASALAH
MASALAH MASALAH
MASALAH TERPILIH

1 Kurangnya - Melakukan - Melakukan


pengetahuan sosialisasi sosialisasi
masyarakat tentang tentang PHBS tentang PHBS
PHBS tatanan sehat tatanan sehat
Tidak dilakukan - Membuat leaflet - Membuat leaflet
2 Belum tercpainya
sosialisasi tentag tentang PHBS tentang PHBS
indikator tatanan
PHBS tatanan sehat tatanan sehat tatanan sehat
sehat
- Melakukan - Melakukan
promosi promosi
Kesehatan dalam Kesehatan
gedung dalam gedung

B. Tabel Formulir RUK

UPAYA TARGET
NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN PJ
KESEHATAN SASARAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

UKM ESENSIAL

1 PROMKES Sosialisasi Untuk - 9 Kampung - 9 Kampung Promkes


PHBS tatan meningkat - 25 sekolah - 25 sekolah
sehat (rumah, kan - TFU - TFU
sekolah, pengeahua -Sarana -Sarana
saranan n Kesehatan Kesehatan
Kesehatan, masyarakat
tempat umum) tentang
PHBS

BAB IV
PENUTUP

12
A. Kesimpulan
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang PHBS dikarenakan belum
maksimalnya penyuluhan yang dilakukan oleh petuga
2. Belum tercapainya indikator tatanan sehat dikarenakan kurangnya
pemahanam indikator PHBS dimasing-masing instansi
B. Saran
1. Melakukan sosialisasi tentang PHBS beserta indikator-indikatornya dimasing-
masing instansi (rumah/masyarakat, sekolah, tempat umum, saranan
Kesehatan)

DAFAR PUSTAKA

13
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11846/2/T1_462012032_BAB
%20I.pdf
http://scholar.unand.ac.id/60161/2/BAB%201%20Pendahuluan.pdf
https://ayosehat.kemkes.go.id/phbs
https://dlh.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-
phbs-di-sekolah-13
https://krakataumedika.com/info-media/artikel/phbs-perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-
di-tatanan-tempat-kerja
https://kkn.undiksha.ac.id/blog/sosialisasi-phbs-prilaku-hidup-bersih-dan-sehat-di-
tatanan-instansi-kesehatan#:~:text=PHBS%20di%20Institusi%20Kesehatan
%20adalah,dalam%20mewujudkan%20Institusi%20Kesehatan%20Sehat.
https://puskesmasmanguharjo.madiunkota.go.id/?p=1507

14

Anda mungkin juga menyukai