SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh
Umulluha Hikmatut Karomah
34201900004
Pada Pembelajaran Berbasis Masalah Materi Program Linear” yang disusun oleh
NIM : 34201900004
Semarang, 2023
Pembimbing 1, Pembimbing 2,
Mengetahui,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
34201900004
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 9 Agustus 2023, dan
dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima sebagai persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Semarang, 2023
Universitas Islam sultan Agung
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dekan,
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini adalah hasil karya tulis saya
sendiri dan bukan dibuatkan orang lain atau jiplakan atau modifikasi karya orang
lain.
Bila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi termasuk
pencabutan gelar kesarjanaan yang sudah saya peroleh.
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
(QS. At-alaq : 4)
PERSEMBAHAN
Alhamudillah, puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas rahmatNya, telah
v
SARI
vi
ABSTRACT
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat taufik
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Semoga kita termasuk
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dukungan, serta bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada
pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi
1. Prof. Dr. H. Gunarto, SH., MH selaku Rektor Universitas Islam Sultan Agung
Semarang
2. Dr. Turahmat, M.Pd selaku Dekan FKIP Universitas Islam Sultan Agung
Semarang.
3. Dr. Hevy Risqi Maharani, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan
4. Dr. Mohamad Aminudin, M.Pd dan Dr. Imam Kusmaryono, M.Pd selaku dosen
5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Matematika yang telah
viii
6. Seluruh guru dan staf SMA Al-Fattah Terboyo Semarang, khususnya Ibu Nuri
Hidayati, S.Pd selaku Kepala Sekolah dan Bapak Nur Muhammad Rohim, S.Pd
selaku guru mata pelajaran matematika yang telah membantu kelancaran dalam
pelaksanaan penelitian.
8. Orang tua dan kakak-kakak saya tercinta yang telah memberikan dukungan,
9. Sahabat-sahabat saya Nabila Jkt, Saroh dan teman-teman UNO yang telah
11. Teman-teman Pendidikan Matematika Angkatan 2019 yang telah berbagi suka
12. Terkhusus diri sendiri yang tidak menyerah dalam menyelesaikan skripsi ini.
dari Allah SWT. Penulis menyadari penulisan skripsi masih banyak kekurangan
Semarang, 2023
Penulis
ix
DAFTAR ISI
SARI ……………………………………………………………………..vi
x
2.5 Penelitian yang Relevan ........................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 80
LAMPIRAN .................................................................................................... 84
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 7 Lembar Validasi Soal Tes Kemampuan Literasi Matematika .......... 103
Lampiran 9 Hasil Validasi Soal Tes Kemampuan Literasi Matematika .............. 105
xiii
Lampiran 22 Lembar Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ................ 127
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
BAB I
PENDAHULUAN
sehari hari yang dapat dipikirkan siswa. Menggunakan masalah realistik pada
1
2
lulusan jenjang SMA pada Pasal 9 Permendikbud Nomor 5 Tahun 2022 adalah
dan narasi dari berbagai perspektif serta kemampuan numerasi dalam menalar
tes literasi matematika PISA, yaitu suatu kegiatan resmi internasional yang
bergabung pada tahun 2015, tes PISA tahun 2015 menunjukkan bahwa
3
rendah. Hal ini dikuatkan dengan hasil wawancara guru matematika serta
literasi matematika siswa cukup rendah, terutama pada materi program linear.
kurang, siswa juga tidak dapat menuliskan masalah dalam bentuk kata-kata,
gambar, diagram, dan bentuk lainnya. Selain itu, prosedur yang dilakukan
siswa kurang tepat. Akibatnya siswa tidak dapat menemukan solusi atau
situasi nyata. Selain itu, siswa juga dituntut untuk mampu bernalar, berpikir
logis serta kritis dalam menyelesaikan masalah. Hal ini dikarenakan kurang
di kehidupan sehari-hari, hal ini dapat menjadikan siswa merasa tertantang dan
Pada saat yang sama, literasi matematika sangat penting agar siswa dapat
rendah.
dibatasi pada:
untuk :
sebagai berikut:
1) Manfaat Teoritis
2) Manfaat Praktis
a. Bagi penulis
b. Bagi guru
c. Bagi siswa
d. Bagi sekolah
siswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
melainkan mengubah kurikulum sekolah agar lebih mudah bagi siswa untuk
belajar. Pada proses belajar Bruner menekankan keterlibatan aktif setiap siswa
dan memperoleh wawasan serupa dengan apa yang sudah mereka ketahui.
Selalu ada banyak masalah, hubungan, hambatan dalam situasi apapun, dan
tertentu
2. Struktur topik harus dianalisis dan disajikan secara ringkas sehingga siswa
8
9
dipelajarinya
Oleh karena itu, relevansi penelitian ini pada pendekatan teori Jerome
model pembelajaran berbasis masalah berada pada sumber belajar siswa tidak
berasal dari guru saja melainkan bisa melalui aktivitas sehari-hari juga.
tetapi, makna matematika juga berkembang seiring waktu dan sering dikaitkan
10
pada kehidupannya.
menafsirkan matematika dimana hal ini merupakan suatu proses untuk siswa
b. Menerapkan Matematika
fakta, serta alat matematika untuk sampai pada solusi. Termasuk di dalamnya
c. Menafsirkan Matematika
dengan situasi masalah serta menentukan apakah solusi yang dihasilkan sesuai
a. Komunikasi
juga harus menjelaskan pemikiran atau ide mereka agar orang lain bisa
b. Matematisasi
c. Representasi
Kemampuan penalaran dan argumen ialah akar dari suatu proses berpikir logis
dengan matematika.
digunakan.
2020). Model pembelajaran Berbasis Masalah telah ada sejak tahun 1950-an
bimbingan guru, siswa diharapkan juga bisa menemukan temuan baru dari apa
kehidupan sehari-hari.
dengan memberikan masalah yang nyata dan relevan untuk digunakan sebagai
hipotetik atau nyata, dan telah dipilih dan dirancang untuk memenuhi tujuan
model harus sesuai dengan konsep atau isi yang ingin disampaikan serta sesuai
realistik
Teaching.
tertentu.
maksimum dan minum atau biasa disebut dengan optimasi linear. Sistem
dipelajari di tingkat sekolah menengah tidak akan lepas dari program linear
(Djadir, 2017).
17
himpunan penyelesaian:
persamaan linearnya
𝑥 𝑦 (𝑥, 𝑦)
0 6 (0,6)
4 0 (4,0)
Titik uji 0 (0,0)
3𝑥 + 2𝑦 ≥ 12
18
3(0) + 2(0) ≥ 12
0 ≥ 12 (𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ)
Pada hasil uji titik (0,0) daerah yang berada dibawah garis bukan
Contoh, luas daerah sebuah mall yang digunakan sebagai lahan parkir
adalah 3.750 m2 mampu menampung 300 kendaraan berupa mobil dan bus.
Luas daerah mobil 5 m2 dan luas daerah bus 15 m2, maka berapa jumlah
Penyelesaian masalah:
Misalkan,
𝑥 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑏𝑖𝑙
𝑦 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑢𝑠
Mobil Bus
Total Pertidaksamaan
(𝑥) (𝑦)
Jumlah kendaraan 1 1 300 𝑥 + 𝑦 ≤ 300
Luas daerah kendaraan 5 15 3750 𝑥 + 𝑦 ≤ 3750
19
𝑥 + 3𝑦 ≤ 750
Menentukan jumlah maksimum mobil dan bus yang dapat parkir maka
Perbedaan penelitian ini pada penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti
Penelitian yang dilakukan Hidayat, Roza, & Murni (2018) bertujuan untuk
Perbedaan penelitian ini pada penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti
dengan pembelajaran biasa. Perbedaan penelitian ini pada penelitian yang akan
yang begitu abstrak. Sifat abstrak ini yang membuat banyak siswa kesulitan
22
menerapkan matematika ke dunia nyata. Faktor lain yang menjadikan sulit bagi
INPUT (SISWA) :
Kemampuan Literasi Matematika Siswa Masih Rendah
OUTPUT :
Kemampuan Literasi Matematika Siswa Meningkat
BAB III
METODE PENELITIAN
topik tertentu melalui pencarian dan temuan yang bertujuan untuk menjelaskan
terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 14 siswa Perempuan, dan berusia 15 tahun.
24
25
Sampling. Oleh karena itu, dalam penelitian ini siswa akan menjadi informan
kuncinya. Selain itu peneliti menggali informasi yang diperlukan dari guru
1. Observasi
kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran di kelas dari awal
2. Tes tertulis
literasi matematis siswa. Siswa diberikan soal tes berupa masalah nyata
yang diberikan.
3. Wawancara
siswa yang tidak dipahami oleh peneliti, sedangkan wawancara guru untuk
26
4. Dokumentasi
berbasis masalah berupa rekaman suara, foto dan video agar memperjelas
Lembar tes berupa soal tes yang sesuai dengan materi yang telah diajarkan
yaitu program linear. Tes terdiri dari beberapa soal yang menggunakan
masalah nyata.
Teknik analisis data yang digunakan analisis data Miles dan Huberman,
reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan kesimpulan
(verification)
penyajian data. Kesimpulan proses mengambil inti dan sajian data yang
telah tersusun berupa pernyataan kalimat secara singkat dan padat tetapi
1. Kredibilitas/Kepercayaan (credibility)
28
2. Keteralihan (transferability)
penerima. Tujuan dari keteralihan ini agar orang lain dapat memahami
3. ketergantungan (dependability)
29
untuk ikut memeriksa proses penelitian yang akan dilakukan peneliti, agar
4. Konfirmabilitas/kepastian (confirmability)
Bu Anya berjualan dua jenis kue, yaitu sus kering dan nastar. Kue sus kering
dijual seharga Rp20.000,00 per stoples serta dijual dengan laba 40%. Kue
nastar dijual seharga Rp30.000,00 per stoples serta laba 30%. Jika Bu Anya
30
31
soal. Dari permasalahan tersebut siswa akan menerapkan suatu strategi, yaitu
32
memisalkan terlebih dahulu informasi yang terdapat pada soal seperti simbol 𝑥
untuk kue sus kering dan simbol 𝑦 untuk kue nastar. Hal ini untuk
baik selama proses pembelajaran. Dengan kata lain, setiap anggota kelompok
oleh peneliti untuk mencari jawaban yang tepat dari soal, namun peneliti tidak
siswa terkait proses pengerjaan yang sedang siswa selesaikan. Berikut dialog
tentang apa yang diketahui dari soal siswa melakukan langkah pengerjaan
yang pertama yaitu memisalkan kue sus kering dengan simbol 𝑥 dan simbol 𝑦
penyelesain dimana dari daerah hasil penyelesaian ini diketahui titik-titik pojok
minimum.
P : Bagian mana dari soal yang kalian anggap sulit dari proses pemecahan
masalah yang telah kalian kerjakan?
S0 : Belum ada kak
P : Setelah mengerjakan permasalahan tadi, apa yang dapat kalian simpulkan?
Bagaimana kalian menentukan keuntungan maksimum yang diperoleh Bu
Anya?
S0 : Saya memisalkan terlebih dahulu apa yang diketahui dari soal kak. Saya
misalkan dengan simbol x untuk kue sus kering dan simbol y untuk kue
nastar. Setelah itu membuat model matematika dan membuat sistem
pertidaksamaan linear biar bisa menggambar daerah penyelesaiannya.
Dari daerah penyelesaiannya itu kemudian saya mengetahui titik-titik
pojoknya nah dari situ saya bisa menyimpulkan keuntungan maksimum
yang diperoleh Bu Anya melalui nilai tertinggi yang dihasilkan.
masalah yang siswa pelajari dengan baik. Sehingga dari jawaban mereka
dilihat dari hasil nilai tertinggi, sebaliknya jika yang ditanyakan nilai
rendah. Adapun siswa yang diambil sebagai subjek penelitian disajikan pada
soal tes yang terdiri dari 2 butir soal uraian dengan tujuan untuk mengetahui
Kegiatan penelitian ini terdapat dua bentuk data yaitu jawaban tes tertulis dan
tabel pemisalan serta dituliskan batas orang yang akan mengikuti sebanyak 240
orang dan bus yang digunakan sebanyak 7 unit, setelah menjadikan satu tabel
diketahui, ditanyakan, serta informasi yang diperlukan cukup. Pada tahap ini
terdapat dalam soal, memisalkan informasi yang didapat dan membuat model
39
pemahamannya tentang masalah dengan lengkap. Jadi ST pada tahap ini sudah
untuk menentukan titik potong dari dua garis yang sudah ditentukan
sebelumnya sehingga diketahui 3 titik pojok yaitu (0,6), (0,7), (4,3). Adapun
memahami apa yang ditanyakan dalam soal tersebut. Jadi ST pada tahap ini
minimum. Nilai minimum berada di titik (4,3) senilai Rp25.500.000, jadi untuk
pengeluaran sewa 7 unit bus paling rendah adalah Bus A 4 unit dan Bus B 3
strategi yang sudah ditentukan dengan tekun dan teliti agar mendapatkan
penyelesaian yang tepat. Pada tahap ini ST dapat melakukan penyelesaian soal
kembali penyelesaian, ST yakin bahwa hasil yang ia peroleh sudah benar dan
42
peroleh seperti yang ditulis saat pengerjaan. Jadi ST pada tahap ini sudah sesuai
matematika (TF).
dan tepat. Berdasarkan hal itu bisa disimpulkan bahwa ST menyelesaikan soal
informasi yang diketahui seperti campuran kopi pertama terdiri dari 4kg kopi
toraja dan 6kg kopi flores, untuk campuran kopi kedua terdiri dari 8kg kopi
toraja dan 2kg kopi flores, serta dituliskan ketersedian masing-masing kopi
yaitu 48ton untuk kopi toraja dan 54ton kopi flores. Setelah menjadikan satu
44
diketahui, ditanyakan, serta informasi yang diperlukan cukup. Pada tahap ini
terdapat dalam soal, memisalkan informasi yang didapat dan membuat model
pemahamannya tentang masalah dengan lengkap. Jadi ST pada tahap ini sudah
SPLDV untuk menentukan titik potong dari dua garis yang sudah ditentukan
dibawah ini:
memahami apa yang ditanyakan dalam soal tersebut. Jadi ST pada tahap ini
strategi yang telah dibuat dengan tekun dan teliti agar mendapatkan
penyelesaian yang tepat. Pada tahap ini ST dapat melakukan penyelesaian soal
kembali penyelesaian, ST yakin bahwa hasil yang ia peroleh sudah benar dan
peroleh seperti yang ditulis saat pengerjaan. Jadi ST pada tahap ini sudah sesuai
matematika (TF).
Indikator Literasi
Soal 1 Soal 2
Matematika
Merumuskan situasi Siswa mampu Siswa mampu
matematis mengidentifikasi fakta- mengidentifikasi fakta-
fakta dan merumuskan fakta dan merumuskan
masalah secara matematis masalah secara matematis
Menerapkan matematika Siswa mampu menyusun Siswa mampu menyusun
strategi yang digunakan strategi yang digunakan
pada tahapan penyelesaian pada tahapan penyelesaian
masalah. masalah.
Siswa mampu Siswa mampu
menggunakan perhitungan menggunakan perhitungan
pada rumus yang pada rumus yang
digunakan digunakan
Menafsirkan matematika Siswa mampu menarik Siswa mampu menarik
kesimpulan dari soal kesimpulan dari soal
berdasarkan hasil yang di berdasarkan hasil yang di
peroleh peroleh
50
tabel permisalan serta dituliskan batas orang yang akan mengikuti sebanyak
240 orang dan bus yang digunakan sebanyak 7 unit, setelah menjadikan satu
51
bahasa atau istilah yang digunakan pada masalah tersebut, merumuskan apa
yang diketahui serta yang ditanyakan pada soal, kemudian informasi yang
masalah dengan lengkap. Jadi SS pada tahap ini sudah sesuai dengan indikator
untuk menentukan titik potong dari dua garis yang sudah ditentukan
sebelumnya sehingga diketahui 3 titik pojok yaitu (0,6), (7,0), (4,3). Adapun
karena telah memahami informasi dan permasalahan yang didapatkan dari soal.
Hanya saja dalam menemukan titik-titik pojoknya SS belum tepat, titik pojok
yang seharusnya adalah (0,7) namun SS menuliskan (7,0). Jadi SS pada tahap
ini sudah sesuai dengan indikator literasi matematika yang kedua yaitu
atau minimum. Nilai minimum berada di titik (7,0) senilai Rp21.000.000, jadi
untuk pengeluaran sewa 7 unit bus paling rendah adalah seharga Rp21.000.000.
strategi yang sudah dibuat dengan tekun dan teliti agar mendapatkan
penyelesaian yang tepat. Pada tahap ini SS dapat melakukan penyelesaian soal
hasil yang ia peroleh, SS hanya menuliskan minimum pada nilai terkecil dan
tidak memahami hasil nilai yang ia peroleh. Jadi SS pada tahap ini tidak
matematika (TF).
menafsirkan matematika.
56
seperti memisalkan kopi campuran pertama yang terdiri dari 4kg kopi toraja
dan 6kg kopi flores seharga Rp80.000.000,00/kg dengan simbol 𝑥 dan kopi
campuran kedua yang terdiri dari 8kg kopi toraja dan 2kg kopi flores seharga
masing-masing kopi yaitu 48ton untuk kopi toraja dan 54ton kopi flores.
informasi yang diketahui, ditanyakan pada soal, serta informasi yang diperoleh
kembali informasi yang ada dalam soal, memisalkan informasi yang didapat
pada tahap ini sudah sesuai dengan indikator literasi matematika yang pertama
SPLDV untuk menentukan titik potong dari dua garis yang sudah ditentukan
dibawah ini:
59
strategi dengan mengingat kembali sifat atau pola masalah yang pernah
tersebut digunakan karena SS telah memahami informasi dan masalah yang ada
pada soal. Jadi SS pada tahap ini sudah sesuai dengan indikator literasi
titik pojoknya dengan fungsi objektif untuk mendapatkan nilai tertinggi atau
ditentukan secara tekun dan teliti untuk mendapatkan penyelesaian. Pada tahap
bahwa hasil yang didapatkan benar dan tepat dengan menggunakan konsep
tahap ini sudah sesuai dengan indikator literasi matematika yang ketiga yaitu
terdapat dalam soal, setelah itu SS memisalkan informasi pada soal dan
Indikator Literasi
Soal 1 Soal 2
Matematika
Merumuskan situasi Siswa mampu Siswa mampu
matematis mengidentifikasi fakta- mengidentifikasi fakta-
fakta dan merumuskan fakta dan merumuskan
masalah secara matematis masalah secara matematis
Menerapkan matematika Siswa mampu menyusun Siswa mampu menyusun
strategi yang digunakan strategi yang digunakan
pada tahapan penyelesaian pada tahapan penyelesaian
masalah. masalah.
Siswa mampu Siswa mampu
menggunakan perhitungan menggunakan perhitungan
pada rumus yang pada rumus yang
digunakan digunakan
Menafsirkan matematika Siswa mampu memberikan Siswa mampu menarik
jawaban namun dalam kesimpulan dari soal
menarik kesimpulan siswa berdasarkan hasil yang di
masih belum benar peroleh
63
permisalan serta dituliskan batas orang yang akan mengikuti sebanyak 240
orang dan bus yang digunakan sebanyak 7 unit, setelah menjadikan satu tabel
Dalam tahap ini SR bisa menuliskan informasi yang ada dalam soal,
b. Soal Nomor 2
P : Ini soal nomor 2 kalo boleh tau kenapa tidak dikerjakan sama sekali?
SR :
Gatau kok kak, gabisa ngerjain.
P :
Yang gabisa di bagian mana kira-kira?
SR :
Semua kak,
P :
Tapi nomor 1 bisa, kan soalnya hampir sama?
SR :
Ngga kak. nomor 2 makin bingung misalinnya kayak gimana.
P :
Saya bantu mengerjakan ya bagian mana saja yang kamu kurang
pahami
SR : Tetep aja kak ngga paham saya
P : Kalo boleh tau kenapa ngga paham?
SR : Ngga dengerin pas kakak ngejelasin
Indikator Literasi
Soal 1 Soal 2
Matematika
Merumuskan situasi Siswa mampu Siswa belum mampu
matematis mengidentifikasi fakta- mengidentifikasi fakta-
fakta dan merumuskan fakta dan merumuskan
masalah secara matematis masalah secara matematis
Menerapkan matematika Siswa belum mampu Siswa belum mampu
menyusun strategi yang menyusun strategi yang
digunakan pada tahapan digunakan pada tahapan
penyelesaian masalah. penyelesaian masalah.
Siswa belum mampu Siswa belum mampu
menggunakan perhitungan menggunakan perhitungan
pada rumus yang pada rumus yang
digunakan digunakan
Menafsirkan matematika Siswa belum mampu Siswa belum mampu
menarik kesimpulan dari menarik kesimpulan dari
soal berdasarkan hasil yang soal berdasarkan hasil yang
diperoleh diperoleh
67
4.2. Pembahasan
pada masalah serta siswa dituntut berpikir kritis dalam menemukan solusi
siswa. Sejalan dengan Masania, Senduk, & Goni (2021) yang menyatakan
dikarenakan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat
masalah.
secara heterogen. Siswa diberi lembar kerja siswa (LKS) yang telah disiapkan
masalah guru berupaya untuk menjadikan siswa terlibat aktif selama proses
akan membuat siswa terbiasa untuk memecahkan masalah dunia nyata yang
mereka temukan. Melalui proses ini siswa akan berpikir, bernalar serta
kreatif serta inovatif. Sesuai dengan pernyatan Nabilah & Wardono (2021)
hal tersebut bisa membentuk pengalaman siswa dan melatih siswa untuk
matematika adalah ketika siswa melalui tahap keempat dan kelima pada model
siswa tidak tertarik untuk belajar matematika (Dewi & Septa, 2019). Sejalan
dengan Hendriana, Johanto, & Sumarmo (2018) mengatakan siswa yang diberi
memiliki ciri khas objek yang abstrak, memiliki konsep dan prinsip yang
berbasis masalah. Selain itu menurut Tyas (2017) guru mengalami hambatan
mendalam, serta mendukung motivasi siswa dalam belajar bukan suatu hal
yang mudah. Menurut Nisa (2021) mengatakan bahwa motivasi belajar siswa
motivasi belajar sangat berpengaruh pada hasil belajar matematika. Siswa yang
memiliki motivasi belajar tinggi hasil belajarnya lebih baik daripada siswa
dengan benar maksud dari soal. Subjek dengan kategori tinggi juga mampu
penelitian yang dilakukan Lestari & Annizar (2020) siswa yang dapat
menunjukkan apa yang mereka ketahui serta data yang diperlukan tentang
tersebut. Hal ini juga sejalan dengan keterkaitan antara pembelajaran berbasis
masalah dengan teori Bruner yang mengatakan siswa perlu dilatih dalam
ada kaitannya dalam memecahkan masalah secara tepat. Sejalan dengan teori
Bruner yang mengatakan berpikir ialah aktivitas manusia yang mengarah pada
72
penemuan yang berorientasi pada tujuan. Dalam hal ini, kita berpikir untuk
Irmawan, 2017).
dengan yang lainnya (Khoirudin, Setyawati, & Nursyahida, 2017). Hal ini
atau interpretasi tertentu dalam pikiran, siswa harus menguasai konsep dengan
kedalam bentuk matematika hal ini sejalan dengan OECD (2017) pada proses
langkah demi langkah dengan benar, dan terampil menggunakan operasi hitung
struktur dalam materi yang diajarkan (Kusumadewi, Ulia, & Ristanti, 2019).
yang didapatkan seperti yang sudah ditulis dalam pengerjaanya. Akan tetapi,
disebabkan siswa kurang teliti, ceroboh, lupa, dan kurang memahami konsep.
Pada proses pengerjaan soal 1 siswa menuliskan informasi yang ada dalam
soal, setelah itu memisalkan informasi pada soal dan membuat model
soal. Hal ini sejalan dengan Fatahillah, Wati, & Susanto (2017) menyatakan
dalam soal adalah siswa belum memahami makna setiap informasi yang ada
dikerjakan). Hal ini disebabkan siswa tidak dapat mengubah informasi yang
75
hasil jawaban.
2021). Pemberian soal uraian dalam bentuk cerita pada model pembelajaran
berbasis masalah juga salah satu faktor yang menjadikan siswa berkemampuan
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini sejalan dengan teori Bruner
strategi dengan mengingat kembali sifat atau pola masalah yang pernah
menyebabkan hasil akhirnya terdapat kesalahan. Hal ini sejalan dengan teori
belajar yang spiral antara pengetahuan siswa sebelumnya dengan konsep yang
rendah. Pada soal nomor 1 dan soal nomor 2 meskipun memiliki kemiripan
memperlakukan dua soal ini. Pada soal nomor 1 siswa berkemampuan rendah
bisa menuliskan informasi yang ada pada soal, memisalkan informasi yang
mengerjakannya.
77
siswa. Jika siswa tidak memahami pentingnya dan manfaat belajar matematika
perkalian, dan pembagian. Jika siswa tidak memiliki dasar yang kuat, dalam
Jika siswa tidak diberikan kesempatan yang cukup untuk berlatih dan
PENUTUP
5.1 Simpulan
jawabannya
menuliskan informasi yang ada pada soal dan mengubah masalah nyata
78
79
5.2 Saran
kemampuan literasinya.
mengkaji lebih luas lagi dengan variabel yang berbeda misalnya gaya
80
81
Islamiyah, A. C., Prayitno, S., & Amrullah, A. (2018). Analisis Kesalahan Siswa SMP
pada Penyelesaian Masalah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Jurnal
Didaktik Matematika, 5(1), 66–76. https://doi.org/10.24815/jdm.v5i1.10035
Isroila, A., Munawaroh, F., Rosidi, I., & Muharrami, L. K. (2018). Pengaruh Self
Confidence Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Melalui Penerapan Model
Problem Based Learning. Natural Science Education Research, 1(1), 1–8.
https://doi.org/10.21107/nser.v1i1.4151
Khoirudin, A., Setyawati, R. D., & Nursyahida, F. (2017). Profil Kemampuan Literasi
Matematika Siswa Berkemampuan Matematis Rendah dalam Menyelesaikan Soal
Berbentuk PISA, 8(2), 33–42.
Kitsantas, A., Cleary, T. J., Whitehead, A., & Cheema, J. (2021). Relations among
classroom context, student motivation, and mathematics literacy: a social cognitive
perspective. Metacognition and Learning, 16(2), 255–273.
https://doi.org/10.1007/s11409-020-09249-1
Kurniasih Eka Sakti, Elly Retnaningrum, I. (2017). Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Inkuiri terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.
Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Ekonomi Akuntansi, Vol. 3(1), 23–24.
Kusumadewi, R. F., Ulia, N., & Ristanti, N. (2019). Efektivitas Model Pembelajaran
Discovery Learning Terhadap Kemampuan Literasi Matematika di Sekolah Dasar.
Sekolah Dasar: Kajian Teori Dan Praktik Pendidikan, 28(1), 11–16.
https://doi.org/10.17977/um009v28i12019p011
Lestari, A. C., & Annizar, A. M. (2020). Proses Berpikir Kritis Siswa dalam
Menyelesaikan Masalah PISA Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Komputasi.
Jurnal Kiprah, 8(1), 46–55. https://doi.org/10.31629/kiprah.v8i1.2063
Madyaratri, D. Y., Wardono, & Prasetyo, A. P. B. (2019). Kemampuan Literasi
Matematika Siswa pada Pembelajaran Problem Based Learning dengan Tinjauan
Gaya Belajar. Prisma, Prosicing Seminar Nasional Matematika, 2, 648–658.
Retrieved from https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/article/view/29213
Maryati, I. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Materi Pola
Bilangan Di Kelas Vii Sekolah Menengah Pertama. Mosharafa: Jurnal Pendidikan
Matematika, 7(1), 63–74. https://doi.org/10.31980/mosharafa.v7i1.342
Masania, M., Senduk, J., & Goni, A. M. (2021). Penerapan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V
SD GMIM 8 TOMOHON. Edu Primary Journal : Jurnal Pendidikan Dasar, 2(2).
Masjaya, & Wardono. (2018). Pentingnya Kemampuan Literasi Matematika untuk
Menumbuhkan Kemampuan Koneksi Matematika dalam Meningkatkan SDM.
PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 1, 568–574.
Miftah, R., Kurniawati, L., & Solicha, T. P. (2020). Mengatasi Learning Obstacle
Konsep Transformasi Geometri Dengan Didactical Design Research.
ALGORITMA: Journal of Mathematics Education, 1(2), 156–166.
https://doi.org/10.15408/ajme.v1i2.14076
Murtiyasa, B., & Al Karomah, I. I. (2020). The impact of learning strategy of problem
solving and discovery towards learning outcomes reviewed from students learning
motivation. Universal Journal of Educational Research, 8(9), 4105–4112.
https://doi.org/10.13189/ujer.2020.080936
Nabilah, F., & Wardono. (2021). Kemampuan Literasi Matematis dengan Higher Order
82