Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS DISPOSISI MATEMATIS DITINJAU DARI KEMAMPUAN


PEMAHAMAN KONSEP SISWA

Oleh:

Hulia Fitriani
190103039

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2022
ANALISIS DISPOSISI MATEMATIS DITINJAU DARI KEMAMPUAN
PEMAHAMAN KONSEP SISWA

Proposal Skripsi

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan


mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
Hulia Fitriani
190103039

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MATARAM

2021/2022

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal oleh: Hulia Fitriani, NIM: 190103039 dengan judul Analisis


Disposisi Matematis Ditinjau Dari Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Telah
memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji.
Disetujui pada tanggal:__________________

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Syawahid. M.Pd Bq. Rofina Arvy M.Pd.


NIP :198712232015032007 NIP:199007292020122010

iii
MOTTO

ؕ‫اِ َّن َس ۡعيَ ُكمۡ لَ َش ٰتّى‬


Artinya : “Sungguh ,usahamu memang berbeda-beda(beraneka macam).”(QS. Al-Lail : 4)

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt. Tuhan semesta alam yang telah

memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal ini dengan baik. Shalawat serta salam atas junjungan Nabi Muhammad saw. Yang

telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam terang benderang yaitu agama islam

dan juga kepada keluarga, sahabat dan para pengikutnya, Aamiin.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian proposal ini tidak akan sukses tanpa

bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis berkewajiban untuk

mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu, Bapak Dr. Syawahid,

M.Pd sebagai pembimbing I dan Bq. Rofina Arvy M.Pd sebagai pembimbing II yang

memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi dalam suasana keakraban untuk menjadikan

proposal ini lebih matang dan selesai.

Mataram, 30 Agustus 2022


Peneliti

Hulia Fitriani
NIM: 190103039

v
A. Judul
Analisis Disposisi Matematis Ditinjau dari Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
B. Latar Belakang
Matematika adalah mata pelajaran yang sampai saat ini masih diklaim sulit oleh
siswa. Meskipun demikian, matematika tetap saja ialah mata pelajaran yang penting
untuk dipelajari. Mata pelajaran matematika mempunyai tujuan supaya siswa
mempunyai kemampuan diantaranya yaitu 1) tahu konsep matematika, 2) memakai
penalaran, 3) memecahkan persoalan, 4) mengkomunikasikan gagasan menggunakan
simbol, 5) mempunyai perilaku menghargai kegunaan matematika.1
Salah satu tujuan pembelajaran matematika tersebut yaitu agar siswa mempunyai
kemampuan dalam memahami konsep matematika,  menjelaskan keterkaitan antara
satu konsep dengan konsep yang lain,  dam mengaplikasikan konsep atau algoritma
secara luwes, akurat,  efisien dan tepat
Pemahaman Konsep merupakan bagian kompetensi pengetahuan dan keterampilan
atau hard-skill matematik dan disposisi matematik adalah bagian dari kompetensi
sosial atau soft-skill matematik yang esensial dimiliki oleh siswa SMP. Rasional dari
pernyataan tersebut antara lain adalah Pemahaman matematik dan disposisi matematik
tercantum dalam tujuan pembelajaran matematik Kurikulum Matematika 2013.
Pemahaman konsep adalah kemampuan seseorang dalam  memahami suatu
permasalahan sehingga mampu menjelaskan ataupun  menerapkan kembali
pemahaman tersebut dalam menyelesaikan suatu  permasalahan. Pemahaman konsep
sendiri juga memiliki peran penting dalam pembelajaran karena pemahaman 
merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh siswa untuk  memahami
konsep-konsep selanjutnya.2
Pembelajaran matematika bertujuan supaya peserta didik memiliki kemampuan
konsep matematika, kemampuan berfikir kritis, kemampuan mengkomunikasikan ide-
ide matematika, dan kemampuan pemecahan masalah. Tujuan pembelajaran
matematika wajib dicapai oleh guru dan peserta didik. Maka jika dilihat dari tujuan
pembelajaran matematika disekolah yang paling dasar yaitu memiliki kemampuan

1
Hikmah, S. N. & Maskar, S. Pemanfaatan Aplikasi Microsoft Powerpoint Pada Siswa Smp Kelas
Viii Dalam Pembelajaran Koordinat Kartesius. J. Ilm. Mat. Realis. 1, 15–19 (2020).
2
Widyasari, N., Dahlan, J. A. & Dewanto, S. Meningkatkan Kemampuan Disposisi Matematis
Siswa Smp Melalui Pendekatan Metaphorical Thinking. FIBONACCI J. Pendidik. Mat. dan Mat. 2, 28
(2016).

vi
pemahaman konsep dalam matematis. Dalam proses pembelajaran peserta didik belum
didorong untuk mengembangkan kemampuan pemahaman konsep dan berpikirnya,
khususnya dalam pembelajaran di dalam kelas peserta didik hanya diarahkan pada
kemampuan cara menggunakan rumus, menghafal, mengerjakan soal, dan jarang
diajarkan untuk menganalisis dan menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-
hari. 3
Selain tujuan kognitif, matematika tentunya juga memiliki  tujuan afektif salah
satunya yaitu disposisi matematis. Disposisi matematis sebagai keinginan, kesadaran,
dedikasi dan kecenderungan yang kuat pada diri siswa untuk berpikir dan berbuat
secara matematik dengan cara yang positif dan didasari dengan iman, taqwa, dan ahlak
mulia. Disposisi  matematis berkaitan dengan bagaimana siswa menyelesaikan masalah
matematis termasuk di dalamnya percaya diri, tekun, berminat, dan berpikir fleksibel
untuk mengeksplorasi berbagai alternatif penyelesaian masalah.4
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru  matematika Mts
Mambaul Ulum Dasan Ketujur Lombok Barat Lombok Barat juga mengatakan bahwa 
kemampuan pemahaman konsep dan disposisi matematis sangatlah  penting. Hal
tersebut dikarenakan siswa cenderung hanya memahami  materi ketika pembelajaran
berlangsung dan pada pertemuan selanjutnya atau ketika ulangan siswa tidak dapat
mengingat kembali apa yang telah dipelajari. Selain itu, disposisi matematis juga
penting  karena ketika materi yang dipelajari sulit atau waktu pembelajaran 
dilaksanakan di siang hari siswa cenderung kurang tertarik dalam  belajar. Oleh karena
itu, pemahaman konsep dan disposisi matematis  penting bagi siswa Mts Mambaul
Ulum Dasan Ketujur Lombok Barat Lombok Barat agar siswa dapat  memahami materi
dengan baik dan tidak mudah lupa terkait apa yang  telah dipelajari serta siswa
memiliki ketertarikan dalam belajar  matematika.
Melalui permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk  melakukan analisis
kemampuan pemahaman konsep, disposisi  matematis serta melihat bagaimana
hubungan antara disposisi  matematis dan pemahaman konsep siswa. Oleh karena itu,
penelitian  yang akan dilakukan berjudul “Analisis Disposisi Matematis Ditinjau dari
Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa”. 
3
Adhiska, D. P., Fathurrohman, M. & Khaerunnisa, E. Analisis pemahaman konsep matematis
peserta didik pada materi aljabar. Wilangan 1, 67–78 (2020).
4
Suharsono, S. Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Disposisi Matematik Siswa Sma
Menggunakan Teknik Probing Prompting. Edusentris 2, 278 (2015).

vii
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa?
2. Bagaimanakah Tingkat Disposisi Matematis Siswa?
D. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini yaitu :
a. Mendeskripsikan kemampuan Pemahaman Konsep siswa
b. Mengetahui tingkat disposisi matematis siswa
2. Manfaat
Adapun manfaat penelitian ini yaitu :
a. Bagi Guru
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi kepada
guru terkait kemampuan pemahaman konsep dan disposisi matematis siswa
serta hubungan antara pemahaman konsep dan disposisi matematis. Guru juga
dapat mengupayakan peningkatan disposisi matematis siswa agar dapat
meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa.
b. Bagi Siswa
Melalui penelitian ini, diharapkan siswa dapat menumbuhkan dan
mengembangkan disposisi matematis yang terdapat dalam diri siswa itu sendiri.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bekal ataupun pengalaman untuk
peneliti kedepannya, terutama ketika terjun ke dunia pendidikan nantinya.
Selain itu, diharapkan agar peneliti dapat mengetahui kemampuan pemahaman
konsep dan disposisi matematis siswa serta hubungan antara pemahaman
konsep dan disposisi matematis. Dengan demikian, ketika menjadi guru
nantinya peneliti dapat mengupayakan peningkatan kemampuan pemahaman
konsep dan disposisi matematis siswa.

viii
E. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
1. Ruang Lingkup
Untuk menghindari kesan keliru tentang isi dan frase dalam proposal skripsi ini,
peneliti akan memantau dan menjelaskan ruang lingkup sesuai dengan nama yang
tercantum,bersama-sama dengan :
a. Disposisi Matematis
Disposisi matematis merupakan objek kajian psikologi yang ditunjukkan
dalam bentuk kecenderungan sikap, keyakinan, penilaian dan tindakan peserta
didik terhadap matematika maupun hal yang berkaitan dengan matematika
salah satunya yaitu pemahaman konsep matematika siswa.
b. Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep merupakan kemampuan seseorang dalam memaknai
suatu konsep. Pemahaman konsep adalah kemampuan seseorang dalam
memahami suatu permasalahan sehingga mampu menjelaskan ataupun
menerapkan kembali pemahaman tersebut dalam menyelesaikan suatu
permasalahan.
c. Koordinat Kartesius
Sistem koordinat kartesius adalah sistem koordinat berupa susunan garis
dan titik dalam dua dimensi
2. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Mambaul Ulum Dasan Ketujur Lombok
Barat Lombok Barat. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan alokasi waktu
pembelajaran kelas VIII semester ganjil mengacu pada kalender akademik sekolah
tahun ajaran 2022/2023. Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa siswi kelas VIII
MTs Mambaul Ulum Dasan Ketujur Lombok Barat Lombok Barat tahun ajaran
2022/2023. Penelitian ini dilaksanakan dengan jumlah siswanya yaitu 32 yang
terdiri dari 20 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki.
F. Telaah Pustaka
Kajian kepustakaan adalah mencari penelitian-penelitian terdahulu yang terkait
untuk menghindari plagiarisme dan duplikasi untuk memastikan keaslian dan
keabsahan suatu penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Tujuan dari tinjauan pustaka

ix
adalah untuk menjauhkan diri dari plagiarisme hasil penelitian orang lain sebelumnya,
untuk itu selama ini peneliti terkenal penempatan penelitian yang dilakukannya.
1. Anita Febriyani dengan judul Peran Disposisi Matematis terhadap Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematika.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh disposisi matematis
terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika. Metode penelitiannya yaitu
penelitian kuantitatif dengan metode survai korelasional analisis regresi sederhana.
Populasi target yaitu seluruh siswa SMP Islam Malahayati. Populasi terjangkau
hanya siswa kelas VIII SMP Islam Malahayati. Sampel penelitian berjumlah 26
responden dengan teknik pengambilan sampel secara simpel random sampling.
Instrumen penelitian berupa angket disposisi matematis dan soal essai kemampuan
pemahaman konsep matematika. Teknik analisis data dilakukan dengan uji korelasi
dan uji regresi sederhana. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh yang positif tidak signifikan disposisi matematis terhadap kemampuan
pemahaman konsep matematika siswa.5
2. Maisaroh dengan judul Disposisi Matematis Siswa Ditinjau Dari Kemampuan
Menyelesaikan Masalah Berbentuk Open Start Di SMP Negeri 10 Pontianak.
Kemampuan problem solving merupakan satu diantara tujuan pembelajaran
matematika yang dikembangkan baik pada KTSP 2006 maupun pada Kurikulum
2013. Sebagaimana yang dicantumkan oleh Hendriana dan Soemarmo (2014: 7),
KTSP 2006 yang disempurnakan pada Kurikulum 2013 mencantumkan satu
diantara tujuan pembelajaran matematika adalah memecahkan masalah.
Berdasarkan studi pendahuluan pada hari
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan bentuk penelitian
survei. Subjek penelitian adalah siswa kelas 7A sebanyak 38 siswa. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik pengukuran berupa tes
kemampuan problem solving dan skala disposisi matematis siswa. Instrumen
penelitian divalidasi oleh satu orang dosen Pendidikan Matematika FKIP Untan dan
dua orang guru matematika SMP Negeri 10 Pontianak. Berdasarkan hasil penelitian
yang dikemukakan peneliti pada Bab IV, maka secara umum dapat disimpulkan
bahwa disposisi matematis siswa dan kemampuan problem solving siswa
5
Febriyani, A., Hakim, A. R. & Nadun, N. Peran Disposisi Matematis terhadap Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematika. Plusminus J. Pendidik. Mat. 2, 87–100 (2022).

x
bervariasi. Adapun kesimpulan yang lebih rinci sebagai berikut: (1) Kemampuan
disposisi matematis siswa ada keterlibatan guru agar kemampuan problem solving
dan disposisi matematis setiap siswa terukur dengan jelas, (2) Bagi siswa kelas VII
SMP Negeri 10 Pontianak untuk dapat meningkatkan disposisi matematis siswa
yang ditinjau dari kemampuan problem solving; dan (3) Sebaiknya penyusunan
skala disposisi matematis siswa menggunakan instrumen yang lebih bervariatif,
setidaknya lima pernyataan perindikator.6
3. Muhammad Rifal dengan judul Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
MTs Ditinjau Dari Disposisi Matematis Siswa
Tujuan dalam penelitian ini adalah mengungkapkan karakteristik kemampuan
Pemahaman Konsep siswa kelas VII-B MTs Asy-syafi’iyah Kendari dengan tingkat
disposisi matematis tinggi, disposisi matematis sedang dan disposisi matematis
rendah pada materi Bentuk Aljabar. Jenis penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan deskriptif.
Instrumen dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu instrumen utama dan
instrument bantu. Instrumen utama adalah peneliti itu sendiri, sedangkan instrumen
bantu ada 3 (tiga) macam yaitu, tes disposisi, tes Pemahaman Konsep, dan
pedoman wawancara. Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian tes dan
wawancara. Data kemampuan Pemahaman Konsep yang diperoleh selanjutnya
dilakukan triangulasi waktu melalui pemberian masalah baru yang setara untuk
diselesaikan pada waktu yang berbeda. Teknik analisis data dalam penelitian
dilakukan berdasarkan model Milles dan Huberman yang meliputi reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa: 1) subjek disposisi matematis tinggi (DMT) mampu
memahami konsep-konsep dan fakta matematika dalam istilah konsep dan fakta
matematika yang lebih sederhana yakni siswa dapat membuat pemisalan
matematika dengan benar; mampu membuat hubungan logisantara fakta dan
konsep yangberbeda yakni siswa membuat model matematika dengan benar,
mampu mengaitkan hal yang telahdiketahui sebelumnya ketikamenemukan sesuatu
yang baru baikdi dalam atau di luar matematika yakni siswa menyelesaikan
permasalahan yang sudah diketahui dan dioperasikan; mampu mengidentifikasi
6
Maisaroh, M. Disposisi Matematis Siswa Ditinjau Dari Kemampuan Menyelesaikan Masalah
Berbentuk Open Start Di SMP Negeri 10 Pontianak. J. Pendidik. dan Pembelajaran Untan 6, 215219 (2017).

xi
prinsip-prinsip dalambagian tertentu dari matematika yang membuat semuanya
saling berkaitan dalam menyelesaikan suatu masalah matematika yakni siswa
menyimpulkan hasil dari permasalahan yang sudah diselesaikan, 2) subjek disposisi
matematis sedang (DMS) dan subjek disposisi matematis rendah (DMR) belum
mampu memenuhi semua indikator Pemahaman Konsep yakni siswa tidak dapat
membuat pemisalan matematika dengan benar, siswa tidak dapat membuat model
matematika dengan benar, siswa tidak dapat menyelesaikan permasalahan yang
sudah diketahui dan dioperasikan, dan siswa tidak dapat menyimpulkan hasil dari
permasalahan yang sudah diselesaikan. Kata Kunci: Kemampuan Pemahaman
Konsep dan disposisi matematis.7
G. Kerangka Teori
1. Pemahaman Konsep 
Pemahaman konsep merupakan keterampilan yang harus dicapai dalam
mempelajari matematika. pemahaman konsep merupakan kemampuan untuk
mengerti ide abstrak dan objek dasar yang dipelajari siswa serta mengaitkan notasi
dan simbol matematika yang relevan dengan ide-ide matematika kemudian
mengkombinasikannya ke dalam rangkaian penalaran logis. Berdasarkan teori
belajar kognitif belajar dengan pemahaman lebih permanen dan lebih
memungkinkan untuk di transferkan, di bandingkan dengan belajar menggunakan
rumus. Proses pembelajaran dan sikap siswa yang terus-menerus seperti ini dalam
belajar matematika, berdampak pada hasil belajar siswa.8
Kemampuan pemahaman konsep matematika sangat penting karena di samping
menjadi salah satu tujuan pembelajaran matematika, kemampun pemahaman
konsep juga dapat membantu siswa untuk tidak hanya sekedar menghafal rumus,
tetapi dapat mengerti benar apa makna dalam pembelajaran matematik.9
Pemahaman konsep merupakan faktor penting dalam kegiatan pembelajaran.
Pemahaman konsep memiliki hubungan yang erat dalam minat siswa dalam belajar
dan pemecahan masalah. Siswa di sekolah dasar membutuhkan pemahaman konsep
7
Rifal, M., Kodirun, K. & Lambertus, L. Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa MTs
Ditinjau Dari Disposisi Matematis Siswa. J. Pembelajaran Berpikir Mat. (Journal Math. Think. Learn. 6,
(2021).
8
Radiusman, R. Studi literasi: pemahaman konsep siswa pada pembelajaran matematika.
FIBONACCI J. Pendidik. Mat. dan Mat. 6, 1–8 (2020).
9
Karunia, E. P. & Mulyono. Analisis kemampuan pemahaman konsep siswa kelas VII berdasarkan
gaya belajar dalam model knisley. Pros. Semin. Nas. Mat. 339 (2016) doi:10.1016/j.ijmecsci.2014.08.026.

xii
yang tepat dalam setiap pelajaran. Menyatakan bahwa pemahaman konsep
merupakan tujuan dasar pembelajaran matematika. Ketika siswa sudah mengerti
konsep matematika maka siswa tersebut akan dengan mudah menyelesaikan
masalah dalam pelajaran matematika.10
Menurut I Made Dharma Atmaja, indikator pemahaman  konsep dapat
diuraikan menjadi mampu:
a. Menyatakan ulang suatu konsep.
b. Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan
konsepnya.
c. Memberi contoh dan bukan contoh dari konsep.
d. Menyajikan  konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.
e. Mengembangkan  syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep.
f. Menggunakan, memanfaatkan  dan memilih prosedur atau operasi tertentu.
g. Mengaplikasikan suatu konsep  atau algoritma dalam pemecahan masalah.11
Indikator pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini  adalah
sebagai berikut. 
a. Menyatakan ulang sebuah konsep 
b. Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu yang sesuai dengan 
konsepnya 
c. Memberikkan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep
d. Menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematis
e. Mengembangkan syarat perlu / syarat cukup dari suatu konsep 
f. Menggunakan, memanfaatan, memilih prosedur atau operasi tertentu
g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah
2. Disposisi Matematis 
Disposisi matematis merupakan ketertarikan dan apresiasi terhadap matematika
yang ditunjukkan melalui kecenderungan berpikir dan bertindak dengan positif,
termasuk kepercayaan diri, keingintahuan, ketekunan, antusias dalam belajar, gigih

10
Maharani, L., Hartono, Y. & Hiltrimartin, C. Kemampuan pemahaman Konsep Siswa Pada
Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Generative Learning Di Kelas VIII SMP Negeeri 6
Palembang. J. Pendidik. Mat. 7, 1–17 (2013).
11
Atmaja, I. M. D. Koneksi Indikator Pemahaman Konsep Matematika Dan Keterampilan
Metakognisi1. Nusant. J. Ilmu Pengetah. Sos. 8, 2048–2056 (2020).

xiii
menghadapi permasalahan, fleksibel, berbagi dengan orang lain, reflektif dalam
melaksanakan kegiatan matematis.
Disposisi matematis merupakan suatu kesadaran yang ada pada diri siswa untuk
aktif dalam setiap pembelajaran. Dalam hal ini siswa harus aktif dalam bertanya
apabila materi yang telah guru jelaskan tidak dapat dipahami dengan baik.
Pemahaman atas definisi disposisi matematis (ma th emati c a l di s po s it io n )
yaitu keinginan, kesadaran, dan dedikasi yang kuat pada diri siswa atau mahasiswa
untuk berpikir dan berbuat secara matematik secara positif.
Disposisi matematis dapat membantu siswa untuk berkembang,  contohnya
ketika siswa ingin memecahkan masalah untuk membangun  keterampilan dalam
memecahkan suatu masalah serta sikap dan keyakinan akan  diri sendiri dalam
pelajaran matematika akan menjadi lebih positif. Baik buruknya disposisi
matematik siswa tergantung dar keuletan siswa dalam menghadapi tantangan setiap
persoalan matematik. Kecenderungan siswa untuk tidak mudah menyerah dalam
menghadapi permasalahan akan mempengaruhi cara berpikir dan pandangan siswa
dalam proses belajar matematika12
Menurut Polking berdasarkan Sumarmo (Qodariyah & Hendriana, 2015:242)
disposisi matematis dapat dirinci dalam beberapa indikator seperti  berikut: 
a. Rasa percaya diri dalam menggunakan matematika, memecahkan masalah, 
memberi alasan dan mengkomunikasikan gagasan .
b. Fleksibilitas dalam menyelidiki gagasan matematik dan berusaha mencari 
metoda alternatif dalam memecahkan masalah.  
c. Tekun mengerjakan tugas matematik 
d. Minat, rasa ingin tahu, dan daya-temu dalam melakukan tugas matematik
e. Cenderung memonitor, merefleksikan performansi dan penalaran mereka 
sendiri 
f. Mengaplikasikan matematika ke situasi lain dalam matematika dan 
pengalaman sehari-hari.
g. Mengapresiasi peran matematika dalam kultur dan nilai, matematika  sebagai
alat dan sebagai bahasa.

12
Nur Aliah, S., Sukmawati, S., Hidayat, W. & Eti Rohaeti, E. Analisis Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Dan Disposisi Matematika Siswa Pada Materi SPLDV. J. Pembelajaran Mat. Inov. 3,
91–98 (2020).

xiv
Berdasarkan indikator disposisi matematis yang dikemukakan di atas, sesuai
dengan apa yang ingin diteliti dalam penelitian ini yaitu untuk melihat  disposisi
matematis siswa dimana akan dilihat mengenai ketertarikan dan  apresiasi siswa
dalam belajar matematika. Dalam hal ini yaitu berupa  kecenderungan untuk
berpikir dan bertindak secara positif, termasuk  kepercayaan akan diri sendiri,
keingintahuan, antusiasme dalam belajar,  berusaha menghadapi permasalahan,
fleksibel, kemauan untuk berbagi dengan  orang lain serta reflektif dalam kegiatan
matematik. Sehingga dalam penelitian  ini indikator disposisi matematis yang
digunakan adalah sebagai berikut. 
a. Rasa percaya diri dalam belajar atau menyelesaikan masalah matematika.
b. Fleksibel dalam pembelajaran matematika dan mencoba berbagai  alternatif
dalam menyelesaikan masalah matematika.
c. Gigih dan tekun dalam mengerjakan latihan dan tugas matematika.
d. Memiliki ketertarikan dan rasa ingin tahu yang tinggi dalam belajar 
matematika. 
e. Melakukan refleksi terhadap cara berpikir dan kinerja dari diri sendiri  pada
pembelajaran matematika.
f. Menghargai aplikasi matematika dalam bidang lain dan dalam kehidupan 
sehari-hari.
g. Menghargai peran matematika dalam bidang lain dan dalam kehidupan  sehari-
hari.
3. Koordinat Kartesius
a. Pengertian sistem koordinat
Sistem koordinat kartesius diperkenalkan oleh Descartes yang
didefinisikan sebagai dua garis lurus yang disebut sumbu, dimana sumbu
horizontal ditunjukan dengan X, sumbu vertical dengan Y, dan titik
perpotongan antara dua sumbu tersebut dinamakan titik pusat atau titik asal.
Sistem Koordinat Kartesius sebagai dasar dalam geometri analitik dan
matematika modern. Koordinat kartesius merupakan dua buah sumbu yang
saling tegak lurus antar satu dengan yang lainnya. Pada sumbu tersebut terletak
dalam satu bidang (bidang xy), sumbu horizontal atau biasa disebut sumbux,
dan sumbu vertical atau sumbu y. Titik potong pada sumbu x dan y disebut titik
asal yang biasa dikenal dengan titik nol. 

xv
Bilangan positif pada sumbu x dimulai dari titik nol kekanan dan
seterusnya sedangkan bilangan negative pada sumbu –X dimulai dari titik nol
kekiri dan  seterusnya. Sedangkan bilangan positif pada sumbu –Y dimulai dari
titik noldan  bilangan negative pada sumbu –Y dimulai dari titik nol kebawah.
Koordinat x  biasa disebut dengan (absis) dan koordinat y disebut dengan
(ordinat)

Pada bidang koordinat kartesius terdapat sumbu x dan y dibagi menjadi


empat kuadran, yaitu: 
 Kuadran I: Koordinat-X positif(+) dan koordinat-Y positif(+)
 Kuadran II: Koordinat-X negative (-) dan koordinat-Y positif (+)
 Kuadran III: Koordinat-X negative (-) dan koordinat-Y negative (-)
 Kuadran IV: Koordinat-X positif (+) dan koordinat-Y negative (-)
b. Posisi Titik Terhadap Sumbu X dan Sumbu Y 
Posisi titik pada koordinat kartesius ditulis dengan pasangan berurut (x,
y). Bilangan x menyatakan jarak titik itu dari sumbu Y dan bilangan y
menyatakan jarak titik itu dari sumbu X (Matematika SMP/MTs Kelas VIII.
2017). Contoh 1: Tentukanlah posisi titik pada bidang koordinat kartesius di
bawah ini!  Perhatikan titik A, B, C, D terhadap sumbu X dan Y.

xvi
Penyelesaian:  
 Jika titik A (2,6) maka titik A memiliki jarak 6 satuan terhadap sumbu X
dan 2 satuan terhadap sumbuY. 
 Jika titik B (5,5) maka titik B memiliki jarak 5 satuan terhadap sumbu X dan
5 satuan terhadap sumbuY
 Jika titik C (-4,3) maka titik C memiliki jarak 3 satuan terhadap sumbu X 
dan 4 satuan terhadap sumbu Y. 
 Jika titik D (-5,6) maka titik D memiliki jarak 5 satuan terhadap sumbu X 
dan 6 satuan terhadap sumbu Y.
 Jika titik E (-4,3) maka titik E memiliki jarak 3 satuan terhadap sumbu X 
dan 4 satuan terhadap sumbuY.
 Jika titik F (-5,6) maka titik F memiliki jarak 6 satuan terhadap sumbu X 
dan 5 satuan terhadap sumbu Y. 
 Jika titik G (5, -4) maka titik C memiliki jarak 4 satuan terhadap sumbu X 
dan 5 satuan terhadap sumbu Y. 
 Jika titik H (3, -6) maka titik C berjarak 6 satuan terhadap sumbu X dan 3 
satuan terhadap sumbu Y. 

xvii
c. Posisi Titik terhadapTitik Asal (0,0) dan Titik Tertentu (a, b) Menentukan
posisi titik terhadap titik asal sama dengan menentukan posisi titik terhadap
sumbu x dan sumbu y, namun ada titik acuannya yaitu titik asal atau pusat
koordinat (Yuliana, 2015). Sedangkan untuk menentukan posisi titik tertentu
kita harus membuat sumbu x dan sumbu y yang berpotongan di titik acuan
tersebut

Contoh: Menentukan posisi titik A, B, C, D terhadap titik asal (0,0) ?


Penyelesaian:
o A (-4,3) berarti 4 satuan kekiri dan 3 satuan keatas 
o B (5,5) berarti 5 satuan kekanan dan 5 satuan keatas 
o C (4,0) berarti 4 satuan kekanan 
o D (-5, -6) berarti 5 satuan kekiri dan 6 satuan kebawah 
d. Memahami Posisi Garis terhadap Sumbu X dan Sumbu Y

xviii
 Garis yang tegak lurus dengan sumbu-X yaitu m1, m2m3m4 ∙ Garis yang
sejajar dengan sumbu-Y yaitu m1, m2m3m4 
 Garis yang sejajar dengan sumbu-X yaitu i1, i2i3i4 
 Garis yang sejajar dengan sumbu-Y yaitu i1, i2i3i4 
 Garis yang memotong sumbu-X dan sumbu-Y yaitu n1, n213

13
Danioyo. 2016. https://danioyo.wordpress.com(diakses 02 Februari 2020)

xix
H. Metode Penelitian
1. Pendekatan penelitian
Dari sekian banyak metode penelitian yang ada. Peneliti lebih tertarik
menggunakan metode penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif terdapat
pandangan bahwa realitas dinilai sebagai sesuatu yang holistik, kompleks, dinamis,
penuh makna, serta menggunakan pola pikir induktif, maka permasalahan yang
dikemukakan sifatnya sementara. Permasalahan yang terdapat dalam proposal
tersebut masih dapat dikembangkan peneliti memasuki objek penelitian atau situasi
sosial yang sesungguhnya. Dengan demikian, proposal penelitian kualitatif memuat
garis-garis besar rencana yang mungkin akan dilakukan. Dengan demikian, jika
proposal penelitian kuantitatif yang spesifik dan sudah baku, maka proposal
penelitian kualitatif sifatnya umum dan sementara.14
2. Sumber Data
Menurut Suharsimi, sumber data adalah tempat mengambil data atau
subyek dari mana data dapat diperoleh.15 Sedangkan menurut Sanafiah Faisal
bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah ucapan-ucapan, ujaran-
ujaran, ungkapan-ungkapan, kesaksian- kesaksian, dan tindakan-tindakan dari
subyek yang diteliti. Sumber utama adalah hasil wawancara mendalam dan
observasi yang dicatat dan direkam dengan baik16
Dalam penelitian kualitatif, jenis data ada dua, yaitu: pertama, data
primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari kata-kata dan
tindakan di Mts Mambaul Ulum Dasan Ketujur Lombok Barat Lombok Barat.
Jadi, sumber data utama dalam penelitian ini adalah ucapan-ucapan, ungkapan,
kesaksian, dan tindakan-tindakan dari subyek yang diteliti di Mts Mambaul
Ulum Dasan Ketujur Lombok Barat Lombok Barat. Sumber data utama di atas,

14
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam Dengan Pendekatan Multidisipliner: Normatif Perenialis,
Sejarah, Filsafat, Psikologi, Sosiologi Manajemen, Teknologi, Informasi, Kebudayaan, Politik dan Hukum,
(Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010), hlm. 375
15
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), hlm, 172.
16
Sanafiah Faisal, Penelitian Kualitatif, Dasar-Dasar dan Aplikasi, (Malang: Yayasan Asah
Asih Asyh, 1999), hlm. 17

xx
diperoleh dengan wawancara mendalam dan observasi, kemudian dicatat
dengan baik seperti yang terdapat dalam transkrip wawancara.
kedua, data sekunder adalah data yang biasanya telah tersusun dalam
bentuk dokumen-dokumen, misalnya, data tentang keadaan geografis Mts
Mambaul Ulum Dasan Ketujur Lombok Barat Lombok Barat, data prestasinya
serta dokumen- dokumen dalam terkait dengan fokus penelitian. Berdasarkan
hal tersebut di atas, data sekunder yang dicari adalah dokumen-dokumen yang
terkait dengan keadaan demografis, sarana dan prasarana madrasah, dan lebih
penting lagi adalah dokumen yang berkaitan dengan fokus penelitian, yaitu:
Analisis Disposisi Matematis Ditinjau Dari Kemampuan Pemahaman Konsep
Siswa.
3. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang paling umum dipergunakan pada pengumpulan data
dilapangan dalah wawancara, observasi serta dokumentasi. pada mengumpulkan
data peneliti memakai beberapa metode menjadi berikut;
a. Observasi
Patton menegaskan bahwa observasi dapat menjadi metode pengumpula
data yang esensial terutama dalam penelitian kualitatif, bahkan menjadi metode
yang paling dasar dan paling tua dari ilmu-ilmu sosial dan semua bentuk
penelitian psikologis, baik yang kualitatif maupun kuantitatif mengandung
aspek psikologi serta dapat menjadi sumber data yang akurat dan bermanfaat
asalkan dilakukan oleh peneliti yang sudah melewati latihan-latihan yang
memadai serta telah mengadakan persiapan yang teliti dan lengkap.
Latihan-latihan yang dapat dilakukan untuk membuat hasil observasi
dapat diandalkan adalah dengan belajar melakukan observasi terhadap peristiwa
atau subyek yang dipilih secara khusus, kemudian berusaha menuliskan hasil
observasi secara deskriptif karena sangat sulit memisahkan subyektifitas kita
terhadap fakta yang sedang kita amati dan berusaha untuk disiplin mencatat
kejadian yang diamati secara lengkap dan detail.17
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi non
partisipasi. Dimana kehadiran peneliti akan melakukan 2 pengamatan, (1) fokus
17
Ni’matuzahroh dan Susanti Prasetyaningrum, Observasi: Teori dan Aplikasi Dalam Psikologi,
(Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press, 2018), hlm. 2

xxi
pengamatan yang pertama yaitu terhadap Disposisi Matematis dan (2) fokus
pengamatan yang kedua kepada Pemahaman Konsep Siswa. Penelitian ini
dilakukan di Mts Mambaul Ulum Dasan Ketujur Lombok Barat Lombok Barat.
b. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu dari beberapa teknik dalam
mengumpulkan informasi atau data. Pada awalnya teknik wawancara sangat
jarang digunakan, tetapi pada abad ke-20 menjadi puncak pencapaian karya
jurnalistik yang hebat dihasilkan memalui wawancara, teknik wawancara
berlanjut sampai sekarang abad ke-21.18 Pelaksanaan wawancara seharusnya
dilaksanakan secara efektif untuk mendapatkan informasi terkait pelaksanaan
program pembelajaran dan Analisis Disposisi Matematis Ditinjau dari
Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Dalam peneliti ini, peniliti menggunakan wawancara secara tidak
terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan berbagai pertanyaan tak
tersusun terlebih dahulu, akan tetapi diadaptasi menggunakan keadaan yang
ada. Wawancara tak terstruktur ini peneliti gunakan untuk mendapatkan data yg
akurat mengenai objek yg akan diteliti. Disisi lain pula untuk menghindari
keterikatan peneliti sang objek yang akan diteliti serta untuk mendapatkan data
yang tidak terduga dengan teknik ini bisa memperoleh data yang berkaitan
dengan disposisi Matematis dan Pemahaman Konsep di Mts Mambaul Ulum
Dasan Ketujur Lombok Barat Lombok Barat Analisis Disposisi Matematis
Ditinjau dari Pemahaman Konsep Siswa di Mts Mambaul Ulum Dasan Ketujur
Lombok Barat Lombok Barat
c. Bentuk Dokumentasi
Kajian dokumen merupakan sarana pembantu peneliti dalam
mengumpulkan data atau informasi dengan cara membaca surat-surat,
pengumuman, iktisar rapat, pernyataan tertulis kebijakan tertentu dan bahan-
bahan tulisan lainnya. Metode pencarian data sangat bermanfaat karena dapat
dilakukan dengan tanpa mengganggu obyek atau suasana penelitian. Peneliti
dengan mempelajari dokumen-dokumen tersebut dapat mengenal budaya dan
nilai-nilai yang dianut oleh obyek yang diteliti.
18
Fandi Rosi Sarwo Edi, Teori Wawancara Psikodignostik, (Yogyakarta: PT. Leutika Nouvalitera,
2016), hlm. 1

xxii
Penggunaan dokumen ini berkaitan dengan apa yang disebut analisis isi.
Cara menganalisis ini dokumen ialah dengan memeriksa dokumen secara
sistematik bentu-bentuk komunikasi yang dituangkan secara tertulis dalam
bentuk dokumen secara obyektif.19
4. Teknik analisis data
Analisis data dilapangan bersama dengan proses pengumpulan data. Teknis
analisis data tersebut dilakukan di lapangan atau bahkan bersama dengan proses
pengumpulan data dan sesudahnya. Menurut Milles (1992) ada dua hal yang
penting dalam analisis tersebut; pertama, analisis data yang muncul berwujud kata-
kata dan bukan angka. Atau itu mungkin telah dikumpulkan dalam aneka macam
cara (observasi, wawancara, intisari dokumen, pita rekaman), dan biasanya
“diproses” kira-kira sebelum siap digunakan (melalui pencatatan, penegtikan,
penyuntingan, atau alih tulis, tetapi analisis ini tetap menggunakan kata-kata, yang
biasanya disusun ke dala teks yang diperlukan. Kedua, analisis ini terdiri dari tiga
alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan.20
Menurut Milles dan Hubermen bahwa penyajian data adalah sekumpulan
informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.
Milles dan Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data
reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.21
a. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya jika diperlukan.
Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer mini,
dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.

19
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006),
hlm. 225.
20
Tjipto Subadi, Metode Penelitian Kualitatif, (Surakarta: Penerbit Muhammadiyah University
Press Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2006), hlm. 68.
21
Sadu Siyoto, dan M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media
Publishing, 2015) hlm. 123.

xxiii
b. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendislpaykan
data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Yang
paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif
adalah dengan teks yang bersifat naratif.
Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami
apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
difahami. Selanjutnya disarankan, dalam melakukan display data, selain dengan
teks yang naratif, juga dapat berupa grafik, matrik, network (jejaring kerja) dan
chart.
Dalam reduksi data: memilih yang penting, membuat kategori, dan
membuang yang tidak penting. Langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Dalam mendisplaykan data, kategori yang sudah dibuat disusun kedalam
urutan sehingga strukturnya dapat difahami. Selanjutnya setelah dilakukan
analisis secara mendalam ternyata ada hubungan yang interaktifantara kategori
tersebut.
Dalam prakteknya tidak semudah ilustrasi yang diberikan, karena fenomena
sosial bersifat kompleks, dan dinamis, sehingga apa yang ditemukan pada saat
memasuki lapangan dan setelah berlangsung agak lama dilapangan akan
mengalami perkembangan data. Untuk itu maka peneliti harus selalu menguji
apa yang telah ditemukan pada saat memasuki lapangan yang masih bersifat
hipotesis itu berkembang atau tidak. Bila setelah lama memasuki lapangan
ternyata hipotesis yang dirumuskan selalu didukung oleh data pada saat
dikumpulkan di lapangan, maka hipotesis itu terbukti, dan akan berkembang
menjadi teori yang ditemukan secara induktif, berdasarkan data-data yang
ditentukan di lapangan, dan selanjutnya diuji melalui pengumpulan data yang
terus-menerus.
Bila pola-pola yang ditemukan telah didukung oleh data selama penelitian,
maka pola tersebut sudah menajdi pola baku yang tidak lagi berubah. Pola
tersebut selanjutnya akan didisplay pada laporan akhir penelitian.
c. Kesimpulan dan Verifikasi

xxiv
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman
adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan
bukti-bukti yang kuat yang mendukgung pada tahap pengumpulan data
berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke
lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel.
Dengan demikian kesimpulan pada penelitian kualitatif mungkin dapat
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga
tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah
dalam penelitian berada di lapangan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif
yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum
pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang
sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi
jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.
5. Keabsahan data
Suatu data yg bisa diyakini kebenarannya adalah data yg diperoleh serta
sesuai dengan berita lapangan sesudah dilakukan analisis secara akurat. buat
memutuskan keabsahan data serta memperoleh data yg valid, peniliti menggunakan
teknik antara lain;22
a. Ketekunan pengamatan
Ketekunan pada pengamatan bermaksud menemukantan tanda-tanda serta
unsur-unsur yang sangat relevan menggunakan situasi dan kondisi perosaalan
atau gosip yang akan dicari kemudian dirumuskan secara rinci supaya
mendapatkan data yg diharapkan. 23
Melakukan peningkatan dalam penekunan berarti melakukan pengamatan
secara lebih cermat dan berkesinambungan menggunakan peningkatan
ketekunan maka dapat meningkatkan dapat dipercaya data. sebab peneliti akan

22
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D,
(Bandung: CV. Alfabeta, Cetakan Ke-15, September 2012), hlm. 337-345.
23
Ibid...,hlm.177.

xxv
melakukan pengecekan ulang data buat mengetahui apakah data yg ditemukan
sahih atau tidak.24
b. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yg memanfaatkan suatu yang
lain diluar data buat melakukan pengecekan atau menjadi pembanding terhadap
data-data tadi. Triangulasi pada pengujian kredibilitas diartikan sebagi
pengecekan data dari banyak sekali asal menggunakan berbagai cara dan
berbagai saat, maka terdapat banyak sekali macam triangulasi, diantaranya;
1) Triangulasi sumber
Triangulasi sumber berfungsi untuk menguji data- data yg dilakukan
menggunakan cara mengecek data yang didapatkan dari aneka macam
sumber.
2) Triangulasi teknik
Triangulasi teknik dilakukan untuk menguji dengan cara melakukan
pengecekan records kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
Misalnya facts yang diperoleh melalui wawancara, lalu dicek dengan
observasi dan dokumentasi.
3) Triangulasi waktu
Terkait saat pula mensugesti kredebilitas data. Data yg dikumpulkan pada
pagi hari ketika narasumber masih pada keadaan segar sehingga pada
memberikan data bisa lebih kredibel.
Dalam penlitian ini peneliti akan lebih poly memakai triangulasi
sumber serta teknik. Yaitu peneliti membandingkan yang akan terjadi
wawancara dari beberapa informan menggunakan melakukan observasi
terhadap kenyataan yg sebenarnya pada lapanagan.
c. Kecukupan refrensi
Kecukupan refrensi memang hal yang harus dipenuhi dalam sebuah karya
ilmiah, kecukupan refrensi sangatlah dibutuhkan untuk menjadi pendukung
terhadap fokus penelitian. Refrensi yang dibutukan peniliti harus sesuai dengan
fokus yang ingin diteliti.
I. Sistematika Pembahasan

24
Ibid....,hlm.274.

xxvi
Untuk dapat mempermudah pemahaman, maka dari itu di perlukannya suatu
gambaran singkat mengenai isi dari penelitian ini yang dapat di rumuskan dalam
sistematika pembahasan, yang di maksud dengan sistematika pembahasan ini yaitu
rangkaian pembahasan proposal ini dengan pola sebagai berikut:
Bab I pendahuluan, pada bagian ini terdapat latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan setting penelitiang, telaah pustaka, kerangka
teori dan metode penelitian.
Bab II paparan data dan temuan, berisi seluruh data dan temuan penelitian yang
didapatkan peneliti di lokasi penelitian.
Bab III pembahasan, merupakan bagian terpenting karena didalamnya berisi tentang
Analisis Disposisi Matematis Ditinjau Dari Pemahaman Konsep Siswa
Bab IV penutup, merupakan bagian yang berisi kesimpulan dan saran dari hasil
penelitian.
Daftar pustaka, berisi daftar rujukan yang digunakan dalam penulisan proposal skripsi,
berupa buku, jurnal, majalah, koran ataupun lainnya.
J. Rencana Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian
Bulan ke-
No Kegiatan
6 7 8 9 10 11
1 Observasi awal 
2 Pengajuan Judul 
3 Penyusunan Proposal 
4 Seminar Proposal 
5 Memasuki lapangan/ penelitian 
6 Penyusunan skripsi  
7 Ujian skripsi 

xxvii
DAFTAR PUSTAKA

Adhiska, D. P., Fathurrohman, M. & Khaerunnisa, E. Analisis pemahaman konsep


matematis peserta didik pada materi aljabar. Wilangan 1, 67–78 (2020).
Atmaja, I. M. D. Koneksi Indikator Pemahaman Konsep Matematika Dan Keterampilan
Metakognisi1. Nusant. J. Ilmu Pengetah. Sos. 8, 2048–2056 (2020).
Danioyo. 2016. https://danioyo.wordpress.com(diakses 02 Februari 2020)
Febriyani, A., Hakim, A. R. & Nadun, N. Peran Disposisi Matematis terhadap Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematika. Plusminus J. Pendidik. Mat. 2, 87–100 (2022).
Hikmah, S. N. & Maskar, S. Pemanfaatan Aplikasi Microsoft Powerpoint Pada Siswa Smp
Kelas Viii Dalam Pembelajaran Koordinat Kartesius. J. Ilm. Mat. Realis. 1, 15–19
(2020).
Karunia, E. P. & Mulyono. Analisis kemampuan pemahaman konsep siswa kelas VII
berdasarkan gaya belajar dalam model knisley. Pros. Semin. Nas. Mat. 339 (2016)
doi:10.1016/j.ijmecsci.2014.08.026.
Maharani, L., Hartono, Y. & Hiltrimartin, C. Kemampuan pemahaman Konsep Siswa Pada
Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Generative Learning Di Kelas VIII
SMP Negeeri 6 Palembang. J. Pendidik. Mat. 7, 1–17 (2013).
Maisaroh, M. Disposisi Matematis Siswa Ditinjau Dari Kemampuan Menyelesaikan
Masalah Berbentuk Open Start Di SMP Negeri 10 Pontianak. J. Pendidik. dan
Pembelajaran Untan 6, 215219 (2017).
Nur Aliah, S., Sukmawati, S., Hidayat, W. & Eti Rohaeti, E. Analisis Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika Dan Disposisi Matematika Siswa Pada Materi
SPLDV. J. Pembelajaran Mat. Inov. 3, 91–98 (2020).
Radiusman, R. Studi literasi: pemahaman konsep siswa pada pembelajaran matematika.
FIBONACCI J. Pendidik. Mat. dan Mat. 6, 1–8 (2020).
Rifal, M., Kodirun, K. & Lambertus, L. Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
MTs Ditinjau Dari Disposisi Matematis Siswa. J. Pembelajaran Berpikir Mat.
(Journal Math. Think. Learn. 6, (2021).
Sadu Siyoto, dan M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media
Publishing, 2015) hlm. 123.
Suharsono, S. Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Disposisi Matematik Siswa
Sma Menggunakan Teknik Probing Prompting. Edusentris 2, 278 (2015).
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, (Bandung:

xxviii
CV. Alfabeta, Cetakan Ke-15, September 2012), hlm. 337-345.
Tjipto Subadi, Metode Penelitian Kualitatif, (Surakarta: Penerbit Muhammadiyah University Press
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2006), hlm. 68
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006),
hlm. 225.
Widyasari, N., Dahlan, J. A. & Dewanto, S. Meningkatkan Kemampuan Disposisi
Matematis Siswa Smp Melalui Pendekatan Metaphorical Thinking. FIBONACCI J.
Pendidik. Mat. dan Mat. 2, 28 (2016).

xxix

Anda mungkin juga menyukai