Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TUTORIAL KE-2

IDIK 4012/MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH/2 SKS


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)

Nama Penulis : Maysara, M.Pd.


Nama Penelaah : Riko Pernandes (856823049)
Status Pengembangan : Baru/Revisi*
Tahun Pengembangan : 2023.1

Skor Sumber Tugas


No Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial

Jawablah soal-soal berikut dengan benar dan rapi!


Uraikan jenis-jenis koordinasi
1. 40 Modul 3, KB 1

Uraikan prinsip-prinsip komunikasi yang harus


Modul 1, KB 2
2. diperhatkan kepala sekolah! 30

Bagaimana ssekolah melakukan hubungan dengan


orang tua siswa?
3. 30 Modul 2, KB 2

Jawaban:
1. Koordinasi dapat diidentifikasikan ke dalam koordinasi intern dan ekstern. Koordinasi
intern adalah koordinasi antarpejabat atau antarunit di dalam suatu lembaga; sedangkan
koordinasi ekstern adalah koordinasi antara pejabat dari berbagai lembaga atau
antarlembaga.Berdasarkan arah kegiatannya, dapat diidentifikasikan adanya koordinasi
vertikal, koordinasi horizontal, koordinasi fungsional, dan koordinasi diagonal.
Koordinasi vertikal terjadi antara para pejabat dengan bagian-bagian, sub-sub bagian dan
berbagai staf lembaga yang ada dibawahnya. Koordinasi horizontal yaitu koordinasi yang
terjadi antarpejabat yang memiliki tingkat hierarki yang sama dalam datu lembaga, dan
antirpejabat dari berbagai lembaga yang sederajat atau satu level. Koordinasi fungsional
adalah koordinasi yang terjadi antarpejabat, antarunit atau antarfembaga, atas dasar
kesamaan fungsi dan kepentingan Koordinasi diagonal adalah koordinasi antarpejabat
atau unit yang memiliki perbedaan, baik dalam fungsi maupun tingkat hierarkinya.
Adapun Handayaningrat dalam Mulyasa (2012) mengemukakan koordinasi berdasarkan
hubungan antara mengkoordinasikan dan pejabar yang dikoordinasikan sebagai berikut.
1.Koordinasi intern. Koordinasi intern terbagi menjadi tiga, yakni koordinasi yang
horizontal, dan diagonal. (1) Koordinasi vertikal atau struktural antara yang
mengkoordinasikan dengan yang dikoordinasikan secara struktural terdapat hubungan
hierarkis Hal ini dapat juga dikatakan koordinasi yang bersifat hierarkis, karena satu
dengan yang lainnya berada pada satu garis komando (line of command). (2) Koordinasi
horizontal, yaitu koordinasi fungsional, kedudukan antara yang mengkoordinasikan dan
yang dikoordinasikan setingkat eselonnya Menurut togas dan fungsinya keduanya
mempunyai kaitan satu sama lain sehingga perlu dilakukan koordinasi. (3) Koordinasi
diagonal yaitu koordinasi fungsional yang mengkoordinasikan mempunyai kedudukan
yang lebih tinggi eseloonya dibandingkan yang dikoordinasikan, tetapi satu dengan yang
lainnya tidak berada pada satu garis komando (line of command).

2.Koordinasi ekstern termasuk koordinasi fungsional. Dalam koordinasi ekstern yang


bersifat fungsional, koordinasi itu hanya bersifat horisontal dan diagonal.

2. Untuk kepentingan tersebut, kepala sekolah perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini:
1. bersikap terbuka, tidak memaksakan kehendak, tetapi bertindak sebagai fasilitator yang
mendorong suasana demokratis dan kekeluargaan;
2. mendorong para guru untuk mau dan mampu mengemukakan pendapatnya dalam
memecahkan suatu masalah, serta harus dapat mendorong aktivitas dan kreativitas guru;
3.mengembangkan kebiasaan untuk berdiskusi secara terbuka, dan mendidik guru-guru untuk
mau mendengarkan pendapat orang lain secara objektif (hal demikian dapat dilakukan
dengan jalan menengahi pembicaraan dan menterjemahkan pembicaraan orang lain untuk
dapat dipahami);
4.mendorong para guru dan pegawai lainnya untuk mengambil keputusan yang paling baik
dan menaati keputusan itu;
5.berlaku sebagai pengarah, pengatur pembicaraan, perantura, dan pengambil kesimpulan
secara redaksional.

3.Hubungan sekolah dengan orang tua peserta didik dapat dilakukan melalui Dewan Pendidikan,
Komite Sekolah, pertemuan pembagian buku laporan pendidikan, rekreasi atau studi banding
bersama, dan ceramah ilmiah. Hubungan sekolah dengan orang tua peserta didik dapat dilakukan
dalam berbagai bidang kehidupan, seperti pembelajaran, pengembangan bakat, pendidikan
mental, dan kebudayaan.
 Kerja sama dalam pembelajaran dimaksudkan untuk memberikan bantuan dan
kemudahan belajar kepada peserta didik, misalnya dalam mengerjakan pekerjaan rumah,
orang tua harus membantu menjelaskan hal-hal yang belum diketahui oleh anak. Kalau
belum mengerti tugas yang dibebankan kepada anaknya, orang tua harus menanyakan
kepada gurunya sehingga dapat membantu kelancaran belajar anaknya.
 Kerja sama dalam bidang pengembangan bakat dimaksudkan sehubungan dengan itu,
guru dapat memberitahukan kepada orang tua peserta didik mengenai bakat-bakat atau
potensi anak yang perlu dibina dan dikembangkan di rumah. Pembinaan dan
pengembangan bakat peserta didik di rumah dapat dilakukan langsung oleh orang tua,
keluarga, atau menitipkannya di lembaga-lembaga pendidikan luar sekolah, seperti
pesantren, dan kursus. Dengan demikian, bakat peserta didik yang belum berkembang
optimal di sekolah dapat disalurkan oleh orang tua. Hal ini juga merupakan cara yang
paling efektif untuk mencegah kenakalan peserta didik, dan kecenderungan keterlibatan
mereka dalam hal-hal yang negatif.
 Kerja sama dalam bidang pendidikan mental dilakukan terutama untuk menghadapi
masalah kesulitan belajar peserta didik karena kondisi rumah-tangga yang kacau,
misalnya, peserta didik tinggal dengan ibu tiri Rumah tangga yang kurang kondusif
tersebut sangat mempengaruhi mental peserta didik di sekolah, pemurung, atau
frustrasi.Situasi yang demikian perlu diupayakan agar tidak sampai mengganggu
perkembangan kepribadian peserta didik. Jika di sekolah terdapat asrama, pihak sekolah
dapat mengambil inisiatif untuk menyarankan peserta didik tersebut tinggal di asrama
agar pengaruh lingkungan keluarga yang kurang kondusif dapat ditekan dan dikurangi
sedemikian rupa.

 Kerja sama dalam bidang kebudayaan, terutama dalam penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar. Anak di sekolah diberi pelajaran bahasa Indonesia yang baik, tetapi
kalau di rumah iklimnya tidak baik, perkembangan bahasanya akan jelek. Oleh sebab itu,
orang tua harus berbahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga. Baik sinaasi rumah
maupun sekolah menunjang pembentukan kemampuan bahasa anak.

Anda mungkin juga menyukai