Pertemuan 11 - Model Sederhana Interaksi Sistem Transportasi
Pertemuan 11 - Model Sederhana Interaksi Sistem Transportasi
Sistem Transportasi
Pertemuan 9
G.W
Perjalanan : Pergerakan satu arah dari zona asal (origin) ke zona tujuan (destination).
Perjalanan : Pergerakan yang salah satunya atau kedua zona pergerakan adalah rumah
Berbasis Rumah (misalnya : perjalanan pelajar berangkat ke sekolah dari rumahnya)
Bangkitan : Perjalanan yang dibangkitkan berbasis rumah atau berbasis bukan rumah
Perjalanan (berbasis rumah: HBW, HBO, berbasis bukan rumah: NHB)
Tata Guna Lahan : fungsi aktivitas yang menjadi dasari terjadinya pergerakan.
G.W
Sistem Tata Guna
Lahan
( Kegiatan )
3. Pemilihan Moda
1. Bangkitan Pergerakan 2. Sebaran Pergerakan
Transportasi dan Rute
G.W
1. Bangkitan Pergerakan
𝑷𝑨 = 𝒇(𝑳𝑨 ) A B
𝑨𝑩 = 𝒇(𝑳𝑩 )
Dimana :
PA = Bangkitan pergerakan dari zona A
AB = Tarikan pergerakan ke zona B
LA = Tata guna lahan zona A
LB = Tata guna lahan zona B
G.W
Faktor yang Berpengaruh dalam Bangkitan Perjalanan :
1. Pola dan intensitas tata guna lahan dan perkembangannya di daerah studi.
2. Karakteristik sosio-ekonomi populasi perilaku perjalanan di daerah studi.
3. Kondisi dan kapabilitas sistem transportasi yang tersedia di daerah studi
dan skema perkembangannya.
G.W
Prinsip Model Estimasi Bangkitan Perjalanan
• Prinsip pemodelan adalah menghasilkan hubungan (fungsi) yang mengkaitkan tata guna lahan
dengan jumlah pergerakan yang memasuki dan meninggalkan zona dengan definisi pergerakan
sebagai: a one way journey from an origin to a destination for a particular main purpose.
Besarnya pergerakan dari zona A ke zona B merupakan fungsi dari tipe dan intensitas tata guna
lahan di zona A dan zona B (PA dan PB ) dan besarnya faktor kemudahan pencapaian (aksesibilitas)
zona tujuan B dari zona A.
𝑷𝑨 . 𝑨𝑩
Persamaan yang digunakan : 𝑸𝑨𝑩 = .𝒌
𝑻𝑸𝑨𝑩
Dimana :
QAB = Arus lalu lintas dari zona A ke zona B
PA = Bangkitan pergerakan dari zona A
AB = Tarikan pergerakan ke zona B
TQAB = Waktu tempuh lalu lintas dari zona A ke zona B
k = Konstanta penyeimbang sebaran pergerakan
G.W
3.Pemilihan Moda
Transportasi dan Rute
Dalam pemilihan moda transportasi dan rute tentunya akan mempertimbangkan karakteristik dan moda
transportasi dan setiap alternatif rute untuk setiap moda transportasi yang tersedia.
Secara konsep, jika terdapat beberapa alternatif rute, maka kondisi keseimbangan menurut Wardrop
(1952) adalah arus lalu lintas akan mengatur dirinya sendiri sehingga waktu tempuh untuk semua
alternatif rute yang tersedia sama.
Sehingga persamaan kondisi keseimbangan tercapai jika :
Dimana :
TQAB (1) = Waktu tempuh lalu lintas dari zona A ke zona B menggunakan rute 1
TQAB (2) = Waktu tempuh lalu lintas dari zona A ke zona B menggunakan rute 2
G.W
Studi Kasus
Analisis dampak yang terjadi pada sistem pergerakan ( T ) jika terjadi perubahan pada sistem kegiatan ( L ).
Contoh : Terdapat dua buah zona A dan zona B. Zona A adalah zona permukiman dan zona B adalah zona
lapangan kerja. Populasi zona A adalah 50.000 orang, sedangkan jumlah lapangan pekerjaan di zona B yang
tersedia adalah 15.000. Presentase usia kerja di zona A = 90%. Zona A dan zona B dihubungkan 2 (dua) buah rute
(rute 1 dan rute 2) dengan karakteristik sebagai berikut :
R1
A B
R2
G.W
Pertanyaan :
1. Jika hanya rute 1 yang beroperasi, berapa arus lalu lintas yang bergerak dari zona A dan
zona B ?
2. Jika hanya rute 2 yang beroperasi, berapa arus lalu lintas yang bergerak dari zona A ke
zona B ?
3. Jika rute 1 dan rute 2 yang beroperasi, berapa arus lalu lintas yang bergerak dari zona A
ke zona B pada setiap rute ? Rute mana yang lebih tinggi ?
G.W
Penyelesaian
1. Jika hanya rute 1 yang beroperasi, berapa arus lalu lintas yang bergerak dari zona A dan zona B ?
𝑸𝟏
𝟏 − (𝟏 − 𝑰𝑻𝑷𝟏 ) 𝑪𝟏
𝑻𝑸𝟏 = 𝑻𝒐𝟏
𝑸𝟏
𝟏 − 𝑪𝟏
𝑸𝟏 𝑸𝟏
𝟏 −(𝟏 −𝟎,𝟑) 𝟏 −(𝟎,𝟕) 𝟑𝟓𝟎𝟎 −𝟎,𝟕𝑸𝟏
𝟑𝟓𝟎𝟎 𝟑𝟓𝟎𝟎
𝑻𝑸𝟏 = 𝟐𝟎 𝑸𝟏 = 𝟐𝟎 𝑸𝟏 = 𝟐𝟎
𝟏−𝟑𝟓𝟎𝟎 𝟏−𝟑𝟓𝟎𝟎 𝟑𝟓𝟎𝟎 −𝑸𝟏
𝑄11 = 25842 𝑘𝑒𝑛𝑑/𝑗𝑎𝑚 Dari kedua hasil tersebut, yang memungkinkan melalui
𝑄12 = 3265 𝑘𝑒𝑛𝑑/𝑗𝑎𝑚 rute 1 adalah 𝑄12 = 3265 kend/jam
G.W
Dengan didapatkanya arus lalu lintas zona A ke zona B pada rute 1 Q1= 3265 kend/jam, maka
waktu tempuh dapat dihitung :
𝟑𝟑𝟕. 𝟓𝟎𝟎
𝑸𝑨𝑩 =
𝑻𝑸𝑨𝑩
𝟑𝟑𝟕. 𝟓𝟎𝟎
𝟑𝟐𝟔𝟓 =
𝑻𝑸𝑨𝑩
𝟑𝟑𝟕. 𝟓𝟎𝟎
𝑻𝑸𝑨𝑩𝟏 =
𝟑𝟐𝟔𝟓
Jadi apabila hanya rute 1 yang beroperasi, maka jumlah pergerakan arus lalu lintas yang
terjadi yaitu sebesar 3265 kendaraan/jam dengan waktu tempuh 103,8 menit.
G.W
2. Jika hanya rute 2 yang beroperasi, berapa arus lalu lintas yang bergerak dari zona A dan zona B ?
𝑸𝟐
𝟏 − (𝟏 − 𝑰𝑻𝑷𝟐 ) 𝑪𝟐
𝑻𝑸𝟐 = 𝑻𝒐𝟐
𝑸𝟐
𝟏−
𝑪𝟐
𝑸𝟐 𝑸𝟐
𝟏 −(𝟏 −𝟎,𝟗) 𝟏 −(𝟎,𝟏) 𝟐𝟎𝟎𝟎 −𝟎,𝟏𝑸𝟐
𝟐𝟎𝟎𝟎 𝟐𝟎𝟎𝟎
𝑻𝑸𝟐 = 𝟑𝟓 𝑸𝟐 = 35 𝑸𝟐 = 35
𝟏−𝟐𝟎𝟎𝟎 𝟏−𝟐𝟎𝟎𝟎 𝟐𝟎𝟎𝟎 −𝑸𝟐
G.W
Subtitusi Persamaan Kebutuhan Transportasi dan Prasaran Transportasi
𝑄21 = 114748 𝑘𝑒𝑛𝑑/𝑗𝑎𝑚 Dari kedua hasil tersebut, yang memungkinkan melalui
𝑄22 = 1681 𝑘𝑒𝑛𝑑/𝑗𝑎𝑚 rute 1 adalah 𝑄22 = 1681 kend/jam
G.W
Dengan didapatkanya arus lalu lintas zona A ke zona B pada rute 2 Q2= 1681 kend/jam, maka
waktu tempuh dapat dihitung :
𝟑𝟑𝟕. 𝟓𝟎𝟎
𝑸𝑨𝑩 =
𝑻𝑸𝑨𝑩
𝟑𝟑𝟕. 𝟓𝟎𝟎
𝟏𝟔𝟖𝟏 =
𝑻𝑸𝑨𝑩
𝟑𝟑𝟕. 𝟓𝟎𝟎
𝑻𝑸𝑨𝑩𝟐 =
𝟏𝟔𝟖𝟏
Jadi apabila hanya rute 2 yang beroperasi, maka jumlah pergerakan arus lalu lintas yang
terjadi yaitu sebesar 1681 kendaraan/jam dengan waktu tempuh 201 menit.
G.W
3. Jika rute 1 dan rute 2 yang beroperasi, berapa arus lalu lintas yang bergerak dari zona A dan zona B ?
𝑻𝑸𝟏 = 𝑻𝑸𝟐
𝟕𝟎. 𝟎𝟎𝟎 − 𝟏𝟒𝑸𝟏 𝟕𝟎. 𝟎𝟎𝟎 − 𝟑, 𝟓𝑸𝟐
=
𝟑𝟓𝟎𝟎 − 𝑸𝟏 𝟐𝟎𝟎𝟎 − 𝑸𝟐
G.W
Persamaan TAB diubah menjadi T gabungan :
𝟑𝟑𝟕𝟓𝟎𝟎 𝟑𝟑𝟕𝟓𝟎𝟎
𝑻𝑨𝑩 = 𝑻𝑨𝑩 =
𝑸𝑨𝑩 𝑸𝟏 + 𝑸𝟐
𝟏, 𝟎𝟓 𝒙 𝟏𝟎𝟖 + 𝟓𝟕𝟕𝟓𝟎𝑸𝟐
𝑸𝟏 =
𝟒𝟐𝟎𝟎𝟎 + 𝟏𝟎, 𝟓 𝑸𝟐
Setelah didapatkan nilai Q1 dan Q2 maka waktu tempuh apabila rute 1 dan rute 2 beroperasi
bersama adalah :
𝟑𝟑𝟕𝟓𝟎𝟎 𝟑𝟑𝟕𝟓𝟎𝟎
𝑻𝑨𝑩 = = = 𝟕𝟖 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕
𝑸𝟏 + 𝑸𝟐 𝟑𝟏𝟕𝟐 + 𝟏𝟏𝟓𝟒
Jadi apabila rute 1 dan rute 2 yang beroperasi, dengan total pergerakan Q1 + Q2 adalah
4326 kend/jam maka waktu tempuh menjadi 78 menit.
G.W
Seluruh hasil perhitungan nilai arus dan waktu tempuh untuk setiap rute direkap menjadi :
G.W
G.W