Anda di halaman 1dari 23

KETERKAITAN TATA GUNA LAHAN

DAN TRANSPORTASI
Endang Widjajanti
Tata guna lahaan
Tata guna lahan adalah sebuah pemanfaatan lahan dan penataan lahan yang dilakukan
sesuai dengan kodisi eksisting alam.
Tata guna lahan berupa:
Kawasan permukiman
Kawasan permukiman ini ditandai dengan adanya perumahan yang disertai prasana
dan sarana serta infrastrukutur yang memadai. Kawasan permukiman ini secara sosial
mempunyai norma dalam bermasyarakat. Kawasan ini sesuai pada tingkat kelerengan
0-15% (datar hingga landai).

Kawasan perumahan
Kawasan perumahan hanya didominasi oleh bangunan-bangunan perumahan dalam
suatu wilayah tanpa didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Kawasan ini
sesuai pada tingkat kelerengan 0-15% (datar hingga landai).

Kawasan perkebunan
Perkebunan ini ditandai dengan dibudidayakannya jenis tanaman yang bisa
menghasilkan materi dalam bentuk uang. Kawasan ini sesuai pada tingkat kelerengan
8-15% (landai).

Kawasan pertanian
Kawasan pertanian
Kawasan pertanian ditandai oleh adanya jenis budidaya satu tanaman saja.
Kawasan ini sesuai pada tingkat kelerengan 8-15% (landai).
Kawasan ruang terbuka hijau
Kawasan terbuka hijau ini dapat berupa taman yang hanya ditanami oleh
tumbuhan yang rendah dan jenisnya sedikit. Namun dapat juga berupa hutan yang
didominasi oleh berbagai jenis macam tumbuhan. Kawasan ini sesuai pada tingkat
kelerengan 15-25% ( agak curam ).
Kawasan perdagangan
Kawasan perdagangan ini biasanya ditandai dengan adanya bangunan pertokoan
yang menjual berbagai macam barang. Kawasan ini sesuai pada tingkat kelerengan
0-8% ( datar )
Kawasan industri
Kawasan industri ditandai dengan adanya proses produksi baik dalam jumlah kecil
maupun dalam jumlah besar. Kawasan ini sesuai pada tingkat kelerengan 8-15% (
hingga landai ).
Kawasan perairan
Kawasan perairan ini ditandai oleh adanya aktifitas perairan, seperti budidaya ikan,
pertambakan, irigasi, dan sumber air bagi wilayah dan sekitarnya
Teori tata guna lahan - empiris
a. Konsep Zona Konsentrik (Burgess 1923, model ini
diangkat dari kasus kota Chicago sbg. kota radial,
berlapis-lapis).
b. Konsep Sektor/Busur daerah (Hoyt 1939, memperbaiki
konsep Konsentrik, bahwa ada area kota yang
berkembang secara busur/sektor karena faktor
kebutuhan kedekatan antar guna lahan yang sama)
c. Konsep Pusat Ganda (McKenzie 1933 dan Harris &
Ullman 1945, berpendapat kota tdk selalu berkembang
dari satu pusat kota tapi sering punya banyak pusat
kota; makin besar kotanya, makin banyak pusatnya).
Teori tata guna lahan
a. Teori Klasik guna lahan (Alonso 1960): bersumber pada
teori ekonomi yaitu interaksi nilai lahan dan penggunaan
lahan (antara permintaan dan penyediaan).
b. Teori guna lahan yang berorientasi ke Transportasi (Wingo
1961) berbasis teori ekonomi yaitu keseimbangan antara
kemampuan membayar transportasi dengan nilai lahan
(akibat fungsi jarak ke pusat kota). Yang jauh, nilai lahan
murah tapi biaya angkutan mahal.
c. Teori nilai sosial (Walter Firey 1947) bahwa lahan tdk hanya
dilihat secara ekonomis tapi juga nilai sosial, rasa (taste)
dan simbol. Meskipun jauh dari kota bisa mahal karena
sudah jadi simbol perumahan orang kaya
transportasi
• usaha memindahkan, menggerakkan,
mengangkut, atau mengalihkan suatu obyek
dari suatu tempat ke tempat lain.
TATA GUNA LAHAN & TRANSPORTASI

a. Perubahan/peningkatan guna lahan akan membangkitkan perjalanan;


b. Meningkatnya guna lahan akan meningkatkan tingkat permintaan
pergerakan yang akhirnya memerlukan penyediaan prasarana transportasi;
c. Pengadaan prasarana transportasi akan meningkatkan daya hubung parsial
d. Naiknya daya hubung akan meningkatkan harga/nilai lahan;
e. selanjutnya akan menentukan pemilihan lokasi yang akhirnya menghasilkan
perubahan sistem guna lahan.
SISTEM TRANSPORTASI MAKRO
a. Sistem Kegiatan
• Jenis kegiatan tertentu yang akan membang-
kitkan pergerakan dan akan menarik perge-rakan
dalam proses pemenuhan kebutuhan.
b. Sistem Transportasi
• Meliputi sistem transportasi jalan raya, kereta api,
terminal bus, bandara dan pelabuhan.
c. Sistem Pergerakan
• Sistem rekayasa dan manajemen lalu lintas untuk
menciptakan pergerakan yang aman, cepat,
nyaman, murah, handal, dan sesuai dengan
lingkungan.
d. Sistem Kelembagaan
• Meliputi individu, kelompok, lembaga, dan instansi
pemerintah serta swasta yang terlibat secara langsung
maupun tidak langsung dalam setiap sistem
transportasi mikro tersebut, yaitu :
1. Sistem Kegiatan (KT)
• Bapenas, Bappeda Tingkat I dan II, Bangda, Pemda
2. Sistem Jaringan (PT)
• Departemen Perhubungan (Darat, Laut, Udara),
Bina Marga
3. Sistem Pergerakan (RL & ML)
• DLLAJ, Organda, Polantas, masyarakat.
Sistem KT Dan PT Dalam Berbagai Tingkat Administrasi Daerah

RTRW Nasional Sistem Transportasi Nasional


(Sistranas)

RTRW Propinsi Sistem Transportasi Regional


Propinsi

RTRW Kabupaten/Kota Sistem Transportasi Regional


Kabupaten/Kota

RTRW Kawasan Sistem Transportasi Kawasan

Gambar 2.2. Keterkaitan RTRW dan Prasarana Transportasi Pada Berbagai Tingkat
AKSESIBILITAS
• adalah konsep yang menggabungkan pengaturan
tata guna tanah secara geografis dengan sistem
transportasi yang menghubungkannya .

JARAK JAUH AKSESIBILITAS AKSESIBILITAS


RENDAH MENENGAH
DEKAT AKSESIBILITAS AKSESIBILITAS TINGGI
MENENGAH
KONDISI PRASARANA SANGAT JELEK SANGAT BAIK
PEMODELAN TRANSPORTASI
• Model adalah representasi atau simplifikasi
dari dunia nyata/realita
• Tujuan utama model adalah mengestimasi
perilaku sistem tertentu di alam terhadap
perubahan-perubahan yang mungkin terjadi
• Model Transportasi adalah model perilaku
dasar interaksi antar komponen sistem
transportasi dan model interaksi komponen
sistem transportasi dengan waktu
PEMODELAN TRANSPORTASI
Kriteria model transportasi yang baik :
• Akurasi model sesuai tujuan dan lingkup kajian
• Praktis dan ekonomis dalam penggunaan
• Parameternya sesuai dengan tujuan dan lingkup
kajian
• Mampu menjelaskan proses interaksi komponen
transportasi tinjauan
• Dimensi ruang yang mencukupi
• Mempunyai tingkat keterandalan yang baik
WILAYAH STUDI (STUDY AREA)
• Wilayah studi adalah suatu wilayah administrasi yang dapat
merupakansuatu bentuk yang kompleks, dimana jaringan jalan,
bangunan-bangunan dan pusat-pusat kegiatan sosial, ekonomidan
budaya saling berinteraksi.
• Wilayah studi harus ditentukan dengan jelas batas-batasnya
(menggunakan) garis kordon.
• Daerah studi ini misalnya dapat berupa kawasan pengembangan,
batas administrasi wilayah, atau pusat kota dsb.
• Daerah perencanaan (Planning Area) biasanya meliputi wilayah
yang telah terbangun (developed area) ditambah daerah yang akan
dibangun (undeveloped land) dalam 20 atau 30 tahun mendatang.
UNSUR WILAYAH STUDI
• beberapa zona, baik zona internal maupun zona eksternal.
• masing-masing zona tersebut dihubungkan oleh beberapa
ruasjalan.
• ruas jalan (link) ditandai dengan dua titik ujung yang diberi
nomor(Node).
• penghubung pusat zona (centroid connector) adalah jenis
ruas jalan yang bersifat abstrak yang menghubungkan
setiap pusat zonadengan sistem jaringan jalan.
• Semua titik simpul (node) dan pusat zona (centroid) diberi
nomortertentu, dan setiap ruas jalan dan ruas
penghubungdiidentifikasikan dengan nomor-nomor di
kedua ujungnya.f.Jadi, jaringan jalan terdiri dari
sekumpulan ruas jalan dan titik-titikpotongnya.
UNSUR WILAYAH STUDI
• Daerah kajian dibagi menjadi N sub-daerah yang disebut zona,dan
masing-masing zona tersebut dinyatakan dengan pusat zonanya.
• Pusat zona (centroid) dianggap sebagai tempat dimana
semuaperjalanan yang berasal dari zona ini berawal dan tempat
kemanasemua perjalanan yang menuju tempat tersebut berakhir.
• Biasanya batas antar zona ini mengikuti batas-batas wilayah
administratif. Hal ini perlu dilakukan untuk kemudahan
pengumpulan data, terutama data sekunder yang didapatkan
daribadan pemerintah atau instansi lain.
• Pemeriksaan silang (cross checking ) dan perbandingan statistik juga
dapat dilakukan dengan hasil studi lain jika masing-masing
menggunakan wilayah studi dan batas zona yang sama
ZONA
• Zona adalah daerah geografis yang digunakan untuk menempatkan
data, dalam hal ini asal dan tujuan perjalanan. Perjalanan
kemudian ditentukan sebagai suatu perjalanan antara masing-
masing zone tersebut. Seluruh perjalanan dijumlahkan secara
bersama-sama, dan hasil dari survei dapat diringkas kedalam suatu
bentuk matrik perjalanan.
• Data populasi, keluarga, pegawai, tempat kerja, prasarana,
kendaraan-kendaraan yang terdaftar, dapat diringkas berdasarkan
zona
• Zona internal adalah terdapat didalam daerah studi, zona-zona ini
biasanya kecil dan akan direfleksikan satu tata guna lahan serta atas
alam/topografi.
• Zonaeksternal (diluar daerah studi menjadi semakin besar bilan
letaknya semakin jauh dari daerah studi, mengingat pengaruhnya
terhadap daerah studi dan arus lalu lintasnya menjadi kurang.
GARIS KORDON (CORDON LINE)

• Cordon line menunjukkan batas-batas wilayah studi


• Guna mengakomodir kebutuhan yang akan datang,
penetapan garis kordon harus mempertimbangkan
jurisdiksi politik, batas daerah sensus, dan batas alam.
• Garis kordon sedapat mungkin memotong jalan
keluar/masuk sesedikit mungkin.
PEMBAGIAN ZONA (ZONING)
• Membagi wilayah studi menjadi Zona Analisis Transportasi (ZAT)
mewakili relasi antara kegiatan, perjalanan, dan transportasi
dengan lokasi fisik di daerah studi.
• Variasi ukuran ZAT tergantung
• kepadatan dan
• lingkup pengembangan/pembangunan.
• Perkotaan ZAT ≥ 10 km2.
• Usahakan zona ZAT seragam atau homogen
• zona perumahan
• zona perdagangan
• zona perkantoran
• zona industri dsb.
• Zona juga direncanakan mempunyai pembangkit perjalanan (traffic
generator) relatif homogen dan terukur sehingga hanya 10% atau
15% dari perjalanan yang lintas zona.
• Zona harus sesuai dengan jaringan transportasi yang ada. Sebagai
pedoman umum, jaringan transportasi harus merupakan batas zona.
ZONA EKSTERNAL

CENTROID ZONA INTERNAL

Cordon line

ZONA EKSTERNAL
LINKS DAN NODES

• Links mewakili ruas jalan (atau jalan kereta api dsb) yang
homogen.
• Nodes adalah titik-titik perpotongan links.
• Suatu sistem links dan nodes disebut Jaringan (Network),
menunjukkan rangkaian jalan atau rute transportasi lainnya.
• Peta daerah studi umumnya telah memuat geometri sistem
transportasi yang ada.
• Dalam suatu jaringan, tergambar pusat2 aktifitas (zone
centroids) yang saling terhubung ke nodes dengan links
imaginer yang disebut penghubung centroid (centroid
connector). Centroid biasanya digunakan sebagai titik2
“muat” trips (perjalanan) ke dalam jaringan.
JARINGAN TRANSPORTASI

Anda mungkin juga menyukai