Anda di halaman 1dari 28

DASAR-DASAR TRANSPORTASI

Eriza islakul ulmi S.T., M.T.


NIDN 11 221092 01

Pertemuan II
KRITERIA
PEMILIHAN
STRUKTUR RUANG
Terdapat beberapa konsep perencanaan
transportasi yang berkembang sampai dengan saat
ini, yang paling populer adalah “Model Perencanaan
Transportasi Empat Tahap” yang merupakan
gabungan dari beberapa submodel yang masing-
masing harus dilakukan secara terpisah dan
berurutan.

Sub model tersebut adalah:


 Aksesibilitas
 Bangkitan dan tarikan pergerakan
 Sebaran pergerakan
 Pemilihan moda
 Pemilihan rute
 Arus lalulintas dinamis
Bangkitan dan Tarikan
Pergerakan
 Umum

 Jenis Tata Guna Lahan

 Intensitas Aktivitas Tata Guna Lahan


BANGKITAN DAN PERGERAKAN
Umum  Bangkitan pergerakan adalah tahapan pemodelan
yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu
zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang tertarik ke
suatu tata guna lahan atau zona. Pergerakan lalu lintas merupakan
fungsi tata guna lahan yang menghasilkan pergerakan lalu lintas.
Bangkitan Lalu Lintas mencakup:
1. Lalu lintas yang meninggalkan suatu lokasi
2. Lalu lintas yang menuju atau tiba ke suatu lokasi
Gambar Bangkitan dan Tarikan Pergerakan (Wells, 1975)
Hasil keluaran dari perhitungan bangkitan dan tarikan lalu
lintas berupa jumlah kendaraan, orang, atau angkutan
barang per satuan waktu (misalnya: kendaraan/jam).
Kita dapat dengan mudah menghitung jumlah orang atau
kendaraan yang masuk atau keluar dari suatu luas tanah
tertentu dalam satu hari (atau satu jam) untuk
mendapatkan bangkitan atau tarikan pergerakan.

Bangkitan dan tarikan lalu lintas tergantung dari aspek:


1. Jenis tata guna lahan
2. Jumlah aktivitas (dan intensitas) pada tata guna
lahan.
 Jenis Tata Guna Lahan  Jenis tata guna lahan
yang berberda (permukiman, pendidikan dan komersial)
mempunyai ciri bangkitan lalu lintas yang berbeda:
1. Jumlah arus lalu lintas
2. Jenis lalu lintas (pejalan kaki, truk, mobil)
3. Lalu lintas pada waktu tertentu (kantor menghasilkan arus lalu
lintas pada pagi dan sore hari, sedangkan pertokoan
menghasilkan arus lalu lintas sepanjang hari)
Contoh Jumlah dan jenis lalu lintas (Black, 1978) di Amerika
Serikat

 1 ha perumahan menghasilkan 60 – 70 pergerakan kendaraan


perminggu
 1 ha perkantoran menghasilkan 700 pergerakan perhari
 1 ha tempat parkir umum menghasilkan 12 pergerakan kendaraan
perhari

Jumlah dan jenis lalu lintas yang dihasilkan setiap tata guna
lahan merupakan hasil dari fungsi parameter sosial dan ekonomi
Tabel beberapa contoh Bangkitan dan Tarikan pergerakan dari
berbagai aktivitas tata guna lahan, dari berbagai kajian di AS
 Intensitas Aktivitas Tata Guna Lahan  Bangkitan
pergerakan bukan saja beragam dalam jenis tata guna lahan, tetapi
juga aktivitasnya. Semakin tinggi tingkat penggunaan sebidang
tanah, semakin tinggi pergerakan arus lalu lintas yang dihasilkan.
Salah satu ukuran intensitas aktivitas sebidang tanah adalah
kepadatannya
Tabel Bangkitan Lalu Lintas, Jenis Perumahan dan
Kepadatannya

Karena bangkitan lalu lintas berkaitan dengan jenis dan


intensitas perumahan, hubungan antara bangkitan lalu lintas
dan kepadatan permukiman menjadi tidak linear
SEBARAN
PERGERAKAN
Umum
Pemisahan Ruang
Intensitas Tata Guna Lahan
Pemisahan Ruang dan Intensitas
Tata Guna Lahan
 Umum  Sebaran pergerakan
merupakan tahap ketiga dari lima
tahap yang menghubungkan
interaksi antara tata guna lahan,
jaringan transportasi, dan arus lalu
lintas. Pola spasial arus lalu lintas
adalah fungsi dari tata guna lahan
dan sistem jaringan transportasi
Gambar pola spasial pergerakan kendaraan di Kota
Bandung (Tamin, 1995c)
Pemisahan Ruang  Jarak antara dua buah tata
guna lahan merupakan batas pergerakan. Jarak yang jauh atau
biaya yang besar akan membuat pergerakan antara dua buah tata
guna lahan menjadi lebih sulit (aksesibilitas rendah). Oleh karena itu
pergerakan arus lalu lintas cenderung meningkat jika jarak antara
kedua zonanya semakin dekat, orang lebih menyukai perjalanan
pendek dari pada perjalanan panjang. Pemisahan ruang tidak
hanya ditentukan oleh jarak, tetapi juga ditentukan oleh hambatan
perjalanan yang diukur dengan waktu dan biaya yang diperlukan
Intensitas Tata Guna Lahan  Makin tinggi
tingkat aktivitas tata guna lahan, semakin tinggi pula tingkat
kemampuannya dalam menarik lalu lintas. Contohnya pasar
swalayan menarik arus pergerakan arus lalu lintas dibandingkan
rumah sakit untuk luas lahan yang sama
 Pemisahan Ruang dan Intensitas Tata Guna Lahan  Daya tarik
suatu lahan akan berkurang dengan semakin meningkatnya jarak
(dampak pemisahan ruang). Tata guna lahan cenderung menarik
pergerakan lalu lintas dari tempat yang lebih dekat dibandingkan
dengan dari tempat yang lebih jauh.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai