Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI

Diajukan Utnuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Aspek Hukum Dalam
Ekonomi

Dosen Pengampu : Agus Sani, SE.,M.Sc

Di Susun Oleh :

RYKA SOFIE SURURI

NPM : 2305180036

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATRA UTARA

2024/2025
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah tentang "Aspek Hukum
Dalam Ekonomi".Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan Makalah ini. Tentunya, tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam Makalah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
Makalah ini.Kami berharap semoga Makalah yang kami susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca.

Medan, 18 April 2024

penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
BAB I....................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.1 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
1.2 Tujuan .......................................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 3
2.1 Analisis Hukum ................................................................................................................. 3
2.2 Tinjauan Kasus ................................................................................................................. 5
BAB III .................................................................................................................................... 7
PENUTUP ............................................................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 7
3.2 Saran ............................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Korupsi telah menjadi sebuah tumor yang merajalela di berbagai aspek kehidupan
masyarakat Indonesia, mengancam fondasi demokrasi dan pembangunan yang
berkelanjutan. Dalam konteks ekonomi, korupsi tidak hanya merugikan keuangan
negara, tetapi juga menghambat pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan
berkelanjutan. Salah satu sektor yang terkena dampak serius dari praktik korupsi
adalah perdagangan komoditas, di mana transaksi besar-besaran sering kali menjadi
sasaran empuk bagi oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Kasus korupsi
komoditas timah yang melibatkan suami dari seorang public figure dan beberapa
pihak lainnya menjadi cerminan nyata dari betapa merajalelanya korupsi di sektor ini.
Indonesia, sebagai salah satu produsen terkemuka timah di dunia, seharusnya
menjadi contoh dalam menjalankan perdagangan komoditas yang transparan, efisien,
dan berintegritas. Namun, realitas di lapangan seringkali menunjukkan sebaliknya.
Kasus-kasus korupsi yang terjadi dalam perdagangan komoditas timah merupakan
bukti bahwa masih banyak pejabat dan oknum bisnis yang memanfaatkan jabatan dan
koneksi mereka untuk kepentingan pribadi, dengan mengabaikan konsekuensi sosial
dan ekonomi yang meluas.
Perdagangan komoditas timah memiliki peran strategis dalam perekonomian
Indonesia, baik sebagai sumber pendapatan negara maupun sebagai penyumbang
lapangan kerja bagi masyarakat. Oleh karena itu, penanganan serius terhadap kasus
korupsi dalam sektor ini menjadi sangat penting. Langkah-langkah nyata dan tegas
harus diambil untuk memberantas praktik-praktik korupsi, serta membangun sistem
perdagangan yang lebih transparan, akuntabel, dan berkeadilan.
Dengan memahami konteks yang kompleks ini, maka analisis mendalam terhadap
kasus korupsi komoditas timah menjadi relevan dalam upaya memahami akar
permasalahan, menganalisis faktor-faktor yang memfasilitasi terjadinya tindak pidana
korupsi, dan memberikan rekomendasi kebijakan yang tepat untuk pencegahan di
masa depan.

1.1 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah dalam studi ini
adalah:
1. Apa saja faktor yang memicu terjadinya tindak pidana korupsi dalam perdagangan
komoditas timah yang melibatkan suami dari seorang public figure dan pihak
lainnya?
2. Undang-undang apa saja yang dilanggar oleh tersangka dalam kasus korupsi
komoditas timah tersebut?
3. Bagaimana cela hukum memfasilitasi tersangka untuk dengan "mudah"
melakukan tindak pidana korupsi tersebut?

1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis faktor-faktor yang memfasilitasi terjadinya tindak pidana korupsi
dalam perdagangan komoditas timah yang melibatkan suami dari seorang public
figure dan pihak lainnya.
2. Mengidentifikasi undang-undang yang dilanggar oleh tersangka dalam kasus
korupsi komoditas timah tersebut.
3. Memahami cela hukum yang memungkinkan tersangka untuk dengan "mudah"
melakukan tindak pidana korupsi, serta memberikan rekomendasi untuk
pencegahannya di masa depan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Analisis Hukum


Kasus korupsi komoditas timah yang melibatkan suami dari seorang public figure
dan beberapa pihak lainnya merupakan fenomena yang mencerminkan kompleksitas
permasalahan hukum dan kebijakan di Indonesia. Dalam melakukan tindak pidana
korupsi terkait perdagangan komoditas timah, tersangka diduga melanggar beberapa
undang-undang, antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak


Pidana Korupsi
Undang-undang ini menjadi landasan hukum utama dalam menindak dan
memberantas korupsi di Indonesia. Tindakan korupsi yang dilakukan oleh
tersangka termasuk dalam ranah pidana yang diatur dalam undang-undang ini.
Pasal-pasal dalam UU Pemberantasan Korupsi memberikan dasar hukum bagi
penuntutan terhadap pelaku korupsi, termasuk dalam hal perdagangan komoditas
seperti timah.
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
Tindakan korupsi seringkali diikuti dengan upaya pencucian uang untuk
menyembunyikan jejak dan hasil dari tindakan koruptif tersebut. Undang-undang
ini memberikan landasan hukum dalam menangani tindakan pencucian uang yang
terkait dengan kasus korupsi. Pencucian uang merupakan tindak lanjut dari
korupsi yang merugikan keuangan negara dan kepentingan masyarakat secara
luas. Dengan demikian, penanganan tindak pidana pencucian uang menjadi
penting sebagai bagian dari upaya pemberantasan korupsi secara menyeluruh.
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Dalam melakukan korupsi terkait perdagangan komoditas timah,
tersangka juga melanggar prinsip pelayanan publik yang seharusnya dijalankan
dengan transparan, efektif, dan efisien. Undang-undang ini mengatur tentang hak

3
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang baik dari instansi pemerintah.
Dalam konteks perdagangan komoditas, pelayanan publik yang buruk atau
tercemar oleh praktik korupsi dapat merugikan masyarakat secara langsung dan
tidak sesuai dengan prinsip good governance.

Selain melanggar undang-undang tersebut, tersangka dalam kasus korupsi


komoditas timah juga secara tidak langsung melanggar nilai-nilai etika dan moral dalam
tata kelola bisnis dan pemerintahan. Korupsi merusak integritas sistem hukum dan
pemerintahan, serta memperburuk iklim investasi dan bisnis di Indonesia.Cela hukum
yang memfasilitasi tersangka untuk dengan "mudah" melakukan tindak pidana korupsi
tersebut dapat dianalisis dari beberapa aspek:

A. Ketidaktransparanan dan Ketidakcukupan Pengawasan


Sistem pengawasan yang lemah dan kurangnya transparansi dalam proses
perdagangan komoditas timah memungkinkan tersangka untuk melakukan tindak
pidana korupsi tanpa segera terdeteksi. Pengawasan yang tidak memadai
memberikan ruang bagi praktik korupsi untuk berkembang tanpa hambatan yang
signifikan.

B. Keterlibatan Pejabat Tinggi dan Kolusi


Keterlibatan suami dari seorang public figure dan beberapa orang lainnya,
termasuk pejabat pemerintah, dalam skema korupsi ini menunjukkan adanya
kolusi yang memudahkan tersangka untuk melanggar hukum tanpa takut akan
tindakan hukum yang tegas. Keterlibatan pejabat tinggi memberikan perlindungan
dan kemudahan bagi tersangka dalam menjalankan praktik korupsi yang
merugikan negara.

C. Lemahnya Sistem Sanksi dan Penegakan Hukum


Lemahnya sistem sanksi dan penegakan hukum terhadap pelaku korupsi
juga memfasilitasi terjadinya praktik korupsi dalam perdagangan komoditas
timah. Ketidakpastian hukum dan adanya celah dalam sistem peradilan

4
memberikan keuntungan bagi tersangka untuk menghindari pertanggungjawaban
atas tindakannya.

Dalam menghadapi tantangan korupsi dalam perdagangan komoditas timah,


penguatan sistem hukum dan penegakan hukum yang lebih efektif menjadi kunci utama.
Perlu adanya langkah-langkah konkret untuk meningkatkan transparansi, memperkuat
sistem pengawasan, serta memperketat sanksi terhadap pelaku korupsi. Selain itu, peran
aktif masyarakat dan media massa dalam mengawasi dan melaporkan praktik korupsi
juga menjadi sangat penting dalam upaya pemberantasan korupsi secara menyeluruh.

2.2 Tinjauan Kasus


Kasus korupsi komoditas timah yang melibatkan suami dari seorang public figure dan
beberapa pihak lainnya merupakan sorotan utama dalam ranah hukum dan politik
Indonesia. Kasus ini tidak hanya mencuat sebagai contoh nyata dari praktik korupsi yang
merajalela, tetapi juga menggambarkan kompleksitas dinamika kekuasaan, kepentingan,
dan interaksi antara aktor-aktor yang terlibat dalam perdagangan komoditas. Perdagangan
komoditas timah merupakan sektor ekonomi yang strategis bagi Indonesia, sebagai salah
satu produsen terbesar timah di dunia. Namun, ironisnya, sektor ini seringkali menjadi
arena yang rentan terhadap praktik korupsi yang merugikan negara dan masyarakat luas.

Kasus korupsi komoditas timah ini menimbulkan kehebohan di masyarakat karena


skala kerugian yang sangat besar yang diperkirakan mencapai IDR 271 Triliun. Tersangka
utama dalam kasus ini adalah suami dari seorang public figure, yang diyakini
memanfaatkan posisinya untuk melakukan tindak pidana korupsi terkait perdagangan
timah. Selain tersangka utama, beberapa orang lain juga terlibat dalam skema korupsi ini,
yang pada akhirnya merugikan negara secara signifikan. Keterlibatan sejumlah pihak
dalam skema korupsi tersebut menyoroti jaringan korupsi yang meluas dan kompleks
dalam perdagangan komoditas timah.

Kasus ini juga menunjukkan adanya keterkaitan antara sektor publik dan swasta
dalam praktik korupsi. Keterlibatan pejabat pemerintah dan tokoh-tokoh bisnis
menimbulkan pertanyaan serius tentang keefektifan pengawasan dan regulasi dalam
perdagangan komoditas. Lebih lanjut, kasus ini menggambarkan bagaimana konflik

5
kepentingan, nepotisme, dan kolusi dapat merusak integritas dan kredibilitas lembaga-
lembaga publik serta sektor bisnis.Selain itu, kasus korupsi komoditas timah ini juga
menjadi cerminan dari tantangan dalam sistem peradilan dan penegakan hukum di
Indonesia. Lambatnya proses hukum, celah-celah dalam sistem peradilan, serta
kemungkinan adanya intervensi politik dan kepentingan lainnya menimbulkan keraguan
akan keadilan yang diperoleh oleh masyarakat dari proses hukum tersebut. Hal ini juga
menggambarkan perlunya reformasi dalam sistem peradilan dan penegakan hukum untuk
memastikan bahwa pelaku korupsi dapat diadili secara adil dan tuntas tanpa pandang
bulu.

Kasus korupsi komoditas timah ini mencerminkan bahwa korupsi bukanlah masalah
yang terisolasi, tetapi merupakan gejala yang kompleks dan terkait erat dengan dinamika
politik, ekonomi, dan sosial dalam masyarakat. Penanganan kasus ini bukan hanya
tentang penegakan hukum semata, tetapi juga tentang reformasi struktural dalam sistem
pemerintahan, pengawasan publik, dan budaya integritas yang diperlukan untuk
mencegah terulangnya kasus serupa di masa depan.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kasus korupsi komoditas timah yang melibatkan suami dari seorang
public figure dan beberapa pihak lainnya menjadi sorotan utama dalam upaya
pemberantasan korupsi di Indonesia. Kasus ini tidak hanya menimbulkan
kerugian keuangan yang sangat besar bagi negara, tetapi juga menggambarkan
kompleksitas dinamika kekuasaan, kepentingan, dan interaksi antara aktor-aktor
yang terlibat dalam perdagangan komoditas. Dari tinjauan kasus yang telah
dilakukan, beberapa kesimpulan dapat ditarik:
1. Korupsi Merupakan Ancaman Serius :Kasus korupsi komoditas timah
menegaskan bahwa korupsi merupakan ancaman serius bagi kemajuan dan
keberlanjutan pembangunan di Indonesia. Praktik korupsi merusak
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan lembaga-lembaga publik,
serta menghambat pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
2. Keterlibatan Pejabat dan Sektor Swasta: Kasus ini menggambarkan adanya
keterlibatan pejabat pemerintah dan tokoh-tokoh bisnis dalam praktik korupsi.
Keterkaitan antara sektor publik dan swasta menunjukkan kompleksitas
jaringan korupsi dalam perdagangan komoditas, serta perlunya penguatan
pengawasan dan regulasi dalam sektor tersebut.
3. Tantangan dalam Sistem Peradilan dan Penegakan Hukum : Lambatnya proses
hukum, celah-celah dalam sistem peradilan, dan potensi intervensi politik
menimbulkan keraguan akan keadilan yang diperoleh oleh masyarakat dari
proses hukum. Perlunya reformasi dalam sistem peradilan dan penegakan
hukum menjadi penting untuk memastikan bahwa pelaku korupsi dapat diadili
secara adil dan tuntas.
4. Perlunya Reformasi Struktural: Penanganan kasus korupsi komoditas timah
ini bukan hanya tentang penegakan hukum semata, tetapi juga tentang
reformasi struktural dalam sistem pemerintahan, pengawasan publik, dan
budaya integritas. Perlunya langkah-langkah konkret untuk meningkatkan

7
transparansi, memperkuat sistem pengawasan, serta memperketat sanksi
terhadap pelaku korupsi.

3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, beberapa rekomendasi
dapat diajukan sebagai langkah-langkah strategis dalam upaya pencegahan dan
pemberantasan korupsi dalam perdagangan komoditas timah:
1. Penguatan Pengawasan dan Regulasi : Diperlukan langkah-langkah konkret
untuk memperkuat pengawasan dan regulasi dalam perdagangan komoditas
timah, termasuk peningkatan transparansi dalam proses perdagangan,
penerapan standar etika bisnis yang tinggi, dan penguatan lembaga-lembaga
pengawas.
2. Reformasi Sistem Peradilan dan Penegakan Hukum : Perlunya reformasi
dalam sistem peradilan dan penegakan hukum untuk memastikan bahwa
pelaku korupsi dapat diadili secara adil dan tuntas. Langkah-langkah untuk
mempercepat proses hukum, memperkuat independensi lembaga peradilan,
dan meningkatkan kualitas penyidikan dan penuntutan menjadi sangat
penting.
3. Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat :Pendidikan dan pemberdayaan
masyarakat dalam hal pengetahuan tentang korupsi, hak-hak mereka, serta
peran mereka dalam pengawasan terhadap pemerintah dan lembaga publik
menjadi kunci dalam upaya pencegahan korupsi. Masyarakat yang sadar akan
hak-haknya akan lebih cenderung untuk terlibat dalam pengawasan dan
pelaporan terhadap praktik korupsi.
4. Komitmen Politik dan Kepemimpinan : Komitmen politik yang kuat dan
kepemimpinan yang berintegritas dari para pemimpin politik, pejabat
pemerintah, dan tokoh-tokoh masyarakat menjadi kunci dalam memperkuat
upaya pemberantasan korupsi. Hanya dengan komitmen yang tulus dan aksi
nyata dari para pemimpin, maka upaya pemberantasan korupsi dapat berhasil
secara berkelanjutan.

8
Dengan mengimplementasikan rekomendasi-rekomendasi tersebut secara
komprehensif dan berkelanjutan, diharapkan Indonesia dapat melangkah maju dalam
upaya pemberantasan korupsi dan menciptakan tatanan pemerintahan dan bisnis yang
lebih transparan, akuntabel, dan berintegritas.

9
DAFTAR PUSTAKA

Klitgaard, R. (1998). Membasmi korupsi. Yayasan Obor Indonesia.

Putra, I. G., Setyawan, F., & Fahamsyah, E. (2024). TELAAH KORUPSI PT TIMAH
TBK MENURUT IMPLEMENTASI HUKUM PERUSAHAAN INDONESIA.
JURNAL LEGISIA, 16(1), 48-58.

Sadiyah, F. N. (2021). Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan


Perdagangan Komoditas Pertanian di Idoneisa. Jurnal Ekonomi Pertanian dan
Agribisnis, 5(3), 950-961.

Henry, I. (2020). Isu perang dagang mengancam aktivitas perdagangan komoditas


ekspor kelapa sawit. Jurnal Administrasi Bisnis, 16(2), 114-139.

10

Anda mungkin juga menyukai