Anda di halaman 1dari 4

PROPOSAL PENELITIAN

“HUBUNGAN GAYA HIDUP DAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN


HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS KECAMATAN PABUARAN”

“Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah metodologi penelitian”

Dosen Pengampuh : Ns. Indah Yuliana, M.Kep

Disusun Oleh: Kelompok 4

1. Azizah Noviantika Kartubi (210115040)


2. Hafiz Jailani (210115012)
3. Pathul Arip (210115028)
4. Silvi (210115040)

PROGAM STUDI S-1 KEPERAWATAN A


STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA
TAHUN AJARAN 2023/2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan di mana
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolik ≥
90 mmHg (Dalimartha, 2008). Hipertensi sering disebut sebagai “silent killer”
(pembunuh siluman), karena seringkali penderita hipertensi bertahun-tahun tanpa
merasakan sesuatu gangguan atau gejala.Tanpa disadari penderita mengalami
komplikasi pada organ-organ vital seperti jantung, otak ataupun ginjal. Gejala-gejala
akibat hipertensi, seperti pusing, gangguan penglihatan, dan sakit kepala sering kali
terjadi pada saat hipertensi sudah lanjut disaat tekanan darah sudah mencapai angka
tertentu yang bermakna (Triyanto, 2014)
Gaya hidup merupakan salah satu faktor terpenting yang sangat
mempengaruhi kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang tidak sehat, dapat
menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi, misalnya; Makanan, aktifitas fisik, stres,
dan merokok. Kemudian pola makan juga sangat erat hubunganya dengan penyakit
hipertensi Jenis makanan yang menyebabkan hipertensi yaitu makanan yang siap saji
yang mengandung pengawet, kadar garam yang terlalu tinggi dalam makanan,
kelebihan konsumsi lemak (Yekti, 2011).
Adapun cara penanganan untuk menurunkan hipertensi adalah dengan
beraktifitas secara fisik dan olahraga cukup dan secara teratur. Kegiatan ini secara
terbukti dapat membantu menurunkan hipertensi, oleh karena itu penderita hipertensi
dianjurkan untuk berolahraga cukup dan secara teratur (Suoth, dkk., 2014)
Pola makan yang tidak sehat seperti banyak mengkonsumsi makanan tinggi
garam, konsumsi tinggi lemak, dan kebiasaan merokok (Irianto Koes, 2014). Tejanan
darah normal berada pada sistolik 130-140 dan diastolik 70-90. Pada tekanan
diastolik, dipertensi dapat dibagi menjadi hipertensi ringan (95-104 mmHg),
hipertensi sedang (105-114 mmHg), dan hipertensi berat (bisa mencapai 115 mmHg
atau lebih) (Irianto Koes, 2014). Berdasarkan survey yang dilakukan oleh komnas
lansia bahwa kondisi perilaku memakan makanan berisiko sangatlah menentukan
peningkatan proporsi penderita gangguan kesehatan pada komunitas lansia. Beberapa
perilaku makan makanan yang berisiko yang akan dianalisis di bawah adalah sering
makan makanan asin, sering makan makanan manis dan sering makan makanan
berlemak.
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2012, mencatat sekitar 839
juta kasus hipertensi, diperkirakan 1,15 milyar pada tahun 2025 atau sekitar 29% dari
total penduduk dunia (Triyanto, 2014). Berdasarkan data dari Profil Kesehatan
Indonesia tahun 2016, prevalensi penduduk dengan tekanan darah tinggi secara
nasional sebesar 30,9%. Prevalensi tekanan darah tinggi pada perempuan (32,9%)
lebih tinggi dibanding dengan laki-laki (28,7%). Prevalensi di perkotaan sedikit lebih
tinggi (31,7%) dibandingkan dengan perdesaan (30,2%). Prevalensi semakin
meningkat seiring dengan pertambahan umur (Kemenkes RI, 2017)
Penyebab Hipertensi dikelompokan menjadi 2 kelompok, yaitu hipertensi
essensial atau primer yang tidak diketahui penyebabnya (90%), dan hipertensi
sekunder yang penyebabnya dapat ditentukan (10%), antara lain kelainan pembuluh
darah ginjal, gangguan kelenjar Tiroid (Hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal
(Hiperaldostreonisme) dan lain-lain (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
2013)
Puskesmas Pabuaran terletak disebelah barat kota kabupaten Subang, dengan
luas wilayah 7.515,853Ha. Jumlah penduduk sebesar 66.974 jiwa yang berada di
kecamatan Pabuaran, yang terdiri dari desa Cihambulu, Siluman, Pabuaran,
Salamjaya, Kadawung, Pringkasap, Karanghegar, Balebandung. (Profil Kecamatan
Pabuaran 2024). Berdasarkan hasil data yang diperoleh di lapangan diketahui bahwa
jumlah kasus prevalensi hipertensi pada bulan Januari – Febuari Tahun 2024 sebanyak
265 prevalensi kasus hipertensi terdiri dari 5 desa yaitu desa Siluman, Pabuaran,
Cihambulu, Salamjaya, Kadawung, Balebandung. Prevalensi kejadian hipertensi
tertinggi terletak di desa Pabuaran, dengan prevalensi kejadian hipertensi 79 orang
pada tahun 2024.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti tertarik melakukan penelitian
tentang “Hubungan Gaya Hidup dan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada
Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Pabuaran Tahun 2024”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas
Kecamatan Pabuaran tentang hubungan antara gaya hidup dan pola makan dengan
kejadian hipertensi pada lansia selama satu bulan terakhir yaitu pada bulan januari –
Febuari tahun 2024 sebanyak 265 kasus. Berdasarkan masalah diatas maka peneliti
tertarik untuk melakukan kajian guna mengetahui hubungan antara gaya hidup dan
pola makan dengan kejadian hipertensi pada lansia di Puskesmas Kecamatan
Pabuaran tahun 2024
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara gaya hidup dan pola makan dengan
kejadian hipertensi pada lansia.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan antara gaya hidup dengan kejadian hipertensi
pada lansia di Puskesmas Kecamatan Pabuaran
b. Untuk mengetahui hubungan antara pola makan dengan kejadian hipertensi
pada lansia.di Puskesmas Kecamatan Pabuaran
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi memberi wawasan yang ilmiah
mengenai gaya hidup dan pola makan pada kejadian hipertensi lansia.
E. Ruang Lingkup
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antara gaya hidup dengan
kejadian hipertensi pada lansia di puskesmas kecamatan Pabuaran.Penelitian ini
dilaksanakan di puskesmas kecamatan Pabuaran.Populasi pada penelitian ini adalah
semua lansia di wilayah kecamatan pabuaran.Penelitian ini hanya berfokus pada
hubungan antara gaya hidup dengan kejadian hiperteni pada lansia.

Anda mungkin juga menyukai