Anda di halaman 1dari 27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data

Deskripsi data dipakai untuk memberikan gamabaran mengenai data yang


digunakan dalam melaksanakan penelitian. Pada penelitian ini deskripsi data
bertujuan untuk mengetahui gambaran secara umum hasil penelitian yang
berkaitan dengan layanan bimbingan kelompok menggunakan teknik
modelling dan pengambilan keputusan karier. Penelitian ini dilaksanakan di
SMK Agribisnis Dangau Datuk Kota Bengkulu.
Populasi pada penelitian ini terdiri dari siswa kelas XI yang berjumlah 30
orang siswa dan pada penelitian ini menggunakan sampel jenuh yang dimana
sampel terdiri dari jumlah populasi itu sendiri yaitu berjumlah 30 orang siswa
kelas XI. Pada penelitian ini, pemilihan sampel dilakukan dengan pengisian
instrument yang kemudian skornya dikategorisasikan oleh peneliti.
Pada penelitian ini menggunakan skala likert dimana skala likert.
Pemberian angket dengan mengunakan skala likert ini menggunakan 5 opsi
jawaban untuk menghindari jawaban netral, yaitu: Sangat Sesuai(SS). Sesuai
(S), Kurang Sesuai (KS), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai(STS).
Selanjutnya didapatkan 9 orang siswa DM,SPR,NRL,MS,EH,RS,DDS,N,OSR
yang memiliki tingkat pengambilan keputusan karier terendah diperoleh dari
hasil pengolahan instrumen angket yang telah diberikan.
Berdasarkan data yang didapat selama penelitian maka diperoleh
perhitungan skor hipotetik. Dalam perhitungan skor hipotetik menunjukan
hasil skor yang minimum, maksimum, rerata hipotetik serta standar deviasi
dari variabel pengambilan keputusan karier. Jumlah pada item keputusan
karier sebanyak 26 item. Untuk skor terendah 1 dan skor tertinggi 5.
Berdasarkan data yang didapat saat proses penelitian maka diperoleh
perhitungan skor hipotetik. Perhitungan skor hipotetik menunjukan hasil skor
minimum, skor maksimum, rerata hipotetik, serta standar deviasi dari variabel
keputusan karier, skala keputusan karier berjumlah 30 item. Skor terendah 1
dan skor tertinggi diperoleh skor minimal hipotetik (1 x N item) yaitu 1 x 30 =
30 dan skor maximal hipotetik (5 x 30) yaitu 5 x 30 = 150, oleh karena itu
jarak sebaran skor hipotetik didapat 150 – 30 = 120. Rerata (Mean) hipotetik
sebesar (150 + 30) : 2 = 90 dan untuk standar deviasi didapat (150 – 30) : 6 =
20 Berikut tabel hipotetik yang peneliti siapakai yaitu :
Tabel 4.1
Penentuan Skor Hipotetik
Keputusan Karier

Skor Hipotetik Skor Hipotetik


N 30
Min 30
Varabel Keputusan Max 150
Karier Range 120
Mean 90
SD 20

Keterangan:

N : Jumlah
Min : Skor Minimal
Max : Skor Maksimal
Range : Jarak Sebaran
Mean : Rata-rata
SD : Standar Deviasi

2. Kategorisasi Data
Berdasarkan tabel deskriptif data, maka dilakukan kategorisasi
variabel penelitian, kategorisasi data penelitian bertujuan mengelompokan
individu kesalam kelompok yang terpisah dengan tingkatan yang berbeda
berdasarkan atribut yang diukur. Peneliti melakukan kategorisasi skala
keputusan karier berdasarkan nilai mean dan standar deviasi hipotetik
yaitu mengelompokan menjadi lima kategori. Berikut kategorisasi
keputusan karier siswa.
Tabel 4.2
Penentuan Kategori Skor
Keputusan Karier Siswa

Sangat Tinggi = 130+ 20


= 150
Tinggi = 110+20
= 130
Sedang = 90+20
= 110
Rendah = 50 - 20
= 70
Sangat Rendah = Mean - SD
= 30 - 20
= 50

Tabel 4.3
Penentuan Kategori Skor
Keputusan Karier Siswa

13-150 Sangat Tinggi


111-130 Tinggi
71-110 Sedang
51-70 Rendah
30-50 Sangat Rendah

3. Deskripsi Data Pre-test Keputusan Karier


Sampel kelas XI SMK Agribisnis yang berjumlah 30 siswa, dengan
memberikan materi terkait pengambilan keputusan karir dan teknik
modelling kelompok. Sebelum diberikannya teknik modelling dengan
layanan bimbingan kelompok, diberikan pre-test terlebih dahulu pada siswa
kelas XI SMK Agribisnis. Kemudian setelah dilakukan pre-test para siswa
diberikan berupa treatment layanan bimbingan kelompok dengan teknik
modelling sebanyak lima kali pertemuan pada pertemuan pertama pemateri
memberikan materi mengenai bahasan mengenal berbagai macam pilihan
karier seperti dokter, polisi, bidan atau yang trkhusus disektor pertanian,
perkebunan dan industry makanan dengan melakukan pemberian teknik
modelling. Kemudian pada pertemuan kedua membahas membuat
perencanaan karier tentang langkah menyusun visi, memulai mengenal diri,
meriview perencanaan masa depan. Pertemuan ketiga memebahasa tentang
evalusiasi sejauh mana perencanaan karier dan perbedaannya setelah itu
pertemuan keempat membahasa proses membuat pengambilan keputusan
karier, menganalisasi dan mengambil keputusan. Dan pada pertemuan
terakhir diberikannya treatment bagaimana tanggung jawab dalam
melaksanakan keputusan karier. Kemudian setelah mengikuti layanan
bimbingan kelompok dengan teknik modelling siswa kembali megisi angket
post-test dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan
dalam pengambilan keputusan karier siswa.
Tabel 4.4
Katergori Hasil Pre-test tingkat
Keputusan karier

No Absen Inisial Skor Pre-test Kategori

1. AH 80 Sedang
2. AES 74 Sedang
3. AFR 70 Sedang
4. ARM 73 Sedang
5. AJS 93 Sedang
6. AOS 66 Rendah
7. AF 91 Sedang
8. ANF 59 Rendah
9. CBQ 57 Rendah
10. DA 56 Rendah
11. DTD 64 Rendah
12. EFZ 67 Rendah
13. EDW 59 Rendah
14. HM 79 Sedang
15. HDHS 63 Rendah
16. HDA 77 Sedang
17. IN 73 Sedang
18. JIP 62 Rendah
19. KA 73 Sedang
20. MNFH 81 Sedang
21. MCN 75 Sedang
22. MLV 82 Sedang
23. NES 68 Rendah
24. PAP 60 Rendah
25. PRSY 69 Rendah
26. RES 55 Rendah
27. RAA 68 Rendah
28. SAL 58 Rendah
29. SDA 52 Rendah
30. SA 70 Rendah
Jumlah 30 2074

Rata-rata 69,133 Rendah


Interval Kategori Frekuensi Persentase
131-150 Sangat Tinggi 0 0%
111-130 Tinggi 0 0%
71-110 Sedang 13 43,3%
51-70 Rendah 17 56,6%
30-50 Sangat Rendah 0 0%
Total 100%

4. Deskripsi Data Post-test Keputusan Karier


Pada saat pelaksanaan post-test, siswa kembali mengisi angket
keputusan karier, setelah diberikan bimbingan kelompok dengan tekning
modelling sebanyak lima kali pertemuan, siswa yang diberikan angket
merupakan siswa yang berjumlah 30 orang. Tujuaan pengisian post-test
yaitu agar mengetahui ada atau tidaknya perubahan tingkat keputusan
karier setelah diberikan Tindakan, diaman angket yang diberikan saat post-
test sama isinya dengan pre-test, kemudian analisa data ditunjukan dengan
tabel berikut ini:

Tabel 4.5
Hasil Post-test tingkat
Keputusan karier

No Absen Inisial Skor Pre-test Kategori

1. AH 97
2. AES 100
3. AFR 103
4. ARM 107
5. AJS 110
6. AOS 122
7. AF 121
8. ANF 118
9. CBQ 118
10. DA 110
11. DTD 111
12. EFZ 117
13. EDW 97
14. HM 107
15. HDHS 99
16. HDA 117
17. IN 112
18. JIP 119
19. KA 105
20. MNFH 86
21. MCN 115
22. MLV 110
23. NES 130
24. PAP 116
25. PRSY 110
26. RES 95
27. RAA 119
28. SAL 114
29. SDA 107
30. SA 98
Jumlah 30
Rata-rata Rendah

Interval Kategori Frekuensi Persentase


131-150 Sangat Tinggi 25 83%
111-130 Tinggi 5 17%
71-110 Sedang 0 0%
51-70 Rendah 0 0%
30-50 Sangat Rendah 0 0%
Total 100%

Gambar 4.2
Diagram Kategori Hasil Post-test
Tinggkat Keputusan Karier

Berdasarkan Tabel 4.5 dan gambar 4.2 dapat dilihat setelah


diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik modelling
menunjukan hasil siswa pada kategori sangat tinggi berjumlah 25 siswa
dengan persentase 83% dan siswa dengan kategori tinggi berjumlah 5
orang dengan persentase 17%. Hasil tersebut menunjukan tidak ada lagi
siswa yang dalam kategori rendah dan kategori sedang. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hasil post-test siswa setelah diberikan bimbingan
kelompok dengan menggunakan teknik modelling berpengaruh terhadap
kenaikan keputusan karier siswa.
5. Perbandingan Tingkat Pengambilan Keputusan Karier Siswa
Perbandingan siswa yang berjumlah 30 siswa sebelum dan sesudah
diberikan layanan bimbingan kelompok teknik modelling. Berdasarkan
hasil Analisa maka dapat disimpulkan terdapat kenaikan tingkat
pengambilan keputusan karier siswa SMK Agribisnis Dangau Datuk yang
awalnya dilakukan pre-test keputusan karier dengan kategori rendah,
sedang, tinggi dan sangat tinggi setelah diberikan koseling bimbingan
kelompok dengan teknik modelling terjadinya perubahan kenaikan
pengambilan keputusan karier yang dapat dilihat dari hasil post-test.
Perbandingan skor rata-rata sebelum pre-test (72) kategori rendah, sedang,
tinggi dan sangat tinggi dan skor rata-rata terjadinya kenaikan menjadi
(108) kategori tinggi dan sangat tinggi.berikut diagram perbandingan
diatas:
Gambar 4.3
Diagram perbadingan Hasil Pre-test dan Skor Post-tes
Tinggkat Keputusan Karier

140

120

100

80

60

40

20

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Skor Pre-test Skor Post-test Skor Kenaikan

Dapat dilihat dari gambar 4.3 yang menunjukan kenaikan yang


berbeda hal ini karena siswa mulai merasa rileks dan lebih paham
bagaimana cara mengambil keputusan karier dalam hidupnya setelah
diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik modelling. Hal ini
dapat dilihat berdasarkan pengamatan sesuai tindakan layanan bimbingan
kelompok dengan teknik modelling
6. Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis merupakan hasil analisis untuk mengetahui hubungan
antara variabel terikat dan variabel bebas. Pada penelitian ini pengujian
hipotesis dilakukan untuk melihat ada tidaknya efektifitas layanan
bimbingan kelompok dengan teknik modelling untuk meningkatkan
pengambilan keputusan karier siswa SMK Agribisnis Dangau Datuk.
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan uji-t dengan
metode analisis data statistic compare means menggunakan rumus paired
sampel t-test di Software Statistical Packages For Science (SPSS
24).Pengambilan keputusan hipotesis diterima atau ditolak jika nilai
signifikan atau Sig. (2-tailed) < 0,005 maka H0 ditolak, sebaliknya jika
nilai Sig. (2-tailed) > maka H0 diterima. Selanjutnya dalam peneitian
berikut dihadapkan hasil uji hipotesis dengan menggunkan SPSS 24
sebagai berikut ini:
Tabel 4.6
Perbandingan Nilai Pre-test dan Post-test
Paired Samples Statistic
Paired Mean N Std. Std.
Deviation Error
Mean
Pre-test 81.43 30 8.617 1.573
Post-test 109.67 30 9.714 1.774

Tabel 4.7
Hasil Uji -t Pre-test dan Post-test
Keputusan Karier
T Sig. (2-tailed)
Pretest-postest 13.333 .000
(P < 0, 05)

Berdasarkan tabel 4.7 hasil uji t dapat diketahui niai sig (2-tailed)
sebesar 0,000 yang artinya nilai Sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05 maka
hipotesis ditolak diterima. Dapat disimpulkan bahwa terjadi kenaikan
tingkat pengambilan keputusan karier di SMK Agribisnis Dangau Datuk
setelah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik modelling.
7. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 27 Februari sampai 27 April
2023 di SMK Agribisnis Dangau Datuk Kota Bengkulu. Populasi pada
penelitian ini yaitu kelas XI yang berjumlah sebanyak 30 orang siswa.
Pada tanggal 7 Maret sampai 30 Maret Dilakukan pre-test kepada siswa
berupa kuesioner tentang pengambilan keputusan karier. Pemberian
kuesioner bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengambilan keputusan
karier siswa sebelum pemberian.
Selanjutnya, skor hasil pengelolahan dari data pre-test
diklasifikasikan untuk mengetahui siswa yang memiliki skor terendah
dalam pengambilan keputusan karier untuk dijadikan sampel penelitian.
Kemudian dipilihlah 9 orang siswa DM,SPR,NRL,MS,EH,RS,DDS,
N,OSR dengan pengambilan keputusan karier terendah untuk diberikan
bimbingan kelompok dengan teknik modeling ini dilaksanakan sebanyak 5
kali pertemuan dengan tahap bimbingan kelompok, setiap pertemuan
dengan tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan, dan tahap
pengakhiran.
Kemudian dengan teknik modeling diterapkan pada tahap kegiatan
bimbingan kelompok yaitu setelah pembahasan topik tugas yang telah
ditentukan oleh pembimbing kelompok.
a. Pertemuan 1 16 Maret 2023 “mengenali berbagai jenis karier”
1. Tahap pembentukan
Pada pertemuan iniada anggota kelompok berjumlah 9 orang siswa
yaitu DM,SPR, NRL, MS, EH, RS, DDS, N, OSR tapi yang hadir pada
pertemuan pertama ini diikuti oleh 7 orang karena 2 orang N dan OSP
sedang sakit. Siswa mengikuti kegiatan ini adalah siswa yang mengalami
tingkat pengambilan keputusannya rendah, kegiatan bimbingan kelompok
dilakukan 4 tahap yaitu tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap
kegiatan dan tahap pengakhiran. Kegiatan ini dibuka oleh pemimpin
kelompok mengawali kegiatan bimbingan kelompok dengan mengucapkan
salam serta mengucapkan terimakasih telah menyempatkan hadir,
dilanjutkan dengan PK menyempaikan dan tanya jawab mengenai
pengertian, tujuan, cara melaksanakan, asas-asas, serta pengenalan.
Terlihat anggota kelompok menyimak dan mendengarkan serta merespon
dengan baik. Selanjutnya PK menyampaikan topik yang akan dibahas dan
untuk saling mengakrabkan pemimpin kelompok mengajak anggota
kelompok, untuk saling berkenalan dengan permainan rangkai nama yang
masih terlihat kaku dan malu-malu.
2. Tahap peralihan
Pada tahap peralihan pemimpin kelompok menanyakan kesiapan
anggota kelompok untuk mengikuti kegiatan anggota kelompok lebih
lanjut, lalu mengingatkan kembali tentang cara-cara dalam melaksanakan
bimbingan kelompok serta mengenali suasana anggota kelompok.

3. Tahap kegiatan
Tahap kegiatan merupakan tahapan inti. Pada tahap ini awalnya
anggota kelompok masih terlihat kaku, karena kegiatan ini merupakan
pengalaman pertama bagi anggota kelompok. Pada tahap ini, pemimpin
kelompok mengemukakan suatu topik dalam bimbingan kelompok
mengenai “mengenali berbagai jenis karier” pemimpin kelompok
mengaktifkan anggota kelompok dengan menanyakan kepada anggota
kelompok tentang tujuan selesai dari SMK yang merespon oleh EH, SPR,
DM, RS, DDS, MS, NRL selanjutnya pemimpin kelompok menanyakan
apa saja kegiatan bermanfaat tentang karier yang merespon oleh EH, MS
dan NRL. Pada pertemuan ini, hanya beberapa anggota kelompok anggota
kelompok yang berani berpendapat menyampaikan gagasannya.
Sedangkan yang anggota kelompok lain terlihat masih ragu dan malu-malu
untuk menyampaikan pendapatnya. Setelah itu pemimpin kelompok
menjelaskan anggota kelompok NRL bertanya tentang jurusan yang
ditekuni tpi minatnya yan berbeda, sedangkan anggota kelompok lain
masih malu-malu untuk bertanya. Selanjutnya PK bertanya kesetiap
anggota kelompok tentang jenjang karier atau masuk kedunia pekerjaan
EH menjawab ada berkeinginan kuliah ada juga langsung bekerja, SPR
menjawab ingin meneruskan karier lanjut kuliah, DM menjawab langsung
terjun ke dunia pekerjaan, RS menjawab 50% ingin kuliah dan 50% ingin
kerja, DDS menjawab langsung bekerja, MS menjawab ingin melanjutkan
study ke penjas atau farmasi, NRL menjawab ingin berkuliah sambil kerja.
Nampaknya dari setiap anggota kelompok masuk ragu untuk menjawab
pertanyaan pemimpin kelompok. Lanjut pemimpin kelompon kenjelaskan
tentang jenis karier teruntuk agribisnis contoh LSM,konsultan pertanian,
lembaga penelitian,dosen/guru,penulis, konten kreator dll. Yang aktif
bertanya kepimimpin kelompok NRL dan MS tentang LSM dan marketing
dalam penjualan pemupukan dan penanaman. Selanjutnya masuk dalam
Modeling Simbolik melihat secara digital contoh karier-karier terjutu
untuk SMK Agribisnis tugas anggota kelompok mengobservasi apa yang
mereka lihat dan mereka dengarkan dari video yang disampaikan hasil
observasi menjadi bahan diskusi. Anggota kelompok MS bertanya tentang
dinas pendidikan apakan bisa mendaftar kesana, PK menjawab tentu nya
bisa dari sekolah manapun terutama SMK,SMA,MAN dalam mendapatkan
kedinasan itu diperlukan seleksi terlebih dahulu untuk bisa masuk dalam
kuliah kedinasan, hal apa saja yang didapatkan dari menonton video
tersebut dan anggota kelompok diharapkan mampu memilih jenjang karier
apa yang mereka suka. Kemudian pemimpin kelompok mengajak anggota
kelompok untuk berbaik game agar anggota kelompok tidak merasa bosan.
Kemudian pemimpin kelompok menanyakan komitmen anggota kelompok
dalam kegiatan bimbingan kelompok dan seluruh anggota kelompok EH,
SPR, DM, RS, DDS, MS, NRL berkomitmen akan memilih karier yang
sesuai diminati dan bakat mereka dan mampu mengejar apa yang
diinginkan.
4. Tahap pengakhiran
Pada tahap ini pemimpin kelompok menyampaikan bahwa kegiatan
akan segera berakhir. Pemimpin kelompok meminta anggota kelompok
untuk menyimpulkan hasil kegiatan bimbingan kelompok dan
menyampaikan pesan kan kesan selama melaksanakan bimbingan
kelompok. Setelah itu bimbingan kelompok menanyakan kesempatan
waktu kapan bimbingan kelompok akan dilaksanakan kembali.
Selanjutnya pemimpin kelompok mengucapkan terimakasih dan kemudian
dan kemudian mengajak anggota kelompok berdoa untuk mengakhiri
kegiatan.
.
b. Pertemuan 2 18 Maret 2023 “membuat perencanaan karier”
1. Tahap pembentukan
Pemimpin kelompok melakukan kegiatan kelompok masih bersama
7 orang siswa yaitu DM,SPR,NRL,MS,EH,DDS,N,OSR dikarenakan 1
orang lain masih magang keluar RS, kegiatan bimbingan kelompok
dilakukan 4 tahap yaitu tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap
kegiatan, tahap pengakhiran. Kegiatan ini dibuka oleh pemimpin
kelompok dengan mengucapkan salam serta mengucapkan terimakasih
telah menyempatkan hadir, dilanjutkan dengan PK menyampaikan dan
tanya jawab mengenai pengertian, tujuan, dan cara pelaksanaan, asas-asas
serta pengenalan, telihat anggota kelompok menyimak dan mendengarkan
serta merespon dengan baik. Dilanjtkan dengan perkenalan dan main
rangkai nama supaya lebih akrab.
2. Tahap peralihan
Pada tahap peralihan ini pemimpin kelompok menanyakan
kesiapan anggota kelompok untuk mengikuti kegiatan bimbingan
kelompok lebih lanjut, lalu mengingatkan kembali tentang cara-cara dalam
melaksanakan bimbingan kelompok serta mengenali suasana anggota
kelompok.
3. Tahap kegiatan
Tahapan kegiatan yang merupakan tahapan ini. Pada tahap ini,
pemimpin kelompok kembali mengupas materi sebelumnya agar anggota
kelompok lebih aktif dengan pertanyaan apa itu BKP dan apa itu
keputusan karier. Kemudian PK menanyakan bakat dari setiap anggota
kelompok tetapi yang menjawab bakat tersebut teman sebelah agar mereka
tidak binging bakat sendiri, kemudian pemimpin kelompok
mengemukakan suatu topik dalam bimbingan kelompok mengenai
“membuat perencanaan karier”. Pemimpin kelompok mengaktifkan
anggota kelompok dengan menanyakan kepada anggota kelompok apa
yang dimaksud tentang membuat perencanaan karier yang hampir di
tanggapi semua siswa, apa manfaat dari membuat perencanaan karier yaitu
bisa mengeksplorasi diri lebih jauh, melakukan riset,tembah ilmu, ambil
keputusan dari hasil riset dan pilih karier mana yang diinginkan.
Selanjutnya masuk dalam modeling seluruh anggota kelompok
melihat dan mendengarkan dari video yang disampaikan oleh pemimpin
kelompok setelah videonya berakhir PK menanyakan tentang keseharian
dalam kegiatan pembelajaran SMK tersebut ternyata didalam SMK
tersebut 75% dilapangan dan 25% dikelas artinya siswa disana
mengutamakan tanaman dan lingkungan sekitar agar bisa dimanfaatkan
dengan baik sedangkan di kelas sangat kurang dipembelajarannya.
Anggota kelompok pada kegiatan ini berdiskusi dengan PK, siswa
N bertanya tentang membuat riset dan pk menjawab menemukan bakat
yang ada pada diri dan mencocokan ke jenjang karier mana yang akan
dipilih, siswa DM dan DDS masih malu-malu dan kaku pada saat di tanya
tengan pembahan ini, siswa OSR mulai bagus berkomunikasi pada saat
BKP, SPR masih merasa kaku untuk bertanya dan berkomunikasi,
NRLsudah mulai berani dan terbuka pada saat PK memberi anggota
kelompok untuk bertanya, MS sudah mulai berani unutk menjawab
pertanyaan yang diberikan PK, EH sudah mulai fokus pada pembahasan
dan video yang disampaikan, RS sudah mulai berani mengungkapkan apa
yang ada dipikirannya dalam perencanaan karier tersebut. Setelah
berdiskusi selesai pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok siswa
DM,SPR,NRL,MS,EH,DDS,N,OSR untuk bermain game agar siswa
kembali berkonsentrasi dan tidak tegang dalam diskusi ini.
Kemudian setelah game selesai PK meminta siswa untuk mengulas
kembali diskusi hari ini dan mendeskripsikan hal apa saja yang bisa
dipelajari dalam kegiatan. Kemudian pemimpin kelompok menajak
anggota kelompok untuk bermain game agar siswa tidak merasa bosan.
Setelah itu pemimpin kelompok menanyakan komitmen anggota kelompok
dalam kegiatan bimbingan kelompok dan seluruh anggota kelompok
berkomitmen DM,SPR,NRL,MS,EH,DDS,N,OSR membuat perencanaan
karier dalam keseharian.
4. Tahap pengakhiran
Pada tahapan inin pemimpin kelompok menyampaikan bahwa
kegiatan kegiatan akan segera berakhir. Pemimpin kelompok meminta
anggota kelompok untuk menyimpulkan hasil kegitan ini dan
menyampaikan kesan dan pesan selama melaksanakan bimbingan
kelompok. Setelah itu pemimpin kelompok mengucapkan terimakasih
udan kemudian mengajak anggota kelompok berdoa untuk mengakhiri
kegiatan.

c. Pertemuan 3 20 Maret 2023 “mengevaluasi perencanaan


karier”
1. Tahap pembentukan
Pemimipin kelompok melakukan kegiatan bimbingan kelompok
masih bersama 9 orang siswa yang mengalami tingkat pengambilan
keputusan kairer rendah yaitu DM,SPR,NRL,MS,EH,DDS,N,OSR,RS.
Kegiatan bimbingan kelompok dilakukan 4 tahap yaitu tahap
pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan,dan tahap pengakhiran.
Kegiatan ini dibuka oleh pemimpin kelompok mengawali kegiatan
bimbingan kelompok dengan mengucapkan salam dan berdoa yang
dipimpin oleh pemimpin kelompok serta mengucapkan terimakasih telah
menyempatkan hadir, dilanjutkan dengan PK menyampaikan dan tanya
jawab mengenai pengertian, tujuan, cara pelaksanaan, asas-asas, serta
dilanjutkan dengan main rantai nama.
2. Tahap peralihan
Pada tahap peralihan pemimpin kelompok menanyakan kesiapan
anggota kelompok untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok lebih
lanjut, lalu mengingatkan kembali tentang cara-cara dalam melaksanakan
bimbingan kelompok serta mengenali suasana kelompok dan pada
kelompok ini terlihat siap.
3. Tahap kegiatan
Tahap selanjutnya. Pada kegiatan ini, telah menyiapkan topik yang
akan dibahas, lalu anggota kelompok dengan antusias menjawab untuk
memulai kegiatan bimbingan kelompok. PK membahas meteri tentang
“mengevaluasi perencanaan karier” sebelumnya PK bertanya apa itu BKP
dan ditanggapi oleh OSR kembali bertanya tentang kegiatan sebelum nya
dalam membuat perencanaan karierterus dijawab oleh N.
Selanjutnya masuk dalam modeling seluruh anggota kelompok
melihat dan mendengarkan dari video yang disampaikan oleh pemimpin
kelompok setelah videonya berakhir PK berdiskusi dengan naggota
kelompok. Siswa OSR dan N pada diskusi ini lebih aktif berkomunikasi
dan bertanya dan juga mulai berani dan percaya diri dalam
mengungkapkan pendapat, siswa MS juga terbuka dan percaya diri, siswa
DM mulai bagus berkomunikasi dalam mengeluarkan pendapat, siswa
SPR mulai berani dan percaya diri dalam berkomunikasi, siswa NRL
sudah berani dalam menyampaikan pendapat dan berdiskusi, siswa EH dan
RS juga mulai berani mengungkapakan pendapat, DDS masuk malu-malu
dalam mengemukan pendapatsaat berdiskusi dan menjawab pertanyaan.
Setelah diskusi siswa DM,SPR,NRL,MS,EH,DDS,N,OSR,RS
mengevaluasi perencanaan karier sebelumnya dan meningkatkan kualitas
diri siswa. Kemudian pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok
untuk bermain game agar siswa tidak merasa bosan.
Kemudian pemimpin kelompok menanyakan komitmen anggota
kelompok dalam kegiatan bimbingan kelompok dan seluruh anggota
kelompok berkomitmen DM,SPR,NRL,MS,EH,DDS,N,OSR,RS akan
memberikan umpan balik dalam berkomunikasi.
4. Tahap pengakhiran
Pada tahapan inin pemimpin kelompok menyampaikan bahwa
kegiatan kegiatan akan segera berakhir. Pemimpin kelompok meminta
anggota kelompok untuk menyimpulkan hasil kegitan ini dan
menyampaikan kesan dan pesan selama melaksanakan bimbingan
kelompok. Setelah itu pemimpin kelompok mengucapkan terimakasih
udan kemudian mengajak anggota kelompok berdoa untuk mengakhiri
kegiatan.

d. Pertemuan 4 21 Maret 2023 “membuat pengambilan keputusan


karier”
1. Tahap pembentukan
Pada tahap pembentukan ini pemimpin kelompok melakukan
kegiatan kelompok masih bersama 8 orang siswa
DM,SPR,NRL,MS,EH,DDS,OSR,RS. yang satu siswa lagi N sedang sakit
kegiatan kelompok ini dilakukan 4 tahap yaitu tahap pembentukan, tahap
peralihan, tahap kegiatan, dan tahap pengakhiran. Kegiatan ini dibuka oleh
pemimpin kelompok mengawali kegiatan bimbingan kelompok dengan
mengucapkan salam dan berdoa yang dipimpin oleh pemimpin kelompok
sendiri mengucapkan terimakasih telah menyempatkan hadir, dilanjutkan
dengan PK menyampaikan dan tanya jawab mengenai pengertian, tujuan,
cara pelaksanaan, asas-asas, serta perkenalan dan main rantai nama supaya
lebih mengakrabkan anggota kelompok.
2. Tahap peralihan
Pada tahap peralihan pemimpin kelompok menanyakan kesiapan
anggota kelompok untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok lebih
lanjut, lalu mengingatkan kembali tentang cara-cara dalam melaksanakan
bimbingan kelompok serta mengenali suasana anggota kelompok. PK juga
harus mengenali suasana kelompok dan pada kelompok ini terlihat siap
lanjut masuk ketahap kegiatan
3. Tahap kegiatan
Pada kegiatan ini, PK telah menyiapkan topik yang akan dibahas,
lalu anggota kelompok dengan antusias menjawab untuk memulai kegiatan
bimbingan kelompok. PK membahas materi tentang “membuat
pengambilan keputusan karier”sebelumnya PK bertanya kesetiap angota
kelompok tentang keputusan karier yang dijawab setiap anggota kelompok
DM, SPR, NRL, MS, EH, DDS, OSR, RS.
Kemudian masukmasuk dalam modeling seluruh anggota
kelompok melihat dan mendengarkan dari video yang disampaikan oleh
pemimpin kelompok setelah videonya berakhir PK berdiskusi dengan
naggota kelompok. Siswa OSR dan pada diskusi ini lebih aktif
berkomunikasi dan bertanya dan juga mulai berani dan percaya diri dalam
mengungkapkan pendapat, siswa MS juga terbuka dan percaya diri, siswa
DM mulai bagus berkomunikasi dalam mengeluarkan pendapat, siswa
SPR mulai berani dan percaya diri dalam berkomunikasi, siswa NRL
sudah berani dalam menyampaikan pendapat dan berdiskusi, siswa EH dan
RS juga mulai berani mengungkapakan pendapat, DDS masuk malu-malu
dalam mengemukan pendapatsaat berdiskusi dan menjawab pertanyaan.
Setelah diskusi siswa DM,SPR,NRL,MS,EH,DDS,N,OSR,RS
mengevaluasi perencanaan karier sebelumnya dan meningkatkan kualitas
diri siswa. Kemudian pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok
untuk bermain game agar siswa tidak merasa bosan.
Kemudian pemimpin kelompok menanyakan komitmen anggota
kelompok dalam kegiatan bimbingan kelompok dan seluruh anggota
kelompok berkomitmen DM,SPR,NRL,MS,EH,DDS,N,OSR,RS akan
memberikan umpan balik dalam berkomunikasi.

4. Tahap pengakhiran
Pada tahapan inin pemimpin kelompok menyampaikan bahwa
kegiatan kegiatan akan segera berakhir. Pemimpin kelompok meminta
anggota kelompok untuk menyimpulkan hasil kegitan ini dan
menyampaikan kesan dan pesan selama melaksanakan bimbingan
kelompok. Setelah itu pemimpin kelompok mengucapkan terimakasih
udan kemudian mengajak anggota kelompok berdoa untuk mengakhiri
kegiatan.
e. Pertemuan 5 22 Maret 2023 “melaksanakan keputusan karier dan
bertanggung jawab”
1. Tahap pembentukan
Pemimipin kelompok melakukan kegiatan bimbingan kelompok
masih bersama 9 orang siswa yang mengalami tingkat pengambilan
keputusan kairer rendah yaitu DM,SPR,NRL,MS,EH,DDS,N,OSR,RS.
Kegiatan bimbingan kelompok dilakukan 4 tahap yaitu tahap
pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan,dan tahap pengakhiran.
Kegiatan ini dibuka oleh pemimpin kelompok mengawali kegiatan
bimbingan kelompok dengan mengucapkan salam dan berdoa yang
dipimpin oleh pemimpin kelompok serta mengucapkan terimakasih telah
menyempatkan hadir, dilanjutkan dengan PK menyampaikan dan tanya
jawab mengenai pengertian, tujuan, cara pelaksanaan, asas-asas, serta
dilanjutkan dengan main rantai nama.
2. Tahap peralihan
Pada tahap peralihan pemimpin kelompok menanyakan kesiapan
anggota kelompok untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok lebih
lanjut, lalu mengingatkan kembali tentang cara-cara dalam melaksanakan
bimbingan kelompok serta mengenali suasana kelompok dan pada
kelompok ini terlihat siap.
3. Tahap kegiatan
Tahap selanjutnya. Pada kegiatan ini, telah menyiapkan topik yang
akan dibahas, lalu anggota kelompok dengan antusias menjawab untuk
memulai kegiatan bimbingan kelompok. PK membahas meteri tentang
“mengevaluasi perencanaan karier” sebelumnya PK bertanya apa itu BKP
dan ditanggapi oleh OSR kembali bertanya tentang kegiatan sebelum nya
dalam membuat perencanaan karierterus dijawab oleh N.
Selanjutnya masuk dalam modeling seluruh anggota kelompok
melihat dan mendengarkan dari video yang disampaikan oleh pemimpin
kelompok setelah videonya berakhir PK berdiskusi dengan naggota
kelompok. Siswa OSR dan N pada diskusi ini lebih aktif berkomunikasi
dan bertanya dan juga mulai berani dan percaya diri dalam
mengungkapkan pendapat, siswa MS juga terbuka dan percaya diri, siswa
DM mulai bagus berkomunikasi dalam mengeluarkan pendapat, siswa
SPR mulai berani dan percaya diri dalam berkomunikasi, siswa NRL
sudah berani dalam menyampaikan pendapat dan berdiskusi, siswa EH dan
RS juga mulai berani mengungkapakan pendapat, DDS sudah mulai berani
dan percaya diri dalam mengemukan pendapat saat berdiskusi dan
menjawab pertanyaan.
Setelah diskusi siswa DM,SPR,NRL,MS,EH,DDS,N,OSR,RS
mengevaluasi perencanaan karier sebelumnya dan meningkatkan kualitas
diri siswa. Kemudian pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok
untuk bermain game agar siswa tidak merasa bosan.
Kemudian pemimpin kelompok menanyakan komitmen anggota
kelompok dalam kegiatan bimbingan kelompok dan seluruh anggota
kelompok berkomitmen DM,SPR,NRL,MS,EH,DDS,N,OSR,RS akan
memberikan umpan balik dalam berkomunikasi.
4. Tahap pengakhiran
Pada tahapan inin pemimpin kelompok menyampaikan bahwa
kegiatan kegiatan akan segera berakhir. Pemimpin kelompok meminta
anggota kelompok untuk menyimpulkan hasil kegitan ini dan
menyampaikan kesan dan pesan selama melaksanakan bimbingan
kelompok. Setelah itu pemimpin kelompok mengucapkan terimakasih
udan kemudian mengajak anggota kelompok berdoa untuk mengakhiri
kegiatan.

B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran mengenai
pengambilan keputusan karier siswa sebelum dan sesudah diberikan
layanan treatment dengan menggunakan teknik modelling dalam
pengambilan keputusan karier. Pada penelitian ini terdiri dari 30 orang
populasi.
1. Deskripsi Pengambilan Keputusan Karier Siswa Sebelum diberikan
Layanan Bimbingan Konseling dengan Teknik Modelling
Pada analisis data awal hasil yang diperoleh sebelum diberikan

treatment adalah tingkat pengaruh pengambilan keputusan karier pada

kelas IX SMK terdapat 1 siswa 4% yang memiliki pemngambilan

keputusan karier tinggi, 22 siswa 73% yang memiliki pengambilan

keputusan karier sedang, 6 siswa 20% memiliki pengambilan keputusan

karier rendah, 1 siswa 3% memiliki keputusan karier sangat rendah

dengan jumlah sampel 30 siswa.

Karier menurut (Walgito, 2010:201) merupakan pekerjaan seoran

akan bekerja dengan senang hati dan penuh kegembiraan apabila apa yang

dikerjakan itu memang sesuai dengan keadaan dirinya, kemampuannya,

dan minatnya. Selanjutnya menurut Supardi (2016:2), karier dipergunakan

untuk menunjukan kemajuan, sikap, perkembangan dan keberhasilan

seseoran dalam pekerjaannyadalam suatu organisasi.

Berdasarkan hasil observasi kepala sekolah selaku pengawan SMK

Agribisnis Dangau Datuk yang mana peneliti peroleh saat wawancara,

bahwa sebagian banyak siswa merasa kebingungan dan belum ada

kesadaran diri terhadap pilihan kariernya. Siswa merasa bingung kuliah

atau langsung kerja, belum ada kepastian bagi diri siswa tersebut. Kepala

SMK Dangau Datuk menyebutkan bahwa kurang lebih 50% dari jumlah

alumni masih banyak menganggur. Salain itu, juga banyak siswa yang
kurang mampu secara ekonomi untuk masuk kejenjang perguruan tinggi.

Selanjutnya ditambah lagi belum tahu kemapuan akan program studi

tertentu. Kebanyakan siswa SMK Agribisinis memilih mengikuti pilihan

karier temannya, tidak mengetahui prospek karier dalam pilihan jurusan.

Adapun ketidaksikronan dalam pengambilan keputusan karir merupakan

salah satu akibat dari kurangnya kesadaran diri dan informasi potensi diri

dari siswa dalam pengambilan keputusan karier. Oleh karena itu siswa

perlu diberikan layana salahsatunya bimbingan kelompok.

2. Deskripsi Pengambilan Keputusan Karier Siswa Setelah diberikan


Layanan Bimbingan Konseling dengan Teknik Modelling
Selanjutnya pelaksanaan treatment berupa layanan bimbingan
kelompok dengan teknik modeling kepada siswa sampel dan pertemuan
sebanyak lima kali. dapat dilihat setelah diberikan layanan bimbingan
kelompok dengan teknik modelling menunjukan hasil siswa pada kategori
sangat tinggi berjumlah 25 siswa dengan persentase 83% dan siswa
dengan kategori tinggi berjumlah 5 orang dengan persentase 17%. Hasil
tersebut menunjukan tidak ada lagi siswa yang dalam kategori rendah dan
kategori sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil post-test siswa
setelah diberikan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik
modelling berpengaruh terhadap kenaikan keputusan karier siswa.
Seperti yang dikemukankan Fajar,et el., (2009:232) bimbingan
kelompok merupakan proses pemberian bantuan dan informasi yang
diberikan oleh seorang yang ahli (guru pembimbing) pada sekelompok
orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok guna juga mencapai
tujuan tertentu. Bimbingan kelompok dengan teknik modeling
dilaksanakan dengan memberikan kesempatan kepada anggota kelompok
untuk membahas topik permasalahan melalui dinamika kelompok yang
telah disiapkan oleh pemimpin kelompok. Selanjutnya teknik modeling
yang diterapkan peneliti pada penelitian ini berupa bantuan kepada siswa
yang memiliki permasalahan terkait pengambilan keputusan karir,
kemudian mengajak siswa menonton dan mendengarkan video yang
diputar yang telah disiapkan pemimpin kelompok, sehingga menimbulkan
kecakapan dan interaksi siswa dengan menggunakan teknik tersebut.
Hal ini lah menjadi alasan peneliti untuk dapat menggunakan
teknik modeling untuk meningkatkan tingkat keputusan karier, sebab
tingkat keputusan karier muncul karena bingung mengambil keputusan
dalm karier, pada proses pelaksanaan bimbingan kelompok sebanyak 5
kali pertemuan terlihat siswa ebih akrab dalam menyampaikan pendapat
bahkan informasi dalam kelompok, artinya siswa yang telah memahami
dan mulai menerapkan teknik modeling seperti yang telah dilakukan
ketika proses kegiatan bimbingan kelompok.
Selain itu peneliti melakukan observasi diluar kegiatan BKP 9
sampel siswa yang memiliki keputusan karier rendah, peneliti melihat
siswa sudah banyak perubahan yang cukup signifikan, siswa mulai berani
berbicara dengan anggota kelompok yang lain dan pada penelitian masuk
kedalam kelas siswa berani bertanya dan mengutarakan apa yang ingin
disampaikan. Siswa sudah mualai terbuka dengan pikiran dan perasaanya
telihat tidak ada lagi siswa yang malu-malu untuk bertanya. Berdasarkan
uraian diatas dan hasil post-test skala tingkat keputusan karier 9 sampel,
dapat dilihat bahwa ada peningkatan mengambil keputusan karier setelah
diberikan treatment dan juga dibuktikab dari hasil uji hipotesis.
3. Efektivitas Layanan Bimbingan Konseling dengan Teknik Modelling
Pada Pengambilan Keputusan Karier Siswa
Berdasarkan hasil uji hipotesis ditunjukan bahwa terjadi perubahan
analisis uji T test sampel related (berpasangan/paired) yang menunjukan
nilai signifikan (2-tailed) sebesar 0,000 ditolak, namun juka nilai
signifikan (2-tailed) lebih kecil dari 0,05 maka hopitesis diterima.
Berdasarkan hasil uji tersebut, nilai T adalah 13.333 dan taraf signifikan
adalah 0,000 Ho ditolak dan Ha diterima, artinya peranan layanan
bimbingan kelompok secara signifikan dalam mengingkatkan keputusan
karier siswa dala hasil uji T (13.333).

4. Keterbatasan Penelitian
Pelaksanaan penelitian telah peneliti lakukan semaksimal mungkin sesuai
dengan prosedur ilmiah, namun peneliti menyadari dalam penelitian ini
terdapat keterbatasan yang dialami yaitu sebagai berikut:
a. Waktu pemberian layanan terbatas dikarenakan sedang berada pada
waktu proses magang
b. Minimnya jumlah infocus sebagai alat treatment sebagai alat
penunjang penelitian, sehingga peneliti menyampaikan treatment
hanya melalui layer laptop
c. Kekurangan sumber daya pendidik (Guru) di SMK Agribisnis Dangau
Datuk Kota Bengkulu
d. Belum ada ruangan khusus treatment seperti ruang BK
e. Kurangnya pengetahuan siswa terhadap website-website akademik
f. Peraturan asrama yang melarang siswa menggunakan askes
smartphone dan internet
g. Sekolah berada di lokasi terpencil

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh layanan
bimbingan konseling dengan teknik modelling pada pengambilan
keputusan karier siswa kelas XI SMK Agribisnis Dangau Datuk Kota
Bengkulu maka ditarik kesimpulan bahwa:
1. Pengambilan keputusan karir sebelum layanan bimbingan konseling
dengan teknik modelling rata-rata ada pada semua kategori. 30% berada
pada kategori tinggi, 27% dalam kategori tinggi, 30% kategori sedang, dan
13% pada kategori rendah.
2. Pengambilan keputusan karir setelah layanan bimbingan konseling dengan
teknik modelling hasilnya menunjukkan siswa pada kategori sangat tinggi
berjumlah 26 siswa dengan persentase 87% dan siswa dengan ketgori
tinggi berjumlah 4 orang dengan persentase 13%. Hasil tersebut
menunjukan tidak ada lagi siswa yang dalam kategori rendah dan kategori
sedang. Sehingga dapat disimpulakn bahwa hasil post-test siswa setelah
diberikan bimbingan konseling kelompok dengan menggunakan teknik
modelling berpengaruh terhadap kenaikan keputusan karier siswa
3. Berdasarkan hasil uji analisis menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
dalam pengambilan keputusan karier siswa pada saat pre-test dan post-test.
Hasil pengolahan data pada uji hasil paired t-test dapat diketahui nilai sig
(2-tailed) sebesar 0,000 yang artinya nilai Sig. (2-tailed) lebih kecil dari
0,05 maka hipotesis ditolak diterima. Dapat disimpulkan bahwa terjadi
kenaikan tingkat pengambilan keputusan karier di SMK Agribisnis
Dangau Datuk setelah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan
teknik modelling.

B. SARAN
Saran yang dapat disampaikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Saran Teoritis
a. Wilayah pengambilan sampel pada penelitian ini terbatas pada lokasi
tertentu, untuk penelitian selanjutnya diharapakan dapat memperluas
wilayah penelitian. Sehingga dapat memberikan representative
masalah pengambilan keputusan karir siswa pada sekolah lainnya.
b. Penelitian selanjutnya disarankan untuk dapat mengambil subjek
penelitian dari kelas yang berada seperti kelas X dan kelas XII.
2. Saran Praktis
a. Bagi Siswa
Pemberian layanan bimbingan konseling dengan teknik modelling
diharapkan siswa dapat mengerti mengenai pengambilan keputusan
karier untuk masa yang akan datang.
b. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk melihat
pengambilan keputusan karier siswa pada masa sekolah. Jika terdapat
masalah yang serupa dimana siswa-siswa mengalami kebingungan
dalam pengambilan keputusan karier nya maka sekolah dapat bekerja
sama dengan guru BK untuk memberikan treatment dalam mengatasi
masalah tersebut.
c. Bagi Guru BK
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan untuk guru BK
dalam memberikan layanan-layanan konseling dalam pengambilan
keputusan karier siswanya.
d. Bagi Prodi Bimbingan dan Konseling
Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi peneliti lanjutan agar
dapat menyempurnakan penelitian berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai