(INDEPENDENT)
00.15
Hasirun (Run_Art)
0
Judul Penelitian
Perbedaan Skor Pengetahuan tentang HIV/AIDS pada siswa yang pernah dan yang
belum mendapat penyuluhan tentang HIV-AIDS.
Uji analisis
Uji yang digunakan adalah uji t sampel bebas (independen)
Data yang diperoleh
Kelompok siswa Kelompok
No A siswa B
1 80 68
2 90 57
3 70 46
4 86 57
5 82 44
6 88 51
7 91 62
8 93 54
9 80 49
10 79 48
11 89 64
12 88 48
13 85 58
14 79 55
15 91 52
Data diperoleh dari dua kelompok siswa yaitu siswa A (yang pernah mendapat
penyuluhan tentang HIV/AIDS) dan siswa B (belum pernah mendapat penyuluhan
tentang HIV/AIDS).
Download this on PDF Version --> http://adf.ly/1HnR4L
Analisis Data
1. Langkah pertama:
Melihat apakah data yang diperoleh berdistribusi normal. Ada beberapa cara untuk
melihat apakah data tersebut berdistribusi normal. Kita bisa menggunakan program
SPSS.
1. Setelah masuk program SPSS dan telah menginput data pada data view dan
variable view dengan nama skor_pengetahuan dan Group_kelas dengan value 1
= siswa_A dan 2 = siswa_B
2. Selanjutnya klik Analyze Descriptive Statistics Explore - test Klik variabel
skor_pengetahuan masukkan ke kotak Dependent List dan group_kelas pada
kotak faktor list
3. Pada Plots, centang Normality plots with test, Continue
4. Klik OK, maka hasil output yang didapat adalah sebagai berikut:
OUTPUT SPSS
Descriptives
Median 86.00
Variance 39.352
Minimum 70
Maximum 93
Range 23
Interquartile Range 10
Median 54.00
Variance 47.743
Maximum 68
Range 24
Interquartile Range 10
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Dari hasil di atas kita lihat pada kolom Shapiro-Wilk dan dapat diketahui
bahwa nilai signifikansi untuk Siswa_A adalah 0.220 dan untuk Siswa_B sebesar
0.812 maka dapat disimpulkan bahwa data pada variabel Siswa_A; dan untuk
Siswa_B berdistribusi normal.
2. Langkah Kedua:
Cara SPSS
Untuk melihat hasil uji T sampel bebas (independen):
Selanjutnya klik Analyze Compare means Independent-samples T test Klik
variabel skor_pengetahuan masukkan ke kotak Dependent List dan group_kelas
pada Grouping Variabels
Klik Define groups : klik angka satu pada group 1 dan angka 2 pada group 2, lalu
continue
Klik OK, maka hasil output yang didapat adalah sebagai berikut:
OUTPUT SPSS
Group Statistics
Scor_Pengeahuan
F .105
.748
Levene's Test for Equality Sig.
of Variances
T 12.671 12.671
Df 28 27.743
Cara Manual
Sebelum kita melakukan uji t test, sebelumnya dilakukan uji kesamaan varian
(homogenitas) dengan F test (Levene,s Test), artinya jika varian sama maka uji t
menggunakan Equal Variance Assumed (diasumsikan varian sama) dan jika varian
berbeda menggunakan Equal Variance Not Assumed (diasumsikan varian berbeda).
Langkah-langkah uji F sebagai berikut:
1. Menentukan Hipotesis
Ho : Kedua varian adalah sama (varian kelompok kelas A dan kelas B
adalah sama)
Ha : Kedua varian adalah berbeda (varian kelompok siswa_A dan kelas
siswa_B adalah berbeda).
2. Kriteria Pengujian (berdasarkan probabilitas / signifikansi)
Ho diterima jika P value > 0.05
Ho ditolak jika P value < 0.05
3. Membandingkan probabilitas / signifikansi
Nilai P value (0.748 > 0.05) maka Ho diterima
4. Kesimpulan
Oleh karena nilai probabilitas (signifikansi) dengan equal variance assumed
(diasumsikan kedua varian sama) adalah 0.748 lebih besar dari 0.05 maka Ho
diterima, jadi dapat disimpulkan bahwa kedua varian sama (varian kelompok
Siswa_A dan Siswa_B adalah sama). Dengan ini penggunaan uji t menggunakan
equal variance assumed (diasumsikan kedua varian sama).
c. Menentukan t hitung
Dari tabel di atas didapat nilai t hitung (equal variance assumed) adalah 12.671
d. Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada = 95% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df)
n-2 atau 30-2 = 28. Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0.05) hasil diperoleh
untuk t tabel sebesar 2.0484.
e. Kriteria Pengujian
Ho diterima jika -t tabel < t hitung < t tabel
Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t table
Berdasar probabilitas:
Ho diterima jika P value > 0.05
Ho ditolak jika P value < 0.05
g. Kesimpulan
Olehkarenanilaithitung>ttabel(12.671>2.0484)danPvalue(0.000<0.05)
makaHoditolak,artinyabahwaadaperbedaanantaraskorpengetahuantentangHIV/AIDS
padakelompoksiswa_AdenganskorpengetahuantentangHIV/AIDSkelompoksiswa_B.
PadatabelGroupStatisticsterlihatratarata(mean)untukkelompoksiswa_Aadalah84.73
danuntukkelasBadalah54.20,artinyabahwaskorpengetahuantentangHIV/AIDStinggi
daripadaskorpengetahuantentangHIV/AIDSpadakelompoksiswa_B.Nilaithitungpositif,
berartirataratasiswa_Alebihtinggidaripadasiswa_Bdansebaliknyajikathitungnegatif
berarti ratarata siswa_A lebih tinggi daripada siswa_B. Perbedaan ratarata (mean
difference)sebesar30.53(84.7354.20),danperbedaanberkisarantara25.597sampai35.469
(lihatpadalowerdanupper).
ByRun_Art
Next
Previous
Meta Analisis
0 komentar:
Ciri lain dari nyamuk Culex adalah posisi yang sejajar dengan bidang permukaan
yang dihinggapi saat istirahat atau saat menusuk dengan kaki belakang yang sedikit
terangkat (Setiawati, 2000).Genus Culex dikenali dengan struktur sketelumnya yang
trilobus, ujung abdomen yang tumpul dan badannya yang penuh dengan sisik-sisik.
Selain itu, struktur yang membedakan genus ini dengan genus yang lain adalah struktur yang
disebut pulvilus yang berdekatan dengan kuku diujung skaki nyamuk (Setiawati, 2000).
Nyamuk Culex quinquefasciatus berwarna coklat, berukuran sedang,dengan bintik-bintik
putih di bagian dorsal abdomen. Sedangkan kaki danproboscis berwarna hitam polos
tanpa bintik-bintik putih. Spesies ini sulit dibedakan dengan nyamuk genus Culex lainnya.
C. Siklus Hidup
1. Telur
Seekor nyamuk betina mampu meletakan 100-400 butir telur. Setiap spesies nyamuk
mempunyai kebiasaan yang berbeda-beda. Nyamuk Culex sp meletakan telurnya diatas
permukaan air secara bergelombolan dan bersatu membentuk rakit sehingga mampu untuk
mengapung.
2. Larva
Setelah kontak dengan air, telur akan menetas dalam waktu 2-3 hari. Pertumbuhan
dan perkembangan larva dipengaruhi oleh faktor temperature, tempat perindukan dan ada
tidaknya hewan predator. Pada kondisi optimum waktu yang dibutuhkan mulai dari penetasan
sampai dewasa kurang lebih 5 hari.
3. Pupa
Pupa merupakan stadium terakhir dari nyamuk yang berada di dalam air, pada
stadium ini tidak memerlukan makanan dan terjadi pembentukan sayap hingga dapat terbang,
stadium kepompong memakan waktu lebih kurang satu sampai dua hari. Pada fase ini
nyamuk membutuhkan 2-5 hari untuk menjadi nyamuk, dan selama fase ini pupa tidak akan
makan apapun dan akan keluar dari larva menjadi nyamuk yang dapat terbang dan keluar dari
air.
4. Dewasa
Setelah muncul dari pupa nyamuk jantan dan betina akan kawin dan nyamuk betina
yang sudah dibuahi akan menghisap darah waktu 24-36 jam. Darah merupakan sumber
protein yang esensial untuk mematangkan telur.[8] Perkembangan telur hingga dewasa
memerlukan waktu sekitar 10 sampai 12 hari.
Nyamuk Culex sp betina dapat meletakkan telur sampai 100 butir setiap datang waktu
bertelur. Telur telur tersebut diletakkan diatas permukaan air dalam keadaan menempel
pada dinding vertical bagian dalam tempat tempat penampungan air . Nyamuk Culex sp
betina lebih menyukai tempat penampungan air yang tertutup longgar untuk meletakkan
telurnya dibandingkan dengan tempat penampunga air yang terbuka, karena tempat
penampungan air yang tertutup longgar tutupnya jarang dipasang dengan baik sehingga
mengakibatkan ruang didalamnya lebih gelap (Sumarmo,1988). Telur akan menetas dalam
waktu 1-3 hari pada suhu 30o C, sementara pada suhu 16o C telur akan menetas dalam waktu
7 hari. Telur dapat bertahan tanpa media air dengan syarat tempat tersebut lembab.
Telur dapat bertahan sampai berbulan bulan pada suhu -2o C sampai 42o C. Stadium
larva berlangsung selama 6-8 hari. Stadium larva terbagi menjadi 4 tingkatanperkembangan
atau instar. Instar I terjadi setelah 1-2 hari telur menetas, Instar II terjadi setelah 2-3 hari telur
menetas, instar III terjadi setelah 3-4 hari telur menetas dan instar IV terjadi setelah 4-6 hari
telur menetas. Stadium pupa terjadi seteah 6 -7 hari telur menetas. Stadium pupa berlangsung
selama 2 -3 hari.
Lama waktu stadium pupa dapat diperpanjang dengan menurunkan suhu pada tempat
perkembangbiakan, tetapi pada suhu yang sangat rendah dibawah 10 o C pupa tidak
mengalami perkembangan.(Upik Kesumawati Hadi dan Susi Soviana ,2000). Stadium dewasa
terjadi setelah 9 10 hari telur menetas. Meskipun umur nyamuk Culex sp betina di alam
pendek yaitu kira kira2 minggu, tetapi waktu tersebut cukup bagi nyamuk Culex sp. Betina
untuk menyebarkan virus dengue dari manusia yang terinfeksi ke manusia yang lain.
(Soedarto, 1992)
Pupa-Pupa merupakan stadium terakhir dari nyamuk yang berada di dalam air,
padastadium ini tidak memerlukan makanan dan terjadi pembentukan sayap hingga
dapatterbang, stadium kepompong memakan waktu lebih kurang satu sampai dua hari.Pada
fase ini nyamuk membutuhkan 2-5 hari untuk menjadi nyamuk, dan selama faseini pupa tidak
akan makan apapun dan akan keluar dari larva menjadi nyamuk yangdapat terbang dan
keluar dari air.d. DewasaSetelah muncul dari pupa nyamuk jantan dan betina akan kawin dan
nyamuk betina yang sudah dibuahi akan menghisap darah waktu 24-36 jam. Darah
merupakansumber protein yang esensial untuk mematangkan telur. Perkembangan
telur hingga dewasa memerlukan waktu sekitar 10 sampai 12 hari.
2. Perilaku makan
Nyamuk Culex sp suka menggigit manusia dan hewan terutama pada malam hari.
Nyamuk Culex sp suka menggigit binatang peliharaan, unggas, kambing, kerbau dan sapi.
Menurut penelitian yang lalu kepadatan menggigit manusia di dalam dan di luar rumah
nyamuk Culex sp hampir sama yaitu di luar rumah (52,8%) dan kepadatan menggigit di
dalam rumah (47,14%), namun ternyata angka dominasi menggigit umpan nyamuk manusia
di dalam rumah lebih tinggi (0,64643) dari nyamuk menggigit umpan orang di luar rumah
(0,60135).
3. Kesukaan beristirahat
Setelah nyamuk menggigit orang atau hewan nyamuk tersebut akan beristirahat
selama 2 sampai 3 hari. Setiap spesies nyamuk mempunyai kesukaan beristirahat yang
berbeda-beda. Nyamuk Culex sp suka beristirahat dalam rumah. Nyamuk ini sering berada
dalam rumah sehingga di kenal dengan nyamuk rumahan.
F. Sistem Pernafasan
Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan arthropoda
lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangka luar
(eksoskeleton) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembuluh silindris yang berlapis zat
kitin, dan terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh.
Spirakel mempunyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan menutupnya
spirakel terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel terbuka selama serangga terbang, dan
tertutup saat serangga beristirahat.
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju pembuluh-
pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi cabang halus yang
disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam.
Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas.
Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi
yang sama dengan kapiler pada sistem pengangkutan (transportasi) pada vertebrata.
G. Sistem Pencernaan
Sebagaimana pada cacing tanah, serangga memiliki sistem pencernaan makanan yang
sudah sempurna, mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus sampai anus. Pencernaan
pada serangga dilakukan secara ekstrasel
H. Habitat
Nyamuk dewasa merupakan ukuran paling tepat untuk memprediksi potensi
penularan arbovirus. Larva dapat di temukan dalam air yang mengandung tinggi pencemaran
organik dan dekat dengan tempat tinggal manusia. Betina siap memasuki rumah-rumah di
malam hari dan menggigit manusia dalam preferensi untuk mamalia lain.
1. Suhu
Faktor suhu sangat mempengaruhi nyamuk Culex sp dimana suhu yang tinggi akan
meningkatkan aktivitas nyamuk dan perkembangannya bisa menjadi lebih cepat tetapi apabila
suhu di atas 350C akan membatasi populasi nyamuk. Suhu optimum untuk pertumbuhan
nyamuk berkisar antara 200C 300C. Suhu udara mempengaruhi perkembangan virus dalam
tubuh nyamuk.
2. Kelembaban Udara
Kelembaban udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam udara yang
dinyatakan dalam (%). Jika udara kekurangan uap airyang besar maka daya penguapannya
juga besar. Sistem pernafasan nyamuk menggunakan pipa udara (trachea) dengan lubang-
lubang pada dinding tubuh nyamuk (spiracle). Adanya spiracle yang terbuka lebar tanpa ada
mekanisme pengaturannya. Pada saat kelembaban rendah menyebabkan penguapan air dalam
tubuh sehingga menyebabkan keringnya cairan tubuh. Salah satu musuh nyamuk adalah
penguapan, kelembaban mempengaruhi umur nyamuk, jarak terbang, kecepatan berkembang
biak, kebiasaan menggigit, istirahat dan lain-lain.
3. Pencahayaan
Pencahayaan ialah jumlah intensitas cahaya menuju ke permukaan per unit luas.
Merupakan pengukuran keamatan cahaya tuju yang diserap. Begitu juga dengan kepancaran
berkilau yaitu intensitas cahaya per unit luas yang dipancarkan dari pada suatu permukaan.
Dalam unit terbitan SI, kedua-duanya diukur dengan menggunakan unit lux (lx)atau lumen
per meter persegi (cd.sr.m-2). Bila dikaitkan antara intensitas cahaya terhadap suhu dan
kelembaban, hal ini sangat berpengaruh. Semakin tinggi atau besar intensitas cahaya yang
dipancarkan ke permukaan maka keadaan suhu lingkungan juga akan semakin tinggi. Begitu
juga dengan kelembaban, semakin tinggi atau besar intensitas cahaya yang dipancarkan ke
suatu permukaan maka kelembaban di suatu lingkungan tersebut akan menjadi lebih rendah.
J. Pengobatan
Biasanya kalau banyak ditemukan penderita yang didalam darahnya ditemukan
microfilaria akan dilakukan pengobatan missal dengan DEC ( Di Ethyl Carbamazine ).
Pengobatan massal sering menimbulkan masalah, bila beberapa orang tidak tahan dengan
pengobatan Single Dose yang diberikan hingga terjadi efek samping yang tidak kita inginkan.
K. Pencegahan
Pencegahan nyamuk dapat dibagi menjadi tiga yaitu :