Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada zaman sekarang di era revolusi Industri 4.0 perkembangan transaksi jual-beli tidak
hanya ada di dalam dunia nyata namun ada juga transaksi jual-beli di dalam dunia maya. E-
Commerce merupakan transaksi jual beli secara elektronik melalui media internet. E-commerce
ini sebagai bentuk perkembangan digital di Indonesia. Dengan berkembangnya internet di
Indonesia, memudahkan setiap orang untuk melakukan transaksi jual-beli online ini.
Sehingga kehadiran E-Commerce sebagai media transaksi yang baru, cepat dan mudah ini
tentunya menguntungkan banyak pihak, baik pihak konsumen, maupun pihak produsen dan
penjual (retailer). Dengan menggunakan internet, proses jual beli dapat dilakukan dengan
menghemat biaya dan waktu.
Hubungan pelaku usaha dengan konsumen merupakan hubungan dalam ranah hukum
privat (perseorangan). Pelaku usaha yang memberikan janji terlebih dahulu kepada konsumen
agar mendapatkan keuntungan, meskipun pada awalnya beritikad baik dan tanpa unsur penipuan,
tetapi jika terjadi keteledoran, akan menyebabkan kerugian pada konsumen. Tidak hanya
konsumen yang dapat dirugikan namun juga pelaku usaha dapat dirugikan. Akibat kian hari
banyak pula kebutuhan yang harus dipenuhi yang tidak diiringi dengan jumlah pendapatan maka
lahirlah ingkar janji dari suatu kesepakatan yang telah dibuat yang dinamakan Wanprestasi yang
tentunya tidak lain merugikan pihak kreditur, baik perjanjian itu berupa sepihak (cuma-Cuma)
maupun timbal balik (atas beban). Seperti terjadi dalam kasus yang diteliti oleh kami ini
mengenai wanprestasi dalam transaksi jual-beli online yang telah memenuhi prestasinya yaitu
penjualnya kerugian pada konsumen.

Apabila suatu pihak tidak melaksanakan atau memenuhi prestasi sesuai dengan perjanjian
itu, maka pihak tersebut dianggap telah melakukan wanprestasi. Wanprestasi adalah tidak
terpenuhinya atau lalai melaksanakan kewajiaban (prestasi) sebagaimana yang ditentukan dalam
perjanjian yang dibuat antara kreditor dengan debitur . Wanprestasi dapat berupa:

a. Tidak melaksanakan apa yang disanggupi akan dilakukannya.

b. Melaksanakan apa yang dijanjiakannya, tetapi tidak sebagaimana mestinya.


c. Melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat.

d. Melakukan suatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya.

1.2 Identifikasi Masalah


1. Apa saja bentuk-bentuk wanprestasi yang timbul dalam perjanjian jual-beli online?
2. Bagaimana akibat hukum dan penyelesaian kasus wanprestasi jual-beli online?
1.3 Tujuan Penilitian
1. Untuk mengetahu apa saja bentuk-bentuk wanprestasi yang dilakukan para pihak dalam
pelaksanaan jual-beli online
2. Untuk mengetahui bagaimana para pihak menyelesaikan wanprestasi dalam pelaksanaan
jual-beli online

Anda mungkin juga menyukai