Anda di halaman 1dari 4

Dalam contoh kasus tersebut, titik pertalian primernya adalah: 1.

Kedudukan kedua pihak


Donatela Versace yang berkebangsaan Italia dan memiliki rumah mode yang dikenal dengan
nama Versace, serta Perusahaan X yang berkedudukan di Indonesia. 2. Perusahaan X telah
melakukan aksi peniruan dan penjualan produk tiruan dari rumah mode Versace, yang
menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi Versace. Kasus tersebut mencerminkan
fenomena yang sering terjadi, di mana perusahaan-perusahaan kecil dari berbagai negara
melakukan peniruan terhadap merek-merek terkenal, yang melanggar hak cipta dan melawan
hukum. Dalam konteks hukum perdata internasional, kasus ini menunjukkan perlunya
penyelesaian yang mempertimbangkan kedudukan berbeda dari pihak-pihak yang terlibat. Jadi,
itulah contoh jawaban terkait titik pertalian primer dari kasus di atas.***

Sumber Artikel berjudul "Donatela Versace Seorang Berkebangsaan Italia Adalah Pemilik
Sebuah Rumah Mode Besar, Inilah Pembahasannya", selengkapnya dengan
link: https://temanggung.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-2617975879/donatela-versace-
seorang-berkebangsaan-italia-adalah-pemilik-sebuah-rumah-mode-besar-inilah-
pembahasannya?page=all
Donatela Versace seorang berkebangsaan Italia adalah pemilik sebuah rumah mode
besar. Perusahaan mode Donatela memiliki merek dagang Versace dan termasuk
dalam kategori merek terkenal. Perusahaan Versace berpusat dan menjalankan
administrasi bisnisnya di Perancis. Merek tas dan pakaian Versace sering kali ditiru
untuk kemudian diperjual belikan dengan harga yang lebih murah. Salah satunya
dilakukan oleh perusahaan X yang berkedudukan di Indonesia. Versace ingin
melakukan gugatan terhadap perusahaan X karena menyebabkan kerugian yang
cukup besar bagi Versace. Pertanyaan : Dalam contoh kasus tersebut, uraikan mana
sajakah yang merupakan titik pertalian primernya!
Like
0
All replies

Answer
4 days ago

Titik Pertalian Primer dalam Kasus Merek


Dagang Versace vs. Perusahaan X
 Merek Dagang: Merek dagang "Versace" merupakan titik pertalian primer dalam
kasus ini. Merek dagang ini merupakan aset berharga bagi perusahaan Donatela
Versace dan menjadi sasaran peniruan oleh perusahaan X di Indonesia.
 Pelanggaran Merek Dagang: Tindakan perusahaan X yang meniru merek dagang
Versace untuk dijual dengan harga murah merupakan pelanggaran terhadap merek
dagang Versace. Hal ini menjadi titik pertalian primer dalam gugatan yang akan
dilakukan oleh Versace terhadap perusahaan X.
 Kerugian Bisnis: Dampak dari peniruan merek dagang Versace oleh perusahaan X
yang menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi perusahaan Versace juga
menjadi titik pertalian primer dalam kasus ini. Kerugian ini dapat mencakup
penurunan penjualan, merusak reputasi merek, dan mengurangi kepercayaan
konsumen terhadap produk asli Versace.
Donatela Versace seorang berkebangsaan Italia adalah pemilik sebuah rumah mode
besar. Perusahaan mode Donatela memiliki merek dagang Versace dan termasuk
dalam kategori merek terkenal. Perusahaan Versace berpusat dan menjalankan
administrasi bisnisnya di Perancis. Merek tas dan pakaian Versace sering kali ditiru
untuk kemudian diperjual belikan dengan harga yang lebih murah. Salah satunya
dilakukan oleh perusahaan X yang berkedudukan di Indonesia. Versace ingin
melakukan gugatan terhadap perusahaan X karena menyebabkan kerugian yang
cukup besar bagi Versace.
Pertanyaan :
Dalam menyelesaikan kasus HPI tersebut, hukum negara manakah yang dapat
digunakan jika menggunakan asas status personal badan hukum berdasarkan
“centre of administration” nya.?Jelaskan analisis anda!
Like
0

All replies

Answer
5 months ago

Hukum Negara yang Dapat Digunakan


dalam Kasus HPI dengan Asas Status
Personal Badan Hukum
Dalam kasus ini, jika menggunakan asas "centre of administration" untuk
menentukan hukum yang berlaku, maka hukum negara yang dapat digunakan
adalah Perancis.
Alasan utama adalah karena perusahaan Versace menjalankan administrasi
bisnisnya di Perancis. Meskipun perusahaan X berkedudukan di Indonesia, namun
jika asas "centre of administration" diterapkan, maka hukum yang berlaku adalah
hukum negara di mana administrasi bisnis utama perusahaan Versace berada, yaitu
Perancis.
Dalam kasus ini, Versace dapat mengajukan gugatan terhadap perusahaan X di
pengadilan Perancis. Perusahaan X dapat dianggap melanggar hak kekayaan
intelektual Versace dengan meniru merek dagang Versace dan menjual produk
tiruan dengan harga lebih murah. Versace dapat menuntut perusahaan X atas
pelanggaran hak cipta dan merek dagang di bawah hukum Perancis.
Namun, penting untuk dicatat bahwa penyelesaian kasus ini akan melibatkan proses
hukum yang kompleks dan mungkin memerlukan bantuan dari pengacara yang
berpengalaman dalam hukum internasional dan hak kekayaan intelektual.
Like
0

Kasus di atas dapat dikategorikan sebagai kasus HPI (Hak


Kekayaan Intelektual) karena melibatkan pelanggaran hak
cipta dan merek dagang milik perusahaan Donatela Versace.
Perusahaan X di Indonesia meniru merek dagang dan
produk-produk Versace untuk dijual dengan harga yang lebih
murah, sehingga merugikan perusahaan Versace.
Dalam alur berpikir HPI, kasus ini melibatkan pelanggaran
hak kekayaan intelektual, yaitu hak cipta dan merek dagang
milik perusahaan Versace. Perusahaan X di Indonesia
meniru merek dagang dan produk-produk Versace tanpa izin,
sehingga merugikan perusahaan Versace. Pelanggaran hak
kekayaan intelektual seperti ini dapat merugikan pemilik
hak cipta dan merek dagang, serta merusak reputasi merek
dagang tersebut.
Oleh karena itu, perusahaan Versace berhak untuk
melakukan gugatan terhadap perusahaan X di Indonesia
karena telah melakukan pelanggaran hak kekayaan
intelektual. Perusahaan Versace dapat menggunakan hak-
hak yang dilindungi oleh undang-undang hak kekayaan
intelektual untuk melindungi merek dagang dan produk-
produknya dari peniruan dan pelanggaran hak cipta.

Anda mungkin juga menyukai