Anda di halaman 1dari 4

CONTOH KASUS HUKUM PERDATA INTERNASIONAL

NAMA : MISBAHUL MUNIR


NIM : 15350031

Kasus Babcock dan Jackson

Fakta-faktanya :
1. Miss Georgia Babcock dengan kawan-kawannya yaitu Mr.
dan Mrs William Jackson pergi untuk week end ke Canada pada
tanggal 16 september tahun 1960,dengan memakai mobil Jackson.
Mereka semua penduduk Rochester (New York).
2. Waktu melewati propinsi Ontario. Mereka mengalami
kecelakaan yang menyebabkan Miss Babcock luka berat.
3. Sekembalinya ke New York, Miss Babcock melakukan
tuntutan ganti rugi terhadap Jackson berdasarkan “negligence”
4. Pada waktu kecelakaan terjadi, di Ontario berlaku suatu
“Guest Statue” yang pada pokoknya menentukan bahwa orang-
orang yang hanya merupakan Guest tanpa bayaran tidak dapat
menuntut konpensasi apapun jika terjadi kecelakaan
Titik Taut Primernya :
Titik taut primer adalah faktor-faktor dan keadaan-keadaan yang memperlihatkan
bahwa kita berhadapan dengan peristiwa hukum perdata Internasional. Atau
faktor-faktor dan keadaan- keadaan yang memperlihatkan bahwa suatu hubungan
atau peristiwa adalah peristiwa hukum perdata Internasional. Dalam kasus ini titik
taut primernya adalah tempat terjadinya perbuatan melawan hukum (tempat
kecelakaan) yaitu di oktario. Ini sebagai element asing bila ditinjau oleh PN New
York.

Titik Taut Sekunder :


Titik taut sekunder adalah faktor-faktor dan keadaan-keadaan yang menentukan
hukum Negara mana yang harus berlaku dalam suatu peristiwa hukum perdata
internasional. Dalam kasus ini titik taut sekundernya adalah Lex Loci Delicti
Commissi (hukum tempat perbuatan melawan hukum dilakukan).

Hukum Yang Berlaku :


Dalam kasus ini hukum yang berlaku adalah :
1. Pengadilan TK I : Memakai lex locus delicti commissi yaitu
hukum Ontario demikian pula dengan;
2. Pengadilan TK II : pun menggunakan hukum Ontario sebagai
hukum tempat terjadinya kecelakaan
3. Dua diatas masih memakai teori klasik
4. Tetapi di tingkat kasasi hukum yang dipergunakan adalah hukum
new York karena kepentingan new York jauh melebihi kepentingan
Ontario : concen dari new York adalah greater and more direct daripada
interest Octario
Faktor-faktor yang menyatakan hal ini adalah:
 Gugatan diajukan oleh seorang newyork guest terhadap
new York host.
 Surat izin mengemudi dan asuransi mobilnya di new York
 Perjalanan week end ini dimulai dan diharapkan berakhir di
new York

Jadi memang new York yang memiliki “superior Claim” untuk pemakaian
hukum dan juga the Strongest interest dalam perkara ini. Oleh karena itu,
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tadi maka hukum yang dipakai dalam
perkara Babcock ini adalah hukum new York, dan gugatan babcock dimenangkan
dan keputusan-keputusan dari hakim rendahan yang telah memenangkan pihak
jacson di batalkan dan eksepsi dari yang disebut belakangan ini dikesampingkan.
CONTOH KASUS HUKUM PERDATA INTERNASIONAL

NAMA : Muhamad Zazim Lutfi


NIM : 15350044

Kasus Gianni Versace S.p.A melawan Sutardjo Jono.

Fakta-faktanya :

1. Gianni Versace S.p.A, selaku penggugat yang merupakan badan


hukum yang didirikan menurut Undang-Undang Italia dan berkedudukan
di Italia.
2. Perusahaan Gianni Versace S.p.A didirikan pada tahun 1978 oleh
seorang desainer terkemuka bernama Gianni Versace. Gianni Versace
S.p.A adalah salah satu perusahaan fesyen ternama di dunia. Perusahaan
ini mendesain, memproduksi dan mendistribusikan produknya yang
berupa busana, perhiasana, kosmetik, parfum dan produk fesyen sejenis.
3. Pada bulan September 2000, Gianni Versace S.p.A bekerjasama
dengan Sunland Group Ltd, sebuah perusahaan terkemuka Australia
membuka “Pallazo Versace”, yaitu sebuah hotel berbintang enam yang
terletak di Gold Coast Australia.
4. Giannni Versace S.p.A selaku penggugat ini menjual produksinya
ke Indonesia dan merek yang melekat pada produk-produk milik
penggugat telah dilindungi oleh hukum Indonesia. Kemudian, pihak
tergugat adalah Sutardjo Jono, seorang Warga Negara Indonesia yang
berkedudukan di Medan.
5. Penggugat adalah pemilik yang berhak atas Merek “VERSUS”,
“VERSACE”, “VERSACE CLASSIS V2” dan “VERSUS VERSACE’,
yang mana Merek-Merek tersebut telah dipakai, dipromosikan serta
terdaftar di negara asalnya Italia sejak tahun 1989 dan terdaftar pula di 30
negara lebih, sehingga Merek penggugat berdasarkan Pasal 6 ayat 1 Butir
b Undang-undnag No.15 Tahun 2001 tentang Merek dikualifikasikan
sebagai Merek Terkenal, di mana Merek yang disengketakan adalah Merek
penggugat yang telah terdaftar pada kelas 9,18 dan 25.
6. Tergugat tanpa seizin penggugat telah mendaftar Merek “V2
VERSI VERSUS” yang mempunyai persamaan pada pokoknya dengan
Merek-merek penggugat dan Merek milik tergugat tersebut terdaftar dalam
kelas yang sama dengan Merek-Merek milik penggugat.
7. Bahwa tindakan tergugat tersebut merupakan itikad buruk yang
hendak membonceng keterkenalan Merek-Merek milik penggugat
sehingga tergugat dapat menikmati keuntungan ekonomi dengan mudah
atas penjualan produksinya yang membonceng Merek milik penggugat,
atas hal ini seharusnya permohonan pendaftaran Merek milik tergugat
ditolak berdasarkan Penjelasan Pasal 4 Undang-Undang No.15 Tahun
2001 tentang Merek

Titik Taut Primer :


Titik taut primer adalah faktor-faktor dan keadaan-keadaan yang memperlihatkan
bahwa kita berhadapan dengan peristiwa hukum perdata Internasional. Atau
faktor-faktor dan keadaan- keadaan yang memperlihatkan bahwa suatu hubungan
atau peristiwa adalah peristiwa hukum perdata Internasional. Dalam kasus ini titit
taut primernya adalah kewarganegaraan yang berbeda dari para pihak, yaitu pihak
penggugat Gianni Versace S.p.A berkewarganegaraan Italia, dan pihak tergugat
Sutardjo Jono berkewarganegaraan Indonesia.

Titik Taut Sekunder :


Titik taut sekunder adalah faktor-faktor dan keadaan-keadaan yang menentukan
hukum Negara mana yang harus berlaku dalam suatu peristiwa hukum perdata
internasional. Dalam kasus ini titik taut sekundernya adalah Lex Loci Delicti
Commisi (hukum tempat perbuatan melawan hukum dilakukan).

Hukum Yang Berlaku :


Dalam kasus ini hukum yang berlaku adalah hukum Indonesia sebagai Lex Loci
Delicti Commissi, karena perbuatan melawan hukum berupa penggunaan merek
tanpa izin “V2 VERSI VERSUS” yang mempunyai persamaan pada pokoknya
dengan merek terkenal di dunia VERSUS”, “VERSACE”, “VERSACE CLASSIS
V2” dan “VERSUS VERSACE’, dilakukan di wilayah Negara Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai