Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS KUALIFIKASI HUMAS IDEAL ERA INDUSTRI 4.

0
DAN RELEVANSINYA PADA KODE ETIK PERHUMAS
Vanessa Devara Ardine
Vanessadevara44@gmail.com

mempertahankan hubungan, memasyarakatkan


produk atau jasa dan menciptakan jati diri
TINJAUAN PUSTAKA institusi".
Tugas humas menurut Mukarom dan Laksana
A. Humas (2015:219) adalah membangun dan
Humas (hubungan Masyarakat) merupakan mempertahankan hubungan dengan publik melalui
terjemahan bebas dari istilah Public Relations/PR serangkaian kegiatan komunikasi yang intensif.
atau bisa disebut juga Human Relations/PR. Public Inti keahlian komunikasi, yaitu; 1) Kemampuan
Relations secara etimologi berasal dari bahasa dalam membingkai pesan; 2) Pemilihan media
Inggris yang berarti hubungan masyarakat.The yang tepat; 3) Kemampuan memahami penerima
British Institute of Public Relation pada tahun pesan
1948 memberikan definisi Public Relations atau
humas sebagai suatu usaha yang sengaja b. Tujuan Humas
dilakukan, direncanakan secara terus menerus Menurut Kusumastuti dalam Mukarom dan
untuk menciptakan memelihara saling pengertian Laksana (2015:55) menyebutkan bahwa tujuan
antara suatu lembaga dengan masyarakat. humas sebagai berikut: a). Terpeliharanya saling
pengertian; b) Menjaga dan membentuk saling
Menurut H. A. W. Widjaja Hubungan Masyarakat percaya; c) Memelihara dan menciptakan
disebut juga public relations (purel), dengan ruang kerjasama. Dengan demikian, tujuan humas pada
lingkup (scope) kegiatan yang menyangkut baik intinya adalah mewujudkan dan memelihara
individu ke dalam maupun individu keluar dan hubungan saling percaya dengan publik dalam
semua kegiatan diselenggarakan dalam rangka rangka menjalin kerja sama yang baik.
pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing
lembaga atau organisasi. Cutlip, Center dan Broom c. Fungsi Humas
mendefinisikan. Humas sebagai ”Themanagement Menurut Bernay dalam Ruslan (2016:18), fungsi
function that establishes and maintains mutually utama humas yaitu; 1). Memberikan penerangan
beneficial relationship between an organizational pada masyarakat; 2). Melakukan persuasi untuk
The publics on whom its success or failure mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara
depend.” Mereka melihat Humas sebagai fungsi langsung; 3) Berupaya untuk mengintegrasikan
manajemenuntukmembangun dan menjaga sikap dan perbuatan suatu badan atau lembaga
hubungan yang saling menguntungkan antara sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat
organisasi dengan berbagai publik yang atau sebaliknya.
menentukan keberhasilan atau kegagalan
organisasi tersebut. (I Gusti Ngurah Putra, 1999: d. Peran Humas
2). Menurut Dozier dan Broom dalam Ruslan
(2016:20-21), Peran Public Relations
B.Profesi Humas dikategorikan ke dalam 4 (empat) bagian, yaitu:
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
arti profesi merupakan bidang pekerjaan yang
ditempuh melalui pendidikan keahlian, seperti 1. Penasehat Ahli (Expert Prescriber)
kejuruan atau keterampilan tertentu. Sama halnya Pihak manajemen bertindak pasif untuk
profesi humas yang mana ditempuh melalui menerima atau mempercayai apa yang
pendidikan dan keahlian hal ini dibutuhkan karena telah disarankan atas usulan dari pakar
pentingnya kompetensi seorang humas dalam Humas (expert prescriber) tersebut dalam
menjalankan pekerjaannya dalam suatu organisasi memecahkan dan mengatasi persoalan
atau perusahaan. yang tengah dihadapi oleh organisasi
yang bersangkutan.
a. Tugas Humas
Menurut Bahari (2014:17) menjelaskan bahwa 2. Fasilitator Komunikasi
"tugas humas adalah membina komunikasi dua (Communication Facilitator). Praktisi
arah, mencegah konflik, meningkatkan rasa Humas berlaku sebagai komunikator atau
percaya dan tanggungjawab, memperbaiki dan mediator untuk membantu pihak
manajemen dalam hal untuk mendengar

1
apa yang diinginkan dan diharapkan oleh program PR mulai dari fact finding, planning,
publiknya. Selain itu Humas juga communicating dan evaluating. Menurut Soemirat
berfungsi sebagai meditor yang bersifat dan Ardianto, “Kemampuan mengorganisasikan
timbal balik (two way communication) membuat seorang PR selalu berfikir, membuat
sehingga dituntut untuk dapat rencana, membuat laporan, dan mengevaluasi
menyampaikan kembali apa yang setiap program yang telah dijalankannya. Dalam
dikehendaki orgnisasi kepada publiknya melakukan aspek manajerial ini selalu didukung
dalam rangka menciptakan saling berpikir jernih dan bersikap positif ketika
pengertian antara kedua belah pihak. menghadapi permasalahan manajemen PR”
(Soemirat dan Ardianto, 2002:160).
3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah
(Problem Solving Process Facilitator) Ability to get on with people (kemampuan
Humas harus mampu menghadapi sebuah bergaul/membina relasi)
krisis dengan rasional dan profesional. Maksud dari kemampuan ini adalah kemampuan
PR menciptakan jejaring (networking) dengan
4. Teknisi Komunikasi (Communication berbagai pihak, berbagai unsur publik yang
Technician) Praktisi Humas bertindak berkaitan dengan organisasi atau perusahaan,
sebagai journalist in recident, yang hanya sehingga para relasi dapat mendukung berbagai
menyediakan layanan teknis komunikasi. program PR. Soemirat dan Ardianto berpendapat,
“Dalam membina relasi harus terjalin take and
B. Kualifikasi dan Kompetensi yang harus give antara keduanya dan terjadi hubungan yang
dimiliki PR sinergi antara PR dan berbagai unsur publik ini,
yang tetap berlandaskan integritas profesi”
Menurut jefkins, kualifikasi yang harus dimiliki (2002:160).
oleh praktisi PR adalah sebagai berikut: Kemampuan ini tentunya memerlukan keluwesan
Dalam Buku Public Relations dalam bergaul dan selalu mencerminkan simpatik
orang lain, sehingga orang lin itu sangat well come
Ability to communicate (kemampuan ketika dihubungi maupun diajak kerja sama.
berkomunikasi)
Praktisi PR harus memiliki kemampuan Personal Integrity (berkepribadian utuh/jujur)
komunikasi (Communication skill) yang baik. Kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimana-
Komunikasi merupakan suatu proses mana, di dalam setiap aspek kehidupan.
penyampaian informasi dari seseorang kepada “Kejujuran harus tetap melandasi seseorang yang
orang lain. Communication skill dalam PR adalah menjadi profesi apa pun, termasuk public relations
kemampuan untuk mengekspresikan pemikiran, (humas), karena aspek ini yang dapat membentuk
perasaaan, keinginan, melalui komunikasi verbal kredibilitas (kepercayaan) orang lain terhadap
atau komunikasi non-verbal untuk mendapat petugas PR, maupun terhadap perusahaannya.
pengertian orang lain dan membangun image Soemirat jurdan Ardianto berpendapat, “Kejujuran
positif perusahan/organisasi. Seni komunikasi ini pula yang dapat membentuk kepribadian yang
mengidentifikasikan kemampuan untuk mendengar utuh bagi seorang PRO” (2002:161).
sama baiknya dengan berbicara. Praktisi PR juga
harus mampu berbicara dengan baik, dapat Imagination (memiliki majinasi yang kuat)
menarik perhatian dari yang lainy dan “Profesi PR haruslah seseorang yang penuh
mengkspresikan dirinya dengan jelas. dengan gagasan atau ide-ide, mampu memecahkan
problem yang dihadapi, mampu menyusun rencana
Dalam bekerja PR (humas) berhadapan dengan yang orisinal dan dapat mengembangkan imajinasi
orang dengan berbagai karakter, oleh karena itu untuk melahirkan kreativitas-kreativitas kerjanya”
Jefkins berpendapat bahwa, “PR harus mampu dan (Soemirat dan Ardianto, 2002:162) Kreativitas ini
mau berusaha memahami, serta terkadang bisa mencakup berbagai kegiatan seperti
berusaha untuk bersikap setoleran mungkin kepada mengelola berbagai special event PR (pameran,
setiap orang yang dihadapinya tanpa harus menjadi workshop, seminar, press conference dan lainnya),
penakut atau penjilat (dalam Soemirat dan pembuatan house journal (media penerbitan PR),
Ardianto, 2002:159) buku Dasar2 Public krisis manajemen dan lain sebagainya. Semua itu
Relation diperlukan pengamatan yang tajam, persepsi yang
baik serta pemikiran yang orisinal dan perhatian
Ability to organize (kemampuan penuh dalam mencari peluang-peluang. Semua
mengorganisasikan) harus dalam kaitan pola komunikasi (Jefkins,
Kemampuan mengorgnisasikan diartikan sebagai dalam Soemirat dan Ardianto, 2002:162)
kemampuan manajerial. Dalam mengelola

2
Sebagai penutup, Frida Kusumastuti (2002) 1. Berlaku jujur dalam berhubungan dengan
memaparkan profil personel humas. Kualifikasi klien atau atasan
yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: "Humas 2. Tidak mewakili dua atau beberapa
harus manusia cukup mahir, terutama dalam kepentingan yang berbeda atau yang
bidang menulis (writing), berbicara, bersaing tanpa persetujuan semua pihak
mendengarkan, dll, Baca dan gunakan bentuk yang terkait
komunikasi lainnya. PRO penting Dapatkan 3. Menjamin rahasia serta kepercayaan yang
wawasan tentang berbagai media dan pahami diberikan oleh klien atau atasan, maupun
prosesnya mengelola. PRO harus memiliki yang pernahdiberikan oleh mantan klien
keterampilan pemecahan masalah (problem atau mantan atasan.
solver), dalam mengambil keputusan, mengelola 4. Tidak melakukan tindak atau
opini publik, mengevaluasi Tren perilaku dan mengeluarkan ucapan yang cenderung
reaksi publik. PRO harus punya selera dan merendahkan martabat, klienatau atasan,
kepribadian tentang etika, kasih sayang dan maupun mantan klien atau mantan atasan.
empati, kepemimpinan, semangat / semangat, 5. Dalam memberi jasa-jasa kepada klien
kreativitas,q atau atasan, tidak akan menerima
dan imajinasi, kematangan/kemantapan pembayaran, komisiatau imbalan dari
kepribadian, dan integritas pribadi” (Kusumastuti, pihak manapun selain dari klien atau
2002:59) atasannya yang telah
memperolehkejelasan lengkap.
C. Kode Etik Profesi Humas 6. Tidak akan menyerahkan kepada calon
klien atau calon atasan bahwa
Dijiwai oleh Pancasila maupun UUD 1945 pembayaran atau imbalan jasa-jasanya
sebagai landasan tata kehidupan nasional; Diilhami harus didasarkan kepada hasil-hasil
olehPiagam PBB sebagai landasan tata kehidupan tertentu, atau tidak akan menyetujui
internasional; Dilandasi oleh Deklarasi Asean (8 perjanjianapapun yang mengarah kepada
Agustus 1967) sebagai pemersatu bangsa-bangsa hal yang serupa.
Asia Tenggara; dan dipedomi oleh cita-
cita,keinginan dan tekad untuk mengamalkan sikap Pasal III
dan perilaku kehumasan secara professional; PERILAKU TERHADAP MASYARAKAT DAN
kamipara anggota Perhimpunan Hubungan MEDIA MASSA
Masyarakat Indonesia. Anggota PERHUMAS INDONESIA harus:

Perhumas indonesia sepakat untuk mematuhi 1. Menjalankan kegiatan profesi kehumasan


Kode etik Kehumasan Indonesia, dan bila terdapat dengan memperhatikan kepentingan
bukti-bukti diantara kami dalam menjalankan masyarakat serta harga diri anggota
profesi kehumasan ternyata ada yang masyarakat
melanggarnya, maka hal itu sudah tentu 2. Tidak melibatkan diri dalam tindak
mengakibatkan diberlakukannya tindak organisasi memanipulasi intergritas sarana maupun
terhadap pelanggarnya. jalur komunikasi massa.
Pasal 1 3. Tidak menyebarluaskan informasi yang
KOMITMEN PRIBADI tidak benar atau yang menyesatkan
Anggota PERHUMAS harus : sehingga dapat menodai profesi
1. Memiliki dan menerapkan standar moral kehumasan.
serta reputasi setinggi mungkin dalam 4. Senantiasa membantu untuk kepentingan
menjalankan profesi kehumasan Indonesia
2. Berperan secara nyata dan sungguh-
sungguh dalam upaya memasyarakatan Pasal IV
kepentingan Indonesia PERILAKU TERHADAP SEJAWAT Praktisi
3. Menumbuhkan dan mengembangkan Kehumasan Indonesia harus:
hubungan antar warga Negara Indonesia
yang serasi dan selaras demi terwujudnya 1. Tidak dengan sengaja merusak dan
persatuan dan kesatuan bangsa. mencemarkan reputasi atau tindak
professional sejawatnya. Namun bila ada
Pasal II sejawat bersalah karena melakukan
PERILAKU TERHADAP KLIEN ATAU tindakan yang tidak etis, yang melanggar
ATASAN hukum, atau yang tidak jujur, termasuk
Anggota PERHUMAS harus: melanggar Kode Etik Kehumasan
Indonesia, maka bukti-bukti wajib

3
disampaikan kepada Dewan Kehormatajn masyarakat informasi itu selalu merasa lapar akan
PERHUMAS INDONESIA informasi dan mereka mengkonsumsi informasi
2. Tidak menawarkan diri atau mendesak dengan begitu cepatnya sehingga dalam era digital
klien atau atasan untuk menggantikan 4.0, PR harus mampu memanfaatkan media sosial
kedudukan sejawatnya seperti Twitter, Facebook, Instagram, LinkedIn,
3. Membantu dan berkerja sama dengan blog, dan YouTube untuk publikasi
sejawat di seluruh Indonesia untuk
menjunjung tinggi dan mematuhi Kode PR juga harus mampu menyampaikan pesan
Etik Kehumasan ini. dengan cara yang ekonomis namun memiliki
dampak yang luar biasa. Kemunculan internet dan
PEMBAHASAN media sosial yang beragam ini sangat membantu
kerja PR, Oleh karena itu, seorang PR harus
A. Analisis Kualifikasi Humas Ideal Era mampu mengelola citra dan reputasi publik
Industri 4.0 melalui langkah komunikasi strategis terhadap
Menurut Frank Jefkins, Public Relations (PR) informasi yang disebarluaskan untuk mendapatkan
merupakan keseluruhan bentuk komunikasi yang keuntungan dalam bentuk persepsi publik yang
terencana, baik itu keluar maupun ke dalam, antara positif.
suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam
rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang Dalam era digital 4.0, PR harus mampu
berlandaskan pada saling pengertian. memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk
mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan
Frank Jefkins sendiri sebagai seorang pakar PR pada saling pengertian, serta menjalin hubungan
mengidentifikasi lima kualifikasi mendasar untuk baik dengan media massa yang ada
seorang praktisi PR, yaitu: (1) Ability to
communicate (kemampuan berkomunikasi) (2) Ability to Orginize kemampuan untuk
Ability to organize (kemampuan mengorganisasikan, Dalam hal ini seorang PR
mengorganisasikan (3) Ability to get on with harus mampu mengantisipasi masalah internal dan
people (kemampuan bergaul/membina relasi) (4) eksternal yang mungkin timbul dalam organisasi
Personal Integrity (berkepribadian utuh/jujur) (5) atau perusahaan, serta merencanakan dan
Imagination (memiliki majinasi yang kuat). Di era melaksanakan kegiatan, termasuk penganggaran.
digital 4.0, kualifikasi-kualifikasi tersebut saat ini Seorang PR juga harus mampu mengkoordinasikan
tetap relevan, namun perlu disesuaikan dengan dan mengelola berbagai kegiatan kehumasan, dan
perkembangan teknologi dan media sosial. mampu untuk mengatur atau mendelegasikan tugas
dengan baik dan tepat, namun di era saat ini
Kemampuan komunikasi baik Komunikasi verbal seorang PR harus memiliki banyak riset untuk
atau non verbal tetap menjadi kualifikasi penting mengetahui bagaimana pemecahan masalah yang
bagi seorang praktisi PR di era digital 4.0. Saat ini tepat, atau menangani permasalahan organisasi
seorang PR harus mampu menulis untuk media dengan baik dan menggunakan langkah-langkah
online dan sosial media. Selain itu, dalam hal kreatif dalam perencanaan dan pelaksanaannya.
kemampuan berkomunikasi, seorang PR saat ini
harus lebih kreatif ia harus mampu berbicara di Ability to get on with people (kemampuan bergaul
depan kamera dan menghasilkan konten video dan membina relasi) Di era disrupsi digital saat ini,
yang menarik, cara penyampaian, gaya editing seorang praktisi PR perlu memiliki kemampuan
harus dapat menyelesaikan perkembangan yang untuk bergaul dengan orang lain atau membangun
ada agar pesan yang ingin disampaikan dapat relasi. Hal ini karena penggunaan internet
mudah diterima oleh audiencenya. berdampak pada membangun hubungan dengan
publik dan mengelola informasi organisasi.
Dalam kegiatan humas, penting untuk menjalin
media relations dengan media massa yang ada Salah satunya adalah bermanfaat untuk
kini, di era digital 4.0, seorang profesional PR membangun hubungan saling menguntungkan
harus mampu menggunakan berbagai media di dengan pihak lain, PR adalah tentang membangun
internet dan memanfaatkan berbagai alat hubungan yang saling menguntungkan melalui
komunikasi yang super canggih untuk komunikasi dua arah. Selain itu untuk menjaga
mengkomunikasikan pesan citra positif organisasi, di era digital, informasi
menyebar dengan cepat, dan berita negatif dapat
Pemanfaatan media di internet sebagai alat untuk menyebar dengan cepat. Oleh karena itu, praktisi
mengkomunikasikan pesan membutuhkan elemen- PR perlu memiliki kemampuan bergaul dengan
elemen yang dapat mensupport tersampaikannya orang-orang untuk mengelola reputasi organisasi
pesan dengan baik. Pertama adalah Aktif, sebab secara efektif. Terlebih di era media sosial saat ini,

4
Praktisi PR perlu memiliki kemampuan untuk Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui
bergaul dengan orang-orang agar dapat bahwa keterampilan apa yang akan membawa
memanfaatkan platform media baru ini secara kesuksesan PR dalam lima tahun ke depan? Sekitar
efektif untuk menjangkau publik dan perlu 9 dari 10 (88%) mengatakan perencanaan strategis
disematkan bahwa saat ini zamannya kolaborasi, akan menjadi keterampilan terpenting untuk sukses
agar pesan berjalan dengan efektif maka dalam lima tahun ke depan. Hubungan media
kolaborasi yang positif sangat diperlukan. (77%), analitik data (65%) dan komunikasi tertulis
(65%) juga penting. Dan dengan kebangkitan baru-
Personal Integrity (berkepribadian utuh/jujur), hal baru ini dalam gerakan rasial dan keadilan sosial ,
ini merupakan hal dasar atau bare minimum yang keragaman, kesetaraan, dan keterampilan inklusi
harus dimiliki seorang Praktisi PR, kepribadian (67%) akan melihat kepentingannya tumbuh.
Jujur ini akan membawa dampak positif terkait
kepercayaan publik dan loyalitas dari berbagai B. Analisis Relevansi Kualifikasi Humas
elemen pemangku kepentingan, dalam dengan Kode Etik Perhumas
memberikan informasi di sosial media harus
berdasarkan fakta atau bukti hal ini pula berkaitan Kode etik adalah seperangkat pedoman khusus
dengan etika profesi humas. untuk praktisi PR di Indonesia, dan dirancang
untuk memastikan standar etika yang tinggi dalam
Imagination (memiliki majinasi yang kuat), di era profesinya. Kode Etik Perhumas mencakup
digital kereatif saat ini hal ini sangat amat berbagai aspek perilaku profesional, termasuk
diperlukan untuk menciptakan ide-ide atau inovasi perilaku, profesionalisme, dan komunikasi. Hal ini
luarbiasa yang digunakan untuk kegiatan public dirancang untuk memastikan bahwa praktisi PR di
relations seperti halnya dalam mengolah dan Indonesia menjunjung tinggi standar etika dalam
menyampaikan pesan dan sebagainya bekerja. Sebagaimana yang disebutkan dalam
tinjauan pustaka, kode etik Perhumas meliputi
Dalam kesimpulannya, kualifikasi mendasar untuk pasal: a) komitmen pribadi b) perilaku terhadap
seorang praktisi PR menurut Frank Jefkins tetap klien atau atasan c) perilaku terhadap masyarakat
relevan di era digital 4.0, namun perlu disesuaikan dan media massa d) perilaku terhadap sejawat.
dengan perkembangan teknologi dan media sosial.
Seorang praktisi PR harus mampu menulis untuk Dalam menjalankan tugasnya, seorang praktisi
media online dan sosial media, berbicara di depan Humas harus memahami dan mematuhi kode etik
kamera, memilah informasi yang benar dan tidak profesi yang berlaku. Hal ini penting untuk
benar di media sosial, memahami bisnis digital, menjaga integritas dan kepercayaan stakeholder
dan memahami perilaku masyarakat di media terhadap organisasi atau perusahaan yang
sosial. diwakilinya. Selain itu, seorang praktisi Humas
juga harus memiliki kualifikasi dan kemampuan
Namum selain dari pada itu, berdasarkan tertentu agar dapat menjalankan tugasnya dengan
penelitian yang dilakukan The State of PR 2021, baik dan efektif.
Muck Rack mengungkapkan hasil dari studinya
mengenai top skills for future PR Succes yang bisa Untuk dapat menjawab relevansi antara kode etik
dijadikan referensi untuk menunjang kualifikasi dan kualifikasi humas sendiri hal tersebut dapat
Humas profesional dimasa depan, selain itu terlihat dari isi pasal-pasal kode etik perhumas
menurut hasil penelitianya didapat bahwa sekitar yang menggambarkan bagaimana seharusnya
setengah (48%) mengatakan menurut mereka kualifikasi yang harus dimiliki oleh seorang humas
jumlah agensi PR akan benar-benar tumbuh dalam seperti yang dikemukakan oleh Frank jefkins,
lima tahun ke depan misalnya pada pasal komitmen pribadi, yang mana
tertuang “1) Memiliki dan menerapkan standar
moral serta reputasi setinggi mungkin dalam
menjalankan profesi kehumasan, 2) Berperan
secara nyata dan sungguh-sungguh dalam upaya
memasyarakatan kepentingan Indonesia, 3)
Menumbuhkan dan mengembangkan hubungan
antar warga Negara Indonesia yang serasi dan
selaras demi terwujudnya persatuan dan kesatuan
bangsa”, yang mana dalam kualifikasi humas
menurut Frank jefkins juga diantaranya itu terdapat
kemampuan untuk berkomunikasi yaitu secara
verbal dan nonverbal hal tersebut dapat menjadi

5
indikasi untuk menciptakan reputasi yang baik mencampuradukkan fakta dengan opini pribadi,
sebagaimana pada pasal 1 point 1. pada poin ini juga sangat berkaitan dengan
personal integrity, seorang humas harus memiliki
Tentunya seorang humas sebagai individual untuk Personal yang kuat jujur dan berintegritas dalam
dapat berhasil membangun reputasi yang baik melakukan segala tindakannya. Dapat disimpulkan
suatu perusahaan harus dimulai dari dirinya sendiri secara keseluruhan kualifikasi humas menurut
yang memiliki reputasi yang baik yang mana harus Frank jefkin sangat berkaitan dengan kode etik
memberikan cerminan bahwa dirinya memiliki humas itu sendiri mana harus menjadi pondasi
reputasi atau Citra yang positif, dan untuk dapat seorang humas dalam melakukan tindakan.
membangun reputasi yang positif tersebut seorang
humas harus dapat membuat value dari pesan atau ataupun dengan siapapun, setelah relasi
kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan ini terbentuk maka poin selanjutnya yang
kepentingan masyarakat karena jika hal tersebut perlu dilakukan adalah menjaga relasi
sudah dilakukan maka akan dengan sendirinya tersebut agar tetap berjalan dengan baik
reputasi yang terbangun di mata masyarakat akan dan harmonis, yang mana dilakukan
turut positif juga. dengan perilaku yang baik, berperilaku
jujur, saling membantu dan saling
Selain itu dalam pasal ini juga terdapat relevansi menguntungkan satu sama lain.
kualifikasi humas terkait ability to get on with
people atau kemampuan untuk membina relasi, 1. Melatih Kepribadian berintegritas
dalam berlangsungnya kegiatan humas seorang Hal ini sangat diperlukan sebagai
humas harus mampu mengayomi masyarakat di kualifikasi Humas dan kode etik yang
lingkungannya dengan baik ia harus mampu harus dimiliki seorang PR profesional,
membina komunikasi yang sehat dan baik dari yang mana dapat penulis pelajari mulai
kedua belah pihak baik melalui kegiatan akan dari membiaskan diri untuk berperilaku
dilakukan atau melalui pesan-pesan yang jujur, berkomitmen, bertanggung jawab,
disampaikan melalui berbagai platform media dapat diandalkan, independen, tidak
sosial. mencampur adukkan kepentingan
bersama dengan kepentingan pribadi yang
Pada pasal kedua kode etik perhumas perilaku penulis coba implementasikan setiap hari.
terhadap klien atau atasan, dapat disimpulkan isi Hal ini berkaitan dengan pembahasan
dari pasal tersebut adalah segala kegiatan seorang sebelumnya terkait relevansi kualifikasi
praktisi humas harus dilakukan secara legal tidak Humas dengan kode etik perhumas.
membawa kepentingan pribadi, kelompok ataupun
orang lain dalam tindakan yang akan dilakukan 2. Melatih Kreativitas
seorang humas, seorang humas sangat dilarang Di era digital saat ini yang penuh dengan
untuk berbuat curang hal ini sangat amat berkaitan industri kreatif maka kemampuan
dengan kualifikasi humas professional pada poin Kreativitas sangat diperlukan, penulis
personal integrity, Hal ini dikarenakan untuk dapat mencoba. Belajar untuk dapat
mematuhi pasal dalam kode etik tersebut seorang mengaplikasikan alat editing, kemampuan
praktisi humas harus Memiliki pribadi yang melakukan riset media, mengetahui trend
berintegritas yang tidak dapat terbuai dengan uang terkini dan up to date dengan apa yang
ataupun janji untuk melakukan tindakan di luar banyak dibicarakan, kreativitas ini dapat
dari tujuan yang seharusnya ia lakukan, dalam di raih dengan banyak membaca dan
artian seorang humas harus berkepribadian jujur, banyak melihat referensi-referensi dari
berintegritas, dan menjunjung tinggi kepentingan orang yang kompeten.
bersama di atas kepentingan pribadi atau
kelompok. Hal ini juga berkaitan dengan pasal 4
terkait perilaku terhadap sejawat yang sangat
relevan dengan kualifikasi humas terkait personal
Integrity.

Selanjutnya, pada pasal 3 berkaitan dengan


perilaku terhadap masyarakat dan media massa,
yang mana secara keseluruhan berkenaan dengan
praktisi humas harus menjunjung tinggi
kepentingan masyarakat Indonesia, menjunjung
tinggi kebenaran dan fakta, tidak menyebarkan
berita hoax, berkata jujur dan tidak

Anda mungkin juga menyukai