Jurnal - Amik Muladi - STIKES Tujuh Belas - 2020-2
Jurnal - Amik Muladi - STIKES Tujuh Belas - 2020-2
ABSTRAK
Pre-operasi dimulai ketika keputusan untuk menjalani operasi dibuat dan berakhir ketika pasien
dipindahkan ke meja operasi. Operasi dapat menimbulkan permasalahan psikologis bagi pasien,
yaitu kecemasan. Salah satu faktor yang dapat menimbulkan kecemasan ialah kurangnya
dukungan keluarga yang diberikan kepada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien pre-operasi bedah mayor elektif.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, dengan desain penelitian cross
sectional. Sampel penelitian ini adalah 25 orang yang mau menjalani operasi bedah mayor elektif
di RSUD Karanganyar, yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, serta dipilih secara
accidental sampling. Pengukuran data menggunakan kuesioner. Teknik analisis dengan
menggunakan uji Chi-square. Hasil uji hipotesis menunjukkan nilai koefisien korelasi (rk) = -0,752
dan nilai p = 0,000 (p<0,05), terdapat hubungan dukungan keluarga terhadap kecemasan pada
pasien pre-operasi di RSUD Karanganyar. Dukungan keluarga akan mengurangi tingkat
kecemasan pada pasien pre-operasi bedah mayor elektif.
ABSTRACT
Pre-operation is started when the decision to undergo surgery is made and ended when the patient
is transferred to the operating table. Surgery can cause psychological problems for the patient, that
is anxiety. One of the factors that can cause anxiety is family support provided to patients (Setiadi,
2008). The purpose of this research is to determine the relationship of family support with anxiety
levels of patients pre-elective major surgery. This research used quantitative research, with cross
sectional study design. Sampling technique with non probability sampling technique with
accidental sampling method, with population number 36 and with sample number 25 respondents.
Data collection using questionnaires. Analysis technique using Chi-square test. The research was
conducted in RSUD Karanganyar. The result of this research show the correlation coefficient (rk)
= -0,752 and p = 0,000 (p <0,05), meaning that there is a significant correlation between family
support to anxiety in pre-operative patient at Karanganyar General Hospital. The support of the
family will reduce the level of anxiety in patients pre-surgical major elective surgery.
A. Analisis Univariat
1. Jenis Kelamin
2. Umur
Berdasarkan tabel 5.2, diketahui bahwa (36,0%), dan umur 41-50 tahun berjumlah 7
responden dengan umur 51-60 tahun dan >60 orang (28,0%).
tahun masing-masing berjumlah 9 orang
3. Pendidikan
Berdasarkan tabel 5.3, diketahui bahwa 13 orang (52,0%), dan dengan pendidikan
responden dengan pendidikan SD berjumlah perguruan tinggi berjumlah 1 orang (4,0%).
4. Pekerjaan
Berdasarkan tabel 5.4, diketahui bahwa 17 orang (68,0%) dan dengan pekerjaan TNI
responden dengan pekerjaan tani berjumlah berjumlah 1 orang (4,0%).
5. Dukungan Keluarga
Berdasarkan tabel 5.5, diketahui bahwa dan dengan dukungan keluarga dalam
responden dengan dukungan keluarga dalam kategori kurang berjumlah 3 orang (12,0%).
kategori cukup berjumlah 14 orang (56,0%)
6. Kecemasan Pre-operasi
Berdasarkan tabel 5.6, diketahui bahwa dengan kecemasan dalam kategori panik
responden dengan kecemasan dalam kategori berjumlah 1 orang (4,0%).
sedang berjumlah 11 orang (44,0%) dan
menggunakan uji Spearman Rank karena signifikan terhadap kecemasan pada pasien
data dengan skala ordinal-ordinal, dukungan pre-operasi di RSUD Karanganyar jika nilai
keluarga dikatakan memiliki hubungan yang p<0,05.
Tabel 5.7 Hubungan Dukungan Keluarga terhadap Kecemasan pada Pasien Pre-operasi di RSUD
Karanganyar
Dukungan
Kecemasan Total p
Keluarga
Tidak ada Ringan Sedang Berat Panik
0(0.0%) 0(0.0%) 1(9.1%) 1(33.3%) 1(100.%) 3(12.0%) 0,00
Kurang 0
Cukup 0(0.0%) 3(50.0%) 9(81.8%) 2(66.7%) 0(0.0%) 14(56.0%)
Baik 4(100.0%) 3(50.0%) 1(9.1%) 0(0.0%) 0(0.0%) 8(32.0%)
4(100.0%) 6 11 3 1 25
Total (100.0%) (100.0%) (100.0%) (100.0%) (100.0%)
Berdasarkan tabel 5.7, diketahui bahwa baik cederung tidak mengalami kecemasan
responden dengan dukungan keluarga kurang dalam menghadapi operasi.
cenderung dengan kecemasan dalam kategori Nilai koefisien korelasi (rk) = -0,752 dan
sedang sampai panik, masing-masing nilai p =0,000 (p<0,05), yang artinya terdapat
berjumlah 1 orang. Responden dengan hubungan yang signifikan antara dukungan
dukungan keluarga dalam kategori cukup keluarga terhadap kecemasan pada pasien
berjumlah 14 orang, dengan tingkat pre-operasi di RSUD Karanganyar, kekuatan
kecemasan sedang berjumlah 9 orang. hubungan dalam kategori kuat. Nilai negatif
Responden dengan dukungan keluarga dalam artinya ada hubungan negatif, di mana
kategori baik berjumlah 8 orang, yang semakin baik dukungan keluarga semakin
mengalami kecemasan berjumlah 4 orang. ringan tingkat kecemasan.
Jadi, pasien dengan dukungan keluarga yang
2. Umur 4. Pekerjaan
Berdasarkan tabel 5.2, diketahui Berdasarkan tabel 5.4, diketahui
bahwa responden dengan umur 51-60 bahwa responden dengan pekerjaan tani
tahun dan >60 tahun masing-masing berjumlah 17 orang (68,0%), dan
berjumlah 9 orang (36,0%), dan umur pekerjaan TNI berjumlah 1 orang (4,0%).
41-50 tahun berjumlah 7 orang (28,0%). Hal ini sesuai dengan penjabaran Robby
Pasien yang dikategorikan lansia lebih (2009) bahwa pengalaman dan
tinggi tingkat kecemasannya pengetahuan dalam status pekerjaan dapat
dibandingkan dengan kelompok umur di memengaruhi perkembangan
bawahnya karena mekanisme kopingnya keterampilan seseorang dalam
sudah menurun (Lukman, 2009). menggunakan koping. Keberhasilan
Menurut Haryanto (2002), umur seseorang pada masa lalu dapat membantu
menunjukkan ukuran waktu individu untuk mengembangkan
pertumbuhan dan perkembangan keterampilan menggunakan koping.
seorang individu. Umur berkorelasi Sebaliknya, kegagalan atau reaksi
dengan pengalaman, pengalaman emosional menyebabkan seseorang
berkorelasi dengan pengetahuan, menggunakan koping yang maladaptif
pemahaman, dan pandangan terhadap terhadap stresor tertentu.
suatu penyakit atau kejadian sehingga
akan membentuk persepsi dan sikap. B. Dukungan Keluarga Pasien Pre-
Kematangan dalam proses berpikir pada operasi Bedah Mayor Elektif
individu yang berumur dewasa lebih
memungkinkan untuk menggunakan Dukungan keluarga menjadi salah satu
mekanisme koping dengan baik sumber dukungan bagi anggota keluarga
dibandingkan kelompok umur anak- yang sedang sakit. Menurut Friedmen (1998),
anak dan lanjut usia. dukungan yang diberikan keluarga untuk
mengurangi kecemasan pasien itu sendiri
3. Pendidikan adalah dukungan informasional, yakni
keluarga memberikan nasihat, saran, dan
Berdasarkan tabel 5.3, diketahui
dukungan jasmani maupun rohani. Dukungan
bahwa responden dengan pendidikan SD
emosional juga diberikan keluarga, yang
berjumlah 13 orang (52,0%), dan
meliputi dukungan dalam bentuk
responden dengan pendidikan perguruan
afeksi/sikap, adanya kepercayaan, perhatian,
tinggi berjumlah 1 orang (4,0%).
mendengarkan, dan didengarkan.
Menurut Heriani (2013), responden
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
yang berpendidikan rendah kurang
responden dengan dukungan keluarga dalam
mampu menggunakan pemahaman
kategori cukup berjumlah 14 orang (56,0%),
mereka dalam merespons kejadian pre-
dan dengan dukungan keluarga dalam
operasi secara adaptif dibandingkan
kategori kurang berjumlah 3 orang (12,0%).
kelompok responden yang
Friedman (1998) menyatakan bahwa
berpendidikan lebih tinggi. Kondisi ini
dukungan keluarga adalah sikap, tindakan,
menunjukkan respons cemas berat, yang
dan penerimaan keluarga terhadap penderita
cenderung dapat kita temukan pada
yang sakit. Anggota keluarga memandang
responden berpendidikan rendah karena
bahwa orang yang bersifat mendukung selalu
rendahnya pemahaman mereka terhadap
siap memberikan pertolongan dan bantuan
kejadian operasi sehingga membentuk
jika diperlukan. Keluarga berfungsi sebagai
sebuah kolektor dan diseminator (penyebar) sebagai suatu keadaan tegang yang memaksa
informasi tentang dunia. Keluarga individu untuk berbuat sesuatu.
memberikan saran, sugesti, dan informasi Kekhawatiran terhadap tindakan operasi
yang dapat digunakan untuk mengungkapkan memengaruhi integritas tubuh secara
suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini keseluruhan sehingga timbul rasa ketakutan
adalah dapat menekan munculnya suatu dan kecemasan yang umum, di antaranya
stresor karena informasi yang diberikan dapat takut terhadap anestesi, takut terhadap nyeri
menyumbangkan aksi sugesti yang khusus akibat luka operasi, takut tentang
pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ketidaktahuan atau ancaman lain terhadap
ini adalah nasihat, usulan, saran, petunjuk, citra tubuh, takut operasi gagal, dan takut
dan pemberian informasi. kematian (Smeltzer & Bare, 2002).
Suatu dukungan informasional, yakni Sementara itu, hasil dari penelitian yang
keluarga memberikan nasihat, saran, dilakukan oleh Ainun di RSUD Prof. Dr. Hi.
dukungan jasmani maupun rohani, serta Aloei Saboe Kota Gorontalo tahun 2014,
dukungan yang diwujudkan dalam bentuk didapatkan sebagian besar mengalami cemas
sikap, adanya kepercayaan, perhatian, ringan sebanyak 18 orang (51.4%), cemas
mendengarkan, dan didengarkan, dapat sedang sebanyak 15 orang (42.9%), dan
memberikan motivasi kepada pasien untuk cemas berat sebanyak 2 orang (5.7%).
melakukan operasi (Setiadi, 2008).
Sementara hasil dari penelitian yang D. Hubungan Dukungan Keluarga
dilakukan oleh Ainun di RSUD Prof. Dr. Hi. terhadap Kecemasan pada Pasien Pre-
Aloei Saboe Kota Gorontalo tahun 2014, operasi Bedah Mayor Elektif
didapatkan sebagian besar pasien yang
memiliki dukungan keluarga baik, yaitu Dukungan sosial keluarga adalah sebuah
sebanyak 23 orang (65.7%), dukungan proses yang terjadi sepanjang masa
keluarga cukup sebanyak 7 orang (20.0%), kehidupan. Sifat dan jenis dukungan sosial
dan dukungan keluarga kurang sebanyak 5 berbeda-beda dalam berbagai tahap-tahap
orang (14.3%). siklus kehidupan, misalnya jenis-jenis dan
kuantitas dukungan sosial dalam fase
C. Kecemasan pada Pasien Pre-operasi perkawinan (sebelum sebuah pasangan muda
Bedah Mayor Elektif mendapat anak) sangat berbeda dengan
banyaknya jenis-jenis dukungan sosial yang
Trismiati (2004 dalam Purba, 2012) dibutuhkan ketika keluarga sedang berada
menyatakan bahwa konsep ansietas dalam tahap/fase siklus kehidupan terakhir.
(kecemasan) memegang peranan penting Hasil penelitian menunjukkan bahwa
yang sangat mendasar dalam teori-teori responden dengan dukungan keluarga kurang
tentang stres dan penyesuaian diri. cenderung dengan kecemasan dalam kategori
Kecemasan adalah perasaan was-was, sedang sampai panik masing-masing
khawatir, atau tidak nyaman seakan-akan berjumlah satu orang. Responden dengan
terjadi sesuatu yang dirasakan sebagai dukungan keluarga dalam kategori cukup
ancaman. Kecemasan merupakan suatu berjumlah 14 orang, sebagian besar dengan
perasaan yang tidak menyenangkan, yang tingkat kecemasan sedang berjumlah 9 orang.
diikuti oleh reaksi fisiologis tertentu, seperti Responden dengan dukungan keluarga dalam
perubahan detak jantung dan pernapasan. kategori baik berjumlah 8 orang, sebagian
Kecemasan melibatkan persepsi tentang besar dengan tingkat kecemasan tidak ada
perasaan yang tidak menyenangkan dan berjumlah 4 orang. Jadi, pasien dengan
reaksi fisiologis, dengan kata lain kecemasan dukungan keluarga yang baik cenderung
adalah reaksi atas situasi yang dianggap tidak cemas dalam menghadapi operasi.
berbahaya. Sementara itu, Corey (1995 Nilai koefisien korelasi (rk) = -0,752 dan
dalam Purba, 2012) mengartikan ansietas nilai p = 0,000 (p<0,05), artinya ada
hubungan yang signifikan antara dukungan efek negatif dari stres terhadap kesehatan)
keluarga terhadap kecemasan pada pasien maupun efek-efek utama (dukungan sosial
pre-operasi di RSUD Karanganyar. Kekuatan secara langsung memengaruhi akibat-akibat
hubungan dalam kategori kuat. Nilai negatif dari kesehatan), semua ditemukan.
artinya ada hubungan negatif, di mana Sesungguhnya efek-efek penyangga dan
semakin baik dukungan keluarga semakin utama dari dukungan sosial terhadap
ringan tingkat kecemasan. kesehatan dan kesejahteraan boleh jadi
Bentuk dukungan keluarga pada pasien berfungsi bersamaan. Secara lebih spesifik,
pre-operasi adalah dengan memberikan keberadaan dukungan sosial yang adekuat
nasihat, saran, dukungan jasmani maupun terbukti berhubungan dengan menurunnya
rohani, serta dukungan yang diwujudkan mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit
dalam bentuk sikap, adanya kepercayaan, bagi kalangan kaum tua, fungsi kognitif,
perhatian, mendengarkan, dan didengarkan fisik, dan kesehatan emosi.
sehingga dapat memberikan motivasi kepada Sementara itu, dari hasil penelitian yang
pasien untuk melakukan operasi (Setiadi, dilakukan oleh Ainun di RSUD Prof. Dr. Hi.
2008). Dukungan sosial keluarga adalah Aloei Saboe Kota Gorontalo tahun 2014,
sebuah proses yang terjadi sepanjang masa didapatkan bahwa dari sebagian besar
kehidupan. Sifat dan jenis dukungan sosial hubungan dukungan keluarga dengan
berbeda-beda dalam berbagai tahap-tahap kecemasan pada pasien pre-operasi diperoleh
siklus kehidupan, misalnya jenis-jenis dan responden yang memiliki dukungan keluarga
kuantitas dukungan sosial dalam fase baik sejumlah 16 orang (69.6%), dengan
perkawinan (sebelum sebuah pasangan muda kecemasan ringan sejumlah 7 orang (30.4%),
mendapat anak) sangat berbeda dengan dan kecemasan sedang serta responden yang
banyaknya jenis-jenis dukungan sosial yang tidak mengalami kecemasan berat (0%).
dibutuhkan ketika keluarga sedang berada Sementara responden yang memiliki
dalam tahap/fase siklus kehidupan terakhir. dukungan keluarga cukup, tidak terdapat
Namun demikian, dalam semua tahap siklus responden yang mengalami kecemasan
kehidupan, dukungan sosial keluarga ringan (0%) dan kecemasan berat (0%),
membuat keluarga mampu berfungsi dengan tetapi yang mengalami kecemasan sedang
berbagai kepandaian dan akal. Sebagai berjumlah 7 orang (100%). Untuk responden
akibatnya, hal ini meningkatkan kesehatan yang dukungan keluarganya kurang, terdapat
dan adaptasi keluarga (Friedman, 1998). 2 orang (40.0%) yang mengalami kecemasan
Wills (1985 dalam Friedman, 1998) ringan, 1 orang (20.0%) yang mengalami
menyimpulkan bahwa baik efek-efek kecemasan sedang, dan 2 orang (40.0%) yang
penyangga (dukungan sosial menahan efek- mengalami kecemasan berat.
DAFTAR PUSTAKA