Anda di halaman 1dari 19

AI HODIJAH

1109001
Latar Belakang
 Dalam kurun waktu dua puluh terakhir angka operasi
seksio sesarea terus meningkat seiring dengan
meningkatnya alat penunjang kesehatan baik dalam
anestesi maupun obat-obatan antibiotik. Oleh karena
itu, peningkatan operasi di dunia setiap tahunnya
meningkat dengan berbagai indikasi atau alasan
tertentu.
(sambungan )
 Menurut World Health Organization (WHO), standar
rata-rata seksio sesarea di sebuah negara adalah
sekitar 10 sampai 15%. Di Indonesia sendiri angka
kejadian operasi sekiso sesarea menurut data survei
nasional pada tahun 2007 adalah 921.000 dari
4.039.000 persalinan atau sekitar 22,8% dari seluruh
persalinan.
Seksio sesarea merupakan prosedur pembedahan
untuk mengeluarkan bayi melalui insisi abdomen dan
uterus. Seksio sesarea merupakan prosedur klinik
untuk menyelamatkan ibu dan bayi (WHO, 2010).
Tindakan ini merupakan salah satu stresor yang dapat
menyebabkan kecemasan yang tinggi pada wanita
 Perawat mempunyai peranan penting dalam
mengatasi kecemasan yang dialami oleh pasien.
Dalam fase pre operasi seksio searea perawat dapat
melibatkan sumber dukungan dari keluarga untuk
meringankan gejala kecemasan. Sumber koping
tersebut berupa modal ekonomi, kemampuan
penyelesaian masalah, dukungan sosial, dan
keyakinan budaya dapat individu mengintegrasikan
pengalaman yanng menimbulkan stres dan
mengadopsi strategi koping yang berhasil (Stuart,
2006).
Penelitian yang dilakukan oleh Anisah dkk tahun 2010
di RSUD Margono Soekarjo, menerangkan bahwa
wanita yang mendapat dukungan, perhatian yang
diberikan oleh keluarga maupun suami selama hamil
dan masa persalinan akan menunjukkan lebih sedikit
gejala emosi, fisik dan lebih mudah melakukan
penyesuaian selama masa nifas.
Identifikasi masalah
 Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat
diidentifikasi masalah yang ditemui yaitu, sebagian
besar pasien yang akan melakukan operasi seksio
sesarea mengalami sebagian mengalami kecemasan
sedang dengan dukungan keluarga baik sedangkan
dari hasil studi pendahuluan pasien mengalami
kecemasan ringan tetapi mendapat dukungan
keluarga kurang baik yang hanya mendapat dukungan
dari suami saja, dengan tidak menunjukkan tanda dan
gejala kecemasan yang serius
Rumusan masalah
Berdasarkan dari uraian pada latar belakang di atas,
maka permasalahan yang diangkat pada penelitian ini
adalah “ Adakah hubungan antara dukungan
keluarga dengan tingkat kecemasan pada pasien
preoperasi seksio sesarea?”
Sumber koping
Faktor penyebab
kecemasan
Modal ekonomi Cemas 1. Faktor pencetus
Keyakinan budaya •Cemas ringan •Ancaman terhadap
Dukungan sosial •Cemas sedang integritas fisik (tindakan
1. Dukugan keluarga •Cemas berat operasi, anestesi, risiko
•Emosional •Panik operasi)
•Penghargaan •Ancaman terhadap sistem
•Instrumental diri
•Informasi 2. Faktor predisposisi
•Jaringan kecemasan
2. Dukugan orang yang Mekanisme koping
•Respon fisiologi •Psikoanalitis
dicintai •Interpersonal
3. Dukungan pemberi •Respon perilaku,
kognitif, dan •Perilaku
layanan kesehatan •Kajian keluarga
4. Dukungan kelompok apektif
•Biologi
Metodologi penelitian
 Rancangan penelitian yang digunakan adalah analitik
korelasi dengan pendekatan Cross Sectional.
KERANGKA PENELITIAN
Variabel independen variabel dependen
Dukungan keluarga:
•Dukungan emosional
•Dukungan informasi
•Dukungan instrumental
•Dukungan penghargaan Ada hubungan

Cemas
Sumber koping Tidak cemas
Cemas rinngan
Cemas sedang
Cemas berat
Mekanisme koping

Tidak ada hubungan

Faktor predisposisi
Faktor pencetus
 tabel definis operasional.docx
Populasi dan sampel
 Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien
yang akan dilakukan operasi seksio sesarea secara
elektif atau direncanakan di Rumah Sakit Cibabat
Cimahi selama periode bulan Januari 2012 sampai
Desember 2012 sejumlah 938 orang.
 Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah Purposive Sampling, adalah suatu metode
pemilihan sampel yanng dilakukan berdasarkan
maksud atau tujuan tertentu yang ditentukan oleh
peneliti (Dharma, 2011).
besar sampel mengunakan rumus untuk penelitian korelasi
(Dahlan, 2010) yaitu:

Keterangan:
n = ukuran sampel
= deviat baku alfa, kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5%,
hipotesis satu arah, sehingga = 1,64
= deviat baku beta , kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 10%
maka= 1,28
= korelasi bermakna ditetapkan ssebesar 0,4
Dengan demikian,

= 50,51 (dibulatkan menjadi 51)

Jadi sampel yang dibutuhkan sebanyak 51 orang.


Kriteria inklusi
 Pasien yang akan melakukan operasi seksio sesarea
yang pertama kali.
 Pasien yang melakukan seksio sesar elektif atau
direncanakan
 Pasien yang dapat membaca dan menulis huruf lain.
 Pasien yang mempunyai keluarga.
 Pasien yang tidak memiliki gangguan mental.
 Pasien yang bersedia menjadi responden
Analisis data
 Analisis univariat
Data yang disajikan dalam bentuk tabel, distribusi dan frekuensi yaitu
tingkat kecemasan dikategorikan menjadi tidak cemas, cemas ringan,
cemas sedang dan cemas berat. Sedanngkan dukungan keluarga
dikategorikan menjadi optimal dan tidak optimal.
 Analisis Bivariat
Dalam manganlisis hubungan kedua variabel tersebut menggunakan
uji hipotesis Gamma dan Somers,d. Uji signifikan menggunakan
tingkat kepercayaan 95% atau nilai α = 0.05 (0,05%) dengan ketentuan:
1. jika nilai p < 0,05 maka terdapat hubungan yang bermakna antara
dukungan keluarga dengan kecemasan
2. jika nilai p > 0,05 maka tidak terdapat hubungan yang bermakana
antara dukungan keluarga dengan kecemasan.
Lokasi penelitian
 Penelitian dilakukan di ruang Nifas RSUD Cibabat
Cimahi mulai dari bulan April - Mei 2013
 Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai