Anda di halaman 1dari 3

Rempah Terkutuk

Karya: Wincent Emanuel Sukardjo

Pada suatu hari, terdapat seorang pedagang nasi goreng yang bernama Sumanto.
Suman- to hidup di keluarga yang sederhana. Sejak kecil, dia suka melihat cara masak
nasi goreng ibunya yang lezat. Dari saus, bumbu, rempah-rempah, dan bahan saktinya
yaitu micin, membuat hidangan nasi goreng tersebut kesukaannya. Sumanto memulai
bisnis nasi goreng Jawa resep ibunya. Meskipun sedikit orang yang membeli, Sumanto
tidak akan menyerah dan akan terus meraih cita-cita menjadi orang yang sukses.

Beberapa minggu kemudian, dia mulai menjadi pedagang yang sukses. Banyak orang
mulai membeli nasi goreng Jawa tersebut, bisnisnya menjadi laris. Beberapa bulan
kemudian, ibunya Sumanto meninggal dunia akibat stroke. Kematian ibunya menjadi
percobaan bagi Sumanto, sosok yang selalu menemani dia dalam perjalanan kulinernya.
Kenyataan pahit tersebut membuat Sumanto putus asa, hampir mengakhiri bisnis nasi
goreng tersebut. Meskipun menyedihkan, hal tersebut memotivasikan Sumanto untuk
tetap kuat dan terus melanjutkan warisan keluarganya.

Pada suatu hari, ketika Sumanto sedang memasak nasi goreng bagi pelanggannya,
terdapat seorang pengunjung yang tidak dikenali mendatangi dia. Ia adalah seorang
koki yang bekerja di restoran terkenal yang bernama ‘Locavore’. Dia mengatakan kepada
Sumanto, “Hei, saya melihat kamu sebagai potensi besar bagi restoran kami. Sebuah hal
yang mengesankan. Apakah kamu tertarik?”. Sumanto mengatakan, “Kamu siapa? Kon
kayaknya salah orang,”. Koki tersebut tersenyum dan mengatakan, “Kamu memiliki
sesuatu yang kita mau. Di restoran Locavore, besok jam 4 sore. Kamu akan tahu
segalanya, Sumanto,”. Koki tersebut pergi, Sumanto menjadi penasaran mengapa koki
tersebut memilih dia.

Keesokan harinya, Sumanto tiba di restoran Locavore, yang terletak di lantai paling atas
sebuah gedung tinggi. Dia merasa ragu dengan apa yang dia harus lakukan. Koki
tersebut menyambutnya dan mengajak dia ke dapur restoran. Di dalam dapur tersebut,
terdapat seseorang yang menunggu di belakang meja dapur. Orang tersebut adalah bos
dan eksekutif chef dari restoran Locavore, yang bernama Chef Juan. Dia menatap
Sumanto dan seorang chef lulusan sekolah kuliner dengan tajam. Chef Juan
mengucapkan dengan tekanan, “Nasi goreng, waktu 30 menit.”
Kedua peserta tersebut mulai mempersiapkan bahan dan mulai memasak. Koki tersebut
menggunakan bahan-bahan premium untuk nasi gorengnya, seperti udang, jamur,
kacang polong, dan daging wagyu. Sedangkan Sumanto, menggunakan bahan-bahan
sederhana, seperti sisa nasi kemarin, sebutir telur, ayam goreng yang disuwir, rempah-
rempah, dan micin. Kedua peserta selesai dengan hidangannya, Chef Juan datang dan
menilai nasi goreng tersebut. Chef Juan menatap hidangan tersebut dan mulai mencicipi
nasi goreng Jawa milik Sumanto. Tanpa ragu-ragu, Chef Juan langsung menyuruh koki
tersebut untuk pulang, karena Sumanto lolos tes. Setelah itu, Chef Juan mengumpulkan
para kru Locavore dan mengatakan bahwa dalam beberapa hari lagi, Locavore membuat
sebuah acara special bertema “Whispers of Nusantara”. Mereka berencana menyajikan 6
masakan Indonesia yang mewah. Sumanto tidak mengetahui apa yang akan terjadi saat
acara tersebut. Dia melatih dirinya agar dapat menghadapi tantangan tersebut.

Pada hari special tersebut, Chef Juan, Sumanto, dan kru lainnya menyambut para tamu
dengan ramah. Chef Juan menyuruh seluruh hadirin untuk meletakkan barang-barang
elektronik ke dalam keranjang, dengan alasan agar semua dapat menikmati hidangan
tersebut dengan maksimal. Hidangan pembuka, “Sumatran Lembu”, adalah rendang yang
berisi telur puyuh dengan saus Padang. Semua hadirin mencicipi dan menyukai
hidangan tersebut. Hidangan kedua, “Java Kulon Sushi”, Ayam sereh dan lobster Sunda
yang digulung dengan ketan. Saat Sumanto memasak ayam sereh tersebut, masakannya
hampir gosong. Chef Juan memarahi Sumanto, membentak Sumanto karena hal tersebut
akan mengacaukan acara tersebut. Sumanto meminta maaf dan melanjutkan memasak
hidangan ketiga. “Borneo Samudra Edan” adalah hidangan seafood ala Kalimantan,
seperti udang, ikan, kepiting dengan nasi kuning.

Sumanto merasa kesusahan saat disuruh memasak hidangan yang selanjutnya,


“Rinjani’s Jurang Jero”. Hidangan tersebut merupakan hidangan pasta cumi hitam
dengan belut, didampingi dengan saus durian. Dia terkejut saat disuruh memasak
hidangan yang bernama “Komodo’s Wangsuli Dendam”, hidangan yang tak terduga. Kadal
panggang yang ditusuk sate dengan sambal ijo dengan kalajengking goreng sebagai
pendampingnya. Sumanto tidak sanggup memasak hidangan tersebut dan berusaha
keluar dari restoran tersebut, tetapi semua pintu terkunci. Para tamu merasa ketakutan
atas apa yang akan dilakukan oleh Chef Juan.
“Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin, dasar dunia gak adil!” ujar Chef Juan.
“Orang-orang ini hanya mau nunjukkin kekayaan mereka dengan memakan hidangan-
hidangan mewah ini, sementara rakyat jelata terus menderita! Saatnya kita memberikan
sesuatu yang mereka gak bisa beli dengan uang!” ujar Chef Juan sambil tersenyum. Chef
Juan menyiapkan hidangan terakhir, yaitu “Tujuwan Pungkasan”. Hidangan tersebut
adalah kue yang beralkohol dan dilumuri bensin, Chef Juan hampir melempar korek api.
Untungnya, Sumanto menyerang Chef Juan. Chef Juan menusuk perut Sumanto dengan
pisau dan terdapat luka yang besar. Sumanto tidak menyerah, dia melemparkan gelas ke
muka Chef Juan. Terdapat serpirhan di mukanya, kedua orang tersebut terluka. Sebelum
Chef Juan dapat menusuk kepala Sumanto, koki Locavore yang mengajak Sumanto ke
restoran ini menusuk pada punggung Chef Juan dengan dalam. Chef Juan dengan lemas
mengatakan, “Dalam setiap hidangan, terdapat… kenyataan yang… pahit, ini bukanlah…
akhi-“.

Chef Juan mati terlentang di lantai dapur, terdapat suara sirine polisi. Sumanto, dengan
keadaan lemah, terlentang di lantai. Merah. Dalam keadaan tak sadar, terdapat sosok ibu
di hadapannya, dengan perlahan semakin menjauh dengan muka yang sedih. Keesokan
harinya, restoran tersebut terpaksa untuk tutup sementara. Setelah beberapa hari,
Sumanto mengucapkan kepada kru Locavore bahwa dia akan mengundurkan diri. Dia
sekarang melanjutkan bisnis restorannya seperti biasa, sekarang dengan hidangan-
hidangan yang baru untuk para pelanggan. Dari jauh, terdapat sosok misterius yang
sedang mengintai dia. Dia hanya menunggu waktu dan tempat yang tepat, Sumanto
tidak tahu apa yang akan terjadi padanya.

Anda mungkin juga menyukai