Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH ETIKA JABATAN TERHADAP KINERJA APARATUR SIPIL

NEGARA DI BAPPEDA KOTA SUKABUMI

Raden Ahmad Mahalli 21120006


Deni Hermawan 21120012
Sundana 21120007

PENDAHULUAN negeri sipil masih adanya permasalahan serius


Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 yang harus diatasi, antara lain : (1) pelaksanaan
tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan tugas-tugas umum pemerintahan belum
bahwa untuk mencapai tujuan nasional sepenuhnya berjalan efisien dan efektif, sehingga
sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4 itu pembangunan aparatur masih harus
Pembukaan UUD 1945, diperlukan Aparatur Sipil ditingkatkan dan diarahkan pada peningkatan
Negara (ASN) yang professional, bebas dari efisiensi dan efektivitas; (2) di lingkungan aparatur
intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, sipil negara/pegawai negeri sipil ada gejala masih
kolusi dan nepotisme, mampu menyelenggarakan belum bersih dan sering merusak kewibawannya,
peyalanan publik bagi masyarakat dan mampu sehingga itu pembangunan aparatur sipil negara
menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan terus diarahkan pada mewujudkan aparatur yang
kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD bersih dan berwibawa; (3) di lingkungan aparatur
1945. Pegawai Apararur Sipil Negara diserahi sipil negara/pegawai negeri sipil masih sering
tugas untuk melaksanakan tugas pelayanan publik, ditemui adanya penyalahgunaan wewenang dan
tugas pemerintahan, dan tugas pembangunan penyelewengan lainnya seperti korupsi, kolusi dan
tertentu. Tugas pelayanan publik dilakukan dengan nepotisme, pungutan liar, kebocoran dan
memberikan pelayanan atas barang dan jasa, pemborosan; sehingga itu pembinaan, penertiban
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan dan pendayagunaan pegawai aparatur sipil Negara
sebagai pegawai ASN. terus ditingkatkan.
Tugas pemerintahan dilaksanakan dalam Kinerja aparatur sipil negara/pegawai
rangka penyelenggaraan fungsi umum negeri sipil yang belum maksimal tentunya tidak
pemerintahan yang meliputi pendayagunaan hanya disebabkan oleh kurangnya kemampuan
kelembagaan, kepegawaian, dan ketatalaksanaan. pengetahuan dan keterampilan atau kecakapan
Sedangkan dalam rangka pelaksanaan tugas bekerja, tetapi juga bersumber dari sikap dan
pembangunan tertentu dilakukan melalui perilaku yang tidak/kurang baik atau tidak benar
pembangunan bangsa (cultural and polical dalam melaksanakan tugas dan melakukan
development) serta melalui pembangunan ekonomi tindakan jabatannya seperti : kurang berdisiplin,
dan sosial (economic and social development) kurang bertanggung jawab, kurang bekerjasama,
yang diarahkan meningkatkan kesejahteraan dan kurang bersemangat, kurang berinisiatif dalam
kemakmuran seluruh rakyat (Penjelasan Umum memecahkan persoalan yang muncul, dan
UU.No.5/2014). kurangnya kepekaan dalam bekerja. Sikap atau
Amanat UU No.5 Tahun 2014 tersebut perilaku seperti itu tercipta disebabkan antara lain
menunjukkan bahwa pegawai Aparatur Sipil kurangnya pemahaman dan penghayatan terhadap
Negara atau yang selama ini dikenal sebagai etika jabatan (kode etik) yang berlaku bagi segenap
Pegawai negeri Sipil, mempunyai kedudukan dan aparatur sipil negara/pegawai negeri sipil.
peranan yang sangat penting dan menentukan Sebagaimana diketahui etika jabatan atau kode etik
dalam mewujudkan tujuan nasional karena merupakan ketentuan-ketentuan atau standar-
pegawai ASN mempunyai tugas pelayanan publik, standar yang mengatur perilaku moral para
tugas pemerintahan, dan tugas pembangunan aparatur. Etika jabatan atau kode etik berisi ajaran-
tertentu. ajaran moral dan asas-asas kelakuan yang baik
Kenyataan masih menunjukkan bahwa bagi aparatur dalam menunaikan tugas dan
kondisi lingkungan aparatur sipil negara/pegawai melakukan tindakan jabatannya. Etika jabatan
1
memberikan berbagai asas etis, ukuran baku, sikap dan perilku moral aparatur sipil negara
pedoman perilaku dan kebajikan moral yang dapat di dalam melaksanakan tugas dan jabatan.
diterapkan oleh setiap aparatur. Lebih khusus, hasil penelitian ini kiranya
Pentingnya etika jabatan atau kode etik menjadi informasi ilmiah yang berharga
bagi ASN ditekankan dalam UU.No.5 Tahun 2014,
kepada pimpinan Pemerintah Daerah Kota
yang menyatakan bahwa ASN sebagai profesi
berlandaskan pada prinsip kode etik yang berisi Sukabumi, terutama pimpinan Sekretariat
pengaturan perilaku agar pegawai ASN : Daerah.
melaksanakan tugasnya dengan jujur, tanggung
jawab, dan berintegritas tinggi; melaksanakan A. Etika Jabatan Aparatur Sipil Negara 1.
tugasnya dengan cermat dan disiplin; melayani Konsep Etika
dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan; Widjaja (2003) menyebutkan bahwa istilah
melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan etika (ethics) berasal dari istilah bahasa Yunani
peraturan perundang-undangan; melaksanakan “ethos” yang dalam bahasa Latin disebut “ethicus”
tugas sesuai perintah atasan atau pejabat yang yang berarti adat, kebiasaan, atau kesediaan jiwa
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan akan kesusilaan. Bertens (dalam Keban, 2008)
peraturan perundangundangan dan etika menggambarkan konsep etika dengan beberapa
pemerintahan; menjaga kerahasiaan yang arti, salah satu diantaranya dan biasa digunakan
menyangkut kebijakan Negara; menggunakan orang adalah kebiasaan, adat atau akhlak dan
kekayaan dan barang milik Negara secara watak. Bertens menjelaskan bahwa Filsuf
bertanggung jawab, efektif, dan efisien; menjaga besarAristoteles telah menggunakan kata etika ini
agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam dalam menggambarkan filsafat moral, yaitu ilmu
pelaksanaan tugasnya; tidak menyalahgunakan tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang
informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan adat kebiasaan. Dalam Kamus Umum Bahasa
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari Indonesia karangan
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau Poerwadarminta (1980), etika dirumuskan sebagai
untuk orang lain; memegang teguh nilai dasar ASN ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak
dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN; (moral). Kamus Besar Bahasa Indonesia
dan melaksanakan ketentuan perundang-undangan (Depdikbud, 1988), disebutkan pengertian etika
mengenai disiplin pegawai ASN. adalah : (1) ilmu tentang apa yang baik dan apa
yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral;
A. Tujuan dan Manfaat Penelitian (2) kumpulan asas atau nilai yang berkenaan
Berdasarkan rumusan masalah penelitian dengan akhlak; dan (3) nilai mengenai benar dan
tersebut maka tujuan penelitian ini adalah untuk salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
mengetahui pengaruh etika jabatan terhadap Dalam Webster’s Dictionary disebutkan etika
kinerja aparatur sipil negara di BAPPEDA Kota adalah ilmu tentang tindakan moral yang betul.
Sukabumi. Dengan menjawab masalah penelitian Dalam Ensiklopedia Winkber Prins etika diartikan
tersebut maka diharapkan penelitian ini dapat sebagai filsafat yang mempertimbangkan teori
memberikan manfaat teoritis dan praktis sebagai tentang tindakan. New American Ensiklopedia
berikut : menyebutkan pengertian etika adalah ilmu tentang
1. Secara teoriitis diharapkan dapat memberikan filsafat moral tidak mengenai fakta tapi mengenai
kontribusi bagi ilmu administrasi nilai-nilai, tidak mengenai sifat tindakan manusia
publik/negara khususnya bidang studi tetapi tentang idenya, karena itu bukan ilmu yang
kebijakan publik, etika administrasi publik, positif tetapi ilmu yang normatif. Amerika Serikat
Hornby
dan manajemen kinerja.
Dictionary mengartikan etika adalah ilmu tentang
2. Secara praktis kiranya dapat memberikan filsafat moral/prinsip-prinsip/kaidahkaidah moral
masukan kepada pemerintah khususnya tentang tindakan dan kelakuan (Widjaja, 2003).
pimpinan birokrasi dalam rangka Dalam The Public Adminsitration Dictionary, etika
pengambilan langkah-langkah pengembangan didefinisikan sebagai cabang filsafat yang
2
berkenaan dengan nilai-nilai yang berhubungan inisiatif, kejujuran, tanggung jawab, dan
dengan perilaku manusia, dalam kaitannya dengan sebagainya yang merupakan dimensi kinerja pada
“benar” atau aspek perilaku.
“salah” suatu perbuatan, dan “baik” atau “buruk” Beberapa pendapat di atas dapat menunjukkan
motif dan tujuan dan perbuatan tersebut (Keban, bahwa bahwa etika jabatan dapat berpengaruh
2008). terhadap kinerja aparatur. Artinya, semakin baik
pemahaman dan penghayatan aparatur terhadap
B. Konsep Kinerja etika jabatan maka akan semakin tinggi pula
Istilah kinerja merupakan terjemahan dari kata kinerja yang dicapai.
performance yang sering diartikan oleh para ahli
sebagai “penampilan”, “unjuk kerja”, atau D. Hipotesis
“prestasi kerja” (Keban, 2008); Rue dan Bryas Berdasarkan kajian teoritis di atas maka
(dalam Sudarmanto, 2009) mengartikan kinerja dapatlah dirumuskan hipotesis sebagai jawaban
adalah “the degree of accomplishment” atau sementara terhadap masalah penelitian yang dikaji
tingkat pencapaian hasil. dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
“Etika jabatan berpengaruh terhadap kinerja
C. Pengaruh Etika Jabatan Terhadap pegawai Aparatur Sipil Negara di
Kinerja Aparatur Sipil Negara BAPPEDA Kota Sukabumi”.
METODOLOGI PENELITIAN
Dari uraian tentang konsep etika jabatan di atas A. Jenis Penelitian Penelitian ini didesain
dapat dipahami bahwa etika jabatan merupakan sebagai suatu penelitian kuantitatif yang bersifat
nilai-nilai, norma-norma atau standar-standar yang korelasional. Penelitian kuantitatif yang bersifat
mengatur perilaku moral para aparatur atau pejabat korelasinal adalah dimaksudkan untuk meneliti
publik/aparatur dalam melaksanakan tugas dan hubungan atau pengaruh antara dua fenomena
melakukan tindakan jabatan. Etika jabatan berisi atau lebih. Dalam penelitian korelasional peneliti
ajaran-ajaran moral dan tingkahlaku yang baik dan memilih individu-individu yang mempunyai
benar bagi segenap aparatur di dalam menunaikan variasi dalam hal yang diselidiki. Semua anggota
tugas dan menjalankan jabatan. Etika jabatan kelompok yang dipilih sebagai subyek penelitian
berusaha menentukan norma-norma mengenai apa diukur mengenai dua jenis atau lebih variabel
yang seharisnya dilakukan oleh setiap aparatur yang diselidiki, kemudian dihitung untuk
dalam melaksanakan fungsinya dan menjalankan diketahui koefisien korelasinya (Borg dan Gall,
jabatannya (Widjaja, 2003; Kumorotomo, 2000). dalam
Sementara itu, sebagaimana telah diuraikan di Arikunto,2000).
atas bahwa kinerja dalam organisasi itu B. Definisi Operasional Variabel
ditunjukkan tidak hanya oleh kuantitas (jumlah) Penelitian
hasil kerja dan mutu (kualitas) kerja yang Variabel merupakan suatu konsep yang
dihasilkan, akan tetapi juga oleh faktor sikap dan mempunyai variasi nilai. Variasi nilai itu akan
perilaku / tingkahlaku dalam melaksanakan tampak kalau dibuat definisi operasionalnya
pekerjaan itu seperti ketangguhan, kesetiaan, (Danim, 2000). Variabel yang merupakan obyek
inisiatif, kerjasama, kejujuran, tanggung jawab, penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu “etika
dan sebagainya (Flippo, 2000). Dimensi-dimensi jabatan” (variabel bebas), dan “kinerja aparatur”
kinerja pada aspek sikap dan perilaku dalam (variabel terikat). Variabel-variabel penelitian
melaksanakan pekerjaan tersebut dapat terwujud tersebut dibuat definisi operasional masing-
antara lain dengan penerapan nilainilai atau norma- masing sebagai berikut :
norma yang terkandung dalam etika jabatan; 1. Variabel Etika Jabatan didefinsikan sebagai
dengan kata lain dapat dikatakan bahwa penerapan
nilai-nilai, asas-asas atau norma-norma yang
nilai-nilai atau norma-norma yang terkandung
dalam etika jabatan akan menciptakan kondisi mengatur perilaku moral para pejabat atau
moril di dalam melaksanakan tugas dan melakukan aparatur siupil negara di dalam menjalankan
tindakan jabatan seperti kerjasama, kesetiaan, tugas dan jabatan sebagaimana yang
3
ditetapkan di dalam peraturan perundang- Negara/Pegawai Negeri Sipil (ASN/PNS)
undangan yang berlaku seperti dalam UU pada BAPPEDA Kota Sukabumi yang
Kepegawaian No.43 Tahun 2004 dan sesuai data berjumlah 43 orang .
UU.No.5 Tahun 2014 tetang ASN, PP. 2. Teknik pengambilan sampel responden
No.42 Tahun 2004 tentang Kode Etik PNS, yang digunakan adalah proportional
dan lainnya. Berdasarkan definisi random sampling atau pengambilan
operasional tersebut maka secara konkrit sampel secara acak proporsional
variabel etika jabatan dapat diamati melalui (Arikunto, 2000). Besar proporsi sampel
beberapa indikator sebagai berikut : responden ditetapkan sebesar 20% dari
a. Tingkat pemahaman terhadap normanorma jumlah populasi (pegawai) yaitu sebanyak
etika jabatan yang berlaku bagi segenap 9 orang dengan perincian seperti pada
aparatur sipil negara; Tabel 1.
b. Tingkat penghayatan aparatur terhadap
norma-norma etika jabatan yang berlaku Tabel 1
bagi segenap aparatur sipil negara; Besar Sampel Responden Penelitian
c. Pengamalan aparatur terhadap norma- No. Jumlah Jumlah
Unit Populasi
norma etika jabatan itu dalam melakukan Populasi Sampel
tindakan jabatan atau di dalam 1. Ess 2 1 1
menjalankan tugas ataupun di dalam 2. Ess 3 6 3
kehidupan sehari-hari. 3. Staf/Pelaksana 36 5
2. Variabel Kinerja Aparatur Sipil Negara
Jumlah 43 9
didefinsikan sebagai tingkat kemampuan dan
keberhasilan aparatur di dalam
melaksanakan tugas atau jabatannya dan E. Teknik Analisis Data
mencapai hasil kerja yang telah ditetapkan Pendekatan analisis data yang digunakan ialah
dalam suatu periode waktu tertentu. Variabel pendekatan analisis kuantitatif dengan
kinerja aparatur selanjutnya diukur dari menggunakan rumus-rumus statistik deskriptif dan
beberapa indikator, yaitu : statistik inferensial sebagai berikut :
a. Kuantitas kerja, yaitu jumlah atau
banyaknya kerja atau tugas yang dapat a. Analisis statistik deskriptif yang digunakan ialah
analisis tabel frekuensi dan persentase. Teknik
diselesaikan berdasarkan jumlah kerja
analisis ini digunakan untuk mengetahui
atau tugas yang telah ditetapkan dalam tentang status variabel-variabel penelitian
suatu periode tertentu. yaitu etika jabatan dan kinerja aparatur.
b. Kualitas kerja, yaitu tingkat kesesuaian Perhitungan persentase dengan rumus sebagai
hasil kerja dengan standar mutu yang berikut:
berlaku atau yang diinginkan. Ukuran
kualitas kerja dapat berupa seperti p
ketelitian dan kecermatan bekerja,
kerapihan atau kebersihan hasil kerja, dan Dimana :
ketepatan waktu. P = nilai persentase yang dicari ;
C. Populasi dan Teknik Pengambilan f = frekuensi, yaitu banyaknya data pada
Sampel setiap kategori ;
1. Populasi atau subyek penelitian ini ialah n = total data sampel.
semua pegawai Aparatur Sipil

4
D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Y= a + bX
Data Dimana :
Sesuai dengan jenis penelitian ini sebagai a = nilai konstan variabel kinerja aparatur
penelitian survei (kuantitatif), maka nstrumen dan (Y) apabila variabel etika jabatan (X)
teknik pengumpulan data yang digunakan untuk tidak berubah /tetap; dihitung dengan
mendapatkan data primer adalah kuesioner. Dalam rumus :
hal ini kuesioner disusun dalam bentuk angket
berstruktur dengan menggunakan pengukuran a =
skala ordinal atau skala bertingkat. Untuk b = koefisien arah regresi variabel
mendapatkan data akurat maka pengumpulan data Y atas variabel X, yaitu besar
dengan kuesioner/angket ini didukung dengan perubahan pada nilai variabel Y
teknik wawancara terpimpin/terstruktur (interview
yang disebabkan atau
guide).
diakibatkan oleh perubahan
Pendekatan analisis data yang digunakan ialah pada variabel X; dihitung
pendekatan analisis kuantitatif dengan dengan rumus :
menggunakan rumus-rumus statistik deskriptif dan
statistik inferensial sebagai berikut : b =
b. Analisis statistik deskriptif yang digunakan Tingkat keberartian regresi diuji dengan
ialah analisis tabel frekuensi dan persentase. statistik-F (Sudjana, 1990).
Teknik analisis ini digunakan untuk
2. Analisis korelasi sederhana (korelasi
product moment) digunakan untuk
mengetahui tentang status variabel-variabel
mengetahui derajat korelasi dan besar
penelitian yaitu etika jabatan dan kinerja
aparatur. pengaruh dari variabel bebas “etika jabatan”
Perhitungan persentase dengan rumus sebagai (X) terhadap variabel terikat “kinerja
berikut: aparatur”(Y). Analisis korelasi yang
digunakan ialah analisis korelasi product
moment atau rpearson, dengan rumus
p
sebagai berikut :
Dimana : r=
P = nilai persentase yang dicari ;
f = frekuensi, yaitu banyaknya data pada
setiap kategori Selanjutnya, tingkat signifikasi koefisien
n = total data sampel. korelasi diuji dengan menggunakan rumus
statistik-t (Sudjana,1990).
3. Pengolahan analisis data menggunakan
c. Analisis statistik inferensial atau statistik
bantuan computer program SPSS versi 12,0
parametrik yang digunakan ialah analisis
for Windows.
regresi linier sederhana dan korelasi
sederhana :
1. Analisis regresi linier sederhana
digunakan untuk mengetahui pola KESIMPULAN DAN SARAN
hubungan fungsional/pengaruh dari
variabel bebas “etika jabatan” (X) A. Kesimpulan
terhadap variabel terikat “kinerja Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
aparatur” (Y). Pola hubungan pengaruh etika jabatan terhadap kinerja aparatur
fungsional/pengaruh dinyatakan dengan sipil Negara. Berdasarkan hasil penelitian ini,
persamaan regresi linier sebagai berikut: maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa etika
jabatan berpengengaruh terhadap kinerja Aparatur
5
sipil negara disekertariat kota Sukabumi.pengaruh perilaku moral setiap aparatur sipil Negara
etika jabatan terlihat dari : a. Tingkat pemahaman dalam
terhadap norma-norma etika jabatan yang berlaku melaksanakan tugas
sebagai aparatur sipil negara.
b. Tingkat penghayatan aparatur terhadap DAFTAR PUSTAKA
norma-norma etika jabatan yang berlaku bagi Arikunto, S, 2000, Prosedur Penelitian, Jakarta :
segenap aparatur sipil negara. Rineka Cipta.
c. Pengamalan aparatur terhadap normanorma
etika jabatan itu dalam melakukan tindakan Danim, S. 2000, Pengantar Studi Metode
Penelitian Kebijakan, Jakarta,
jabatan atau didalam menjalankan tugas
Erlangga.
aparatur dalam kehidupan sehari-hari.
Dessler, 2000, Manejemen Sumberdaya Manusia,
Ini berarti bahwa tingkat kinerja Aparatur terjemahan, Jakarta, Komputindo.
Sipil Negara turut ditentukan secara signifikan oleh
faktor etika jabatan; makin tinggi/baik tingkat Flippo Edwin,B. 2000, Manajemen Personalia,
pemahaman, penghayatan dan pengamalan para terjemahan, Jakarta, Erlangga.
aparatur sipil negera terhadap norma-norma etika
jabatan maka semakin tinggi/baik pula tingkat Keban, Y.T. 2008, Enam Dimensi Strategis
kinerja. Administrasi Publik : Konsep, Teori,
Isu, Yogyakarta, Gava
Media.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini, Kumorotomo Wahjudi, 2001, Etika
maka dapatlahlah dikemukakan beberapa saran Administrasi Negara,
kepada pihakpihak terkait, sebagai berikut : RajaGrafindo Persada, Jakarta.
1. Tingkat pemahaman, penghayatan dan
pengamalan norma-norma etika jabatan pada Poerwadarminta,S, 1980, Kamus Umum Bahasa
kalangan ASN di BAPPEDA Kota Sukabumi Indonesia, Jakarta,
hendaklah ditingkatkan. Dalam hal ini Gramedia.
diperlukan tingkat kesadaran yang tinggi dari
para ASN untuk terus menerus mempelajari Sudjana,S. 1990, Metoda Statistika,
dan memahami nilai-nilai etika jabatan yang Bandung, Tarsito.
berlaku serta komitmen yang tinggi untuk
Wibowo, 2007, Manajemen
melaksanakan/menerapkannya dengan
Kinerja,Rajawali Press, Jakarta.
sungguh-sungguh.
2. Kinerja aparatur di BAPPEDA Kota Sukabumi Widjaja, A.W. 2003, Etika Administrasi Negara,
masih perlu ditingkatkan baik pada dimensi Bumi Aksara, Jakarta.
kuantitas dan kualitas hasil kerja maupun
dimensi sikap. Sumber Lain :
3. Etika jabatan hendaklah dijadikan sebagai
salah satu alat atau sarana untuk meningkatkan
kinerja aparatur sipil Negara di BAPPEDA
Kota Sukabumi dan secara praktis dapat
memberikan masukan kepada pemerintah
khususnya kepada pimpinan birokrasi dalam
rangka pengambilan langkahlangkah sikap dan

6
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)

Anda mungkin juga menyukai