Anda di halaman 1dari 78

LAPORAN PRAKTEK STASE

KDPK

Disusun guna memenuhi persyaratan ketuntasan Praktik Stase KDPKProgram


Studi Pendidikan Profesi Bidan

ELSYA OCTAVIANY MOITA


G3E022046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN FAKULTAS


ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATANUNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SEMARANG

2023/2024
BIODATA MAHASISWA

NAMA : ELSYA OCTAVIANY MOITA

NIM : G3E022046

ALAMAT TINGGAL : JL. LAUTE 5 BUKIT RAYA, KEL. TOBUUHA KEC.


PUUWATU KOTA KENDARI PROV. SULAWESI TENGGARA

NO. HP : 081245500107

TEMPAT PRAKTEK : PMB


HALAMAN PENGESAHAN

STASE KDPK

Laporan stase 1 tentang Praktik KDPK di PMB Bidan


Halida

Telah disetujui dan disahkan pada : 05 Mei 2023

Pembimbing Institusi
Tanggal : 04 Mei 2023
(Erna Kusumawati, S.ST, M.Kes)
NIK. 28.6.1026.175

Pembimbing PMB (CI)


Tanggal : 04 Mei 2023

(Halida, S.Tr.Keb)
NIP. 19810512 2006042 022
CASE BASED DISCUSSION

Disusun guna memenuhi persyaratan ketuntasan Praktik Stase KDPK

Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun oleh

ELSYA OCTAVIANY M.

NIM G3E022046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN FAKULTAS


ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAHSEMARANG

2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN

Kendari, 05 Mei 2023

Praktikan

(Elsya Octaviany
Moita)
NIM. G3E022046

Mengetahui,

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

(Halida, S.Tr.Keb)
NIP. 19810512 2006042 022 (Erna Kusumawati, S.ST, M.Kes)
NIK. 28.6.1026.175
CBD (Cased-based Discussion)
Metode
Hari/Tanggal Inisial Pasien dan Data Subjektif Data Objektif Klinik
No Assessment Penatalaksanaan
Pukul Rekam Medis (OMP,
Data Fokus BST)
1 Pemberian obat secara IM BST
Rabu, 5 April 2022 Ny. M umur 27 1. Pemeriksaan Umum : Asuhan kebidanan 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan
Pukul 08.00 WITA tahun 1. Alasan Datang :Ibu KU/Kesadaran: pada Ny.M umur 25 bahwa ibu dalam keadaan normal
ingin kunjungan Baik/Composmentis, tahun akseptor KB yaitu KU/Kesadaran:
ulang KB suntik 1 TTV : TD : 110/70 Suntik 1 bulan Baik/Composmentis, TTV : TD :
bulan mmHg dengan pemenuhan 110/70 mmHg, N: 80x/menit, R:
2. Keluhan Utama : N: 80x/menit, R: kebutuhan 14x/menit, S: 360C, BB: 57kg
Ibu mengatakan 14x/menit, S: 360C pemberian obat Evaluasi: Ibu paham dengan hasil
sudah selesai BB : 57 kg secara IM pemeriksaan
menstruasi 2. Pemeriksaan Fisik : 2. Menjelaskan prosedur yang akan
normal dilakukan yaitu akan dilakukan
penyuntikan di daerah bokong
Evaluasi: Ibu paham dengan
prosedur yang akan dilakukan
3. Memberikan obat secara IM
dengan cara sebagai berikut:
 Mencuci tangan 6 langkah
 Menyiapkan semua peralatan
yang dibutuhkan yaitu spuit 3
cc dan jarum suntik, bengkok,
kapas DTT, obat KB suntik 1
bulan, sarung tangan, safety
box, tempat sampah kering
 Memastikan obat dengan
prinsip 6 benar (benar pasien,
benar obat, benar dosis, benar
waktu pemberian, benar cara
pemberian obat, benar
dokumentasi)
 Memakai sarung tangan
 Menyiapkan obat dengan cara
mengocok vial KB suntik 1
bulan kemudian mengambil
obat sebanyak 0,5 cc
 Membersihkan kulit tempat
suntikan dengan kapas
alkohol dengan gerakan
melingkar
 Menusukan jarum kedalam otot
hingga pangkal jarum suntik
(otot gluteus kuadran luar
pada bokong)
 Melakukan aspirasi, jika tidak
terlihat darah pada spuit
suntikkan KB 1 bulan secara
perlahan secara IM
(intramuscular/900) sampai
obat masuk
 Mencabut jarum suntik secara
perlahan
 Membuang jarum suntik ke
safety box
 Mencuci tangan dan
membereskan alat.
Evaluasi: Pemberian obat KB
suntik 1 bulan telah dilakukan
4. Memberitahu ibu tanggal
kunjungan ulang yaitu 3 Mei 2023
Evaluasi: Ibu bersedia untuk
kunjungan ulang
5. Melakukan dokumentasi
Evaluasi: Dokumentasi telah
dilakukan.
2 Rabu, 5 April 2023 Ny.A umur 27 1. Alasan datang: ibu 1. Pemeriksaan umum: Asuhan kebidanan 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan BST
Pukul 08.30 WITA tahun ingin melakukan KU/Kesadaran: pada Ny.A umur 27 bahwa ibu dalam keadaan normal
kunjungan ulang Baik/Composmentis, TTV: tahun akseptor KB yaitu KU/Kesadaran:
KB suntik 1 bulan TD: 120/80/mmHg, N: suntik 1 bulan Baik/Composmentis, TTV : TD :
80x/menit, R: 20x/menit, dengan pemenuhan 120/80 mmHg, N: 80x/menit, R:
T: 36,6OC, BB: 58 kg kebutuhan 20x/menit, S: 36,60C, BB: 58kg
2. Pemeriksaan fisik: normal pemberian obat Evaluasi: Ibu paham dengan hasil
secara IM pemeriksaan
2. Menjelaskan prosedur yang
akan dilakukan yaitu akan
dilakukan penyuntikan di daerah
bokong
Evaluasi: Ibu paham dengan
prosedur yang akan dilakukan
3. Memberikan obat secara IM
dengan cara sebagai berikut:
 Mencuci tangan 6 langkah
 Menyiapkan semua peralatan
yang dibutuhkan yaitu spuit 3
cc dan jarum suntik, bengkok,
kapas DTT, obat KB suntik 1
bulan, sarung tangan, safety
box, tempat sampah kering
 Memastikan obat dengan
prinsip 6 benar (benar pasien,
benar obat, benar dosis, benar
waktu pemberian, benar cara
pemberian obat, benar
dokumentasi)
 Memakai sarung tangan
 Menyiapkan obat dengan cara
mengocok vial KB suntik 1
bulan kemudian mengambil
obat sebanyak 0,5 cc
 Membersihkan kulit tempat
suntikan dengan kapas
alkohol dengan gerakan
melingkar
 Menusukan jarum kedalam otot
hingga pangkal jarum suntik
(otot gluteus kuadran luar
pada bokong)
 Melakukan aspirasi, jika tidak
terlihat darah pada spuit
suntikkan KB 1 bulan secara
perlahan secara IM
(intramuscular/900) sampai
obat masuk
 Mencabut jarum suntik secara
perlahan
 Membuang jarum suntik ke
safety box
 Mencuci tangan dan
membereskan alat
Evaluasi: Pemberian obat KB
suntik 1 bulan telah dilakukan
4. Memberitahu ibu tanggal
kunjungan ulang yaitu 3 Mei 2023
Evaluasi: Ibu bersedia untuk
kunjungan ulang
5. Melakukan dokumentasi
Evaluasi: Dokumentasi telah
dilakukan.
3 Kamis, 6 April 2023 Ny. S umur 25 Alasan datang: Ny. S 1. Pemeriksaan umum : Asuhan kebidanan 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan BST
Pukul 08. 15 WITA tahun datang kunjungan ulang KU/Kesadaran: Baik pada Ny. S umur 25 bahwa ibu dalam keadaan normal
KB suntik 1 bulan TTV : 110/80 mmHg, RR : tahun akseptor KB yaitu KU/Kesadaran:
20x/mnt, N :82x/mnt, S : suntik 1 bulan Baik/Composmentis, TTV : TD :
36,70 C BB: 59 Kg dengan pemenuhan 110/80 mmHg, N: 82x/menit, R:
2. Pemeriksaan penunjang kebutuhan 20x/menit, S: 36,70C, BB: 59 Kg
tidak dilakukan pemberian obat Evaluasi: Ibu paham dengan hasil
secara IM pemeriksaan
2. Menjelaskan prosedur yang akan
dilakukan yaitu akan dilakukan
penyuntikan di daerah bokong
Evaluasi: Ibu paham dengan
prosedur yang akan dilakukan
3. Memberikan obat secara IM
dengan cara sebagai berikut:
 Mencuci tangan 6 langkah
 Menyiapkan semua peralatan
yang dibutuhkan yaitu spuit 3
cc dan jarum suntik, bengkok,
kapas DTT, obat KB suntik 1
bulan, sarung tangan, safety
box, tempat sampah kering
 Memastikan obat dengan
prinsip 6 benar (benar pasien,
benar obat, benar dosis, benar
waktu pemberian, benar cara
pemberian obat, benar
dokumentasi)
 Memakai sarung tangan
 Menyiapkan obat dengan cara
mengocok vial KB suntik 1
bulan kemudian mengambil
obat sebanyak 0,5 cc
 Membersihkan kulit tempat
suntikan dengan kapas
alkohol dengan gerakan
melingkar
 Menusukan jarum kedalam otot
hingga pangkal jarum suntik
(otot gluteus kuadran luar
pada bokong)
 Melakukan aspirasi, jika tidak
terlihat darah pada spuit
suntikkan KB 1 bulan secara
perlahan secara IM
(intramuscular/900) sampai
obat masuk
 Mencabut jarum suntik secara
perlahan
 Membuang jarum suntik ke
safety box
 Mencuci tangan dan
membereskan alat
Evaluasi: Pemberian obat KB
suntik 1 bulan telah dilakukan
4. Memberitahu ibu tanggal
kunjungan ulang yaitu 4 Mei 2023
Evaluasi: Ibu bersedia untuk
kunjungan ulang
5. Melakukan dokumentasi
Evaluasi: Dokumentasi telah
dilakukan
4 Kamis, 6 Oktober Ny. T umur 30 Ny. T mengatakan 1. Pemeriksaan umum : Asuhan kebidanan 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan BST
2023 tahun ingin kunjungan KU/Kesadaran: Baik pada Ny. T umur 30 bahwa ibu dalam keadaan normal
Pukul 08.00 WITA ulang KB suntik 1 TTV : 120/70 mmHg, RR : tahun akseptor KB yaitu KU/Kesadaran:
bulan 24x/mnt, N :82x/mnt, S : suntk 1 bulan Baik/Composmentis, TTV : TD :
36,50C, BB: 57 Kg dengan pemenuhan 120/70 mmHg, N: 82x/menit, R:
2. Pemeriksaan fisik: normal kebutuhan 20x/menit, S: 36,50C, BB: 57kg
pemberian obat Evaluasi: Ibu paham dengan hasil
secara IM pemeriksaan
2. Menjelaskan prosedur yang akan
dilakukan yaitu akan dilakukan
penyuntikan di daerah bokong
Evaluasi: Ibu paham dengan
prosedur yang akan dilakukan
3. Memberikan obat secara IM
dengan cara sebagai berikut:
 Mencuci tangan 6 langkah
 Menyiapkan semua peralatan
yang dibutuhkan yaitu spuit 3
cc dan jarum suntik, bengkok,
kapas DTT, obat KB suntik 1
bulan, sarung tangan, safety
box, tempat sampah kering
 Memastikan obat dengan
prinsip 6 benar (benar pasien,
benar obat, benar dosis, benar
waktu pemberian, benar cara
pemberian obat, benar
dokumentasi)
 Memakai sarung tangan
 Menyiapkan obat dengan cara
mengocok vial KB suntik 1
bulan kemudian mengambil
obat sebanyak 0,5 cc
 Membersihkan kulit tempat
suntikan dengan kapas
alkohol dengan gerakan
melingkar
 Menusukan jarum kedalam otot
hingga pangkal jarum suntik
(otot gluteus kuadran luar
pada bokong)
 Melakukan aspirasi, jika tidak
terlihat darah pada spuit
suntikkan KB 1 bulan secara
perlahan secara IM
(intramuscular/900) sampai
obat masuk
 Mencabut jarum suntik secara
perlahan
 Membuang jarum suntik ke
safety box
 Mencuci tangan dan
membereskan alat
Evaluasi: Ibu merasa senang
karena pemberian obat KB suntik 1
bulan telah dilakukan
4. Memberitahu ibu tanggal
kunjungan ulang yaitu 4 Mei 2023
Evaluasi: Ibu bersedia untuk
kunjungan ulang
5. Melakukan dokumentasi
Evaluasi: Dokumentasi telah
dilakukan.
5 Sabtu, 8 April 2023 Ny. K umur 33 Ny. K datang 1. Pemeriksaan umum : Asuhan kebidanan 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan BST
Pukul 10.00 WITA tahun kunjungan ulang KU/Kesadaran: pada Ny.K umur 33 bahwa ibu dalam keadaan normal
KB suntik 3 bulan Baik/composmentis tahun akseptor KB yaitu KU/Kesadaran:
TTV : TD: 120/80 mmHg, suntik 3 bulan Baik/Composmentis, TTV : TD :
RR : 24x/mnt, N :84x/mnt, dengan pemenuhan 120/80 mmHg, N: 84x/menit, R:
S : 36,70 C, BB: 60 Kg kebutuhan pemerian 24x/menit, S: 36,70C, BB: 60 kg
2. Pemeriksaan penunjang obat secara IM Evaluasi: Ibu paham dengan hasil
tidak dilakukan. pemeriksaan
2. Menjelaskan prosedur yang akan
dilakukan yaitu akan dilakukan
penyuntikan di daerah bokong
Evaluasi: Ibu paham dengan
prosedur yang akan dilakukan
3. Memberikan obat secara IM
dengan cara sebagai berikut:
 Mencuci tangan 6 langkah
 Menyiapkan semua peralatan
yang dibutuhkan yaitu spuit 3
cc dan jarum suntik, bengkok,
kapas DTT, obat KB suntik 3
bulan (Depo), sarung tangan,
safety box, tempat sampah
kering
 Memastikan obat dengan
prinsip 6 benar (benar pasien,
benar obat, benar dosis, benar
waktu pemberian, benar cara
pemberian obat, benar
dokumentasi)
 Memakai sarung tangan
 Menyiapkan obat dengan cara
mengocok vial KB suntik 3
bulan kemudian mengambil
obat sebanyak 1 ml
 Membersihkan kulit tempat
suntikan denga n kapas
alkohol dengan gerakan
melingkar
 Menusukan jarum kedalam otot
hingga pangkal jarum suntik
(otot gluteus kuadran luar
pada bokong)
 Melakukan aspirasi, jika tidak
terlihat darah pada spuit
suntikkan KB 3 bulan secara
perlahan secara IM
(intramuscular/900) sampai
obat masuk
 Mencabut jarum suntik secara
perlahan
 Membuang jarum suntik ke
safety box
 Mencuci tangan dan
membereskan alat
Evaluasi: Pemberian obat KB
suntik 3 bulan telah dilakukan
4. Memberitahu ibu tanggal
kunjungan ulang yaitu 1 Juli 2023
Evaluasi: Ibu bersedia untuk
kunjungan ulang
5. Melakukan dokumentasi
Evaluasi: Dokumentasi telah
dilakukan.
6 Senin, 10 April 2023 Ny. R umur 27 Ny. R datang 2. Pemeriksaan umum : Asuhan kebidanan 1) Menjelaskan hasil pemeriksaan BST
Pukul 08. 00 WITA tahun kunjungan ulang KB KU/Kesadaran: pada Ny.R umur 27 bahwa ibu dalam keadaan normal
suntik 1 bulan Baik/composmentis tahun akseptor KB yaitu KU/Kesadaran:
TTV : TD: 110/80 mmHg, suntik 1 bulan Baik/Composmentis, TTV :
RR : 24x/mnt, N :82x/mnt, dengan pemenuhan TD : 110/80 mmHg, N:
S : 36,30 C, BB: 55 Kg kebutuhan pemerian 82x/menit, R: 24x/menit, S:
3. Pemeriksaan penunjang obat secara IM 36,30C, BB: 55 kg
tidak dilakukan Evaluasi: Ibu paham dengan hasil
pemeriksaan..
2) Menjelaskan prosedur yang akan
dilakukan yaitu akan dilakukan
penyuntikan di daerah bokong
Evaluasi: Ibu paham dengan
prosedur yang akan dilakukan
3) Memberikan obat secara IM
dengan cara sebagai berikut:
 Mencuci tangan 6 langkah
 Menyiapkan semua peralatan
yang dibutuhkan yaitu spuit 3
cc dan jarum suntik, bengkok,
kapas DTT, obat KB suntik 1
bulan, sarung tangan, safety
box, tempat sampah kering
 Memastikan obat dengan
prinsip 6 benar (benar pasien,
benar obat, benar dosis, benar
waktu pemberian, benar cara
pemberian obat, benar
dokumentasi)
 Memakai sarung tangan
 Menyiapkan obat dengan cara
mengocok vial KB suntik 1
bulan kemudian mengambil
obat sebanyak 0,5 cc
 Membersihkan kulit tempat
suntikan dengan kapas
alkohol dengan gerakan
melingkar
 Menusukan jarum kedalam otot
hingga pangkal jarum suntik
(otot gluteus kuadran luar
pada bokong)
 Melakukan aspirasi, jika tidak
terlihat darah pada spuit
suntikkan KB 1 bulan secara
perlahan secara IM
(intramuscular/900) sampai
obat masuk
 Mencabut jarum suntik secara
perlahan
 Membuang jarum suntik ke
safety box
 Mencuci tangan dan
membereskan alat
Evaluasi: Pemberian obat KB
suntik 1 bulan telah dilakukan
4) Memberitahu ibu tanggal
kunjungan ulang yaitu 8 Mei
2023
Evaluasi: Ibu bersedia untuk
kunjungan ulang
5) Melakukan dokumentasi
Evaluasi: Dokumentasi telah
dilakukan.
Personal Hygiene & Eliminasi
Memandikan bayi
7 Kamis, 13 April 2023 Bayi Ny.W umur 1. Ibu merasa khawatir 1. Pemeriksaan umum: Asuhan kebidanan 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan BST
Pukul 09.00 WITA 3 hari karena tali pusat KU: Baik, TTV: N: pada Bayi. Ny.W kepada ibu bahwa bayinya dalam
bayi belum puput 124x/menit, R: 30x/menit, umur 3 hari dengan keadaan normal yaitu KU: Baik,
dan bayi rewel. S: 36,70C, BB: 3000gram tali pusat belum TTV : N: 124x/menit, R:
2. Pemeriksaan fisik : kering & bayi rewel. 30x/menit, S: 36,70C, BB:
Mata : Simetris kiri & 3000gram
kanan, tdk ada infeksi Evaluasi: Ibu paham dengan hasil
Dada : Tidak ada retraksi pemeriksaan
dada 2. Memberitahu ibu bahwa tali
Abdomen : Tali pusat pusat dalam keadaan
terlihat belum kering & baik/normal dan hanya perlu
tidak ada perdarahan tali waktu saja sampai lepas.
pusat serta tidak adanya Evaluasi: ibu paham dengan
tanda infeksi. informasi yang diberikan oleh
bidan.
3. Memandikan bayi
4. Mengajarkan ibu cara perawatan
tali pusat agar cepat kering.
Evaluasi: ibu paham dengan
informasi yang diberikan oleh
bidan
5. Pendokumentasian
Evaluasi: Dokumentasi telah
dilakukan
8. Pemeriksaan fisik ibu hamil BST
Jumat, 14 April 2023 Ny. C umur 30 1. Ibu datang ingin 1. Pemeriksaan Umum Asuhan kebidanan 1. Memberitahu ibu hasil
Pukul 09.45 WITA tahun memeriksakan KU/Kesadaran: pada Ny.A G1P0A0 pemeriksaan bahwa keadaan ibu
kehamilanya Baik/ComposmentisTTV : umur kehamilan 34 baik TD: 120/80mmHg, N:
TD : 120/80 mmHg, N: minggu, puki, 80x/menit, R: 20x/menit, T:
80x/mnt, RR: 20x/mnt, S : presentasi kepala, 36,7OC, BB : 59 Kg, UK 34
360, 7C janin tunggal hidup minggu
BB: 59 kg intrauterine, sudah Evaluasi: ibu paham dengan hasil
2. Pemeriksaan fisik head to masuk panggul pemeriksaan
toe: (divergen) dengan 2. Menjelaskan prosedur kepada ibu
 Kepala : tidak ada pemenuhan bahwa akan dilakukan
benjolan, kulit kepala kebutuhan pemeriksaan fisik
bersih pemeriksaan fisik Evaluasi: Ibu paham dengan
 Muka : tidak pucat, tidak ibu hamil prosedur yang telah dilakukan
oedema, tidak ada 3. Menjaga privasi
cloasma gravidarum 4. Melakukan pemeriksaan fisik pada
 Mata : mata simetris, ibu hamil meliputi:
conjungtiva merah muda,  Mencuci tangan 6 langkah
sklera tidak pucat  Menganjurkan ibu untuk
 Hidung : tidak terdapat berkemih terlebih dahulu
polip  Mengukur berat badan, tinggi
 Mulut : tidak ada gigi badan dan LILA ibu
berlubang, tidak ada  Mengukur tanda-tanda vital ibu
karies gigi, lidah bersih yaitu tekanan darah, nadi,
 Telinga : telinga bersih, respirasi, dan suhu
tidak ada serumen  Melakukan pemeriksaan fisik
 Leher : tidak ada head to toe
pembesaran kelenjar  Memeriksa kepala (kulit
tiroid kepala, terdapat benjolan atau
 Payudara : payudara tidak)
simetris, aerola hitam,  Memeriksa muka (ada atau
putting susu menonjol, tidak pucat, eodema, cloasma
tidak ada benjolan gravidarum)
 Aksila : tidak ada  Memeriksa mata (kelopak
pembesaran kelenjar mata, conjungtiva, sclera)
getah bening  Memeriksa hidung (ada atau
 Abdomen : tidak ada tidak polip)
striae gravidarum, tidak  Memeriksa mulut (kebersihan
terdapat bekas luka lidah, karies, gigi berlubang)
 Palpasi : Leopold 1:  Memeriksa telinga
bulat lunak tidak (kebersihannya, ada atau tidak
melenting (bokong), serumen)
TFU 25 cm, UK : 34  Memeriksa leher (ada atau
minggu tidak kelenjar tiroid)
Leopold II : panjang  Memeriksa payudara,
keras seperti papan membantu ibu melonggarkan
(punggung kiri), Leopold pakaiannya dan melepas bra,
III : presentasi kepala, membantu ibu berbaring di
Leopold IV: sudah tempat tidur, meminta ibu
masuk panggul, DJJ 143 untuk meletakkan tangan diatas
x/menit payudara, melihat bentuk
 Genetalia: tidak ada fluor payudara, melihat warna aerola,
albus, tidak ada melihat putting susu, palpasi
pengeluaran pervaginam payudara
 Ekstremitas atas : tidak  Memeriksa aksila (ketiak), ada
terdapat oedema atau tidak pembesaran kelenjar
 Ekstremitas bawah : getah bening
tidak ada oedema, tidak  Memeriksa abdomen, melihat
ada varises ada bekas luka atau tidak,
 Punggung : tidak ada melihat ada striae gravidarum
benjolan atau tidak, melakukan palpasi
 Reflek patella : positif abdomen :
Leopold 1: bulat lunak tidak
melenting (bokong), TFU 25
cm, Leopold II : panjang keras
seperti papan (punggung kiri),
Leopold III : presentasi kepala,
Leopold IV: sudah masuk
panggul, DJJ 143 x/menit
 Memeriksa genetalia (ada atau
tidak fluor albus, ada atau tidak
pengeluaran pervaginam)
 Memeriksa ekstremitas atas dan
bawah (ada atau tidak oedema,
ada atau tidak varises)
 Memeriksa punggung, ada atau
tidak benjolan
 Memeriksa reflek patella
 Membereskan alat
 Mencuci tangan 6 langkah
Evaluasi: Pemeriksaan fisik ibu
hamil telah selesai dilakukan
5. Menyampaikan hasil pemeriksaan
kepada ibu bahwa pemeriksaan
fisik ibu adalah normal
Evaluasi: Ibu paham dengan hasil
pemeriksaan dan ibu merasa
senang bahwa kehamilannya
dalam keadaan normal
6. Memberitahu ibu untuk
memperhatikan pola istirahat
dengan istirahat ketika lelah, tidak
bekerja terlalu berat, tidur siang 1-
2 jam sehari dan tidur malam7-8
jam perhari
Evaluasi: ibu bersedia untuk
istirahat
7. Memberi ibu vitamin berupa tablet
tambah darah untuk memenuhi
kebutuhan zat besi ibu dan
menjelaskan cara meminumnya
yaitu diminum 1 kali sehari
dengan menggunakan air putih
Evaluasi: ibu bersedia minum
tablet tambah darah dan paham
cara meminumnya
8. Menganjurkan ibu untuk
kunjungan ulang 2 minggu lagi
atau ketika ada keluhan
Evaluasi: ibu bersedia untuk
kunjungan ulang
9. Melakukan pendokumentasian
Evaluasi: Dokumentasi telah
dilakukan.
9 Jumat, 14 April 2023 Ny.A umur 29 1. Ibu ingin 1. Pemeriksaan umum: Asuhan kebidanan 1. Memberitahu ibu hasil BST
Pukul 11.20 WITA tahun memeriksakan KU/Kesadaran: pada Ny.A umur 29 pemeriksaan bahwa keadaan ibu
kehamilannya Baik/Composmentis tahun G2P1A0 usia baik TD: 120/82 mmHg, N:
TTV : TD: 120/82mmHg, kehamilan 10 80x/menit, R: 24x/menit, T:
N: 80x/menit, R: 24 minggu, puki, 36,7OC, BB : 54 Kg, UK 10
x/menit, T: 36,7OC presentasi kepala, minggu
BB : 54 Kg janin tunggal hidup Evaluasi: ibu paham dengan hasil
2. Pemeriksaan fisik head to intrauterine, belum pemeriksaan
toe: masuk panggul 2. Menjelaskan prosedur kepada ibu
Kepala : tidak ada (konvergen) dengan bahwa akan dilakukan
benjolan, kulit kepala pemenuhan pemeriksaan fisik
bersih kebutuhan Evaluasi: Ibu paham dengan
Muka : tidak pucat, tidak pemeriksaan fisik prosedur yang telah dilakukan
oedema, tidak ada cloasma ibu hamil 3. Menjaga privasi
gravidarum 4. Melakukan pemeriksaan fisik pada
Mata : mata simetris, ibu hamil meliputi:
conjungtiva merah muda,  Mencuci tangan 6 langkah
sklera tidak pucat  Menganjurkan ibu untuk
Hidung : tidak terdapat berkemih
polip  Mengukur berat badan, tinggi
Mulut : tidak ada gigi badan dan LILA ibu
berlubang, tidak ada karies  Mengukur tanda-tanda vital ibu
gigi, lidah bersih yaitu tekanan darah, nadi,
Telinga : telinga bersih, respirasi, dan suhu
tidak ada serumen  Melakukan pemeriksaan fisik
Leher : tidak ada head to toe
pembesaran kelenjar tiroid  Memeriksa kepala (kulit
Payudara : payudara kepala, terdapat benjolan atau
simetris, aerola hitam, tidak)
putting susu menonjol,  Memeriksa muka (ada atau
tidak ada benjolan tidak pucat, eodema, cloasma
Aksila : tidak ada gravidarum)
pembesaran kelenjar getah  Memeriksa mata (kelopak
bening mata, conjungtiva, sclera)
Abdomen : terdapat striae  Memeriksa hidung (ada atau
gravidarum, tidak terdapat tidak polip)
bekas luka  Memeriksa mulut (kebersihan
Palpasi : lidah, karies, gigi berlubang)
Leopold I: bulat lunak  Memeriksa telinga
tidak melenting (bokong), (kebersihannya, ada atau tidak
TFU 12 cm, UK : 10 serumen)
minggu  Memeriksa leher (ada atau
Leopold II : panjang keras tidak kelenjar tiroid)
seperti papan (punggung
 Memeriksa payudara,
kiri), Leopold III :
membantu ibu melonggarkan
presentasi kepala, Leopold
pakaiannya dan melepas bra,
IV: belum masuk panggul,
membantu ibu berbaring di
DJJ 124 x/menit
tempat tidur, meminta ibu
Ekstremitas atas : tidak
untuk meletakkan tangan diatas
terdapat oedema
payudara, melihat bentuk
Ekstremitas bawah : tidak
payudara, melihat warna aerola,
ada oedema, tidak ada
melihat putting susu, palpasi
varises
payudara
Punggung : tidak ada
benjolan  Memeriksa aksila (ketiak), ada
Reflek patella : positif atau tidak pembesaran kelenjar
getah bening
 Memeriksa abdomen, melihat
ada bekas luka atau tidak,
melihat ada striae gravidarum
atau tidak, melakukan palpasi
abdomen : Leopold I: bulat
lunak tidak melenting
(bokong), TFU 12 cm, Leopold
II : panjang keras seperti papan
(punggung kiri), Leopold III :
presentasi kepala, Leopold IV:
belum masuk panggul, DJJ 124
x/menit
 Memeriksa ekstremitas atas dan
bawah (ada atau tidak oedema,
ada atau tidak varises)
 Memeriksa punggung, ada atau
tidak benjolan
 Memeriksa reflek patella
 Membereskan alat
 Mencuci tangan 6 langkah
Evaluasi: Pemeriksaan fisik ibu
hamil telah selesai dilakukan
5. Menyampaikan hasil pemeriksaan
kepada ibu bahwa pemeriksaan
fisik ibu adalah normal
Evaluasi: Ibu paham dengan hasil
pemeriksaan
6. Melakukan pendokumentasian
Evaluasi: Dokumentasi telah
dilakukan
10 Pemeriksaan Fisik & Penunjang BST
Pemeriksaan Fisik BBL
Kamis, 13 April 2023 Bayi Ny. I umur 6 1. Ibu merasa senang 1. Pemeriksaan umum: Asuhan kebidanan 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan
Pukul 10.10 WITA jam karena bayi dan 2. KU: Baik, TTV: N: pada bayi Ny.I umur kepada ibu bahwa bayinya dalam
plasenta telah lahir 124x/menit, R: 30x/menit, 6 jam jam dengan keadaan normal yaitu KU: Baik,
2. Ibu mengatakan S: 36,40C, BB: 2700gram pemenuhan TTV : N: 124x/menit, R:
bayinya sudah mulai Pemeriksaan fisik: normal kebutuhan imunisasi 30x/menit, S: 36,40C, BB:
menyusu Hb0 (pemberian 2500gram
obat secara IM) Evaluasi: Ibu paham dengan hasil
pemeriksaan
2. Memberitahu ibu bahwa bayinya
akan diberi imuniasi Hb0 dan
menjelaskan tujuan pemberian
imunisasi Hb0 yaitu untuk
mencegah penyakit hepatitis
Evaluasi: ibu paham dengan
informasi yang diberikan oleh
bidan
3. Memberikan imunisasi Hb0
dengan cara sebagai berikut:
 Mencuci tangan
 Memastikan kelengkapan alat
 Memakai sarung tangan
 Memastikan obat dengan
prinsip 6 benar (benar pasien,
benar obat, benar dosis, benar
waktu pemberian, benar cara
pemberian obat, benar
dokumentasi)
 Menyiapkan vaksin Hb0
 Mengatur posisi bayi
 Melakukan antisepsis area
injeksi 1/3 paha kanan atas
bagian luar
 Melakukan penyuntikan secara
IM
 Masukkan obat dengan tekan
kantong vaksin sampai habis
 Cabut jarum pelan-pelan, usap
dengan kapas alcohol
 Merapikan bayi dan
membereskan alat
 Melepas sarung tangan dan
mencuci tangan
Evaluasi: Telah diberikan
imunisasi Hb0
4. Memberitahu ibu bahwa imunisasi
Hb0 telah diberikan
Evaluasi: ibu merasa senang
karena imunisasi Hb0 telah
diberikan dan ibu menanyakan
efek samping pemberian Hb0
5. Menjelaskan kepada ibu tentang
efek samping pemberian imunisasi
Hb0 yaitu dapat menyebabkan
kemerahan atau bengkak dilokasi
penyuntikan
Evaluasi: Ibu paham dan mengerti
tentang efek samping
pemberian imunisasi Hb0
6. Menjelaskan kepada ibu tentang
penanganan efek samping
imunisasi Hb0 yaitu dengan
kompres hangat pada bagian yang
kemerahan dan bengkak
Evaluasi: Ibu paham dan
mengerti tentang cara
penanganan efek samping
imunisasi Hb0
7. Memberitahu ibu kunjungan
imunisasi selanjutnya yaitu pada
usia 1 bulan
Evaluasi: Ibu paham dan
bersedia melakukan
kunjungan imunisasi
selanjutnya
Melakukan
pendokumentasian Evaluasi:
Dokumentasi telah dilakukan

Kendari, 05 Mei 2023

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik Mahasiswa

(Halida, S.Tr.Keb)
NIP. 19810512 2006042022 (Erna Kusumawati, S.ST, M.Kes)
(Elsya Octaviany Moita)
NIK. 28.6.1026.175
NIM. G3E0220346
LAPORAN REFLEKSI

DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN ANEMIA PADA


KEHAMILAN DI PMB

Disusun guna memenuhi persyaratan ketuntasan Praktik Stase KDPK Program


Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun oleh

ELSYA OCTAVIANY MOITA

NIM G3E022046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN FAKULTAS


ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAHSEMARANG

2023/2024
ESSAY REFLEKSI

DI PRAKTEK MANDIRI BIDAN ELSA KOTA KENDARI

Intrductin

Essay pada kasus ini menggunakan Gibss Reflectin Cycle (1988). Melalui refleksi ini dapat sebagai bahan pertimbangan diri
dan pengetahuan saya ke depannya.

Descriptin

Anemia merupakan kondisi di mana kurangnya konsentrasi sel darah merah atau menurunnya kadar hemoglobin dalam darah
di bawah normal, penurunan kadar tersebut banyak di jumpai pada anak karena kurangnya zat besi, sehingga anemia ini dapat disebut
juga sebagai anemia defisiensi besi (anemia kurang zat besi). Anemia defisiensi besi adalah salah satu bentuk gangguan gizi yang
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di seluruh dunia, terutama di negara berkembang termasuk Indonesia.

Mengingat dampak anemia terhadap angka kematian ibu, maka Kementrian Kesehatan sejak tahun 1975 telah melakukan
upaya penanggulangan dengan pemberian tablet besi yang dapat dilakukan melalui pelayanan antenatal di sarana kesehatan sepert i
Puskesmas, dengan rincian 30 tablet pada trimester kedua dan 60 tablet pada trimester ketiga. Menurut Depkes RI tahun 2008,
cakupan pemberian tablet besi sebanyak 90 tablet dari tahun 2003-2008 mengalami penurunan dari 66% menjadi 48%. Selanjutnya
hasil Riskesdas tahun 2010 menunjukkan bahwa cakupan konsumsi 90 tablet Fe pada ibu hamil trimester ketiga hanya sebesar 18%.
(Putri, 2012).

Data World Health Organization (WHO) 2010, 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam
kehamilan. Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan jarak keduanya saling
berinteraksi. Anemia dalam kehamilan merupakan masalah kesehatan yang utama di negara berkembang dengan 2 tingkat morbiditas
tinggi pada ibu hamil. Rata-rata kehamilan yang disebabkan karena anemia di Asia diperkirakan sebesar 72,6%. Tingginya
prevalensinya anemia pada ibu hamil merupakan masalah yang tengah dihadapi pemerintah Indonesia (Adawiyani, 2013 dalam Razfi,
2014).

Evaluation

Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi
masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil disebut “potensial danger
to mother and child” (potensial membahayakan ibu dan anak). Oleh karena itulah, anemia memerlukan perhatian serius dari semua
pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan (Manuaba, 2007).

Sebagai seorang bidan, sering kali menjadi tempat pertama yang dituju oleh para ibu dalam berkonsultasi mengenai
kehamilan mereka. Setiap orang tua khususnya seorang ibu/calin ibu pasti ingin kehamilannya baik-baik saja tapi tidak banyak juga
yang menyepelekan kesehatan saat hamil. Tenaga kesehatan khususnya bidan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan tenaga
kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada ibu hamil dengan anemia zat besi. Meningkatkan pengetahuan meningkatkan
kemampuan dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil khususnya ibu hamil dengan anemia.

Anemia pada kehamilan adalah suatu keadaan di mana terjadi kekurangan sel darah merah dan menurunnya hemoglobin
kurang dari 11 gr/dl. Pada trimester I dan III kadar hemoglobin kurang dari 11 gr/dl, pada trimester II kadar hemoglobin kurang dari
10,5 gr/dl. Pada ibu hamil anemia yang sering terjadi yaitu anemia defisiensi besi. (Prawirohardjo, 2010 dalam Astarina, 2014).

Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar hemoglobin (Hb) yang berada di bawah normal. Di Indonesia,
anemia umumnya disebabkan oleh kekurangan zat besi, sehingga lebih dikenal dengan istilah Anemia Gizi Besi. Anemia defisiensi
besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi
sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal. Selanjutnya mereka akan
menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III (Waryana, 2010).

Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi, dan merupakan jenis anemia yang pengobatannya relatif
mudah bahkan murah (Manuaba, 2010).

Sebagaian besar anemia adalah anemia defisiensi Fe yang dapat disebabkan oleh konsumsi Fe dari makanan yang kurang atau
terjadi perdarahan menahun akibat parasit, seperti ankilostomiasis (Manuaba, 2007).

Etiologi Anemia yaitu Ketika ibu hamil, jumlah darah bertambah (hypervolemia) sehingga terjadi pengenceran darah. Kondisi
tersebut disebabkan karena pertambahan sel-sel darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma darah. Berikut adalah
perbandingannya. 1) Plasma darah bertambah 30%. 2) Sel-sel darah bertambah 18%. 3) Hemoglobin bertambah 19%. Secara
fisiologis, pengenceran darah ini adalah untuk membantu meringankan kerja jantung (Pranoto, 2013). Penyebab lain dari anemia
yaitu kehilangan darah berat akibat menstruasi, atau parasit infeksi seperti cacing tambang, ascaris, serta schistosomiasis yang dapat
menurunkan konsentrasi hemoglobin darah (Hb). Infeksi akut dan kronis, termasuk malaria, kanker, TBC, dan HIV juga dapat
menurunkan konsentrasi Hb. Kekurangan mikronutrien lain, termasuk vitamin A dan B12, folat, riboflavin, dan tembaga juga dapat
meningkatkan risiko anemia (Benoist, 2008).

Tanda & gejala anemia :

Anemia dapat menyebabkan tanda dan gejala :


a. letih, sering mengantuk, malaise
b. pusing, lemah
c. nyeri kepala
d. luka pada lidah
e. kulit pucat
f. membran mukosa pucat (misal, konjungtiva)
g. bantalan kuku pucat; h. tidak ada nafsu makan, mual, dan muntah. (Rukiyah, 2010).

Diagnosis Anemia pada kehamilan :

Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan
cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda. (Manuaba, 2010).
Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat pemeriksaan Hb. Hasil pemeriksaan Hb dapat
digolongkan sebagai berikut (Manuaba, 2010).

 Hb 11 g% tidak anemia
 Hb 9 – 10 g% anemia ringan
 Hb 7 – 8 g% anemia sedang
 Hb <7 g% anemia berat
Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan
pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet pada
ibu-ibu hamil di puskesmas. (Manuaba, 2010).

Macam-Macam Anemia

Menurut Prawirohardjo (2010), macam-macam anemia adalah sebagai berikut :

Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral Fe. Kekurangan ini dapat disebabkan
karena kurang masuknya unsur besi dengan makanan, karena gangguan absorbsi atau terlampau banyaknya keluar dari badan,
misalnya pada perdarahan (Prawirohardjo, 2010).
Anemia defisiensi zat besi pada wanita bisa disebabkan oleh :
1) penurunan asupan atau penyerapan zat besi, termasuk defisiensi nutrisi dan gangguan pencernaan, seperti diare atau
hyperemesis
2) peningkatan kebutuhan, seperti kehamilan yang sering, banyak atau kembar
3) infeksi kronis, terutama pada saluran kemih
4) perdarahan akut atau kronis, misalnya menoragia, hemoroid berdarah, atau hemoragi antepartum atau postpartum. (Fraser,
2009).
a. Anemia Megaloblastik
Anemia megaloblastik adalah gangguan darah di mana ukuran sel lebih besar dari sel darah merah normal. Anemia ini
biasanya disebabkan oleh defisiensi asam folat dan jarang sekali karena defisiensi vitamin B12. Anemia ini sering ditemukan
pada wanita yang jarang mengonsumsi sayuran hijau segar atau makanan dengan protein tinggi (Proverawati, 2011).
b. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan karena sumsum tulang belakang kurang mampu membuat sel-sel
darah yang baru (Prawirohardjo, 2010). Pada sepertiga kasus anemia dipisu oleh obat atau zat kimia lain, infeksi, radiasi,
leukemia, dan gangguan imunologis (Fraser, 2009).
Dampak Anemia :

Anemia dapat terjasi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini harus selalu diwaspadai. Penyakit anemia yang
menyerang ibu hamil, berpengaruh terhadap kehamilan, persalinan, dam saat masa nifas. Adapun pengaruh anemia terhdap
kehamilan, persalinan dan nifas daoat mengakibatkan sebagai berikut (Astarina, 2014).
Cnclusin and actin plan

Pencegahan Anemia

1. Pemberian Fe
Pencegahan anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan suplementasi besi dan asam folat. WHO menganjurkan
untuk memberikan 60 mg besi selama 6 bulan untuk emmenuhi kebutuhan fisiologik selama kehamilan. Di wilayah-eilayah
dengan prevalensi anemia yang tinggi, dianjurkan untuk memberikan suplementasi sampai tiga bulan postpartum
(Prawirohaedjo dalam Astarina, 2014).

Pemberian tablet besi merupakan salah satu pencegahan anemia. Pemerintah saat ini mulai melihat calon pengantin
perempuan sebagai target. Mereka diberikan tablet tiap minggu selama 16 minggu ditambah 1 tablet tiap hari selama haid.
Dosis mingguan ini ternyata cukup efekstif dalam meningkatkan kadar hemoglobin (Asrtarina, 2014).

Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini program nasional
menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia (Susiloningtyas, 2012). Selain itu,
pendidikan dan peningkatan asupan besi melalui makanan juga merupakan upaya dalam mencegah anemia. Mengonsumsi
makan yang cukup mengandung kalori, setiap 1000 kkal makanan dari beras mengandung 6 mg Fe.

Meningkatkan makanan yang dapat memacu penyerapan zat besi dan mengurangi makanan yang dapat menghambat
penyerapan zat besi (Arisman, 2007). Selain itu, juga dengan memberikan penyuluahn tentang tanda dan gejala anemia serta
yang ditimbulkan oleh anemia. (Astarina, 2014).
Pemberian Fe selama kehamilan dan setelah kelahiran dapat mencegah anemia. Pemantauan konsumsi tablet Fe juga
perlu diikuti dengan pemantauan cara minum yang benar karena hal ini akan sangat mempengaruhi efektifitas penyerapan Fe.
Cara minum tablet Fe yang benar yaitu dengan air putih atau air jeruk (Setyoresmi, 2012 dalam Astarina, 2014).

Pada masa kehamilan seorang wanita memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan
mebentuk sel darah merah janin dan plasenta. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin
banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis (Manuaba, 2010 dalam Astarina, 2014).

2. Nutrisi Ibu Hamil

Nutrisi pada ibu hamil sangat menentukan status kesehatan dan janinnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi status
gizi menurut Arisman (2004) dalam Yanti (2010) adalah sebagai berikut.

a. Keadaan sosial ekonomi keluarga ibu hamil


Untuk memenuhi kebutuhan gizi diperlukan sumber keuangan yang memadai. Daya beli keluarga yang rendah dalam
emmenuhi kebutuhan gizi sudah barang tentu asupan nutrisi juga berkurang.

b. Keadaan kesehatan dan gizi ibu


Ibu dalam keadaan sakit kemampuan mengkonsumsi zat gizi berkurang ditambah lagi pada keadaan sakit terjadi
peningkatan metabolisme tubuh sehingga diperlukan asupan yang lebih banyak.
c. Jarak kehamilan jika yang dikandung bukan anak pertama
Jarak kelahiran yang pendek mengakibatkan fungsi alat reproduksi masih belum optimal.
d. Usia kehamilan pertama
Usia di atas 35 tahun merupakan resiko penyulit persalinan dan mula terjadinya penurunan fungsi-fungsi organ
reproduksi.
e. Kebiasaan ibu hamil mengkonsumsi obat-obatan, alkohol, perokok, pengguna kopi
Kecukupan akan zat gizi pada ibu hamil dapat dipantau melalui keadaan kesehatannya dan berat badan janin saat
lahir. Adanya penambahan berat badan yang sesuai standar ibu hamil merupakan salah satu indicator kecukupan gizi. Pada
trimester pertma sebaiknya kenaikan berat badan 1-2 kg, trimester ke dua dank e tiga sekitar 0,34-0,50 kg tiap minggu
(Tarwoto, 2007).
Selama hamil, kebutuhan gizi meningkat dibandingkan dengan kebutuhan sebelum hamil misalnya kebutuhan protein
meningkat 68%, asam folat 100%, kalsium 50% dan besi 200-300 % (Tarwoto, 2007).
Kendari, 05 Mei 2023

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik


Mahasiswa

(Halida, S.Tr.Keb )
NIP. 19810512 2006042 022 (Erna Kusumawati, S.ST.,M.Kes) (Elsya Octaviany M.)
NIK. 28.6.1026.175 NIM. G3E022046
DAFTAR PRESENSI MAHASISWA

NAMA : ELSYA OCTAVIANY MOITA


NIM : G3E022046
TEMPAT PRAKTIK : PMB HALIDA ASAO

NO HARI/TANGGAL DATANG PULANG


1 Senin, 03 April 2023 √ √
2 Selasa, 04 April 2023 √ √
3 Rabu, 05 April 2023 √ √
4 Kamis, 06 April 2023 √ √
5 Jumat, 07 April 2023 √ √
6 Sabtu, 08 April 2023 √ √
7 Minggu, 09 April 2023 √ √
8 Senin, 10 April 2023 √ √
9 Selasa, 11 April 2023 √ √
10 Rabu, 12 April 2023 √ √
11 Kamis, 13 April 2023 √ √
12 Jumat, 14 April 2023 √ √
13 Sabtu, 15 April 2023 √ √
14 Minggu, 16 April 2023 √ √

15 Senin, 17 April 2023 √ √


16 Selasa, 18 April 2023 √ √
17 Rabu, 19 April 2023 √ √
18 Kamis, 20 April 2023 √ √
19 Jumat, 21 April 2023 √ √
KONTRAK BELAJAR PRAKTIK KLINIK STASE KDPK

Tempat Praktek : PMB Halida


Praktek : 03 April-20 April 2023
Nama Mahasiswa : Elsya Octaviany Moita
NIM : G3E022046
Stase : KDPK

Tujuan Strategi Sumber Belajar Hal Yang Diharapkan Waktu


Tujuan Umum Untuk mencapai tujuan Razfi, Fitrina M. 2014. Gambaran Setelah melaksanakan Waktu yang saya tetapkan
Setelah menjalankan pembelajaran klinik maka Pola Kebiasaan Cara Minum Tablet Fe praktikum klinik saya mampu untuk mencapai tujuan
praktikum klinik semester 1 di saya akan : Pada Ibu Hamil Anemia di Wilayah melakukan adalah sebagai berikut:
PMB Halida selama 3 minggu, 1. Mencari buku sumber Kerja Puskesmas Kastasura. Keterampilan Dasar 1. Minggu ke-1:
saya mampu melakukan yang relevan. Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Praktik Kebidanan baik melakukan penyesuaian
Keterampilan Dasar Praktik 2. Konsultasi dan diskusi Obstetri. Jakarta: EGC fisiologis maupun dengan serta
Kebidanan baik fisiologis dengan dosen Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu masalah secara holistik, adaptasi terhadap
maupun dengan masalah pembimbing dan komprehensif dan lingkungan
Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
secara holistik, komprehensif pembimbing lapangan. berkesinambungan yang pembelajaran praktik
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
dan berkesinambungan yang 3. Berpartisipasi didukung kemampuan klinik
Waryana, 2010. Gizi Reproduksi. berfikir kritis, rasionalisasi 2. Minggu
didukung kemampuan langsung dalam ke-2:
Yogyakarta : Pustaka Rihana. klinis dan reflektif.
berfikir kritis, rasionalisasi mengasuh klien. melakukan
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2010. Ilmu Tujuan Khusus : Keterampilan Dasar
Kebidanan, Penyakit Kandungan & Melakukan Keterampilan Praktik Kebidanan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan
Bidan. Jakarta: EGC.
Pranoto, Ibnu, dkk. 2013. Patologi
Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu
Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Fraser, M. Cooper, A. 2009. Buku
Ajar Bidan Myles (ed 14). Jakarta:
EGC.
klinis dan reflektif. Dasar Praktik Kebidanan dengan hati-hati dan
Tujuan Khusus : Melakukan meliputi : percaya diri.
Keterampilan Dasar Praktik 1. Pencegahan dan 3. Minggu ke-3:
Kebidanan meliputi : pengendalian infeksi melakukan evaluasi
1. Pencegahan dan 2. Personal hygiene dan terhadap keterampilan
pengendalian infeksi eliminasi yang telah dilakukandan
2. Personal hygiene dan 3. Mobilitas perasat yang belum
eliminasi 4. Pemeriksaan fisik dan tercapai.
3. Mobilitas penunjang
4. Pemeriksaan fisik dan 5. Perawatan luka,
penunjang persiapan pre operasi
5. Perawatan luka, dan perawatan post
persiapan pre operasi dan operasi
perawatan post operasi 6. P3K,Bantuan Hidup
6. P3K,Bantuan Hidup dasar dasar (BHD) dan
(BHD) dan stabilisasi stabilisasi pasien
pasien
Kendari, 05 Mei 2023

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik Mahasiswa

(Halida, S.Tr.Keb)
NIP. 19810512 2006042022 (Erna Kusumawati, S.ST, M.Kes)
NIK. 28.6.1026.175 (Elsya Octaviany M.)
NIM. G3E022046
LOGBOOK STASE KDPK
DI PMB HALIDA ASAO

Hasil yang
Hari/Tanggal Kegiatan Kendala Evaluasi
diperoleh
Senin, 3 April -Mengobservasi kemajuan
2023 Pukul persalinan. Telah Tidak ada Semua telah dilakukan
14.00 – 21.00 - Melakukan pemeriksaan dilakukan kendala sesuai dengan prosedur
WITA TTV

Selasa, 4 April - Melakukan observasi pada


2023 ibu nifas Telah Tidak ada Semua telah dilakukan
Pukul.14.00 – - Pemeriksaan TTV pada bayi dilakukan kendala sesuai dengan prosedur
21.00 WITA
-Melakukan kunjungan ulang
suntik KB 1 bulan secara IM.
Rabu, 5 April
-Melakukan Pemeriksaan
2023 Telah Tidak ada Semua telah dilakukan
kehamilan.
Pukul 08.00 – dilakukan kendala sesuai dengan prosedur
- Melakukan kunjungan ulang
14.00 WITA
suntik KB 1 bulan secara IM.

- Melakukan kunjungan ulang


Kamis, 6
suntik KB 1 bulan secara IM.
April 2023 Telah Tidak ada Semua telah dilakukan
-Melakukan pemeriksaan Hb.
Pukul 08.00 – dilakukan kendala sesuai dengan prosedur
- Melakukan kunjungan ulang
14.00 WITA
suntik KB 1 bulan secara IM.
Jumat, 7 April - Melakukan kunjungan ulang
2023 Pukul suntik KB 1 bulan secara IM. Telah Tidak ada Semua telah dilakukan
08.00 – 14.00 - Melakukan kunjungan ulang dilakukan kendala sesuai dengan prosedur
WITA suntik KB 3 bulan secara IM.
Sabtu, 8 April -Melakukan pemeriksaan fisik
2023 ibu hamil. Telah Tidak ada Semua telah dilakukan
Pukul 08.00 – -Melakukan kunjungan ulang dilakukan kendala sesuai dengan prosedur
14.00 WITA suntik KB 1 bulan secara IM.
Minggu, 9 -Melakukan observasi
April 2023 kemajuan persalinan Telah Tidak ada Semua telah dilakukan
Pukul 21.00 – -Melakukan pemeriksaan TTV dilakukan kendala sesuai dengan prosedur
08.00 WITA
Senin, 10 -Melakukan kunjungan ulang
April 2023 KB 1 bulan secara IM. Telah Tidak ada Semua telah dilakukan
Pukul 08. 00 – - Melakukan suntik KB implan dilakukan kendala sesuai dengan prosedur
13.00 WITA
Selasa, 11 -Mengobservasi kemajuan
April 2023 persalinan Telah Tidak ada Semua telah dilakukan
Pukul 21.00 – - Mengobservasi TTV dilakukan kendala sesuai dengan prosedur
08.00 WITA - Memimpin persalinan.
Rabu, 12 - Melakukan suntik KB 3
April Pukul bulan Telah Tidak ada Semua telah dilakukan
14.00 – 21.00 -suntik KB implan. dilakukan kendala sesuai dengan prosedur
WITA
Kamis, 13 -Kunjungan ulang suntik KB 1
April 2023 bulan Telah Tidak ada Semua telah dilakukan
Pukul 14.00 – - Memeriksakan bayi serta dilakukan kendala sesuai dengan prosedur
21.00 WITA imunisasi .
Jumat, 14 -Melakukan pemeriksaan fisik
Telah Tidak ada Semua telah dilakukan
April 2023 ibu hamil
dilakukan kendala sesuai dengan prosedur
Pukul 08.00 – -Melakukan imunisasi HB0
14.00 WITA
Sabtu, 15 -Mengobservasi kemajuan
April 2023 persalinan Telah Tidak ada Semua telah dilakukan
Pukul 08 00– -Melakukan pemeriksaan dilakukan kendala sesuai dengan prosedur
14.00 WITA TTV.
Minggu, 16 -Melakukan suntik KB 3 bulan
April 2023 -Melakukan observasi TTV. Telah Tidak ada Semua telah dilakukan
Pukul 08.00 – dilakukan kendala sesuai dengan prosedur
14.00 WITA
Senin, 17 -Melakukan pemberian suntik
April 2023 KB 3 bulan Telah Tidak ada Semua telah dilakukan
Pukul 08.00 - -Melakukan pemeriksaan ibu dilakukan kendala sesuai dengan prosedur
14.00 WITA hamil.
Selasa, 18 -Mengobservasi kemajuan
April 2023 persalinan Telah Tidak ada Semua telah dilakukan
Pukul 21.00 – -Mengobservasi TTV dilakukan kendala sesuai dengan prosedur
08-00 WITA -Memimpin Persalinan.
Rabu, 19 -Melakukan pemeriksaan fisik
April 2023 bayi Telah Tidak ada Semua telah dilakukan
Pukul 21.00 – -Memandikan bayi dilakukan kendala sesuai dengan prosedur
08.00 WITA
-Melakukan suntikan ulang
KB 1 bulan
Kamis, 20 -Melakukan penyuntikkan
April 2023 HB0 Telah Tidak ada Semua telah dilakukan
Pukul 08.00 – -Melakukan pengukuran dilakukan kendala sesuai dengan prosedur
14.00 WITA antropometri
-Melakukan pemeriksaan
fisik
Kendari, 05 Mei 2023

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik Mahasiswa

(Halida, S.Tr.Keb)
NIP. 19810512 2006042022 (Erna Kusumawati, S.ST, M.Kes)
NIK. 28.6.1026.175 (Elsya Octaviany M.)
NIM. G3E022046
DAFTAR PUSTAKA

Putri, Dinnya Darosha. 2012. Pola makan dan konsumsi tablet besi pada ibu hamil trimester ketiga di wilayah kerja Puskesmas
Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman tahun 2012.

Razfi, Fitrina M. 2014. Gambaran Pola Kebiasaan Cara Minum Tablet Fe Pada Ibu Hamil Anemia di Wilayah Kerja Puskesmas
Kastasura.
Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Waryana, 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihana.


Manuaba, Ida Bagus Gede. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta:
EGC.
Pranoto, Ibnu, dkk. 2013. Patologi Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya.
Benoist, B.D., McLean, E., Egli, I., and Cogswell, M., 2008. Worldwide Prevalence of Anaemia 1993–2005 : WHO global database
on anaemia. Switzerland: WHO Press, World Health Organization. Tersedia :
http://whqlibdoc.who.int/publications/2008/9789241596657_eng.pdf Diakses pada Maret 2016.

Rukiyah, Ai yeyeh, dkk. 2010. Asuhan kebidanan IV (potologi kebidanan ). Jakarta : Trans Info Media.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Fraser, M. Cooper, A. 2009. Buku Ajar Bidan Myles (ed 14). Jakarta: EGC.

Kementrian Kesehatan RI. 2011. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Proverawati, Atikah. 2011. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Astarina, Dita. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Kelurahan Rawabadak Utara
Tahun 2014. Jakarta: Poltekkes Jakarta II.
LAPORAN PRESENTASI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA KEBUTUHAN DASAR BAYI NY. L BBL HARI 2


DENGAN KEBUTUHAN PERAWATAN TALI PUSAT DI KLINIK PAKOPEN
SEHAT BANDUNGAN
(Disusun guna memenuhi persyaratan ketuntasan Praktik Stase KDPK Program Studi
PendidikanProfesi Bidan)

Disusun Oleh :

1. WILDA ANUGRAH ARSYAD (G3E022020)


2. WAFERA DEWI SAFIYANTI (G3E022022)
3. RENNY ERAWATI (G3E022023)
4. ELSYA OCTAVIANY MOITA (G3E022046)
5. SARA SALOME KORIDAMA (G3E022047)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN FAKULTAS


ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SEMARANG
2023/2024
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PRESENTASI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA KEBUTUHAN DASAR BAYI NY. L BBL HARI 2


DENGAN KEBUTUHAN PERAWATAN TALI PUSAT DI KLINIK PAKOPEN
SEHAT BANDUNGAN

Disusun Oleh :

1. WILDA ANUGRAH ARSYAD (G3E022020)


2. WAFERA DEWI SAFIYANTI (G3E022022)
3. RENNY ERAWATI (G3E022023)
4. ELSYA OCTAVIANY MOITA (G3E022046)
5. SARA SALOME KORIDAMA (G3E022047)

Disetujui untuk diseminarkan

pada tanggal : 15 April 2023

Pembimbing Institusi
Tanggal : 15 April 2023 (Erna Kusumawati, S.ST, M.Kes)
NIK. 28.6.1026.175

Pembimbing Klinik (CI)


Tanggal : 15 April 2023 (Azzade Ellyn Dardiana, S.S.T.Keb)
NIP/NRP. 062018021262000621816
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
cinta kasih-nya lah kami dapat menyelesaikan tugas kasus ini. penyusunan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi persyaratan ketuntasan Praktik Stase KDPK Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan tentang “Asuhan Kebidanan Pada Kebutuhan Dasar Bayi Ny. L
BBL Hari 2 Dengan Kebutuhan Perawatan Tali Pusat Di KLINIK PAKOPEN SEHAT
BANDUNGAN”

Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima saran dan masukan agar
penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak
terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat untuk pembaca.

15 April 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................... 4
B. Tujuan................................................................................................................................ 5
C. Manfaat .............................................................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN TEORI ........................................................................................................... 6
A. Bayi Baru Lahir (BBL) ....................................................................................................... 6
1. Pengertian Bayi Baru Lahir (Neonatus) ........................................................................... 6
2. Klasifikasi Neonatus ....................................................................................................... 6
B. Perawatan Tali Pusat .......................................................................................................... 6
1. Pengertian Perawatan Tali Pusat ..................................................................................... 6
2. Klasifikasi Perawatan Tali Pusat ..................................................................................... 7
3. Perawatan Tali Pusat yang Tidak Bersih dan Steril .......................................................... 9
4. Manfaat perawatan tali pusat ........................................................................................ 11
5. Pencegahan infeksi pada tali pusat ................................................................................ 11
BAB III TINJAUAN PERASAT .................................................................................................. 13
A. Data Subjektif .................................................................................................................. 13
B. Data Objektif .................................................................................................................... 15
C. Analisa ............................................................................................................................. 16
D. Penatalaksanaan ............................................................................................................... 16
E. Telaah Jurnal (Journal Reading) ....................................................................................... 18
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................................................ 23
BAB V PENUTUP ...................................................................................................................... 25
A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 25
B. Saran ................................................................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 26
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan dan kelangsungan hidup bayi hendaknya mendapat perhatian
karena angka kematian bayi baru lahir merupakan salah satu indikator untuk
mengetahui derajat kesehatan masyarakat suatu negara. Angka kejadian infeksi
bayi baru lahir di Indonesia berkisar antara 24% hingga 34%, dan hal ini
merupakan penyebab kematian yang kedua setelah Asfiksia neonatorum yang
berkisar antara 49% hingga 60% (Manuaba, 1998).

Salah satu upaya untuk mencegah infeksi tali pusat dan tetanus
neonatorum adalah perawatan tali pusat. Perawatan tali pusat adalah tindakan
perawatan yang bertujuan untuk merawat tali pusat pada bayi baru lahir
agar tetap kering dan mencegah terjadinya infeksi. Perawatan tali pusat
sangat penting diketahui oleh ibu terutama oleh ibu melahirkan (post partum)
agar ibu dapat memberikan perawatan yang maksimal pada bayi sehingga
bayi dapat tumbuh dengan baik dan sehat, tidak terinfeksi melalui tali
pusatnya (Yuspita, 2017).

Menurut Depkes RI (2016), merawat tali pusat berarti menjaga agarluka


tersebut tetap bersih, tidak terkena kencing, kotoran bayi, atau tanah. Bila
kotor, luka tali pusat di cuci dengan air bersih yang mengalir dan segera
keringkan dengan/kasa bersih dan kering. Tidak boleh membubuhkan atau
mengoleskan ramuan, abu dapur, dan sebagainya pada luka tali pusat sebab
dapat menyebabkan infeksi dan tetanus yang dapat berakhir dengan
kematian neonatal. Infeksi tali pusat merupakan faktor resiko untuk
terjadinya tetanus neonatorum.

4
Penelitian Kurniawati (2016) di Indonesia membuktikan bahwa waktu
pelepasan tali pusat menggunakan ASI adalah 127 jam (Waktu tercepat 75 jam)
dan waktu pelepasan menggunakan tehnik kering terbuka (Tanpa diberi apapun)
rata-rata 192,3 jam (Waktu tercepat 113 jam)

Berbagai penelitian memperlihatkan bahwa dengan membiarkan tali


pusat mengering, tidak ditutup, hanya dibersihkan setiap hari dengan air bersih,
merupakan cara paling efektif dan murah untuk perawatan tali pusat. (Sodikin,
2009).

B. Tujuan

1. Melakukan pengkajian pada pasien dengan perawatan tali pusat


2. Melakukan intervensi dalam perawatan tali pusat
3. Mendokumentasikan hasil asuhan

C. Manfaat

1. Dapat menjadi sumber informasi mengenai perawatan tali pusat


2. Diharapkan dengan ini dapat menambah pengalaman penulis melakukan
perawatan tali pusat.

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Bayi Baru Lahir (BBL)


1. Pengertian Bayi Baru Lahir (Neonatus)
Neonatus adalah bayi yang baru lahir 28 hari pertama kehidupan (Rudolph,
2015). Menurut Cunningham (2012) bayi baru lahir atau neonatus adalah masa
kehidupan neonatus pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari dimana
terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim menjadi di luar
rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir di semua system.
2. Klasifikasi Neonatus
Klasifikasi neonatus menurut Marni (2015) :
a. Neonatus menurut masa gestasinya
1) Kurang bulan (preterm infan) :<259 hari ( 37 minggu)
2) Cukup bulan (term infant) : 259- 294 hari (37-42 minggu)
3) Lebih bulan( postterm infant) :>294hari (42 minggu)
b. Neonatus menurut berat lahir :
1) Berat lahir rendah : <2500 gram.
2) Berat lahir normal : 2500-4000 gram.
3) Berat lahir lebih : >4000 gram.
c. Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi dan ukuran
berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan :
1) Neonatus cukup/ kurang/ lebih bulan.
2) Sesuai/ kecil/ besar ukuran masa kehamilan

B. Perawatan Tali Pusat


1. Pengertian Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat adalah melakukan pengobatan dan pengikatan tali pusat yang

6
menyebabkan pemisahan fisik ibu dengan bayi. Kemudian tali pusat dirawat dalam
keadaan bersih dan terhindar dari infeksi tali pusat. Perawatan tali pusat yang baik
dan benar akan menimbulkan dampak positif yaitu tali pusat akan puput pada hari
ke-5 sampai ke-7 tanpa ada komplikasi, sedangkan dampak negatif dari perawatan
tali pusat yang tidak benar adalah bayi akan mengalami penyakit tetanus
neonatorum dan dapat mengakibatkan kematian (Ronald, 2011).
2. Klasifikasi Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Perawatan Tali Pusat Terbuka
Membiarkan tali pusat terbuka agar terkena udara dengan tidak
membungkus tali pusat dan membersihkan luka hanya dengan air bersih atau air
matang, cara tersebut sudah teruji klinis untuk mencegah terjadinya infeksi dan
tidak boleh membubuhkan apapun ke tali pusat karena akan mengakibatkan
infeksi (Dwienda R, Maita, & dkk, 2014 : 134) dan agar tali pusat cepat kering
dan terlepas (Sodikin, 2012 : 72).
Tali pusat yang dirawat terbuka akan banyak terpapar dengan udara luar
sehingga air dan Wharton,s jelly yang terdapat di dalam tali pusat akan lebih
cepat menguap yang menyebabkan tali pusat cepat kering. Tali pusat yang
tertutup rapat dengan apapun akan memperlambat pelepasan tali pusat dan
membuatnya menjadi lembab. Kelembaban tali pusat merupakan faktor yang
memperlambat pelepasannya tali pusat menjadi lama (Sodikin, 2012 : 79).
Berdasarkan pembahasan diatas disimpulkan perawatan tali pusat terbuka
adalah cara merawat tali pusat yang membiarkan terbuka dan tidak menutupnya
dengan apapun.
Mengoleskan alkohol atau povidon yodium masih diperkenankan apabila
terdapat tanda infeksi, tetapi tidak diperbolehkan untuk dikompreskan karena
hal tersebut akan menyebabkan tali pusat basah atau lembab. Setelah tali pusat

7
terlepas, jangan menggunakan plester untuk menutupi area pusar karena bisa
menyebabkan infeksi , biarkan saja sembuh dan kering dengan sendirinya.
Tetap menggunakan popok atau dioper dibawah pusar supaya ada tempat bagi
pusar yang belum sembuh (Suririnah, 2009 : 80). Nasehat untuk ibu dan
keluarga untuk merawat tali pusat:
1) Setiap akan berkontak dengan tali pusat harus mencuci tangan sebelum
dan sesudah melakukan perawatan tali pusat.
2) Lipat popok di bawah puntung tali pusat untuk menjaga agar tali pusat
tidak terkena air kecing dan kotoran
3) Luka tali pusat harus dijaga tetap kering dan bersih, sampai sisa tali
pusat mengering dan terlepas dengan sendirinya.
4) Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan secara hati-hati dengan air DTT
dan sabun kemudian keringkan kembali secara seksama dengan kassa
atau menggunakan kain bersih.
5) Perhatikan tanda-tanda infeksi tali pusat seperti kemerahan pada kulit
sekitar tali pusat, tampak nanah atau berbau. Jika terdapat tanda-tanda
infeksi tersebut segera bawa bayin ke fasilitas kesehatan.
b. Perawatan Tali Pusat Tertutup
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata 'perawatan'
adalah proses, cara, perbuatan merawat.
1) Metode Kassa Kering
Tali pusat dirawat dengan menggunakan kassa steril untuk
membungkus tali pusat tanpa membubuhkan apapun ke puntung tali
pusat dan mengoleskan alcohol 70% masih diperbolehkan jika hygiene
ibu dan keluarga kurang baik, tapi tidak untuk dikompreskan karena
akan menyebabkan tali pusat lembab dan basah (Indrayani & Djami,
2016 : 494).

8
Berdasarkan pembahasan diatas disimpulkan perawatan tali pusat
tertutup adalah cara merawat tali pusat dengan menggunakan kassa
kering untuk membungkus tali pusat.
2) Metode kassa alkohol 70%
Tali pusat dirawat dan dijaga kebersihannya dengan menggunakan
kassa yang sudah diberikan alkohol 70% menimal dua kali sehari setiap
empat jam dan lebih sering jika tampak basah dan lengket (Sodikin,
2012 : 67).
3) Metode Antiseptik dan Kassa kering
Luka tali pusat dirawat dengan mengoleskan alkohol 70% atau
povidon-iodine 10% serta dibalut dengan kassa kering steril (Sodikin,
2012 : 66).
c. Metode Tradisional
Perawatan tali pusat dengan metode tradisional yang itu dengan menggunakan
madu, minyak ghee (india) atau kolostrum (ASI) (Sodikin, 2012 : 58).
3. Perawatan Tali Pusat yang Tidak Bersih dan Steril
Perawatan Tali Pusat yang tidak Bersih dan Steril dapat Mengakibatkan
Terjadinya Tetanus Neonatorum dan Omfalitis.
a. Tetanus Neonatorum
Tetanus neonatorum adalah suatu penyakit tetanus yang terjadi pada
neonatus yang disebabkan oleh spora clostridium tetani yaitu kuman yang
mengeluarkan toksin yang menyerang sistem saraf pusat, kuman tersebut
masuk ke dalam tubuh bayi melalui luka tali pusat pada saat pemotongan tali
pusat ketika bayi lahir ataupun pada saat perawatan tali pusat. Masa inkubasi 3-
28 hari, rata-rata 6 hari. Masa inkubasi kurang dari 7 hari, maka penyakit akan
menjadi parah dan angka kematian tinggi.
Angka kematian kasus (case Fatality Rate atau CFR) sangat tinggi pada

9
kasus tetanus neonatorum yang tidak dirawat, angkanya mendekati 100%,
terutama pada masa inkubasi kurang dari 7 hari. Angka kematian kasus tetanus
neonatorum yang dirawat di rumah sakit di Indonesia bervariasi dengan kisaran
10,8-55%. Faktor resiko untuk terjadinya tetanus neonatorum yaitu pemberian
imunisasi TT pada ibu hamil tidak dilakukan, tidak lengkap atau tidak sesuai
dengan ketentuan program, pertolongan persalinan tidak memenuhi syarat 3
bersih, perawatan tali pusat tidak bersih/ memenuhi persyaratan kesehatan
(Sembiring, 2019).
Tetanus neonatorum bisa dilihat jika bayi panas dan tidak mau menetek
atau menyusu karena trismus yang sebelumnya bayi menyusu seperti biasa).
Gejala yang tampak jelas adalah adanya mulut mencucu seperti mulut ikan
(karpermond), mudah atau sering kejang disertai sianosis, suhu tubuh
meningkat, kuduk kaku, sampai opistotonus. Penangana atau obat yang
diberikan pada penderita tetanus neonatorum yaitu pemberian cairan intravena
LR 5% : NaCI fisiologis dari perbandingan 4:1 selama 48-72 jam sesuai dengan
kebUtuhan, selanjutnya hanya untuk memasukkan obat, pemberian obat
diazepam, pemberian antitetanus (ATS) 10.000 U/ hari yang diberikan selama 2
hari berurut-turut, pemberian obat antibiotic, tali pusat dibersihkan dengan
alkohol 70% atau Betadine, perhatikan jalan napas, diuresis, dan keadaan vital
lainnya. Banyak lendir, jalan napas segera dibersihkan dan jika perlu diberikan
oksigen.
Pencegahan terjadinya tetanus neonatorum perlu diberikan vaksinasi
tetanus toksoid (TT). Toksoid tetanus yang diberikan 3 kali berturut- turut pada
trimester ketiga kehamilan yang bermakna untuk mencegah terjadi tetanus
neonatorum. Komplikasi lanjut yang dapat ditimbulkan setelah terjadi tetanus
neonatoru adalah bronkopneumonia, asfiksia, sianosis,dan sepsis neonatorum
(Sodikin, 2012 : 77).

10
b. Omfalitis (Infeksi Tali Pusat)
Infeksi tali pusat adalah tali pusat yang terlihat basah atau lengket yang
disertai bau tidak enak. Penyebabnya yaitu stafilokokus, streptokokus, atau
bakteri gram negatif. Jika infeksi tidak segera langsung ditangani saat terdapat
tanda-tanda infeksi, maka akan menyebar ke daerah sekitar tali pusat yang
kemudian menjadi kemerahan dan bengkak pada daerah tali pusat. Infeksi
tesebut bisa menyebar ke bagian tubuh di sepanjang vena umbilikus yang
mengakibatkan trombosis vena porta, abses hepar serta septicemia (Sodikin,
2012 : 78). Infeksi dapat memperlambat patensi pembuluh darah sehingga
menyebabkan perdarahan dari tali pusat (Davies & Mc Donald, 2012 : 343).
Bayi mengalami sakit yang berat, bayi akan tampak kelabu dan menderita
demam tinggi. Pengobatan pertama pada stadium dini biasanya dilakukan
pemberian serbuk antibiotik pada setiap sekret yang dikeluarkan oleh tali pusat
dikultur diberi antibiotik secara sistemik. Maka dari itu sangat penting untuk
dilakukan perawatan tali pusat dengan rutin dan cermat, dan tepat. Kemudian
segera melaporkan jika melihat tanda-tanda kemerahan atau pengeluaran sekret
dari puntung tali pusat (Sodikin, 2012 : 79).
4. Manfaat perawatan tali pusat
Ada tiga manfaat perawatan tali pusat yaitu :
a. Dapat merawat tali pusat dengan teknik septik dan aseptic
b. Dapat membersihkan tali pusat dan sekitarnya.
c. Dapat mencegah timbulnya infeksi oleh bakteri.
5. Pencegahan infeksi pada tali pusat
Menurut Sarpono (2017) Ada berbagai praktek pencegahan infeksi yang
membantu mencegah mikroorganisme berpindah dari satu individu ke individu
lainnya (ibu, bayi baru lahir, dan para penolong persalinan) dan menyebarkan
infeksi. Tindakan pencegahan infeksi termasuk hal-hal sebagai berikut dibawah ini:

11
a. Mencuci tangan dengan sabun dan air yang bersih.
b. Memakai sarung tangan.
c. Memakai perlengkapan pelindung
d. Menggunakan asepsis atau teknik aseptic
e. Memproses alat bekas pakai.
f. Menangani peralatan tajam dengan aman.
g. Menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan serta pembuangan sampah
secara benar.

12
BAB III
TINJAUAN PERASAT

ASUHAN KEBIDANAN PADA KEBUTUHAN DASAR BAYI NY. L BBL HARI 2


DENGAN KEBUTUHAN PERAWATAN TALI PUSAT DI KLINIK PAKOPEN
SEHAT BANDUNGAN

A. Data Subjektif
1. Biodata
a. Identitas pasien
1) Nama : By. Ny. L
2) Tanggal Lahir : 04 April 2023
3) JK : Perempuan
4) Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia
5) Agama : Islam
6) Status persalinan : Spontan Normal
7) Alamat : Sukorejo Rt 03/ Rw 03, Bandungan, Kab
Semarang
8) No. Register :-
9) Diagnosa Medis : BBL Hari Ke 2

b. Penanggung Jawab
1) Nama : Ny. L
2) Umur : 28 Th
3) JK : Perempuan
4) Pendidikan : SMA

13
5) Pekerjaan : Swasta
6) Hubungan dengan pasien : Ibu

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan anakya lahir 04 April 2023 dan belum bisa melakukan
perawatan tali pusat
3. Riwayat penyakit sekarang
a. Alasan dirawat dirumah sakit / perjalanan penyakit
Tidak ada
b. Faktor pencetus
BBL hari ke-2
c. Lamanya keluhan
Tidak ada keluhan
d. Timbulnya keluhan
Tidak ada keluhan
e. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Melakukan perawatan tali pusat
4. Riwayat perawatan dan kesehatan dahulu
Ibu mengatakan tidak pernah dirawat di Rumah Sakit sebelumnya dan tidak pernah
menderita penyakit menular (Hepatitis, HIV, AIDS), menurun (DM, Hipertensi) dan
menahun (TBC dan Jantung)
5. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit menular (Hepatitis, HIV,
AIDS), menurun (DM, Hipertensi) dan menahun (TBC dan Jantung)
6. Riwayat tumbuh kembang
Bayi lahir spontan normal, menangis kuat, keadaan umum baik.

14
B. Data Objektif
7. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. RR : 44 x/menit
c. N : 100 x/ menit
d. S : 36,50C

8. Pemeriksaan Antropometri
a. BB : 2900 gr
b. PB : 48 cm
c. LK : 34 cm
d. LD : 31 cm
e. LP : 28 cm
9. Pemeriksaan fisik (Head to toe)
1) Kepala : Simetris, tidak ada caput seccedaneum, tidak cephalhematoma,
rambut berwarna hitam
2) Muka : Simetris, tidak ada odema
3) Mata : Simetris, Skelera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis yaitu
berwarna merah muda
4) Telinga : Berlubang, bersih
5) Mulut : Bersih, tidak sumbing
6) Hidung : Bersih, simetris, tidak ada cairan
7) Leher : Normal, tidak ada benjolan
8) Dada : Simetris, tidak ada pengeluaran cairan. Tidak ada retraksi
dinding dada
9) Perut : Bulat, tidak ada benjolan
10) Extremitas : Simetris, tidak ada kelainan
11) Gentalia : Bersih, tidak oedem,tidak ada secret, tidak ada kelainan
12) Anus : Berlubang

15
13) Reflek : Rooting (+) saat di sentuh pada bibir.
Morrow (+) saat ditepuk pada daerah dekat telinga bayi
melihat
Graps (+) saat jari diletakkan pada telapak tangannya bayi
merespon dengan menggenggam.
Tonus otot : Bergerak aktif

10. Pemeriksaan Penunjang


Tidak dilakukan
C. Analisa

By. Ny. L usia 2 hari dengan kebutuhan perawatan tali pusat

D. Penatalaksanaan

11. Menyiapkan alat

a. Sarung tangan

b. Bengkok

c. Kapas DTT

d. Air DTT

12. Menjaga privacy pasien

13. Mencuci tangan

14. Memakai sarung tangan

15. Menempatkan pada posisi yang aman, nyaman dan hangat

16. Membuka popok bayi

17. Mengamati daerah sekitar pusat apakah ada tanda-tanda infeksi

18. Jika tali pusat tekena kotoran tinja, cuci dengan sabun dan air bersih,
kemudian dikeringkan sampai benar-benar kering

19. Membersihkan tali pusat dengan menggunakan kapas DTT sampaibersih

16
20. Membiarkan tali pusat terbuka

21. Memakaikan baju bayi

22. Melepas sarung tangan

23. Mencuci tangan.

17
E. Telaah Jurnal (Journal Reading)
Tahun
No Nama Sumber P(Problem) I(Intervention) C(Comparasion) O(Outcame)
terbit
1. Nor Asiyah, Jurnal Perawatan Perawatan tali Bayi yang Hasil yang 2017
Islami, Lailatul Kebidanan. Vol. tali pusat pusat terbuka diberikan diperoleh pada
Mustagfiroh I No.I(2017) perawatan tali kelompok
“Perawatan Tali pusat dengan perawatan tali
Pusat Terbuka tertutup pusat terbuka,
Sebagai Upaya pelepasan tali
Mempercepat pusat lebih
Pelepasan Tali cepat dengan
Pusat” nilai significan
0.022. Karena
pvalue < 0.05
maka dapat
disimpulkan
bahwa ada
perbedaan
bermakna lama
pelepasan tali
pusat antara
perawatan tali

18
pusat terbuka
dengan
perawatan tali
pusat tertutup.

2. Dian Puspita PLACENTUM Perawatan Perawatan Tali Perawatan Tali Pusat Didapatkan hasil 2018
Reni, Fadhilah Jurnal Ilmiah Tali Pusat Pusat Terbuka dengan kassakering ρ-value (0.023) <
Tia Nur , Kesehatan dan (0.05)
Erindra Budi Aplikasinya, Simpulan :
Cahyanto, Vol.6(2) 2018 Terdapat
Angesti perbedaan yang
Nugraheni. signifikan antara
“Perbedaan perawatan tali
Perawatan Tali pusat terbuka dan
Pusat Terbuka kasa kering
Dan Kasa dengan lama
Kering Dengan pelepasan tali
Lama Pelepasan pusat pada bayi
TaliPusat Pada baru lahir.
Bayi Baru

19
Lahir”
3. Ulvi Chamidah, Jurnal Inovasi Perawatan Perawatan Tali Pengetahuan ibu Didapatkan hasil 2023
Kristina Riset Ilmu Tali Pusat Pusat Terbuka penelitian Ada
Maharani, S.ST. Kesehatan hubungan tingkat
KEB.,
Vol.1, No.1 pengetahuan ibu
M.Tr.Keb, Ns.
Siti Juwariyah, tentang perawatan
S.Kep., M.Kep. tali pusat terbuka
“Hubungan terhadap lama
Antara Tingkat pelepasan tali
Pengetahuan Ibu pusat (p-value
Tentang 0,000 < 0,05).
Perawatan Tali
Pusat Terbuka
Dengan Lama
Pelepasan Tali
Pusat Di
Wilayah Kerja
Puskesmas
Sayung I
Kabupaten
Demak”
4. Djati Aji [Jurnal Perawatan Perawatan Tali - Setelah 2022
Nurbiantoro, Kreativitas Tali Pusat Pusat Terbuka dilakukan
dkk. Pengabdian penyuluhan
“Perawatan Kepada didapatkan
Tali Pusat Masyarakat peningkatan

20
Neonatus Dan (Pkm), P-Issn: pengetahuan ibu-
Manfaat Tali 2615-0921 E- ibu tentang
Pusat Terbuka” Issn: 2622- perawatan tali
6030 Volume pusat dari
5 Nomor 2 52,94% menjadi
Februari 2022] 83,33% dan
manfaat tali
pusat terbuka
dari 54,90%
menjadi
87,25%.

5. Feby Journal of Perawatan Perawatan Tali Perawatan Tali .Hasil penelitian 2021
Purnamasari. Borneo Tali Pusat Pusat Terbuka Pusat Tertutup dengananalisis
“Perbedaan Holistic data yang
Perawatan Tali Health, digunakan adalah
Pusat Terbuka Volume, 4 No Uji T (Indepedent
Dan Perawatan 2. Desember samples test)
Tali Pusat 2021 dengan tingkat
Tertutup kemaknaan α =
Dengan 0.05 jika p< α
Efektifitas 0.05 artinya
Pelepasan Tali terdapat
pusat”.

21
pengaruh
perawatan tali
pusat terbuka
dan perawatan
tali pusat
tertutup tentang
efektifitas
pelepasan tali
pusat atau
perawatan
dengan teknik
terbuka lebih
cepat waktu
pelepasan tali
pusatnya
dibandingkan
dengan
perawatan teknik
tertutup.

22
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam praktik dilahan, perawatan tali pusat dilakukan dengan perawatan terbuka
tanpa dibungkus kassa. Hal ini sesuai dengan teori JNPK-KR (2008), jangan membungkus
puntung tali pusat atau mengoleskan cairan/bahan apapun kepuntung tali pusat. Di Rumah
Sakit Tugurejo juga menggunakan perawatan tali pusat terbuka tidak dibungkus
menggunakan kassa, karena ternyata lebih cepat kering jika dibandingkan dengan
perawatan tali pusat dengan menggunakan kassa.Perawatan tali pusat secara aseptik sangat
penting untuk mencegah terjadinya infeksi (Bagian Obsgin FK UNPAD, 1983:333-334).
Tali pusat yang dirawat dan dibiarkan terbuka (tidak dibungkus) sesuai Anjuran Kemenkes
(2011) akan lebih cepat kering dan puput sehingga meminimalisir risiko terjadinya infeksi
dan Tetanus neonatorum. Tali pusat yang terbuka akan banyak terpapar dengan udara luar
sehingga air dan Wharton,s jelly yang terdapat di dalam tali pusat akan lebih cepat
menguap. Hal ini dapat mempercepat proses pengeringan (gangrene) tali pusat sehingga
cepat puput. Sesuai dengan penelitian Aisyah, dkk (2017), yang menyatakan bahwa Hasil
yang diperoleh pada kelompok perawatan tali pusat terbuka, pelepasan tali pusat lebih
cepat dengan nilai significancy 0.022. Karena p value>α maka, dapat disimpulkan bahwa
ada perbedaan bermakna lama perawatan tali pusat terbuka dengan lama perawatan tali
pusat tertutup dan sejalan juga dengan penelitian Reni, dkk (2018) didapatkan hasil hasil ρ-
value 0.023 yang berarti lebih kecil dari 0,05 sehingga data disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara perawatan tali pusat terbuka dan kasa kering dengan
lama pelepasan tali pusat pada bayi baru lahir.
Sejalan juga dengan penelitian Feby (2021) terdapat pengaruh perawatan tali pusat
terbuka dan perawatan tali pusat tertutup tentang efektifitas pelepasan tali pusat atau
perawatan dengan teknik terbuka lebih cepat waktu pelepasan tali pusatnya dibandingkan
dengan perawatan teknik tertutup dan hasil pelepasan tali pusat tercepat dengan durasi 3-7

23
hari ada pada perawatan terbuka sedangkan pelepasan tali pusat dengan perawatan
tertutup durasi 8-21 hari.
Pada perawatan tali pusat By Ny L setelah dimandikan tali pusat tidak dibungkus,
tali pusat yang dirawat dengan dibiarkan terbuka (tidak dibungkus) lebih cepat kering dan
puput sehingga meminimalisir resiko terjadinya infeksi dan tetanus neonaterum.

24
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawatan tali pusat terbuka akan lebih cepat kering dan puput sehingga
meminimalisir resiko terjadinya infeksi yaitu Tetanus Neonatorum. Tali pusat yang
terbuka akan banyak terpapar dengan udara luar sehingga air dan wharton,s jelly
yang terdapat di dalam tali pusat akan lebih cepat menguap.
Hal ini dapat mempercepat proses pengeringan (gangrene) tali pusat sehingga cepat
puput.

B. Saran
Diharapkan tenaga kesehatan untuk melakukan perawatan tali pusat dengan
Evidence Based terbaru yaitu dengan perawatan tali pusat terbuka untuk
mempercepat pengeringan.

25
DAFTAR PUSTAKA

1. Manuaba, I.B.G. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta: EGC.
2. Yuspita (2017). Sepsis Pada Neonatus (sepsis neonatal). Sari Pediatri, Vol. 2, No. 2
: 96-102.
3. Depkes RI (2016). Perawatan Tali Pusat.
4. Sodikin (2009). Buku Saku Perawatan Tali Pusat. Jakarta: ECG.
5. Rudolph A., Hoffman., et al. 2015. Buku Ajar Pediatri Rudolph. Jakarta: EGC.
6. Cunningham F.G., 2012. Obstetri Williams. Cetakan 23, EGC, Jakarta. pp.774-797.
7. Marmi K, R,. 2015. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
8. Ronald.2011. Pedoman Dan Perawatan Balita Agar Tubuh Sehat Dan Cerdas.
Jakarta: Nuansa Aulia.
9. Dwienda, Octa, Dkk. (2014). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi/Balita Dan Anak
Praskeolah. Yogyakarta: Deepublish. Hal. 134.
10. Sodikin. (2012). Buku Saku Perawatan Tali Pusat. Jakarta: EGC. 72-79.
11. Suririnah. (2009). Buku Pintar Marawat Bayi 0-12 Bulan. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
12. Indrayani, & Djami, M. (2016). Update Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: CV. Trans Info Media. 494.
13. Sodikin. (2012). Buku Saku Perawatan Tali Pusat. Jakarta: EGC. 58-79.
14. Br Sembiring J. (2019). Buku Ajar Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah.
Yogyakarta: Deepublish.
15. Davies, L, Mcdonald, S. (2011). Pemeriksa Kesehatan Bayi. Jakarta. EGC.
16. Sarpono, Bejo Lanang. (2016). Pengaruh Pemberian Leaflet Dan Penjelasan
Terhadap Pengetahuan Ibu Mengenai Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir

26
(http://eprints.undip.ac.id/54332/3/BEJO_LANANG_SAPRONO_220101
13120011_Laporan.KTI_BAB_2.pdf)
17. Aisyah, dkk. (2017). Perawatan Tali Pusat Terbuka Sebagai Upaya Mempercepat
Pelepasan Tali Pusat. Nor Asiyah, Islami, Lailatul Mustagfiroh / Indonesia Jurnal
Kebidanan. Vol. I No.I (2017) 29-36.
18. Reni, dkk (2018). Perbedaan Perawatan Tali Pusat Terbuka Dan Kasa Kering Dengan
Lama Pelepasan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir.Placentum: Jurnal Ilmiah Kesehatan
dan Aplikasinya, ISSN 2303-3746, e ISSN 2620-9969. Vol. 6 No. 2 (2018).
19. Baety, A.N. (2011). Biologi Reproduksi kehamilan dan Persalinan. Jogjakarta:Graha Ilmu.
20. Chamidah, Ulfi, dkk. (2023). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Tali
Pusat Terbuka Dengan Lama Pelepasan Tali Pusat Di Wilayah Kerja Puskesmas Sayung I
Kabupaten. Jurnal Inovasi Riset Ilmu Kesehatan Vol.1, No.1
21. Djati Aji Nurbiantoro, dkk. (2022). Perawatan Tali Pusat Neonatus Dan Manfaat Tali
Pusat Terbuka. Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (Pkm), P- Issn: 2615-
0921 E-Issn: 2622-6030 Volume 5 Nomor 2 Februari 2022.
22. Purnamasari, Feby. (2021). Perbedaan Perawatan Tali Pusat Terbuka Dan Perawatan
Tali Pusat Tertutup Dengan Efektifitas Pelepasan Tali. Journal of Borneo Holistic Health,
Volume, 4 No 2. Desember 2021

Anda mungkin juga menyukai