Anda di halaman 1dari 5

NAMA : MUTIA FEBRINA

NIM : 171101027

KELAS : A 2017

1. BAGAIMANAKAH CARA MENGKAJI LUKA MALIGNA (KANKER) ?


JAWABAN :
A. Penilaian luka
 Melihat lokasi luka
 Melihat area luka
 Menilai warna luka (hitam/nekrotik, hijau/kuning)
 Mengukur kedalaman luka (dangkal/dalam, lapisan-lapisan yang terlibat)
 Melihat tanda-tanda infeksi lokal atau sistemik pada luka
 Melihat cairan luka (warna dan jumlah cairan)
 Mencium ada atau tidaknya bau pada luka
 Melihat tanda-tanda fistula/pembentukan sinus
 Melihat ada atau tidaknya perdarahan dan pruritis
 Melihat kondisi sekitar kulit
 Melihat kemudahan atau efektivitas protokol berpakaian
B. Prinsip manajemen luka maligna (kanker)
 Perawatan luka maligna dapat diatur berdasarkan tiga prinsip inti:
pengobatan masalah yang mendasarinya dan komorbid kondisi;
manajemen luka lokal; dan kontrol gejala.
 Penilaian klinis, dokumentasi dan evaluasi sangat penting dalam
manajemen luka paliatif di mana bukti tidak mapan.
 Fokus perawatan juga harus mencakup: tingkat pemahaman individu
tentang luka dan preferensi mereka, berdampak pada kualitas hidup
mereka, masalah sosial dan keuangan, emosi, kognitif, perilaku dan / atau
kesehatan mental masalah, dampak lingkungan individu pada perawatan.

(BC CANCER. Symptom Management Guidelines:CARE OF MALIGNANT WOUNDS)

2. BAGAIMANAKAH CARA YANG EFEKTIF MELAKUKAN “WOUND


CLEANSING” PADA LUKA MALIGNA ?
JAWABAN :
Cara efektif wound cleansing pada laku maligna adalah pencucian luka dengan
metode irigasi lakukan penekanan pada sunmber perdarahan dalam jangka waktu
yang cukup lama, terutama jika sumbernya adalah perdarahan arteri. Pada lapisan
bawah kassa dapat diletakkan calcium-alginate kemudian tempelkan pada sumber
perdarahan dan beri penekanan hingga darah berhenti. Kemudian beri bantalan kassa
cukup tebal atau gangge untuk penekanan dan bebat dengan elastis verband.
(Gitarja, Widasari, dkk. 2007. Penatalaksanaan Perawatan Luka Kanker. Indonesian
Journal Of Cancer. 3:110-114)

3. APAKAH BAHAN BAHAN YANG DIGUNAKAN UNTUK MALIGNA WOUND


CLEANSING ?
JAWABAN :
 NaCL 0.9%
 Sabun Khusus Pencuci Luka

(Gitarja, Widasari, dkk. 2007. Penatalaksanaan Perawatan Luka Kanker.


Indonesian Journal Of Cancer. 3:110-114)

4. APKAH TOPIKAL TERAPI YANG DIGUNAKAN UNTUK MALIGNA WOUND?


TULISKAN JUGA CARA KERJA DAN FUNGSI SETIAP TOPIKAL TERAPI
TERSEBUT
JAWABAN :
 hidrokoloid jenis topikal terapi yang berfungsi untuk mempertahankan luka dalam
keadaan lembab, melindungi luka dari trauma dan menghindari resiko infeksi, mampu
menyerap eksudate minimal.

 hidroaktif gel dapat membantu proses peluruhan jaringan nekrotik oleh tubuh sendiri
(support autolisis debridment) dapat digunakan terutama pada dasar luka yang
berwarna kuning da hitam.

 nistatin powder berfungsi untuk mengisi rongga, mengurangi iritasi/lecet, menyerap


cairan yang terlalu berlebihan dan mengurangi bau tidak sedap pada 24 jam pertama.

 metronidazole powder sangat efektif untuk membunuh bakteria yang dapat


menimbulkan bau. Jenis topikal yang dapat digunakan adalah salep, namun tidak
dapat digunakan jika klien sedang dalam terapi radiasi atau dapat digantikan dengan
menggunakan ativated carchoal dressing/ balutan yang mengandung karbon.
 Zink oxide memegang peranan penting dalam mempercepat proses penyembuhan
luka, membantu merangsang pembentukan kolagen dan sintesis protein, bekerja aktif
sebagai anti mikrobial ringan, anti fungal dan merangsang granulasi jaringan serta
juga berfungsi sebagai autolisis debrideman

Sumber : Gitarja,widasari sri,&christina asmi.(2007).Penatalaksanaan perawatan luka kanker.


Jakarta. Indonesian journal of cancer.

5. APAKAH WOUND DRESSING UNTUK MALIGNA WOUND DAN


BAGAIMAKAH CARA KERJA SERTA FUNGSI DARI DRESSING TERSEBUT ?
JAWABAN :
 Calcium alginate berfungsi meyerap jumlah cairan luka yang berlebihan dan
menstimulasi proses pembekuan darah jika terjadi perdarahan minor serta barier
terhadap kontaminasi olehpseudomonas dapat digunakan oleh semua warna dasar
luka.

 Deodorizing dressing/ activated charcoal dressing berfungsi untuk menyerap cairan


dan mengontrol bau tidak sedap.

 gammge merupakan tumpukan bahan balutan yang tebal, didalamnya terdapat kapas
dengan daya serap cukup tinggi dan jika bercampur dengan cairab luka dapat berubah
menjadi gel. Biasanya digunakan sebagai penutup luka lapisan kedua setelah
penggunaan topikal terapi.

 Aquacel terbuat dari selulosa dengan daya serap tinggi melebihi kemampuan daya
serap calcium alginate, keuntungannya adalah tidak mudah koyak /larut, sehingga
amat mudah dalam melepaskannya.

Sumber : Gitarja,widasari sri,&christina asmi.(2007).Penatalaksanaan perawatan luka kanker.


Jakarta. Indonesian journal of cancer.

6. BAGAIMANAKAH CARA MALIGNA WOUND DEBRIDEMENT ?


JAWABAN :
Maligna wound debridement membuang jaringan nekrosis (mati) dengan warna dasar
hitam dan kuning yang beresiko mengalami deep tissue injury atau kerusakan kulit hingga
tulang, dengan lapisan epidermis terlihat utuh. Pada luka kanker digunakan autolysis
debridement maupun pembedahan. Autolisis menggunakan enzim tubuh dan pelembab
untuk rehidrasi, melembutkan dan akhirnya melisiskan jaringan nekrotik. Proses ini tidak
nyeri bagi pasien. Debridement autolitik dapat dilakukan dengan menggunakan balutan
oklusif atau semioklusif yang mempertahankan cairan luka kontak dengan
jaringannekrotik. Debridement autolitik dapat dilakukan dengan hidrokoloid, hidrogel dan
transparent films.

Sumber : Gifari,moh.(2018).skripsi gambaran karakteristik luka dan perawatannya di klinik


perawatan luka griya afiat makassar. Makassar. Program studi ilmu keperwatan fakultas
keperawatan universitas hasanuddin.

7. BAGAIMANAKAH CARA MENGATASI NYERI MALIGNA WOUND ?


JAWABAN :
Terapi opioid

Opioid merupakan ujung tombak utama dalam penanggulangan nyeri kanker.


Untuk nyeri ringan dapat diberikan obat parasetamol maupun obat antiiflamasi non
steroid seperti yang umum digunakan adalah paracetamol, Ibuprofen, Ketoprofen, Asam
Mefenamat. Obat golongan ini terdapat kelebihan untuk mengurangi nyeri yang berasal
dari kulit, otot, dan tulang.

Nyeri moderat dapat ditanggulangi dengan pemberian opioid lemah seperti obat tramadol
maupun codein.

Nyeri berat biasanya diberikan obat immediete release morphine. Preparat ini mempunyai
waktu paruh 2-4 jam. Dosis obatnya adalah 10-20 mg setiap 3-4 jam, dengan dosis
maksimal 400 mg/hari. Setelah kebutuhan harian dapat ditentukan, preparat dapat diubah
menjadi sustained release morphine. Morphine jenis ini dapat diberikan setiap 8-12 jam.
Kombinasi dengan golongan parasetamol dan AINS juga bisa dilakukan. Apabila kita
udah menggunakan sustained release morphine maka immediete release morphine bisa
diberikan sebagai breaktrough pain.

Referensi : Lukman, G., & Harjanto, E. (2007). Tata Laksana Farmakologis Nyeri Kanker.
Indonesian Journal Of Cancer , 121-123.

8. BAGAIMANAKAH CARA MENGATASI PERDARAHAN MALIGNA WOUND ?


JAWABAN :

Risiko perdarahan pada luka kanker dapat diturunkan dengan menggunakan balutan yang
tidak lengket dan dapat mempertahankan kelembaban pada luka. Pemberian inhibitor
fibrinolitik (tranexamic) juga bermanfaat menghentikan perdarahan. Tranexamic acid
biasanya diberikan dengan dosis 1 - 1,5 g, 2-4 kali sehari sampai
dengan 10 hari (Dean,1997, dalam Nalylor, 2002b). Perdarahan yang perlahan melalui
kapiler dapat dihentikan dengan pemberian sucralfat atau alginate (Emflorgo, 1998;
Thomas et al, 1998, dalam Naylor, 2002b). Adrenalin topikal juga dapat diberikan pada
perdarahanberat melalui vasokontriksi lokal dan menghentikan perdarahan. Tindakan ini
harus dilakukan dengan supervisi medik karena penggunaan yang berlebihan dapat
menyebabkan nekrosis iskemik (Grocott, 2000, dalam Naylor, 2002b).
Referensi :
Tanjung, D. (2007). Tinjauan Pustaka Perawatan Luka Kanker. Jurnal Keperawatan
Rufaidah Sumatera Utara , 82-89

Anda mungkin juga menyukai