NIM : 171101027
KELAS : A 2017
hidroaktif gel dapat membantu proses peluruhan jaringan nekrotik oleh tubuh sendiri
(support autolisis debridment) dapat digunakan terutama pada dasar luka yang
berwarna kuning da hitam.
gammge merupakan tumpukan bahan balutan yang tebal, didalamnya terdapat kapas
dengan daya serap cukup tinggi dan jika bercampur dengan cairab luka dapat berubah
menjadi gel. Biasanya digunakan sebagai penutup luka lapisan kedua setelah
penggunaan topikal terapi.
Aquacel terbuat dari selulosa dengan daya serap tinggi melebihi kemampuan daya
serap calcium alginate, keuntungannya adalah tidak mudah koyak /larut, sehingga
amat mudah dalam melepaskannya.
Nyeri moderat dapat ditanggulangi dengan pemberian opioid lemah seperti obat tramadol
maupun codein.
Nyeri berat biasanya diberikan obat immediete release morphine. Preparat ini mempunyai
waktu paruh 2-4 jam. Dosis obatnya adalah 10-20 mg setiap 3-4 jam, dengan dosis
maksimal 400 mg/hari. Setelah kebutuhan harian dapat ditentukan, preparat dapat diubah
menjadi sustained release morphine. Morphine jenis ini dapat diberikan setiap 8-12 jam.
Kombinasi dengan golongan parasetamol dan AINS juga bisa dilakukan. Apabila kita
udah menggunakan sustained release morphine maka immediete release morphine bisa
diberikan sebagai breaktrough pain.
Referensi : Lukman, G., & Harjanto, E. (2007). Tata Laksana Farmakologis Nyeri Kanker.
Indonesian Journal Of Cancer , 121-123.
Risiko perdarahan pada luka kanker dapat diturunkan dengan menggunakan balutan yang
tidak lengket dan dapat mempertahankan kelembaban pada luka. Pemberian inhibitor
fibrinolitik (tranexamic) juga bermanfaat menghentikan perdarahan. Tranexamic acid
biasanya diberikan dengan dosis 1 - 1,5 g, 2-4 kali sehari sampai
dengan 10 hari (Dean,1997, dalam Nalylor, 2002b). Perdarahan yang perlahan melalui
kapiler dapat dihentikan dengan pemberian sucralfat atau alginate (Emflorgo, 1998;
Thomas et al, 1998, dalam Naylor, 2002b). Adrenalin topikal juga dapat diberikan pada
perdarahanberat melalui vasokontriksi lokal dan menghentikan perdarahan. Tindakan ini
harus dilakukan dengan supervisi medik karena penggunaan yang berlebihan dapat
menyebabkan nekrosis iskemik (Grocott, 2000, dalam Naylor, 2002b).
Referensi :
Tanjung, D. (2007). Tinjauan Pustaka Perawatan Luka Kanker. Jurnal Keperawatan
Rufaidah Sumatera Utara , 82-89