NIM : 18052
SEMESTER 4B
c. Debridement enzimatik
Debridement enzimatik meliputi penggunaan salep topikal untuk
merangsang debridement, seperti kolagenase. Seperti otolisis, debridement
enzimatik dilakukan setelah debridement surgical atau debridement otolitik dan
mekanikal. Debridement enzimatik direkomendasikan untuk luka kronis.
Enzim kimia adalah produk kerja cepat yang mengelupas jaringan nekrotik.
Enzim ini berasal dari mikroorganisme termasuk Clostridium histolyticum atau
dari tanaman, contohnya collagenase, varidase, papain dan bromelain. Metode ini
bekerja baik pada luka (terutama luka bakar) dengan sejumlah puing-puing
nekrotik atau dengan pembentukan eschar.
1) Indikasi
- Untuk luka kronis
- Pada luka apapun dengan banyak debris nekrotik
- Pembentukan jaringan parut.
2) Keuntungan
- Kerjanya cepat
- Minimal atau tanpa kerusakan jaringan sehat dengan penggunaan yang
tepat.
3) Kerugian
- Mahal
- Penggunaan harus hati-hati hanya pada jaringan nekrotik
- Memerlukan balutan sekunder
- Dapat terjadi inflamasi dan rasa tidak nyaman.
d. Debridement mekanis
Dilakukan dengan menggunakan balutan seperti anyaman yang melekat
pada luka. Lapisan luar dari luka mengering dan melekat pada balutan anyaman.
Selama proses pengangkatan, jaringan yang melekat pada anyaman akan diangkat.
Beberapa dari jaringan tersebut non-viable, sementara beberapa yang lain viable.
Debridement ini nonselektif karena tidak membedakan antara jaringan sehat dan
tidak sehat. Debridement mekanikal memerlukan ganti balutan yang sering. Proses
ini bermanfaat sebagai bentuk awal debridement atau sebagai persiapan untuk
pembedahan. Hidroterapi juga merupakan suatu tipe debridement mekanik.
Keuntungan dan risikonya masih diperdebatkan.
1) Indikasi
Luka dengan debris nekrotik moderat
2) Keuntungan
Materialnya murah (misalnya tule)
3) Kerugian
- Non-selective dan dapat menyebabkan trauma jaringan sehat atau
jaringan penyembuhan
- Proses penyembuhan lambat
- Nyeri
- Hidroterapi dapat menyebabkan maserasi jaringan. Juga penyebaran
melalui air dapat menyebabkan kontaminasi atau infeksi. Disinfeksi
tambahan dapat menjadi sitotoksik.
b. Diagnose keperawatan
Kerusakan integritas jaringan b.d nekrosis kerusakan jaringan (nekrosis luka
gangrene).
8. Intervensi
a. Berikan posisi terhindar dari tekanan dan hindari kerutan pada tempat tidur
b. Catat karakteristik luka:tentukan ukuran dan kedalaman luka
c. Catat karakteristik cairan secret yang keluar
d. Bersihkan dengan cairan anti bakteri, Bilas dengan cairan NaCl 0,9%,
Lakukan nekrotomi
e. Dressing dengan kasa steril sesuai kebutuhan, Lakukan pembalutan
f. Pertahankan tehnik dressing steril ketika melakukan perawatan luka
g. Amati setiap perubahan pada balutan
h. Bandingkan dan catat setiap adanya perubahan pada luka
9. Implementasi
a. Memberikan posisi terhindar dari tekanan dan hindari kerutan pada tempat
tidur
b. Mencatat karakteristik luka:tentukan ukuran dan kedalaman luka
c. Mencatat karakteristik cairan secret yang keluar
d. Membersihkan dengan cairan anti bakteri, Bilas dengan cairan NaCl 0,9%,
Lakukan nekrotomi
e. Mendressing dengan kasa steril sesuai kebutuhan, Lakukan pembalutan
f. Mempertahankan tehnik dressing steril ketika melakukan perawatan luka
g. Mengamati setiap perubahan pada balutan
h. Membandingkan dan catat setiap adanya perubahan pada luka
10. Evaluasi
S:-
P : Lanjutkan intervensi.