Cedera Kepala
Cedera kepala adalah trauma yang menimpa struktur kepala sehingga
dapat menimbulkan kelainan struktural dan atau fungsional pada jaringan
otak. Cedera kepala dapat terjadi karena benturan fisik dari luar. Cedera
kepala dapat menyebabkan beberapa jenis trauma seperti:
a. Fraktur
- Simple
Yaitu retak pada tengkorak tanpa kecederaan pada kulit
- Linear
Yaitu retak yang terjadi ada kranial yang berbentuk garis halus tanpa
depresi, distorsi, dan splintering
- Depressed
Yaitu retak pada kranial dengan depresi ke arah otak
- Compound
Yaitu retak atau kehilangan kulit dan splintering pada tengkorak
b. Luka memar
Luka memar adalah luka yang terjadi pada jaringan subkutan dimana
pembuluh darah kapiler pecah sehingga darah meresap ke jaringan di
sekitarnya, kulit tidak rusak, jaringan menjadi bengkak dan berwarna
merah kebiruan.
c. Luka laserasi
Yaitu luka robek akibat benda tajam. Tepi luka tampak rata dan teratur.
d. Luka abrasi
Yaitu luka yang tidak begitu dalam dan tidak samapai pada jaringan
II.
subkutis.
Luka Abrasi
Luka abrasi terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya
merupakan benda tidak tajam. Luka ini mengenai lapisan epidermis namun
tidak sampai pada jaringan subkutis. Luka abrasi dapat menimbulkan rasa
nyeri sebab banyak ujung-ujung syaraf yang rusak akibat terjadinya gesekan
dengan benda tumpul. Salah satu penanganan luka abrasi adalah dengan
debridemen. Debridemen harus dilakukan dalam waktu 24-48 jam. Hal ini
dilakukan untuk menghindari traumatic tattoo. Traumatic tattoo ini terbentuk
biasanya akibat gesekan dengan aspal. Benda asing, seperti aspal masuk ke
dalam jaringan kulit kemudian warna aspal akan meresap pada jaringan kulit
sehingga
III.
membentuk
traumatic
tattoo.
cairan
luka
kontak
dengan
jaringan
nekrotik.
digunakan.
2. Debridement Enzymatik:
Debridement enzimatik meliputi penggunaan salep topikal untuk
merangsang debridement, seperti kolagenase. Seperti otolisis,
debridement enzimatik dilakukan setelah debridement surgical atau
debridement otolitik dan mekanikal. Debridement enzimatik
direkomendasikan untuk luka kronis.
Indikasi
o
Keuntungan
o
Kerjanya cepat
Kerugian:
o
Mahal
Keuntungan:
o
Kerugian:
o
Lambat
Nyeri
4. Debridement Surgikal
Debridement surgikal adalah pengangkatan jaringan avital dengan
menggunakan skalpel, gunting atau instrument tajam lain Debridement
surgikal merupakan standar perawatan untuk mengangkat jaringan
nekrotik. Keuntungan debridement surgikal adalah karena bersifat selektif;
hanya bagian avital yang dibuang. Debridement surgikal dengan cepat
mengangkat jaringan mati dan dapat mengurangi waktu. Debridement
surgikal dapat dilakukan di tempat tidur pasien atau di dalam ruang
operasi setelah pemberian anestesi.
Ciri jaringan avital adalah warnanya lebih kusam atau lebih pucat(tahap
awal), bisa juga lebih kehitaman (tahap lanjut), konsistensi lebih lunak dan
jika di insisi tidak/sedikit mengeluarkan darah. Debridement dilakukan
sampai jaringan tadi habis, cirinya adalah kita sudah menemulan jaringan
yang sehat dan perdarahan lebih banyak pada jaringan yang dipotong.
Luas dan radikalitas debridemet dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Indikasi
o
Jaringan terinfeksi.
Keuntungan:
o
Efektif
Kerugian :
o
Nyeri
obatan
Kemampuan self care
Support system
Pengkajian fisik
-
Sistem pernafasan
Pada sistem pernafasan pasien lansia, pasien penderita PPOM, dan
perokok perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya atelektasis serta
medikasi
yang
diberikan
selama
operasi
dan
anastesi.
Sistem muskuloskleteal
Kondisi muskuloskletal seperti deformitas akan mempengaruhi posisi
pasien saat intra dan post operasi. Sedangkan pasien denga atritis
dapat mengalami nyeri post operasi karena selama operasi posisi
perlu
diwaspadai
saat
dilakukan
infeksi
Hematokrit untuk mengetahui volume darah merah pada darah
Hemoglobin kadar hemoglobin yang rendah dapat menurunkan
darah.
Terjadinya
peningkatan
kadar
ureum
kreatinin
Informed consent
Persetujuan
pembedahan
perlu
ditanyakan
dan
diberikan
surat
Informed consent
Harus ada informed consent yang telah disetujia oleh keluarga klien
sebelum dilakukan pembedahan
Pembatasan diit
Pasien disiapkan diit nothing per oral. Pasien diminta untuk puasa 6-8
jam. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya aspirasi saat setelah
dilakukan anastesi. Saat dilakukan anastesi, pasien akan kehilangan
refleksnya sehingga besar kemungkinan dapat terjadi refluks makanan
f.
kondisi
vital
membantu
memberikan
selama
jalannya
obat-obatan
operasi
untuk
dan
turut
mempertahankan
Selama pembedahan :
-
Mengkoordinasikan aktivitas
Membenatu anesthetic
5. Scrub nurse
Bertanggung jawab menyiapkan dan mengendalikan peralatan steril
dan instrumen, kepada ahli bedah/asisten
Selama pembedahan dilakukan perlu diobeservasi tanda-tanda vital,
jumlah cairan yang keluar (perdarahan, urin), kelengkapan instrumen
sebelum dan sesudah operasi.
Pada saat pembedahan pasien akan diberikan anastesi. Terdapat
beberapa jenis anastesi, antara lain:
1. Anastesi lokal
Pembiusan dilakukan pada area tertentu, biasanya menggunakan
lidokain dan dilakukan pada operasi kecil.
2. Anastesi regional
Pembiusan dilakukan pada regional tubuh. Biasanya dilakukan pada
pasien yang akan menjalani SC, operasi hernia, operasi hemoroid.
3. Anastesi umum
Pembiusan dilakukan dan bekerja pada seluruh tubuh. Terdapat
beberapa metode pemberia anastesi ini, yaitu:
Inhalasi
Pemberian anastesi menggunakan gas nitrous axida, dengan
-
obat
yang
diberikan
barbiturat, narkotik.
Perlu dilakukan pengkajian sebelum, selama, dan sesudah anastesi
diberikan. Sebelum diberikan anastesi perlu dikaji mengenai adanya
alergi obat tertentu. Selama pemberian perlu dipantau TTV. Setela
pemberian/ fase pemulihan perlu dipantau mengenai GCS, kesadaran,
TTV, dan efek dari anastesi seperti mual, muntah, pusing, pasien merasa
kedinginan dan menggigil.
g. Perawatan klien post operatif
System Pernafasan.
Ketika klien dimasukan ke PACU, Perawat segera mengkaji klien:
-
Inspeksi:
Pergerakan
pernafasan
diafragma,
didnding
dada,
retraksi
penggunaan
sternal
efek
otot
anathesi
bantu
yang
berlebihan, obstruksi.
Sistem Cardiovasculer.
Sirkulasi darah, nadi dan suara jantung dikaji tiap 15 menit ( 4 x ), 30
menit (4x). 2 jam (4x) dan setiap 4 jam selama 2 hari jika kondisi
stabil.
Penurunan tekanan darah, nadi dan suara jantung depresi miocard,
shock, perdarahan atau overdistensi.
Nadi meningkat shock, nyeri, hypothermia.
Kaji sirkulasi perifer (kualitas denyut, warna, temperatur dan ukuran
ektremitas).
Homans saign trombhoplebitis pada ekstrimitas bawah (edema,
kemerahan, nyeri).
Sistem Persyarafan.
-
Sistem Perkemihan.
-
Dower catheter kaji warna, jumlah urine, out put urine < 30 ml / jam
komplikasi ginjal.
Sistem Gastrointestinal.
-
Kaji paralitic ileus suara usus (-), distensi abdomen, tidak flatus.
Sistem Integumen.
-
Luka bedah sembuh sekitar 2 minggu. Jika tidak ada infeksi, trauma,
malnutrisi, obat-obat steroid.
Infeksi luka.
Pengkajian Nyeri
Nyeri post operatif berhubungan dengan luka bedah , drain dan posisi
intra operative. Kaji tanda fisik dan emosi; peningkatan nadi dan
tekanan darah, hypertensi, diaphorosis,gelisah, menangis. Kualitas
nyeri sebelum dan setelah pemberian analgetika.
Pemeriksaan Laboratorium.
Dilakukan untuk memonitor komplikasi . Pemeriksaan didasarkan pada
prosedur pembedahan, riwayat kesehatan dan manifestasi post
operative. Test yang lazim adalah elektrolit, Glukosa, dan darah
lengkap.
Maintenance (M)
: 2 cc/kgBB
Pengganti Puasa (PP) : (Lama Puasa x M) : SO
Stress Operasi (SO)
: BB x Jenis Operasi
Indeks Jenis Operasi
M + PP + SO
Sedangkan pada jam ke 2:
M + PP + SO
diabetik.
tiba-tiba
Komplikasi
cairan
dari
yang
dalam
membahayakan
pembuluh
darah
adalah
ke
sel,
produksi
urin,
dan
mengurangi
edema
(bengkak).
Penggunaannya
Daftar Pustaka
WHO, 2011. Best Practice Surgical Care
EWMA. 2011. Debridement Care. Debridement Care Journal
Nursing Times. 2013. The Role of Debridement Care. Vol. 109. No 40
Intervensi
post-op
Fokus
: Edukasi pre-operasi
Informasi
alasan pembedahan
pilhan dan resikonya
resiko pembedahan
resiko anestesi
Kecemasan :
Tujuan : kecemasan klien menurun , menunjukkan relaksasi saat istirahat
Intervensi :
preoperatip teaching
rest.
b. Intra operasi
1.
2.
3.
4.
Perencanaan
Dx 1: Resiko for injury berhubungan dengan anesthesia, posisi intra
operatif dan bahaya lain dari lingkungan intra operatif.
Tujuan : Klien akan dipertahankan dalam keadaan anesthesia yang aman
selama pembedahan dan bebas dari perlukaan peralatan operasi.
Intervensi:
-
Tujuan: Klien akan mengalami gangguan integritas kulit yang dan kontaminasi
yang minimal.
Intervensi:
-
Penutupan kulit:
Tujuan:
c. Post operasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Ketidak
efektifan
kebersihan
jalan
nafas
berhubungan
dengan
peningkatan skresi.
7.
Perencanaan
1. Gangguan pertukaran gas
Tujuan : Klien akan mempertahankan ekspansi paru dan fungsi
pernapasan yang adekuat.
Intervensi :
-
Pemberian aksigen
Suction.
Terapi obat :
antibiotik profilaksis spectrum luas (24 72 jam post op)
perawatan luka dengan gaas antibiotik.
-
Balutan luka : ganti sesuai order dokter. Luka yang ditutup dengan
balutan dibuka 3-6 hari.
Drain :
3. Nyeri
Tujuan
Terapi obat :