Anda di halaman 1dari 30

Konsep Dasar Perawatan Luka

Saldy Yusuf.,PhD.,ETN
International Delegate WCET
Editor in Chief, Journal Luka Indonesia
Griya Afiat Makassar, Wound Care and Home Care
Jenis-Jenis Luka

Luka bakar Absess Pressure Ulcers

Surgical Site Infection Cancer Diabetic Foot Ulcers


Masalah luka

NECROTIC INFECTIONS ODOUR UNDERMINING

EDEMA MASERASI POST AMPUTASI CALLUS

Saldy Yusuf (2013) Luka Kaki diabetes haruskah diamputasi? SEMINAR NASIONAL Stop Amputasi Luka Kaki Diabetik Baruga AP. Pettarani,
17 November 2013
Konsep dasar perawatan luka

4
Algoritma Luka Kronis

Keast, D. H., Bowering, C. K., Evans, a W., Mackean, G. L., Burrows, C., & DSouza, L. (2003). MEASURE: A proposed assessment framework for developing
best practice recommendations for wound assessment. Wound Repair and Regeneration: Official Publication of the Wound Healing Society [and] the 5
European Tissue Repair Society, 12(3 Suppl), S117. doi:10.1111/j.1067-1927.2004.0123S1.x
Proses Perawatan

Cleaning Debridement Dressing

European Wound Management Association (EWMA). Position Document: Wound Bed


Preparation in Practice. London: MEP Ltd, 2004
Debridement
Tissue Management: Debridement
Tujuan debridement adalah untuk melepaskan jaringan
nekrotik, meminimalkan koloni bakteri, dan sel-sel debris
lainnya.

1. Ada atau tidaknya infeksi,


2. Jumlah jaringan nekrotik,
3. Vascularisasi luka,
4. toleransi terhadap nyeri,
5. Setting, dan
6. ketersediaan dukungan
terhadap metode debridement
itu sendiri (WOCN, 2005).
Metode Debridement
METODE DESKRIPSI KEUNTUNGAN KERUGIAN
Mechanical Menggunakan kasa basah- membersihkan bantalan Non selektif, sehingga
kering atau irigasi cairan luka dari kontaminasi jaringan sehat juga dapat
bakteri. terganggu, dapat
menimbulkan nyeri..
Sharp-sequential Menggunakan scalpel atau Metode debridement Perdarahan merupakan
bedside gunting jaringan yang paling cepat. efek merugikan.

Biosurgeri Menggunakan belatung Belatung Belatung steril tidak


kurang lebih 5-8/cm2 mensekresikan enzim tersedia di semua unit
yang merangsang pelayanan kesehatan.
granulasi.
Autolityc Menggunakan balutan yang Selektif sehingga tidak Sifatnya kerjanya lambat,
menciptakan lingkungan mengganggu jaringan kurang tepat untuk
lembab. yang sehat. nekrotik yang luas dan
Contoh: Hydrogel melekat kuat.

Enzymatic Menggunakan preparat Bersifat selektif, karena Sifatnya yang lambat


enzim hanya bekerja pada dibanding terapi
jaringan nekrotik conservative,.

Bates-Jensen, Barbara.M., MacLean, Catherine.H. (2007) 8


Infection: Control!

Tahapan Infeksi
Perluasan Infeksi
Kontaminasi Kolonisasi Infeksi lokal
infeksi sistemik

Status Waspada Butuh Intervensi

Luka selalu mengandung bakteri,


walaupun tanpa efek yang merusak
Infection: Control!
Kemampuan bakteri untuk menghasilkan efek yang
merusak dipengaruhi oleh:
Kemampuan system imunitas
pasien untuk menyerang bakteri
(host resistence).
Jumlah bakteri pada luka, semakin
banyak bakteri akan semakin
beresiko. (Dow, et al. 1999 dalam Ousey &
Jenis bakteri pada luka (virulensi). McIntosh, 2008)
ALGORITMA
Moisture PEMILIHAN
balance: BALUTAN
Pemilihan Balutan

Moura, L. I. F., Dias, A. M. a, Carvalho, E., & de Sousa, H. C. (2013). Recent advances on the development of
wound dressings for diabetic foot ulcer treatment--a review. Acta Biomaterialia, 9(7), 7093114.
doi:10.1016/j.actbio.2013.03.033
Moisture balance: Jenis-jenis balutan

1. LOW ADHERENT 4. ANTIMICROBIALS

2. FOAM 5. FILM

3. ALGINATE 6. HYDROGEL
Jenis Jenis Balutan (Topikal Terapi)

1. LOW ADHERENT

Memiliki daya rekat rendah, tidak menimbulkan


trauma sehingga cocok untuk luka nyeri.
Contoh: MELOLIN

13
Wound Care Handbook 2012-2013, Journal of Wound Care
Jenis Jenis Balutan (Topikal Terapi)
2. FOAM

Memiliki daya serap tinggi, comformable


Contoh: Allevyn

14
Wound Care Handbook 2012-2013, Journal of Wound Care
Jenis Jenis Balutan (Topikal Terapi)
3. ALGINATE

Secara umum cocok untuk luka dengan eksudat


minimal-sedang.
Baik untuk kontrol perdarahan minor.
Contoh: Algisite

15
Wound Care Handbook 2012-2013, Journal of Wound Care
Jenis Jenis Balutan (Topikal Terapi)
4. Anti Microbial

Mengontrol infeksi pada permukaan luka


Contoh: Acticoat

16
Wound Care Handbook 2012-2013, Journal of Wound Care
Jenis Jenis Balutan (Topikal Terapi)
5. FILM

Untuk luka superficial dan melindungi epitel.


Contoh: Opsite

17
Wound Care Handbook 2012-2013, Journal of Wound Care
Jenis Jenis Balutan (Topikal Terapi)
6. Hydrogel

Melunakkan jaringan mati, sehingga efektif untuk


autolitik debridement
Contoh: Intrasite Gel

18
Wound Care Handbook 2012-2013, Journal of Wound Care
CLEANING (Pencucian luka)

19
Pencucian Luka
Ada beberapa tekhnik pencucian luka:
1. menggosok (swabbing),
2. mengguyur (showering), dan
3. merendam (bathing),

namun tidak ada perbedaan yang signifikan diantara tekhnik


tersebut (Moore & Cowman, 2005).
WOUND CLEANING

Patient ID 1 2 3 4 5
2nd Toe- 2nd Toe-
5th toe Dorsum
Wound location Sole (Right) dorsum sole
(Left) (Left)
(Right) (Right)
Age (yrs.) 49 49 60 60 56
Gender Male
Duration of DM
14 14 6 6 13
(yrs.)
Neuropathy Neuropathy
ABI 1.18 1.18 0.85 0.85 0.65
Bacteria count
6.33x106 9.78x105 3.47x106 6.68x106 6.74x107
(bedfore cleansing)
Bacteria count (after
1.34x106 3.38x105 1.89x107 1.23x107 1.56x106
cleansing)

21
Makoto Oe, et al 2014., unpublished data
CASE REPORT

22
Case 1: Absess
Female, 44 years, SMU
Bbj Score Detail Score Makassar, Muslim, Married
Size < 16 cm2 2
History of ulcer, one week
Depth Non blanchable 1 before attend
Wound edge Clear 2 Griya Afiat, etiology itchy,
Undermining Not yet presence 1 edema, redness and fever.
Necrotic type Not yet presence 1
Amount of necrotic Not yet presence 1
Exudate type Purulent 5
Amount of necrotic Small 3
Edema Non pitting < 2 cm 2
Induration Not yet presence 1
Granulation Skin intact 1
Epitel Not yet presence 5
TOTAL Score 27
Healing process documentation

26 JULY 2014 7 AGUSTUS 2014 11 AGUSTUS 2014 18 AGUSTUS 2014

26 AGUSTUS 2014 4 SEP 2014 9 SEP 2014


28 OKT 2014
Graphic 1: wound healing progress
Wound Healing Progress (BBJ Score)
45
39 40 40
40

35
34
29 30 30 29 29
30 27 25
25
24
20 18
15
15 13
10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Wound Care Series

Duration of care 95 days, Frequency of wound care 15 times,


Baseline BBJ 27, Outcome BBJ 13:
Wound Care Interval = 6.3 Days
Wound healing progress= 0.14 BBJ score/days
Case 2: DFU Wagner IV
Efektifitas
Efektifitas waktu:
Lama perawatan : 82 hari.
Frekuensi perawatan : 23 kali.
Rata rata pergantian balutan : 4 hari.
Rata-rata waktu perawatan: 30-60 menit.
Efektifitas dressing:
Tidak nyeri.
Bau terkontrol.
Balutan tidak lepas.
Efektifitas hasil:
Sembuh tanpa komplikasi.
Sembuh tanpa amputasi (minor atau mayor).

Baharia., Sukmawati., Saldy Yusuf (2014) Case Report: Honey Impregnated wound dressing in DFU Wagner III. Data on file.
Case 3: Abscess

26 Agustus 2015 6 Sept 2015


23Agustus 2015

16 September 2015
21 September 2015 13 Oktober 2015
Case 4: Callus
Kanan
(Ada/absent)
Monofilament Absent
Pin Prick Absent
Palpasi
Dorsalis Pedis Absent
20 Sept 2013 23 Sept 2013 Posterior Tibialis Absent
ABPI
Dorsalis Pedis 1.1
Posterior Tibialis 0.6

27 Sept 2013 2 Okt 2013 5 Okt 2013


Kesimpulan
Prevalensi Luka kronis di Indonesia cukup tinggi
dengan permasalahan yang kompleks

Wound Bed Preparation dengan pendekatan TIME


menjadi kerangka kerja dalam proses perawatan luka

Pencucian, debridement dan pemilihan balutan yang


tepat akan menentukan proses kesembuhan

30
International, W. International Best Practice Guideline: Wound Management in Diabetic Foot Ulcers (2013).

Anda mungkin juga menyukai